Anda di halaman 1dari 11

STUDI POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH MELALUI PERENCANAAN BIODIGESTER

UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI KOTA BANDUNG

Muhammad Ikhwan Yuniar1), Didik Notosudjono2), Evyta Wismiana3)

ABSTRAK

Permasalahan sampah di Kota Bandung sampai saat ini masih kurang dikelola dengan baik, dengan
volume sampah per harinya mencapai 1.683 ton atau sekitar 8.418 m3 . Salah satu wilayah Kota Bandung
yang memiliki timbulan sampah terbesar per harinya yaitu berada di TPS Ciroyom wilayah Bandung
Barat dengan volume timbulan sampah mencapai 32 ton atau sekitar 160 m3.
Salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah yaitu dengan mengelola sampah organik sebagai
pemanfaatan sumber energi alternatif biogas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Biogas memiliki
keunggulan diantaranya ramah lingkungan, sumber energinya yang murah dan dapat diperbaharui sebagai
penanganan sampah di Kota Bandung khususnya di TPS Ciroyom. Jenis reaktor biogas yang digunakan
untuk pemanfaatan sampah dengan skala besar yaitu menggunakan teknologi biodigester jenis reaktor
fixed dome. Berdasarkan hasil analisa dari berapa jenis sampah organik yaitu dari sayur dan buah-buahan
dengan timbulan sebesar 11,49 ton dapat menghasilkan gas sebesar 861,75 m 3, sampah organik rumput
dan dedaunan sebesar 1,97 ton dapat menghasilkan gas sebesar 270,875 m3 dan sampah organik dari
makanan sisa sebesar 2,95 ton dapat menghasilkan gas sebesar 147,5 m 3 . Maka total keseluruhan gas
yang dihasilkan per harinya sebesar 1.280,125 m 3 . Dari total biogas per harinya sebesar 1.280,125 m3,
biogas dapat menyuplai sebagai bahan bakar generator gas dengan generator pembangkit 325 kW,dan
produksi listrik perharinya sebesar 7.808,76 kWh dan beroperasi selama 24 jam.

Kata kunci: Sampah Kota Bandung, Biogas biodigester, Perancangan digester

I. PENDAHULUAN biogas di TPS ini yaitu sekitar 16,41 ton atau


sekitar 82,05 m3.
Pengelolaan sampah yang optimal merupakan
suatu tantangan besar yang sekarang dihadapi II. DASAR TEORI
hampir seluruh kota besar di Indonesia,
khususnya Kota Bandung. Berdasarkan data dari 2.1 Definisi Sampah
dinas kebersihan Kota Bandung tahun 2016, Pengertian sampah adalah sesuatu bahan atau
Kota Bandung diproyeksikan menghasilkan benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
rataan volume timbulan sampah per harinya manusia, atau benda padat yang sudah tidak
mencapai 1.683,6 ton atau sekitar 8.418 m3 digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia
dengan jumlah penduduk sekitar 2.142.837 jiwa. dan dibuang. Dari batasan ini jelas bahwa
Untuk mengelola sampah Kota Bandung PD sampah adalah hasil kegiatan manusia yang
Kebersihan melakukan berbagai inovasi antara dibuang karena sudah tidak berguna.
lain dengan bank sampah, pengomposan, (Muhammad.A, 2015)
biodigester, dan lain sebagainya agar sampah
yang di buang ke TPA (Tempat Pembuangan 2.2 Pengelolaan Sampah
Sampah Akhir) berkurang. Penanganan sampah sangat penting untuk
Teknologi biodigester merupakan mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan
pemanfaatan sampah menjadi energi alternatif sehat, dengan demikian sampah harus dikelola
generator biogas sebagai Pembangkit Listrik dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa
Tenaga Sampah melalui proses fermentasi sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan
anaerobic penguraian mikroba bahan organik tidak sampai terjadi. Dalam ilmu kesehatan
seperti sampah organik, limbah rumah tangga, lingkungan, suatu penanganan sampah dianggap
dan kotoran hewan oleh bakteri pengurai baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat
metanogen yang dilangsungkan pada sebuah berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah
tangki reaktor biodigester dengan difermentasi tersebut tidak menjadi media perantara menyebar
selama kurang lebih 30 sampai 50 hari. luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang
Salah satu TPS yang bisa diterapkan harus terpenuhi dalam penanganan sampah ialah
biodigester yaitu berada di TPS Ciroyom dengan tidak mencemari udara, air, dan tanah, tidak
volume rataan timbulan sampah per harinya menimbulkan bau (segi estetis), tidak
mencapai 32 ton atau sekitar 160 m3. Sampah menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.
organik yang dapat dikelola untuk menjadi (Damanhuri, 2011 ).

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 1


2.2.1 Metode pengelolaan sampah energi. Salah satu gejala krisis energi yaitu
Ada beberapa metode dalam pengelolaan kelangkaan BBM seperti minyak tanah, bensin
sampah yang dikenal dengan 3R yaitu : dan solar. Kelangkaan ini diakibatkan karena
(kurniaty.S, 2012). kebutuhan BBM selalu meningkat setiap
a. Reduce (mengurangi sampah) tahunnya. (Wahyuni.S, 2011).
Reduce (mengurangi sampah) berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan 2.3.1 Permasalahan krisis energi
sampah atau disebut juga mengurangi sampah Pemanfaatan energi yang tidak dapat
merupakan langkah pertama untuk mencegah diperbaharui secara berlebihan dapat
penimbulan sampah di TPA. Menghancurkan menimbulkan masalah krisis energi. Salah satu
sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan gejala krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini
hasilnya diolah, hanya saja biayanya sangat yaitu kelangkaan bahan bakar minyak ( BBM ) ,
mahal tidak sebanding dengan hasilnya. seperti minyak tanah, bensin dan solar.
Reduksi (mengurangi sampah) dapat Kelangkaan terjadi karena tingkat kebutuhan
dilakukan dengan beberapa proses yaitu: BBM sangat tinggi dan selalu meningkat setiap
1. Reduksi volume sampah secara mekanik. tahunnya. (Wahyuni.S, 2011).
Dilakukan pemadatan pada dump truck yang
dilengkapi alat pemadat sehingga volume 2.4 Pengertian dan Definisi Biogas
sampah jauh berkurang dan volume yang Biogas merupakan sebuah proses produksi
diangkut menjadi lebih banyak. gas bio dari material organik dengan bantuan
2. Reduksi volume sampah secara pembakaran. bakteri. Proses degradasi material organik ini
Proses ini dapat dilakukan oleh sekelompok tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobic
masyarakat dengan catatan memilki ruang digestion gas yang dihasilkan sebagian besar
atau area terbuka cukup luas. Pembakaran (lebih 50%) berupa metana. Biogas sebagian
dilakukan dengan menggunakan suatu unit besar mengandung gas methana (CH4) dan
instalasi incinerator sederhana. Syaratnya karbon dioksida (CO2) , dan beberapa kandungan
sampah harus dipisah antara yang dapat yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen
terbakar dan tidak dapat dibakar serta plastik. sulfide (H2S) dan ammonia (NH3) serta
Plastik jangan ikut dalam proses pembakaran hydrogen dan (H2), nitrogen sulphur, kandungan
karena zat yang dihasilkan akan air dan karbon dioksida (CO2).
membahayakan kesehatan. Pada umumnya semua jenis bahan organik
3. Reduksi sampah secara kimiawi. Cara ini bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun
disebut pyrolysis yaitu pemanasan tanpa demikian hanya bahan organik (padat, cair)
oksigen pada suatu reaktor. Umunya zat homogen seperti kotoran dan urin (air kencing)
organik tidak tahan terhadap panas sehingga hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas
dengan pemanasan tanpa oksigen ini akan sederhana. Untuk menghasilkan biogas, bahan
memecah struktur zat organik tersebut organik yang dibutuhkan, ditampung dalam
(kondensasi) menjadi gas, cair dan padat. biodigester. Proses penguraian bahan organik
b. Reuse (menggunakan kembali) terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas
Reuse (mengunakan kembali) yaitu terbentuk pada hari ke-4~5 sesudah biodigester
pemanfaatan kembali sampah secara lansung terisi penuh dan mencapai puncak pada hari ke-
tanpa melalui proses daur ulang. Contohnya 20~25. Biogas yang dihasilkan sebagian besar
seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah terdiri dari 50-70% metana (CO4) 30-40%
bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado karbondioksida (CO2) dan gas lainnya dalam
yang menarik, pemanfaatan botol bekas untuk jumlah kecil.
dijadikan wadah cairan misalnya spritus, minyak. Biogas dihasilkan apabila bahan-bahan
organik terurai menjadi senyawa-senyawa
2.3 Sumber Energi pembentuknya dalam keadaan tanpa oksigen
Energi memiliki peranan penting dalam (anaerob). Fermentasi anaerob ini biasa terjadi
kehidupan manusia. Berbagai alat dan mesin secara alami di tanah yang basah, seperti dasar
pendukung dalam penggunan energi seperti alat danau dan di dalam tanah pada kedalaman
penerangan, mesin penggerak, peralatan rumah tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian
tangga dan mesin-mesin industri. Sumber energi bahan-bahan organik dengan bantuan
yang digunakan sifatnya tidak dapat mikroorganisme. Fermentasi anaerob dapat
diperbaharui, seperti bahan bakar minyak, gas, menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya
mineral dan batu bara. Pemanfaatan energi yang 50% metana. Gas inilah yang biasa disebut
tidak dapat diperbaharui dalam hal ini fosil dengan biogas. (Wahyuni.S, 2011)
secara berlebihan dapat menyebabkan krisis
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2
2.4.1 Proses pembentukan biogas pengasaman menjadi gas metan, karbondioksida,
Apabila diuraikan dengan terperinci, secara dan air yang merupakan kamponen penyusun
keseluruhan terdapat tiga proses utama dalam biogas. Bakteri penghasil asam dan gas metan
tahapan pembentukan biogas, yaitu secara proses bekerja secara simbiosis. Bakteri penghasil asam
fermentasi tahap awal (hidrolisis), tahap membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk
pengasaman (asidifikasi), dan metanogenesis. bakteri penghasil metan, sedangkan bakteri
Keseluruhan proses ini tidak terlepas dari pembentuk gas metan menggunakan asam yang
bantuan kinerja mikroorganisme anaerob. dihasilkan bakteri penghasil asam. Bakteri ini
(Wahyuni.S, 2011) membentuk kondisi digester yang benar – benar
a. Hidrolisis kedap udara dan gelap. Temperatur dimana
Hidrolisis merupakan tahap awal dari proses bakteri ini secara optimum 35°C dan sangat
fermentasi. Tahap ini merupakan penguraian sensitif terhadap perubahan temperatur sekitar 2
bahan organik dengan senyawa kompleks yang – 3°C. Kisaran pH adalah 6,5 – 7,5. Proses ini
memiliki sifat mudah larut seperti lemak, berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25 oC
protein, dan karbohidrat menjadi senyawa yang hingga 35 oC di dalam digester. Pada proses ini
lebih sederhana. Senyawa yang dihasilkan dari akan dihasilkan 70% (CH4), 30 % (CO2), sedikit
proses hidrolisis diantaranya senyawa asam (H2) dan (H2S). (Wahyuni.S, 2011)
organik, glukosa, etanol, CO2 dan senyawa
hidrokarbon lainnya. Senyawa ini akan 2.4.2 Faktor yang mempengaruhi
dimanfaatkan mikroorganisme sebagai sumber pembentukan biogas
energi untuk melakukan aktivitas fermentasi. Ada beberapa faktor yang berpengaruh
Pada tahap hidrolisis terjadi pemecahan terhadap pembentukan biogas yaitu suhu, nilai
enzimatis dari bahan yang tidak mudah larut Ph, bahan baku, waktu tinggal dalam pencerna
seperti lemak, polisakarida, protein, asam nukleat dan rasio C/N. (Wahyuni.S, 2015).
dan lain- lain menjadi bahan yang mudah larut a. Suhu
Pada tahap ini bahan yang tidak mudah larut Proses pembusukan atau penguraian secara
seperti selulosa, polisakarida dan lemak diubah anaerob berlangsung dengan baik pada kondisi
menjadi bahan yang larut dalam air seperti temperatur antara 5 – 55 °C. Pada temperatur
karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan antara 5 – 40°C terjadi proses penguraian yang
berlangsung pada suhu 25 oC di digester. dilakukan jenis bakteri mesofil (bakteri yang
b. Pengasaman (Asidifikasi) cukup aktif). Sedangkan temperatur antara 40 –
Senyawa-senyawa yang terbentuk pada tahap 55°C terjadi proses penghancuran bahan organik
hidrolisis akan dijadikan sumber energi bagi jenis bakteri thermofil (bakteri yang sangat
mikroorganisme untuk tahap selanjutnya, yaitu aktif). Pada temperatur sekitar 40°C kedua jenis
pengasaman atau asidifikasi. Pada tahap ini bakteri tersebut masih dapat bekerja secara
bakteri akan menghasilkan senyawa-senyawa optimal. Proses penguraian pada umumnya
asam organik seperti asam asetat, asam terjadi pada daerah mesofil, yang tidak
propionat, asam butirat, dan asam laktat beserta memelukan sediaan energi terlalu banyak.
produk sampingan berupa alkohol (CO2) Temperatur yang paling menguntungkan untuk
hidrogen, dan zat ammonia. Pada tahap ini keseluruhan proses terjadi pada 33º C.
Bakteri menghasilkan asam merupakan bakteri b. Nilai derajat keasaman (pH)
anaerobic yang dapat tumbuh dan berkembang Peranan pH berhubungan dengan media untuk
pada keadaan asam yaitu dengan pH 5,5 sampai aktivitas mikroorganisme. Bakteri-bakteri
6,5. Pembentukan asam dalam kondisi anaerob anaerob membutuhkan pH optimal antara 6,2 –
sangat penting untuk membentuk gas metan oleh 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 – 7,5. Pada
mikroorganisme pada proses selanjutnya. Tahap awalnya media mempunyai pH ± 6 selanjutnya
ini berlangsung pada suhu 25 oC hingga 30 oC di naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat
digester. Pada tahap pengasaman, bakteri akan dikatakan stabil apabila larutannya mempunyai
menghasilkan asam yang berfungsi untuk pH 7,5 – 8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, di
mengubah senyawa pendek hasil hidrolisis bawah pH tersebut larutan sudah toxic,
menjadi asam asetat CH3COOH, H2 dan CO. maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif.
Untuk menjadi metabolisme yang merata Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh
diperlukan pencampuran yang baik dengan ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan
konsentrasi air > 60%. ( Wahyuni.S, 2011) menentukan besarnya pH.
c. Metanogenesis c. Bahan baku
Bakteri metanogen seperti methanococus, Unsur carbon (C) utuk pembentukan gas
methanosarcina, dan methano bactherium akan metana dapat berasal dari kotoran hewan, limbah
mengubah produk lanjutan dari tahap pertanian, limbah organik sayur – sayuran, buah
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 3
– buahan dan campuran lainnya memiliki potensi d. Meningkatkan kualitas udara karena
yang berbeda – beda dalam menghasilkan energi mengurangi asap dan jumlah
biogas. Sedangkan unsur nitrogen (N) diperlukan karbondioksida akibat pembakaran sampah.
oleh bakteri untuk pembentukan sel. e. Murah secara ekonomis dalam instalasi.
Perbandingan unsur karbon dan nitrogen yang
paling baik untuk pembentukan biogas adalah 2.4.4 Jenis – jenis reaktor biogas
30. Rasio C/N untuk sampah mendekati nilai 12, Ada beberapa jenis reaktor biogas yang
C/N kotoran kuda dan babi adalah 25 lebih besar dikembangkan diantaranya adalah reaktor jenis
daripada sapi dan kerbau hanya 18. kubah tetap (fixed dome) dan reaktor terapung
d. Waktu tinggal (floating drum). Dari keenam jenis digester
Waktu tinggal dalam pencerna atau dapat biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah
dikatakan lamanya limbah akan menginap di tetap (fixed dome) dan jenis reaktor terapung
dalam sistem pengolahan. Lebih lama limbah (floating drum). Beberapa tahun terakhir ini
menginap maka proses pengolahan lebih baik dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak
tetapi konstruksi menjadi besar. Sebaliknya bila digunakan sebagai reaktor sederhana dalam skala
terlampau cepat maka praktis hanya lewat saja kecil. (Iskandar, 2012).
hingga tidak terjadi proses pengolahan. Hal ini 1. Reaktor kubah tetap (Fixe dome)
bertujuan untuk menetapkan jumlah waktu yang Dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
tersedia untuk pertumbuhan bakteri dan konversi merupakan reaktor dari kubah tetap (fixed dome).
berikutnya dari bahan organik ke gas, dengan (Agustian.A dan Friyatno.S, 2014)
rumus.
e. Rasio C/N
Bahan organik yang memiliki kandungan
keduanya unsur diatas dapat digunakan sebagai
bahan baku pembentukan biogas seperti limbah
makanan, kotoran hewan dan sebagainya. Bahan
organik yang mengandung serat (lignin) tidak
cocok sebagai bahan baku biogas, karena sukar
diurai oleh bakteri.
Perubahan senyawa organik menjadi gas
metana dan gas karbon dioksida memerlukan Gambar 1. Reaktor Fixed Dome
persyaratan rasio C/N antara 20–30. Bakteri
anaerob mengkonsumsi karbon sekitar 30 kali Reaktor kubah tetap (fixed dome) ini disebut
lebih cepat banding nitrogen. Rasio optimum juga reaktor China. Dinamakan demikian karena
untuk digester anaerobik berkisar 20–30 reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar
(Wahyuni.S, 2013 ) tahun 1930-an. Pada reaktor ini memiliki dua
bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna
2.4.3 Reaktor biogas material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,
Biogas digester merupakan suatu teknologi baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
yang memanfaatkan bahan-bahan organik, pembentuk gas metana. Dinamakan kubah tetap
termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah karena bentuknya menyerupai kubah dan bagian
rumah tangga, dan sampah-sampah organik ini merupakan pengumpul gas yang tidak
secara anaerobik untuk menghasilkan gas bergerak (fixed).
methana. Gas methana yang dihasilkan bersifat 2. Reaktor floating
dapat terbakar. Reaksi fermentasi terjadi tanpa Dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini
kehadiran oksigen sama sekali atau yang disebut merupakan gambar dari reaktor jenis reaktor
dengan reaksi fermentasi anaerobik.. Beberapa floating.(http://www.sswm.info/content/anaerobi
keuntungan yang dimiliki oleh digester bagi c-digestion-small-scale)
rumah tangga dan komunitas antara lain sebagai
berikut : (Wahyuni.S, 2013 )
a. Mengurangi penggunaan bahan bakar
lain(minyak tanah, kayu, dan sebagainya)
oleh rumah tangga.
b. Menghasilkan pupuk organik berkualitas
tinggi.
c. Menjadi metode pengolahan limbah dan
sampah dan mengurangi pembuanga Gambar 2. Reaktor Floating
sampah ke lingkungan.
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 4
Reaktor jenis terapung (floating drum) Reaktor bahan fiberglass merupakan jenis
pertama kali dikembangkan di India pada tahun reaktor yang banyak digunakan pada skala
1937. Memiliki bagian digester yang sama rumah tangga dan skala industri. Reaktor ini
dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak menggunakan bahan fiberglass sehingga lebih
pada bagian penampung gas menggunakan efisien dalam penanganan dan perubahan tempat
peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini biogas. Reaktor ini terdiri atas satu bagian yang
dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk berfungsi sebagai digester sekaligus
menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester. penyimpanan gas yang masing-masing
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat.
tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. Reaktor dari bahan fiberglass ini sangat
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat efisien karena kedap, ringan,dan kuat. Jika
secara langsung volume gas yang tersimpan pada terjadi kebocoran, mudah diperbaiki atau
drum karena pergerakannya. Karena tempat dibentuk kembali seperti semula dan lebih
penyimpanan yang terapung sehingga tekanan efisien. (Wahyuni.S, 2013)
gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah
biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. III PENGELOLAAN SAMPAH KOTA
(Wahyuni.S, 2013) BANDUNG
3. Reaktor balon
Dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini 3.1 Kondisi Sampah Kota Bandung
merupakan jenis reaktor dari reaktor Di bawah ini merupakan gambar 5 timbulan
balon.(http://demirakyatindonesia.blogspot.co.id) sampah kota Bandung. (PD.Kebersihan Kota
Bandung, 2014)

Gambar 3. Reaktor Tipe Balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang Gambar 5. Presentase Sampah Kota Bandung
banyak digunakan pada skala rumah tangga yang
Berdasarkan data dari PD. Kebersihan Kota
menggunakan bahan plastik sehingga lebih
Bandung tahun 2016 timbulan sampah
efisien dalam penanganan dan perubahan tempat
masyarakat Kota Bandung saat ini diproyeksikan
biogas. Reaktor ini terdiri atas satu bagian yang
sebesar 1.683,6 ton per hari atau sekitar 8.418 m³
berfungsi sebagai digester dan penyimpanan gas
dengan jumlah penduduk pada tahun 2016
masing–masing bercampur dalam satu ruangan
sebanyak 2.141.837 jiwa dengan komposisi
tanpa sekat. Material organik terletak di bagian
sampah organik sebesar 57% dan anorganik
bawah karena memiliki berat yang lebih besar
sebesar 43% dengan rataan timbulan sampah
dibandingkan gas yang akan mengisi pada
0,59 kg/orang/hari.Sampah yang terangkut ke
rongga atas.
TPA (Tempat Pemrosesan Akhir sampah)
4. Reaktor fiberglass
sebesar 71% kurang lebih 1.195,3 ton/hari
Dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini
sekitar 5976,7 m³.
merupakan jenis reaktor fiberglass. (http://biofil-
septictankbio.blogspot.co.id) 3.1.2 Sistem persampahan Kota Bandung
Tingkat pelayanan persampahan Kota Bandung
hingga saat ini mencapai 44,92% untuk Bandung
Utara, 40,49% untuk Bandung Barat, 16,93%
untuk Bandung Selatan, dan 11,43% untuk
Bandung Timur. Dapat disimpulkan kinerja
Pemerintah Kota Bandung dalam pelayanan dan
pengelolaan persampahan perkotaan tahun 2014
adalah telah tercapai 16% (melalui 3R: Reduce,
Reuse, Recycle), tercapai 74% (Landfill) serta
pemanfaatan teknologi yang berwawasan
Gambar 4. Reaktor Fiberglass

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 5


lingkungan dan ekonomis masih dalam progress.
(PD.Kebersihan Kota Bandung, 2015) 3.2.2 Aplikasi pengoperasian biogas yang
akan dibangun di TPS Ciroyom
3.2 TPS Ciroyom Kecamatan Andir Pembangunan biodigester di TPS 3R
TPS (Tempat Pengelolaan Sampah) Ciroyom Ciroyom dalam pengaplikasian
ini berada di wilayah operasional Bandung Barat pengoperasiannya biogas dapat digunakan yaitu
tepatnya di jalan pasar Ciroyom, Kecamatan untuk :
Andir, Kota Bandung dengan titik koordinat - a. Kompor biogas
6.914407,107.587663. TPS ini merupakan salah Kompor biogas yang digunakan adalah
satu TPS dengan timbulan sampah terbesar yang jenis kompor berbahan bakar biogas.Kompor
ada di kota Bandung. TPS Ciroyom hanya biogas digunakan untuk memasak air, untuk
menampung timbulan sampah yang ada per menanak nasi, memasak sayuran dan lain – lain
harinya , tanpa diolah terlebih dahulu ataupun sebagainya.
dimanfaatkan dan timbulan sampah di TPS ini b. Lampu biogas
per harinya langsung diangkut ke TPA Lampu biogas ini sejenis lampu petromaks
Sarimukti. TPS Ciroyom saat ini dalam tahap yang berbahan bakar dari biogas. Lampu biogas
pembangunan untuk membangun TPS yang halnya sama seperti lampu biasa yaitu sebagai
berkonsep 3R yaitu reduce, reuse dan penerangan ruangan.
recycle.dengan timbulan sampah yang memadai , c. Generator biogas
di TPS ini direncanakan akan mampu mengolah Generator biogas digunakan untuk
timbulan sampah yang ada perharinya , seperti membangkitkan tenaga listrik dan generator ini
pemanfaatan sampah organik sebagai kompos, berbahan bakar biogas. Biogas yang dihasilkan
biogas dan sampah anorganik residunya merupakan proses dari fermentasi sampah
dimanfaatkan sebagai daur ulang untuk didalam proses teknologi biodigester dengan
kreatifitas barang-barang yang bisa menjdi tabung digester tipe fixed dome. Salah satu
berharga. TPS ini merupakan TPS yang paling contoh generator biogas yang dapat digunakan
memungkinkan untuk pembangunan Pembangkit untuk pembangkit listrik tenaga sampah di TPS
Listrik Tenaga Sampah ( PLTSA ) dengan Ciroyom yaitu dengan merek NPT gas
teknologi biodigester berbasis masyarakat yang generator tipe 350 GFT dengan kapasitas 325
dihimpun oleh pihak masyarakat dan diserahkan Kw, dengan 3 phasa dan dengan kecepatan
untuk dikelola langsung oleh PD. Kebersihan mencapai 1800 rpm. Dapat di lihat bentuk fisik
Kota Bandung. (PD.Kebersihan Kota Bandung, tersebut pada gambar 6 berikut ini.
2016 ) (http://www.sd-npt.com/products/ggener/2016-
01-12/1550.html)
3.2.1 Jumlah timbulan sampah di TPS
Ciroyom
Jumlah timbulan sampah di TPS Ciroyom ini
kurang lebih per harinya mencapai 32.000 kg
sama dengan 32 ton atau sekitar 160 m³ yang
terdiri dari sampah anorganik 25%, residu 18%,
dan organik 57%. Sampah anorganik per harinya
mencapai 8.000 kg sama dengan 8 ton atau
sekitar 40 m³. Jumlah sampah organik per
harinya mencapai 18.240 kg sama dengan 18,24
ton atau sekitar 91,2 m³, sampah residu per Gambar 6. Generator Biogas 325 Kw
harinya mencapai 5.760 kg sama dengan 5,76 ton
atau sekitar 28,8 m³. Seperti dapat dilihat pada IV. POTENSI BIOGAS UNTUK
tabel 1 di bawah ini. (TPS Ciroyom, 2017) PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK
Tabel 1. Jumlah Sampah Anorganik, Organik TENAGA SAMPAH DI TPS CIROYOM
dan Residu Per Hari di TPS
No. Jenis Sampah Kg 4.1 Volume Sampah Organik yang diolah
1 Organik menjadi Biogas
18.240 kg Di bawah ini merupakan tabel 2 volume
2 Anorganik 8.000 kg sampah organik yang dapat dimanfaatkan
menjadi biogas di TPS Ciroyom. (TPS Ciroyom,
3 Residu 5.760 kg 2017).
Jumlah Total 32.000 kg

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 6


Tabel 2. Volume Sampah Organik Yang = 1.723,5 Kg
Dimanfaatkan Menjadi Biogas di TPS  gas yang dihasilkan per hari
Jenis Sampah Per hari Per Per = Total nilai TS (Kg) × produksi gas yang
(m³) bulan tahun dihasilkan (m³)
(m³) (m³) = 1.723,5 kg × 0,50 m³/kg
Sayuran dan 57,45 1.723,5 20.682 = 861,75 m³
buah b. Sampah organik rumput dan dedaunan
Rumput dan 9,85 295,5 3.546  Total nilai TS = TS(%) × jumlah bahan
dedaunan baku (Kg)
Makanan sisa 14,75 442,5 5.310 = 25% ×1.970 Kg
hewani = 492,5 Kg
Total Sampah 82,05 2.461,5 29.538  Gas yang dihasilkan per hari
= Total nilai TS (Kg) × produksi gas yang
dihasilkan (m³)
4.1.1 Pengolahan daur ulang sampah = 492,5 Kg × 0,55 m³/kg
anorganik dan residu 3R = 270,875 m³
Timbulan rata-rata sampah anorganik di TPS c. Sampah organik sisa makanan hewani
ini per harinya mencapai 8 ton atau sekitar 40  Total nilai TS = TS(%) × jumlah bahan
m³, dan sampah residu per harinya mencapai baku (Kg)
5,76 ton sekitar 28,8 m³. Di proyeksikan yang = 10% × 2.950 Kg
bisa diolah kembali atau di daur ulang yaitu = 295 Kg
sekitar 16% dalam tahap pemilahan dari  Gas yang dihasilkan per hari
timbulan jumlah sampah anorganik dan residu = Total nilai TS (Kg) × produksi gas yang
per harinya. Yaitu kurang lebih sekitar 4,608 m³ dihasilkan (m³)
atau sebesar 0,9216 ton. = 295 Kg × 0,50 m³/kg
Seperti gambar 7 di bawah ini merupakan = 147,5 m³
hasil dari sampah anorganik dan residu yang Maka, total gas yang dihasilkan per hari
diolah dan di daur ulang. (PD.Kebersihan Kota dan per bulan dari pengolahan biogas dapat
Bandung, 2016 ) dihitung dengan menjumlahkan gas yang
dihasilkan per hari dan perbulan dari pengolahan
biogas dari jenis sampah organik sayuran dan
buah – buahan, sampah organik rumput dan
makanan sisa seperti di bawah ini.
 Total gas yang dihasilkan per hari
= Gas yang dihasilkan per hari dari sampah
organik sayuran dan buah buahan + gas yang
dihasilkan per hari dari sampah organik
rumput + gas yang dihasikan per hari
makanan sisa hewani
Gambar 7. Hasil Daur Ulang Bank Sampah = 861,75 m³ + 270,875 m³ + 147,5 m³
= 1.280,125 m³
4.2 Potensi Biogas di TPS Ciroyom  Total gas yang dihasilkan per bulan
Sampah organik yang bisa dimanfaatkan = Total gas yang dihasilkan per hari × 1 bulan
sebagai bahan baku biogas di TPS yaitu sebesar = 1.280,125 m³ × 30 hari
16.410 kg atau 16,41 ton sekitar 82,05 m³. Nilai = 38.430,75 m³
total solid content (TS%) dari sampah organik Jadi gas yang dapat dihasilkan per harinya
diasumsikan dapat menghasilkan produksi dari pengolahan biogas yaitu sebesar 1.280,125
biogas untuk buah-buahan dan sayuran 15% m³ dan per bulannya sebesar 38.430,5 m³.
dapat menghasilkan 0,50 m³ biogas per harinya,
rumput dan dedaunan 25% dapat menghasilkan 4.3 Volume Rasio Bahan Baku dan Volume
0,55 m³ biogas per harinya, serta dari sisa sisa Ruang Biogas
makanan 10% diasumsikan dapat menghasilkan Dalam pengolahan biogas di TPS, sampah
0,50 m³. organik untuk bahan biogas dicampurkan dengan
a. Sampah organik buah-buahan dan sayuran air. Berdasarkan bab 2 halaman 73 perbandingan
 Total nilai TS = TS(%) × jumlah bahan sampah organik dengan air yang digunakan
baku (Kg) untuk bahan biogas pada perencanaan
= 20% ×11.490 Kg biodigester di TPS yaitu 1 : 1.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 7


 Jumlah masukan bahan baku per hari = 1.170,725 m³ : 2 tabung tangki
= padatan + air = 585,363 m³
=1:1 Maka dapat diketahui volume ruang dari gas
= 16.410 Kg organik + 16.410 Liter air pada masing-masing ke 2 tabung tangki
= 32.820 Kg = 32.820 liter penyimpanan gas yaitu sebesar 585,363 m³.
Jadi jumlah masukan bahan baku pada tabung
biodigester (volume cairan rasio A : K) per 4.4 Bagian-Bagian pada Biodigester Fixed
harinya adalah 32.820 kg = 32.820 Liter. Dome
Pada saat starter awal dalam pengolahan Dapat digambarkan seperti gambar 8 di
sampah organik menjadi biogas, periode bawah ini merupakan gambar dari desain
penyimpanan / retention time bahan baku biodigester fixed dome yang akan digunakan.
(volume cairan rasio A : K) di dalam digester Lampu biogas
yang ideal digunakan dengan skala yang besar Manometer
50
40
30
yaitu selama 30 hari. 20
10
 Volume ruang untuk bahan baku ( volume Penutup mudah
Lubang geser
cairan rasio A : K) digester Lapisan tanah Pengeluaran
gas
dilepas
penutup
= Masukan Bahan Baku Setiap Hari × Lubang
Retention Time S1 = 12,2761 m2
pengisian

= 32.820 Liter × 30 hari V gas = 109,4 m³


V1 = 202,367 m3 f1 = 2,6951 m
= 984.600 Liter = 984,6 m³ Outlet

Jadi volume ruang untuk bahan baku (volume H = 5,3936 m r2 = 14,3177 m


V3= 768.848 m3 r1 = 9,7697 m
cairan rasio A : K) digester adalah 984.600 liter V total = 1.094 m³
= 984,6 m³. V2 = 122,619 m3
V slurry = 984,6 m³ Lubang
f2 = 1,6844 m
Kapasitas volume total digester yang bisa S2 = 11,2453 m2
pengeluaran

digunakan dalam perencanaan biodigester untuk R = 6,7377 m


dipakai di TPS diasumsikan memiliki volume D = 13,4755 m
ruang isi bahan baku (volume cairan rasio A : K)
sebesar 984,6 m³.Volume ruang gas dengan Gambar 8. Desain Biodigester Fixed Dome
produksi gas per harinya 1.280,125 m³.
Ruang untuk penyimpanan gas yang telah 4.5 Perancangan ukuran digester di TPS
dihasilkan dari tabung digester pada perencanaan Ciroyom
ini menggunakan 2 tangki tabung penyimpanan, Perancangan ukuran digester dengan
seluruh sebagian besar gas yang dihasilkan menghitung volume ruang dari digester dan
kemudian disimpan pada ke kedua tangki perhitungan volume ruang hidrolik.
penyimpanan tersebut. Penggunaan dengan 2 1. Menghitung volume ruangan dari digester
tangki penyimpanan gas bertujuan agar gas bisa Perencanaan kapasitas total volume digester
lebih efektif dan efesien dalam penyimpanan dan di TPS yaitu sebesar 1.094 m³, maka untuk
penyalurannya. mengetahui diameter (D) gambar di atas pada
Untuk volume total pada perencanaan digester dapat dihitung yaitu :
1/ 3
digester ini sebagian besar memiliki volume D = 1,3078 × V
ruang isi untuk bahan baku yaitu 90% dan untuk 1/ 3
= 1,3078 × (1.094 m³)
ruang volume penyimpanan gas pada tabung = 13, 4755 Meter
digester 10% Jadi diameter (D) pada tabung digester adalah
Total keseluruhan volume ruang pada 13, 4755 meter
digester yaitu : Untuk menghitung jarak maksimum dari alas
V = Volume ruang bahan baku ( 90% ) + kubah atas dan bawah (H) seperti pada gambar
Volume ruang gas (10%) yaitu :
V = 984,6 m³ (90%) + 109,4 m³ ( 10% )
4  0,3142  D 3
Vtotal = 1.094 m³ H=
Maka untuk volume bahan baku dan 3,14  D 2
volume gas penyimpanan sementara atau 4  0,3142   13,4755 3
keseluruhan total volume dari perencanaan ruang =
tabung digester yaitu sebesar 1.094 m³ . 3,14   13,4755 2
Di bawah ini dapat di hitung volume ruang = 5,3936 Meter
pada tabung tangki penyimpanan gas : Jadi jarak maksimum dari kubah atas dan
V = Gas dihasilkan per harinya – volume bawah (H) adalah 5,3936 meter.
ruang gas pada tabung digester
V = 1.280,125 m³ – 109,4 m³
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 8
Untuk menghitung jarak maksimum pada Jadi volume pada V2 dan V3 adalah 122,6193
kubah atas dan bawah yaitu f1 dan f 2 seperti pada m³ dan 768,8486 m³.
gambar yaitu : Untuk menghitung volume slurry pada
D digester dan volume total pada digester yaitu :
f1 = Volume Slurry = V2 + V3
5
= 122,6193 m³ + 768,8486 m³.
13,4755 Meter
= = 891,4679 m³
5 (V) Total Digester = V1 + V2 + V3
= 2,6951 Meter = 202,3672 m³ + 122,6193 m³
D + 768,8486 m³
f2 =
8 = 1.094 m³
13,4755 Meter Jadi volume untuk slurry pada digester adalah
= 891,4679 m³ dan volume total digester adalah
8 1.094 m³.
= 1,6844 Meter
Jadi jarak maksimum kubah atas dan bawah f 1 4.6 Gambar dari Proses Biodigester Fixed
dan f2 adalah 2,6951 meter dan 1,6844 meter. Dome
Untuk mengetahui jari – jari lapisan mahkota Seperti dapat dilihat gambar 9 di bawah ini
atas (r1) dan Jari – jari lapisan mahkota bawah merupakan proses dari pembentukan biogas yang
(r2) pada digester seperti pada gambar yaitu : kemudian hasil dari gas di salurkan ke tangki
R1 = 0,725 × D penyimpanan gas.
= 0,725 × 13,4755 Meter
= 9,7697 Meter
R2 = 1,0625 × D Penyaluran gas Generator biogas 325 kw
= 1,0625 × 13,4755 Meter
= 14,3177 Meter
Jadi jari – jari lapisan mahkota atas (r1) dan Gas holder
Gas holder
jari – jari lapisan mahkota bawah (r2) pada
digester adalah 9,7697 meter dan 14,3177 meter.
Untuk menghitung luas seni permukaan Lapisan tanah
kubah atas dan bawah pada digester (S1 dan S2)
pada gambar yaitu :
2 Gas
S1 = 0,911 × D Outlet
2
= 0,911 × ( 13,4755 Meter ) = 12,2761 m² Slurry
2 Sampah organik
S2 = 0,8345 × D
2
= 0,8345 × (13,4755 Meter) = 11,2453 m²
Gambar 9. Proses Pembentukan Biogas Yang
Jadi luas seni permukaan kubah atas dan
Disimpan Pada Tangki
bawah pada digester (S1 dan S2) adalah 12,2761
m² dan 11,2453 m².
4.7 Energi Listrik yang dapat dihasilkan
Untuk menghitung volume total
dari Biogas
penyimpanan gas (V1) seperti pada gambar yaitu: Untuk energi listrik yang dapat dihasilkan
3
V1 = 0,0827 × D dari biogas dengan gas per harinya 1.280,125 m³.
3
= 0,0827 × ( 13,4755 ) Biogas 1 m³ nilanya setara dengan energi listrik
= 202,3672 m³ yaitu 6,1 kWh, maka energi listrik yang dapat
Jadi volume total ruang penyimpan gas (V1) dibangkitkan dapat dihitung yaitu :
adalah 202,3672 m³  Energi Listrik per Hari
Untuk menghitung volume V2 dan V3 yaitu = Gas yang Dihasilkan perhari (m³) ×
volume untuk slurry seperti pada gambar yaitu : Kesebandingan Nilai Energi Biogas dengan
V2 = 0,05011 × D
3 Energi Listrik (kWh)
3 = 1.280,125 m³ × 6,1 kWh
= 0,05011 × (13,4755) = 7.808,76 kWh
= 122,6193 m³
3
 Energi Listrik per Bulan
V3 = 0,3142 × D = Energi Listik per Hari × 1 Bulan
3
= 0,3142 × ( 13,4755 ) = 7.808,76 kWh × 30 Hari
= 768,8486 m³ = 234.262,8 kWh

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 9


Jadi energi listrik yang dapat dibangkitkan = 1.970 Kg × 4 % = 78,8 Kg
per hari dan per bulan dari pengolahan biogas Rasio C
adalah 7.808,76 kWh dan 234.262,8 kWh.  Rasio C/N =
Rasio N
4.8 Lama Energi Listrik dapat dipakai untuk 945,6 Kg
Generator Biogas = = 12
78,8 Kg
Energi listrik yang dapat dibangkitkan per
c. Rasio C/N sampah organik makanan sisa
harinya dari pengolahan biogas adalah 7.808,76
hewan ( limbah ikan )
kWh, sedangkan kapasitas generator biogas yang
bisa dipakai di TPS yaitu sekitar 325 kW, maka  Rasio C = Jumlah Rumput Sampah
dapat dihitung berapa lama energi listrik dapat Organik (Kg) × % C (Kering)
dipakai untuk generator biogas yaitu : = 2.950 Kg × 56 % = 1.652 Kg
Energi Listrik  Rasio N = Jumlah Bahan Baku Sampah
Waktu = Organik (Kg) × % N (Kering)
Daya Listrik = 2.950 Kg × 7 % = 206,5 Kg
7.808,76 Kwh Rasio C
=  Rasio C/N =
325 kW Rasio N
= 24 Jam 1652 Kg
Jadi energi listrik yang dapat dipakai untuk = =8
generator biogas setiap harinya yaitu beroperasi 206,5 Kg
kurang lebih selama 24 jam. Jadi rasio C/N dari sampah organik sayuran
yaitu 16, rasio C/N dari rumput yaitu 12 dan
4.9 Rasio C/N Pengolahan Biogas rasio C/N dari makanan sisa hewani (limbah
Dalam proses pembentukan biogas ikan) yaitu 8. Dan hasil rasio C/N dari ke tiga
perbandingan antara jumlah unsur karbon dan bahan baku organik ini dapat dikatakan cukup
nitrogen sangat menentukan keberhasilan proses baik dalam suatu pemrosesan biogas di dalam
pembentukan biogas. Perbandingan antara digester dengan skala
karbon dan nitrogen (rasio C/N). Sampah
organik sayuran dan buah – buahan diasumsikan V. KESIMPULAN
berada pada rasio carbon (C) yaitu 24% dan 1. Dalam pehitungan untuk potensi gas yang
rasio nitrogen (N) yaitu 1,5%, rumput dapat dihasilkan di TPS Ciroyom per harinya
diasumsikan berada pada rasio carbon (C) yaitu dari bahan organik sayur dan buah-buahan
48% dan rasio nitrogen (N) yaitu 4% dan pada menghasilkan gas sebesar 861,75 m3 , rumput
makanan sisa hewani (limbah ikan) diasumsikan dan dedaunan menghasilkan gas 492,5 m3 dan
berada pada rasio carbon (C) yaitu 56% dan dari makanan sisa hewani menghasilkan
rasio nitrogen (N) yaitu 7%. 147,5 m3. Maka total keseluruhan gas yang
Maka untuk menghitung nilai rasio carbon dihasilkan per harinya yaitu sebesar
(C),untuk menghitung nilai rasio nitrogen (N) 1.280,125 m3
dan untuk menghitung nilai rasio C/N yaitu : 2. Perbandingan kandungan rasio C/N sampah
a. Rasio C/N sampah organik sayuran organik di TPS Ciroyom yaitu untuk jenis
 Rasio C = Jumlah Sayuran Sampah organik sayuran memiliki perbandingan rasio
Organik (Kg) × % C (Kering) C/N yaitu 16, untuk rumput memiliki
= 11.490 Kg × 24% = 2.757 Kg perbandingan rasio C/N yaitu 12 dan
 Rasio N = Jumlah Bahan Baku Sampah makanan sisa hewani (limbah ikan) memiliki
Organik (Kg) × % N (Kering) perbandingan rasio C/N yaitu 8. Dan dari
= 11.490 Kg × 1,5% = 172,35 Kg ketiga bahan baku organik pada pengisian
Rasio C tabung digester itu dapat dikatakan cukup
 Rasio C/N = baik dalam suatu pemrosesan biogas di dalam
Rasio N digester dengan skala yang besar.
2.757 Kg 3. Dapat diketahui untuk perhitungan desain
= = 16 pada tabung tangki digester yaitu untuk D =
172,35 Kg 13,4755 meter, H= 5,3936 meter, f1= 2,695
b. Rasio C/N sampah organik rumput meter, f2= 1,684 meter, r1= 9,769 meter, r2=
 Rasio C = Jumlah Rumput Sampah 14,3177 meter, S1= 12,2761 m2, S2= 11,2453
Organik (Kg) × % C (Kering) m2, V1= 202,3672 m3 , V2 = 122,6193 m3, V3=
= 1.970 Kg × 48 % = 945,6 Kg 768,8486 m3 ,Volume slurry = 891, 4679 m3 ,
 Rasio N = Jumlah Bahan Baku Sampah dan volume total keseluruhan isi tabungnya
Organik (Kg) × % N (Kering) sebsesar 1.094 m3 .
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 10
4. Untuk volume ke 2 tabung tangki [11] PD. Dinas Kebersihan Kota Bandung,
penyimpanan gas dapat diketahui yaitu untuk Program Kerja,PD. Dinas Kebersihan
D= 10,939 meter, H= 4,378 meter, R= 5,47 Kota Bandung, 2015.
meter, Luas permukaan tabung = 376,148 m3 [12] PD. Dinas Kebersihan Kota Bandung,
5. Dengan total gas yang mampu dihasilkan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota
perharinya sebesar 1.280,125 m3 , maka daya Bandung, 2015.
listrik yang dapat dibangkitkan perharinya [13] Shandong Naipute Gas Power. Natural Gas
yaitu sebesar 7.808,76 kWh. Dan generator Generator 350 Kw .2016.
biogas yang digunakan untuk mengkonversi http://www.sdnpt.com/products/generat
biogas menjadi listrik yaitu menggunakan or/2016-01-12/1550.html. (Diakses
generator biogas berkapasitas 325 kW, pada tanggal 4 September 2017)
dengan listrik yang dihasilkan beroperasi [14] Tilley.E, Ulrich.L, and Lucthi.C, Anaerobic
selama 24 jam dalam per harinya . Digestion Small Scale. 2014.
http://www.sswm.info/content/anaerobi
DAFTAR PUSTAKA c-digestion-small-scale.(Diakses pada
tanggal 28 Agustus 2017)
[1] Agustian.A dan Friyatno.S, Prospek [15] TPS Ciroyom Kota Bandung, Laporan kerja
Pengembangan Biogas dari Kotoran TPS Ciroyom. 2017.
Ternak mendukung Sistem Pertanian [16] Wahyuni.S, Menghasilkan Biogas Dari
Bioindustri di Provinsi Jawa Barat. Aneka Limbah . 2011.
Bogor.2014. [17] Wahyuni.S, Biogas Energi Terbarukan
[2] Damanhuri,Diktat Kuliah. Pengelolaan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Sampah. Institut Teknologi Bandung. . 2013.
2011. [18] Wahyuni.S, Panduan praktis biogas.
[3] Fahri.A, Teknologi Pembuatan Biogas dari Penebar Swadaya. Jakarta. 2015.
Kotoran Ternak. 2011. http://demi
rakyat indonesia.blogspot.co.id. (
Diakses pada tanggal 4 September RIWAYAT PENULIS
2017)
[4] Global Inti Fibertech. Septic Tank Biotech. 1. Muhammad Ikhwan Yuniar, ST., Alumni
Tanggerang.2013.http://biofilseptictank (2017) Program Studi Teknik Elektro
bio.blogspot.co.id. (Diakses pada Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
tanggal 4 September 2017) 2. Prof. Dr. Ir. Didik Notosudjono, M. Sc, Staf
[5] Iskandar. Uji Bioreaktor Semi Kontinyu Dosen / Pembimbing I Program Studi Teknik
Untuk Pembuatan Biogas Pada Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Pengelolaan Sampah Pasar. Sekolah Bogor.
Tinggi Teknologi Muhamadiyah. 2012. 3. Evyta Wismiana ST., MT, Staf Dosen /
[6] Kurniaty.S, Kebijakan Pengelolaan Sampah Pembimbing II Program Studi Teknik Elektro
Terpadu Untuk Meningkatkan Nilai Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
Ekonomi Bagi Masyarakat Di Daerah,
Universitas Muhamadiyah, Malang
2012.
[7] Muhammad.A,Peran Dinas Kebersihan,
Pertamanan dan Pemakaman (DKPP)
Dalam Pengelolaan Sampah di Kota
Tarakan. 2015.
[8] PD. Dinas Kebersihan Kota Bandung,
Program Kerja,PD. Dinas Kebersihan
Kota Bandung 2016.
[9] PD.Dinas Kebersihan, Kota Bandung,
Permasalahan Sampah Kota Bandung
dan Alternatif Solusinya. 2016.
[10] PD. Dinas Kebersihan Kota Bandung,
Program Kerja,PD. Dinas Kebersihan
Kota Bandung, 2014.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai