Anda di halaman 1dari 11

Strategi Konservasi Pantai Santolo

Dalam rangka usaha konservasi, dibutuhkan intervensi komponen sebagai usaha


menyeimbangkan interaksi antar komponen dalam sistem yang sudah ada dan untuk
menyusun strategi konservasi Pantai Santolo. Dengan interaksi antar komponen yang
sudah seimbang, maka akan diperoleh pula keseimbangan dalam sistem ataupun bentuk
interaksi yang sesuai dengan tujuan konservasi. Diharapkan dengan strategi konservasi
yang dilakukan, permasalahan di kawasan konservasi dapat berkurang implikasinya
terhadap komponen-komponen yang lain yang masuk dalam pembahasan konservasi
lingkungan. Pada kawasan Pantai Santolo ini, dilakukan intervensi untuk dua komponen,
yaitu komponen sampah dan komponen limbah cair.
Intervensi komponen sampah
Komponen sampah merupakan komponen utama yang mempengaruhi lingkungan Pantai
Santolo. Sampah menjadi komponen yang mempengaruhi banyak komponen pada
program konservasi Pantai Santolo yaitu: algae, lamun, air laut dan dipengaruhi oleh
tempat pelelangan ikan dan rumah sebagai sumber sampah. Peningkatan sampah yang
dihasilkan oleh perumahan dan tempat pelelangan ikan pada wilayah konservasi akan
mengurangi populasi algae dan lamun sebagai bahan makan berbagai macam biota pada
wilayah konservasi serta berpengaruh terhadap kualitas air laut sebagai media tempat
hidup utama bagi biota laut yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat mengurangi
populasi biota dan mengurangi keanekaragam biota pada wilayah tersebut.

Diagram Komponen yang mempengaruhi Sampah dan dipengaruhi Sampah

Terlihat pada diagram bahwa pengaruh sampah memperlihatkan pengaruh negatif


terhadap 3 komponen lainnya. Untuk itu perlu dilakukan intervensi dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah sampah yang ada dari sumbernya yaitu, dari tempat pelalangan ikan
dan perumahan.
Pada dasarnya,ada 3 hal yang mempengaruhi timbulnya sampah di kawasan pesisir
diantaranya
1. Kesadaran masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di lingkungan
pesisir, sering menganggap wilayah pantai sebagai tempat pembuangan sampah
yang gratis, relatif murah dan mudah (praktis). Hal ini selain disebabkan
tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir, rendahnya pendidikan, tingkat
kesehatan yang tidak memadai, juga kurangnya informasi tentang kebersihan
lingkungan, telah menyebabkan perairan pesisir menjadi keranjang sampah
dari berbagai macam kegiatan manusia baik yang berasal dari dalam wilayah
pesisir maupun di luarnya (lahan atas dan laut lepas). Akibatnya pembuangan
sampah sembarangan telah mengurangi nilai keindahan dan kenyamanan
lingkungan pantai.
2. Sebagai outlet dari daratan, sampah pesisir tidak bisa dilepaskan dari lahan atas
(up land). Aktivitas manusia di wilayah daratan (land based activity), seperti
membuang sampah di barangka dan selokan secara langsung menyebabkan
terjadinya banjir, dan pada gilirannya sampah tersebut bermuara ke wilayah
pesisir.
3. Sebagai kota pantai, sampah-sampah pesisir juga tidak dapat dilepaskan dengan
pola sirkulasi arus air sehingga mempengaruhi keberadaan sampah. Untuk itu
juga perlu ada kerjasama antar Pemerintah Daerah, seperti peraturan daerah
bersama terhadap model penanganan sampah pesisir.

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan tujuan untuk


mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis sehingga mempunyai
nilai manfaat yang lebih tinggi agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup. Secara umum, ada beberapa metode dan tahapan di dalam pengolahan
sampah diantaranya:
1. Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan
zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa
digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan
yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng
minuman).
2. Tahap Pengumpulan dan Penyimpanan
Metode pengumpulan sampah bervariasi dan berbeda-beda antar negara
dan kawasan. Jasa pengumpulan sampah rumah tangga biasanya disediakan
oleh pemerintah daerah atau perusahaan swasta. Pada beberapa negara
berkembang, jasa pengumpulan sampah yang resmi tidak tersedia. Sampah
yang berada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya) di
tempatkan dalam tempat penyimpanan sementara (tempat sampah). Sampah

basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan di tempat yang terpisah untuk
memudahkan pemusnahan.
Adapun tempat penyimapan sementara yang digunakan harus memenuhi syarat
berikut ini :
1. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
3. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang
Dari tempat penyimpana ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke
dalam dipo (rumah sampah) dipo ini berbentukbak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga dan bagi pengumpulan samph yang
menggunakan jasa pengumpulan resmi biasanya dikumpulkan dalam konteiner
sampah dan diangkut secara berkala.
3. Tahap Pengangkutan
Dari tempat pengumpulan sampah, sampah diagkut ke tempat
pembuangan akhir atau pemusnahan sampah denga menggunakan truk
pengangkut sampah yang disediakan oleh dinas kebersihan kota.
4. Penimbunan Darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas
pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di
desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan,
diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas
methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah
metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis
plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang
untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar

dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di


mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
5. Pemusnahan sampah
Pemusnahan sampah terbagi atas beberapa cara yaitu:
1. Pembakaran

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat


sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan
temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah
sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri
dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cair
maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk
membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis
(sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial
karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan di negara seperti jepang dimana
tanah begitu terbatas, karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan
seluas penimbunan darat. Sampah menjadi energi (Waste-toenergy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW)
adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam
tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran
pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna, ada keluhan adanya polusi
mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih
diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam
pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain
pihak, pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan
listrik, contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar
kota Bandung.
Manfaat system ini adalah volume sampah dapat diperkecil
sampai sepertiganya, tidak memerlukan ruang yang luas, panas yang
dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap, dan pengolahan dapat
dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diataur
sesuai dengan kebutuhan.

Kerugian yang ditimbulakan akibat penerapan metode ini adalah


membutuhkan biaya yang cukup besar, lokalisasi pembuangan pabrik
sukar didapat karena keberatan penduduk.
2. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah


untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara
daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
3. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang ,
contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk
digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah
yang
biasa
dikumpulkan
adalah
kaleng
minum aluminum ,
kaleng
baja
makanan/minuman,
BotolHDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di
daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau
mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan
dikelompokan menurut jenis bahannya.
4. Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau


kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah
kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong
hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga ,

seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong


khusus untuk di komposkan.
5. Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil


langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak
langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain.
Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan
sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan,
dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan
tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian
dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Intervensi Komponen Limbah Cair
Komponen limbah cair merupakan salah satu komponen utama yang mempengaruhi
lingkungan Pantai Santolo. Komponen air limbah cair ini mempengaruhi air tanah, air
laut, sewer, dan muara. Limbah cair ini membawa banyak dampak buruk bagi kehidupan
biota pada wilayah konservasi serta manusia. Limbah pemukiman (rumah tangga) yang
menjadi salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh aktivitas manusia itu
sendiri dan pada akhirnya pencemaran air ini juga memberikan dampak dan akibat
merugikan bagi manusia itu pula.
1. Dampak Limbah cair dari Pemukiman.
Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang kemudian
menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah
pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan
atau dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daundaunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca,

kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah anorganik ini tidak dapat
diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Selain sampah organik dan anorganik,
deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air.
Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen. Dampak
pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan akibat
atau dampak diantaranya: Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga
akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan
meracuni berbagai organisme air. Material pembusukan tumbuhan air akan
mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan. Dampak pencemaran air
limbah terhadap kesehatan manusia.
2. Limbah cair berdampak pada kesehatan manusia baik.
Pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung sekali pada
kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini berfungsi sebagai media penyalur
ataupun penyebar penyakit. Peran air limbah sebagai pembawa penyakit menular
bermacam-macam:

Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen

Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup

Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit

3. Dampak Pencemaran Air Terhadap Rantai Makanan.


Rantai makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan
banyaknya zat pencemaran yang ada di dalam air, menyebabkan menurunnya
kadar oksigen di dalam air tersebut. Beberapa jenis ikan maupun tumbuhtumbuhan yang ada dalam air akan mati karena kekurangan oksigen. Demikian
pula apabila zat pencemar tersebut beracun dan berbahaya, maupun terjadinya
kenaikan suhu air, beberapa jenis biota akan mati, sehingga keseimbangan rantai
makanan terganggu. Disisi lain akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
pembersihan diri secara alamiah yang seharusnya dapat terjadi menjadi
terhambat
Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin agar sesuai dengan baku
mutu air. Tujuan pengelolaan limbah cair adalah untuk mengendalikan agar tidak terjadi

pencemaran air atau menghasilkan zero pollution. Pendekatan yang dilakukan dalam
pengelolaan pencemaran air mencakup pendekatan non teknis dan pendekatan teknis.
Pendekatan non teknis yang dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi
peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola badan air maupun
penghasil limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya.
Pendekatan teknis berupa penyediaan / pengadaan sarana dan prasarana penanganan
limbah serta monitoring dan evaluasi. Pengelolaan limbah yang baik, sejatinya adalah
pembagian peran tak terpisah antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Berbagai
teknik penanggulangan limbah telah dikembangkan dalam upaya mereduksi tingkat
pencemaran, diantaranya sebagai berikut.
1. Tata Ruang Wilayah Pesisir
Penataan pesisir mengambil peran penting dalam penanggulangan limbah.
Penentuan lokasi pembuangan harus diatur sedemikian rupa, sehingga relatif kecil
pengaruhnya terhadap lingkungan. Pengaturan dimana lokasi pemukiman, kawasan
indutri, maupun area pariwisata turut mendukung pengambilan keputusan, dimana
lokasi waste treatment sesuai diletakkan. Dengan perancangan tata ruang yang baik,
aliran limbah dapat didesain dan dikendalikan.
Perencanaan wilayah kota baik municipal area maupun coastal area, harus
mempertimbangkan dengan matang kondisi eksisting kualitas lingkungan dan daya
dukung lingkungan. Dengan kondisi eksisting kualitas lingkungan yang banyak
parameternya melebihi baku mutu (telah dijelaskan bada bab sebelumnya), secara
general sangat tidak memungkinkan untuk menerapkan konsep wisata bahari di
wilayah pantai Santolo. Untuk itu, perlu ada alternatif jika wisata bahari merupakan
proyeksi pertumbuhan ekonomi kabupaten Garut, dengan pertimbangan standard
baku mutu air limbah untuk pariwisata telah baku dan telah diimplementasikan di
Indonesia, maka pertimbangan untuk pantai Santolo adalah: (1) mengurangi beban
pencemaran yang masuk ke perairan laut Santolo, baik itu tindakan preventif maupun
pengolahan, sangat mungkin untuk memberikan sarana dan prasarana sanitasi
lingkungan yang baik di pantai Santolo, maupun permukiman nelayan dan fasilitas
lain di wilayah Santolo; atau (2) mengunakan acuan baku mutu air laut untuk
kegiatan pariwisata, dengan membatasi aktifitas wisata bahari, misalnya tidak
mengijinkan untuk renang, snorkle, kano, dll yang bersentuhan langsung antara
manusia dengan air laut. Penataan ruang merupakan aspek yang comprehensive,
karena meliputi banyak aspek, termasuk lokasi dimana akan diletakkannya instalasi
pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Penataan kawasan
permukiman dan kawasan industry juga menjadi penting untuk meminimalisir
kontaminasi limbah dari effluent rumah tangga dan industri yang saat ini terletak
tidak beraturan. Dengan adanya penataan ini, peletakkan dan penanganan
permasalhan limbah dapat diminimalisir (misal untuk limbah padat: perencanaan,
pengemasan, pengagkutan, pembuangan ke TPA akan lebih mudah dilakukan)
2. Fitoremediasi

Secara sederhana, fitoremediasi adalah penanaman jenis tumbuhan tertentu untuk


mengurangi kadar limbah pada suatu wilayah. Beberapa tumbuhan terdeteksi mampu
menyerap kandungan limbah, baik organik atau logam berat. Misalnya, bambu
kuning dapat membantu menyerap banyak merkuri hingga tidak sampai larut ke
aliran air. Juga bunga kana yang bisa menyerap timbal, pohon sengon atau bahkan
pohon pisang yang juga bisa mereduksi kadar logam berat pada tanah.
Untuk air, penyebaran bibit teratai atau eceng gondok di selokan atau kali
sekitaran muara Pantai Santolo bisa menjadi alternatif. Tumbuhan ini berfungsi
sebagai penyaring logam berat ataupun organic yang larut bersama aliran air menuju
pantai. Salah satu keuntungan utama dari fitoremediasi adalah biaya yang relatif
rendah dibandingkan dengan metode penanggulangan lainnya. Fitoremediasi juga
menawarkan remediasi permanen, bukan sekadar pemindahan masalah. Dengan
usaha ini, paling tidak kadar limbah bisa tereduksi sebelum mencapai pantai dan
kawasan sekitar pantai juga menjadi semakin asri.
3. Keterlibatan Masyarakat
Penanggulangan limbah di lingkungan pesisir dan laut perlu dilakukan secara
hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai. Mengingat bahwa subjek dan objek
penanggulangan ini terkait erat dengan masyarakat, dimana mereka juga mempunyai
ketergantungan cukup tinggi terhadap ketersediaan sumberdaya di sekitar, maka
penanggulangan limbah yang berbasis masyarakat menjadi pilihan yang bijaksana
untuk diimplementasikan.
Pemerintah Kabupaten Garut telah menjalankan beberapa upaya demi
menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolan lingkungan. Diantaranya,
program Community Selfed-Based Waste Management yang menghasilkan kaderkader lingkungan produktif bagi wilayahnya. Selain itu juga diadakan kompetisi
lomba kampung bersih pada program Garut Green and Clean, yang mendapat
respons positif dari masyarakat. Mendorong masyarakat untuk mengambil peran
dalam penanggulangan limbah memang tidak mudah. Perlu usaha yang intensif untuk
mengkampanyekan mulai dari sisi bahaya hingga kerugian materiil-non materiil yang
diterima. Maka dari itu, sinergitas antara pemerintah dan penggiat lingkungan perlu
senantiasa dijaga, pendampingan selalu digalakkan, demi terlahirnya masyarakat
yang peduli dan berwawasan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai