Anda di halaman 1dari 9

desimulyanto

Just another WordPress.com site


Archive for the ‘Makalah’ Category

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat hal ini juga berbanding lurus
kebutuhan akan energi yang besar pula. Ditambah lagi dengan semakin maju suatu bangsa maka
semakin besar pula kebutuhan akan energi terutama untuk kebutuhan industri. Cepat atau lambat
minyak bumi sebagai penghasil sumber energi saat ini akan habis maka dari itu disamping kita
menghemat penggunaan energi dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, kita juga
harus mencari sumber alternatif energi baru untuk memenuhi kebutuhan energi yang tidak dapat
dibendung lagi. Sehingga penulis ingin membuat makalah tentang salah satu energi terbarukan
yaitu dengan sampah, yang dikelola sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau biasa kita
sebut dengan PLTsa.

Sampah telah menjadi suatu masalah baru yang menyedot banyak perhatian terutama di
wilayah Bandung ini karena banyaknya jumlah sampah yang setiap hari kita hasilkan baik dari
rumah tangga ataupun dari limbah pabrik tidak diimbangi dengan pengolahan sampah yang
terpadu sehingga membuat sampah menggunung. Hal ini telah banyak menimbulkan akibat
mulai dari pemandangan yang tidak indah dipandang mata, pencemaran sungai Cikapundung,
Bau yang menyekat dari tumpukan sampah-sampah hingga banjir yang terjadi tiap tahun.
Padahal bila sampah ini dapat dikelola dengan baik tidak hanya lingkungan kita yang bersih dan
sehat bahkan sampah dapat mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Dengan sumberdaya yang mudah didapat karena sampah adalah barang yang dibuang tiap
harinya bahkan orang rela membayar uang sampah untuk membuang sampah agar tidak
mengotori rumah dan lingkungannya. Sehingga menjadikan sampah sebagai salah satu bahan
yang ideal untuk diolah menjadi energi terbarukan.

1.2 TUJUAN

 Menjelaskan sampah merupaka solusi tepat sebagai penghasil sumber energi baru
 Menjelaskan mekanisme proses sampah menjadi sumber energi berupa listrik di PLTsa
 Mengetahui manfaat dan dampak dari pembangunan PLTsa
1.3 RUMUSAN MASALAH

 Apakah sampah merupakan solusi tepat menghadapi krisis energi yang terjadi ?
 Bagaimana mekanisme proses menjadikan sampah menjadi energi listrik di PLTsa ?
 Apa manfaat dan dampak dari pembangunan PLTsa ?

1.4 BATASAN MASALAH

 Pengolahan sampah sebagai sumber energi di wilayah Bandung Utara Gedebage


 Pengolahan sampah dengan metode boiller (pembakaran)
 Manfaat dan Dampak yang ditimbulkan dari pembangunan PLTsa

1.5 MANFAAT

 Mengatasi masalah kebutuhan krisis energi yang terjadi dengan bahan yang paling dekat
dengan kita yaitu sampah
 Mengurangi dampak sampah yang sudah sangat meresahkan
 Mengurangi volume sampah dalam waktu yang relatif pendek

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SAMPAH SEBAGAI SUMBER MASALAH

Pola Pengelolaan Sampah sampai saat ini masih menganut paradigma lama dimana sampah
masih dianggap sebagai sesuatu yang tak berguna, tak bernilai ekonomis dan sangat menjijikkan.
Masyarakat sebagai sumber sampah tak pernah menyadari bahwa tanggung jawab pengelolaan
sampah yang dihasilkan menjadi tanggung jawab dirinya sendiri.

Apabila sampah – sampah yang luar biasa ini mulai menjadi masalah bagi manusia, barulah
manusia menyadari ketidak perduliannya selama ini terhadap sampah dan mulai menimbulkan
kepanikan dan menghantui di mana – mana tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk
mengatasinya.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, karena setiap aktifitas manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat
konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Sehari setiap warga kota
menghasilkan rata-rata 900 gram sampah, dengan komposisi, 70% sampah organik dan 30%
sampah anorganik. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada
volume sampah.
Sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-
sampah yang di buang ke tempat sampah walaupun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-
sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri, tetapi merupakan sampah yang
selalu menjadi bahan pemikiran bagi manusia.

2.2 PENANGGULANGAN SAMPAH

Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian dalam menanggulangi sampah
misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R (WALHI, 2004) yaitu:

 Reduce (Mengurangi), sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang
kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
 Reuse (Memakai kembali), sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini
dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
 Recycle (Mendaur ulang), sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi,
bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak
industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
 Replace ( Mengganti), teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar
kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, ganti
kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam
karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami. Daripada mengasumsikan
bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi
sampah harus dijadikan prioritas utama.

2.3 PENGOLAHAN SAMPAH

Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah,
yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Selama ini pengelolaan persampahan,
terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah
bersifat terpusat, di buang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur.

Seharusnya sebelum sampah dibuang dilakukan pengelompokkan sampah berdasarkan jenis dan
wujudnya sehingga mudah untuk didaurulang dan/atau dimanfaatkan (sampah basah, sampah
kering yang dipilah-pilah lagi menjadi botol gelas dan plastik, kaleng aluminium, dan kertas).
Untuk tiap bahan disediakan bak sampah tersendiri, ada bak sampah plastik, bak gelas, bak
logam, dan bak untuk kertas. Pemilahan sampah itu dimulai dari tingkat RT (Rumah tangga),
pasar dan aparteme. Bila kesulitan dalam memilih sampah tersebut minimal sampah dipisahkan
antara sampah basah (mudah membusuk) dan sampah kering (plastik,kaleng dan lain-lain)

Pemerintah sendiri menyediakan mobil-mobil pengumpul sampah yang sudah terpilah sesuai
dengan pengelompokkannya. Pemerintah bertanggung jawab mengorganisasi pengumpulan
sampah itu untuk diserahkan ke pabrik pendaur ulang. Sisa sampahnya bisa diolah dengan cara
penumpukan (dibiarkan membusuk), pengkomposan (dibuat pupuk), pembakaran. Dari ketiga
cara pengelolaan sampah basah yang biasa dilakukan dibutuhkan TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) yang cukup luas. Selain itu efek yang kurang baikpun sering terjadi seperti pencemaran
lingkungan, sumber bibit penyakit ataupun terjadinya longsor.

BAB III

ANALISIS

3.1 CARA KERJA PLTSa GEDEBAGE

Selain dengan cara pengelolaan tersebut di atas ada cara lain yang akan dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung yaitu sampah dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik (Waste to
Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).

Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa (Pembangkit Listrik
Tenaga sampah) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai berikut :

1. Pemilahan sampah

Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur ulang. Sisa sampah
dimasukkan kedalam tungku Insinerator untuk dibakar.

1. Pembakaran sampah

Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif


dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang
tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai
dengan standar baku mutu emisi gas buang.

1. Pemanfaatan panas

Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk
memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya
menggerakkan generator listrik.

3.2 DAMPAK PLTSa

Namun, dalam pelaksanakaannya ada beberapa dampak negatif dari PLTsa ini yang
menimbulkan kontroversi di masyarakat khususnya warga Perumahan Griya Cempaka Arum
Gedebage yang letaknya tak jauh dari lokasi PLTsa karena tak semua pembakaran sampah
terjadi secara sempurna. Dari hasil oksidasi yang terjadi, terdapat abu terbakarnya (fly ash ) yang
mudah dihempas angin, bertebaran ke segala arah baik secara vertikal, horisontal dan horisontal
frontal. Asap yang sarat uap logam berat, dioksin, furan dan jelaganya kaya akan asam klorida
dan fluorida.
Zat-zat beracun tersebut akan terdegradasi dalam tubuh dan dalam jangka waktu panjang akan
menganggu pernapasan, ginjal, hipertensi, tulang, reduksi penglihatan, sensor pendengaran dan
koordinasi tubuh. Apalagi Timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan tidak berfungsinya sistem
hematologik dan syaraf pusat, menurunkan taraf kecerdasan dan menyebabkan perilaku
abnormal pada anak. Sedangkan Polycyclic aromatik compound, dioksin dan furan dapat
merusak paru-paru, perut, ginjal dan liver.

3.3 CARA PENANGGULANGAN LIMBAH

Maka dari itu untuk mengatasi limbah hasil PLTsa sehingga tidak membahayakan masyarakat
ataupun merusak lingkungan sekitarnya, sebagai berikut :

 Limbah Padat

Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan
diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini
akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah
diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan.

Dikota-kota besar di Eropah, Amerika, Jepang dan Belanda, waste energy sudah dilakukan sejak
berpuluh tahun lalu, dan hasilnya diakui lebih dapat menyelesaikan masalah sampah.
Pencemaran dari PLTSa yang selama ini dikhawatirkan oleh masyarakat sebenarnya sudah dapat
diantisipasi oleh negara yang telah menggunakan PLTSa terlebih dahulu. Pencemaran-
pencemaran tersebut seperti :

 Residu

Hasil dari pembakaran sampah yang lainnya adalah berupa residu atau abu bawah (bottom ash)
dan abu terbang (fly ash) yang termasuk limbah B3, namun hasil-hasil studi dan pengujian untuk
pemanfaatan abu PLTSa sudah banyak dilakukan di negara-negara lain. Di Singapura saat ini
digunakan untuk membuat pulau, dan pada tahun 2029 Singapura akan memiliki sebuah pulau
baru seluas 350 Ha (Pasek, Ari Darmawan, 2007). PLTSa akan memanfaatkan abu tersebut
sebagai bahan baku batako atau bahan bangunan.

 Limbah Gas

Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari Dioxin. Dioxin adalah
senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil sampingan dari sintesa kimia pada proses
pembakaran zat organik yang bercampur dengan bahan yang mengandung unsur halogen pada
temperatur tinggi, misalnya plastic pada sampah, dapat menghasilkan dioksin pada temperatur
yang relatif rendah seperti pembakaran di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) (Shocib,
Rosita, 2005).

PLTSa sudah dilengkapi dengan sistem pengolahan emisi dan efluen, sehingga polutan yang
dikeluarkan berada di bawah baku mutu yang berlaku di Indonesia, dan tidak mencemari
lingkungan.
Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini gas buang
dissemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat guna mencegah dioxin
terbentuk lagi dan menangkap zat pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx , SOx, HCL,
abu, debu dan partikulat. Kemudian gas-gas hasil produk sampingan dari pembakarana sampah
akan ditempatkan pada reaktor kemudian ditambah CaO sebanyak 12kg/ton sampah. Tujuannya
untuk menghilangkan gas-gas asam. Pada saat gas dikeluarkan dari reaktor, pada gas akan
disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah. Hal ini bertujuan untuk menyerap uap
merkuri, dioksin, CO. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring
partikel.

 Limbah Cair

Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak sedap baik saat
pengangkutan maupun penumpukkan dan akan mengganggu kenyamanan bagi masyarakat
umum.

Untuk menghindari bau yang berasal dari sampah akan dibuat jalan tersendiri ke lokasi PLTSa
melalui jalan Tol, di sekeliling bagunan PLTSa akan ditanami pohon sehingga membentuk
greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar. Selain itu bau yang ditimbulkan berada dalam bunker
bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapu tersedot dalam pembakaran sehingga tidak
menimbulkan bau sampah di luar bangunan.

BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

 Sampah dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang efektif dan
efisien
 PLTsa merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah sampah yang sudah
sangat meresahkan karena selain dapat mengurangi sampah juga dapat menghasilkan
listrik 7 Megawatt dari 500-700 ton sampah tiap harinya.
 Dampak negatif yang ditimbulkan dari PLTSa adalah meningkatnya kadar emisi CO2
dan Metana yang berbahaya bagi tubuh dan lingkungan

3.2 SARAN

 Pemerintah bersama warga sebaiknya segera membangun PLTSa ini karena begitu
banyak manfaatnya bahkan jika perlu kita dapat membuat PLTSa diseluruh provinsi di
Indonesia
 Pengembangan dan penelitian harus tetap dilakukan secara kontinyu agar PLTSa dapat
lebih ramah lingkungan
 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan kepedulian sampah terutama dalam hal
memisahkan antara sampah organik dan anorganik
 Pengolahan limbah yang berwawasan lingkungan

Slide Presentasi dapat didownload di alamat :


http://www.ziddu.com/download/18528474/Compressed.rar.html

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.scribd.com/doc/25969880/Pembangkit-Listrik-Tenaga-Sampah-PLTS-
Kontek-Clara
2. Http://Teknologi%20pengolahan%20sampah%20menjadi%20pembangkit%20listrik%20
_%20IPTEK.htm
3. http:// Abhimanyun%27s%20Blog.htm
4. “http:// pengolahan%20sampah.htm
5. “http:// pengolahan%20sampah.html
6. “http://InfoBandung.com

Kategori:
Makalah

Search:

Pos-pos Terbaru

 Gerak Jatuh Bebas


 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
 Hello world!

Januari 2017
S S R K J S M
« Feb
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31

Arsip

 Februari 2012

Kategori

 FISIKA
 Makalah
 Uncategorized

Meta

 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

Awan Tag

 FISDAS

desimulyanto
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai