Tasikmalaya
(Nabila Luthfi Agusti 223401121)
Indonesia merupkan penghasil sampah terbanyak kedua setelah China di dunia. Padat dan
banyaknya penduduk di Indonesia khusus di perkotaan mengakibatkan banyaknya sampah yang
di produksi setiap harinya. Sampah yang diproduksi ini sangat berperan dalam mengotori
ekosistem lingkungan karena penanganan yang belum sesuai ketika sampai di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Seperti halnya TPA Ciangir Tasikmalaya permasalahan pengelolaan
sampah masih menjadi masalah yang cukup serius, sampah-sampah yang datang masih dikelola
dengan metode open dumping, sedangkan sistem pengelolaan ini belum efektif karena banyak
menimbulkan permasalahan bagi lingkungan.
produksi sampahnya berada pada kisaran 2.590.139 liter/hari/orang, sampah domestik (rumah
tangga) menyumbang 60,23% dan sisanya dari sampah non domestik seperti fasilitas umum,
perkantoran, pusat perbelanjaan dan yang lainnya.
Permasalahan sampah sepertinya tidak akan ada habisnya, sebelum manusia punah di dunia
ini sampah akan selalu ada, penanganan dan pengelolaan sampah yang sesuai dan berwawasan
lingkungan dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul ketika sampah sudah sampai di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan membangun PLTSa bisa menjadi terobosan baru untuk
memanfaatkan sampah menjadi sumber energi listrik yang berguna bagi lingkungan sekitar. Selain
itu juga hal yang tidak kalah penting yaitu kesadaran, kesadaran ini sangat diperlukan bagi setiap
individu harus mempunyai kesadaran untuk mengurangi produksi sampah yang berlebih sehingga
dapat menciptakan lingkungan yang diinginkan dan lingkungan bebas sampah.