Anda di halaman 1dari 12

Tugas Pra rancang Bangunan Pengolahan Pengelolaan Limbah Padat dan Gas

PRA RANCANGAN BANGUNAN INCENERATOR UNTUK LIMBAH MEDIS


DENGAN VOLUME LIMBAH 125 KG/HARI

Disusun Oleh :
Rizka Alef Theria Nurdin (15250295)
Esvandiary Robby Jm (15250283)

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA(STTL “YLH”)


YOGYAKARTA
2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, yang memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pra Rancang Bangunan
Pengolahan Pengelolaan Limbah Padat dan Gas dengan tepat waktu. Adapun judul dari
tugas ini yaitu “Pra-Rancangan Bangunan Incenerator Untuk Limbah Medis Dengan
Volume Limbah 125 Kg/Hari”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu masukan dan saran untuk penulisan ini sangat diperlukan agar
lebih baik di penulisan mendatang.

Yogyakarta, Desember 2017

Penulis

2
BAB I PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Limbah merupakan sisa atau sampah suatu proses programsi yang dapat menjadi
bahan pencemaran atau polutan disuatu lingkungan. Banyak kegiatan manusia yang
menghasilkan limbah antara lain kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan
lainnya.(Karmana, 2007). Dalam hal ini limbah medis berasal dari unit pelayanan
kesehatan baik Rumah sakit, puskesmas dll. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan
kesehatan baik bersifat medis maupun non medis bersifat berbahaya dan beracun serta
dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu penerapan teknologi pengolahan limbah ini haruslah tepat. Limbah
medis harus diolah hingga habis sehingga tidak menimbulkan hasil samping yang
merugikan. Insenerator adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah
limbah medis tersebut.
Insinerator adalah alat atau mesin untuk membakar sampah padat dengan temperature
tinggi, incinerator dipilih untuk pengolahan limbah padat karena secara nyata dapat
menguranggi volume atau jumlah limbah padat yang dapat dibakar dan menjamin
pemusnahan mikroba pathogen pada temperature 10000C, dengan demikian merupakan
unit proses pengolahan atau penanganan limbah yang cukup bermanfaat. Meskipun limbah
padat dihasilkan dalam jumlah yang sedikit tetap perlu dilakukan pengolahan karena sifat
limbah yang infeksius dan berbahaya. Maka dari itu perlu dilakukan pra-rancangan
incinerator limbah padat.

2.2 Rumusan Masalah


“Bagaimana pra-rancangan incinerator untuk limbah medis ? “

2.3 Tujuan
Menentukan dimensi incinerator ramah lingkungan untuk mengolah limbah medis
sebesar 125 kg/jam.

3
2.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada makalah ini membatasi pada cara merancang incenerator baik
dari perhitungan dimensi incenerator, volume incenerator, tinggi cerobong incenerator,
kecepatan gas lewat cerobong dan sketsa gambar incenerator yang di realisasikan
dalam bentuk maket.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah

Penanganan limbah memerlukan perhatian serius karena dapat menimbulkan ancaman


pada saat penanganan, penampungan, pengangkutan dan atau pemusnahannya yang
dikarenakan oleh:
a. Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya
b. Menimbulkan pencemaran lingkungan apabila dibuang secara sembarangan dan
pada akhirnya membahayakan serta menggaggu kesehatan masyarakat.

Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, poliklinik,
farmasi atau yang sejenis, penelitian, pengobatan, penelitian, atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan,
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya
menimbulkan berbagai buangan, dan sebagian dari hasilnya merupakan limbah berbahaya
atau B3.
Limbah dapat bersifat padat, cair, ataupun gas, sehingga pengelolaan limbah rumah
sakit harus dilakukan sesuai dengan jenis limbah. Beberapa pedoman tentang pengolahan
limbah telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Proses
pengendalian limbah ini masih sulit dilaksanakan, karena tempat insenerasi limbah
infeksius, ataupun bagian tubuh masih sangat terbatas jumlahnya. (Soemirat, 2004: 148).
Limbah sebelum dimusnahkan dapat diolah dahulu, baik untuk memperkecilvolume,
untuk didaur ulang, atau dimanfaatkan kembali. Pengolahan dapat sangat sederhana seperti
pemilihan, sampai pada pembakaran atau insenerasi. Insenerasi adalah suatu proses
dimana limbah padat medis dibakar dengan oksigen dari udara dan diubah menjadi gas
hasil pembakaran serta residu yang berupa abu. Insenerasi sangat mengurangi volume dan
berat limbah medis padat hingga tinggal kurang dari 5% dan dapat menghilangkan
mikroba dari sisa limbah(Soemarwoto, 2004:157).
Dengan mengetahui jenis limbah efeksius dan cara-cara pengelolaan diharapkan
ancaman yang timbul terhadap pengelola, masyarakat dan lingkungan dapat dihindari.

5
Tabel 1 Jenis sampah menurut sumbernya

Sumber/Area Jenis Sampah


Kantor/aministrasi Kertas
Unit laboratorium Gelas terkontaminasi
Unit perawatan Ampul, jarum suntik disposable dan syringe kertas dan lain-
lain
Unit pelayanan Karton, kertas bungkus, keleng, baterai, sampah dari ruang
umum, sisa makanan, dan buangan
Unit gizi atau dapur Sisa pembungkus, sisa makanan atau bahan makanan, sayur
Halaman dan lain-lain
Sisa pembukung daun ranting, debu
Sumber : Oviatt V.R. : status repor-disposal of solid water, hospital, 42:73-7,1968

2.2 Insenerator
Insenerator adalah suatu alat pembakar sampah yang di operasikan dengan
menggunakan teknologi pemhakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar
habis.
Kebutuhan udara sekunder pada Proses pembakaran di incinerator dengan laju massa
sampah 6082 kg/jam adalah 12,47 kg/Jam dengan exces air 3 % maka didapat
penghematan minyak tanah sebesar 7 liter/jam. Incinerator merupakan peralatan pemusnah
sampah khusus yang bekerja pada suhu yang tinggi, sehingga dapat menghancurkan
sampah-sampah berbahaya dan beracun ataupun sampah-sampah infeksi, sehingga sisanya
dapat dibuang dengan aman ke tempat pembuangan sampah umum.
Incenerator ini memiliki ruang pembakaran, tempat sampah yang akan dibakar. Pada
chamber terdapat saluran untuk mengalirkan bahan bakar juga dilengkapi saluran untuk
mengalirkan udara dari blower, yang diperlukan pada proses pembakaran, pembakaran ini
dilakukan pada chamber tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari
sampah yang akan dimusnahkan. Proses pembakaran ini memerlukan waktu yang
bervariasi, tergantung jenis sampahnya serta volume sampah yang akan dimusnahkan.
Pada incinerator, biasanya memiliki dua buah ruang pembakaran untuk membakar obyek
dan membakar asap sebelum difilter, sehingga sisa – sisa karbon dari pembakaran yang
terbawa asap akan semakin berkurang, sehingga gas CO yang dihasilkan juga semakin
berkurang, dan tidak membahayakan bagi lingkungan.

6
Jenis insinerator yang biasanya digunakan untuk limbah rumah sakit adalah jenis
controlled-air, yang dikenal di pasaran sebagai pembakaran secara starved air atau secara
modular atau secara pyrolytic. Sistem ini disebut demikian karena jenis ini dioperasikan
dengan dua ruangan yang bekerja secara seri. Ruangan pertama (bagian limbah padat)
difungsikan pada kondisi substoichiometris (beberapa jenis dijumpai juga pada model
kiln), sedang ruangan kedua (bagian limbah gas) di fungsikan pada kondisi udara yang
berlebih.

2.3 Prinsip Kerja Insenerator

Insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan caramembakar sampah pada


suatu tungku pembakaran. Teknologi insinerasi merupakan teknologi yang mengkonversi
materi padat (dalam hal sampah ) menjadi materi gas (gas buang), serta materi padatan
yang sulit terbakar yaitu abu (botton ash) dan abu (fly ash). Beberapa alasan lain memilih
insinetator sebagai solusi mengolah limbah padat adalah :
a. Pada temperatur 1000oC dapat menjamin pemusnahan mikroba pathogen volume
dan berat limbah akan terurai atau dirubah dari ukuran aslinya.
b. Penguraian dan penghancuran berupa abu tetapi untuk benda yang tidak
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan pengolahan yang lain.
c. Hasil akhir pembakaran berupa abu tetapi untuk benda yang tidak dapat menjadi
abu akan menjadi arang yang rapuh sehingga dapat dibuang dan bercampur dengan
limbah lainnya.
d. Dapat dibangun dekat dengan lokasi sehingga biaya pengangkutan lebih murah.
e. Insinerator tidak membutuhkan tempat yang luas .
f. Cara pengoperasiannya mudah dan dikontrol oleh seorang operator.
g. Prosesnyaa dapat dilakukan setiap saat.

2. 5. 1 Prinsip dasar peralatan insinerator


Secara umum prinsip dasar peralatan sebuah insinetaror meliputi :
a. Furnase/ primary chamber adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat
pengeringan cepat dari sampah basah sekaligus sebagai ruangan pembakaran
sempurna dari sampah kasar dan penghapus gas-gas dari sampah dibakar.

7
b. Chimney/stak adalah cerobong yang berfungsi sebagai media untuk
mengeluarkan gas–gas ke udara dan juga untuk memungkinkan perpindahan
udara atau stack draft dalam incinerator.
c. Refraktoris adalah batu tahan api yang bertujuan untuk melindungi primary
chamber dan chimney. Biasanya menggunakan fire brick (batu tahan api) yang
dilapisi dengan plat baja lembut.
Menurut Anonym (1988) berdasarkan teknik pemasukan sampah (feeding) ke
dalam incinerator dikenal tipe sebagi berikut:
a. Continous type
Yaitu incinerator dengan feeding yang dilakukan secara berkesinambungan.
Berdasarkan lamanya feeding dibedakan atas:
 Full Continous type
Yaitu bila feeding dilakukan selama 24jam/ hari. Tipe ini umumnya
digunakan dikota- kota besar dengan produksi sampah yang besar.
 Semi Continous type
Feeding dilakukan selama 8 -16 jam/ hari dan umumnya digunakan di
kota–kota yang relatif lebih kecil.
b. Batch Type
Feeding dilakukan tidak terus menerus.Setelah pembakaran diisi lagi dengan
limbah dan dikerjaan lagi pembakaran, demikian selanjutnya.

2. 5. 2 Prinsip Kerja Incenerator


Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
a. Tahapan pertama adalah membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya
limbah menjadi kering dan siap terbakar.
b. Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana
temperature belum terlalu tinggi.
c. Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama
digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400OC-600OC.
Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu
antara antara 600OC-1200OC. Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar
terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi

8
mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yang sempurna, asap yang
keluar dari cerobong menjadi transparan.

2. 5. 3 Cara Kerja Incenerator


a. Switch pompa di “on” kan lebih dahulu agar sirkulasi air dialat scrubber dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
b. Masukkan limbah padat kedalam ruang pembakaran, Jarak kantong terhadap
ujung burner paling dekat 30 cm, agar tidak menutup lubang nozzel dari
burner.
c. Tutup daun pintu incinerator sampai bisa rapat, sehingga “limit switch” bisa
bekerja dengan baik, dan burner bisa menyala dengan baik
d. Aturlah timer (waktu kerja) sesuai waktu yang dikehendaki. Secara automatik,
incinerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah diatur tersebut.
Matikan tombol POWER On-Off terlebih dahulu dan hidupkan tombol ”on”
tersebut guna melakukan pembakaran berikutnya.
e. Setting pengatur suhu ( temperature Controler ) pada posisi mecapai suhu
antara 600-1200o Celcius . Burner akan secara otomatis menyesuaikan suhu
yang telah diset.
f. Selesai operasi pembakaran switch pada stop kontak (sumber listrik )
dimatikan, supaya tidak ada pengaruh listrik lagi pada incinerator.
g. Hasil pembakaran atau abu dikumpulkan dengan kantong untuk di bawa ke
TPA (Tempat Pengolahan Akhir ) kemudian dilakukan solidifikasi.

9
BAB III PRA-RANCANGAN

3.1 Objek Pra Rancangan

Objek pra rancangan ini dikhususkan membahas rancangan Incenerator pengolahan


limbah medis rumah sakit.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder, yairu data yang diperoleh dari
browsing di internet.

3.3 Langkah Kerja Pra Rancangan

Berdasarkan data diketahui bahwa suatu rumah sakit menghasilkan sampah medis
sebanyak 125 kg/hari. Diasumsikankan suatu rumah sakit menghasilkan sampah
medis sebanyak 5 kg/jam, panas pembakaran yang dibutuhkan 100 kalori/kg,
kecepatan aliran masuk incenerator 1 kg/m2jam, panas yang dibebaskan 50
kalori/m3.jam, densitas limbah 10 kg/m3, diameter cerobong 20 inchi dan kecepatan
aliran udara 5 m2/jam, perbandingan ukuran dasaran adalah panjang: lebar = 2:1 dan
incenerator berbentuk balok.
Perhitungan :

1. Panas pembakaran x kapasitas limbah yang dibakar x 24 jam


= 100 kalori/kg x 5 kg/jam x 24 jam
= 12000 kalori
2. Panas pembakaran x kecepatan aliran masuk x 24 jam
= 100 kalori/kg x 1 kg/m2jam x 24 jam
= 2400 kalori/m2
3. Panas yang dibebaskan (selama 24 jam) = 50 kalori/m3.jam x 24 jam
= 1200 kalori/m3
12000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
4. Luasan dasar incenerator =
2400 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟/𝑚2

= 5 m2

10
12000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖
5. Volume incenerator =
1200 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟/𝑚3

= 10 m3
Volume (o.design 20%) = 1,2 x 10 m3
Volume = 12 m3

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
6. Tinggi incenerator =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛
12 𝑚3
=
5 𝑚2
= 2,4 m ≈ 2,5 m

7. Perhitungan Cerobong Incenerator dengan :


Diameter 20 inchi = 50,8 cm = 0,508 m.
𝜋
V = 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷2
4
3,14
12 m3 = 𝑥 𝑡 𝑥 (0,508 𝑚)2
4
12 m3 = 0,202 t
t = 59,4 m ≈ 60 m
Jadi, Tinggi Cerobong Incenerator adalah 60meter.

8. Ukuran Dimensi Incenerator dengan :


A = 5 m2
A =pxl p = 2a
5 = 2a x a p = 2 x 1,58
5 = 2a2 p = 3,16 meter ≈ 4 m
2 5
a = √2 l=a

a = 1,58 l = 1,58 meter ≈ 2 m

9. Kecepatan Gas Lewat Cerobong dengan Densitas Limbah 10 Kg/m3


Q = Axv
𝜋
5 kg/jam = 𝑥 𝐷2 x v
4

11
5 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 3,14
= 𝑥 (0,508 𝑚)2 x v
10 𝑘𝑔/𝑚3 4
𝑘𝑔
0,5
𝑗𝑎𝑚
v = 𝑘𝑔
0,2
𝑚

v = 2,5 m/jam
Jadi, Kecepatan Gas Lewat Cerobong adalah 2,5 m/jam.

10. Design Incenerator

t = 60m

D=0,508 m D

T = 2,5 m

l=2m
p=4m

Skala Maket :1 :10

Tinggi Insenerator : 25 cm

Panjang : 40 cm

Lebar : 20 cm

Tinggi Cerobong Incenerator t = 30 cm

Diameter Cerobong : 5 cm

12

Anda mungkin juga menyukai