Anda di halaman 1dari 11

PENGOLAHAN SAMPAH

“BIOGAS KOMBINASI”

DISUSUN OLEH :

Kelas : 2 A Kesehatan Lingkungan

Kelompok : 4 (EMPAT)

1. Engki Ramadhan P07233316 473


2. Fenty Wulan Sary P07233316 475
3. Herlina Jeliani Putri P07233316 476
4. Malekhah Rezky Arafat P07233316 481
5. Mely Haryanti P07233316 484
6. Natalia Kristin P07233316 487
7. Nur Ajadit P07233316 488
8. Risna Ade Putri P07233316 493
9. Riski Hariyani P07233316 494

Dosen : Hevi Horiza, M.Si

Instruktur : Gina Dwi Nur Kusuma, SST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
I. LATAR BELAKANG
Era modern seperti, manusia benar-benar telah difasilitasi dengan begitu
banyak kemudahan berkat munculnya banyak teknologi-teknologi modern.
Misalnya bagi seorang ibu rumah tangga, dimana perkejaan seorang ibu rumah
tangga lebih mudah dengan adanya alat bantu yang memudahkannya untuk
melakukan pekerjaannya seperti adanya mesin cuci sehingga lebih mudah dan
hemat tenaga, misalnya lagi alat penanak nasi, tidak lgi menggunakan tungku dan
sebagainya. Jika kita amati, hal tersebut tentunya sangat memudahkan bagi
seorang ibu rumah tangga dimana ia bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu
yang bersamaan. Contoh bagi seseorang yang ingin bepergian dimana ia tidak
perlu lagi berjalan kaki karena sudah ada kendaraan bermotor yang dapat di
kendarai daan lain sebagainaya. Jika kita perhatikan, memang teknologi-teknologi
tersebut sangat memudahkan semua pekerjaan manusia baik dari segi
penghematan tenaga untuk mengerjakan hal tersebut maupun dari segi efisiennya
penggunaan waktu.
Jika dipehatikan, adanya fasilitas tersebut pasti menggunakan sumber
daya atau energi, misalnya pada kendaraan bermotor tesebut di atas menggunakan
bahan bakar minyak. Pertanyaan besar saat ini apa yang harus dilakukan apabil
sumbr daya atau energi tersebut habis? Karena hal tersebutlah sehingga muncullah
banyak inovasi-inovasi alternative dengan tujuan utama sebagai upaya
penghematan sumber daya.
Pengembangan tenaga alternative terus menerus dilakukan. Tentunya hal
tersebut tidak lain dan tidak bukan disebabkan karena bahan pokok energi terus
brkurang. Seperti minyak bumi yang terus menerus digunakan sepanjang waktu.
Hal tersebut membuat manusia mau tidak mau harus berfikir keras guna membuat
inovasi-inovasi yang baru terkait pengolahan sumber energi. Salah satunya adalah
pembuatan biogas sederhana yang akan dibuat menggunakan bahan-bahan
organik yang mudah didapatkan di alam.
II. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan biogas
sederhana dengan baik dan benar.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi bioteknologi sesungguhnya telah berlangsung cukup lama,


dalam peradaban manusia; seperti upaya produksi antibiotik, fermentasi, alcohol,
pangan dan teknologi pengolahan limbah ; yang kesemuanya dapat dikelompokan
ke dalambiteknologi konvensional. Tetapi mengapa nampaknya biteknologi baru
sajaberkembang pada kurun abad ke dua puluh ini? Karena secara implisit
yang dimaksud bioteknologi adalah biteknologi modern, yang intinya adalah
rekayasa genetik, dengan teknik gen kloning yang berkembang berdasar
penemuan struktur dan fungsi DNA oleh Watson dan Creck (Nurcahyo,2011).
Salah satu tumbuhan atau bahan organik yang cukup berpotensi untuk
menjadi bahan baku pembentukan biogas diantaranya tumbuhan eceng
gondok. Dibalik efek negatif, namun beberapa kemungkinan nilai ekonomis yang
dapat dimanfaatkan yaitu unsur metan yang terkandung pada eceng gondok dan
cukup mengandung selulosa dalam jumlah yang cukup besar, kandungan solulosa
inilah yang memiliki potensi sebagai pembuatan biogas. Untuk meningkatkan
efisiensi dalam pembentukan biogas dari eceng gondok, memerlukan optimalisasi
peranan dari mikroorganisme, hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan
stater (Irawan, 2006).
Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energy
terbarukan, karena energy biogas dapat diperoleh dari air bungan rumah tangga,
kotoran cairan dari perternakan ayam, sapi, babi, sampah organic dari pasar,
industry makanan dan limbah buangan lainnya. Produksi biogas
memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan dan
ramah lingkungan (Romdhoni, 2012).
Biogas merupakan sumber renewal energy yang mampu
menyumbangkan andil dalam usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar. Bahan
baku sumber energi inimerupakan bahan non fossil, umumnya adalah limbahatau
kotoran ternak yang produksinya tergantung atasketersediaan rumput dan rumput
akan selalu tersedia, karena dapat tumbuh kembali setiap saat selamadipelihara
dengan baik. Sebagai pembanding yaitu gas alam yang tidak diperhitungkan
sebagai renewal energy, gas, alam berasal dari fosil yang pembentukannya
memerlukan waktu jutaan tahun (Haryati, 2007).
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan, biogas sudah
dikembangkan sebagai energi alternatif yang bisa memanfaatkan berbagai kotoran
hewan. Selain kotoran sapi, biogas juga bisa dihasilkan dari kotoran ayam.
Limbah kotoran ayam umumnya hanya digunakan sebagai pupuk secara langsung
oleh peternak, pemanfaatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan
memprosesnya menjadi sumber energi dalam bentuk biogas. Pengolahan kedua
limbah tersebut bisa dilakukan secara bersamaan, sehingga dapat menghasilkan
produk yang bernilai ekonomis (Sanjaya,2015).
Pada dasarnya dimana penggunaan kotoran sapi sebagai bahan baku
biogas cukup mengandung biakan mikroba-mikroba atau starter maupun biang
didalamnya. Keadaan tersebut memberikan keterangan dalam kotoran sapi telah
terdapat mikroba yang berperanan dalam proses produksi biogas. Adapun
laju dari pembentukan biogas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah suhu, rasio C/N dan pengaruh pengadukan dalam selang waktu
tertentu (Irawan, 2006).
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat
mendukung usaha pertanian tanaman sayuran. Dari sekian banyak kotoran ternak
yang terdapat di daerah sentra produksi ternak banyak yang belum dimanfaatkan
secara optimal, sebagian di antaranya terbuang begitu saja, sehingga sering
merusak lingkungan yang akibatnya akan menghasilkan bau yang tidak sedap.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan
pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.
Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak
dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan
pada tanaman jagung, bawang merah dan padi (Rahayu, 2009).
Bahan baku yang tak akan pemah kehabisan dan mudah didapat
bagi para peternak kambing adalali kotoran, tinja (faeces) kambing. Kambing tiap
hari akan mengeluarkan sisa-sisa pencemaan makanan sebagai kotoran kambing
yang disebut tinja atau feaces kambing. Secara matematis volume tinja kambing
akan bertambah terns seiring dengan pertambahan ternak kambing. Dalam
pemanfaatan tinja kambing sebagai sumber energi biogas ini merupakan salah
satu potensi energi yang perlu mendapat perhatian, karena bukan saja dapat
menambah suplai energi tetapi dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi
pemakaian gas elpiji yang relatif mahal harganya. Sisa-sisa pembuatannya
(setelah menghasilkan biogas) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, karena
baunya sudah berkurang. Di samping itu sedikit mengurangi menumpuknya
jumlah volume tinja kambing, dan mengeliminir pembuangan tinja kambing di
sembarang tempat (Sunaryo, 2012).
Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara
(disebut Digester) sehingga bakteri anaeroba akan membusukkan bahasan
organik tersebut yang kemudian menghasilkan gas (disebut biogas). Biogas yang
telah berkumpul di dalam digester selanjutnya dialirkan melalui pipa
penyalur gas menuju tabung penyimpan gas atau langsung ke lokasi
pembuangannya (Rahayu, 2009).
Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi tanpa
oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau
fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH4 dan CO2. Jika
kandungan gas CH4lebih dari 50%, maka campuran gas ini mudahterbakar,
kandungan gas CH4dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang
lebih 60%. Temperatur ideal proses fermentasi untuk pembentukan biogas
berkisar 30oC (Putro, 2007)
Produksi biogas akan mengalami penurunan ketika bakteri metan
memasuki deathphase. Deathphase terjadi karena berkurangnya nutrient atau
sumber karbon yang didapat dari substrat, sehingga pertumbuhan bakteri metan
akan menurun dan semakin banyak bakteri yang mat (Abdulkareem, 2005 dalam
Felix, 2012).
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan untuk pembuatan komposter biogas alat dan bahannya
sebagai berikut:
 Alat
1. Solder
2. Gergaji besi
3. Penggaris
4. Lem Tembak
5. Pisau

 Bahan
1. Galon
2. Pipa PVC ½ inchi panjang 1 m
3. Tutup Pipa ½ inchi
4. Kran besi ukuran ¼
5. Selang ukuran ¼ panjang 65cm
6. Lem superglue
7. Cat hitam dan kuas
8. Lakban
9. Balon
10. Sarung tangan
11. Pasir
12. Gula merah
13. Kotoran ayam
14. Sayur-sayuran
15. Ember
16. Corong
V. CARA KERJA
Cara kerja pembuatan alat biogas:
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Potong pipa PVC setinggi kepala galon dengan gergaji besi.
3. Lubangi bagian atas galon sebesar diameter pipa, kemudian lubangi
dengan menggunakan solder.
4. Setelah itu, rapikan dengan gergaji.
5. Kemudian pipa dimasukkan kedalam lubang pertama dan atas pipa ditutup
menggunakan dop.
6. Pada sisi lubang ditutup dengan superglue, pasir dan lem tembak agar
tidak ada celah udara.
7. Lubangi kembali bagian samping kepala galon sebesar diameter selang
dengan menggunakan solder.
8. Setelah itu, rapikan dengan gergaji.
9. Kemudian selang dimasukkan kedalam lubang kedua dan pada ujung
selang dipasang kran kecil berukuran ¼.
10. Pada tiap sambungan diberi superglue, pasir dan lem tembak agar tidak
ada celah udara.
11. Lubangi bagian bawah galon sebesar diameter pipa, kemudian lubangi
dengan menggunakan solder.
12. Setelah itu, rapikan dengan gergaji.
13. Kemudian pipa dimasukkan kedalam lubang ketiga dan diujung pipa
ditutup menggunakan dop.
14. Pada sisi lubang ditutup dengan superglue, pasir dan lem tembak agar
tidak ada celah udara.
15. Selanjutnya, galon dicat hitam agar tidak ada celah cahaya masuk
kedalam.
16. Kemudian dijemur selama 20-30 menit.

Cara kerja pembuatan biogas:


1. Siapkan bahan terlebih dahulu.
2. Potong sayur-sayuran dengan ukuran ± 1 cm.
3. Larutkan gula merah terlebih dahulu dengan ditambahkan air.
4. Letakkan 1 kg kotoran ayam diember, serta sayuran yang telah dipotong
dan larutan gula merah aduk hingga rata.
5. Kemudian dimasukkan kedalam galon dengan menggunakan corong.
6. Setelah bahan dimasukkan, tutup galon dan diberi lakban.

VI. HASIL PENGAMATAN

No. Hari/ tanggal Keterangan


1 29 maret 2018 Pembuatan alat biogas
2 31 maret 2018 Pembuatan bahan biogas
3 12 april 2018 Melihat tanda-tanda keberadaan gas
dengan membuka kran, balon tidak
menggembang
4 24 april 2018 Pengujian biogas, balon tidak
mengembang

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan biogas dari kotoran hewan dan
sayur-sayuran dengan menggunakan campuran gula merah. Kotoran hewan yang
digunakan dalam pembuatan biogas ini adalah kotoran ayam. Kotoran ayam
dicampur dengan air higga menjadi encer kemudia diamsukan ke dalam galon.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah dua puluh lima hari proses
fermentasi maka praktikum pembuatan biogas sederhana dikatakan
gagal. Dimana balon sebagai indikasi adanya gas yang dihasilkan oleh reactor
tersebut yang telah disiapkan tidak mengembang sebagaimana yang diharapkan.
Selain itu, setelah biogas di uji, tidak ternjadi nyala api pada ujung keran besi
tersebut. Ada beberpa hipotesis penyebab biogas tersebut tidak berhasil dimana
galon atau wadah yang digunakan tidak tertutup dengan rapat sehingga gas yang
telah terbentuk dapat langsung keluar dari wadah yang digunakan, sedang kedap
udara adalah sebab berhasilnya pembuatan biogas.
Selain hal tersebut, diduga bahwa penyebab pembuatan biogas tidak
berhasil karena substark yang diperlukan oleh bakteri tersebut terus berkurang
hingga ke titik dimana bakteri tersebut tidak dapat lagi tumbuh hingga mati.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Abdulkareem, 2005 dalam Felix, 2012)
“Produksi biogas akan mengalami penurunan ketika bakteri metan
memasuki deathphase. Deathphase terjadi karena berkurangnya nutrient atau
sumber karbon yang didapat dari substrat, sehingga pertumbuhan bakteri metan
akan menurun dan semakin banyak bakteri yang mati”.

VIII. KESIMPULAN
Adapun berdasarkan literature dan pembahasan pada praktikum ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Biogas merupakan proses fermentasi limbah ternak berupa kotoran pada
tempat tertutup sehingga proses dilakukan pada kondisi anaerob. Pembuatan
biogas dari kotoran hewan dan sayur-sayuran dengan menggunakan campuran
gula merah. Kotoran hewan yang digunakan dalam pembuatan biogas ini adalah
kotoran ayam. Pembuatan biogas sederhana dikatakan gagal. Dimana balon
sebagai indikasi adanya gas yang dihasilkan oleh reactor tersebut yang telah
disiapkan tidak mengembang. Karena adanya kebocoran melalu wadah sehingga
mengakibatkan gas yang sudah jadi keluar melalui wadah tang bocor.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Felix, Andreas S., Paramitha S.B.U., Diyono Ikhsan. Pembuatan Biogas Dari
Sampah Sayuran. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1).

Haryati, Tuti. 2006. Limbah Peternakan Menjadi Sumber Energi Alternatif. Balai
Penelitian Ternak. Vol. 6 No. 3
Irawan, Dwi., Teguh Santoso. 2016. Pengaruh Perbedaan Stater Terhadap
Produksi Biogas Dengan Bahan Baku Eceng Gondok. Jurnal Teknik
Mesin. 3 (2).

Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta

Putro, Sartono. 2007. Penerapan Instalasi Sederhana Engolahan Kotoran Sapi


Menjadi Energi Biogas Di Desa Sugihan Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol. 10 No. 2

Rahayu, Sugi. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Bagai Sumber Energi
Alternatif Ramah Kungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Jurnal Inotek.
13 (2).

Riyanti, Fahma., dkk. 2008. Pembuatan Instalasi Untuk Biogas Dari Enceng Gon
(Eichhornia Crassipes ) Yang Efisien Untuk Lahan Kecil. Jurnal
Pengabdian Sriwijaya.

Romdhoni, Hasan Ashari. 2012. Pembuatan Biogas dari Sampah. Jurnal Ilmiah
Teknik Lingkungan. Vol.6 No.1

Sanjaya, Denta,dkk.2015. Produksi Biogas Dari Kotoran Sapi dengan Kotoran


Ayam.Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol 4 No. 2

Sunaryo, Burhan Ibnu Mubtadi. 2012. Pembuatan Biogas dari Tinja Kambing.
Lembaga Penelitian Politeknik Pratama Mulia: Surakarta

X. DOKUMENTASI
Proses Pembuatan Alat
Proses Pembuatan Bahan

Anda mungkin juga menyukai