Anda di halaman 1dari 46

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Kimia Kertas Karya Diploma

2018

Pengaruh Poly Aluminium Chlorida


(PAC) terhadap pH, sisa Klor dan
Kekeruhan (Turbidity) Menggunakan
Metode Jartest di PDAM Tirtanadi Sunggal

Sitorus, Harry J
Universitas Sumatera Utara

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8888
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC) TERHADAP PH, SISA KLOR
DAN KEKERUHAN (TURBIDITY) PADA AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI
SUNGGAL

TUGAS AKHIR

HARRY J SITORUS
142401020

PROGRAM STUDI D3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC) TERHADAP PH, SISA KLOR
DAN KEKERUHAN (TURBIDITY) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE JARTEST DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar


Ahli Madya

HARRY J SITORUS
142401020

PROGRAM STUDI D3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2018

PERNYATAAN

PENGARUH POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC) TERHADAP PH, SISA KLOR


DAN KEKERUHAN (TURBIDITY) DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARTEST
DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2018

HARRY J SITORUS
142401020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Judul : Pengaruh Poly Aluminium Chlorida (PAC)


terhadap pH, sisa Klor dan Kekeruhan (Turbidity)
Menggunakan Metode Jartest di PDAM Tirtanadi
Sunggal
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Harry J Sitorus
Nomor Induk Mahasiswa : 142401020
Program Studi : Diploma Kimia
Fakultas : MIPA - Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juli 2018

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D3 Kimia


Dosen Pembimbing

Dr. Minto Supeno, M.S Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.sc


NIP.196105091987031002 NIP.195106301980021001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC) TERHADAP PH, SISA KLOR
DAN KEKERUHAN (TURBIDITY) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE JARTEST DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

ABSTRAK

Pengaruh Poly Aluminium Chlorida (PAC) terhadap pH, Sisa Klor dan Kekeruhan (Turbidity)
pada PDAM Tirtanadi Sunggal telah dilakukan dalam air reservoir. Pengujian sampel dilakukan
melalui metode jartest yaitu untuk menentukan operasi optimum pada proses pengolahan air dan
air limbah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa analisa pH mingguan dalam tiga kali uji adalah
7,7 dan 7 , kadar Sisa Klor mingguan dalam tiga kali uji adalah 0,3 mg/l, 0,35 mg/l, dan 0,35
mg/l dan kadar Kekeruhan (turbidity) mingguan dalam tiga kali uji adalah 1,64 NTU, 0,71 NTU
dan 0,68 NTU.dan analisa pH bulanan dalamtiga kali uji adalah6,9, 6,9, dan 6,9. kadar Sisa Klor
bulanan dalam tiga kali uji adalah 0,3 mg/l, 0,5 mg/l, dan 0,5 mg/l dan kadar Kekeruhan
(turbidity) bulanan dalam tiga kali uji adalah 1,7 NTU, 1,26 NTU dan 0,73 NTU. Dari hasil data
tersebut maka analisa tersebut telah sesuai standar MENKES No.492/PER/IV/2010.

Kata kunci: PAC, sisa klorin, pH, kekeruhan, jartest

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


EFFECT OF POLY ALUMINUM CHLORIDA (PAC) ON PH, REST OF CLORE AND
TURBIDITY USING JARTEST METHOD IN TIRTANADI SUNGGAL PDAM

ABSTRACT

The influence of Poly Aluminum Chloride (PAC) on pH, Time Chlorine and Turbidity at PDAM
Tirtanadi Sunggal has been done in reservoir water. The sample test is done through the jartest
method to determine the optimum operation in water and wastewater treatment process. The test
results showed that the weekly pH analysis in the three trials was 7.7 and 7. The weekly chlorine
residual levels in the three trials were 0.3 mg / l, 0.35 mg / l, and 0.35 mg / l and the Weekly
turbidity in three tests is 1.64 NTU, 0.71 NTU and 0.68 NTU. And monthly pH analysis in three
test times is 6.9, 6.9, and 6.9. Monthly Chlorine Time levels in three trials were 0.3 mg / l, 0.5 mg
/ l, and 0.5 mg / l and the monthly turbidity level in the three trials was 1.7 NTU, 1.26 NTU and
0.73 NTU. From the results of the data then the analysis is in accordance with the standard
MENKES No.492 / PER / IV / 2010.

Keywords: PAC, residual chlorine, pH, turbidity, jar test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia
yang dilimpahkan – Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan karya ilmiah ini.
Selama penyusunan karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sesi administrasi,
oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

• Ibu Dr.Cut Fatimah Zuhra,M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
• Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
• Bapak Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus
memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan tugas akhir ini.
• Pimpinan, Staf, dan Karyawan PDAM Tirtanadi Sunggal yang telah memberikan tempat
untuk melaksanakan praktik kerja lapangan dan membantu penulis dalam menyelesaikan
tuga akhir ini.
• Teristimewa kedua orang tua tercinta penulis, Ayah tercinta Jonnes dan Ibu tersayang Rame
Sinaga ,serta kedua abang dan adik penulis yang terbaik yaitu Jesayas Sitorus, Alan David
Sitorus dan Ronaldo Sitorus yang telah memberikan doa,motivasi dan pesan-pesan yang
membangkitkan moril dan memberikan materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
• Seluruh Dosen dan karyawan Program Studi D3 Kimia Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik
penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
• Rekan-rekan mahasiswa IMADIKA FMIPA USU angkatan 2014 khususnya kelas A tercinta
dan tersayang teman-teman seperjuangan saya,tak lupa juga dengan adik-adik angkatan
2015 dan 2016 yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
• Seluruh teman PKL di PDAM Tirtanadi Sunggal Esrauli Tumanggor, Rio K Tambunan,
Dedy Harianja, Marissa Tampubolon, Nova Tampubolon yang telah member dukungan
kepada penulis.
• Teman-teman Christian B Saragih Dan T Mursa Ardian yang telah memberikan dorongan
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Walaupun penulis berupaya semaksimal mungkin , namun penulis menyadari bahwa


karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang ada pada
penulis.semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya khususnya bagi
penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Medan, Juli 2018
Penulis

Harry J Sitorus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SINGKATAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Hipotesis 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Air 4
2.2 Sumber Sumber Air 7
2.3 Kualitas Air 8
2.4 Syarat – Syarat Air Minum 12
2.5 Sifat Kimia Air 12
2.6 Pencemaran Pada Sumber Air 14
2.7 Unit – Unit Pengolahan Air 15
2.7.1 Bendungan 15
2.7.2 Intake (Air Baku) 15
2.7.3 Raw Water Tank (RWT) 15
2.7.4 Raw Water Pump 16
2.7.5 Clerator 16
2.7.6 Filter 16
2.7.7 Reservoir 17
2.7.8 Finish Water Pump / Pemompaan Air Akhir 17
2.7.9 Sludge Lagoon (empang Lumpur) 17
2.8 Poly Aluminium Chlorin (PAC) 18
2.9 Kekeruhan (Turbiditas) 18
2.10 Flokulasi Jar Test 19
2.11 Klorin (Cl) 20

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Pemeriksaan Kualitas Air 21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1.1 Analisa pH 21
3.1.2 Analisa Kekeruhan (Turbidity) 21
3.1.3 Analisa Chlor 22
3.1.4 Analisa Jar Tesr 23
3.1.5 Analisa Konsentrasi Larutan Poly Aluminium
Chlorida (PAC) 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Analisa 25
4.1.1 Hasil Analisa Jar Test 25
4.2 Data Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir
(Analisa Mingguan) 26
4.3 Data Hasil Analisa Air Bulanan Air Reservoir 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

4.1 Hasil Analisa Jar Test 25


4.2 Data Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir (Analisa Mingguan) 26
4.3 Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR SINGKATAN

PAC = Poly Aluminium Clorin

BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Air adalah zat cair yang menjadi komponen utama cairan di dalam tubuh semua mahluk
hidup dengan rumus kimia H 2 O. Contoh-contoh air ada banyak misalnya air hujan, air industri,
air kapur, air Kristal, air laut, air lunak, air mineral, air murni, air permukaan, dan air sadah.
(Dian sari, 2013)
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air
dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan
sehari- hari harus memenuhi standar baku air untuk rumah tangga. (Kusnaedi, 2010)
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah
tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini
dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air tersebut (Effendi, 2003).
Air bersih yang umumnya digunakan oleh masyarakat diedarkan oleh Perusahaan Air Minum
Daerah (PDAM) yang biasa digunakan masyarakat sebagai air leding. Kebutuhan air bersih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


semakin hari semakin mengalami peningkatan yang cukup tinggi, tetapi hal ini berbanding
terbalik dengan kemampuan pemasokan air dari perusahaan air minum yang semakin menurun.
Hal ini menyebabkan jumlah air yang disalurkan dan kualitas dari sumber air tersebut juga ikut
menurun. Kualitas air menjadi menurun juga dapat dipengaruhi oleh pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh manusia, seperti pencemaran air (Sunu, 2001).
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada
keadaan yang lebih buruk. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologi (bakteri, virus,
parasit), bahan organik (pestisida, deterjen), dan beberapa bahan inorganik (garam, asam,
logam), serta beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita
pergunakan. Air yang sudah tercemar tersebut di samping terasa tidak enak kalau diminum juga
dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Darmono, 2001)

• Permasalahan

• Apakah pengaruh PAC (Poly Alumunium Clorida) terhadap pH, Klorin, dan turbidy pada air
reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal

• Apakah standar pH, klorin dan turbidy sudah sesuai dengan Permenkes No
492/MENKES/PER/IV/2010.

• Hipotesis

PAC (Poly Aluminium Clorida) memiliki pengaruh terhadap pH, Klorin dan Turbidy pada air
reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal atau PAC tidak memiliki pengaruh terhadap pH, Klorin
dan Turbidy pada air reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal.

• Tujuan Penelitian

• Untuk mengetahui pengaruh PAC (Poly Alumunium Clorida) terhadap pH, Klorin, dan
turbidy pada air reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Untuk mengetahui standar pH, klorin dan turbidy sudah sesuai dengan Permenkes No
492/MENKES/PER/IV/2010.

• Manfaat Penulisan

• Merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi konsumen air PDAM Tirtanadi Sunggal.

• Menambah ilmu pengetahuan kepada penulis dan masyarakat tentang pengaruh PAC
terhadap pH, Klorin, dan turbidy pada air reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal.

• Mengetahui kadar pH, klorin dan turbidy di dalam air terhadap kehidupan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

• Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu , sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang lain. Pemanfaatan air
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungakan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. aspek penghematan dan pelestarian
sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
Masalah utama yang dapat dihadapi oleh sumber daya air saat ini meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk
kepentingan domestik semakin menurun . kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang
berdampak negatif terhadap sumber daya air , antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahluk hidup
yank bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan perlindungan
sumber daya air secara seksama.Salah satu langkah pengolahan yng dilakukan adalah
pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.
Namun, sebelum melangkah pada tahap pengolaha, diperlukan pemahaman yng baik tentang
terminologi, karakteristik, dan interkoneksi parameter -parameter kualitas air ( Effendi, 2003)
Air adalah senyawa yang penting bagi seluruh bentuk kehidupan saat ini di bumi. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi, air sebagian besar terdapat dilaut dan pada lapisan-
lapisan es dikutub sampai pegunungan. Dalam rumus kimia air dirumuskan dengan H 2 O. air
sering disebut pelarut universal karena air dpat melarutkan banyak zat kimia. Dalam kehidupan
sehari-hari air sangatlah penting kebutuhan air bersih bagi kelangsungan hidup merupakan
kebutuhan utama, terutama air minum. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung
pada keadaan iklim, standart berkehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Ada juga beberapa
penyakit manusia yang ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya akan
menimbulkan wabah dimana-mana. Maka dari itu air diperuntukkan bagi konsumsi manusia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan
aman tersebut antara lain :
• Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit.
• Bebas dari bahan substansi kimia yang berbahaya dan bahan kimia yang beracun.
• Tidak berasa dan berbau.
• Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
• Memenuhi standart minimal yang ditentukan oleh WHO atau depertemen kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang
berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2007)
Air dipermukaan bumi terdiri dari atas 97% air asin di lautan , 2% masih berupa es,
0,0009% berupa danau, 0,0009% merupakan air tawar di sungai dan sisanya merupakan air
permukaan yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, tumbuhan dan hewan
yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan barang langkah yang paling dominan
dibutuhkan dipermukaan bumi.
Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari
berbagai jenis mahluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis mahluk
hidup berukuran kecil (mikroba) yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan
alami mempunyai sifat yang dinamis dan energi yang kontiniu selama sistem didalamnya tidak
mengalami gangguan atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemar. Pencemaran air dapat
menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti
benthos, perifiton dan plangton. Dengan menurunnya atau punahnya organisme tersebut maka
sistem ekologis perairan (ekosistem) mempunyai kemampuan untuk memurnikan kembali
lingkungan yang telah tercemar sejauh beban pencemaran masih berada dalam batas daya
dukung lingkungannya maka kemampuan itu tidak dapat dipergunakan lagi. Pencemaran air
selain dapat menyebabkan dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunnya
keanekaragaman dan menggangu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan mahluk hidup,
karena di dalam air tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung
banyak komponen - komponen beracun (Nugroho, 2006)
Penyediaan air bersih (public water supply) pada dasarnya memerlukan air yang langsung
dapat diminum (potable water). Air yang dimaksud harus aman (sehat) dan bagus untuk
diminum, tidak berwarna, tidar berbau, dengan rasa yang segar. Air yang aman ( sehat ) tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sama dengan air murni , air minum, misalnya air suling, adalah tidak berasa, rasa air berasal dari
terlarutnya garam - garam mineral bahan campuran lain ( Suripin, 2001)
Pada prinsipnya jumlah air dialam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan
“cyclus hydrologie“ dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan
bumi akan menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin, maka uap air ini akan bersatu
dan berada ditempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini
akan terbawa makinlama makin tinggi dimana temperature diatas makin rendah, yang
menyebabkan titik-titik air dan jatuh kebumi sebagai hujan, air hujan ini sebagian mengalir
kedalam tanah, jika menjumpai lapisan rapat air, maka peresapan akan berkurang, dan sebagiuan
air akan mengalir diatas lapisan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, maka air
ini akan disebut dengan Mata air. (Sutrisno, 1991)

2.2 SUMBER – SUMBER AIR


1. Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar NaCl dalam air laut 3% .
dengan keaadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir
Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotor udara yang
disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu dan lain sebagainya.Maka untuk menjadikan air
hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat
hujan mulai turun ,karena masih mengandung banyak kotoran.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-
batang kayu, daun-daunan, kotoran industri kota dan sebagainya.Beberapa pengotoran ini, untuk
masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air
permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik,kimia, dan bakteriologi.
Air permukaan ada 2 macam yaitu :
• Air Sungai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam penggunaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang
sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinngi sekali.
b. Air rawa/dana
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yeng telah
membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kunung
coklat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan
tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O 2 kurang sekali (anaerob) maka unsure-unsur Fe
dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar
matahari dan O 2 .

c. Air Tanah
Terbagi atas 3 jenis yakni :
• Air Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan ,
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak
mengandung zat kimia (garam - garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang
mempunyai unsur- unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.air dangkal ini
banyak dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur.
• Air Tanah Dalam
Terdapat dalam lapisan air yang pertama pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada
air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalam
sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m ) akan didapatkan suatu
lapisan air.
• Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas sama dengan
keadaan air dalam (Sutrisno, 1991).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 KUALITAS AIR
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun
awalnya murni, telah mengalami reaksi antara dengan gas-gas di udara dalam perjalanannya
turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir diatas permukaan bumi dan
dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu
air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan
transportasi. Kualitas air mencakup 3 karakteristik yaitu antara lain : fisik, kimia dan biologi
(Suripin, 2001)

• Karakteristik Fisik
• Bahan Padat Keseluruhan
Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi. Material laying
yang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan material terlarut dapat
diatur dengan penguapan.
• Kekeruhan Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh.
Kekeruhan dalam air terdiri dari lempung,liat,dan bahan organic dan mikroorganisme.
Kekeruhan terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah di DAS maupun di
saluran/sungai
• Warna
Air murni tidak berwarna . warna dalam air diakibatkan oleh adanya material- material
yang larut atau koloid dalam suspense atau mineral. Air yang mengalir melewati rawa
atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material
tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mg/lt.
• Bau dan Rasa
Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau boleh
berasa. Rasa dalam air biasanya diakibatkan adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa
yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan
bahan-bahan organik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Temperatur
Temperature air merupakan hal yang peting dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan,
pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya.
Temperature ini tergantung pada sumbernya. Temperature normal dalam air sekita 200C
sampai 30oC. untuk sistem air bersih temperature ideal berkisar 5-100C (Suripin, 2001)

• Karakteristik Kimia
Kandungan bahan kimia yang ada dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan
air. Secara umum karakteristik kimiawi meliputi Ph, Alkalinitas, dan kesadahan.

• pH
Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai pH, yang
didefenisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya konsentrasi ion hydrogen dalam
moles liter air. pH air murni adalah 7. air dengan pH diatas 7 bersifat asam, dan ph
dibawah 7 bersifat basah. Nilai pH air dapat diukur dengan potensiometeratau dengan
bahan celup petunjuk warna, misalnya methyl orange atau phenolftalein.
• Alkalinitas
Kebanyakan air bersifat alkaline karena garam-garam alkaline sangat umum berada di
tanah. Ketidakmurnian air ini akibat adanya karbonat dan bikarbonat dan kalsium,
sodium, dan magnesium. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/lt ekivalen kalsium karbonat.
Keasaman air diakibatkan karena adanya karbondioksida dalam air
• Kesadahan (hardness)
Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan air bersih. Air
dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air
sadah mengandung dan sulfat, atau klorida dan nitrat, dari kalsium dan magnesium,
disamping besi dan aluminium.kesadahan air permanenn, akibatnya adanya kalsium dan
magnesium sulfat, klorida, dan nitrat dapat dilinakkan dengan perlakuan khusus.
Kesadahan air dinyatakan dalam mg/lt berat kalsium karbonat (Suripin, 2001)
Menurut Tebbut (1992) mengemukakan bahwa nilai kesadahan tidak memiliki implikasi
langsung terhadap kesehatan manusia. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik
dari logam berat karena kation-kation penyusun kesadahan seperti kalsium dan magnesium

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


membentuk senyawa kompleks dengan logam berat tersebut. Air permukaan biasanya memiliki
kesadahan yang kecil. Menurut PERMENKESNo.492/MENKES/PER/IV/2010, batas
maksimum kesadahan pada air yaitu 500 mg/L.

• Karakteristik biologi
Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organism hidup, sedangkan air
tanah biasanya lebih bersih, karena proses penyaringan oleh akifer. Jenis – jenis organisme hidup
yang mungkin terdapat dalam air meliputi makroskopik, mikroskopik dan bakteri. Sepsis
organisme makroskopik dapat dibedakan dengan mata telanjang, sedangkan mikroorganisme
mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk membedakan spesisnya. Bakteri adalah
organisme hidup yang sangat kecil dimana spesisnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan
alat bantu mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut non patogen.
Escherichia coli adalah bakteri non – patogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas.
Dalam air bakteri ini biasanya memerlukan tinja, sehingga keberadaannya di dalam air dapat
dijadikan indikasi keberadaan bakteri patogen. Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga
dapat ditemukan dalam air tanah. Alga adalah tumbuhan kecil yang hidup di air. Organisme
makroskopik seperti ganggang dan rumput laut dapat menurunkan kualitas air dalam hal rasa,
warna,bau,maupun dapat dihilangkan dalam proses purifikasi (Suripin, 2001)
• Parameter Radioaktif
Pengaruh radioaktif ini dapat bersifatakut atau kronis. Pada kadar tinggi, pengaruh
radioaktif terhadap makhluk hidup bersifat akut, yakni mengganggu proses pembelahan sel dan
mengakibatkan rusaknya kromosom. Setiap organ tubuh memperlihatkan respon yang berbeda
terhadap radioaktif. Sedangkan pengaruh kronis muncul dalam jangka waktu lama, dapat terjadi
pada genetik (sistem reproduksi) dan somatik (sel tubuh). Pengaruh somatik berupa timbulnya
kanker, sedangkan pengaruh genetik berupa abnormalitas atau cacat bawaan pada bayi
(Mason,1993)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 SYARAT - SYARAT AIR MINUM
Syarat – Syarat air minum antara lain yaitu :
• Syarat Fisik
- Tidak boleh berwarna
- Tidak boleh berasa
- Tidak boleh berbau
- Air harus jernih
- Suhu air hendaknya dibawah sela udara 250C
• Syarat – syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu
dalam jumlah melampai batas yang telah ditentukan.
C. Syarat- syarat bakteriologis
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit ( patogen ) sama sekali
dan tak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas yang telah
ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan
tanah. Bakteri yang mungkin ada dalam air antara lain :
• Bacteri typhus
• Vibrio Colera
• Bacteri dysentrica
• Entamoeba hytolotica
• Bacteri enteritis (penyakit perut)
Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi dengan kotoran manusia
(Sutrisno, 1991)

2.5 SIFAT KIMIA AIR


Sifat kimia baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral
(Gabriel, 2001). Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi
(Achmad, 2004). Sifat-sifat kimia yang lain yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi .
H2O H+ + OH- (Gabriel, 2001)
2. Air juga dapat melarutkan semua garam kalium, natrium dan Ammonium (Lagowski, 2012)
3. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar (Underwood,
2002)
4. Air dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat (Lagowski, 2012)
5. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang tidak mudah
bercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak) disebut sebagai zat hidrofobik sedangkan
zat-zat yang mudah bercampur dengan air (suka air) disebut sebagai zat hidrofilik (Underwood,
2002)
6. Pada air boiler, air memiliki standar silika maksimal 125 ppm, total alkali 500 – 800 ppm
(Underwood, 2002)
7. Air merupakan elektrolit yang lemah, yang terionisasi menjadi ion hydrogen dan gugus
hidroksil serta berperan aktif banyak reaksi biokimia dalam tubuh (sumardjo, 2009)
8. Air dan alkohol mempunyai struktur molekul yang hampir memiliki Persamaan yaitu : H-O-
H dan R-O-H ( alkohol ).
9. Air memiliki atom oksigen yang nilai keelektronegatifannya sangat besar 3,44 sedangkan
atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam
sebesar 2,2 (Achmad, 2004)
10. Molekul air bersifat polar.
11. Ikatan hidrogen dapat terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih
mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam molekul air yang lain.
Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat–sifat yang khas (Achmad, 2004)
12. Ikatan Hidrogen juga mempengaruhi struktur dari air, struktur ikatan hidrogen sebesar 2,05
Å (Miessler, 1991)
13. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air
hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat
mengandung senyawa hingga 35000 mg/liter (Tebbut, 1992) Sifat ini memungkinkan unsur hara
(nutrien) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-
bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan
kembali (Moss, 1993)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14. Air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang
masuk ke badan air (Moss, 1993)
15. Air memiliki pengaruh yang lebih besar karena setiap molekul rata-rata dapat mengikat
empat atom hidrogen (Miessler, 1991)

2.6 PENCEMARAN PADA SUMBER AIR


• Sumber Pencemarn Air Tanah
Pencemaran pada sumber air tanah terjadi bila ada bahan pencemaran yang memasuki daerah
titik jenuh sumber air tanah . sebagian pencemar dapat dihilangkan secara alami melalui
penyaringan dan kondensasi pada saat air mengalir perlahan-lahan melalui lapisan batu-batuan
dan tanah. Bahan-bahan kimia anorganik yang beracun merupakan contoh utama pencemar yang
sulit disaring dan dihilangkan . karena tingkat pengambilan sumber air tanah relative kecil
dibandingkan dengan volume persediaannya di dalam tanah , maka akan sedikit sekali
mengalami pencemaran.
• Sumber Pencemaran Air Permukaan
Pembuangan limbah dengan sembarangan, misalnya pada badan air. Sehingga menyebabkan
timbulnya pencemar. Badan air memang merupakan tempat yang gampang untuk membuang
limbah kota, limbah rumah tangga, maupun limbah pabrik (industri). Sumber pencemar air
permukaan dapat dibedakan menjadi sumber tak bergerak (point sources) dan sumber bergerak
(non point sources)
• Pencemaran Pada Sungai Dan Danau
Sumber pencemaran yang utama yang sifatnya tidak bergerak dan mencemari sungai dan
danau adalah kegiatan sector pertanian, buangan air limbah perkotaan, serta limbah kegiatan-
kegiatan rumah tangga (limbah domestik). Pencemaran dapat berasal dari limbah pertanian,
aliran air (erosi), insektisida, maupun pupuk. Kegiatan industri dan perkotaan merupakan
sumber pencemar yang tidak bergerak dan menyebabkan pada pencemaran air tidak saja pada
air sungai dan danau tetapi juga pada air tanah. Daerah dimana konsentrasi kimia sangat
tinggi akan mengalami pencemaran pada air tanah yang tinggi pula karena limbah kimia
tersebut akan mudah dibawah ke badan air tanah melalui air yang meresap ke dalam tanah
dan batu-batuan.
• Pencemaran Air Laut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pencemaran air laut terjadi karena tumpahan minyak yang dibawa oleh kapal-kapal tanker
dan tumpahan minyak pada saat pengeboran sumur-sumur minyak pada pantai lepas. Dan
adanya limbah yang dibuang ke laut termasuk pula bahan kimia dan barang logam rongsokan
yang tidak diinginkan, maupun limbah radio aktif (Suparmoko, 2000)

2.7 UNIT - UNIT PENGOLAHAN AIR


2.7.1 Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai belawan yang berhulu di
kecamatan pancur batu dan melintasi kecamatan sunggal. Untuk menampung air tersebut ,dibuat
bendungan dengan panjang 25m (sesuai dengan lebar sungai) dan tinggi 4 m. pada sisi kanan
bendungan, dibuat sekat (chanel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan
pintu pengatur kettinggian air masuk ke intake.
• Intake ( Air Baku )
Intake berfungsi untuk pengambilan / penyadapan air baku. Bangunan ini merupakan
saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen ( saringan kasar ), yang berfungsi
untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar dan fine screen (saringan halus),
berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran maupun sampah berukuran kecil yang
terbawa arus sungai. Masing – masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air (
sluice gate ) dn penggerak electromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan
secara periodik untuk menjaga kesetabilan jumlah air masuk.
• Raw Water Tank ( RWT )
Raw Water Tank merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang terdiri dari dua
unit ( 4 sel ), setiap unit berdimensi 23,3 m x 20 m dan tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua
buah inlet gate, dua buah outlet gate, sluice gate, dan pintu bilas dua buah. Raw Water Tank
Berfungsi untuk sebagai tempet pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur – lumpur yang
terbawa dari sungai dengan sistem gravitasi. Di PDAM IPA Sunggal, volume air baku pada dua
RWT memiliki volume 1400 m3. Waktu pengendapan untuk air baku yang akan diolah di RWT
kurang dari 15 menit agar menghasilkan air baku yang akan diolah di RWT kurang dari 15 menit
agar menghasilkan air baku dengan turbiditas yang lebih rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


. Raw Water Pump ( RWP )
Raw Water Pump ( Pompa air baku ) berfungsi untuk memompa air dari RWP ke
Clerator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa 110 L/Detik
dengan rata-rata head 18 m memeakai motor AC nominal daya 75 KW.
• Clearator
Bangunan Clerator (bangunan untuk proses penjernihan air) terdiri dari 5 unit dengan
kapasitas masing-masing 350L/detik. Clerator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok
yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai affluent (hasil olahan). Clerator dilengkapi
dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok
tersebut kemudian dibuang, sesuai dengan tingkat ketebalannya otomatis. Clerator berfungsi
untuk sebagai tempat pemisah anatara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai
affluent ( hasil olahan ) dan selanjutnya dialirkan ke filter. Clerator ini terbuat dari beton
berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang dilengkapi dengan seksi-seksi pemisah untuk proses-
proses sebagai berikut :
• Primary Reaction Zone
• Secondry Reaction Zone
• Return Reaction Zone
• Clarification Reaction Zone
• Concentrator
• Filter
Filter merupakan berlangsungnya proses filtrasi, yitu proses penysung saringan flok- flok
sangat kecil dan ringan yang tidak tertahan (lolos) dari clerator filter yang di pakai di PDAM
Tirtanadi sunggal adalah sistem penyeringan permukaan (surface filter). Media fil beter tersebut
berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung secara parallel, menggunakan jenis saringan cepat
berupa pasir silica dengan menggunakan motor AC nominalnya daya 0,75 KW. Dimensi tiap
filter yaitu 8,25 m x 4 m x 6,25 m . tinngi maksimum permukaan air adalah 5,05 m dan tebal
media filter 120 m dengan susunan lapisan sebagai berikut :
• Pasir kuarsa , diameter (0,5 – 1,5) mm dengan ketebalan 60 cm.
• Pasir kuarsa , diameter (1,8 – 2,0) mm dengan ketebalan 10 cm.
• Kerikil halus , diameter (4,75 – 6,3) mm dengan ketebalan 10 cm.
• Kerikil sedang, diameter (6,3 – 10) mm dengan ketebalan 10 cm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Kerikil sedang, diameter (10 – 20) mm dengan ketebalan 10 cm
• Kerikil kasar , diameter (20 – 40) mm dengan ketebalan 20 cm.
Dalam jangka waktu tertentu , permukaan filter akan tersumbat oleh flok yang masih tersisa
dari proses pertambahan ketinggian permukaan air di atas media filter sebanding dengan
berlangsungnya penyumbatan ( clogging ) media filter oleh flok-flok.
• Reservoir
Berfungsi untuk menampung air minum/ air olahan dengan kapasitas total 13.400m3 dan
kemudian didistribusiokan ke pelanggan melalui reservoir- reservoir distribusi di berbagai
cabang. Air yang mengalir dari filter ke reservoir, sebelumnya dibubuhin klor ( post clorination)
dengan pembubuhan 2 gr/m3 air dan untuk proses netralisai dibubuhkan larutan kapur jenuh
(soda ash) dengan kebutuhan pada kisaran 5-7 gr/m2 air.
• Finish Water Pump / Pemompaan Air Akhir
Finish water pump instalasi pengolahan air sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi
untuk air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir –reservoir distribusi cabang-cabang melalui
pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur dengan kapasitas 150 L/det.
• Sludge Lagoon (empang lumpur)
Air buangan (limbah cair) dari masing-masing unit pengolahan air dialirkan ke lagoon
untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat untuk aman dalam mengatasi dan
meningkatkan kualitas lingkungan, prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di unit PDAM
tirtanadi instalasi pengoilahan air sunggal dengan membangun unit pengendapan berupa laggon
dengan kapasitas 9.600 m3.
• POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC)
Poly Aluminium Chlorida adalah produk perawatan air yang sangat efektif dan efisien
merupakan koagulan atau zat kimia yang menyebabkan destabilitas muatan negative partikel
didalam suspensi. Koagulan PAC mampu bekerja efektif pada rentan pH 6-9 dapat
dimungkiankan untuk penambahan koagulan PAC 0,75 g/l apabila kadar pHnya berada pada
rentang tersebut dapat lebih optimal lagi dalam penurunan kadar COD. (Asmadi dan Suharno,
2012)
Penurunan pH ini terjadi disebabkan oleh proses koagulasi karena adanya penambahan
kation yang berasal dari koagulan untuk menetralisirisasi muatan partikel oleh koagulasi yang
dapat terjadi miuatan partikel mempunyai gaya Tarik menarik antar partikel koloid. Penurunan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tampak jelas pada dosis penambahan koagulan PAC 0,75 g/l dimana nilai pH rata-rata menjadi
5,56. (Asmadi dan Suharno, 2012)

2.9 KEKERUHAN ( TURBIDITAS )


Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung pertikel - pertikel tersuspensi
sehingga memberikan penampilan seperti berlumpur dan liat. Bahan -bahan yang menyebabkan
kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan - bahan organik yang tersebar secara merata dan
partikel - partrikel tersuspensi lainnya. Kekeruhan bukan merupakan sifat dari air yang cukup
membahayakan, tetapi air tersebut menjadi tidak disenangi karena penampilannya oleh karena itu
berbagai usaha telah dilakukan untuk mengolah air yang keruh menjadi air yang bersih .
pengolahan adalah usaha-usaha tekhnis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat . hal
ini penting artinya bagi air minum yang memenuhi standart air minum yang telah diterapkan.
Didalam proses pengolahan air ini dikenal dengan dua cara yakni :
• pengolahan lengkap atau complete treatment proses yaitu akan mengalami pengolahan
lengkap,baik fisik,kimia, maupun bakteriologik. Cara pengolahan seperti ini biasanya
dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh. Pada dasarnya, pengolahan lengkap ini
dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan, yaitu
• Pengolahan fisika : yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar penyisihan lumpur dan pasir.
• Pengolahan kimia : yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menambahkan zat-zat kimia
tertentu untuk menghilangkan komponen-komponen tertentu.
• Pengolahan sebagian atau partial treatment process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi
atau pengolahan bakteriologik saja. Pengolahan ini biasanya dilakukan air yang bersumber
dari mata air dan air dari sumur yang dangkal ataupun sumur bor. (Sutrisno, 1991)

• FLOKULASI JAR TEST


Sebagian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti
sungai, danau, dan sebagainya salah satu langkah penting dalam pengolahan untuk mendpatkan
air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh
karena adanya partikel-partikel koloid dan kecil. Partikel koloid dan kecil tersebut tidak lain
adalah tanah liat,sisa tanaman,ganggang dan sebagainya. Kekeruhan dihilangkan melalaui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya
flokulan tersebut adalah tawas selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan agar
terbentuk flok-flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebu
(bertumbukan) dan akhirnya bersama-sama mengendap. Sesuatu larutan koloid yang
mengandung partikel-partikel kecil dan koloid yang dianggap stabil apabila :
• Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek
(beberapa jam).
• Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikelyang lebih
besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel- partikel adalah setanda
(biasanya negative), sehingga ada repulasi elektrostatis antara partikel satu dengan yang
lainnya.
Proses flokulasi terdiri dari 3 langkah :
• Pelarutan reagen melelui pengadukan cepat (1 menit, 100 rpm) bila perlu juga pembubuhan
bahan kimia untuk koreksi PH.
• Pengadukan lambat untuk pembentukan flok-flok (15menit,20rpm) Pengadukan yang terlalu
cepat dapat merusak flok yang telah terbentuk.
• Penghapusan flok-flok dengan koloid yang terkurung dari larutan melalui sedimentasi (15
menit atau 30 menit , 0 rpm)
Proses flokulasi sebenarnya tidak bisa terganggu. Namun, efisiensi proses tersebut sangat
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kadar dan jenis zat tersuspensi , PH larutan,kadar dan
jenis flokulan, waktu dan kecepatan pengadukan dan adanya beberapa macam ion terlarut yang
tertentu (seperti fosfat, sulfat dan sebagainya). Faktor - faktor ini kalau kurang optimal dapat
menghalangi flokulasi. Jar test dapat digunakan untuk mencari nilai-nilai yang optimal melalui
percobaan dalam laboratorium. (Sri Sumetri, 1987)

• KLORIN (Cl)
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya.
Misalnya NaCl sangat tidak beracun,tetapi karbonil klorida sangat beracun. Di Indonesia, klor
digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak Cl akan
menimbulkan rasa asin,korosi pada pipa system penyediaan air panas. Sebagai desinfektan , residu
klor didalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


membentuk halogen-hidrokarbon (CL-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa
karsiogenik. Oleh karena itu, di berbagai Negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses
desinfeksi tidak lagi digunakan (Slamet, 1994)
Konsentrasi 250 mg/l unsur ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat
mengakibatkan timbulnya rasa asin. Konsentrasi klorida dalam air dapat meningkat dengan tiba-tiba
dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida mencapai air alam dengan banyak cara. Kemampuan
melarutkan pada air adalah untuk melarutkan klorida dari humus dan lapisan-lapisan yang lebih dalam
(Sutrisno, 1991)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Pemeriksaan Kualitas Air


3.1.1 Analisa pH
Tujuan : Untuk mengukur pH Air

ALAT : - Comparator dan Disk pH


- Kuvet

BAHAN: - Sampel Air


- Indikator Brom Thymol Blue (BTB)
Cara Kerja :

Diisi Kuvet dengan air sampel ± 10 ml. Ditambahkan 3-5 tetes Indikator Brom Thymol Blue
(BTB). Ditempatkan kuvet sampel di sebelah kanan tempat kuvet comparator. Ditempatkan
kuvet blanko di sebelah kiri tempat kuvet comparator, bandingkan warna sampel sama atau
mendekati maka nilai pH dibaca pada disk comparator. Jika warna sampel sama atau mendekati
maka nilai pH dibaca pada disk comparator. Jika warna sampel tidak sama dengan warna pada
disk comparator, maka dilihat nilaitengah (median). Ditampung sampel yang telah tercemar
bahan kimia dalam wadah yang aman. Dicatat hasil pengukuran yang diperoleh. Diisi form
ketidaksesuaian jika nilai pengukuran yang diperoleh melebihi standart yang ditetapkan.

CATATAN: Standart pH pada Reservoir : 6,5 – 8,5

3.1.2 Analisa Kekeruhan ( Turbidity)

Tujuan : Untuk mengetahui kekeruhan air

ALAT : - Turbidimeter 2100 AN


- Kuvet
- Tissue

BAHAN: - Sampel Air

Cara kerja :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hidupkan alat turbidimeter dengan menekan switch on dibelakang alat, layar akan menunjukkan
2100 AN, kemudian 0,0045. Diisi kuvet dengan sampel air sampai tanda batas. Bersihkan kuvet
sampel dengan tissue sampai kering. Letakkan kuvet sampel ke dalam tempat sel, tutup
penutupnya. Dicatat hasil analisa pada angka menunjukkan nilai konstan. Isi form
ketidaksesuaian jika nilai pengukuran yang diperoleh melebihi standart yang ditetapkan.

Catatan :

Standart kekeruhan

• Air kumpulan : ≤5 NTU

• Filter : ≥ 2,0 NTU

• Reservoir : ≤ 2,0 NTU

3.1.3 Analisa Sisa Chlor

Tujuan : Untuk mengukur sisa chlor dalam air

ALAT : -Comparator dan Disk Chlor


-Kuvet

BAHAN : -Sampel Air


-Indikator Tetra Methyl Benzidine

Cara Kerja :
Isi kuvet dengan air sampel ±10 ml. Tambahkan 3-5 tetes Indikator Tetra Methyl Benzidine
kemudian tempatkan kuvet blanko disebelah kiri tempat kuvet comparator, bandingkan warna
sampel dengan standart pada comparator. Jika warna sampel sama/mendekati maka nilai sisa
chlor dibaca pada disk comparator. Jika warna sampel tidak sama dengan warna disk
comparator, maka dilihat nilai tengah (median). Tampung sampel yang telah tercemar bahan
kimia dalam wadah yang aman, catat hasil pengukuran. Isi form ketidaksesuaian jika nilai
pengukuran yang diperoleh melebihi standart yang disesuaikan.
Catatan :
Standart sisa chlor pada Reservoir : 0,3 – 1,0 ppm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1.4 Analisa Jar Test

Tujuan : Untuk menentukan dosis optimum Poly Aluminium Chlorida (PAC) terhadap
kekeruhan dan pH air baku.

ALAT : - Serangkaian alat Jar Test


- Pipet Volume 10 ml
- Baume Meter
- Comparator dan Disk pH
- Turbidimeter 2100 AN
- Beaker glass
- Kuvet
- Gelas ukur 100 ml
- Kerucut Imhoff 1000 ml

BAHAN: - Sampel Air


- Indicator Brom Tymol Blue
- Larutan PAC ( Poly Aluminium Chlorida)
Cara Kerja :

Siapkan seluruh peralatan dan bahan yang akan digunakan. Diperiksa kekeruhan dan pH air baku
yang dijar test. Siapkan larutan PAC 1% dengan cara: pipet 20 ml larutan PAC 5%, masukkan
kedalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas, aduk sampai homogen.
Isi masing-masing beaker glass dengan 1000 ml sampel air baku, turunkan agitator jar test,
kemudian aktifkan alat dan diatur putaran pada 140 rpm untuk putaran cepat selama 5 menit.
Diinjeksi masing-masing beaker glass dengan variasi dosis PAC yang diinginkan berdasarkan
perhitungan, atur putaran pada 30 rpm untuk putaran lambat selama 10 menit. Perhatikan
kecepatan pembentukan flok, tingkat kekeruhan secara visual. Matikan alat, angkat agitator,
kemudian diamkan selama 20 menit untuk proses pengendapan. Perhatikan secara visual
kecepatan pengendapan flok, jumlah flok yang mengendap dan melayang, serta kekeruhan air.
Periksa dan catat kekeruhan serta pH air pada masing-masing konsentrasi. Tentukan
dosis/konsentrasi yang terbaik berdasarkan kekeruhan dan pH yang sesuai dengan standart yang
ditetapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perhitungan :

ml dosis PAC ₌ mg/L Larutan PAC yang diinginkan x Volume sampel


1000 mg/L
Ditampung sampel yang telah tercemar bahan kimia dalam wadah yang aman

3.1.5 Analisa Konsentrasi Larutan Poly Aluminium Chlorida (PAC)

Tujuan : Untuk mengukur konsentrasi Poly Aluminium Chlorida (PAC) yang akan digunakan
pada pengolahan air

ALAT: - Kerucut Imhoff 1000 mL


- Baume Meter

BAHAN : - Larutan Poly Aluminium Chlorida (PAC)

Cara Kerja :

Pastikan kerucut Imhoff 1000 ml sudah bersih dan ditempatkan di rak, masukkan larutan Poly
Aluminium Chlorida (PAC) sebanyak 1000 ml, masukkan Baume meter dan dibaca skala yang
terukur, sesuaikan dengan tabel kolerasi larutan Poly Aluminium Chlorida (PAC), catat hasil
pengukuran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa

Dilakukan analisa jartest pada air reservoir di PDAM Tirtanadi Sunggal dan analisa kadar
sisa klor, kekeruhan (turbidy), dan pH pada air reservoir PDAM Tirtanadi Sunggal dengan
analisa dalam mingguan dan bulanan.

4.1.1 Analisa Jar test

Hari/Tanggal : 22 Februari 2017 Turbidity : 38,4 NTU

Jam : 08.00 WIB pH : 7,1

Analisis Jar Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh injeksi PAC terhadap kekeruhan
dan pH air baku sehingga dapat diketahui dosis optimum PAC yang akan digunakan pada saat
pengolahan, hasil analisanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil Analisa Jar Test


SAMPEL ITEM INTAKE I
SAMPEL 1000 1000 1000 1000 1000 1000
KUANTITAS (ml)
PAC (ppm) 10,0 12,5 15,0 17,5 20,0 22,5

KONSENTRASI BAK IV = 4,20 %


PAC
pH 7,0 7,0 6,9 6,9 6,9 6,9
TURBIDITY (NTU) 14,3 6,89 2,06 1,29 1,18 1,09

DOSIS PAC 17,5 ppm

4.1.2 Data Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir (Analisa Mingguan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hari : Rabu
Tanggal : 11 Januari 2017
Jam : 08.00 WIB

Tabel 4.2 Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir (Analisa Mingguan)

No PARA- SAT- KADAR


HASIL UJI METODE
METER UAN MAKS
UJI
AIR
Res.1 Res.2 Res.3
MINUM
1. Kekeruhan NTU 5 1,64 0,71 0,68 Nephelometri

2. pH 6,5 – 8,5 7,0 7,0 7,1 Colorimetry


3. Sisa Chlor mg/l 0,3 - 1,0 0,30 0,35 0,30 Colorimetry

4.1.3 Data Hasil Analisa Air Bulanan Air Reservoir


Hari : Kamis
Tanggal : 26 Januari 2017
Jam : 08:00 WIB

Tabel 4.3 Hasil Analisa Kualitas Air Reservoir

Kadar
No Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji
Maks
Air
Res.1 Res.2 Res.3
Minum
1. Kekeruhan NTU 5 1,70 1,26 0,73 Nephelometric
2. pH 6,5 – 8,5 6,9 6,9 6,9 Colorimetry
3. Sisa Chlor mg/l 0,3 - 1,0 0,35 0,50 0,50 Colorimetry

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil data diatas dosis PAC yang digunakan adalah 17,5 ppm, hal ini disebabkan
pada saat PAC 17,5 ppm dengan turbidity 1,29 NTU mencapai titik optimum untuk
dipergunakan dibandingkan dengan yang lainnya. Dari tabel di atas, hasil uji kualitas air minum
menyatakan bahwa air reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Minum Sunggal telah memenuhi
standart PERMENKES No. 492/MENKES/PER/2010.

Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun
awalnya murni, telah mengalami reaksi antara dengan gas-gas di udara dalam perjalanannya
turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir diatas permukaan bumi dan
dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu
air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan
transportasi. Kualitas air mencakup 3 karakteristik yaitu antara lain : fisik, kimia dan biologi.

Penurunan pH ini terjadi disebabkan oleh proses koagulasi karena adanya penambahan
kation yang berasal dari koagulan untuk menetralisirisasi muatan partikel oleh koagulasi yang
dapat terjadi miuatan partikel mempunyai gaya Tarik menarik antar partikel koloid. Penurunan
tampak jelas pada dosis penambahan koagulan PAC 0,75 g/l dimana nilai pH rata-rata menjadi
5,56.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
• Penggunaan PAC berpengaruh terhadap pH, Klorin dan Turbidity pada air reservoir dan air
intake di PDAM Tirtanadi Sunggal, sehingga diperlukan pengontrolan konsentrasi PAC yang
digunakan.

• Dari hasil analisa untuk air reservoir dan air intake diperoleh kadar turbidity dari 0,68 – 1,64 Sisa
klorin dari 0,30 – 0,35 dan pH 7,0 – 7,1 di PDAM Tirtanadi Sunggal telah memenuhi standar
kualitas air sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/2010.

• Saran

Perlu dilakukan secara rutin pemeriksaan turbiditas, pH dan sisa klor dari air reservoir dan air
intake sehingga dosis PAC dapat disesuaikan untuk menjaga air yang diolah tersebut sesuai
standar Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H. 2OO7. Kimia Lingkungan. Usu Press. Medan.

Appl, M., 1999. Ammonia : Principles and Industrial Practice, Wiley-VCH, Weinheim.

Brigden, K. and Stringer, R. 2000, Ammonia and Urea Production : Incidents of Ammonia
Release From The Profertil Urea and Ammonia Facility, Bahia Blanca, Argentina,
Greenpeace Research Laboratories, Departement of Biological Science University of
Exeter, UK.

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI-Press

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan Toksikologi


Senyawa Logam), Penerbit: Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Effendi, H. 2OO3.Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanasius.

Gabriel, J. 2O11.FisikaLingkungan. Jakarta : Hipokrates.

Kusnaedi, 2010.Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum.Depok: Penebar Swadaya

Lagowski, J. (2012). Analisis Kualitatif Semimikro. Jakarta

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. cetakan pertama. Jakarta: UI-Press

Missler, G. L. 1991. Inorganic Chemsitry.Prentik. Hal inc. London

Moss, B. 1993. Ecology Of Freshwaters. Second edition. Blackwell Scientific Publications.


London.

Sari,F.D. 2013. Kamus Pintar Kimia.cetakan pertama.penerbi tpustaka makmur, Jakarta.

Sunarya, Yayan, 2001. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : PT. Setia Purna Invers.

Sunu, Pramudya, 2001, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Terbitan
pertama, PT. Gramedia Indonesia, Jakarta

Suripin, 2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan.Penerbit Andi Offset, Yogyakarta

Sutrisno.T.C. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : PT. Rineka Cipta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sutrisno.T. 2002.Teknologi Penyediaan Air Bersih,Cetakan keempat Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.

Sutrisno, T., 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan Keenam, Jakarta Rhineka Cipta

Slamet, S. J. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tebbut, T.H.Y. 1992. Principle of Water Quality Waters, Martinus Nijjhoff Publ, Dordrecht The
Netherlands

Underwood, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Valupadas, P. 1999. Wastewater Management Review for Fertilizer Manufacturing


Sector, Environmental Science Division, Environmental Service.

Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi kelima.
Bagian I. PT Kalman Pustaka : Jakarta.

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran.Yogyakarta: PenerbitAndi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN I
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010
Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

• PARAMETER WAJIB

Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi
1 ) E. Coli Jumlah per 100 0
ml sampel
2 ) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 0
ml sampel
b. Kimia an – organik
1 ) Arsen mg / l 0,01
2 ) Flourida mg / l 1,5
3 ) Total Kromium mg / l 0,05
4 ) Kadmium mg / l 0,003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5 ) Nitrit, ( sebagai NO 2 - ) mg / l 3
6 ) Nitrat, ( sebagai NO 3 - ) mg / l 50
7 ) Sianida mg / l 0,07
8 ) Selenium mg / l 0,1

2 Parameter yang tidak langsung


berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisik
1 ) Bau Tidak berbau
2 ) Warna TCU 15
3 ) Total Zat Padat Terlarut (TDS) mg / l 500
4 ) Kekeruhan NTU 5
5 ) Rasa Tidak berasa
0
6 ) Suhu C Suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
1 ) Aluminium mg / l 0,2
2 ) Besi mg / l 0,3
3 ) Kesadahan mg / l 500
4 ) Khlorida mg / l 250
5 ) Mangan mg / l 0,4
6 ) Ph 6,5 – 8,5
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
7 ) Seng mg / l 3
8 ) Sulfat mg / l 250
9 ) Tembaga mg / l 2
10 ) Amonia mg / l 1 ,5

• PARAMETER TAMBAHAN

Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang
diperbolehkan
1 KIMIAWI

a. Bahan Anorganik
Air Raksa mg / l 0,001
Antimon mg / l 0,02
Barium mg / l 0,7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Boron mg / l 0,5
Molybdenum mg / l 0,07
Nikel mg / l 0,07
Sodium mg / l 200
Timbal mg / l 0,01
Uranium mg / l 0,015

b. Bahan Organik
Zat Organik ( KMnO 4 ) mg / l 10
Deterjen mg / l 0,05
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mg / l 0,004
Dichloromethane mg / l 0,02
1,2-Dichloroethane mg / l 0,05
Chlorinated ethenes
1,2-Dichloroethene mg / l 0,05
Trichloroethene mg / l 0,02
Tetrachloroethene mg / l 0,04
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg / l 0,01
Toluene mg / 0,7
Xylenes mg / l 0,5
Ethylbenzenes mg / l 0,3
Styrene mg / l 0,02
Chlorinated benzenes
1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB ) mg / l 1
1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB ) mg / l 0,3
Lain – lain
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang
diperbolehkan
Di ( 2 – ethylhexyl ) phthalate mg / l 0,008
Acrylamide mg / l 0,0005
Epichlorohydrin mg / l 0,0004
Hexachlorobutadiene mg / l 0,0006
Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) mg / l 0,6
Nitrilotriacetic acid ( NTA ) mg / l 0,2

c. Pestisida

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alachlor mg / l 0,02
Aldicarb mg / l 0,01
Aldrin dan dieldrin mg / l 0,0003
Atrazine mg / l 0,002
Carbofuran mg / l 0,007
Chlordane mg / l 0,0002
Chlortoluran mg / l 0,03
DDT mg / l 0,001
1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP ) mg / l 0,001
2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D ) mg / l 0,03
1,2-Dichloropropane mg / l 0,04
Isoproturon mg / l 0,009
Lindane mg / l 0,002
MCPA mg / l 0,002
Methoxychlor mg / l 0,02
Metolachlor mg / l 0,01
Molinate mg / l 0,006
Pendimethalin mg / l 0,02
Pentachlorophenol ( PCP ) mg / l 0,009
Permethrin mg / l 0,3
Simazine mg / l 0,002
Trifluralin mg / l 0,02
Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D
dan MCPA
2,4-DB mg / l 0,090
Dichlorprop mg / l 0,10
Fenoprop mg / l 0,009
Mecoprop mg / l 0,001
2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg / l 0,009

d. Desinfektan dan Hasil Sampingannya


Desinfektan
Chlorine mg / l 5
Hasil Sampingan
Bromate mg / l 0,01
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang
diperbolehkan
Chlorate mg / l 0,7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Chlorite mg / l 0,7
Chlorophenols
2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg / l 0,2
Bromoform mg / l 0,1
Dibromochloromethane ( DBCM ) mg / l 0,1
Bromodichloromethane ( BDCM ) mg / l 0,06
Chloroform mg / l 0,3
Chlorinated acetic acid
Dichloroacetic acid mg / l 0,05
Trichloroacetic acid mg / l 0,02
Chloral hydrate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile mg / l 0,02
Dibromoacetonitrile mg / l 0,07
Cyanogen Chloride ( sebagai CN ) mg / l 0,07

2. RADIOAKTIFITAS

Gross alpha activity Bq / l 0,1


Gross beta activity Bq / l 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai