2018
Hutagaol, Pesta
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6732
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA pH DAN ALKALINITAS PADA AIR UMPAN BOILER DARI
PABRIK KELAPA SAWIT AJAMU, AIR BATU DAN
PABATU YANG DI ANALISA DI PT.PERKEBUNAN
NUSANTARA IV MEDAN
TUGAS AKHIR
PESTA HUTAGAOL
152401016
MEDAN
2018
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli
Madya
PESTA HUTAGOL
152401016
MEDAN
2018
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul “Analisa pH dan Alkalinitas
Pada Air Umpan Ketel di PT.Pekebunan Nusantara IV Medan” yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Departemen Kimia Program
Studi Diploma-3 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
Terima kasih penulis sampaikan kepadaIbu Dra. Herlince Sihotang, M,Si
selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan laporan
tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku
ketua program studi dan sekertaris program studi D-3 Kimia FMIPA USU Medan,
dekan dan wakil dekan FMIPA USU, seluruh staf pengajar dan dosen program
studi D-3 Kimia FMIPA USU, pegawai dan rekan-rekan kuliah, serta rekan PKL.
Akhirnya tidak terlupakan penulis sampaikan terima kasih kepada Ayah Pegang
Hutagaol dan Ibu Roida Sitohang, serta Olopina Hutagaol yang selama ini
memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan, selain itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih pula kepada Lidia Pakpahan, Devria Sihotang,
Devinia Tondang dan Olid Daulay atas arahan dan semangatnya kepada penulis.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan Membalasnya.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini dan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membangun hingga selesainya Laporan Tugas Akhir ini.
Medan,
Pesta Hutagaol
ABSTRAK
ABSTRACT
In this case, pH analysis has been done using pH meter and alkalinity
analysis using acid-base titration method where 0.02 N H2SO4 solution is used as
standard solution. Based on the analysis conducted on boiler water of PKS Ajamu
boiler, Air Batu and Pabatu respectively pHyaitu 8,27; 8,54 dan 8,40. and for the
respective total alkalinity of 13,6; 17,6 dan 12 ppm. ppm. The result of pH and
alkalinity analyzes in boiler feed water has met the standard of boiler water which
has been determined according to SNI 06-6989-11-2004.
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ........................................... i
PERSETUJUAN........................................................................................... ii
PERYATAAN.............................................................................................. iii
PENGHARGAAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Permasalahan ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2.1. Pengertian Air ............................................................................. 4
2.2.1. Sifat Air ............................................................................. 5
2.2.2. Sumber Air ........................................................................ 5
2.2. Karakteristik Kimia Air .............................................................. 7
2.3. Pengenalan Boiler ..................................................................... 10
2.3.1. Air Pengisi Ketel ............................................................. 10
2.3.2. Air Umpan Ketel ............................................................. 10
2.3.3. Persyaratan Air Umpan Ketel ......................................... 11
2.4. Pengelolahan Air Umpan Ketel ................................................ 12
2.4.1. Pengelolahan Air Ketel dengan Penambahan Bahan-Bahan
Kimia ......................................................................................... 12
2.4.2. Masalah Pada Boiler ....................................................... 14
2.4.3. Perawatan Air Boiler ....................................................... 15
2.5. Pengambilan Sampel Analisa Air ............................................. 15
2.6. Parameter Air Pengisi Boiler..................................................... 18
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN ......................................................
3.1. Metodologi ................................................................................ 22
3.1.1. Alat-alat ........................................................................... 22
3.1.2. Bahan-bahan .................................................................... 22
3.1.3. Posedur Percobaan .......................................................... 23
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sumber air umpan boiler yang digunakan untuk proses ini berasal dari air
sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainya. Kualitas air tersebut
tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis ini dipengaruhi oleh
lingkungan asal mata air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah
mengalami pencemaran oleh penduduk atau industri. Oleh karena itu sangat perlu
dilakukan pengolahan air tersebut agar dapat memenuhi syarat sebelum digunakan
sebagai air umpan boiler (Effendi, H. 2003).
Pengolahan air boiler yang tidak memenuhi syarat dapat dilakukan dengan
penambahan bahan kimia pada air mentah sebelum dimasukkan kedalam boiler
dan melakukan demineralisasi yang berfugsi untuk membebaskan air dari unsur-
unsur silika, sulfat, klorida dan karbonat dengan menggunakan resin (Walid, M.
1989).
Masalah yang sering terjadi dalam pengoperasian air umpan boiler yaitu
berasal dari air umpan boiler itu sendiri, untuk mengindari masalah tersebut maka
kualitas pengisi air boiler harus memenuhi standar maka perlu dilakukan analisa
pH dan alkalinitas terhadap air tersebut agar tidak timbul kerak pada dinding
boiler(Pusdiklat, 2005).
Apakah pH dan alkalinitas pada air umpan boiler dari pabrik kelapa sawit
Ajamu, Air Batu dan Pabatu sudah memenuhi standar mutu air umpan boiler yang
telah ditetapkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.4.Tujuan
Untuk mengetahui pH dan alkalinitas pada air umpan boiler dari PKS
Ajamu, Air Batu dan Pabatu apakah sudah sesuai dengan standar mutu air umpan
boiler yang ditetapkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.5.Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air dalam definisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen dengan
rumus kimia H 2 O. Berdasarkan sifat fisiknya terdapat dalam tiga macan bentuk
air yaitu: air sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda
gas atau uap. Air berubah bentuk yang satu ke bentuk lainnya tergantung pada
waktu dan tempat serta temperaturnya (Dumairy. 1992).
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makluk hidup yang lain.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuntitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara
lain menyebabkan penurunan kualitas air.
- Air untuk keperluan iritasi adalah air yang digunakan dalam sistem pertanian,
dikomsumsi oleh tanaman dan lahan tempatnya bertumbuh.
- Air untuk keperluan pembangkit tenaga energi adalah air yang digunakan untuk
menggerakan turbin pembangkit tenaga listrik bertenaga air dan untuk
penggerakkan mesin industri.
- Air keperluan pabrik adalah air yang digunakan untuk kepentingan manusia. Air
untuk komsumsi domestik maksudnya adalah air yang dikomsumsi oleh rumah
tangga (Gultom, J. 1993).
Pada dasar nya, pengambilan sampel air dapat dilakukan terhadap air
permukaan maupun air tanah.
a.Air Permukaan
Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air
lainya. Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara atau laut yang
dipengaruhi oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun
pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan dilokasi-lokasi sebagai berikut.
1) Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum perna atau masih sedikit mengalami
pencemaran.
2) Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau
dibagian hilir dari sumber pencemar.
b. Air Tanah
Air tanah (ground water) merupakan air yang berada di bawah permukaan
tanah. Perairan tanah terbagi atas: air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air.
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses penyerapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri,
sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-
garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing air tanah. Air tanah dangkal dapat pada
kedalaman 15,00 m. Air tanah ini dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Air
tanah dangkal memiliki kualitas agak baik.
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Air tanah
dalam biasa terdapat dalam kedalaman antara 100-300 m. Pada umumnya
kualitasnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringan lebih sempurna dan
bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapisan-lapisan
karena mangandung Ca(HCO 3 ) 2 dam Mg(HCO 3 ) 2 . Air sadah tidak baik
penggunaanya karena:
Hal ini dapat terjadi karena air sudah mengandung Ca++ yang jika beraksi
dengan C 17 H 35 COONa (sabun) akan terjadi endapan C 17 H 35 (COO 2 )Ca Yang
menyebabkan tidak terbentuknya busa sabun. Setelah Ca habis, barulah busa akan
terbentuk.
Ca(HCO 3 ) 2 → CaCO 3 + H 2 O + CO 2
Dengan terjadinya endapan CaCO 3 sebagai batu ketel, maka hal ini sangat
mengganggu dalam pemindahan panas (ada beda suhu) sehingga terjadi ledakan
pada ketel-ketel air atau sumbatan pada pipa-pipa.
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari tanah dalam,hampir tidak terpengaruh oleh musim
(Sutrino, C.T. 1992).
a. pH
H 2 O → H+ + OH
B. Kelarutan
d. Kesahadaan
3. indikator : zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit untuk mengetahui titik
akhir titrasi.
4. Titik ekuivalen : titik dimana jumlah titran yang ditambahkan ekuivalen dengan
jumlah analit secara stoikhiometri.
a. Syarat titrimetri:
3) Kelebihan sedikit saja reagen penitrasi harus dapat diketahui dengan suatu
indikator.
b. Standar primer
Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan
untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekivalen
antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam basa
lemah jika penitrasian basa atau asam kuat dengan perbandingan tetap disosiasi
asala lebih besar dari 10-4. Selama titrasi, pH larutan berubah secara khas dan
drastis bila volume titranya mencapai titik ekivalen (Khopkar, S. M. 2003)
Boiler adalah suatu bejana yang berisi air dimana secara kontiniu air itu
diuapkan dan membentuk steam dari pemanasan yang berasal dari dapur api.
Boiler yang dijumpai di PKS terdiri dari jenis pipa api dan pipa air. Berdasarkan
dari jenis uap yang dihasilkan boiler uap dapat dibedakan penghasil uap jenuh
(saturated steam) dan uap kering (superheated steam). Boiler yang dijumpai di
PKS umunya jenis pipa penghasil uap basah dan uap kering. Uap yang dihasilkan
oleh boiler akan bersingungan dengan minyak sawit dalam proses pengolahan,
oleh sebab itu kondisi uap yang dihasilakan oleh boiler hendaknya tidak
mengurangi mutu minyak sawit dan inti sawit yang di hasilkan (Muin, S.A. 1998).
Air alam yang digunakan untuk pengisian ketel uap pada umumnya
mengandung bahan-bahan padat pada gas-gas terlarut pada air sehingga,
terjadinya pembentukan kerak didalam ketel, terjadinya pembentukan buih dan
pecikan yang menyebabkan korosi. Untuk menghilangkan gangguan-gangguan
pada air pengisi adalah sangat penting, dalam hal untuk menganalis setiap air
yang akan digunakan sebagai pengisi ketel dan menentukan setiap sifat dari air
dan menentukan cara terbaik adalah sistem pengolahanya
Kerak pada ketel dapat terjadi karena pengendapan langsung dari zat
pengotor pada permukaan perpindahan panas, atau karena pengendapan zat
tersuspensi dalam air yang kemudian melekat pada logam dan menjadi keras.
a. pH yang rendah.
Fe + 2H 2 O ↔ Fe(OH) 2 + H 2
3. Pembentukan Busa
Pengolahan air umpan ketel agar memenuhi syarat yang telah ditetapkan
tentunya sangat tergantung pada jenis bahan bakunya. Rangkaian peralatan untuk
pengolahan berturut-turut yaitu aerator, iron removal, filter, tangki air terfilter,
demineralizer, tangki air demin, deaerator. Disamaping itu juga di sediakan alat
polisher untuk menghilangkan kandungan logam berat yang mungkinterikat pada
air kondensat sebelum digunakan sebagai umpan ketel.
1. Bereaksi dengan kesahadaan dan kandungan silika air umpan dan mencegah
pengendapan pada permukaan logam ketel sebagai kerak. Ion-ion kalsium
dapat diendapkan dalam bentuk kalsium hidroksi apatit
(3CA 3 (PO 4 ) 2 .Ca(OH) 2 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ), dan ion-ion
magnesium dan silika diendapkan dalam bentuk sarpentin
(2MgSiO 3 .Mg(OH) 2. H 2 O), magnesium silika (MgSiO 2 ) dan magnesium
hidroksida (Mg(OH) 2 ). Penggunaan bahan-bahan kimia khusus untuk
mengendalikan pembentukan kerak (chelating agents) merupakan alternatif
lain yang dapat dilakukan.
4. Menghilangkan oksigen dari air dan menyediakan alkalinitas yang cukup untuk
mencegah korosi ketel. Sejumlah oksigen dapat terbawa dalam air umpan ketel
meskipun sudah melewati tahap deaerasi. Kandungan oksigen ini harus
dihilangkan untuk mencegah terjadinya korosi. Bahan kimia untuk
menghilangkan oksigen (chemical oxygen scavenger) yang biasanya digunakan
adalah natrium sulfit dan hydrazin. Reaksi yang terjadi pada proses ini dalah
sebagai berikut :
2Na 2 SO 3 + O 2 → 2Na 2 SO 4
N2H2 + O2 → 2H 2 O + N 2
Air yang digunakan pada boiler yang kurang memenuhi standar yang
ditentukan akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
- Pembentukan kerak yakni dapat pula disebabkan oleh ion-ion kesahadaan yang
terdapat pada air umpan boiler, dimana pembentukan kerak ini dapat
ditangulangi dengan mengurangi ion-ion kesadahan pada air boiler dan
menggunakan blow down secara teratur jumlahnya.
Ada empat cara untuk mengolah atau memperbaiki mutu air yang akan
diguanakan pada boiler yaitu:
- Penambahan bahan kimia pada air mentah sebelum dimasukkan kedalam boiler.
- Dilakukan dekonsentrasi atau blow down dari boiler pada waktu sering terjadi
pemanasan, dimana tekanan boiler digunakan untuk memaksa air yang
mengandung suspensi kotoran keluar dari boiler (Walid, M. 1989)
- Ph - - - 8,5-9,2 10,5-11,5
Air sumber adalah air alam (sungai, waduk, kanal, artesis) sebagai bahan
baku dalam proses pengolahan air bersih.
- Sampel diambil pada pipa aliran air darinsumber yang akan masuk ke instalasi
penjernian air (Clarifier).
- Frekuensi pengambilan setiap pagi dan sore hari sebanyak 5 liter memakai
jeregen.
Air sand filter adalah air sumber yang telah mengalami proses penjernian
di Clarifier dan penyaringan flock melalui saringan pasir di sand filter. Sampel
diambil pada aliran air keluar sand filter yang akan masuk ke kation unit.
Frekuensi pengambilanya setiap pagi dan sore bersamaan saat pengambilan air
sumber. Dilakukan analisa setiap kali pengambilan terhadap parameter mutu air
yang telah ditentukan sebagai bahan baku air di demiberaliser plant.
3. Air Kation
Air kation adalah air dari sand filter yang telah mengalami pertukaran ion
pasitif pada cation exchanger. Sampel yang diambil pada pipa aliran air keluar
cation exchanger yang akan masuk ke anion exchanger. Frekuensi pengambilan
setiap 1 jam sebanyak 500 ml kemudian langsung dianalisa khususnya terhadap
parameter kandungan hardness (kesadahan) terlarut. Bila hasil menunjukkan
angka hardness > 2 ppm, segera dilakukan regenerasi cation exchanger.
4. Air Anion
Air anion adalah air dari cation exchanger yang telah mengalami pertukaran ion
negatif pada anion exchanger. Sampel diambil pada pipa aliran air keluar anoin
Air umpan ketel adalah air dari anion exchanger dalam tangki umpan yang
telah dipanasi untuk menghilangkan gas terlarut akan masuk ke boiler sebagai
bahan baku pengendap uap. Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 500 ml
kemudian langsung dianalisa terhadap parameter mutu air umpan yaitu pH, TDS,
Hardness, Silika dan alkalinitas. Hasil rata-rata antara shift dirata-ratakan sebagi
angka mutu air umpan ketel.
6. Air Boiler
Air boiler adalah air dalam drum dan pipa-pipa pemanas pada boiler yang
sedang dipakai untuk proses pengadaan uap. Sampel di ambil pada pipa tempat
pengambilan sampel (pipa spui) dengan membuka kran. Frekuensi pengambilan
setiap 2 jam sebanyak 500 ml kemudian dianalisa terhadap parameter mutu air
ketel yang telah ditentukan yaitu pH, TDS, hardness, silika, alkalinitas dan tannin
indeks.
B. Alkalinitas
Pada persamaan reaksi (6.41) semua ion OH- telah mengalami konversi
secara sempurna. Pada persamaan reaksi (6.42) setiap ion karbonat bereaksi
dengan satu ion hidrogen untuk menghasilkan ion bikarbonat.
Pada persamaan reaksi (6.43) setiap ion bikarbonat berikatan dengan satu
ion hidrogen membentuk asam karbonat. Penjumlahan dari jumlah titran yang
terpakai pada penentuan nilai alkalinitas phenolphalein dengan jumlah titran pada
pembentukan asam karbonat pada reaksi (6.43) merupakan nilai alkalinitas total
(Effendi, H. 2003).
TDS (Total Dissolved Solid) adalah jumlah padatan larutan dalam air.
Analisa kandungan dalam TDS dalam air dapat ditentukan dengan cara
pengukuran potensiometer memakai elektroda pada alat TDS meter.
Silika adalah zat yang berasal dari butiran pasir yang larut dalam air dalam
bentuk molekul dengan rumus SiO 2 . Analisa kandungan silika dalam air dapat
ditentukan dengan cara perbandingan warna (comparator) terhadap larutan
standart silika.
E. Hardnes (Kesahadaan)
Hardnes (kesadahan) air disebabkan adanya garam calsium (Ca++) dan atau
magnesium (Mg++) yang larut dalam air. Analisa kandungan kesadahan dalam air
dapat ditentukan dengan cara pembentukan garam kompleks oleh EDTA
(Ethylene Dinitrillo Tetra Acetic Acid) dalam suasana basa dengan indikator EBT
(Eriochrome Black T).
METODE PERCOBAAN
3.2.Alat-Alat
1. pH meter Eutech
2. Botol aquadest
3. Beaker glass Pyrex
4. Buret digital Brand
5. Gelas ukur Pyrex
6. Erlenmeyer Pyrex
7. Pipet tetes Normax
8. Pipet volum Pyrex
9. Bola karet D&N
3.3. Bahan-Bahan
3.4.2. ProsedurAnalisa pH
A. Analisaalkalinitas-P
B. Analisaalkalinitas-M
Dari Analisa pH dan alkalinitas pada air umpan boiler di peroleh hasil data
sebagai berikut :
Tabel 4.1. Data pH dan Alkalinitas Air Umpan Boiler dari Pabrik Kelapa
SawitAjamu, Air Batu dan Pabatu
OH OH O-Ca O
C + 2CaCO 3 C + H 2 (CO 3 ) 2
C C O-Ca
O O
Bening Merah lembayung
O Ca O OH OH
H2SO4
C + H 2 (CO 3 ) 2 C + CaSO 4 +
Ca(HCO 3 ) 2
Bening
O
C O Ca C
O O
Merah lembayung
O CH 3
O S N=N N + CaSO 4 + 2H 2 CO 3
Merah kekunigan
O CH 3
4.2. Perhitungan
Perhitungan yang sama dilakukan untuk air umpan boiler PKS Air Batu dan PKS
Pabatu.
4.3. Pembahasan
pH yang berasal dari air sungai, air waduk dan sumur bor belum tentu
standar, untuk itu perlu dilakukan pengolahan. Analisa pH dilakukan dengan
menggunakan pH meter. Dari hasil analisa pH pada air umpan boiler dari PKS
Ajamu, Air Batu dan Pabatu masing-masing yaitu 8,27; 8,54 dan 8,40. Dimana
pH tersebut masih memenuhi standar mutu air umpan boiler yang ditetapkan
menurut SNI 06-6989-11-2004.
Penggunaan air umpan boiler harus dikontrol agar sesuai dengan standar.
Jika pH tinggi dan alkalinitas rendah, dapat menyebabkan korosi (kerak) pada
dinding dalam boiler serta mengurangi steam yang dihasilkan.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa pH dan alkalinitas pada air umpan boilerdari PKS
Ajamu, Air Batu dan Pabatu masing-masing pH yaitu 8,27; 8,54 dan 8,40.
Sedangkan untuk alkalinitas total masing-masing yaitu 13,6; 17,6 dan 12 ppm
yang di analisa di PT.Perkebunan Nusantara IV Medan, telah memenuhi standart
mutu air umpan boiler yang ditetapkan menurut SNI 06-6989-11-2004.
5.1. Saran
1 pH - - - 8,5-9,2 10,5-11,5
2 TDS ppm - - Maks.100 Maks.1500