Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM HIDROKSIDA

(NH4OH) SAAT PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN


BILANGAN ASAM RESIPRENE 35
PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

FAHRUL RAOZI NASUTION


072409032

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM HIDROKSIDA (NH4OH) SAAT
PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN BILANGAN ASAM
RESIPRENE 35 PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli


Madya

FAHRUL RAOZI NASUTION


072409032

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM


HIDROKSIDA (NH4OH) SAAT PENGENDAPAN
TERHADAP PERUBAHAN BILANGAN ASAM
RESIPRENE 35 PT. INDUSTRI KARET
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : FAHRUL RAOZI NASUTION
Nomor Induk Mahasiswa : 072409032
Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di
Medan, Juli 2010

Diketahui/Disetujui oleh :
Departemen KIMIA FMIPA USU
Ketua Dosen Pembimbing

(Dr. Rumondang Bulan Nst, MS) (Drs. Amir Hamzah Siregar,M.Si)


NIP 195408301985032001 NIP 131945358

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PENGARUH PENAMBAHAN AMONIUM HIDROKSIDA (NH4OH)


SAAT PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN
BILANGAN ASAM RESIPRENE 35
PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebut sumbernya.

Medan, Juli 2010

FAHRUL RAOZI NASUTION


072409032

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah yang dibuat penulis
berjudul “ Pengaruh Penambahan Amonium Hidroksida (NH4OH) Saat Pegendapan di
Separator Terhadap Perubahan Bilangan Asam Resiprene 35 PT. Industri Karet
Nusantara”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan menyelesaikan program
diploma-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerandahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Burhanuddin Nasution dan Ibunda Nurasiah lubis yang telah banyak
memberikan dukungan moral maupun materil.
2. Abanganda Ali Akbar Ghazali nasution, dan Adinda Muhammad Irfan Nasution
yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Prof.Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu DR. Rumondang Bulan, M.S, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Prof.DR. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil, selaku ketua Program studi D -3
Kimia Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
6. Bapak Drs. Amir Hamzah Siregar, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian karya ilmiah
ini.
7. Bapak DRS. Suprianto M.MA selaku menejer pabrik Resiprene 35 PT. Industri
Karet Nusantara yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis.
8. Bapak Zulpan Abdi Simorangkir, selaku pembimbing lapangan di laboraturium
yang banyak penulis sewaktu praktik kerja lapangan.
9. Bapak Ahmad K. Wardana, selaku pembimbing lapangan di pabrik yang telah tulus
mengarahkan penulis sewaktu praktik kerja lapangan.
10. Seluruh karyawan pabrik Resiprene 35 PT. Industri Karet Nusantara yang telah
banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis.
11. Staf dan karyawan program studi D3 Kimia Industri FMIPA USU.
12. Teman-teman tercinta seluruh Mahasiswa Kimia Industri stambuk 2007 yang telah
membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini yang tidak
mungkin di ucapkan satu persatu.

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan
karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis memohon
maaf jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam karya ilmiah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Resiprene 35 merupakan produk dari industri karet yang berguna untuk kebutuhan
manusia untuk digunakan dalam berbagai keperluan, diantaranya sebagai bahan baku
industry cat kapal, pernis, isolator listrik dan lain-lain . Salah satu parameter yang
menentukan kualitasnya adalah kadar bilangan asam produk resiprene 35. Analisis
kadar bilangan asam resiprene 35 sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku resiprene 35. Karena
kadar bilangan asam yang tidak memenuhi standart dapat mengurangi mutu produk.
Dalam analisis ini ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi
yang berfariasi antara lain, tanpa penambahan, 5% , 10% , 15% , dan 20%. Analisis
dilakukan untuk mengetahui bilangan asam produk yang sesuai dengan standart.

Universitas Sumatera Utara


THE INFLUENCE INCREASE OF AMMONIUM HIDROXIDE (NH4OH)
DURING PRECIPITATION TO CHANGES PRODUCTS ACID VALUE
RESIPRENE 35 PT. INDUTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Resiprene 35 is a product of the rubber industry which is useful for human needs, used
for various needed, among other things, as a basic of marine paints industry, varnish,
electricity isolator, etc. One of the parameters that determine the quality is the content
of the product acid value resiprene 35. The lactic acid value 35 resiprene very useful
to meet the needs of consumers, that is an industry used resiprene 35. Because the
levels of acid value that do not meet the standard can reduce product quality. In this
analysis added ammonium hydroxide (NH 4 OH) with a variation of concentration
among others, without the addition NH4OH, 5%, 10%, 15%, 20% . The analysis was
conducted to determine the acid number in accordance with the standard product.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Persetujuan ................................................................................................................ ii
Pernyataan ............................................................................................................... iii
Penghargaan .............................................................................................................. iv
Abstrak ....................................................................................................................... vi
Abstract ......................................................................................................................vii
Daftar isi ....................................................................................................................viii
Daftar tabel ................................................................................................................ix
Daftar gambar ...........................................................................................................x
Bab 1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1. Latar belakang ..........................................................................................1
1.2. Permasalahan ............................................................................................2
1.3. Tujuan .......................................................................................................3
1.4. Manfaat .....................................................................................................3
Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................4
2.1. Sejarah Perkembangan Karet ....................................................................4
2.2. Karet .........................................................................................................5
2.3. Karet Alam ...............................................................................................5
2.4. Karet bongkah atau Block Rubber ...........................................................7
2.5. Resin ........................................................................................................10
2.6. Resiprene 35 ............................................................................................11
2.7. Bilangan asam ..........................................................................................12
2.8. Ammonia ................................................................................................. 13
Bab 3. METODOLOGI PERCOBAAN....................................................................14
3.1. Alat – alat .................................................................................................14
3.2. Bahan .......................................................................................................14
3.3. Prosedur ...................................................................................................15
Bab 4. DATA DAN PEMBAHASAN.......................................................................17
4.1. Data .......................................................................................................17
4.2. Perhitungan ...........................................................................................17
4.2.1. Penentuan Bilangan Asam ....................................................................17
4.2.2. Metode Least Square ............................................................................19
4.2.3. Persamaan regresi ..................................................................................20
4.3. Pembahasan ...........................................................................................21
Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................22
5.1. Kesimpulan ...............................................................................................22
5.2. Saran .........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................23
LAMPIRAN ...............................................................................................................24

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 2.5. Standart Indonesian Rubber ................................................................ 9


Tabel 2.6. Spesifikasi Produk Resiprene 35 .........................................................11
Tabel 4.1. Data volume Titran (KOH 0,2 N) yang terpakai pada saat titrasi
Larutan Resiprene 35 dengan penambahan 3 tetes indikator PP ........ 17
Tabel 4.2.1.1. Data pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH pada saat pengen
dapan terhadap perubahan bilangan asam produk resiprene 35 ..........19
Tabel 4.2.1.2. Data Metode least square ....................................................................19
Tabel 4.2.3. Data persamaan regresi .......................................................................20

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rumus bangun Cis 1,4 – poliisoprena ( karet alam) ............................... 6

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Resiprene 35 merupakan produk dari industri karet yang berguna untuk kebutuhan
manusia untuk digunakan dalam berbagai keperluan, diantaranya sebagai bahan baku
industry cat kapal, pernis, isolator listrik dan lain-lain . Salah satu parameter yang
menentukan kualitasnya adalah kadar bilangan asam produk resiprene 35. Analisis
kadar bilangan asam resiprene 35 sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku resiprene 35. Karena
kadar bilangan asam yang tidak memenuhi standart dapat mengurangi mutu produk.
Dalam analisis ini ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi
yang berfariasi antara lain, tanpa penambahan, 5% , 10% , 15% , dan 20%. Analisis
dilakukan untuk mengetahui bilangan asam produk yang sesuai dengan standart.

Universitas Sumatera Utara


THE INFLUENCE INCREASE OF AMMONIUM HIDROXIDE (NH4OH)
DURING PRECIPITATION TO CHANGES PRODUCTS ACID VALUE
RESIPRENE 35 PT. INDUTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Resiprene 35 is a product of the rubber industry which is useful for human needs, used
for various needed, among other things, as a basic of marine paints industry, varnish,
electricity isolator, etc. One of the parameters that determine the quality is the content
of the product acid value resiprene 35. The lactic acid value 35 resiprene very useful
to meet the needs of consumers, that is an industry used resiprene 35. Because the
levels of acid value that do not meet the standard can reduce product quality. In this
analysis added ammonium hydroxide (NH 4 OH) with a variation of concentration
among others, without the addition NH4OH, 5%, 10%, 15%, 20% . The analysis was
conducted to determine the acid number in accordance with the standard product.

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup

internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu

hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Karet

merupakan bahan baku yang penting dalam indutri pada saat ini. Karet alam adalah

suatu komoditi homogen dengan kualitas dan hasil produksi yang baik. Karet alam

mempunyai daya lentur yang tinggi dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah.

Beberapa industri mengunakan karet alam sebagai bahan bakunya adalah industri

sarung tangan, industri karet gelang, industri pakaian, industri resin dan lain

sebagainya.

Resiprene 35 ( merek dagang dari resin karet yang diproduksi ) adalah produk

yang dihasilkan oleh PT. Industri Karet Nusantara yang memproduksi resin karet.

Resiprene produk yang menggunakan bahan baku karet alam yaitu karet SIR 20

( Standart Indonesian Rubber 20%). Dengan memenuhi kualitas yang diinginkan oleh

konsumen yang menggunakan produk tersebut. Proses pembuatan resin adalah proses

siklisasi yaitu proses perubahan karet alam menjadi resin.

Resipren 35 adalah bahan baku dari berbagai jenis produk industri diantaranya:

a. Pernis

Universitas Sumatera Utara


b. Cat kapal

c. Tinta cetak

d. Pelapis cermin

e. Cat dekorasi

f. Sebagai isolator listrik

g. Cat dasar kendaraan

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan resiprene 35 adalah

pengaruh penambahan NH4OH saat dekantasi didalam separator. Berdasarkan

masalah ini penulis mencoba menguji pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH

dalam skala laboraturium untuk mengetahui perubahan bilangan asam resin, sehingga

akan diketahui konsentrasi NH4OH yang lebih tepat.

1.2. Permasalahan

Produk yang dikatakan baik apabila produk tersebut telah memenuhi standart dan

konsumen merasa puas menggunakan produk tersebut. Untuk produk resiprene ini

salah satu parameter yang harus dipenuhi adalah nilai bilangan asam yang tepat,

sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsentrasi NH4OH merupakan salah satu

penyebabnya, dibutuhkan konsentrasi yang tepat saat penambahannya pada saat

dekantasi di separator.

Disini penulis mencoba melakukan percobaan penambahan variasi konsentrasi

NH4OH yang dilakukan dengan skala laboratorium. Untuk menentukan bilangan asam

yang tepat pada produk resiprene 35.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui konsentrasi NH4OH yang tepat saat penambahannya

diseparator untuk memperoleh resiprene dengan bilangan asam yang

diinginkan oleh konsumen.

b. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NH4OH tehadap kualitas produk

resiprene 35.

1.4. Manfaat

a. Melihat secara langsung penerapan ilmu kimia pada pabrik resiprene 35.

b. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaruh penambahan

konsentrasi NH4OH terhadap perubahan bilangan asam resiprene 35.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkembangan Karet

Karet dikenal di Eropa sejak ditemukannya Amerika oleh Columbus. Orang Eropa

yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro

Martyre d’Angiera (1457 - 1526), dari Aragon, Leon (Spanyol). Laporan pertama

yang serius tentang produksi karet dan sistem primitive pemrosesannya ditulis pada

abad ke- 18 oleh 2 orang Prancis Charles Marie De La Condamine dan Francois

Fresneau. De La Condamine, seorang anggota ekspedisi ilmiah yang pergi ke Amerika

Selatan pada tahun 1735 melukiskan dalam laporannya kepada akademi Prancis pada

tahun 1736.

Sejak semula perkembangan industri karet tergantung bukan pada

pengetahuan kimia melainkan pada kemampuan orang menemukan metode yang

cocok untuk memanipulasi karet. Kemajuan yang penting dalam memanipulasi karet

dengan mudah terjadi pada awal abad ke – 19 dari eksperimen-eksperimen seorang

Skotlandia, Charles Macintosh (1766 – 1843) dan seorang Inggris, Thomas Hancock

(1786 – 1865 ) namun metode tersebut kurang sempurna dan agak primitive.

Di Amerika Serikat industri karet berdiri pada akhir pengembangan industri

dan perdagangannya (1819 – 1837). Seorang Amerika, Charles Goodyear (1800–

1860) menemukan proses vulkanisasi pada tahun 1839. Industri yang berbahan baku

karet

Universitas Sumatera Utara


alam ( kemudian karet sintetik ) banyak didirikan pada awal perkembangan industri

kendaraan bermotor. ( Spillane, J,J,. 1996 )

2.2. Karet

Karet atau elastromer merupakan polimer yang memperlihatkan daya pegas, atau

kemampun meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.ada 2 jenis karet

yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang

berbeda, sehingga keberadaanya saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa

diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap

dibutuhkan.

2.3. Karet Alam

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene. Nama kimia dari polimer ini adalah

Cis 1,4 – poliisoprena dengan rumus umum ( C5 H8 )n. Semakin besar harga n semakin

panjang molekul karet , semakin besar berat molekulnya, dan semakin kental. Dimana

n adalah drajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer di

dalam rantai polimer. Karet alam bila dipanasi akan menjadi lunak dan lekat dan

kemudian dapat mengalir. Karet alam sedikit larut dalam benzene. Karet alam banyak

digunakan dalam industri – industri barang. Umumnya alat-alat yang terbuat dari karet

alam berguna bagi kehidupan manusia.

Universitas Sumatera Utara


CH3 H CH3 H

C=C C=C

-CH3 CH2 - CH2 CH2- n

Karet alam

Gambar 2.1 Rumus bangun Cis 1,4 – poliisoprena (karet alam)

( Darussamin dan Ompussunggu , 1985 )

Sesuai dengan namanya, karet alam berasal dari alam, yakni terbuat dari getah tanaman

karet. Sifat-sifat atau kelebihan karet alam adalah sebagai berikut :

a. Daya elastisitas atau daya lentingnya sempurna.

b. Sangat plastis, sehingga mudah diolah.

c. Tidak mudah panas.

d. Tidak mudah retak.

e. Mempunyai daya aus yang tinggi

Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan.

Bahan olahan jadi maupun setengah jadi, jenis – jenis produk karet alam tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, lump segar)

b. Karet alam konvensional(compo crepe, blanket crepe, off crepe)

c. Lateks pekat

d. Karet bongkah (block rubber)

e. Karet spesifikasi teknis ( crump rubber )

f. Karet siap olah (Tyre rubber)

Universitas Sumatera Utara


Karet alam memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang diolah

sesuai dengan keperluannya. Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri

barang. Umunya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan

sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin penggerak. Ban kendaraan

sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang umumnya terbuat dari karet alam. Karet

sering pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil dan di peralatan lainnya.

Disamping kelebihannya, karet alam juga memiliki kelemahan dalam

penggunaannya, Kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam

memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi, para produsen

karet alam tidak bisa menggenjot produksinya dalam waktu singkat, sehingga

harganya cenderung tinggi. ( Setiawan D,H,. 2008 )

2.4. Karet Bongkah atau block rubber

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan di kilang menjadi

bendela-bendela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang

berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Standard mutu

karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR ( Standart Indonesian Rubber).

Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relative baru.

Dalam perdagangan dikenal dengan sebutan “ karet spesifikasi teknis “, karena

penentuan kualitas atau penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisis

yang teliti dilaboraturium dan dengan menggunakan perlengkapan analisis yang

mutakhir.

Universitas Sumatera Utara


Akhir-akhir ini dirasakan adanya persaingan yang makin kuat antara karet

sintetis dan karet alam, dimana pada saat ini baik produksi maupun pemakaiannya,

karet sintetis lebih tinggi daripada karet alam. Jalan keluar yang harus di tempuh oleh

karet alam adalah berusaha mengatasi saingan tersebut dengan jalan menurunkan

biaya produksi dan memperbaiki penyajiannya dipasaran dunia dengan bentuk baru

yang berbeda dengan hasil pengolahan secara konvensional dengan mengikuti bentuk

produk karet sintetis, yaitu berbentuk bongkah. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan

baku karet melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut karet remah atau crumb

rubber. ( PS, Tim Penulis,. 1992)

Karet spesifikasi teknis adalah jenis produk karet :

a. Yang diperdagangkan dengan spesifikasi mutu teknis dengan bermacam-macam

karakteristik antara lain : , SIR 5 L, SIR 5, SIR 10, SIR 20, dan SIR 50.

b. Yang diperdagangkan dengan bentuk bongkah berukuran 28 x 14 x 6,5 inch3 atau

70 cm x 35 cm x 16,25 cm dengan bobot 33,3 kg, 34 kg dan 35 kg perbongkah

terbungkus dengan plastik setebal 0,03 mm dengan titik pelunakan 108o C, berat

jenis 0,92, dan bebas dari macam-macam pelapis.

Berbagai bahan olah karet dapat diolah menjadi karet remah. Dalam

pengolahan karet remah digolongkan dua macam bahan baku, yaitu lateks kebun dan

lump serta gumpalan mutu rendah. Proses pengolahan karet remah dapat

dilaksanakan dengan bermacam-macam cara proses.

Standart Indonesia Rubber adalah produk karet alam yang baik prosesnya

maupun penentuan kualitasnya dilakukan secara spesifikasi teknis.

Universitas Sumatera Utara


Table 2.5. Standard Indonesian Rubber (SIR)

Spesifikasi SIR 5L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50

Kadar kotoran 0,05 % 0,05 % 0,10 % 0,20 % 0,50 %

Kadar abu (%, maks ) 0,50 % 0,50 % 0,75 % 1,00 % 1,50 %

Kadar zat menguap (% maks) 1,00 % 1,00 % 1,00 % 1,00 % 1,00 %

Plastisitas - Po (min) 30 30 30 30 30

PRI minimum 60 60 50 40 30

Indeks warna (skala lovibond) 6 - - - -

warna kode hijau hijau merah kuning

Untuk tiap golongan SIR tersebut harus ditentukan nilai Plastisity Retension

Indeks (PRI)-nya dan digolongkan dengan menggunakan huruf symbol huruf H, M,

dan S. H menunjukkan PRI-nya sebesar 80 ; M untuk nilai PRI antara 60 – 79 ; dan S

untuk PRI-nya antara 30 -59. Karet remah dengan PRI kurang dari 30 tidak boleh

dimasukkan ke dalam golongan SIR.

PRI adalah ukuran terhadap tahan usangnya karet dan juga sebagai petunjuk

mudah tidaknya karet tersebut dilunakkan dalam gilingan pelunak. Makin tinggi nilai

PRI, makin tinggi pula kualitas karet tersebut. ( Setyamidjaja,D,. 1993)

Universitas Sumatera Utara


2.5. Resin

Resin adalah zat padat yang tidak berbentuk Kristal dari suatu senyawa organik, resin

dapat juga berasal dari hewan atau tumbuhan atau juga buatan, plastik merupakan suatu

jenis resin buatan, contoh dari resin alam adalah Canada Balsam, dammar.

Sejak zaman kuno, getah dan resin dapat diperoleh dari batang pohon yang

masih tumbuh. Beberapa dari material itu memperlihatkan kombinasi yang luar biasa

dari kandungannya yang mana kita campurkan dengan plastik modern. Apabila mereka

dipanaskan, resin akan melunak dan akan menjadi plastik. Mereka akan terbentuk sesuai

keinginan dengan tekanan mereka akan seperti cairan, akan berubah dibawah tekanan

gravitasi dan selalu menyesuaikan diri dalam sebuah wadah sebelum resin cukup untuk

dipanaskan dari padat menjadi bentuk yang terakhir ketika tekanan yang diberikan tidak

terlalu panjang. ( Cook,J,G,. 1965 )

Resin alam berasal dari tumbuhan, minyak esensi dan terpen yang keluar dari

pohon, contohnya dammar. Resin buatan adalah polimer buatan yang diperoleh dari

proses polimerisasi antara dua atau lebih jenis senyawa. Resin berperan sebagai

pengikat atau binder, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat pigmen pada

permukaan bidang. Resin ini bisa dikatakan berupa lem yang melekatkan campuran

pewarna ke media yang akan di cat. Ada 2 jenis resin, yaitu resin alam yang terbuat dari

getah pohon, dan resin sintetis atau buatan. Contoh resin alam yang kita kenal adalah

cairan vernis yang digunakan sebagai bahan pelapis furnitur.

(http://www.sonvidon.com)

Universitas Sumatera Utara


2.6. Resiprene 35

Resiprene 35 adalah hasil siklisasi dari karet alam yang larut dalam pelarut yang tidak

berbau, terutama dalam pelarut hidrokarbon alifatik dan mudah bercampur dari

aromatik dan alifatik. Cocok untuk melindungi dan memelihara pelapis dan untuk cat

kapal.

Tabel 2.6 spesifikasi produk

Property Range Satuan


o
Titik lebur 125 – 145 C

Viskositas 18 – 24 Detik

Warna 11 – 13 Lovibond

Bilangan asam Max 5 Mg KOH / g

Densitas 0,88 – 0,98 g / ml

Rupa Bersih

Sifat utama Resiprene: tidak menyerap air, tidak beracun, mengilap keras, tahan air,

Kelarutan yang baik dalam pelarut alifatik dan aromatik, kecepatan pengeringan,

tahan panas. Aplikasi resiprene : Pernis, cat kapal, dekoratif (interior / eksterior), cat

belakang cermin, tinta cetak, pita perekat, beton dan kolam renang. Hampir seluruh

produknya di ekspor ke berbagai negara.

(www.ikn.co.id/ProductDataResiprene35.html)

2.7. Bilangan asam

Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan

asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam juga di

Universitas Sumatera Utara


artikan sebagai ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat

molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dipergunakan

untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak.

Caranya adalah dengan jalan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam alkohol

eter dan diberi indikator phenolptalein. Kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N

sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya bilangan asam

tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau lemak tadi.

Bilangan asam

Dari rumus diatas, faktor 56,1 adalah bobot molekul larutan KOH, apabila

dipergunakan NaOH untuk titrasi, maka faktor tersebut menjadi 39,9.

( Ketaren, S,. 1986 )

2.8. Ammonia

Ammonia memiliki struktur yang piramidal dengan sudut 107o diantara ikatan

Nitrogen dan Hidrogen. Apabila orbital mengandung pasangan elektron yang

berikatan pada nitrogen adalah dihitung juga. Kita mengetahui bahwa nitrogen yang

berada dalam ammonia dapat diwakili sebagai sebuah sistem orbital sp3 yang tidak

tulen, dengan satu orbital sp3 mengandung pasangan elektron yang tak berikatan.

Dari struktur pendirian, amine adalah ammonia yang mana satu, dua, atau tiga

dari hidrogen dapat diganti oleh sebuah gugus alkil atau aril untuk memberikan

struktur yang umum formula yang diperlihatkan. Apabila hanya satu hidrogen saja

yang digantikan oleh satu gugus hidrokarbon. Amine dapat diklasifikasikan sebagai

amine yang primer. Etil amine adalah sebagai contoh, senyawa metil etilamin adalah

Universitas Sumatera Utara


contoh dari amine yang kedua yang mana dua atom hidrogen dapat dipindahkan oleh

gugus hidrokarbon. ( Miller, J ,A,. 1979 )

Amonia memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. Ketika

ikatan hidrogen antara molekul air putus, ikatan tersebut dapat digantikan oleh ikatan

yang setara antara molekul air dan molekul metana.

Sebagian amonia juga bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium

dan ion hidroksida.

Panah dua arah menunjukkan bahwa reaksi tidak selesai. Setiap waktu hanya sekitar

1% amonia yang dapat bereaksi untuk membentuk ion amonium.

(http://www.chem-is-try.org)

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-alat
a. Corong pisah

b. Gelas ukur 100 ml

c. Penyangga corong pisah

d. Neraca analitik

e. Erlenmeyer

f. Pipet tetes

g. Batu stirrer

h. Statif dan Klem

i. Buret 50 ml

j. Magnetik stirrer

k. Hot plate

l. Labu destilasi

m. Thermometer

n. Pendingin

3.2. Bahan

a. NH4OH ( 0, 5 %, 10 %, 15 %, 20 % )

Universitas Sumatera Utara


b. KOH 0,2 N

c. Indikator PP

d. Resiprene 35 (cair)

3.3. Prosedur

a. Diambil sampel sebelum ditambahkan ammonium hidroksida dari mainhole

separator dengan menggunakan alat sampling.

b. Dimasukkan masing – masing 500 gram kedalam 5 corong pisah.

c. Corong pertama tidak ditambahkan amonium hidroksida.

d. Ditambahkan 21,5 ml ammonium hidroksida kedalam masing-masing corong

2,3,4,5 dengan variasi konsentrasi 5 %, 10 %, 15 %, 20 %.

e. Didekantasi selama 5 hari akan terbentuk 3 lapisan ( lapisan pertama RAW

ACID, lapisan kedua REAGENT, lapisan ketiga RESIPRENE )

f. Diambil cairan resiprene didestilasi untuk menghilangkan sisa pelarut yang

masih ada pada resiprene.

g. Dituangkan resiprene pada wadah dan didinginkan.

h. Dihaluskan dan ditimbang sebanyak 3 gram.

i. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

j. Ditambahkan 100 ml toluene.

k. Dipanaskan pada suhu 50o C dan diaduk dengan stirrer hingga larut.

l. Didinginkan hingga suhuu kamar

m. Ditambahkan 3 tetes indicator PP

n. Dimasukkan batu stirrer

o. Dititrasi dengan KOH 0,2 N sambil di aduk dengan stirrer sampai larutan

menjadi warna merah lembayung

Universitas Sumatera Utara


p. Dicatat volume KOH 0,2 N yang terpakai

q. Dihitung bilangan asam resiprene dengan menggunakan rumus,

a. Acid value

r. Dicatat hasil bilangan asam untuk masing-masing konsentrasi NH4OH 0, 5 %,

10%, 15 %, 20 %.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Table 4.1 : Data volume titran ( KOH 0,2 N) yang terpakai pada saat titrasi larutan
resiprene 35 dengan penambahan 3 tetes indicator PP.

Variasi penambahan konsentrasi Volume titran yang terpakai


NH4OH ( % ) ( KOH 0,2 N ) ( ml )
0 0,64
5 0,29
10 0,25
15 0.22
20 0,15

4.2. Perhitungan.

4.2.1. Penentuan bilangan asam.

Acid value

Dimana : ml KOH = volume KOH 0,2 N yang terpakai

N KOH = normalitas KOH yang terpakai

Universitas Sumatera Utara


BM KOH = berat molekul KOH

W = berat sampel resiprene 35

a. Tanpa penambahan NH4OH ( 0 )

a. Acid value = 0,65 x 0,2 x 56,11


2

= 3,64 mg KOH / gram


b. Untuk penambahan NH4OH ( 5 % )

a. Acid value = 0,29 x 0,2 x 56,11


2

= 1,63 mg KOH / gram


c. Untuk penambahan NH4OH ( 10 % )

a. Acid value = 0,25 x 0,2 x 56,11


2

= 1,41 mg KOH / gram


d. Untuk penambahan NH4OH ( 15 % )

a. Acid value = 0,22 x 0,2 x 56,11


2

= 1,24 mg KOH / gram


e. Untuk penambahan NH4OH ( 20 % )

a. Acid value = 0,15 x 0,2 x 56,11


2

= 0,84 mg KOH / gram

Universitas Sumatera Utara


Table 4.2.1.1 : data pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH saat pengendapan di
separator terhadap perubahan bilangan asam produk resiprene 35.
Variasi penambahan konsentrasi NH4OH Bilangan asam ( mg KOH / gram )
(%)
0 3,64
5 1,63
10 1,41
15 1,24
20 0,84

Table 4.2.1.2 : Data Metode Least Square


No X Y X2 XY
1 0 3,64 0 0
2 5 1,63 25 8,15
3 10 1,41 100 14,12
4 15 1,24 225 18,61
5 20 0,84 400 16,80
Σ ΣX = 50 ΣY = 8,76 ΣX2 = 750 ΣXY = 57,65

4.2.2. Metode Least Square


a = n (ΣXY) - (ΣX) (ΣY)

n (ΣX2) - (ΣX)2

= 5 (57,65) - (50) (8,76)

5 (750) - (50)2

= 288,25 - 438

3750 - 2500

= - 0,1198

Universitas Sumatera Utara


b = (ΣX2) (ΣY) - (ΣX) (ΣXY)

n (ΣX2) - (ΣX)2

= (750) (8,76) - (50) (57,65)

5 (750) - (50)2

= 6570 - 2875

3750 - 2500

= 2,956

4.2.3. Persamaan regresi

Y = ax + b

Y1 = ( - 0,1198 ) 0 + 2,956

= 2,956

Y2 = ( - 0,1198 ) 5 + 2,956

= 2,357

Y3 = ( - 0,1198 ) 10 + 2,956

= 1,758

Y4 = ( - 0,1198 ) 15 + 2,956

= 1,159

Y5 = ( - 0,1198 ) 20 + 2,956

= 0,56

Tabel 4.2.3 : Data persamaan regresi


No X ( % NH4OH) Y ( bilangan asam)
1. 0 2,956
2. 5 2,357
3. 10 1,758
4. 15 1,159
5. 20 0,560

Universitas Sumatera Utara


4.3. Pembahasan

Dari data yang di peroleh saat percobaan bahwa nilai bilangan asam produk

yang paling besar adalah resipren dengan tidak ditambahkan NH4OH, yaitu 3,64 mg

KOH/ gram sedangkan yang paling kecil adalah dengan penambahan NH4OH 20%

yaitu 0,84 mg KOH / gram. Hal ini disebabkan karena NH4OH disini berfungsi

sebagai penetral asam yang terkandung didalam resiprene tersebut. Semakin tinggi

konsentrasi NH4OH yang digunakan maka bilangan asamnya akan semakin rendah ,

sebaliknya semakin rendahnya konsentrasi NH4OH yang digunakan atau tanpa

penggunaan NH4OH maka bilangan asam resiprene akan tetap tinggi.

Pada saat proses pembuatan resiprene di pabrik digunakan penambahan

NH4OH dengan konsentrasi 10% yang merupakan standart pabrik dengan nilai

bilangan asam sekitar 1 – 2 mg KOH / gram. Semakin tinggi bilangan asam membuat

kualitas resiprene kurang baik, begitu juga dengan resiprene dengan bilangan asam

yang terlalu rendah.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa nilai bilangan asam akan

semakin menurun bila konsentrasi ammonium hidroksida (NH4OH) yang ditambahkan

tinggi ( NH4OH 20% = 0,84 mg KOH / gram) dan sebaliknya bilangan asam akan

tinggi bila ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi rendah

(NH4OH 5% = 1,63 mg KOH / gram ). Sedangkan kadar NH4OH yang digunakan

perusahaan adalah dengan konsentrasi 10% ( 1,26 mg KOH / gram ) karena

permintaan konsumen yang menggunakan produk resiprene 35 tersebut.

5.2. Saran

Untuk memperoleh resiprene dengan mutu dan kualitas yang baik yang di butuhkan

oleh konsumen maka perlu digunakan ammonim hidroksida dengan konsentrasi

NH4OH yang sesuai agar dihasilkan produk dengan nilai bilangan asam yang

dibutuhkan oleh konsumen, dimana penambahan NH4OH ini sangat berpengaruh

dalam perubahan bilangan asam produk.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book
Society and merrow Publishing.
Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan
Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih.
Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI : Press).
Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of
Amerika : D.C. Hearth Company.
Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia
Pustaka.
Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius.
Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia.
Yogyakarta : Penerbit Kansius.
Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Swadaya.
www.chem-is-try.org. diakses tanggal 6 mei 2010
www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010
www.sonvidon.com / tips dan trik / 112 – membuat -cat –sendiri.html. diakses tanggal
5 april 2010

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book
Society and merrow Publishing.
Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan
Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih.
Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI : Press).
Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of
Amerika : D.C. Hearth Company.
Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia
Pustaka.
Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius.
Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia.
Yogyakarta : Penerbit Kansius.
Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Swadaya.
www.chem-is-try.org. diakses tanggal 6 mei 2010
www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010
www.sonvidon.com / tips dan trik / 112 – membuat -cat –sendiri.html. diakses tanggal
5 april 2010

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Y

B
i
l
a
n
g
a
n

a
s
a
m

Konsentrasi ( % ) X

GRAFIK PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP BILANGAN ASAM

KONSENTRASI (%) VS BILANGAN ASAM ( mg KOH / gram)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai