Anda di halaman 1dari 79

PENETAPAN KADAR ALUMINIUM HIDROKSIDA

DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA YANG BEREDAR


DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

SKRIPSI

OLEH:
MICHAEL SIHOMBING
NIM 091524090

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN KADAR ALUMINIUM HIDROKSIDA
DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA YANG BEREDAR
DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
MICHAEL SIHOMBING
NIM 091524090

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR ALUMUNIUM HIDROKSIDA


DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA YANG BEREDAR
DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

OLEH:
MICHAEL SIHOMBING
NIM 091524090

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: 08 November 2013

Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,

Dra. Salbiah, M.Si., Apt. Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.
NIP 194810031987012001 NIP 195201041980031002

Pembimbing II, Dra. Salbiah, M.Si., Apt.


NIP 194810031987012001

Drs. Syafruddin, M.S., Apt.


NIP 194811111976031003 Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.
NIP 195409101983032001

Dra. Siti Nurbaya, M.Si., Apt.


NIP 195008261974122001

Medan, 19 April 2014


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.


NIP 195311281983031002

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan

judul “Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida Dalam Sediaan Tablet

Antasida Yang Beredar Di Kota Medan Dengan Metode Kompleksometri”.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr.

Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas selama masa pendidikan, Ibu

Dra. Salbiah, M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Syafruddin, M.S., Apt., selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan

tanggung jawab selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini,

Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.,

dan Ibu Dra. Siti Nurbaya, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini, Bapak Drs. Suryadi Achmad, M.Sc., Apt., selaku dosen penasehat

akademik yang telah memberikan nasehat dan arahan yang baik kepada penulis

selama masa perkuliahan, Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku kepala

laboratorium kimia farmasi kuantitatif fakultas farmasi USU yang telah

memberikan izin dan fasilitas kepada penulis sehingga dapat mengerjakan dan

menyelesaikan penelitian, Keluarga saya tercinta, Ayahanda L. Sihombing,

Universitas Sumatera Utara


Ibunda P. Br. Silaban, Kakak Dewi Basaria Br. Sihombing, Amd., Abang

Tangkas Sihombing, S.Kom., Adik Hendra Charta Sihombing, S.Kom., Adik

Marlina Br. Sihombing, AmKeb., Adik Minar Grabella Br. Sianturi, AmKeb.,

yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan

apapun, pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang

tidak pernah berhenti, Sahabat-sahabatku Program Farmasi Ekstensi Angkatan

2009, Abang Surya Andika, S.Kom., serta seluruh pihak yang telah ikut

membantu penulis namun tidak tercantum namanya terima kasih untuk

perhatian, semangat, doa, dan kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, 19 April 2014


Penulis,

Michael Sihombing
NIM 091524090

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN KADAR ALUMINIUM HIDROKSIDA
DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA YANG BEREDAR
DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

ABSTRAK

Aluminium hidroksida merupakan salah satu antasida yang banyak


digunakan dalam obat untuk menetralkan asam lambung yang berlebih. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar aluminium hidroksida dalam
sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan dengan metode
kompleksometri. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang terkandung
harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia.
Sampel yang diteliti adalah sediaan tablet antasida dengan batasan
mengandung aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simeticone
diantaranya adalah merek dagang Lagesil®, Mylanta®, Madrox®, Aludonna-D®,
Trianta®, Dexanta®, Lambucid®, dan Stomach®. Penetapan kadar aluminium
hidroksida dilakukan dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak
langsung.
Hasil penetapan kadar aluminium hidroksida dari masing–masing sampel
diantaranya Lagesil® = 97,65% ± 0,26, Mylanta® = 96,76% ± 0,36, Madrox® =
95,34% ± 0,14, Aludonna-D® = 95,97% ± 0,34, Trianta® = 94,09% ± 0,43,
Dexanta® = 91,57% ± 0,19, Lambucid® = 90,41% ± 0,16, dan Stomach® =
92,56% ± 0,23. Hasil uji validasi dari metode kompleksometri secara titrasi
tidak langsung diperoleh hasil uji akurasi dengan % perolehan kembali dari
aluminium hidroksida sebesar 98,67%, uji presisi dengan SD (standard deviasi)
sebesar 0,58%, dan RSD (relatif standard deviasi) sebesar 0,59%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan kadar aluminium
hidroksida dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung dapat
digunakan, dan sampel tablet antasida yang diperiksa telah memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia edisi ke empat.

Kata kunci : Aluminium hidroksida, antasida, kompleksometri.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF ALUMINIUM HYDROXIDE
IN THE FORM OF ANTACID TABLETS CIRCULATING IN
THE CITY OF MEDAN WITH KOMPLEKSOMETRI METHOD

ABSTRACT

Aluminium hydroxide is one of antacids are widely used in medicine to


neutralize excess of gastric acid. The purpose of this study was to determine
the levels of aluminium hydroxide in the form of antacid tablets circulating in
the city of Medan with kompleksometri method. One of the requirements is the
quality of the levels contained levels must comply with the requirements as
stipulated in the Indonesian Pharmacopoeia.
The samples studied were antacid tablets with limitation containing
aluminium hydroxide, magnesium hydroxide, and simeticone of which are
trademarks Lagesil®, Mylanta®, Madrox®, Aludonna-D®, Trianta®, Dexanta®,
Lambucid®, and Stomach®. Assay of aluminium hydroxide performed with
kompleksometri method by indirectly titration.
The results assay of aluminium hydroxide of which samples is Lagesil® =
97.65% ± 0.26, Mylanta® = 96.76% ± 0.36, Madrox® = 95.34% ± 0.14,
Aludonna-D® = 95.97% ± 0.34, Trianta® = 94.09% ± 0.43, Dexanta® = 91.57%
± 0.19, Lambucid® = 90.41% ± 0.16, and Stomach® = 92.56% ± 0.23. The
results of the validation test kompleksometri method by indirectly titration is
the accuracy of the results obtained with the % recovery of aluminium
hydroxide at 98.67% precision test with SD (standard deviation) at 0.58% and
RSD (relative standard deviation) at 0.59%.
The results showed that assay of aluminium hydroxide with
kompleksometri method by indirectly titration is can be used, and the samples
antacid tablets that examined compliance with the requirements of the fourth
edition of the Pharmacopoeia Indonesia.

Keywords: Aluminium hydroxide, antacids, kompleksometri.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1


1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Hipotesis ............................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1 Alumunium Hidroksida ......................................................... 4
2.1.1 Sifat Fisika Alumunium Hidroksida............................. 4
2.1.2 Sifat Kimia Alumunium Hidroksida ............................ 4
2.2 Antasida ................................................................................. 5
2.2.1 Penggolongan Antasida ................................................ 5
2.2.2 Sediaan Antasida........................................................... 5
2.3 Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida ............................. 6
2.3.1 Teori Kompleksometri ................................................. 6

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Metode Kompleksometri .............................................. 9
2.3.3 Indikator Ion Logam ..................................................... 11
2.4 Validasi .................................................................................. 12

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 14

3.1 Lokasi / Waktu Penelitian ..................................................... 14


3.2 Alat-alat ................................................................................ 14
3.3 Bahan-bahan ......................................................................... 14
3.4 Pembuatan Pereaksi .............................................................. 15

3.4.1 Asam klorida P ............................................................ 15

3.4.2 Dapar asam asetat–ammonium asetat LP .................... 15

3.4.3 Ditizon LP ................................................................... 15

3.4.4 Dinatrium etilendiaminatetraasetat 0,05M .................. 15

3.4.5 Zink sulfat 0,05M LV ................................................. 15


3.5 Rancangan Penelitian ............................................................ 16
3.5.1 Metode Pengambilan Sampel ...................................... 16

3.5.2 Prosedur Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida ... 16

3.6 Analisis Data Secara Statistik ............................................... 17

3.7 Uji Validasi Metode Analisis ................................................ 18

3.7.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali


(% Recovery) ............................................................... 18

3.7.2 Uji Presisi .................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 20

4.1 Data Pengambilan Sampel .................................................... 20


4.2 Data Kadar Alumunium Hidroksida dalam Sampel ............. 20

4.3 Data Uji Validasi Metode Analisis ....................................... 22

Universitas Sumatera Utara


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 24

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 24


5.2 Saran ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25

LAMPIRAN ............................................................................................... 27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Sampel Kelompok Mahal .................................................... 20

Tabel 2. Data Sampel Kelompok Menengah ............................................. 20

Tabel 3. Data Sampel Kelompok Murah ................................................... 20

Tabel 4. Data Kadar Alumunium Hidroksida dalam Sampel .................... 21

Tabel 5. Data Hasil Uji Validasi Metode Analisis ..................................... 22

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sampel Tablet Antasida yang Mengandung Alumunium


Hidroksida, Magnesium Hidroksida, dan Simeticone ............. 60

Gambar 2. Proses Penimbangan ................................................................ 61

Gambar 3. Proses Pemanasan ................................................................... 61

Gambar 4. Proses Titrasi ........................................................................... 61

Gambar 5. Titrasi Blanko .......................................................................... 62

Gambar 6. Titrasi Sampel ......................................................................... 62

Gambar 7. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 80% ............................. 62

Gambar 8. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 90% ........................... 62

Gambar 9. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 100% ......................... 62

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Data Pengambilan Sampel ................. 27

Lampiran 2. Bagan Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida ............... 28

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Molaritas Zink Sulfat Yang


Digunakan ........................................................................... 29

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Titrasi Blanko .................................... 30

Lampiran 5. Contoh Perhitungan Kadar Alumunium Hidroksida .......... 31

Lampiran 6. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Kelompok Mahal ................................................... 32

Lampiran 7. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Kelompok Menengah ............................................ 33

Lampiran 8. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Kelompok Murah ................................................... 34

Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Lagesil ........................................................ 35

Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Mylanta ....................................................... 37

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Madrox ....................................................... 39

Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Aludonna-D ................................................ 41

Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Trianta ........................................................ 43

Lampiran 14. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Dexanta ....................................................... 45

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Lambucid .................................................... 47

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada


Sampel Tablet Stomach ...................................................... 49

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 17. Contoh Pembuatan Konsentrasi Spesifik 80%, 90%, dan
100% .................................................................................. 51

Lampiran 18. Data Penimbangan Recovery ............................................. 54

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali (% Recovery)


Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Lagesil ........ 56

Lampiran 20. Data Hasi Uji Validasi Metode Analisis dengan Parameter
Akurasi yaitu Persen Perolehan Kembali (% Recovery)
dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition
Method) dan Presisi yaitu Relatif Standar Deviasi (RSD) . 57

Lampiran 21. Sertifikat Analisis Alumunium Hidroksida Baku


(VASUNDHARA RASAYANS LTD) .............................. 58

Lampiran 22. Catatan Bahan Baku Alumunium Hidroksida


(PT. MUTIFA) ................................................................... 59

Lampiran 23. Gambar Sampel .................................................................. 60

Lampiran 24. Gambar Kerja ..................................................................... 61

Lampiran 25. Gambar Hasil Titrasi .......................................................... 62

Lampiran 26. Tabel Nilai t Tabel .............................................................. 63

Universitas Sumatera Utara


PENETAPAN KADAR ALUMINIUM HIDROKSIDA
DALAM SEDIAAN TABLET ANTASIDA YANG BEREDAR
DI KOTA MEDAN DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

ABSTRAK

Aluminium hidroksida merupakan salah satu antasida yang banyak


digunakan dalam obat untuk menetralkan asam lambung yang berlebih. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar aluminium hidroksida dalam
sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan dengan metode
kompleksometri. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang terkandung
harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia.
Sampel yang diteliti adalah sediaan tablet antasida dengan batasan
mengandung aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simeticone
diantaranya adalah merek dagang Lagesil®, Mylanta®, Madrox®, Aludonna-D®,
Trianta®, Dexanta®, Lambucid®, dan Stomach®. Penetapan kadar aluminium
hidroksida dilakukan dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak
langsung.
Hasil penetapan kadar aluminium hidroksida dari masing–masing sampel
diantaranya Lagesil® = 97,65% ± 0,26, Mylanta® = 96,76% ± 0,36, Madrox® =
95,34% ± 0,14, Aludonna-D® = 95,97% ± 0,34, Trianta® = 94,09% ± 0,43,
Dexanta® = 91,57% ± 0,19, Lambucid® = 90,41% ± 0,16, dan Stomach® =
92,56% ± 0,23. Hasil uji validasi dari metode kompleksometri secara titrasi
tidak langsung diperoleh hasil uji akurasi dengan % perolehan kembali dari
aluminium hidroksida sebesar 98,67%, uji presisi dengan SD (standard deviasi)
sebesar 0,58%, dan RSD (relatif standard deviasi) sebesar 0,59%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan kadar aluminium
hidroksida dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung dapat
digunakan, dan sampel tablet antasida yang diperiksa telah memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia edisi ke empat.

Kata kunci : Aluminium hidroksida, antasida, kompleksometri.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF ALUMINIUM HYDROXIDE
IN THE FORM OF ANTACID TABLETS CIRCULATING IN
THE CITY OF MEDAN WITH KOMPLEKSOMETRI METHOD

ABSTRACT

Aluminium hydroxide is one of antacids are widely used in medicine to


neutralize excess of gastric acid. The purpose of this study was to determine
the levels of aluminium hydroxide in the form of antacid tablets circulating in
the city of Medan with kompleksometri method. One of the requirements is the
quality of the levels contained levels must comply with the requirements as
stipulated in the Indonesian Pharmacopoeia.
The samples studied were antacid tablets with limitation containing
aluminium hydroxide, magnesium hydroxide, and simeticone of which are
trademarks Lagesil®, Mylanta®, Madrox®, Aludonna-D®, Trianta®, Dexanta®,
Lambucid®, and Stomach®. Assay of aluminium hydroxide performed with
kompleksometri method by indirectly titration.
The results assay of aluminium hydroxide of which samples is Lagesil® =
97.65% ± 0.26, Mylanta® = 96.76% ± 0.36, Madrox® = 95.34% ± 0.14,
Aludonna-D® = 95.97% ± 0.34, Trianta® = 94.09% ± 0.43, Dexanta® = 91.57%
± 0.19, Lambucid® = 90.41% ± 0.16, and Stomach® = 92.56% ± 0.23. The
results of the validation test kompleksometri method by indirectly titration is
the accuracy of the results obtained with the % recovery of aluminium
hydroxide at 98.67% precision test with SD (standard deviation) at 0.58% and
RSD (relative standard deviation) at 0.59%.
The results showed that assay of aluminium hydroxide with
kompleksometri method by indirectly titration is can be used, and the samples
antacid tablets that examined compliance with the requirements of the fourth
edition of the Pharmacopoeia Indonesia.

Keywords: Aluminium hydroxide, antacids, kompleksometri.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aluminium hidroksida merupakan salah satu antasida yang dapat

membantu dalam mengatasi penyakit maag. Berdasarkan riset Brain dan Co

bahwa 5 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami penyakit maag dan jumlah

penderita penyakit maag tiap tahunnya mengalami peningkatan (Anonim,

2010).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

2500/MENKES/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)

pada BAB I menyatakan bahwa obat antasida masih termasuk dalam daftar

obat esensial nasional karena masih sangat efektif dan aman untuk penyakit

magg (Depkes RI, 2011). Hal ini tentu menjadi perhatian bagi para produsen

obat untuk memproduksi obat antasida dengan merek dagang dan harga yang

berbeda.

Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang terkandung harus

memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope

Indonesia. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), informasi studi

literatur penetapan kadar bahan baku aluminium hidroksida ditentukan dengan

metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung, sedangkan monografi

untuk sediaan tablet antasida tidak tercantum. Metode lain yang dapat

digunakan adalah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) (Rohman, 2007).

Tittrasi Kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan

garam-garam logam. Etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang

Universitas Sumatera Utara


sering digunakan. Untuk penentuan titik akhir titrasi digunakan indikator zat

warna. Indikator zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal

sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan

sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit kelebihan EDTA)

maka kompleks indikator-logam akan pecah dan menghasilkan warna yang

berbeda (Rohman, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kadar

aluminium hidroksida dalam tablet antasida yang beredar di kota medan

dengan metode kompleksometri. Adapun uji validasi yang digunakan yaitu uji

akurasi dengan parameter % perolehan kembali, uji presisi dengan parameter

RSD (Simpangan Baku Relatif) (Rohman, 2007).

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida dapat

ditentukan dengan metode kompleksometri?

b. Apakah kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang

beredar di kota Medan memenuhi persyaratan menurut Farmakope

Indonesia Edisi ke IV tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110 %?

1.3 Hipotesis

a. Kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di

kota Medan dapat ditentukan dengan metode kompleksometri.

b. Kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di

kota Medan memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi ke

IV tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110 %.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Tujuan Penelitian

a. Menentukan kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang

beredar di kota Medan dengan metode kompleksometri.

b. Menentukan kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang

beredar di kota Medan telah memenuhi persyaratan menurut Farmakope

Indonesia Edisi IV tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110 %.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar aluminium

hidroksida sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek

terapi yang dikehendaki.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aluminium Hidroksida

2.1.1 Sifat Fisika Aluminium Hidroksida

Rumus Molekul: Al(OH)3

OH

Al OH

OH
Berat Molekul: 78,00

Aluminium hidroksida merupakan padatan berbentuk serbuk kristal,

granul berwarna putih, tidak berbau; Titik lebur 300ºC (572ºF); Berat jenis =

2,423 dan dapat mengandung aluminium karbonat dan aluminium bikarbonat

basa dalam jumlah bervariasi (Ditjen POM, 1995).

2.1.2 Sifat Kimia Aluminium Hidroksida

Aluminium hidroksida praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol,

larut dalam asam mineral encer dan larutan alkali hidroksida (Ditjen POM,

1995).

Aluminium hidroksida merupakan senyawa amfoter, yaitu mampu

melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam maupun basa. Reaksi

netralisasi aluminium hidroksida dengan asam:

Al (OH)3(s) + 3 H+ Al3+ + 3 H2O

Reaksi netralisasi aluminium hidroksida dengan basa:

Al (OH)3(s) + OH- [Al (OH)4]-

(Svehla, 1979).

Universitas Sumatera Utara


2.2 Antasida

Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna

untuk menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi volume

HCl yang dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan

aktivitas pepsin. Beberapa antasida, misalnya aluminium hidroksida diduga

menghambat pepsin secara langsung. Kapasitas menetralkan asam dari

berbagai antasida pada dosis terapi bervariasi, tetapi umumnya pH lambung

tidak sampai diatas 4 (Estuningtyas dan Arif, 2007).

2.2.1 Penggolongan Antasida

Antasida dibagi dalam 2 golongan yaitu antasida sistemik dan antasida

nonsistemik. Antasida sistemik, misalnya natrium bikarbonat, diabsorpsi dalam

usus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis. Pada pasien dengan

kelainan ginjal dapat terjadi alkalosis metabolik (Estuningtyas dan Arif, 2007).

Antasida nonsistemik hampir tidak diabsorpsi dalam usus sehingga tidak

menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasida nonsistemik adalah sediaan

magnesium, aluminium, dan kalsium (Estuningtyas dan Arif, 2007).

2.2.2 Sediaan Antasida

Antasida tersedia dalam sediaan sirup maupun tablet, antasida juga

tersedia sebagai obat generik maupun obat paten (Anonim, 2013).

Kandungan dari sediaan antasida yaitu: kandungan aluminium dan / atau

magnesium, kandungan natrium bikarbonat, dan kandungan kalsium karbonat.

Simeticone (bentuk aktif dimetikon), diberikan sendiri atau ditambahkan pada

antasida sebagai anti buih untuk meringankan kembung (flatulen) (Sukandar,

dkk., 2008).

Universitas Sumatera Utara


2.3 Penetapan Kadar Aluminium Hidroksida

Penetapan kadar baku aluminium hidroksida menurut Farmakope

Indonesia Edisi ke IV dilakukan dengan metode kompleksometri secara titrasi

tidak langsung.

2.3.1. Teori Kompleksometri

Reaksi yang membentuk kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asam-

basa Lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang

elektron kepada kation yang merupakan suatu asam (Day dan Underwood,

1981). Ligan dari kata Latin ligare, yang berarti “mengikat”. Atom pada ligan

yang memberikan pasangan elektron pada ion logam dinamakan atom donor

sedangkan ion logamnya disebut akseptor. Ligan dalam kompleks dapat berupa

anion atau molekul netral yang mengandung sebuah atom atau lebih dengan

paling sedikit mempunyai sepasang elektron yang dapat diberikan pada ion

logam (Brady, 1986).

Ligan dapat diklasifikasikan atas dasar banyaknya titik lekat kepada ion

logam. Ligan monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada

satu titik oleh penyumbangan satu pasangan elektron menyendiri kepada

logam. Ligan multidentat mengandung lebih dari dua atom koordinasi per

molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asam

etilenadiaminatetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen

penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul, dapat

merupakan heksadentat (Basset, dkk., 1991).

Schwarzenbach menyatakan bahwa ion asetat mampu membentuk

kompleks-kompleks asetat yang rendah kestabilannya dengan hampir semua

Universitas Sumatera Utara


kation polivalen, dan sifat ini dapat diperkuat dengan efek sepit, maka

kompleks-kompleks yang jauh lebih kuat akan terbentuk oleh kebanyakan

kation ion logam. Ia menemukan bahwa asam-asam aminopolikarboksilat

merupakan zat-zat pengkompleks yang baik sekali: yang paling penting dari ini

adalah asam etilenadiaminatetraasetat (Basset, dkk., 1991).

Berbagai nama trivial (nama khusus) digunakan untuk asam

etilenadiaminatetraasetat dan garam natriumnya meliputi: Trilon B,

Komplekson III, Sekuestrena, Versena, dan Khelaton 3 (Basset, dkk., 1991).

EDTA mendapat aplikasi umum yang paling luas dalam analisis karena

aksi mengkompleksnya yang sangat kuat dan tersedia secara komersial (Basset,

dkk., 1991). Dalam perdagangan yang sering digunakan bentuk garamnya yaitu

dinatrium edetat dengan struktur kimia dibawah ini.

Struktur ruang anionnya yang mempunyai enam atom penyumbang

memungkinkan untuk memenuhi bilangan koordinasi enam yang sering

dijumpai diantara ion-ion logam. Kompleks-kompleks yang dihasilkan

mempunyai struktur serupa, tetapi berbeda satu sama lain dalam hal muatan

yang dibawa. Satu struktur kompleks dengan suatu ion divalen dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


CO 2̶
O CH2

CO CH2
O N
CH2
M
CH2
O N
CO CH2

O CH2
CO

(Basset, dkk., 1991).

Untuk menyerdehanakan pembahasan berikut, EDTA diberi rumus H4Y;

maka garam dinatriumnya adalah Na2H2Y, dan memberi ion pembentuk

kompleks H4Y2- dalam larutan air; ia bereaksi dengan semua logam dalam

rasio 1:1. Reaksi dengan kation dapat ditulis sebagai:

M2+ + H2Y2- ↔ MY2- + 2H+ (1)

M3+ + H2Y2- ↔ MY- + 2H+ (2)

M4+ + H2Y2- ↔ MY + 2H+ (3)

Rumus Umum: Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)(n-4)+ + 2H+ (4) (Basset, dkk., 1991).

Dalam semua kasus satu mol H2Y2- yang membentuk kompleks akan

bereaksi dengan satu mol ion logam, dan selalu terbentuk dua mol ion

hidrogen. Nampak dari persamaan (4) bahwa disosiasi kompleks akan

ditentukan oleh pH larutan; menurunkan pH akan mengurangi kestabilan

kompleks logam-EDTA. Semakin stabil kompleks, semakin rendah pH pada

mana suatu titrasi EDTA dari ion logam bersangkutan dapat dilaksanakan

(Basset, dkk., 1991).

Universitas Sumatera Utara


Tabel di bawah ini menunjukkan nilai pH minimum untuk eksistensi

kompleks EDTA dari beberapa logam pilihan.

pH Minimum Logam Pilihan


Adanya Kompleks

1–3 Zr4+; Hf4+; Th4+; Bi3+; Fe3+


4–6 Pb2+; Cu2+; Zn2+; Co2+; Ni2+; Mn2+; Fe2+; Al3+; Cd2+;
Sn2+
8 – 10 Ca2+; Sr2+; Ba2+; Mg2+

Jadi terlihat bahwa pada umumnya kompleks EDTA dengan ion logam

divalen stabil dalam larutan basa atau sedikit asam, sementara kompleks

dengan ion logam tri dan tetravalen terjadi dalam larutan-larutan dengan

keasaman yang jauh lebih tinggi (Basset, dkk., 1991).

2.3.2 Metode Kompleksometri

1. Titrasi Langsung

Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan, dibuferkan

sampai pH yang dikehendaki dan titrasi langsung dengan larutan baku EDTA.

Untuk mencegah pengendapan hidroksida logam (garam basa) dengan

menambahkan sedikit zat pengkompleks pembantu seperti tartrat atau sitrat

atau trietanolamina. Pada titik ekuivalen, besarnya konsentrasi ion logam yang

sedang ditetapkan turun mendadak. Ini umumnya ditetapkan dari perubahan

warna dari indikator logam yang berespons (Basset, dkk., 1991).

2. Titrasi Balik (Tidak Langsung)

Karena berbagai alasan, banyak logam tak dapat dititrasi langsung;

mungkin mengendap dari dalam larutan dalam jangkau pH yang perlu untuk

dititrasi, atau mungkin membentuk kompleks-kompleks yang inert, atau

Universitas Sumatera Utara


indikator logam yang sesuai tidak tersedia. Dalam hal ini ditambahkan larutan

baku EDTA berlebih, kemudian larutan di buffer pada pH yang diinginkan, dan

kelebihan pereaksi dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam; yaitu

larutan ZnCl2 / ZnSO4 atau MgCl2 / MgSO4. Titik akhir titrasi dideteksi dengan

bantuan indikator logam yang memberi respon terhadap ion logam yang

terdapat dalam titrasi kembali (Basset, dkk., 1991).

3. Titrasi Penggantian (Substitusi)

Titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak bereaksi

(bereaksi dengan tak memuaskan) dengan indikator logam, atau untuk ion

logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil dari pada kompleks

EDTA dari logam-logam lainya seperti magnesium dan kalsium. Kation logam

Mn+ yang akan ditetapkan dapat diolah dengan kompleks magnesium EDTA,

pada mana reaksi berikut terjadi:

Mn+ + MgY2- ↔ (MY)(n-4)+ + Mg2+

Jumlah ion magnesium yang dibebaskan ekuivalen dengan kation-kation

yang berada disitu, dapat dititrasi dengan suatu larutan baku EDTA dan

indikator logam yang sesuai (Basset, dkk., 1991).

4. Titrasi Alkalimetri

Bila suatu larutan dinatrium etilenadiaminatetraasetat (Na2H2Y),

ditambahkan pada larutan yang mengandung ion-ion logam, terbentuklah

kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua ekuivalen ion hidrogen:

Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)(n-4)+ + 2H+

Ion hidrogen yang dibebaskan dapat dititrasi dengan larutan baku natrium

hidroksida dengan menggunakan indikator asam-basa. Pilihan lain, suatu

Universitas Sumatera Utara


campuran iodat-iodida ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod yang

dibebaskan dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. Larutan logam yang akan

ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum dititrasi; ini hal yang sukar

yang disebabkan oleh hidrolisis banyak garam, dan merupakan segi lemah dari

titrasi alkalimetri (Basset, dkk., 1991).

2.3.3 Indikator Ion Logam

Keberhasilan suatu titrasi EDTA bergantung pada penetapan titik akhir

secara cermat. Persyaratan bagi sebuah indikator ion logam untuk digunakan

pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir meliputi:

1. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir

semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna

jelas.

2. Reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.

3. Kompleks indikator-logam harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau

tidak, karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam.

Namun kompleks indikator logam harus kurang stabil dibanding kompleks

logam-EDTA untuk menjamin pada titik-akhir, EDTA melepaskan ion-ion

logam dari kompleks indikator-logam. Perubahan dalam kesetimbangan dari

kompleks indikator-logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan

cepat.

4. Warna yang kontras antara indikator bebas dan kompleks indikator-logam

harus sedemikian sehingga mudah diamati.

5. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan warna

terjadi sedekat mungkin dengan titik ekuivalen.

Universitas Sumatera Utara


6. Persyaratan diatas harus dipenuhi dalam jangkau pH pada mana titrasi

dilakukan (Basset, dkk., 1991).

2.4 Validasi

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,

berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter

tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Parameter analis yang ditentukan adalah akurasi (kecermatan) dan presisi

(keseksamaan).

Menurut Harmita (2004), akurasi (kecermatan) adalah ukuran yang

menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang

sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali

(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara

yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) dan metode penambahan baku

(standard addition method). Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan

kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang

sebenarnya.

CF − C A
% Perolehan Kembali (% Recovery) = x 100%
C A*

Keterangan:
CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku
CA = Konsentrasi sampel sebelum ditambahkan baku
C*A = Konsentrasi baku yang ditambahkan

Presisi (keseksamaan) merupakan ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil

individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-

Universitas Sumatera Utara


sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diekspresikan

dengan relatif standard deviasi (RSD) dari serangkaian data (Harmita, 2004).

100 x SD
RSD =
x

Keterangan:
RSD = Relatif Standar Deviasi
SD = Standard Deviasi
x = Kadar Rata – rata Sampel

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bersifat

kuantitatif dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung dengan

tujuan untuk menentukan kadar aluminium hidroksida dalam tablet antasida

yang beredar di kota Medan dengan batasan sampel yang mengandung

aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan simeticone.

3.1 Lokasi / Waktu Penelitian

Penyiapan dan Pengukuran Kadar Sampel dilakukan di Laboratorium

Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi USU dari bulan Maret 2012 - Juni

2012.

3.2 Alat–alat

Alat – alat yang digunakan terdiri dari: Alat – alat gelas (Pyrex), botol

semprot, bola karet, indikator universal, neraca analitik (Boeco), lumpang dan

alu.

3.3 Bahan–bahan

Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini jika tidak dinyatakan

lain berkualitas pro analisa keluaran E.Merck terdiri dari: aluminium

hidroksida baku (Vasundhara Rasayans Ltd), aquadest (CV. Rudang), asam

asetat glasial 99,5 % b/b, ammonium asetat P, asam klorida 36 % b/b, etanol P,

dinatrium etilendiaminatetraasetat P, zink sulfat LV, indikator ditizon P.

Sampel yang digunakan adalah tablet Lagesil® (PT. Lapi), tablet Milanta® (PT.

Universitas Sumatera Utara


Pfizer), tablet Madrox® (PT. Konimex), tablet Aludonna-D® (PT. Armoxindo),

tablet Trianta® (PT. Ifars), tablet Dexanta® (PT. Dexa Medica), tablet

Lambucid® (PT. Hexpharm Jaya), tablet Stomach® (PT. Mutifa).

3.4 Pembuatan Pereaksi

3.4.1 Asam klorida P (Pereaksi)

HCl; BM 36,46; murni pereaksi. Mengandung 36 % b/b HCl (Ditjen

POM, 1995).

3.4.2 Dapar asam asetat–ammonium asetat LP (Larutan Pereaksi)

Dilarutkan 92,52 g ammonium asetat dalam air, tambahkan 68,4 ml

asam asetat glasial, dan encerkan dengan air hingga 1200 ml (Ditjen POM,

1995).

3.4.3 Ditizon LP (Larutan Pereaksi)

Dilarutkan 51,2 mg ditizon dalam 200 ml etanol. Simpan di tempat

dingin dan gunakan dalam 2 bulan (Ditjen POM, 1995).

3.4.4 Dinatrium etilendiaminatetraasetat 0,05 M

Dilarutkan 18,6 g dinatrium etilendiaminatetraasetat dalam air hingga

1000 ml (Ditjen POM, 1995).

3.4.5 Zink Sulfat 0,05 M LV (Larutan Volumetrik)

Dilarutkan 7,2 g zink sulfat dalam air hingga 500 ml (Ditjen POM, 1995).

Contoh perhitungan Molaritas Zink Sulfat yang digunakan dapat dilihat pada

Lampiran 3 halaman 29.

Universitas Sumatera Utara


3.5 Rancangan Penelitian

3.5.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara simple

random sampling dengan rumus n + 1 yaitu sampel yang terpilih diambil

dari akar jumlah sampel + 1 dari tiap populasi dengan maksud untuk

memperkecil jumlah sampel namun masih mewakili populasi. Adapun batasan

sampel merek dagang tablet antasida yang mengandung alumunium hidroksida,

magnesium hidroksida, dan simeticone yang beredar di kota Medan dengan

anggapan sampel homogen dari masing – masing industri obat untuk tiap

daerah di kota Medan berdasarkan literatur ISO (Informasi Spesialite Obat

Indonesia) volume 47, 2012 - 2013. Sampel diambil dari apotek Keshia Farma

Jl. A.R. Hakim No. 300 Medan.

Dikatakan simple random sampling karena pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara

undian, memilih bilangan dari daftar bilangan acak, dan sebagainya (Sugiyono,

2010).

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. Data pengambilan

sampel dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 halaman 20.

3.5.2 Prosedur Penetapan Kadar Aluminium Hidroksida

Ditimbang seksama 20 tablet sampel, gerus, timbang serbuk tablet yang

ekivalen dengan 80 mg aluminium hidroksida. Masukkan ke dalam

erlenmeyer, tambahkan 0,6 ml asam klorida P dan 20 ml aquadest, aduk dan

Universitas Sumatera Utara


panaskan perlahan – lahan sampai larut sempurna lalu dinginkan. Tambahkan

25,0 ml titran dinatrium edetat, cek pH, jika pH rendah tambahkan NaOH 1 N

hingga suasana larutan berada pada pH 5. Tambahkan 20 ml dapar asam

asetat-amonium asetat LP, lalu panaskan larutan hingga hampir mendidih

selama 5 menit, lalu dinginkan. Tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon

LP. Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M sampai berwarna merah muda cerah.

Lakukan percobaan sebanyak 6 kali. Lakukan penetapan blanko menggunakan

20 ml aquadest. 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg

Al(OH)3 (Ditjen POM, 1995).

Perhitungan Kadar Aluminium Hiroksida:

(Vb - Vs) x M x Bsetara


% Kadar Al(OH)3 = x 100%
0,05 x BS

Keterangan:
Vb = Volume titrasi blanko
Vs = Volume titrasi sampel
M = Molaritas ZnSO4 yang digunakan
Bsetara = 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
BS = Bobot Al(OH)3 dalam sampel yang digunakan dalam mg

3.6 Analisis Data Secara Statistik

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya data penelitian, maka data

yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji t. Menurut Day dan

Underwood (1981), pada tingkat probabilitas / kepercayaan 95 % maka tingkat

kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05, maka data diterima jika t hitung < t tabel.

Untuk mencari t hitung digunakan rumus:

x−x
t hitung =
s/ n

Universitas Sumatera Utara


Keterangan:
x = Kadar sampel
s = Standar Deviasi
n = Jumlah pengulangan
x = Kadar rata – rata sampel

Untuk mencari s (standar deviasi) digunakan rumus:

∑ (x − x )
2

s=
n −1

Keterangan:
x = Kadar sampel
x = Kadar rata – rata sampel
n = Jumlah pengulangan
Σ = Jumlah

Menurut Day dan Underwood (1981), maka menghitung kadar rata – rata

digunakan rumus sebagai berikut:

__
t .s
µ=x±
n

Keterangan:
μ = Tingkat probabilitas / kepercayaan
x = Kadar rata – rata sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan α yang dipakai
dk = Derajat kebebasan
s = Standar Deviasi
n = Jumlah pengulangan

3.7 Uji Validasi Metode Analisis

3.7.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery)

Menurut Harmita (2004), uji akurasi dilakukan dengan metode

penambahan baku (Standard Addition Method) yaitu dengan membuat 3

konsentrasi analit dengan rentang spesifik 80 % sampai 120 %, dimana

masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setiap rentang spesifik

Universitas Sumatera Utara


mengandung 70 % analit dan 30 % baku, kemudian dianalisa dengan perlakuan

yang sama seperti pada penetapan kadar pada sampel.

Menurut Harmita (2004), persen perolehan kembali (% recovery) dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

CF − C A
% Perolehan Kembali (% Recovery) = x 100%
C A*

Keterangan:
CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku
CA = Konsentrasi sampel sebelum ditambahkan baku
C*A = Konsentrasi baku yang ditambahkan

Sampel yang digunakan adalah tablet Lagesil® (PT. Lapi) dan baku yang

digunakan adalah serbuk baku aluminium hidroksida (Vasundhara Rasayans

Ltd).

3.7.2 Uji Presisi

Menurut Rohman (2007), presisi merupakan ukuran keterulangan metode

analisis dan biasanya diekspresikan dengan standard deviasi relatif (RSD) dari

serangkaian data. Nilai RSD ditentukan dengan rumus:

100 x SD
RSD =
x

Keterangan:
RSD = Relatif Standar Deviasi
SD = Standard Deviasi
x = Kadar rata – rata sampel

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengambilan Sampel

Berdasarkan metode simple random sampling maka sampel dibagi

menjadi 3 kelompok populasi berdasarkan harga sampel yaitu kelompok

mahal, kelompok menengah, dan kelompok murah. Hasil pengambilan sampel

dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 1. Data Sampel Kelompok Mahal


No Nama Sampel Keluaran
®
1. Tablet Lagesil PT. Lapi
2. Tablet Mylanta® PT. Pfizer
®
3. Tablet Madrox PT. Konimex
Keterangan: Contoh perhitungan pengambilan sampel kelompok mahal
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 27.

Tabel 2. Data Sampel Kelompok Menengah


No Nama Sampel Keluaran
®
1. Tablet Aludonna-D PT. Armoxindo
2. Tablet Trianta® PT. Ifars
Keterangan: Contoh perhitungan pengambilan sampel kelompok menengah
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 27.

Tabel 3. Data Sampel Kelompok Murah


No Nama Sampel Keluaran
®
1. Tablet Dexanta PT. Dexa Medica
2. Tablet Lambucid® PT. Hexpharm Jaya
3. Tablet Stomach® PT. Mutifa
Keterangan: Contoh perhitungan pengambilan sampel kelompok murah
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 27.

4.2 Data Kadar Aluminium Hidroksida dalam Sampel

Penetapan kadar aluminium hidroksida dilakukan dengan metode

kompleksometri secara titrasi tidak langsung. Kadar aluminium hidroksida

dalam sampel ditentukan berdasarkan jumlah titrasi kembali sampel. Analisis

Universitas Sumatera Utara


dilanjutkan dengan perhitungan statistik dengan distribusi t pada taraf

kepercayaan 95 % (� = 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut

diperoleh kadar aluminium hidroksida dalam sampel dengan kelompok mahal,

menengah, dan murah yang dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Data Kadar Aluminium Hidroksida dalam Sampel


No Sampel Keluaran Kadar Al(OH)3
(%)
1. Tablet Lagesil PT. Lapi 97,65 ± 0,26
2. Mahal Tablet Mylanta PT. Pfizer 96,76 ± 0,36
3. Tablet Madrox PT. Konimex 95,34 ± 0,14
4. Menengah Tablet Aludonna-D PT. Armoxindo 95,97 ± 0,34
5. Tablet Trianta PT. Ifars 94,09 ± 0,43
6. Tablet Dexanta PT. Dexa Medica 91,57 ± 0,19
7. Murah Tablet Lambucid PT. Hexpharm Jaya 90,41 ± 0,16
8. Tablet Stomach PT. Mutifa 92,56 ± 0,23
Keterangan: Data di atas merupakan hasil dari 6 kali perulangan. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 sampai Lampiran 16
halaman 31 sampai dengan halaman 49.

Berdasarkan Tabel di atas, masing-masing sampel dengan merek dagang

dan kelompok harga memiliki kadar aluminium hidroksida yang bervariasi,

diantaranya: sampel kelompok mahal secara umum memiliki rata - rata kadar

aluminium hidroksida yang lebih tinggi dari sampel kelompok menengah dan

sampel kelompok murah, namun kadar aluminium hidroksida berbeda secara

khusus pada sampel kelompok menengah dengan sampel kelompok mahal

yaitu tablet Aludonna-D® memiliki kadar aluminium hidroksida yang lebih

tinggi dari tablet Madrox®, selanjutnya sampel kelompok menengah secara

umum dan khusus memiliki kadar aluminium hidroksida yang lebih tinggi dari

sampel kelompok murah.

Hal ini menunjukkan aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida

yang beredar di kota Medan telah memenuhi persyaratan kadar. Kadar tertinggi

Universitas Sumatera Utara


aluminium hidroksida dominan oleh sampel kelompok mahal, namun

kelompok harga tidak selamanya menilai tinggi atau rendahnya kadar zat

berkhasiat dalam sediaan obat. Hal tersebut dapat di pengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya: faktor bahan baku, faktor sumber daya manusia, faktor

nilai ekonomis, dsb.

4.3 Data Uji Validasi Metode Analisis

Data hasil uji validasi metode analisis dengan parameter akurasi yaitu

persen perolehan kembali (% recovery) dengan metode penambahan baku

(standard addition method) dan presisi yaitu relatif standar deviasi (RSD)

dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Data Hasil Uji Validasi Metode Analisis


No Rentang Analit Baku Di dapat % Perolehan
Konsentrasi Al(OH)3 Al(OH)3 Kembali Kembali
dalam Serbuk yang Analit+Baku CF − C A
Lagesil Ditambahkan (mg) x 100%
C *A
(CA) (C*A) (CF)
(mg) (mg) (%)
1. 44,99 19,2 63,81 98,02
2. 80% 45,22 19,5 64,40 98,36
3. 45,19 19,3 64,21 98,55
4. 50,71 21,9 72,22 98,22
5. 90% 50,78 22,0 72,61 99,23
6. 50,88 21,7 72,22 98,34
7. 56,19 24,1 80,23 99,75
8. 100% 56,06 24,4 80,23 99,06
9. 56,12 24,1 80,03 99,21
Kadar rata – rata Persen Perolehan Kembali (%) 98,75
Standar Deviasi (SD) (%) 0,58
Relatif Standar Deviasi (RSD) (%) 0,59
Keterangan: Data pada Tabel 5 merupakan hasil dari 9 kali perulangan dengan
3 rentang konsentrasi yang berbeda. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 20 halaman 57.

Dari data Tabel 5 diperoleh persen perolehan kembali (% recovery)

aluminium hidroksida dalam sampel Lagesil dengan kadar rata – rata 98,75 %,

Universitas Sumatera Utara


standar deviasi (SD) sebesar 0,58 %. Persen perolehan kembali (% recovery)

ini dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi dimana rentang rata – rata

hasil perolehan kembali adalah 98 % – 102 %. Sedangkan hasil uji presisi

dengan parameter relatif standar deviasi (RSD) adalah 0,59 %. Nilai RSD ini

dapat diterima karena kriteria persen RSD yang diizinkan adalah ≤ 2 %, maka

dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan mempunyai akurasi dan

presisi yang baik (Harmita, 2004).

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penetapan Kadar Aluminium Hidroksida dalam tablet antasida dapat

ditentukan dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung karena

pada hasil uji validasi, metode ini menunjukkan akurasi dan presisi yang baik.

Dari hasil penelitian menunjukkan kadar aluminium hidroksida dalam

sampel kelompok mahal: tablet Lagesil® (97,65 %), tablet Mylanta® (96,76 %),

tablet Madrox® (95,34 %); sampel kelompok menengah: tablet Aludonna-D®

(95,97 %), tablet Trianta® (94,09 %); dan sampel kelompok murah: tablet

Dexanta® (91,57 %), tablet Lambucid® (90,41 %), tablet Stomach® (92,56 %).

Dengan demikian kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida

yang mengandung aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, dan

simeticone yang beredar di kota Medan yang telah diperiksa memenuhi standar

persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu tidak kurang

dari 90 % dan tidak lebih dari 110 % dari jumlah yang tertera pada etiket.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti lainnya agar menentukan kadar aluminium

hidroksida dalam sediaan tablet antasida dengan metode yang lain.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Lima Dari 10 Pekerja di Indonesia Terserang Penyakit


Maag. Diakses dari: http://www.kabarbisnis.com, Jakarta 08 Juli 2010.

Anonim. (2013). Antasida. Diakses dari: http://www.kerjanya.net, Jakarta 28


Desember 2013.

Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. (1991). Vogel’s
Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary
Instrumental Analysis. Edisi Keempat. Alih Bahasa Pudjaatmaka, A., dan
Setiono, L. Jakarta. Hal. 299-315.

Brady, J.E. (1999). Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima. Jilid Satu
Alih Bahasa Maun, S., Anas, K., dan Sally, T.S. Jakarta. Hal. 478.

Day, R.A., dan Underwood, A.L (1980). Analisa Kimia Kuantitatif. Alih
Bahasa Soendoro, R. Surabaya: Penerbit Erlangga. Hal. 21-24, 191.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Daftar Obat Esensial


Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 27.

Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-84.

Estuningtyas, A., dan Arif, A (2007). Obat Lokal. Dalam Buku Farmakologi
dan Terapi. Editor Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan
Elysabeth. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 518-519.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara


Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 117-
135.

Ikatan Apoteker Indonesia. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia.


Volume 47. Jakarta: Penerbit PT. ISFI Penerbitan. Hal. 637.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:


Pustaka Belajar. Hal. 149-150, 463-473.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I, Adnyana, I.K., Setiadi, A.A.P., dan
Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penerbit PT. ISFI Penerbitan. Hal. 433-435.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke tujuh belas.


Bandung: Penerbit Alfabeta. Hal. 64.

Universitas Sumatera Utara


Svehla, G. (1979). Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis. Edisi kelima. Alih Bahasa Setiono, L., Pudjaatmaka, A. Jakarta:
Penerbit PT. Kalman Media Pusaka. Hal. 30.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Contoh Perhitungan Data Pengambilan Sampel

Sampel dibagi menjadi 3 kelompok populasi yaitu sampel kelompok


mahal, sampel kelompok menengah, dan sampel kelompok murah karena
harga tiap sampel berbeda. Lalu digunakan metode n + 1 yaitu sampel yang
terpilih diambil dari akar jumlah sampel + 1 dari tiap populasi dengan maksud
untuk memperkecil jumlah sampel namun masih mewakili populasi.
1. Sampel Kelompok Mahal
No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga
1. Tablet Acitral® T176105 01 – 2015 PT. Interbat Rp. 7000,-
2. Tablet Lagesil® 45041 02 – 2015 PT. Lapi Rp. 7000,-
3. Tablet Mylanta® CR02659 10 – 2013 PT. Pfizer Rp. 6000,-
4. Tablet Madrox® AUG11A01 08 – 2015 PT. Konimex Rp. 6000,-

Populasi (n) = 4 sampel, maka jumlah sampel yang di sampling adalah √4 + 1


= 3 sampel. Sampel diambil secara acak dengan cara undian, dan sampel yang
terpilih sebagai sampel untuk penelitian adalah: Lagesil, Mylanta, dan Madrox.

2. Sampel Kelompok Menengah


No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga
1. Tablet Aludonna-D® 61020047 04 – 2015 PT. Armoxindo Rp. 4000,-
2. Tablet Trianta® 11401 01 – 2015 PT. Ifars Rp. 3500,-

Populasi (n) = 2 sampel, maka jumlah sampel yang di sampling adalah √2 + 1


= 2 sampel, maka Aludonna D, dan Trianta digunakan sebagai sampel untuk
penelitian.

3. Sampel Kelompok Murah


No Nama Sampel No. Batch Exp. Date Keluaran Harga
®
1. Tablet Dexanta 4011173 11 – 2013 PT. Dexa Medica Rp. 2000,-
2. Tablet Lambucid® 009063 09 – 2013 PT. Hexpharm Jaya Rp. 2000,-
3. Tablet Magtral® OH2431 08 – 2014 PT. Otto Rp. 2000,-
4. Tablet Triocid® 02101 01 – 2015 PT. Zenith Rp. 2000,-
®
5. Tablet Stomach 111027 11 – 2014 PT. Mutifa Rp. 2000,-
Populasi (n) = 5 sampel, maka sampel yang di sampling adalah √5 + 1 = 3
sampel. Sampel diambil secara acak dengan cara undian, dan sampel yang
terpilih sebagai sampel untuk penelitian adalah: Dexanta, Lambucid, dan
Stomach.

Keterangan:
Harga tersebut di atas merupakan hasil survei harga rata – rata per 10 tablet
dari beberapa apotek di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Bagan Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida

Timbang seksama 20 tablet sampel

Gerus, timbang serbuk tablet yang ekivalen


dengan 80 mg Alumunium Hidroksida,
masukkan kedalam erlenmeyer
Tambahkan 0,6 ml asam klorida P dan 20 ml
aquadest
Aduk dan panaskan perlahan – lahan sampai
larut sempurna lalu dinginkan
Tambahkan 25,0 ml titran dinatrium edetat
Cek pH. Jika pH rendah tambahkan natrium
hidroksida 1 N hingga suasana larutan berada
pada pH 5
Tambahkan 20 ml dapar asam asetat-amonium
asetat LP
Panaskan larutan hingga hampir mendidih
selama 5 menit, lalu dinginkan
Tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP
Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai
berwarna merah muda cerah
Lakukan percobaan sebanyak 6 kali

Hasil

1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg Al(OH)3


Lakukan penetapan blanko menggunakan 20 ml aquadest

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Contoh Perhitungan Molaritas Zink Sulfat Yang Digunakan

Ditimbang seksama 7,2023 g ZnSO4.7H2O, dilarutkan dengan aquadest

dalam labu tentukur sampai volume 500 ml.

Perhitungan:

g 1
M= x
BM Liter

7,2023 1
M= x
287,54 0,5

7,2023
M=
143,77

M = 0,0501

Maka Molaritas Zink Sulfat yang digunakan adalah 0,0501 M

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Contoh Perhitungan Titrasi Blanko

Data Titrasi Blanko


No Aquadest Na2EDTA 0,05 M Volume Titer
(ml) (ml) ZnSO4 0,0501 M
(ml)
1. 20 25 25,35
2. 20 25 25,30
3. 20 25 25,35

(V1 + V2 + V3 )
Ṽ (volume rata – rata) Titrasi Blanko =
n

Keterangan :
V1,V2,V3 = Volume titer ZnSO4 0,0501 M 1,2 dan 3.
n = Jumlah pengulangan pada titrasi blanko

(25,33 + 25,30 + 25,35) ml


Ṽ=
3

76 ml
Ṽ=
3

Ṽ = 25,33ml

Maka volume rata – rata pada titrasi blanko yang digunakan adalah 25,33 ml.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Contoh Perhitungan Kadar Alumunium Hidroksida

(Vb - Vs) x M x Bsetara


% Kadar Al(OH)3 = x 100%
0,05 x BS

Keterangan:
Vb = Volume titrasi blanko
Vs = Volume titrasi sampel
M = Molaritas ZnSO4 yang digunakan
Bsetara = 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
BS = Bobot Al(OH)3 dalam sampel yang digunakan dalam mg

Contoh untuk penetapan kadar Al(OH)3 pada sampel tablet Lagesil:

(25,33 - 5,20) ml x 0,0501 M x 3,900 mg


% Kadar Al(OH)3 = x 100%
0,05 x 80,0065 mg

3,9332007
% Kadar Al(OH)3 = x 100%
4,000325

% Kadar Al(OH)3 = 98,32%

Keterangan:
Data yang digunakan diambil dari Lampiran 6 halaman 32. Dilakukan
perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel
Kelompok Mahal

1. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Lagesil®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Lagesil (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 235,4 80,0065 25 25,33 5,20 98,32
2. 235,8 80,1425 25 25,33 5,35 97,42
3. 236,1 80,2444 25 25,33 5,35 97,30
4. 236,4 80,3464 25 25,33 5,25 97,66
5. 235,6 80,0745 25 25,33 5,30 97,75
6. 235,5 80,0405 25 25,33 5,30 97,79

2. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Mylanta®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Mylanta (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 276,1 80,0789 25 25,33 5,45 97,01
2. 276,7 80,2529 25 25,33 5,55 96,32
3. 276,5 80,1949 25 25,33 5,45 96,87
4. 275,9 80,0209 25 25,33 5,40 97,33
5. 276,4 80,1659 25 25,33 5,50 96,66
6. 276,9 80,3109 25 25,33 5,50 96,49

3. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Madrox®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Madrox (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 369,8 80,0676 25 25,33 5,70 95,81
2. 370,5 80,2191 25 25,33 5,75 95,38
3. 370,1 80,1325 25 25,33 5,80 95,24
4. 370,7 80,2624 25 25,33 5,80 95,09
5. 369,9 80,0892 25 25,33 5,70 95,29
6. 370,3 80,1758 25 25,33 5,75 95,43

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel
Kelompok Menengah

1. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Aludonna-D®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Aludonna-D (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 250,9 80,2546 25 25,33 5,65 95,83
2. 251,1 80,3185 25 25,33 5,65 95,75
3. 251,3 80,3825 25 25,33 5,75 95,19
4. 250,5 80,1266 25 25,33 5,55 96,47
5. 250,6 80,1586 25 25,33 5,60 96,19
6. 250,8 80,2226 25 25,33 5,60 96,11

2. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Trianta®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Trianta (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 202,3 80,0628 25 25,33 6,00 94,35
2. 203,1 80,3794 25 25,33 6,05 93,73
3. 203,4 80,4981 25 25,33 6,00 93,84
4. 202,5 80,1419 25 25,33 5,95 94,49
5. 203,3 80,4586 25 25,33 6,00 93,88
6. 202,9 80,3003 25 25,33 5,95 94,31

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Data Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida pada Sampel
Kelompok Murah

1. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Dexanta®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Dexanta (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 277,5 80,1005 25 25,33 6,60 91,38
2. 277,2 80,0139 25 25,33 6,60 91,48
3. 278,1 80,2736 25 25,33 6,45 91,91
4. 278,4 80,3602 25 25,33 6,50 91,56
5. 278,6 80,4179 25 25,33 6,45 91,74
6. 277,9 80,2159 25 25,33 6,55 91,49

2. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Lambucid®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Lambucid (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 225,1 80,2753 25 25,33 6,80 90,20
2. 225,5 80,4179 25 25,33 6,75 90,29
3. 224,6 80,0970 25 25,33 6,70 90,89
4. 225,3 80,3466 25 25,33 6,75 90,37
5. 224,9 80,2039 25 25,33 6,75 90,53
6. 224,5 80,0613 25 25,33 6,80 90,45

3. Data Penetapan Kadar Al(OH)3 pada Sampel Tablet Stomach®


No Bobot Jumlah Na2EDTA Blanko Volume Kadar
Serbuk Al(OH)3 0,05 M (ml) Titer ZnSO4 (%)
Stomach (mg) (ml) 0,0501 M
(mg) (ml)
1. 271,9 80,1964 25 25,33 6,30 92,73
2. 271,4 80,0489 25 25,33 6,25 93,14
3. 272,1 80,2554 25 25,33 6,35 92,42
4. 272,6 80,4029 25 25,33 6,30 92,49
5. 272,2 80,2849 25 25,33 6,35 92,38
6. 271,7 80,1374 25 25,33 6,30 92,79

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Lagesil®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 98,32 0,61 0,3721
2. 97,42 - 0,29 0,0841
3. 97,30 - 0,41 0,1681
4. 97,66 - 0,05 0,0025
5. 97,75 0,04 0,0016
6. 97,79 0,08 0,0064
Σ 586,24 0,6348
x 97,71

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,6348
= 0,3563
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,61
t hitung data 1 = = 4,1936 (data ditolak)
0,3563 / 6

− 0,29
t hitung data 2 = = 1,9937 (data diterima)
0,3563 / 6

− 0,41
t hitung data 3 = = 2,8187 (data ditolak)
0,3563 / 6

− 0,05
t hitung data 4 = = 0,3437 (data diterima)
0,3563 / 6

0,04
t hitung data 5 = = 0,2749 (data diterima)
0,3563 / 6

0,08
t hitung data 6 = = 0,5499 (data diterima)
0,3563 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 1 dan 3.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
2. 97,42 - 0,23 0,0529
4. 97,66 0,01 0,0001
5. 97,75 0,1 0,01
6. 97,79 0,14 0,0196
Σ 390,62 0,0826
x 97,65

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,0826
= 0,1659
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,23
t hitung data 2 = = 2,7728 (data diterima)
0,1659 / 4

0,01
t hitung data 4 = = 0,1206 (data diterima)
0,1659 / 4

0,1
t hitung data 5 = = 1,2055 (data diterima)
0,1659 / 4

0,14
t hitung data 6 = = 1,6878 (data diterima)
0,1659 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:
__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,1659
=97,65 % ±
4
= 97,65 % ± 0,26

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Mylanta®

No X x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 97,01 0,23 0,0529
2. 96,32 - 0,46 0,2116
3. 96,87 0,09 0,0081
4. 97,33 0,55 0,3025
5. 96,66 - 0,12 0,0144
6. 96,49 - 0,29 0,0841
Σ 580,68 0,6736
x 96,78

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,6736
= 0,3670
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,23
t hitung data 1 = = 1,5351 (data diterima)
0,3670 / 6

− 0,46
t hitung data 2 = = 3,0702 (data ditolak)
0,3670 / 6

0,09
t hitung data 3 = = 0,6007 (data diterima)
0,3670 / 6

0,55
t hitung data 4 = = 3,6709 (data ditolak)
0,3670 / 6

− 0,12
t hitung data 5 = = 0,8009 (data diterima)
0,3670 / 6

− 0,29
t hitung data 6 = = 1,9356 (data diterima)
0,3670 / 6

Universitas Sumatera Utara


Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 2 dan 4.

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 97,01 0,25 0,0625
3. 96,87 0,11 0,0121
5. 96,66 - 0,1 0,01
6. 96,49 - 0,27 0,0729
Σ 387,03 0,1575
x 96,76

s=
∑ ( x − x) 2
0,1575
=
= 0,2291
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

( x − x) 2
t hitung =
s/ n

0,25
t hitung data 1 = = 2,1825 (data diterima)
0,2291 / 4

0,11
t hitung data 3 = = 0,9623 (data diterima)
0,2291 / 4

− 0,1
t hitung data 5 = = 0,8729 (data diterima)
0,2291 / 4

− 0,27
t hitung data 6 = = 2,1825 (data diterima)
0,2291 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:
__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,2291
= 97,65 % ±
4
= 96,76 % ± 0,36

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Madrox®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 95,81 0,44 0,1936
2. 95,38 0,01 0,0001
3. 95,24 - 0,13 0,0169
4. 95,09 - 0,28 0,0784
5. 95,29 - 0,08 0,0064
6. 95,43 0,06 0,0036
Σ 572,24 0,299
x 95,37

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,299
= 0,2445
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,44
t hitung data 1 = = 4,4081 (data ditolak)
0,2445 / 6

0,01
t hitung data 2 = = 0,1002 (data diterima)
0,2445 / 6

− 0,13
t hitung data 3 = = 1,3024 (data diterima)
0,2445 / 6

− 0,28
t hitung data 4 = = 2,8051 (data ditolak)
0,2445 / 6

− 0,08
t hitung data 5 = = 0,8015 (data diterima)
0,2445 / 6

0,06
t hitung data 6 = = 0,6011 (data diterima)
0,2445 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 1 dan 4.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
2. 95,38 0,04 0,0016
3. 95,24 - 0,1 0,01
5. 95,29 - 0,05 0,0025
6. 95,43 0,09 0,0081
Σ 381,34 0,0222
x 95,34

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,0222
= 0,0860
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,04
t hitung data 2 = = 0,9302 (data diterima)
0,0860 / 4

− 0,1
t hitung data 3 = = 2,3256 (data diterima)
0,0860 / 4

− 0,05
t hitung data 5 = = 1,1628 (data diterima)
0,0860 / 4

0,09
t hitung data 6 = = 2,0930 (data diterima)
0,0860 / 4

Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:

__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,0860
= 95,34 % ±
4
= 95,34 % ± 0,14

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Aludonna-D®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 95,83 - 0,09 0,0081
2. 95,75 - 0,17 0,0289
3. 95,19 - 0,73 0,5329
4. 96,47 0,55 0,3025
5. 96,19 0,27 0,0729
6. 96,11 0,19 0,0361
Σ 575,54 0,9814
x 95,92

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,9814
= 0,4430
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,09
t hitung data 1 = = 0,4976 (data diterima)
0,4430 / 6

− 0,17
t hitung data 2 = = 0,9399 (data diterima)
0,4430 / 6

− 0,73
t hitung data 3 = = 4,0364 (data ditolak)
0,4430 / 6

0,55
t hitung data 4 = = 3,0411 (data ditolak)
0,4430 / 6

0,27
t hitung data 5 = = 1,4929 (data diterima)
0,4430 / 6

0,19
t hitung data 6 = = 1,0506 (data diterima)
0,4430 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 3 dan 4.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 95,83 - 0,14 0,0196
2. 95,75 - 0,22 0,0484
5. 96,19 0,22 0,0484
6. 96,11 0,14 0,0196
Σ 383,88 0,136
x 95,97

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,136
= 0,2129
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,14
t hitung data 1 = = 1,3152 (data diterima)
0,2129 / 4

− 0,22
t hitung data 2 = = 2,0667 (data diterima)
0,2129 / 4

0,22
t hitung data 5 = = 2,0667 (data diterima)
0,2129 / 4

0,14
t hitung data 6 = = 1,3152 (data diterima)
0,2129 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:
__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,2129
= 95,97 % ±
4
= 95,97 % ± 0,34

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Trianta®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 94,35 0,25 0,0625
2. 93,73 - 0,37 0,1369
3. 93,84 - 0,26 0,0676
4. 94,49 0,39 0,1521
5. 93,88 - 0,22 0,0484
6. 94,31 0,21 0,0441
Σ 564,6 0,5116
x 94,1

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,5116
= 0,3199
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,25
t hitung data 1 = = 1,9143 (data diterima)
0,3199 / 6

− 0,37
t hitung data 2 = = 2,8331 (data ditolak)
0,3199 / 6

− 0,26
t hitung data 3 = = 1,9908 (data diterima)
0,3199 / 6

0,39
t hitung data 4 = = 2,9862 (data ditolak)
0,3199 / 6

− 0,22
t hitung data 5 = = 1,6846 (data diterima)
0,3199 / 6

0,21
t hitung data 6 = = 1,6079 (data diterima)
0,3199 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 2 dan 4.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 94,35 0,26 0,0676
3. 93,84 - 0,25 0,0625
5. 93,88 - 0,21 0,0441
6. 94,31 0,22 0,0484
Σ 376,38 0,2226
x 94,09

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,2226
= 0,2724
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,26
t hitung data 1 = = 1,9089 (data diterima)
0,2724 / 4

− 0,25
t hitung data 3 = = 1,8355 (data diterima)
0,2724 / 4

− 0,21
t hitung data 5 = = 1,5419 (data diterima)
0,2724 / 4

0,22
t hitung data 6 = = 1,6153 (data diterima)
0,2724 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:

__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,2724
= 94,09 % ±
4
= 94,09 % ± 0,43

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Dexanta®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 91,38 - 0,21 0,0441
2. 91,48 - 0,11 0,0121
3. 91,91 0,32 0,1024
4. 91,56 - 0,03 0,0009
5. 91,74 0,15 0,0225
6. 91,49 - 0,1 0,01
Σ 549,56 0,192
x 91,59

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,192
= 0,1959
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,21
t hitung data 1 = = 2,6258 (data ditolak)
0,1959 / 6

− 0,11
t hitung data 2 = = 1,3754 (data diterima)
0,1959 / 6

0,32
t hitung data 3 = = 4,0012 (data ditolak)
0,1959 / 6

− 0,03
t hitung data 4 = = 0,3751 (data diterima)
0,1959 / 6

0,15
t hitung data 5 = = 1,8756 (data diterima)
0,1959 / 6

− 0,1
t hitung data 6 = = 1,2504 (data diterima)
0,1959 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 1 dan 3.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
2. 91,48 - 0,09 0,0081
4. 91,56 - 0,01 0,0001
5. 91,74 0,17 0,0289
6. 91,49 - 0,08 0,0064
Σ 366,27 0,0435
x 91,57

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,0435
= 0,1204
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,09
t hitung data 2 = = 1,4950 (data diterima)
0,1204 / 4

− 0,01
t hitung data 4 = = 0,1661 (data diterima)
0,1204 / 4

0,17
t hitung data 5 = = 2,8239 (data diterima)
0,1204 / 4

− 0,08
t hitung data 6 = = 1,3289 (data diterima)
0,1204 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:

__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,1204
= 91,57 % ±
4
= 91,57 % ± 0,19

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Lambucid®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 90,20 - 0,26 0,0676
2. 90,29 - 0,17 0,0289
3. 90,89 0,43 0,1849
4. 90,37 - 0,09 0,0081
5. 90,53 0,07 0,0049
6. 90,45 - 0,01 0,0001
Σ 542,73 0,2945
x 90,46

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,2945
= 0,2427
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,26
t hitung data 1 = = 2,6241 (data ditolak)
0,2427 / 6

− 0,17
t hitung data 2 = = 1,7158 (data diterima)
0,2427 / 6

0,43
t hitung data 3 = = 4,3398 (data ditolak)
0,2427 / 6

− 0,09
t hitung data 4 = = 0,9083 (data diterima)
0,2427 / 6

0,07
t hitung data 5 = = 0,7065 (data diterima)
0,2427 / 6

− 0,01
t hitung data 6 = = 0,1009 (data diterima)
0,2427 / 6
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 1 dan 3.

Universitas Sumatera Utara


No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
2. 90,29 - 0,12 0,0144
4. 90,37 - 0,04 0,0016
5. 90,53 0,12 0,0144
6. 90,45 0,04 0,0016
Σ 361,64 0,032
x 90,41

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,032
= 0,1033
n −1 3
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 3, diperoleh nilai dari t tabel = 3,1820.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

− 0,12
t hitung data 2 = = 2,3233 (data diterima)
0,1033 / 4

− 0,04
t hitung data 4 = = 0,7744 (data diterima)
0,1033 / 4

0,12
t hitung data 5 = = 2,3233 (data diterima)
0,1033 / 4

0,04
t hitung data 6 = = 0,7744 (data diterima)
0,1033 / 4
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:

__
t .s
µ=x±
n
3,1820.0,1033
= 90,41 % ±
4
= 90,41 % ± 0,16

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Alumunium Hidroksida pada
Sampel Tablet Stomach®

No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 92,73 0,07 0,0049
2. 93,14 0,48 0,2304
3. 92,42 - 0,24 0,0576
4. 92,49 - 0,17 0,0289
5. 92,38 - 0,28 0,0784
6. 92,79 0,13 0,0169
Σ 555,95 0,4171
x 92,66

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,4171
= 0,2888
n −1 5
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 5, diperoleh nilai dari t tabel = 2,5706.
Data diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,07
t hitung data 1 = = 0,5937 (data diterima)
0,2888 / 6

0,48
t hitung data 2 = = 4,0712 (data ditolak)
0,2888 / 6

− 0,24
t hitung data 3 = = 2,0356 (data diterima)
0,2888 / 6

− 0,17
t hitung data 4 = = 1,4419 (data diterima)
0,2888 / 6

− 0,28
t hitung data 5 = = 2,3749 (data diterima)
0,2888 / 6

0,13
t hitung data 6 = = 1,1026 (data diterima)
0,2888 / 6

Universitas Sumatera Utara


Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke 2.
No x x−x ( x − x) 2
Kadar (%)
1. 92,73 0,17 0,0289
3. 92,42 - 0,14 0,0196
4. 92,49 - 0,07 0,0049
5. 92,38 - 0,18 0,0324
6. 92,79 0,23 0,0529
Σ 462,81 0,1387
x 92,56

s=
∑ ( x − x) 2

=
0,1387
= 0,1862
n −1 4
Pada tingkat kepercayaan 95 %, maka tingkat kesalahan ( α ) = 5 % = 0,05
dengan derajat kebebasan ( n – 1 ) = 4, diperoleh nilai dari t tabel = 2,776. Data
diterima jika t hitung < t tabel.

x−x
t hitung =
s/ n

0,17
t hitung data 1 = = 2,0415 (data diterima)
0,1862 / 5

− 0,14
t hitung data 3 = = 1,6813 (data diterima)
0,1862 / 5

− 0,07
t hitung data 4 = = 0,8406 (data diterima)
0,1862 / 5

− 0,18
t hitung data 5 = = 2,1616 (data diterima)
0,1862 / 5

0,23
t hitung data 6 = = 2,7621 (data diterima)
0,1862 / 5
Karena t hitung ˂ t tabel, maka semua data tersebut diterima. Menurut Day dan
Underwood (1981), maka kadar rata – rata yang diperoleh:
__
t .s
µ=x±
n
2,776.0,1862
= 92,56 % ± = 92,56 % ± 0,23
5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 17. Contoh Pembuatan Rentang Konsentrasi Spesifik 80 %, 90 %,
dan 100 %

Berat 20 tablet sampel Lagesil = 14770,8 mg


Jumlah Al(OH)3 dalam 1 tablet sampel Lagesil = 250 mg
Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet sampel Lagesil = 5000 mg, diserbukkan.

1. Rentang Spesifik 80 %

80
Total Al(OH)3 yang akan ditimbang = x80 mg (sesuai prosedur) = 64 mg
100
Perbandingan jumlah Al(OH)3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka:

70
 Analit Al(OH)3 dari serbuk Lagesil = x 64 mg = 44,8 mg
100
Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang:
44,8 mg x Bobot 20 tablet Lagesil
=
Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet Lagesil
44,8 mg x 14770,8 mg
=
5000 mg
= 132,3 mg

30
- Baku Al(OH)3 yang ditambahkan = x 64 mg = 19,2 mg
100
Kadar Baku Al(OH)3 yang digunakan = 78,15 %
Baku Al(OH)3 dibuat dalam 100 %
Maka Baku Al(OH)3 yang direncanakan untuk ditimbang:
100
= x 19,2 mg
78,15
= 24,57 mg

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 17. Sambungan ..........

2. Rentang Spesifik 90 %

90
Total Al(OH)3 yang akan ditimbang = x 80mg (sesuai prosedur) = 72 mg
100

Perbandingan jumlah Al(OH)3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka:

70
 Analit Al(OH)3 dari serbuk Lagesil = x 72 mg = 50,4 mg
100
Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang:
50,4 mg x Bobot 20 tablet Lagesil
=
Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet Lagesil
50,4 mg x 14770,8
=
5000 mg
= 148,9 mg

30
- Baku Al(OH)3 yang ditambahkan = x 72 mg = 21,6 mg
100
Kadar Baku Al(OH)3 yang digunakan = 78,15 %
Baku Al(OH)3 dibuat dalam 100 %
Maka Baku Al(OH)3 yang direncanakan untuk ditimbang:
100
= x 21,6 mg
78,15
= 27,64 mg

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 17. Sambungan ..........

3. Rentang Spesifik 100 %

100
Total Al(OH)3 yang akan ditimbang = x80 mg (sesuai prosedur) = 80 mg
100

Perbandingan jumlah Al(OH)3 dari Analit + Baku = 70 : 30, maka:

70
 Analit Al(OH)3 dari serbuk Lagesil = x 80 mg = 56 mg
100
Maka jumlah serbuk Lagesil yang direncanakan untuk ditimbang:
56 mg x Bobot 20 tablet Lagesil
=
Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet Lagesil
56 mg x 14770,8 mg
=
5000 mg
= 165,4 mg

30
- Baku Al(OH)3 yang ditambahkan = x 80 mg = 24 mg
100
Kadar Baku Al(OH)3 yang digunakan = 78,15 %
Baku Al(OH)3 dibuat dalam 100 %
Maka Baku Al(OH)3 yang direncanakan untuk ditimbang:
100
= x 24 mg
78,15
= 30,71 mg

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 18. Data Penimbangan Recovery

1. Data Penimbangan Serbuk Sampel Lagesil

Berat 20 tablet sampel Lagesil = 14770,8 mg


Jumlah Al(OH)3 dalam 1 tablet sampel Lagesil = 250 mg
Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet sampel Lagesil = 5000 mg

No Rentang Sampel Tablet Lagesil


Konsentrasi
Berat Jumlah
Serbuk Analit Al(OH)3
(mg) (mg)
1. 132,9 44,99
2. 80% 133,6 45,22
3. 133,5 45,19
4. 149,8 50,71
5. 90% 150,0 50,78
6. 150,3 50,88
7. 166,0 56,19
8. 100% 165,6 56,06
9. 165,8 56,12

Keterangan:
Jumlah Analit Al(OH)3 diperoleh dari perhitungan:
Berat serbuk yang ditimbang
x Jumlah Al(OH)3 dalam 20 tablet Lagesil
Berat 20 tablet Lagesil

Contoh data No.1:


132,9 mg
Jumlah Analit Al(OH)3 = x 5000 mg
14770,8 mg
= 44,9 mg

Keterangan:
Dilakukan perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 18. Sambungan ..........

2. Data Penimbangan Baku Al(OH)3

Kadar Baku Al(OH)3 yang digunakan = 78,15 %

No Rentang Baku Al(OH)3


Konsentrasi
Bobot Jumlah
Baku Al(OH)3 Baku Al(OH)3
yang ditimbang yang ditambahkan
(mg) (mg)
1. 24,6 19,2
2. 80% 25,0 19,5
3. 24,7 19,3
4. 28,0 21,9
5. 90% 28,2 22,0
6. 27,8 21,7
7. 30,9 24,1
8. 100% 31,2 24,4
9. 30,8 24,1

Keterangan:
Jumlah Baku Al(OH)3 yang ditambahkan diperoleh dari perhitungan:
Kadar Baku Al(OH)3 yang digunakan x Bobot Baku Al(OH)3 yang
ditimbang

Contoh data No.1:


78,15
Jumlah Baku Al(OH)3 yang ditambahkan = x 24,6 mg = 19,2 mg
100

Keterangan:
Dilakukan perhitungan yang sama untuk data selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 19. Contoh Perhitungan Uji Persen Perolehan Kembali (%
Recovery) Alumunium Hidroksida pada Sampel Tablet Lagesil

CF − C A
% Perolehan Kembali (% Recovery) = x 100%
C A*

Untuk Rentang Konsentrasi 100 %:


- CF = Didapat kembali Analit+Baku yang diperoleh dari pengukuran (mg)
(Vb - Vs)ml x M x 3,900mg
=
0,05
(25,33 - 4,80)ml x 0,0501M x 3,900mg
=
0,05
= 80,23 mg

- CA = Analit Al(OH)3 dalam serbuk Lagesil(mg)


= 56,19 mg

- C*A = Jumlah Baku Al(OH)3 yang ditambahkan(mg)


= 24,1 mg

80,23 mg - 56,19 mg
% Perolehan Kembali (% Recovery) = x 100 %
24,1 mg
= 99,75 %

Keterangan:
Data yang digunakan diambil dari Lampiran 20 halaman 57. Dilakukan
perlakuan yang sama untuk data selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 20. Data Hasil Uji Validasi Metode Analisis dengan Parameter
Akurasi yaitu Persen Perolehan Kembali (% Recovery) dengan
Metode Penambahan Baku (standard addition method) dan
Presisi yaitu Relatif Standar Deviasi (RSD)

Volume Blanko = 25,33ml

No Sampel Baku Total Volume Didapat %


Tablet Lagesil Al(OH)3 Analit Titrasi Kembali Recovery
Berat Analit yang + (ml) Analit CF − C A
Serbuk Al(OH)3 ditambahkan Baku +
C *A
(mg) (CA) (C*A) (mg) Baku
(mg) (mg) (CF) x 100%
(mg) (%)
1. 132,9 44,99 19,2 64,19 9,00 63,81 98,02
2. 133,6 45,22 19,5 64,72 8,85 64,40 98,36
3. 133,5 45,19 19,3 64,49 8,90 64,21 98,55
4. 149,8 50,71 21,9 72,61 6,85 72,22 98,22
5. 150,0 50,78 22,0 72,78 6,75 72,61 99,23
6. 150,3 50,88 21,7 72,58 6,85 72,22 98,34
7. 166,0 56,19 24,1 80,29 4,80 80,23 99,75
8. 165,6 56,06 24,4 80,46 4,80 80,23 99,06
9. 165,8 56,12 24,1 80,22 4,85 80,03 99,21
Kadar rata–rata % Perolehan Kembali (Recovery) 98,75 %
Standar Deviasi (SD) 0,58 %
Relatif Standar Deviasi (RSD) 0,59 %

Keterangan:
Data penimbangan serbuk sampel Lagesil dan Baku Al(OH)3 yang
ditambahkan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 54 sampai
dengan halaman 55.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 21. Sertifikat Analisis Alumunium Hidroksida Baku
(VASUNDHARA RASAYANS LTD)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 22. Catatan Bahan Baku Alumunium Hidroksida (PT. Mutifa)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 23. Gambar Sampel

Lagesil Milanta

Madrox Aludonna-D

Trianta Dexanta

Lambucid Stomach

Gambar 1. Sampel Tablet Antasida yang Mengandung Alumunium


Hidroksida, Magnesium Hidroksida, dan Simeticone

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 24. Gambar Kerja

Gambar 2. Proses Penimbangan

Gambar 3. Proses Pemanasan

Gambar 4. Proses Titrasi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 25. Gambar Hasil Titrasi

Gambar 5. Titrasi Blanko

Gambar 6. Titrasi Sampel

Gambar 7. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 80 %

Gambar 8. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 90 %

Gambar 9. Titrasi Recovery Konsentrasi Spesifik 100 %

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 26. Tabel Nilai t Tabel

Tabel Distribusi t-student


α
0,9 0,8 0,6 0,5 0,4 0,2 0,1 0,05 0,01
V

1. 0,158 0,325 0,727 1,000 1,376 3,078 6,314 12,706 63,657


2. 0,142 0,289 0,617 0,816 1,061 1,886 2,920 4,303 9,925
3. 0,137 0,277 0,584 0,765 0,978 1,638 2,353 3,182 5,841
4. 0,134 0,271 0,569 0,741 0,941 0,533 2,132 2,776 4,604
5. 0,132 0,267 0,559 0,727 0,920 1,476 2,015 2,571 4,032
6. 0,131 0,265 0,553 0,718 0,906 1,440 1,943 2,447 3,707
7. 0,130 0,263 0,549 0,711 0,896 1,415 1,895 2,365 3,499
8. 0,130 0,262 0,546 0,706 0,889 1,397 1,860 2,306 3,355
9. 0,129 0,261 0,543 0,703 0,883 1,383 1,833 2,262 3,250
10. 0,129 0,260 0,542 0,700 0,879 1,372 1,812 2,228 3,169
11. 0,129 0,260 0,540 0,697 0,876 1,363 1,796 2,201 3,106
12. 0,128 0,259 0,539 0,695 0,873 1,356 1,782 2,179 3,055
13. 0,128 0,259 0,538 0,694 0,870 1,350 1,771 2,160 3,012
14. 0,128 0,258 0,537 0,692 0,868 1,345 1,761 2,145 2,977
15. 0,128 0,258 0,536 0,691 0,866 1,341 1,753 2,131 2,927
16. 0,128 0,258 0,535 0,690 0,865 1,337 1,746 2,120 2,921
17. 0,128 0,257 0,534 0,689 0,863 1,333 1,740 2,110 2,898
18. 0,127 0,257 0,534 0,688 0,862 1,330 1,734 2,101 2,878
19. 0,127 0,257 0,533 0,688 0,861 1,328 1,729 2,093 2,861
20. 0,127 0,257 0,533 0,687 0,860 1,325 1,725 2,086 2,845

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai