Anda di halaman 1dari 51

PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM (Al) PADA AIR BAKU DAN

AIR RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL DENGAN


METODE KOLORIMETRI

TUGAS AKHIR

NOVA TAMPUBOLON
142401046

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM (Al) PADA AIR BAKU DAN AIR
RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL DENGAN METODE
KOLORIMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli
Madya

Oleh :

NOVA TAMPUBOLON
142401046

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM (Al) PADA AIR BAKU DAN AIR


RESERVOIR DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL DENGAN
METODE KOLORIMETRI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Januari 2018

Nova Tampubolon
142401046

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Karunia-Nya
yang masih diberikan kepadaPenulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara dengan Judul “ Perbandingan kadar aluminium (Al) pada air
baku dan air reservoir di PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL dengan menggunakan
metode kolorimetri”
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun
berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi
berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan dan dukungan maka pada
kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku dekan MIPA USU
3. Bapak Dr.Minto Supeno, MS, selaku ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA
USU.
4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra M.Si, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.
5. Ibu Dr. Emma Zaidar Nasution, M.Si yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
6. Bapak Andrianto,ST selaku Kepala Instalansi Pengolahan Air Minum.
7. Ibu Cempaka Monika Hutagalung selaku Kepala Bagian Pengendalian Mutu.
8. Bapak Nelson, kak Imahwati, kak Syahfitri, kak Risna Maharani selaku analisis di
Laboratorium Instalasi Pengolahan Air Minum Sunggal.
9. Kepada Orangtua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun materil
serta doa. Mereka adalah ayahanda Waldesman Tampubolon dan Ibunda
Rusperiana Siallagan yang telah memberikan semangat bagi penulis agar terus
menggapai cita-cita yang diharapkan.
10. Teman-teman yang Praktek Kerja Lapangan di Instalasi PDAM Sunggal: Esrauli,
Rio, Harry, Dedy,Ebenezer dan marissa
11. Teman-teman khususnya Grup Sengklak,seluruh stambuk 2014, senior dan junior
yang telah memberikan semangat dan dukungan bagi penulis
Akhir kata dari penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat semua
pihak atau pun pembaca dan khususnya bagi penulis.

Medan, Januari 2018

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM (Al) PADA AIR BAKU DAN AIR
RESERVOIR PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL DENGAN METODE
KOLORIMETRI

ABSTRAK
Metode kolorimetri merupakan suatu metoda analisis kimia yang menggunakan perbedaan
warna antara larutan sampel dan larutan blanko. Metode ini digunakan pada percobaan
perbandingan kadar aluminium (Al) pada air baku dan air reservoir. Dari hasil percobaan
diperoleh kadar aluminium pada:
Air Baku maksimum= 0,108 mg/l, minimum= 0,028 mg/l
pada air reservoir R1 maksimum= 0,181 mg/l , minimum= 0,031 mg/l
pada air reservoir R2 maksimum= 0,166 mg/l , minimum= 0,045 mg/l
pada air reservoir R3 maksimum= 0,181 mg/l , minimum= 0,057 mg/l
kadar aluminium pada air baku dan air reservoir PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL telah
memenuhi persyaratan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia.Berdasarkan
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum aluminium dalam air
adalah 0,2mg/l

Kata kunci : Kolorimetri, Air Baku, Reservoir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


COMPARISON OF ALUMINUM CONDITIONS (Al) ON RAW WATER AND
RESERVOIR WATER PDAM TIRTANADI SUNGGAL WITH COLORIMETRIC
METHOD

ABSTRACT

The colorimetric method is a chemical analysis method that uses the color difference between
the sample solution and the blank solution. This method is used in comparative experiments
of aluminum content (Al) in raw water and reservoir water. From the experiment results
obtained aluminum levels on:
Maximum raw water = 0,108 mg / l, minimum = 0,028 mg / l
At maximum R1 reservoir water = 0,181 mg / l, minimum = 0,031 mg / l
At maximum R2 reservoir water = 0,166 mg / l, minimum = 0,045 mg / l
In the water reservoir R3 maximum = 0.181 mg / l, minimum = 0.057 mg / l
The aluminum content in raw water and water reservoir of PDAM TIRTANADI IPA
SUNGGAL has fulfilled the regulation requirement Republic of Indonesia health minister.
Based on PERMENKES No.492 / MENKES / PER / IV / 2010 maximum level of aluminum
in water is 0,2 mg / l.

Keywords: Colorimetry, Raw Water, Reservoir Water

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar isi vi
Daftar gambar ix
Daftar tabel x
Daftar lampiran xi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Permasalahan 5
1.3 Tujuan 6
1.4 Manfaat 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian air 7
2.2 Sumber air 8
2.3 Pencemaran air 11
2.4 Karakteristik air
2.4.1 Parameter fisik 13
2.4.2 Parameter kimia 15
2.4.3 Karakteristik biologi 15
2.5 Kualitas air
2.5.1 Air bersih 17
2.5.2 Air minum 17
2.6 Peranan air dalam tubuh 18
2.7 Kandungan bahan kimia
2.7.1 Aluminium 19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


`` 2.7.2 Pemberian aluminium 20
2.7.2 Efek samping aluminium 21
2.8 Kolorimetri 22
2.8.1 Penetapan kadar aluminium secara kolorimetri 24
2.9 Proses pengolahan air bersih
2.9.1 Sumber Air dan Bendungan 24
2.9.2 Intake Channel (Saluran air masuk) 25
2.9.3 Saringan Kasar (Bar Screen) 26
2.9.4 Raw Water Tank (RWT) 26
2.9.5 Raw Water Pump (RWP) 27
2.9.6 Clarifier 28
2.9.7 Filter 29
2.9.8 Reservoir 31
2.9.9 Finishing Water Pump (FWP) 31
2.9.10 Sluge Lagoon 32
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat 37
3.2 Bahan 37
3.3 Prosedur percobaan 37

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil 36
4.2 Pembahasan 40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 42

DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Sumber air dan bendungan 27

2.2 Intake channel 27

2.3 Saringan kasar 28

2.4 Raw water tank / Bak pengendapan 29

2.5 Raw water pump / Pompa air baku 30

2.6 Clarifier 32

2.7 Filter 33

2.8 Reservoir 34

2.9 Finish water pump 35

2.10 Lagoon 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Gambar Judul Halaman


4.1 Hasil perbandingan kadar aluminium (Al) 39
pada air baku dan air reservoir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup

yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air.Air secara alamiah tidak pernah

dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air mengembun di udara dan jatuh

dipermukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon

dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang diatas maupun

dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah

letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organik lainnya

(Sari,S.2014).

Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga,

terutama berbeda untuk tiap tempat, tiap lingkungan, kehidupan atau untuk tiap bangsa dan

negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan manusia

terhadap air. Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari

hydrogen dan oksigen. Air merupakan sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu dari berbagai macam penularan, terutama

penyakit perut ( Andriani,I.2015).

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan terhadap air

yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama bila air tersebut

berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud bisa dimulai dari sangat sederhana

sampai pada pengolahan air lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran air tersebut

(Sriwulandari.2015) .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Air yang tersedia tidak terlepaas dari pengaruh pencemaran karena fenomena alam

(seperti debu vulkanik dari letusan gunung berapi ) ataupun yang diakibatkan oleh ulah

manusia. Beberapa bahan mikrobiologi (bakteri, virus, parasit) , bahan organik (pestisida,

deterjen) , dan beberapa bahan anorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia

lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air yang sudah tercemar

tersebut disamping terasa tidak enak kalau di minum juga dapat menyebabkan gangguan

kesehatan terhadap orang yang meminum nya( Desi,D.2014).

Masalah utama yang dihadapi berkaitan dengan sumber daya air adalahkuantitas air

yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk

keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ketahun. Kegiatan industri, domestik,

dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas

air. Kondisi ini dapat menimbulkangangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang

bergantung pada sumber daya air (Sasongko, E. B dkk ).

Aluminium merupakan unsur terbanyak ketiga dalam kerak bumi. Kebanyakan

aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel, mineral mikroskopik yang

tersuspensi. Konsentrasi dari aluminium yang terlarut dalam kebanyakan air kemungkinan

kurang dari1,0 mg/l. Aluminium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan Ph kurang

lebih 10, terbentuk ion aluminat yang larut. Konsentrasi aluminium yang tinggi bisa

mengendap sebagai aluminium hidroksida yang mempengaruhi kehidupan air (

Sihotang,W.2015).

Pada umumnya air yang digunakan untuk minum dan kebutuhan pokok lain nya tidak

berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. biasanya dalam instalansi pengolahan air

menggunakan berbagai bahan kimia salah satunya poly aluminium chloride (PAC)yang

bertujuan untuk membunuh bakteri, membentuk flok dan menjernihkan air.bahan kimia yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


digunakan harus memiliki takaran standard agar tidak menimbulkan efek samping bagi

konsumen. Setiap komponen yang terkandung dalam air harus sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan, salah satu nya adalah kadar maksimum untuk aluminium yaitu kadar 0.2 mg/liter

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010.

Air bersih sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan aktifitas sehari-hari. Air

minum sendiri adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Salah satu proses pengolahan air

minum adalah proses koagulasi/flokulasi, yakni proses pengumpulan partikel-partikel

penyusun kekeruhan yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang

lebih besar sehingga dapat diendapkan dengan cara pemberian bahan kimia koagulan

(Permatasari, T. J dkk ).

Kualitas air minum tergantung dari kekeruhan dan pH. Proses koagulasi merupakan

proses utama penjernihan air yang bertujuan untuk mengikat partikel-partikel dalam air

menggunakan koagulan.Proses koagulasi dapat dilakukan secara manual dan otomatis, cara

manual dengan mencampurkan air baku dengan koagulan yang telah memiliki dosis tertentu,

sehingga dapat ditemukan dosis optimumnya. Penentuan dosis koagulan dilakukan setiap

beberapa jam sekali setiap harinya melalui penelitian laboratorium menggunakan metode

jartest. Namun, hubungan antara kekeruhan dan dosis bersifat tidak linier. Pencampuran

dosis tawas yang berlebihan maka dapat menyebabkan air baku kembali keruh. Kelebihan

metode ini adalah mampu memproses air dengan kapasitas besar namun proses

pengendapannya relatif lambat. Oleh karena itu, ditambahkan koagulan untuk mempercepat

pengendapan ( Ayundyahrini, M dkk ) .

Literatur menunjukkan bahwa penggunaan banyak koagulan yang mengandung

aluminium dapat meningkatkan atau menurunkan konsentrasi aluminium dalam air jadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tergantung pada spesiasinya dalam air sumber dan kondisi pengobatan. Namun, untuk banyak

persediaan air (terutama di mana tawas digunakan sebagai koagulan),Total aluminium

meningkat setelah perawatan. Nasib aluminium selama proses pengolahan air tidak dipahami

dengan jelas karena sebagian besar pabrik pengolahan air hanya mengukur aluminium

( Srinivasan,P.Tdkk. 1998 ).

Air permukaan pH 5 atau lebih rendah sebagai “kritis”.. dan telah

direkomendasikan agar tingkat aluminium(III) dalam air minum dijaga dibawah 0,1ppm.

Penurunan pertumbuhan ikan telah diamati pada tingkat ini, dan kerusakan pada insang,

untuk menghindari gagal ginjal pada manusia maka konsentrasi aluminium (III) dalam air

dianalisis ginjal harus dibawah 0,02 ppm. Sumber lain yang mungkin aluminium yang sering

digunakan aluminium sulfat dan polialuminium klorida yang berfungsi untuk mengendapkan

kontaminan dalam air (Schullery,S.E dkk).

Penggunaan aluminium sebagai koagulan dalam pengolahan air dapat menyebabkan

peningkatan konsentrasi aluminium dalam air terjadi disebabkan oleh konsentrasi residu

tinggi, kemungkinan aluminium disimpan dalam sistem distribusi. Gangguan perubahan laju

alir mungkinmeningkatkan tingkat aluminium di keran dan menyebabkan warna dan

kekeruhan yang tidak diinginkan. Logam alumunium digunakan sebagai bahan struktural

dalam konstruksi, otomotif, industri pesawat terbang, dalam produksi paduan logam, industri

listrik, peralatan masak. dan dalam kemasan makanan Senyawa aluminium digunakan

sebagai antasida, antiperspirant.

Garam aluminium juga banyak digunakan dalam pengolahan air sebagai koagulan

untuk mengurangi kadar bahan organik, warna, kekeruhan, dan mikroorganisme.

ProsesBiasanya terdiri dari penambahan garam aluminium (sering sulfat) pada pH dan dosis

optimum,diikuti oleh flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi(WHO/SDE/WSH/03.04/53. 1998)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2 Permasalahan

- apakah kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM TIRTANADI IPA

SUNGGAL telah memenuhi persyaratan menteri kesehatan RI No. 492No.

429/MENKES/PER/IV/2010.

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui perbandingan kadar rata-rata aluminium pada air baku dan air

reservoir di PDAM IPA Sunggal.

- Untuk mengetahui apakah kadar aluminium pada air baku dan air reservoir di PDAM

IPA Sunggal telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 429/MENKES/PER/IV/2010.

1.4 Manfaat

- Dapat mengetahui kadar aluminium (Al) pada air baku dan air reservoir PDAM

TIRTANADI IPA SUNGGAL.

- Dapat mengetahui apakah kadar aluminium (Al) sesuai dengan persyaratan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian air

Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, peranan air terasa semakin penting.

Bermula dari revolusi industri dalam abad XVIII, peradaban semakin berkembang dengan

sangat pesatnya . begitu pula peradapan dibidang perairan. Masalah keairan yang dihadapi

oleh umat manusia menjadi semakin bannyak, tetapi sebanyak itu pula teknologi untuk

mengatasinya ditemukan. Kebutuhan air masa kini bukan saja hanya untuk keperluan

pertanian, rumah tangga dan jalur perhubungan : tetapi juga untuk keperluan pembangkit

energi, proses industri dan kebutuhan komersial. Masalah-masalah keairan yang harus diatasi

bukan lagi hanya bagaimana mengendalikan ancaman banjir, mengalirkan dan

mendistribusikan air untuk keperluan pertanian dan keperluan rumah tangga , menciptakan

jalan air untuk keperluan perhubungan : tetapi juga bagaimana memanfaatkan air untuk

keperluan pembangkit energi, memurnikan air kotor dan mentawarkan (desalinasi ) air laut

agar bisa dikonsumsi publik. Semakin besar jumlah penduduk bumi semakin besar pula

kebutuhan akan air, kian maju teknologi kian besar juga keperluan akan air, perrsoalan

keairan pun menjadi bertambah pelik dengan adanya masalah pencemaran (Dumairy . 1992) .

Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan dibumi ini telah tercemar.

Sebagai contoh , air yang berasal dari sumber air didaerah pegunungan atau daerah hulu

sungai dapatt di anggap sebagai air bersih. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal

dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM ( air ledeng ) juga bahan

bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air

harus dipelihara. Air reservoir adalah air yang telah melalui filter dan sudah dapat dipakai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk air minum. Air tersebut telah bersihdan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak

reservoir untuk diteruskan kepada konsumen ( Damayanti,D . 2014 ) .

Air merupakan zat yang paling dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat

bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-

5 hari tanpa air minum. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci,

mandi,dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga digunakan untuk

keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-

lain. Penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air

(Sriwulandari. 2015) .

2.2 Sumber air

Pada prinsipnya, jumlah air dialam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang

dinamakan ”cyclus hydrologie”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang

ada dipermukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air, Karena adanya angin, maka

uap air akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama

awan. Awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana temperatur di atas makin

rendah, yang menyebab kan titik air dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan ini akan

mengalir ke dalam tanah dan juga mengalir ke laut.

A. Air Laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut

3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat air minum.

B. Air Atmosfir, Air Meteriologik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang

disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu.

Maka untuk menjadikan air hujan menjadi air minum hendaknya pada waktu menampung air

hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun.

C. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini

akan mendapat pengotoran selama pengalirannya., misalnya oleh lumpur, batang-batang,

kayu,daun-daun, kotoran industry kota. Setelah mengalami pengotoran akan mengalami suatu

proses pembersihan sendiri sebagai berikut:

Udara yang mengandung Oksigen atau gas O 2 akan membantu mengalami proses

pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena

selanjutnya dalam perjalanan O 2 akan meresap kedalam air permukaan.

Air permukaan ada 2 macam yakni:

a. Air Sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang

sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada

umumnya dapat mencukupi.

b. Air Tawar/Danau

Kebanyakan air tawar ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang

membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning

coklat.

D. Air Tanah

a. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tertahan, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-

garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia

tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah

menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal.

b. Air Tanah Dalam

Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Jika tertekan air tanah ini besar, maka air

dapat menyembur keluar dan jika air tak dapat ke luar dengan sendirinya maka digunakan

pompa untuk membantu mengeluarkan air tanah dalam ini.

c. Mata Air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal

dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/ kuantitasya.

Berdasarkan keluaraannya terbagi atas: rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng dan

umbul, dimana air keluar ke permukaan pada suatu dataran (C. Totok, dkk,2004).

2.3 Pencemaran air

Pencemaran air yang disebabkan oleh komponen – komponen anorganik dan organik

yang berasal dari kegiatan manusia seperti industri maupun buangan domestik diantaranya

berbagai logam berat berbahaya. Beberapa logam tersebut banyak digunakan dalam berbagai

keperluan, karena diproduksi secara rutin dalam skala industri. Penggunaan logam – logam

berat tersebut ternyata langsung maupun tidak langsung telah mencemari lingkungan

melebihi batas yang berbahaya jika ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan,

karena logam tersebut mempunyai sifat merusak tubuh makhluk hidup. Logam – logam

tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam

tubuh untuk jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi (Fajar, M dkk ) .

Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung

terhadap keadaan air dari keaadan yang normal menjadi air yang berbahaya atau berpotensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup. Perubahan langsung

dan tidak langsung ini dapat berupa perubahan fisik, kimia, termal, biologi atau radioaktif.

Kualitas air merupakan salah satu faktor dalammenentukan kesejahteraan manusia. Harus

diingat bahwa air alamiah yang terdapat pada permukaan bumi sangat sulit ditemukan dalam

keadaan murni, semuanya sudah mengandung senyawa kimia seperti mineral yang terlarut

didalamnya pada konsentrasi bervariasi.

Pencemaran air dapat merupakan masalah regionalmaupun lingkungan global, dan

sangat berhubunngan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan.

Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah

tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan

terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang

bersangkutan. Jenis-jenis pencemaran air yang paling banyak ditemukan sebagai berikut :

1. Pencemaran mikroorganisme dalam air

Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus,

protozoa dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk kedalam air tersebut berasal

dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan, rumah sakit,

tanah pertanian dan lain sebagainya. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air ini

disebut water borne disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus, kolera dan disentri.

2. pencemaran bahan kimia inorganik

Bahan kimia inorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam seperti Pb, Cd,

Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak untuk diminum. Disamping

itu dapat menyebabkan matinya kehidupan biota air seperti ikan dan organisme lainnya

(Sriwulandari.2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Karakteristik air

Dari segi kualitas air minum harusmemenuhi beberapa parameter berdasarkan sifat-

sifat fisik, kimia, biologinya.

2.4.1 Parameter fisik

1. Bau dan rasa

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan kimia,

ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati.

Air yang berbau sulfite dapat disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan

organik dan mikroorganisme anaerobic.

Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang

menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut

biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.

Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal.

2. Warna

Dalam proses pengolahan air warna merupakan salah satu parameter fisika yang tidak

digunakan sebagai persyaratan kualitas air baik untuk air bersih maupun untuk air minum.

Prinsip yang berlaku dalam penentuan parameter warna adalah memisahkan terlebih dahulu

zat atau bahan-bahan yang terlarut yang enyebabkan kekeruhan. Warna air dapat diamati

secara visual (langsung) ataupun diukur berdasarkan suatu skala warna dengan

spektrofotometer. Skala warna air yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala APHA

(The American Public Healt Assiciation ) dan skala Platina-Cobalt (Pt-Co unit ) .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa berwarna

kuning, coklat atau kehijauan. Warna air tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi.

Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati ( true color) yang disebabkan

oleh bahan-bahan terlarut dan warna tidak sejati (apparent color) yang disebabkan adanya

bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid.

3. Suhu

Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri.

Ukuran-ukuran suhu adalah berguna dalam memperlihatkan kecenderungan aktifitas-aktifitas

kimiawi dan biologis. Suhu dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap air

tersebut. Kenaikan suhu air akan menimbulkan jumlah oksigen terlarut didalam air menurun,

kecepatan reaksi kimia meningkat dan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu

(Hasibuan,I.2015).

4. Kekeruhan

Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel

bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-

bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik.

Standar yang ditetapkan oleh U.S Public Health Service mengenai kekeruhan ini adalah

maksimal 10 ppm.

Ada tiga (3) metode pengukuraan kekeruhan :

a. Metode nephelometrik (unit kekeruhan nephelometrik FTU atau NTU)

b. Metode Hellige Turbidity (unit kekeruhan silica)

c. Metode Visual (unit kekeruhan Jackson)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode visual adalah cara kuno dan lebih sesuai untuk nilai kekeruhan yang tinggi,

yaitu lebih dari 25 unit. Sedangkan metode nephelometrik lebih sensitive dan dapat

dipergunakan untuk segala tingkat kekeruhan (Hamonangan dan Susilawati, 2011) .

2.4.2 Parameter kimia

1. Derajat keasaman (pH)

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa , korosifitas air, dan

efesiensi klorinasi. pH air minum adalah 7, air dengan pH diatas 7 bersifat basa dan pH

dibawah 7 bersifat asam.

2. Alkanitas

Kebanyakan air bersifat alkaline karena garam-garam alkaline sangat umum berada

ditanah. Ketidak murnian air ini akibat adanya karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium

dan magnesium.

3. kesadahan

Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalan penyediaan air bersih. Air

dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa. Air sadah

mengandung karbonat dan sulfat atau clorida dan nitrate dari kalsium dan magnesium

disamping besi dan aluminium.

2.4.3 Karakteristik biologi

Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup, sedangkan

air tanah biasanya bersih karena proses penyaringan oleh akifer. Jenis-jenis mikroorganisme

hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi macrokopik, mikroskopik dan bakteri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga dapat ditemukan dalam air tanah. Alga

adalah tumbuhan kecil yang hidup diair. Jika dalam jumlah besar dapat mempengaruhi

kekeruhan dan warna air. Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat dikontrol dengan

tembaga-sulfat atau clorida.

Organisme makroskopik seperti ganggang dan rumput laut dapat menurunkan kualitas

air dalam hal rasa, warna dan bau namun dapat dihilangkan dalam purifikasi.

2.5 Kualitas air

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat (Departemen

Kesehatan) serta ketetuan/peraturan lain yang berlaku seperti APHA (American Public

Health Association atau asosiasi kesehatan masyarakat AS), layak tidaknya air untuk

kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia

dan secara biologis.

Kualitas secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kualitas

air secara kimia meliputi pH , kandungan senyawa kimiadidalam air, kandungan residu atau

sisa, misalkan residu peptisida, detergen, kandungan senyawa toksik atau racun dan

sebagainya. Kualitas air secara secara biologis, khusunya secara mikrobiologis, ditentukan

oleh banyaknya parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksik

2.5.1 Air bersih

Air bersih adlah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi

belum terpenuhi. Tidak semua air bersih layak diminum, tetapi air minum biasanya berasal

dari air bersih. Air bersih perlu diolah terlebih dahulu agar layak diminum dan menjadi air

minum sehat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Air yang diperutukkan bagi konsumsimanusia harus berasal dari sumber yang bersih

dan aman. Batasan-batasan sumber air bersih dan aman disebut, antara lain :

a) Bebas dari kontaminasi kuman dan bibit penyakit

b) Bebas dari substansi kimia berbahaya dan beracun

c) Tidak berasa dan tidak berbau

d) Dapat dipergunakan untuk mencakupi keburuhan domestik dan rumah tangga

e) Memenuhi standart minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen kesehatan

RI (Sriwulandari.2015) .

2.5.2 Air minum

Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi standar air

minum dan tidak memebahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO , standar-standar air

minum yang harus dipenuhi agar suatu persediaan air dapat dinyatakan layak sebagai air

minum:

a) Memenuhi persyaratan fisik

b) Memenuhi persyaratan biologis

c) Tidak mengandung zat-zat kimia

d) Tidak mengandung radioaktif

Adapun persyaratan air minum yang layak minum baik secara fisik, kimia dan

mikrobiologi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 429/Menkes/Per/IV/2010

tanggal 19 april 2010 yaitu :

1. Syarat fisik, antara laim :

a. Air harus bersih dan tidak keruh

b. Tidak berwarna

c. Tidak berasa dan tidak berbau

d. Suhu antara 10-25(sejuk)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Syarat kimiawi, antara lain :

a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

c. Cukup yodium

d. pH air antara 6,5-9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain : tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti

disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

2.6 Peranan air dalam tubuh

Air mempunyai peranan penting dalam tubuh. Volume air dalam tubuh manusia rata-

rata 65% dari total berat badannya dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing

orang, bahkan juga bervariasi antara bagian –bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh

manusia yang mengandung banyak air antara lain adalah otak 74,5%, tulang 22%, ginjal

82,7%, otot 76,5% dan darah 83%.

Konsumsi air yang cukup bisa membuat fungsi organ dalam tubuh berjalan lancar.

Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk : proses pencernaan, metabolisme,

mengangkat zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga

jangan sampai tubuh kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air maka akan

mengakibatkan dehidrasi bahkan kematian. Untuk menjaga kebersihan tubuh juga

memerlukan air, diharapkan orang akan bebas dari penyakit kudis, dermatitis dan penyakit-

penyakit yang disebabkan oleh fungi (jamur).

2.7 Kandungan bahan kimia

Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Air rumus nya adalah H 2 O + X ,

dimana X merupakan zat-zat yang dihasilkan air buangan oleh aktivitas manusia selama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


beberapa tahun. Dengan bertambahnya aktifitas manusia, maka faktor X tersebut dalam air

akan bertambah dan merupakan masalah. Faktor X merupakan zat-zat kimia yang mudah

larut dalam air dan dapat menimbulkan toksisitas dan berbagai reaksi kimia.

Tujuan utama untuk mengetahui konsentrasi logam dalam lingkungan perairan

adalah:

a. mengetahui konsentrasi logam yang tinggi dalam hewan air, baik ikan lair laut maupun air

tawar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mencegah terjadinya toksisitas kronis

maupun akut pada orang yang memakannya.

b. mengetahui konsentrasi logam yang tinggi dalam air dan sedimen yang dapat digunakan

sebagai pedoman untuk memonitor kualitas air yang mungkin digunakan sebagai irigasi

ataupun air minum yang akhirnya berakibat buruk bagi orang yang mengkonsumsinya.

Karena itu suatu pencemaran logam dalam lingkungan perairan perlu diperhatikan

secara serius, mengingat akan timbulnya akibat buruk bagi keseimbangan lingkungan

hidup(Damayanti,D.2014).

2.7.1 Aluminium

Aluminium merupakan salah satu logam anorganik yang dijumpai dalamair minum.

Konsentrasi aluminium yang tinggi bisa mengendap sebagai aluminium hidroksida yang

mempengaruhi kehidupan air. Perannya tidak bisa dihindari karena senyawa-senyawa

aluminium ditambahkan bukan hanya ke suplai air tetapi jga kebanyak makanan dan obat

yang diproses. Sifat-sifat kimia dan fisiknya membuat ideal untuk berbagai jenis pemakaian,

misalnya dalam makanan (sebagai aditif) , dalam obat-obatan (misalnya antacid) , dalam

produk-produk konsumen(alat-alat masak dan aluminium foil) dan dalam pengujian air

minum/ sebagai koagulan.

Kebanyakan pengusaha penguji air permukaan menggunakan aluminium dalam

bentuk alum (aluminium sulfat) untuk membantu menghilangkan mikroorganisme berbahaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang dibawa oleh air dan partikel-partikel lain. Pemberian alum ini mengakibatkan partikel-

partikel yang lebih besar dan kemudian lebih mudah dihilangkan dengan sedimentasi dan

filtrasi.

2.7.2 Pemberian aluminium

Ada kekhawatiran penggunaan aluminium sebagai koagulan dalam pengolahan air

minum, karena konsentrasi Al yang meningkat pada air yang diolah dapat menyebabkan

berbagai masalah pasokan air. Masalah pasokan air yang terkait dengan peningkatan

konsentrasi Al dalam air yang diolah meliputi pembentukan endapan hidrokarbon Al dalam

sistem distribusi yang dapat meningkatkan kekeruhan dan keluhann bahwa flok Al dalam

suatu sistem dapat mengganggu proses desinfeksi dengan melibatkan dan melindungi

mikroorganisme (Srinivasan,P.T et al.1998) .

Aluminium merupakan logam putih yang dapat diliat dan ditempah. Bubuknya

berwarna abu-abu, melebur pada suhu 659oC . bila terkena udara maka objek-objek

aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari

oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih

lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer (Amrindkk ) .

Aluminium adalah satu unsur berlimpah-limpah dan tersebar luas, jumlahnya sekitar

18% dikerak bumi, ini ditemukan sebagai unsur pokok pada tanah, tumbuhan dan jaringan

hewan. Didalam aluminium , kadar besi secara normal terlalu rendah untuk masalah

penyebab pelunturan yang mungkin dihasilkan oleh air. Timbulnya pelunturan dalam air

sistem distribusi dan oleh karena itu frekuensi dari keluhan-keluhankonsumen meningkat jika

tingkatan aluminium melebihi 0,1-0,2 mg/liter didalam air. Aluminium biasanya ditemukan

pada pembuatan air minum dalam bentuk reaktif dimana berat molekulnya relatif rendah

pada air murni, biasanya dihubungkan dengan zat partikel atau kompleks organik dari berat

molekul yang tinggi. aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


biasanya memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mg/liter. Perairan asam aluminium

bersifat lebih toksik dan memiliki kadar aluminium yang lebih tinggi. kadar aluminium untuk

keperluan air minum sekitar 0,2mg/liter. Begitu juga menurut Peraturan Menteri Kesehatan

dimana kadar maksimim aluminium dalam air minum adalah 0,2 mg/liter.

Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat menyebabkan gangguan

kesehatan sepertigangguan suara, kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau

pada air minum. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum.

2.7.3 Efek samping aluminium (Al)

Pada kehadiran Al dalam air minum telah menimbulkan kemungkinan efek kesehatan

yang mungkin terjadi, karena diduga terkait dengan penyakit alzheimer atau enselopati

dialisis(mineralisasi tulang) . Penelitian dimana hewan terpapar Al dalam kondisi terkontrol

menunjukkan korelasi antara gangguan neuropatologis dan asupan Al ((Srinivasan,P.T

dkk.1998) .

Jumlah aluminium yang tinggi bersifat toksik bagi manusia. . Garam aluminium

tertentu berfungsi sebagai penguat respons imun untuk memungkinkan protein dalam vaksin

mencapai potensi yang cukup sebagai stimulan kekebalan tubuh. Sisi lain dari efeknya adalah

meningkatnya jumlah aluminium dapat mengurangi mineralisasi kerangka (osteophenia) yang

mengakibatkan retardasi pertumbuhan. Aluminium dapat menyebabkan neurotoxicity dalam

dosis sangat tinggi yang dapat mengubah fungsi sawar otak darah. Aluminium meningkatkan

ekspresi gen terkait estrogen pada sel kanker payudara manusia yang tumbuh di laboratorium

(Saritha, Bdkk. 2014) .

Dampak paparan aluminium terhadap melalui minuman, makanan, pernapasan dan

kontak dengan kulit. Dampak apabila terkena kulit adalah tersumbatnya pori-pori kulit.

Akibatnya, kulit tidak bisa mengeluarkan racun secara alami. Eksposur jangka panjang dan

konsentrasi tinggi aluminium dapat mengakibatkan efek kesehatan yang serius, seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kerusakan pada sistem syaraf pusat, demensia, kehilangan memori, kelesuhan, gemetar parah.

Walaupun aluminium berbahaya jika terdapat dalam kadar tinggi di air minimum (0,2

mg/liter Permenkes 492/2010), akan tetapi kadar aluminium ini dapat berfungsi sebagai dasar

perencanaan unit pengolahan lumpur.

2.8 Kolorimetri

Penentuan kolorimetri Al didasarkan pada pembentukan warna yang terjadi dengan

reagen organik tertentu. Diantara nya adalah aluminon, eriochrome cyanine, alizarin red s

dan hematoxylin. Dari perbandingan, reagen alumina sangat mendukung. Dalam kebanyakan

situasi, pilihan pereaksi sangat ditentukan oleh bahan yang akan dianalisa karena sifat khas

masing-masing pereaksi (Sorenson, J. R dkk. 1974) .

Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengaan hukum Lambert-

Berr, yang ditulis sebagai berikut:

Log = -A-ɛbC

Keterangan: A = absorban (serapan)

ɛ = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi (M)

I0 = intensitas radiasi yang masuk

It = intensitas radiasi yang ditransmisikan

Dengan I0 adalah intensitas radiasi yang masuk, It adalah intensitas radiasi yang

ditransmisikan, A dikenal sebagai adsorban dan merupakan ukuran jumlah cahaya yang

diserap oleh sampel; ɛ adalah tahapan yang dikenal sebagai koefisien molar dan merupakan

absorban larutan 1M analit dalam mol polimer (Watson,2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan diabsorbsinya cahaya oleh

zat berwarna baik yang berasal dari zat itu sendiri maupun warna yang terbentuk akibat

reaksi dengan zat lain.

Kolorimetri terbagi menjadi dua , yakni :

1. kolorimetri visual adalah cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan

sebagai sumber cahaya. Penetapannya biasa dilakukan dengan suatu instrumen sederhana

yang disebut kolorimeter pembanding(comparator)warna, dan perbedaan intensitas warna

dilihat dengan menggunakan mata .

2. kolorimetri fotolistrik adalah sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.

Pada alat ini cahaya digunakan dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit

dengan melewatkan cahay putih melalui filter-filter dalam bentuk lempengan berwarna yang

terbuat dari kaca, gelatin, dan sebagainya.

Keuntungan utama metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara

sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimetri

pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1% adatu

2%.

Kriteria untuk analisi kolorimetri yang memuaskan :

1. Kespesifikan reaksi warna

Adalah reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi spesifik (hanya

menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja)

2. Kestabilan warna

Reaksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil (periode

warna maksimum cukup panjang) untuk memungkinkan pengambilan pembacaan yang tepat.

Dalam ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi eksperimen (temperatur, pH) haruslah diketahui.

3. Kejernihan larutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan maupun

menyerap cahaya.

4. Kepekaan tinggi

Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan ditetapkan

sangat kecil.

2.8.1 Penetapan kadar aluminium secara kolorimetri

Pada penetapan kadar aluminium secara kolorimetri ini digunakan metode aluminium

untuk pembentukan warna.

Metode aluminium merupakan metode umum yang digunakan untuk menganalisis

aluminium yang terdapat dalam air. Dalam metode ini menggunakan pereaksi alu ver 3 yang

dikemas dalam bentuk powder pillow untuk menjamin stabiltas dari pereaksi. Alu ver 3

merupakan pereaksi yang berisi aluminon yang dikombinasikan dengan buffer pH.

Aluminon akan bereaksi dengan aluminium yang terdapat dalam sampel membentuk

pewarnaan merah jingga. Intensitas warna yang terbentuk tergantung pada jumlah aluminium

yang terdapat dalam sampel.

Ascorbic acid (asam askorbat) ditambahkan terlebih dahulu sebelum penambahan alu

ver 3 untuk menghilangkan besi, karena besi dapat mengganggu dan tidak boleh ada dalam

proses analisa. Setelah penambahan alu ver 3, sampel dibagi 2 bagian, kemudian pada salah

satu bagian tersebut ditambahkan bleaching 3 reagent powder pillow dan campuran ini

disebut blanko.

Aluminon ( larutan garam amonium dari asam aurina-trikarboksilat) zat pewarna ini

diadsorbsi oleh aluminium hidroksida, menghasilkan suatu kompleks adsorpsi atau bubuk

pewarna merah terang. Uji ini dipakai terhadap endapan aluminium hidroksida yang

diperoleh dalam pengerjaan analisis secara biasa, karena unsur-unsur lain tertentu dapat

mengganggu (Hasibuan,I.A.2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9 Proses pengolahan air bersih

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai

sumber, tergantung pada sumber daerah tertentu. Kondisi air disetiap daerah berbeda-beda .

proses pengolahan air bersih adalah suatu proses penjernihan air agar dapat digunakan sebagi

air minum dan kebutuhan lainnya.

2.9.1Sumber Air dan Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang diambil melalui

bendungan dengan panjang 25 m ( sesuai lebar sungai ) dan tinggi 4 m. Pada sisi kanan

bendungan dibuat sekat (channel) beberapa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi

dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.GambarSumber air

danBendungantampaksepertigambar2.1

Gambar : 2.1 Sumber air dan bendungan

2.9.2Intake Channel (Saluran air masuk)

Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen

(saringan kasar) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa

arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air ( slice gate ) dan

penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk.Gambar intake channel

tampaksepertigambar2.2

Gambar 2.2 Intake Channel

2.9.3SaringanKasar (Bar Screen)

Gambarsaringankasar (bar screen) tampaksepertigambar2.3

Gambar : 2.3 SaringanKasar (Bar Screen)

2.9.4Raw Water Tank (RWT)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bangunan Raw Water Tank ( bak pengendap ) dibangun setelah intake yang terdiri dari

2 unit ( empat sel). Setiap unit berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m yang dilengkapi dengan

dua buah inletgate , dua buah outlet sluice gate , dan pintu bilas dua buah berfungsi sebagai

tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sedimen. Tiap sel dalam Raw

Water Tank dibersihkan sekali dalam empat bulannya. Hal ini dilakukan agar proses

pengolahan air terus berjalan, karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw Water Tank

ditutup, sehingga air baku dari intake tidak dapat masuk.Di Raw Water Tank ini terjadi

penginjeksian klorin yang disebut Pre Chlorination.Pre chlorination berfungsi mengoksidasi

zat-zar organik, anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut (alga) dan membunuh

spora dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya. Dosis klorin yang

diberikan adalah 2-3 g/m3, tergantung turbidity air.GambarRaw Water Tank/Bak

Pengendapantampaksepertigambar2.4

Gambar : 2.4 Raw Water Tank/Bak Pengendapan

2.9.5Raw Water Pump (RWP)

Air yang berasal dari Raw Water Pump (pompa air baku) berfungsi untuk

memompakan air dari RWT ke clarifier. Raw Water Pump ini terdiri dari beberapa unit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pompa yang berfungsi untuk memompakan air menuju clarifier yang berbeda-beda. Raw

Water Pump terdiri dari 16 unit pompa umpan, kapasitas rata-rata pompa 110-160/detik

dengan total head 18 m dengan memakai nomor AC dengan rata-rata nominal daya 75 KW.

Sedangkan yang baru ada tiga pompa namun yang beroperasi 2 unit, 1 unit stand by dengan

kapasitas 550l/detik. Adapun unit-unit tersebut adalah :

a) unit I memiliki 3 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier I

b) unit II memiliki 3 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier II

c) unit III memiliki 4 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier III

d) unit IV memiliki 3 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier IV

e) unit V memiliki 3 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier V

f) unit VI memiliki 3 buah pompa yang memompakan air menuju clarifier VIGambar

raw water pump / pompa air bakutampakpadagambar2.5

Gambar : 2.5Raw Water Pump / Pompa Air Baku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9.6Clarifier

Air yang dipompakan Raw Water Pump masuk ke clarifier (bangunan untuk proses

penjernihan air) melalui pipa inlet yang secara bersaman terjadi penyuntikan bahan koagulan

Poly AluminiumChlorida(PAC) dengan kebutuhan rata-rata 20-40 gr/m3 air. Clarifier yang

berfungsi sebagai tempat terjadinya koagulasi, terdiri dari 4 unit dan dilengkapi dengan

agitator (pengaduk lambat) dan 2 unit tidak menggunakan agitator namun menggunakan

fullsator sesuai dengan fungsinya. Kapasitas masing-masing unit adalah 400 liter/det namun

kapasitas tersebut yang mencakupi +380 liter/det, untuk keseluruhannya kapasitas air yang

masuk dalah 2500-2600 liter/det, dan sesuai dengan fungsinya disini terjadi proses

pembentukan dan pengendapan flok serta pemisahan flok-flok tersebut dari air

bersih.Agitator pada setiap unit menggunakan motor AC dengan daya nominal 7,5 KW.

Setiap unit clarifier memiliki 5 bagian utama, yaitu :

a) Primary Reaction Zone

b) Secondary Reaction Zone

c) Return Flock Zone

d) Clarification Zone

e) Concentration

Air yang masuk ke clarifier melalui pipa masuk (inlet) menuju daerah reaksi pertama

( Primary Reaction Zone ) proses koagulasi lalu daerah kedua ( Secondary Reaction Zone )

pada kedua bagian tersebut air berikatan dengan bahan koagulasi di sertai dengan

pengadukan oleh agitator, sehingga partikel-partikel lumpur membentuk flok atau gumpalan.

Flok-flok tadi dengan ukuran partikel lebih besar akan berkurang jumlahnya, Proses ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


disebut flokulasiAkibat adanya pengadukan air yang dimana air akanbergerak menuju daerah

pembentukan flok (Return Flock Zone), Pada bagian ini terdapat penahan (settler) yang

menahan flok yang masih melayang-layang dalam air sehingga lama-kelamaan flok- flok

tersebut menggumpal pada penahan dan akhrinya tertahan. Setelah melalui daerah

pembentukan flok, air yang jernih masuk ke daerah penjernihan (Clarification Zone).

Kemudian menuju penyaringan (Filter) sedangkan flok yang lebih besar mengendap secara

gravitasi ke daerah pengendapan (Concentractor) pada dasar clarifier yang selanjutnya akan

dibuang ke lagoon sesuai dengan tingkat ketebalannya.Gambar Clarifier tampakpada2.6

Gambar : 2.6 Clarifier

2.9.7 Filter

Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan flok-

flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak bertahan (lolos) dari clarifier. Filter yang

dipakai di IPAMinumSunggal adalah sistem penyaringan permukaan (surface filter). Media

filter tersebut berjumlah 38 unit yang prosesnyaberlangsung secara paralel yang

menggunakan saringan jenis cepat (Rapid Sand Filter) berupa pasir silika dengan

menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW.Filter ini berfungsi menyaring turbidity

melalui pelekatan padamediafilter.Dimensi tiap filter yaitu 8.25 m x 4 m x 6.25 m. Tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


maksimum permukaan air adalah 5.05 meter dan tebal media filter 114 cm dengan susunan

lapisan sebagai berikut :

1. Pasir kwarsa, diameter 0,5 mm – 1,5 mm dengan ketebalan 61cm

2. Pasir kwarsa, diameter 1,8 mm – 2,0 mm dengan ketebalan 15 cm

3. Kerikil halus, diameter 4,75 mm – 63 mm dengan ketebalan 8 cm

4. Kerikil sedang, diameter 6,3 mm – 10 mm dengan ketebalan 7,5 cm

5. Kerikil sedang, diameter 10 mm – 20 mm dengan ketebalan 7,5 cm

6. Kerikil kasar, diameter 20 mm – 40 mm dengan ketebalan 20 cm

Dalam jangka waktu tertentu,filter ini harus dibersihkan dari kotoran atau endapan yang

dapat mengganggu proses penyaringan dengan menggunakan elektromotor. Proses

pembersihan (back wash) bertujuan untuk mengoptimalkan kembali fungsi filter.Banyaknya

air yang dibutuhkan untuk back wash dalam satu buah filter adalah sekitar 200 – 300m³ dan

back wash dilakukan setiap 1 x 24 -72 jam, tergantung pada lancar atau tidaknya

penyaringan. Air hasil back wash dibuang ke lagoon.Gambar filter tampaksepertipada2.7

Gambar :2.7 Filter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9.8 Reservoir

Reservoir yaitu bangunan beton yang berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m

berfungsi untuk menampung air minum (air olahan) setelah melewati media filter. IPA

Sunggal mempunyai 3 buah reservoir, terdiri dari R1 dan R2 dengan kapasitas total 12000

m3 dan R3 dengan kapasitas 9000 m3 sehingga kapasitastotalke 3 reservoir

adalah21000m3.Resevoirberfungsisebagaiwadahtempatpenampungan airhasilolahan (yang

telahselesaidiproses).Air di resefoir di bubuhiklor (post chlorination) yang

bertujuanuntukmembunuhmikroorganismepatogen.Penambahanlarutan soda ash

diperlakukanuntukpenetralis pH jikadiperlukan, Apabilanilai pH

menurunketikapenambahankoagulan PAC. Gambar reservoir tampaksepertipada 4.8

Gambar : 2.8 Reservoir

2.9.9 Finishing Water Pump (FWP)

Finish Water Pump (FWP) IPA Sunggal berjumlah 14 unit dengan kapasitas 100-150

L/detik yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservior instalasi ke cabang-

cabang melalui pipa-pipa transmisi yang kebeberapa jalur yaitu:

a. Untuk jalur 1 dialirkan menggunakan 1 pompa dengan kapasitas 300-400 L/detik dan

1 pompa lagi sebagai cadangan apabila pompa sedang dalam perbaikan.

b. Untuk jalur 2 dialirkan menggunakan 3 pompa dengan kapasitas 300-400 L/detik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Untuk jalur 3 dialirkan menggunakan 3 pompa dengan kapasitas 300-400 L/detik

d. Untuk jalur 4 dialirkan menggunakan 3 pompa dengan kapasitas 300-400 L/detik

e. Untuk jalur 5 dialirkan 2 pompa dengan kapasitas 300-400 L/detik dan 1 pompa lagi

sebagai cadangan apabila pompa sedang dalam perbaikan.

f. Untuk jalur 6 dan 7 dialirkan 1 pompa dengan kapasitas 550 L/detik dan 2 pompa

lagi sebagai cadangan apabila pompa sedang dalam perbaikan.

Gambar : 2.9 Finish Water Pump

Hasil air olahan dapat di distribusikan apabila memenuhi syarat kualitas air yang diuji

di laboratorium sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO.

492/MENKES/PER/IV/2010 yang meliputi aspek fisika, kimia dan mikrobiologi.Gambar

finish water pump tampaksepertipada2.9

2.9.10 Sluge Lagoon

Air buangan (limbar cair) dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke lagoon

untuk diolah kembali melalui sedimentasi, kemudian air olahan disalurkan ke RWT untuk

diproses kembal i. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di IPA Sunggal dengan

kapasitas 96000 m3 (berukuran 80m x 40m x 3m).

Lagoon memiliki 3 sel. Sel pertama berfungsi sebagai tempat lumpur. Jika lumpur telah

penuh didalam sel, maka lumpur akan dikeruk secara berkala dan di angkat keatas pinggiran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sel, yang nantinya di angkut oleh petugas Dinas Kebersihan setiap 1-2 tahun sekali. Manfaat

lumpur adalah untuk menimbun tanah sekitar Lagoon. Air dari sel pertama ini akan dialirkan

ke sel berikutnya yang di filtrasi dengan batu koral. Air dari sel kedua ini di filtrasi lagi

dengan batu koral ke sel berikutnya (sel 3). Dari sel ke 3, air lagoon tersebut akan dialirkan

kembali ke intake.Gambar lagoon tampaksepertipada2.10

Gambar : 2.10 Lagoon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat

Adapun alat-alat yang digunakan antara lain :

a. Colorimeter DR/890

b. Kuvet

c. gelas ukur 50 ml

d. erlenmeyer 100 ml

3.2 Bahan-bahan

Adapunbahan-bahan yang digunakanantaralain :

a. Bleacing 3 Reagent Powder

b. Askobic Acid Powder Pillow

c. Air baku

d. Alu Ver 3 Powder Pillow

e. Air reservoir

3.3 Prosedur Kerja

Ditekan “PRGM” dan tekan “1” pada instrumen colorimetri DR/890 untuk analisa

aluminium, lalu ditekan “ENTER” maka layar akan menunjukkan mg/l Al, lalu diisi 50ml

sampel air kedalam gelas ukur 50 ml kemudian masukkan sampel air kedalam erlenmeyer

lalu tambahkan ascorbid acid powder pillow kemudian aduk hingga larut. tambahkan 1

bungkus Alu Ver 3 Powder pillow lalu homogenkan. Kemudian tekan “TIMER” lalu tekan

“ENTER”,tunggu selama 3 menit lalu isi kuvet pertama sebagai sampel dengan 25 ml dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


campuran diatas dan sisanya sebagai blanko. ditambahkan 1 bungkus Bleacing 3 powder

pillow pada larutan blanko lalu ditekan “ENTER”. Lalu aduk selama 30 menit kemudian

tuangkan larutan blanko kedalam kuvet kedua lalu tekan “ENTER”, tunggu selama 15 menit.

Kemudian masukkan botol blanko ( kuvet kedua) kedalam tempat sampel dan tutup.

Kemudian tekan “ZERO” maka layar akan menunjukan 0.00mg/l Al. Lalu masukkan kuvet

pertama ketempat sel dan tutup kemudian tekan “READ”, catat hasil analisa aluminium yang

ditunjukkan pada dilayar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil perbandingan kadar aluminium (Al) pada air baku dan air reservoir sungai

belawan di Laboratorium PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini.

Tabel 4.1 hasil perbandingan kadar aluminium(Al) pada air baku dan air reservoir

No Tanggal Perbandingan kadar aluminium (Al) mg/liter

Air baku Air reservoir

R1 R2 R3

1 26 januari 2017 0.028 0.128 0.062 0.073

2 29 desember 2016 0.105 0.109 0.095 0.082

3 29 november 2016 0.108 0.031 0.099 0.143

4 27 oktober 2016 0.071 0.059 0.045 0.057

5 29 september 2016 0.097 0.147 0.156 0.065

6 30 agustus 2016 0.080 0.137 0.094 0.159

7 28 juli 2016 0.066 0.178 0.166 0.181

8 22 juni 2016 0.068 0.181 0.148 0.177

Rata-rata 0,077 0,121 0,108 0,177

Perbandingan 0,077 0,121 0,108 0,177

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Pembahasan

Dari hasil analisis, diketahui perbandingan kadar aluminiumpada air baku 0,077 : air

reservoir R1 0,121 : R2 0,108 : R3 0,177 mg/liter. Dari tabel diatas dapat dilihat kadar

aluminium(Al) tertinggi pada air baku 0,108 mg/liter dan pada air reservoir R1 0,181 ; R2

0,166 ; R3 0,181 mg/liter, ini disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan seperti hujan

yang menyebabkan zat pengotor dalam air meningkat. Jika turbidity air meningkat maka

pemberian PAC (Poly aluminium chloride) pun ikut meningkat sesuai dengan dosis untuk

jumlah turbidity air nya. Tinggi nya kadar PAC akan mengakibatkan terjadinya peningkatan

kadar aluminium dalam air. Sehinggaperludilakukan proses pengolahan air bakudan air

reservoir agar menjadilayakdikonsumsidandidistribusikankemasyarakat.

Proses pengolahan air bersih yang dilakukan di PDAM

TirtanadiSunggaldimanasumber air bakunyaadalah air sungaiBelawan yang telahdialirkanke

Intake, dari Intake akandialirkanke RWT (Raw Water Tank) dimanapadatempatini terjadi

penginjeksian klorin yang disebut Pre Chlorination. Prechlorination berfungsi untuk

mengoksidasi zat-zat organik/anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut(alga),

membunuh spora dari lumut, jamur dan menghilangkan polutan-polutan lainnya.Dosis klorin

yang diberikan adalah 2-3 g/m3tergantung turbidity air.Setelahitudari RWT (Raw Water

Tank)akandipompakankeRaw Water Pump (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan

air dari RWT ke clarifier. Clarifier (bangunan untuk proses penjernihan air) terjadi proses

penambahanbahan koagulanyaituPolyAluminiumChlorida(PAC) dengan kebutuhan rata-rata

20-40 gr/m3 air sesuai dengan turbidity air. Clarifier yang berfungsi sebagai tempat terjadinya

koagulasi. Dari Clarifier air yang telahditambahiBahankoagulan PAC akandialirkanke Filter.

Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan flok-flok

sangat kecil dan sangat ringan yang tidak bertahan (lolos) dari clarifier.

Setelahmelewatitahapfiltrasikemudianakandialirkanke Reservoir dimana Reservoir berfungsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebagai tempat wadah penampungan air yang sudahselesaidiprosesdanpada Reservoir akan

dibubuhi klor (post chlorination) yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme

pathogen serta adanya penambahan larutan Soda Ash sebagai penetralisir pH jika diperlukan

apabila nilai pH mengalam penurunan akibat koagulan PAC.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010

menyatakan bahwa kadar aluminium (Al) dalam air minum maksimal 0,2 mg/liter. jika kadar

aluminium melebihi standart persyaratan permenkes dapat menyebabkan gangguan kesehatan

seperti gangguan suara, kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air

minum. Sehingga akan menurunkan kualitas air minum.

Berdasarkan tabel diatas, kadar aluminium pada air baku dan air reservoir diPDAM

TIRTANADI IPA SUNGGAL masih memenuhi Persyaratan Menteri Kesehatan RI

No.492/MENKES/PER/IV/2010. Dengan demikian dinyatakan telah memenuhi persyaratan

sebagai air minum yang ditetapkan dalam peraturan Persyaratan Menteri Kesehatan RI

No.492/MENKES/PER/IV/2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

− Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka diambil kesimpulan bahwa perbandingan

kadar rata-rata aluminium (Al) pada air baku 0,077 : air reservoir R1 0,121 : R2 0,108

: R3 0,177 mg/liter di PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL.

− Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka dapat kesimpulan bahwa kesesuaian

kadar aluminium (Al) pada air baku dan air reservoir masih memenuhi Persyaratan

Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 (dengan kadar maksimum

aluminium dalam air minum 0,2 mg/liter) .

5.2 Saran

− diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar tidak hanya menelitikadar aluminium saja

tetapi meneliti logam lainnya

− diharapkan peneliti selanjutnya agar tidak hanya meneliti kadar aluminium dalam air

baku dan air reservoir saja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Amrin., Dita Ardilla. 2013. Analisis besi (Fe) dan aluminium (Al) dalam tanah lempung
secara spektrofotometri serapan atom. Universitas Lampung

Ayundyahrini, M., Rusdhianto, E. A.K., Nurlita Gamayanti . 2013. Estimasi dosis aluminium
sulfat pada proses penjernihan air menggunakan metode genetic algorithm. Vol 2.
Institut Teknologi Sepuluh

C.Totok, Sutrisno dan Suciastuti, Eni. 2002. Teknologi penyediaan air bersih. Jakarta :
Rineka Cipta
Damayanti,D. 2014. Penentuan kadar aluminium (Al) dan mangan (Mn) pada air Reservoir
perusahaan daerah air minum (PDAM) instalasipPengolahan air Tirtanadi limau manis
secara spektrofotometri sinar tampak. [Tugas akhir]. Medan: Universitas Sumatera
Utara
Dumairy,1992. Ekonomi Sumber Daya Air. Yogyakarta : Penerbit BPFE
Fajar, M., Zul Alfian., Harru Agusnar. 2013.Penentuan kadar unsur besi,kromium dan aluminium
dalam air baku dan pada pengolahan air bersi ditanjung gading dengan menggunakan
metode spektrofotometri serapan. Vol 1. Medan. USU

Hasibuan,I.A. 2015. Analisis perbandingan kadar aluminium (Al) pada air baku Dan air
reservoir PDAM Tirtanadi ipa sunggal secara kolorimetri. [Tugas Akhir]. Medan:
Universitas Sumatera Utara

Nainggolan, Hamonangan dan Susilawati. 2011. Pengolahan limbah cair industri


Perkebunan dan air gambut menjadi air bersih. Medan : Penerbit Usu-Press
Originally published in Guidelines for drinking-water quality, 2nd ed. Addendum To Vol. 2.
Health.criteria and other supporting information. World Health Organization, Geneva,
1998. (WHO/SDE/WSH/03.04/53 English only)

Permatasari, T. J., Erna Apriliani. 2013. Optimasi penggunaan koagulan dalam proses
penjernihan air. Vol 2. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Reddy, T. S. And Saritha, B. 2014. Direct Spectrophotometric determination of Aluminum


(III) using 5-Bromo-2-hydroxy-3-methoxybenzaldehyde-P-hydroxybenzoic hydrazone.
India. IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC) e-ISSN
Sari, S. 2014. Penetapan kadar aluminium (Al3+) dalam air baku dan reservoir di PDAM
tirtanadi ipa deli tua secara spektrofotometri visibel. [Tugas akhir]. Medan : Universitas
sumatera utara

Sasongko, B. E., Endang Widyastuti., Rawuh Edy Priyono. 2014. kajian kualitas air dan
penggunaan sumur gali oleh masyarakat di sekitar sungai kaliyasa kabupaten cilacap.
Vol 2. Universitas Jenderal Soedirman
Schullery, S. E., Masanobu. Y. And Ross. S.Analysis of aluminium (III) in water. Texas.
Chemical education resources,inc

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sihotang,W.M.K. 2015. Penetapan kadar logam aluminium (Al) pada reservoir Diinstalasi
pengolahan air PDAM Tirtanadi sunggal secara kolorimetri. [Tugas Akhir]. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Sorenson, J. R., Irene, R. C., Lioyd, B. And Robert, D.L. 1974. Aluminum in the
environment and human health. Ohio. Department of environmental health
Srinivasan,P.T., T. Vararaghavan. And K.S.Subramanian. 1999. Aluminium in Drinking
water : an overview. Canada. University of regina
Sriwulandari. 2015. Penentuan kadar aluminium pada air baku dan air reservoir DiPDAM
Tirtanadi Instalansi pengolahan air (IPA) sunggal secara Kolorimetri. [Tugas akhir].
Medan: Universitas Sumatera Utara

Watson, G. 2007. Analisa Farmasi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai