Name NIM:
Jurusan e-mail:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kualitas air tanah di
perumahan saya dan tempat kerja saya di Karawang, dengan membaginya menjadi dua
tempat pengambilan sampel. Tujuan penelitian ini juga untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya polutan yang mempengaruhi kualitas air di perumahan saya dan di tempat saya
bekerja. Penelitian dilakukan dengan menggunakan multimeter (Waterproof Tester).
Dengan alat ini, pH, EC (Konduktivitas Elektro), dan TDS(Total Dissolve Solid) dapat
diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air tanah di perumahan saya & di tempat saya
bekerja, masih memenuhi standar kualitas dengan nilai (pH 6,87 hingga 7,90), (EC 0,31
hingga 0,49 mS) dan (TDS 0,21 hingga 0,31 ppm).
Kata kunci: Kualitas , Air, Karawang, Multimeter
1. Pendahuluan
Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain
Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City
atau BIC di jalur Cikampek (Karawang). Kawasan industri KIIC dan perumahan di Klari
merupakan sample air yang saya ambil sebagai perbandingan kualitas air.
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar
tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluki hidup lainnya.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana [1]. Air
yang secara kimia, hanya terdiri dari atom H dan O mempunyai sifat yang unik. Tanpa air
tidak akan mungkin terdapat kehidupan. Air di alam dijumpai dalam tiga bentuk, yakni
bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap. Bentuk mana
yang akan ditemui, tergantung keadaan cuaca setempat. Kepadatan (density), seperti
halnya bentuk, juga tergantung pada temperatur dan tekanan [2]. Sumber kehidupan ini
persediaannya terbatas dan semakin hari semakin terpolusi oleh kegiatan manusia sendiri,
namun masih terlalu banyak orang yang tidak mempunyai akses ke air. Sekalipun air
merupakan sumber daya yang terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kalilipat dalam
50 tahun terakhir dan kita gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air [2].
1
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Kapasitas air yang dibutuhkan
masyarakatkarawang sampai tahun 2026 yaitu 389l/s, sedangkan kapasitas produksi
saatini 150 l/s,sehingga membutuhkan kapasitas tambahan sebesar 239 l/s [3].
Pemenuhan kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk selalu erat kaitannya
dengankebutuhan akan air. Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah
diprediksi dan direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin.
Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara
ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan air dan
ketersediaan air di masa mendatang, diperlukan upaya pengkajian komponen-komponen
kebutuhan air, serta efisiensi penggunaan air [4]. Tidak sampai disitu, air yang kita
butuhkan di masa mendatang juga harus memenuhi kualitas air yang standar atau
berkualitas . Standar kualitas air sudah di kelompokan oleh pemerintah dalam peraturan
pemerintah N0.20 tahun 1990 . den penghelompokannya adalah sebagai
berikut : [1]
1.Golongan A, air yang diminum secara langsung tanpa pengolahan
2.Golongan B , air yang digunakan sebagai air baku air minum
3.Golongan C, air yang digunakan untuk perikanan
4.Golongan D, air yang digunakan untuk keperluan pertanian
Perkembangan industri di karawang baru baru ini sangatlah pesat, pada awalnya
kawasanindustri hanya dikembangkan oleh pemerintahmelalui BUMN sebagai reaksi
terhadapmeningkatnya jumlah industri dengan dampak polusi lingkungan. Namun seiring
dengan meningkatnya investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, maka
pemerintah melalui Keppres No. 53 tanggal 27 Oktober tahun 1989 mengijinkan usaha
kawasan industri dikembangkan oleh pihak swasta [5]. banyaknya pabrik pabrik yang di
dirikan di daerah karawang yang menghasilkan limbah berwarna yang dapat
mengakibatkan pencemaran bersifat toksis [6]. Sumber-sumber Pencemar Industri antara
lain adalah Industri Pestisida, Industri Pertambangan, Proses Penghilangan Cat (Paint
Stripping), dan pembuangan sisa limbah tekstil [7]. Limbah dari tekstil memungkinkan
tersebar di area-area tersebut dan dapat menyebabkan polusi pada lingkungan. Bahaya
pencemaran lingkungan arsenik (As), merkuri (Hg), timah (Pb) dan kadmium (Cd) [8].
Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah berupa pencemaran debu yang
dihasilkan dari penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan limbah cair yang berasal dari
tumpahan dan air cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan. Oleh
karena itu akan lebih baik jika dipasang alat pengumpul debu kering agar lingkungan kerja
menjadi bersih dari debu dan kualitas air tetap stabil [6].
Apabila air limbah dibuang ke media lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu maka
dapatmenyebabkan pencemaran lingkungan terutama ekosistem perairan. Suhu yang
tinggi akan mengakibatkan kandungan oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dalam
air menurun yang akan membunuh organisme sehingga mengganggu keseimbangan
2
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
ekosistem air [9]. Pemerintah sudah menetapkan aturan pengolahan limbah, Pengolahan
limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racun. Penimbunan
limbah B3 adalah suatu kegiatan menempatkan limbah B3 pada suatu fasilitas penimbunan
dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup; [10].
1.2 TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air di daerah karawang dan
meneliti apakah dengan banyaknya pabrik pabrik industri di karawang yang menghasilkan
limbah seperti limbah textil akan mempengaruhi kualitas air yang ada di kawasan industri
maupun di sekitar pemukiman warga di dekat kawasan industri. Instrumen-instrumen
hokum lingkungan mengatur sejak dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalin, dan
penegakan hukumnya. bagi industri yang melanggar ketentuan pengelolaan sumber daya
air termasuk di dalamnya pengendalian pencemaran air termasuk pengendalian limbah
harus menerapkan pola pola atau azas azas yang dapat mengatasi permasalahan
pemanfaatan air [28].
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengambil sampel air yang ada di
kawasan industri dan mengambil sample air yang ada di tempat tinggal (pemukiman
warga) selama 8 minggu (Pengambilan hanya 5 hari per minggunya). Lalu mengukur pH,
Ec, dan TDS kedua sample tersebut dengan menggunakan alat multimeter untuk
mengetahui kualitas dari kedua sample air tersebut. Dalam rangka menyeragamkan teknik
pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 Tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37
Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian
parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam
Keputusan Menteri tersebut. Metode ini merupakan hasil kaji ulang dari SNI yang telah
kadaluarsa dan merupakan hasil referensi dari metode standar internasional ASTM [10].
3
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
Penelitian dilakukan dengan cara, mengambil sample air dari kedua tempat, sample
tersebut lalu di masukan ke dalam wadah berupa kantong plastik. Sample air dikumpulkan
sebanyak 5 kantong dar masing lokasi setiap minggunya, lalu dilakukan labeling. Sampel
tersebut kemudian di ukur menggunakan Multi Parameter di tiap akhir minggunya.
Penelitian dilakukan diantara tanggal (11 Maret - 3 Mei) 2019.
3. PEMBAHASAN
Nilai pH adalah sebuah indikator yang baik untuk menentukan apakah air bersifat
asam atau basa. pH air murni adalah 7. Secara umum, air dengan pH lebih rendah dari 7
dianggap asam, dan dengan pH lebih besar dari 7 dianggap basa. Kisaran normal pH dalam
sistem air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5 dan kisaran pH untuk sistem air tanah adalah
antara 6 sampai 8,5. Alkalinity adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa penurunan nilai pH larutan[11] [12]. Pengukuran alkalinitas dan pH diperlukan
untuk menentukan korosifitas air. Secara umum, air dengan pH < 6,5 bisa bersifat asam,
lembut, dan korosif. Air asam bisa mengandung ion logam seperti besi, mangan, tembaga,
timah, dan seng [13].
pH Perumahan
8
7.89 7.9
7.8 7.77
7.6 7.56 7.546 7.58 Senin
7.55 7.54 7.54
7.4 7.454 7.43 7.43 7.43 7.43 77..4392 Selasa
7.35 7.36 7.37 7.38
7.32 7.3312 7.341 7.32 7.31 7.32
7.2 7.241 7.23 Rabu
7.12
Kamis
7 6.98 6.99
6.87 6.89 Jumat
6.8
6.6
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
4
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
pH Industri
8
7.89
7.8 7.84
7.77 7.77
7.6 Senin
7.54 7.56 7.56 7.53 Selasa
7.4 7.42 7.42 7.42 7.432 7.43 7.44
7.32 7.32 7.342 Rabu
7.31 7.31 7.31 7.31
7.2 7.23 7.21 7.21 7.21 7.22 7.21 Kamis
Jumat
7 6.99
6.89
6.8
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
5
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
EC(mS) Perumahan
0.5
0.49
0.48 0.48
0.46
0.45
0.44 0.44
0.43 0.43 0.43 0.43 Senin
0.42 0.42 0.42 0.42 0.42
0.41 0.41 0.41 0.41 Selasa
0.4 0.40
0.39 0.39 0.39 Rabu
0.38 0.38 0.38 Kamis
0.36 Jumat
0.35 0.35
0.34 0.34
0.33
0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
0.31 0.31 0.31 0.31
0.3
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
EC(mS) Industri
0.5
0.49 0.49
0.48 0.48
0.46
0.45 0.45
0.44 0.44
0.43 0.43 0.43 Senin
0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42
0.41 0.41 0.41 Selasa
0.4 0.40
0.39 0.39 0.39 0.39 Rabu
0.38 0.38 0.38 0.38
Kamis
0.36
0.35 Jumat
0.34 0.34
0.33
0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
0.31 0.31
0.3
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
TDS(ppt) Perumahan
0.32
0.31 0.31 0.31 0.31
0.3 0.30
0.29
0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 Senin
0.27 Selasa
0.26 0.26
Rabu
0.25 0.25
Kamis
0.24 0.24 0.24
Jumat
0.23 0.23 0.23 0.23
0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21
0.2
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
7
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
TDS(ppt) Industri
0.32
0.31 0.31 0.31
0.3 0.30 0.30
0.29
0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 Senin
0.27 0.27 Selasa
0.26 0.26 0.26 0.26 0.26
Rabu
0.25 0.25 0.25
0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 Kamis
0.23 0.23 0.23 0.23 Jumat
0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
0.21 0.21 0.21
0.2
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi kedua air sample yang telah di ukur
pH, EC(mS), dan TDS(ppt) tersebut,diketahui bahwa meskipun di daerah karawang banyak
aktivitas industri yangmenghasilkan limbah, namun tidak mempengaruhi kualitas air yang
ada di karawang. Hal inidapat di artikan bahwa semua pelaku industri di karawang dalam
hal ini adalah pabrik pabrikyang mengahasilkan limbah sisa aktivitas industri sudah
mematuhi ketentuan ketentuanpengolahan limbah yang berlaku sehingga limbah dapat di
kelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan sekitar. Karena tantangan yang
dihadapi oleh komunitas industriglobal saat ini dalah membuat ekonomi industri lebih
mengarah kepada sistem tertutup dengan sasaran : mencegah pencemaran dan
mengurangi limbah [8].
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secaranon-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis
yaitu suatu usaha untukmengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yangdapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
8
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan
pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan
secara teknis bersumber pada perlakuan industry terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah ataumenambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran [27]. Dan semua peraturan peraturan baik teknis maupun
nonteknis agaknya sudah dilakukan oleh pabrik-pabrik industri di daerah karawang,
sehingga sisa limbah dari proses industri tidak mempengaruhi kualitas air di sekitar
kawasan industri ataupun di dalam kawasan industry tersebut.
5. REFERENSI
[1] Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air, bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan
perairan, Kanisius.
[2] Herlambang, A. (2018). "Pencemaran air dan strategi penggulangannya." Jurnal Air
Indonesia 2(1).
[3] Sumarjo, J., A. A. Arbi and I. Dirja (2017). "ANALISIS DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
POMPA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH PDAM TIRTA TARUM KARAWANG
CABANG TELUKJAMBE SEPULUH TAHUN YANG AKAN DATANG." Jurnal Teknologi 9(2):
77-82.
[4] Sari, I. K., L. M. Limantara and D. Priyantoro (2012). "Analisa ketersediaan dan
kebutuhan air pada DAS Sampean." Jurnal Teknik Pengairan 2(1): 29-41.
[5] Kwanda, T. (2004). "Pengembangan kawasan industri di Indonesia." DIMENSI (Journal
of Architecture and Built Environment) 28(1).
[6] Pratiwi, Y. (2010). "Penentuan tingkat pencemaran limbah industri tekstil berdasarkan
nutrition value coeficient bioindikator." Jurnal Teknologi 3(2): 129-137.
[7] Istarani, F. F. and E. S. Pandebesie (2014). "Studi dampak arsen (As) dan kadmium (Cd)
terhadap penurunan kualitas lingkungan." Jurnal Teknik ITS 3(1): D53-D58.
[8] Herman, D. Z. (2006). "Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen
(As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam."
Indonesian Journal on Geoscience 1(1): 31-36.
[9] Kurniawan, M. W. (2014). "Strategi pengelolaan air limbah sentra UMKM batik yang
berkelanjutan di kabupaten Sukoharjo." Jurnal Ilmu Lingkungan 11(2): 62-72.
[10] Indonesia, P. P. R. (1999). Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 18 tahun
1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
[11] M. Fadhil, "Application of Water Quality Index for Evaluation of Groundwater Quality
for Drinking Purpose in Dibdiba Aquifer, Kerbala City, Iraq," Application of Water Quality
Index for Evaluation of Groundwater Quality for Drinking Purpose in Dibdiba Aquifer,
Kerbala City, Iraq, February 2013.
[12] A. B. Chioma, "A COMPARATIVE STUDY ON THE MEASUREMENT OF pH OF WATER,
USING pH METRE AND WATER TESTING KIT [TESTUBE METHOD]," August 2015.
9
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB
[13] APEC WATER, "WATER QUALITY," [Online]. Available:
https://www.freedrinkingwater.com/water-education/quality-water-ph-page2.htm.
[Accessed 8 JULY 2019].
[14] M. K. Rahman, "Implementasi Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 dan Peraturan
Menteri Kesehatan no.416 tahun 1990 Di Instalasi pengelolaan Air PDAM," Peraturan
Menteri Kesehatan no.416 tahun 1990, p. 42, 2011.
[15] G. ACHARYA, "Chemical Properties of Groundwater in Bhiloda Taluka Region, North
Gujarat, India," Chemical Properties of Groundwater, vol. V, 8 January 2008.
[16] K. Chakraborty, "Observation on the TDS and EC Values of Different Water Bodies at
Cooch Behar," October 2017.
[17] Grace, "Understanding Water Quality," AEssense Applications Scientist, England,
2016.
[18] A. H. M. J. Alobaidy, "Application of Water Quality Index for Assessment of Dokan Lake
Ecosystem, Kurdistan Region, Iraq," Journal of Water Resource and Protection, 2010, 2,
792-798, 8 July 2010.
[19] WHO, "Guidelines for Drinking-water Quality," WHO, Geneva, 2008.
[20] C. G. Cude, "OREGON WATER QUALITY INDEX A TOOL FOR EVALUATING WATER
QUALITY MANAGEMENT EFFECTIVENESS," OREGON WATER QUALITY INDEX A TOOL
FOR EVALUATING WATER QUALITY MANAGEMENT EFFECTIVENESS, 8 June 2007.
[21] WHO, "Total dissolved solids in Drinking-water," Background document for
development of, pp. 3-8, 2016.
[22] M. M. Akhtar, "Identification of Contamination Sources and TDS Concentration in
Groundwater of Second Biggest City of," International Journal of Environmental Science
and Development, 3 June 2013.
[23] C. R. Ramakrishnaiah, "Assessment of Water Quality Index for the Groundwater in
Tumkur Taluk, Karnataka State, India," E-Journal of Chemistry, vol. VI, 18 Augist 2008.
[24] THE BERKEY, "What is the acceptable Total Dissolved Solids (TDS) Level in Drinking
Water," June 2019. [Online]. Available: https://theberkey.com/blogs/water-filter/what-is-
the-acceptable-total-dissolved-solids-tds-level-in-drinking-water.
[25] Safe Drinling Water Foundation, "TDS and pH," 2017. [Online]. Available:
https://www.safewater.org/fact-sheets-1/2017/1/23/tds-and-ph.
[26] THE BERKEY, "What is the acceptable Total Dissolved Solids (TDS) Level in Drinking
Water," SEPTEMBER 2014. [Online]. Available: https://theberkey.com/blogs/water-
filter/what-is-the-acceptable-total-dissolved-solids-tds-level-in-drinking-water.
[27] Warlina, L. (2004). "Pencemaran air: sumber, dampak dan penanggulangannya."
(Unpublised). Institut Pertanian Bogo
[28] Jayakusuma, Z. "ANALISIS HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KERANGKA
TERPADU DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH DOMESTIK DI
KOTA PEKANBARU."
10
© 2019, Program Studi Teknik Industri UMB