KARYA ILMIAH
KRISNO SINAGA
142401096
DEPARTEMEN KIMIA
2017
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya
KRISNO SINAGA
142401096
DEPARTEMEN KIMIA
2017
Disetujui di
Medan , Juli 2017
Disetujui Oleh
Program Studi D-3 Kimia Pembimbing,
Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
KRISNO SINAGA
142401096
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
ilmiah ini tepat pada waktunya dengan judul “Penentuan Kadar Chemical Oxygen
Demand (COD), Fosfat, dan Sulfat Pada Air Limbah Rumah Sakit”.
karya ilmiah ini penulis banyak menemukan kendala, namun berkat bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi
Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
2. Ibu Dr.Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU
3. Bapak Dr.Minto Supeno, M.Si selaku Ketua Program D-3 Kimia sekaligus
kepada penulis.
7. Kepada Putri Purnama Sari Naibaho yang telah meluangkan banyak waktu
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut adil dalam
Akhir kata, penulis menyadari bahwa isi dan cara penulisan karya ilmiah ini
masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk tambahan
pengetahuan dan kesempurnaan karya ilmiah ini. Segala bentuk masukan yang
diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan teria kasih.
Harapan penulis, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
ABSTRAK
Penentuan kadar chemical oxygen demand (COD), Fosfat, dan Sulfat pada air
limbah rumah sakit dengan menggunakan metode titrimetri refluks tertutup dan
spektrofotometri. Telah dilakukan pemanasan sampel limbah rumah sakit yang
sudah melalui proses pengolahan selama 2 jam pada suhu 148 0C didalam COD
thermoreactor dan menggunakan spektrofotometer uv-vis dengan panjang
gelombang penentuan fosfat 880 nm dan penentuan sulfat 420 nm diperoleh kadar
chemical oxygen demand (COD) dari sampel R.162 = 45,67; R.163 = 40,04;
R.170 = 51,48 , kadar fosfat dari sampel R.162 = 0,15 ; R.163 = 0,15 ; R.170 =
0,18 dan sulfat dari sampel R.162 = 21,07 ; R.163 = 19,82 ; R.170 = 25,92. Dari
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut tidak
melebihi standar maksimum yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995
dan PP No.82 Tahun 2001 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.
ABSTRACT
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
BAB I Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan1 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
Daftar Pustaka 32
Daftar Tabel
Tabel 4.1.1 27
Tabel 4.1.2 27
Tabel 4.1.3 28
Daftar Lampiran
Lampiran I 34
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk
hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan generasi sekarang
maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air
Air bisa berperan sebagai penyebar penyakit yang akhirnya dapat mengganggu
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua mahluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air. Oleh karena itu diperlukan pengolahan dan perlindungan
pencemaran. Gejala pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun
panjang, yaitu dengan melihat kondisi air, mikroorganisme, unsur hara, dan nilai
lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau, maupun air tanah. Dampak ini
disebabkan oleh adanya pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai hal. Salah
satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan tersebut telah tercemar
adalah dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air (Wardhana,
1995).
yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air. Dilakukan dengan cara penambahan
kelebihan kalium dikromat dititrasi dengan reagen ferro alumunium sulfat (FAS).
Dengan demikian kalium dikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik
senyawa fosfat . Dalam industri kegunaan fosfat terdapat pada ketel uap untuk
mencgah kesadahan. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel ini
menjadi sumber fosfat. Pengukuran kandungan fosfat dalam air limbah berfungsi
(Agusnar, 2008).
Ion Sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia
merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena
pengaruh pencucian perut yang bisa terjadi pada manusia apabila ada dalam
konsentrasi yang cukup besar. Selain itu dapat menyebabkan laxative apabila
Berdasarkan hal tersebut maka dibuat karya ilmiah Penentuan kadar Chemical
Oxygen Demand (COD) dengan metode titrimetri refluks tertutup dan pentuan
fosfat dan sulfat dengan metode spektrofotometri UV-Visible pada air limbah
rumah sakit.
1.2 Permasalahan
pada air limbah rumah sakit telah memenuhi baku mutu sesuai
dan sulfat pada air limbah rumah sakit setelah proses pengolahan
dan sulfat apakah sudah memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan
1.4 Manfaat
sulfat apakah sudah memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal
dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
a. Rumah Tangga
Limbah cair rumah tangga adalah buangan hasil sisa dari suatu kegiatan
tangga : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan
sebagainya.
b. Perkotaan
Limbah cair perkotaan adalah buangan hasil sisa dari kegiatan diperkotaan
mineral, logam berat dan zat organik yang bersifat toksik. Contoh air limbah
ibadah.
Limbah cair industri adalah buangan hasil dari proses/sisa dari suatu
air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan pabrik karet.
sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut
1. Gangguan Kesehatan
penyakit. Selain itu didalam ait limbah mungkin juga terdapat zat-zat yang
bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
(misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang berbentuk padat maupun cair
yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun non medis
radioaktif. Apabila tidak ditangani dengan baik limbah rumah sakit dapat
bermasalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika selain dapat menyebabkan
nosokomial). Oleh karena itu pengolahan limbah rumah sakit perlu mendapatkan
perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit dapat dibagi menjadi
a. Limbah padat
Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
ruanganlaboratorium.
b. Limbah cair
Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun
seperti bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air
bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau
lingkungan.
a. Limbah padat
Limbah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti ruang tunggu, ruang
b. Limbah cair
Limbah cair non medis merupakan limbah rumah sakit yang berupa :
Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor
Sistem pengolahan limbah cair dirumah sakit terdiri dari tiga jenis yaitu ;
yang berasal dari WC, kamar mandi, ruang bersalin, ruang perawatan, dan
lain-lain. Sebaiknya limbah cair medis dan limbah cair non medis
Sistem biologi aerobik yang dapat digunakan untuk limbah rumah sakit
adalah sistem waste oxidation ditch treatment (kolam oksidasi air limbah).
Sistem ini digunakan untuk mengolah air limbah dari rumah sakit yang
terletak di tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam
oksidasi agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari
udara. Setelah itu, air limbah dialirkan kedalam sedimentation tank untuk
Ada beberapa komponen didalam sistem kolam oksidasi ini, antara lain
bed (tempat mengeringkan lumpur, biasanya 1-2 petak), dan control room
(ruang pengendali).
Sistem ini memerlukan lahan luas dan biasanya dianjurkan untuk rumah
sakit diluar kota yang masih memiliki lahan luas. Sistem kolam stabilisasi
air limbah terdiri dari bagian-bagian yang cuku sederhana, yaitu : sum
pump, stabilization pond (biasanya 2), bak klorinasi, control room, inlet,
zat tersebut diatas, sehingga jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses
klorinasi berkurang.
adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan
Persamaan reaksi :
Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan fero ammonium sulfat
pencemaran air oleh zat-zat oraganis yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui
air.
pengenceran.
c. Ketelitian dan ketepatan tes COD adalah 2-3 kali lebih tinggi dari tes BOD
d. Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada tes
reaksi oksidasi kimia yang merupakan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi
di alam) sehingga merupakan pendekatan saja. Karena hal tersebut maka tes COD
tidak dapat membedakan antara zat-zat yang sebenarnya tidak teroksidasi (inert)
campuran dari pemanasan kromat dan asam sulfat yang mendidih. Suatu
dihitung sebagai oksigen yang setara dengan kalium dikromat yang terikat.
Untuk menjaga agar volume dan kekuatan reagen agar tetap konstan maka
mencapai titik akhir di TFE linier memilih tabung yang cocok untuk
suatu sampel dengan kadar COD yang umum karena volume sampel yang
dipergunakan banyak.
Fosfor meruipakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan alga,
sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik serta
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat didalam sel organisme air. Di daerah pertanian
ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai atau danau
melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui
air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui
proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg /L), pertumbuhan ganggang
akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Sebaiknya bila kadar fosfat
dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (keadaan
eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut dalam air. Hal ini
perairan dengan tingkat kesuburan rendah, yang memiliki kadar fosfat total
berkisar antara 0-0,02 mg/liter: perairan dengan tingkat kesuburan sedang, yang
memiliki kadar fosfat total 0,021-0,05 mg/liter: dan perairan dengan tingkat
kesuburan tinggi, yang memiliki kadar fosfat total 0,051-0,1 mg/liter (Fosfat yang
berasal dari air atau limbah alami biasany berbentuk sebagai senyawa fosfat saja.
(pyro, metha, polifosfat lainnya) dan senyawa fosfat yang terikat secara organik.
hidrolisis atau oksidasi dengan pemanasan sampel disebut sebagai “fosfor reaktif”
atau ortofosfat. Hidrolisis asam pada titik didih air mengubah fosfat terlarut atau
fosfat partikulat yang berkonderasi menjadi ortofosfat terlarut. Istilah “fosfat yang
proses oksidasi yang dekstruktur dari zat-zat organik disebut sebagai “fosfat
organik”. Total fosfat seperti juga fraksi fosfat yang terlarut atau tersuspensi
tartrat dalam media asam dengan ortofosfat untuk membentuk asam heteropoli-
asam fosmolibdat yang terduksi menjadi molybdenum yang berwarna biru oleh
asam askorbat.
fosfat tertentu di dalam air minum , air permukiman, air danau, air limbah rumah
tangga dan limbah industri. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat
yang terdapat dalam air/air limbah antara 0,01-1,0 mg/L PO43- dengan
Kegunaan fosfat dapat digunakan sebagai pupuk dan juga sebagai bahan
Sebagian besar akan segera difikasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam
tanah, fosfat dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%)
tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai dengan pada tanah-tanah
- Pembuatan detergen
daya bersih yang sangat baik, dengan busa yang sangat banyak,
Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi ada air alam. Ia
merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena
konsentrasi yang cukup besar. Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum
jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak air yang keras pada ketel dan
Konsentrasi standar maksimal yang ditetapkan oleh Dep.Kes. R.I. untuk SO4
Ion sulfat yang telah diserap oleh tumbuhan mengalami reduksi hingga
dalam bentuk sulfat (SO4), yang merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan
tanah. Ion sulfat yang bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi utama sulfur
adalah salah satu anion terutam di perairan, menempati urutan kedua setelah
bikarbonat. Sulfat yang berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan
sulfat yang berikatan dengan logam alkali merupakan bentuk sulfur yang paling
Reduksi anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anaerob dalam
proses dekomposisi bahan organik menimbulkan bau yang kurang sedap dan
Sulfat adalah anion yang terjadi secara alami. Kandungan konsentrasi yang
tinggi dalam air minum dapat menyebabkan penyakit diare. Dalam studi pada
orang-orang dewasa ditemukan laxative yang sangat tinggi di atas 1000 mg/L.
minum bayi berkembang diare pada sulfat di atas level 600 mg/L. Diare yang akut
mempunyai mengidap mikroba diare dalam tubuh. Orang dewasa yang tingkat
diare yang mempunyai level konsentrasi sulfat dalam air minumnya dapat diubah
Metode ini terdiri dari menambahkan larutan barium klorida encer dengan
perlahan-lahan kepada suatu larutan sulfat itu yang panas, yang sedikit diasamkan
menyeret turun garam-garam lain. Barium klorida dan barium nitrat mudah
sulfat, maka hasil-hasil yang diperoleh akan tinggi, karena barium klorida itu tak
berubah pada pemijaran dan barium nitrat akan menghasilkan barium oksida.
Barium sulfat murni tak terurai bila dipanaskan dalam udara kering sampai
menjadi sulfidanya pada temperatur diatas 600oC oleh karbon dari kertas-saring.
menyala, lalu membakar habis karbon itu perlahan-lahan pada temperatur rendah
dengan udara bebas tercapai. Jika diperoleh endapan yang tereduksi, ini dapat
diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan
disebut larutan standar. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat
lengkap disebut titik ekuivalen. Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh
suatu perubahan yang tidak dapat salah dilihat oleh mata yang dihasilkan oleh
larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu reagensia
pembantu yang dikenal sebagai indikator dan titik pada saat dimana ini terjadi di
1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana yang dapat dinyatakan dengan
persamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus bereaksi dengan lengkap
pada titik ekuivalen. Harus tersedia suatu indikator, yang oleh perubah
Reaksi yang digunakan dalan analisis titrimetri dibagi dalam empat golongan
utama :
basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal
dari asam lemah, dengan suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi asam
bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari
membentuk air
untuk membentuk suatu ion atau senyawa yang dapat larut atau sedikit
terdisosiasi seperti titrasi larutan sianida dengan perak nitrat. Asam etilen
2.7. Spektrofotometri
contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan.
elektronika.
Dan biasanya dalam praktek alat-alat sinar tunggal dijalankan dengan tangan
dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat
lebih terseleksi dan ini dapat diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,
diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
pembanding(Khopkar, 1990).
memperhatikan :
1989).
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1. Alat
c. Rak tabung
g. Bola karet
h. Tissu gulung
i. Botol aquadest
k. Hotplate
p. Spektrofotometer
q. Magnetig stirer
r. Kuvet
s. Stopwatch
R.162 24 – 01 - 2017
R.163 24 – 01 – 2017
R.170 24 – 01 – 2017
b. Aquadest
c. Indikator phenantrolin
e. K2Cr2O7 0,01 M
i. NaOH 30 %
j. Indikator PP (Phenolpthalein)
k. Reagen PO4
l. Batu didih
m. Buffer A
n. BaCl2
5. Dinginkan
aquadest
20 mL
9. Dinginkan
12. Saring dengan kertas saring dan corong ke dalam labu ukur 100 mL
Spectrophotometer
5. Tambahkan 25 mL buffer A
4.1 Hasil
Dari analisa kadar Chemical Oxygen Demand (COD) , Fosfat (PO4), dan
4.2. Perhitungan
Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) pada air limbah rumah sakit dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aleart, 1984)
( )
Kadar COD (mg/L) =
BEO2 = 8 gram/molek
= 45,76
R.163
( )
Kadar COD (mg/L) =
= 40,04
R.170
( )
Kadar COD (mg/L) =
= 51,48
Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada air limbah rumah sakit diperoleh
kadar Chemical Oxygen Demand (COD), Phosfat (PO4) , dan Sulfat (SO4) yang
dengam metode refluks tertutup untuk analisa kadar Chemical Oxygen Demand
(COD) dan metode Spektrofotometer untuk analisa kadar Fosfat (PO4) dan Sulfat
mg/L ; R.170=51,48 mg/L , kadar Phosfat (PO4) pada sampel R.162=0,15 mg/L ;
Oxygen Demand (COD), Fosfat (PO4), Sulfat (SO4) yang diperoleh dalam analisa
di laboratorium juga berkaitan dengan volume limbah yang dihasilkan dari rumah
sakit dan jumlah pasien yang ada dirumah sakit dapat mempengaruhi limbah yang
dihasilkan sebab dari kegiatan rumah sakit didalamnya akan menghasilkan limbah
medis baik limbah sitotoksis, limbah infeksius, limbah radioaktif dan lain-lain.
Selain itu pengolahan limbah yang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
telah di tetapkan sehingga kualitas dari air limbah tersebut bagus. Jika tidak ada
pengolahannya berarti tidak terjadi proses oksidsasi bahan organik secara kimia
didalam limbah yang akan menghasilkan limbah dengan kualitas yang tidak baik.
mikroorganisme pathogen. Jika air limbahnya tidak diolah dengan baik akan
Oleh karena itu air limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang
kesaluran umum.
5.1. Kesimpulan
Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) , Fosfat (PO4), dan Sulfat (SO4)
Kadar Chemical Oxygen Demand (COD), Fosfat (PO4), dan Sulfat (SO4)
yang diperoleh dalam analisa telah menunjukkan bahwa air limbah rumah
sakit tersebut masih memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan
KEP-58/MENLH/12/1995.
5.2. Saran
limbahnya agar tidak dibuang secara langsung ke badan air serta dapat mengolah
limbahnya sehingga sesuai standar baku mutu yang telah di tetapkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup.
NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995