Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Apoteker (Apt.)
Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
Disusun oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Apoteker (Apt.)
Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
Disusun oleh :
(NAMA) (NAMA)
(NAMA
ii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) Angkatan XXXXI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Puskesmas 1
Denpasar Barat dengan baik pada periode 4 Januari – 18 Januari 2021. Laporan Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker (Apt.) pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., S.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., S.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
sekaligus selaku Dosen Pembimbing Fakultas yang telah membimbing, mendampingi, dan
memberikan saran selama proses penyusunan Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA).
3. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku Wakil Ketua Program Studi Profesi Apoteker
(PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu I Gusti Agung Ayu Wiadnyani S. Farm., Apt. selaku Apoteker Penanggung Jawab di
Puskesmas 1 Denpasar Barat yang telah membimbing, mendampingi, mengajari, dan
memberi saran selama berada di Puskesmas 1 Denpasar Barat.
5. Seluruh karyawan di Puskesmas 1 Denpasar Barat atas kerja sama, pengarahan serta
bimbingan yang telah diberikan selama PKPA berlangsung.
6. Seluruh teman-teman mahasiswa Profesi Apoteker Angkatan XXXXI atas dukungan dan
kerja sama selama pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
iii
7. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan Laporan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Semoga Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini
dapat bermanfaat bagi Puskesmas 1 Denpasar Barat, Almamater, Mahasiswa Seprofesi,
sejawat serta pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
PRAKATA.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker......................................................................2
C. Manfaat Praktik Kerja Profesi Apoteker....................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas ..............................................................................................................3
B. Tujuan Puskesmas......................................................................................................4
C. Tugas dan Fungsi Puskesmas.....................................................................................4
D. Struktur Organisasi Puskesmas..................................................................................5
E. Sumber Daya Manusia................................................................................................6
F. Aspek Manajemen Persediaan Obat dan Administrasi...............................................6
G. Aspek Pelayanan Sediaan Farmasi.............................................................................11
H. Aspek Distribusi Sediaan Farmasi..............................................................................14
I. Pemeriksaan dan Pencatatan Obat Masuk-Keluar......................................................14
J. Evaluasi
1. Audit Sediaan Farmasi................................................................................................16
2. Audit SOP Manajemen...............................................................................................16
3. Audit Finansial ........................................................................................................17
4. Survey Kepuasan Konsumen......................................................................................17
5. Audit SOP Pelayanan.................................................................................................18
6. Audit SOP Distribusi..................................................................................................18
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Puskesmas 1 Denpasar Barat............................................................................19
B. Struktur Organisasi.....................................................................................................20
C. Sumber Daya Manusia................................................................................................20
D. Aspek Manajemen Persediaan Obat dan Administrasi...............................................21
E. Aspek Pelayanan Sediaan Farmasi.............................................................................27
F. Aspek Distribusi Sediaan Farmasi..............................................................................30
G. Pemeriksaan dan Pencatatan Obat Masuk-Keluar......................................................32
H. Evaluasi
1. Audit Sediaan Farmasi................................................................................................33
2. Audit SOP Manajemen...............................................................................................34
3. Audit Finansial ..........................................................................................................35
4. Survey Kepuasan Konsumen......................................................................................35
5. Audit SOP Pelayanan.................................................................................................36
6. Audit SOP Distribusi..................................................................................................36
BAB IV. TUGAS KHUSUS SELAMA PKPA..........................................................38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................................42
B. Saran ..............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................43
LAMPIRAN...............................................................................................................44
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016,
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang disebut Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang memiliki tanggung jawab dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Menteri Kesehatan RI,
2016).
Apoteker pada pelayanan farmasi di Puskesmas berperan dalam pengelolaan
sumber daya baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sediaan farmasi, dan
perbekalan kesehatan serta administrasi. Selain itu apoteker juga berperan dalam
pelayanan farmasi klinik yaitu berupa pengkajian resep, pelayanan informasi obat,
konseling, visite pasien, pemantauan efek samping obat dan terapi obat, serta evaluasi
penggunaan obat (Menteri Kesehatan RI, 2016). Peranan apoteker di Puskesmas 1
Denpasar Barat dalam pelayanan kefarmasian, yakni salah satunya dalam pemberian
informasi obat (PIO) dan pengelolaan obat (perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pelaporan obat).
Pengalaman praktek yang dimiliki seorang apoteker dapat berperan penting dalam
penyelesaian masalah yang ditemukan di lapangan yang tidak dapat terselesaikan hanya
dengan teori, oleh karena itu, diperlukan praktek kerja bagi seorang calon apoteker
sebelum bekerja. Puskesmas 1 Denpasar Barat menyediakan ruang bagi mahasiswa PSPA
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk mempelajari dan memahami praktik ilmu
kefarmasian secara nyata di Puskesmas melalui kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA). PKPA dilaksanakan di Puskesmas 1 Denpasar Barat pada tanggal 4 Januari – 18
Januari 2021.
A. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Kemenkes RI., 2016). Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
di wilayah kerjanya.
Wilayah kerja puskesmas terdapat ditingkat kecamatan, di mana puskesmas harus
didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 kecamatan dapat didirikan
lebih dari 1 puskesmas. Kondisi tertentu tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas. Dalam pendiriannya, setiap
puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan registrasi. Izin operasional
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota setelah puskesmas memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik.
Izin operasional berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan. Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan
permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 bulan sebelum habis masa berlakunya
izin operasional (Kemenkes RI., 2019).
Puskesmas menjalankan prinsip penyelenggaraan meliputi paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses pelayanan
kesehatan, teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Dalam prinsip
paradigma sehat, diharapkan puskesmas mampu mendorong seluruh pemangku
kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Berdasarkan prinsip
pertanggungjawaban wilayah, puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, yaitu tingkat kecamatan.
Melalui prinsip kemandirian masyarakat, diharapkan puskesmas mampu mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Puskesmas juga diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat memanfaatkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan. Serta berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) lintas program
dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan
manajemen puskesmas (Kemenkes RI., 2019).
B. Tujuan Puskesmas
Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
dalam menjalankan tugas pembangunan kesehatan, puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran puskesmas. Penanggung jawab membawahi pelayanan, paling
sedikit terdiri atas penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat,
penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, penanggung jawab jaringan
pelayanan puskesmas dan jejaring puskesmas, penanggung jawab bangunan, prasarana, dan
peralatan puskesmas, serta penanggung jawab mutu (Kemenkes RI., 2019).
J. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan
pelayanan kefarmasian. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data (Menteri
Kesehatan RI, 2016).
Evaluasi dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan, serta memberikan penilaian terhadap kinerja pengelolaan hal
tersebut dapat pula menjadi indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas (Menteri
Kesehatan RI, 2015).
Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dibagi menjadi survei dan observasi.
Survei adalah pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, misalnya survei
kepuasan pelanggan, sedangkan observasi adalah pengamatan langsung aktivitas atau
proses dengan menggunakan cek list atau perekaman, contohnya pengamatan konseling
pasien (Menteri Kesehatan RI, 2016).
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas audit dan review (pengkajian). Review merupakan
tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan
dengan standar, contohnya review penggunaan antibiotik dan survey kepuasan pelanggan.
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang
berkaitan dengan standar yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan
menyempurnakan kinerja tersebut. Terdapat 2 macam audit, yaitu audit klinis dan audit
profesional.
Audit Klinis adalah analisis kritis sistematis terhadap pelayanan kefarmasian yang
meliputi prosedur untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan
kualitas hidup pasien. Audit Profesional adalah analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh
seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,
penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh (contoh: audit pelaksanaan sistem
manajemen mutu) (Menteri Kesehatan RI, 2016).
1. Audit Sediaan Farmasi
Audit sediaan farmasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap LPLPO
bulanan, kartu stok, buku stok di gudang, dan mencocokkan dengan jumlah fisik obat.
2. Audit SOP Manajemen
Audit SOP manajemen dilakukan oleh tim audit internal dari Puskesmas dan
auditor eksternal yang sudah berkompeten. Audit internal merupakan suatu kegiatan audit
yang sistematis, mandiri dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit dan
mengevaluasi dengan obyektif untuk menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit
Puskemas yang telah disepakati. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan efektifitas
penerapan sistem manajemen mutu dan mengidentifikasi serta memperaiki
ketidaksesuaian yang timbul.
3. Audit Finansial
Audit finansial dilakukan oleh lembaga negara pengaudit keuangan, Badan
Pemeriksa Keuangan, Badan Audit di Dinas Kesehatan, dan lembaga audit eksternal.
Audit dilakukan secara menyeluruh dari semua bagian yang ada di Puskesmas. Tujuan
dari audit finasial ialah verifikasi kesesuain antara dana yang diberikan oleh pemerintah
dan penggunaan dana tersebut di Puskesmas. Biasanya hasil tersebut berupa laporan
pertanggungjawaban yang dilaporkan pada waktu tertentu yang telah ditetapkan.
4. Survey Kepuasan Konsumen
Survey kepuasan konsumen dilakukan oleh bagian administrasi Puskesmas. Survei
ini meliputi pelayanan dari seluruh bagian yang ada di Puskesmas serta sarana prasarana
penunjang, dan saran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik dapat dilaksanakan melalui tahapan hasil survei, yaitu :
1. Menyusun instrument survei
2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel
3. Menentukan responden
4. Melaksanakan survei
5. Mengolah hasil survei
6. Menyajikan dan melaporkan hasil
Tujuan dari survei kepuasan masyarakat adalah untuk mengetahui kelemahan atau
kekuatan dari masing-masing unit penyelenggara pelayanan publik, mengukur secara
berkala penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik,
sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan langkah perbaikan pelayanan,
sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan.
Jam pelayanan di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat, yaitu:
1. Senin s/d Kamis : Mulai jam 08.00-12.00 Wita
2. Jumat : Mulai jam 08.00-10.30 Wita
3. Sabtu : Mulai jam 08.00-11.30 Wita
4. Minggu/Libur : Tutup
B. Visi, Misi, Moto dan Tata niai UPTD Puskesmas Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Barat
A. Visi
Prima dalam pelayanan kesehatan menuju masyarakat sehat mandiri.
B. Misi
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu.
3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
4. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan profesionalisme.
5. Memelihara dan meningkatkan semangat kebersamaan dalam memberikan
pelayanan.
C. Moto
Kepuasan dan kesehatan masyarakat adalah tujuan pelayanan kami.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas 1 Denpasar Barat terdiri dari :
1. Puskesmas Ngaglik 2 dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas
2. Kepala sub bagian tata usaha
3. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan keperawatan kesehatan
masyarakat
4. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), kefarmasian, dan laboratorium
yang bernama
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
Kepala Puskesmas
dr. Lina Muji Rahayu
Ka. Sub Bag. TU
dra. Dewa Ayu Artini
PJ, UKM Esensial & PJ, UKM PJ, UKM Farmasi & PJ, Jejaringan
Puskesmas Pengembangan Lab Puskesmas
Dr. I Gst Kt Wiranaia drg. Lug Gd Rai Ariyathi Dr. Wita Arrestyani S I Gd Dirgantara
PROMKES JIWA
Ni Wayan Eka Susanti Ns. A.A. A Shinta
Pramita D.S.K
I. Evaluasi
1. Audit Sediaan Farmasi
Audit merupakan upaya dalam penyempurnaan kualitas pelayanan dengan cara
mengukur kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang
berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan serta menyempurnakan kinerja tersebut.
Oleh karena itu, audit merupakan sarana untuk menilai, mengevaluasi, dan
menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara sistematis.
Audit sediaan farmasi yang dilakukan di Puskesmas 1 Denpasar Barat bertujuan
untuk mengetahui manajemen pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas apakah berjalan
dengan baik atau belum baik. Audit dilakukan dengan mengevaluasi terkait penyimpanan
dan pendistribusian sediaan, pencatatan kartu stok, pelaporan penggunaan obat seperti
catatan harian penggunaan obat, yang akan diinput pada sistem computer yang sudah
tersedia kemudian akan dikalkulasikan selama satu bulan untuk data LPLPO.
Audit sediaan farmasi terdiri dari audit internal dan eksternal. Audit internal yang
dilakukan di Puskesmas 1 Denpasar Barat dilakukan dengan melakukan stock opname
setiap dua kali dalam setahun pada gudang obat (lantai 2) dan setiap hari pada ruang
pelayanan obat (lantai 1). Stock opname dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
dengan menyesuaikan data dari kartu stok dan jumlah fisik masing-masing obat. Laporan
sisa stok obat dari supervisi puskesmas juga menjadi bahan audit sediaan farmasi.
Sedangkan untuk audit eksternal Puskesmas 1 Denpasar Barat dilakukan oleh supervisor
dari instansi pemerintahan seperti BPOM serta Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan
UPT POAK. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai manajemen pengelolaan obat di
Puskesmas berjalan dengan baik atau kurang baik. Parameternya dilihat dari beberapa
aspek seperti penyimpanan dan pendistribusian, pengelolaan kartu stok obat, pencatatan
dan pelaporan serta penyerahan obat.
2. Audit SOP Manajemen
Audit SOP Manajemen bertujuan untuk mengkaji apakah SOPyang diterapkan
sudah sesuai atau dibutuhkan beberapa perbaikan sehingga proses atau kegiatan di
Puskesmas 1 Denpasar Barat dapat berjalan dengan lebih baik. Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan prosedur tetap yang memuat prosedur lengkap pada setiap
aktivitas yang sedang berlangsung di Puskesmas 1 Denpasar Barat agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal dan
konsisten. Selain itu, audit ini bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan dengan prinsip
memajukan pemberian obat yang rasional, kepatuhan petugas dalam menjalankan
tugasnya dan kinerja yang baik dari petugas medis dan petugas kesehatan. Jika ditemukan
ketidaksesuaian pada kegiatan dalam rangkaian SOP yang berlaku, maka akan dilakukan
pencatatan di Lembar Ketidaksesuaian dan Perbaikan (LKP) yang akan dievaluasi dan
dicari akar masalahnya untuk dilakukan pencegahan dan perbaikan yang mungkin dapat
dilakukan.
Audit Internal yang dilakukan Puskesmas 1 Denpasar Barat erhadap SOP
manjemen dilakukan oleh bagian tim auditor manajemen internal yang diketuai oleh
dokter serta dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Sedangkan audit eksternal dilakukan
oleh supervisior Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Audit terbaru akan dibandingkan
dengan audit sebelumnya untuk mengevaluasi atau menilai konsistensi SOP manajemen
yang telah diterapkan di Puskesmas 1 Denpasar Barat. Puskesmas 1 Denpasar Barat
selama perjalanannya sudah menerapkan SOP dengan baik dan kegiatan manajemen sudah
berjalan dengan baik.
3. Audit Finansial
Audit finansial dilakukan dengan tujuan untuk memastikan alokasi dana yang
diberikan dan pengeluarannya sudah sesuai atau belum sesuai. Audit finansial dibedakan
menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Untuk audit internal yang dilakukan di
Puskesmas 1 Denpasar Barat dilakukan oleh Kepala Puskesmas (dokter) setiap 3 bulan
sekali, sedangkan audit eksternal dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
selaku penyedia obat dan alat kesehatan. Audit ini didasarkan dari laporan dan data
transaksi pemasukan dan pengeluaran obat yang telah komputerisasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman.
Audit finansial juga dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pelaksanaan audit tersebut dilakukan dengan memeriksa sumber dana dari APBD yang
diperoleh Puskesmas serta rincian penggunaan dana yang diberikan tersebut. Sumber dana
Puskesmas berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK), dan Pendapatan Puskesmas (BPJS, JamKesDa, JKN, JN,
Umum).
4. Survey Kepuasan Konsumen
Survey kepuasan pelanggan dilakukan dengan menyediakan kuisioner yang telah
disiapkan oleh psikolog yang nantiya akan diisi oleh pasien atau pengunjung Puskesmas 1
Denpasar Barat. Survey dilakukan pada 20 pelanggan, baik pasien ataupun pengunjung
puskesmas. Survey ini dilakukan setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengukur
tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan yang diberikan Puskesmas 1 Denpasar
Barat sebagai sarana dalam evaluasi mutu pelayanan, sehingga ke depannya dapat
dilakukan perbaikan. Hasil survey internal yang sudah dilakukan pada tahun 2015 hingga
2017 mengalami kenaikan tingkat kepuasan dari semula 79% menjadi 83%.
5. Audit SOP Pelayanan
Audit SOP Pelayanan ditujukan untuk melihat pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas 1 Denpasar Barat sudah sesuai dengan aturan yang sudah direncanakan dan
dibuat. Indikator untuk melihat keberhasilan pelayanan di Puskesmas 1 Denpasar Barat
berupa penilaian dan pengendalian obat; pengendalian dan penyediaan obat; evaluasi
ketersediaan obat terhadap formularium; evaluasi kesesuaian peresepan obat terhadap
formularium; peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat; menjaga tidak terjadinya
pemberian obat yang salah, pelaksanaan FEFO, FIFO dan kartu stok; peresepan
psikotropika dan narkotika; penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien; penyiapan
obat; pemberian obat kepada pasien dan pelabelan; pemberian informasi penggunaan obat;
petunjuk penggunaan obat di rumah; penanganan obat ED atau rusak; laporan efek
samping obat; tindak lanjut efek samping obat dan pemberian konseling obat. Audit
tersebut juga diperiksa oleh tim akreditasi puskesmas setiap 3 tahun sekali.
6. Audit SOP Distribusi
Audit SOP Distribusi bertujuan untuk memastikan proses distribusi obat yang
dilakukan di Puskesmas 1 Denpasar Barat apakah sudah sesuai dengan SOP yang
ditetapkan atau belum sesuai. Selain itu, audit ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat penyimpangan yang dilakukan sehingga akan segera dilakukan tindakan
pencegahan dan perbaikan. Audit SOP distribusi di Puskesmas 1 Denpasar Barat terdiri
dari audit distribusi barang keluar dan audit distribusi barang masuk. Audit distribusi
keluar terdiri dari audit pelaksanaan kegiatan distribusi dari Puskesmas Induk dalam hal
ini adalah Puskesmas 1 Denpasar Barat kepada Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos
Pelayanan Terpadu serta distribusi obat dari Puskesmas kepada pasien pada saat
pelayanan obat (distribusi langsung). Sedangkan audit distribusi masuk yaitu dari UPT
POAK Kabuaten Sleman melakukan distribusi obat ke Puskesmas 1 Denpasar Barat
sesuai dengan LPLPO yang sudah disetujui sebelumnya. Audit SOP distribusi Puskesmas
1 Denpasar Barat yang dilakukan oleh internal manajemen Puskesmas yang dilakukan
oleh Apoteker dan Asisten Apoteker secara tidak terjadwal. Jika ditemukan
ketidaksesuaian antara pelaksanaan distribusi dan SOP, maka akan dilakukan evaluasi
untuk mengetahui penyebab permasalahan dan menentukan tindak lanjut dan penyelesaian
dari permasalahan yang ditemukan agar ke depannya tidak terjadi masalah yang sama.
BAB IV
TUGAS KHUSUS SELAMA PKPA
A. Kesimpulan
1. Apoteker memiliki peranan, fungsi dan tanggung jawab di Puskesmas untuk
melaksanakan manajemen pengelolaan perbekalan farmasi yang baik dan tepat
2. Kegiatan PKPA di Puskesmas 1 Denpasar Barat menambah pengetahuan, keterampilan,
wawasan serta pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
3. Mahasiswa telah diberikan kesempatan untuk melihat dan mempelajari strategi dan
pengembangan Puskesmas
4. Mahasiswa memperoleh gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
Puskesmas
B. Saran
1. Pengecekan terhadap stok obat di ruang obat perlu dilakukan lebih rutin untuk mencegah
pelayanan resep yang terlalu lama akibat kekosongan stok di ruang obat.
2. Perlu dilakukan pemantauan secara berkala terhadap sarana penunjang penyimpanan obat
seperti air conditioner dan lemari pendingin yang terdokumentasi serta penggunaan alat
pengukur kelembaban udara.
3. Perlu menyediakan ruang khusus konseling sehingga pasien yang membutuhkan konseling
dapat terlayani dengan baik.
4. Perlu ditambahkan fasilitas toilet khusus untuk penderita TBC.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2015. Materi Edukasi tentang Peduli Obat dan Pangan Aman. Gerakan Nasional
Peduli Obat dan Pangan Aman. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tentang Kesehatan, Departemen Keseharan Republik Indonesia, Jakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Menteri Kesehatan RIb, 2015, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puskesmas 1 Denpasar Barat
Lampiran 2. Penyuluhan Antibiotik
Lampiran 3. Posyandu ke Dusun Sariharjo
Lampiran 4. Sarana dan Prasarana
Meja Peracikan
Komputer
Lemari Penyimpanan obat tablet dan salep fast moving
APAR
Bagian Informasi
Ruang Tunggu
Lampiran 5. PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
Lampiran 6. Penyerahan Obat
Lampiran 7. Pelayanan di Puskesmas Pembantu (Sariharjo)