Anda di halaman 1dari 16

Penetapan besi secara spektrofotometri sinar tampak dengan

metode penambahan standar.

I.              Tujuan Percobaan
Penetapan besi secara spektrofotometri sinar tampak dengan metode penambahan standar.
II.           Tinjauan Pustaka
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan tergantikan dengan
oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air. Air
yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. Meningkatnya
kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk di dunia dan juga sebagai akibat dari
peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, rekreasi, pertanian dan sebagainya (Rukaesih,
A., 2004).
Menurut Anonim (2012), besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang
banyaK digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah
logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:
         Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
         Pengolahannya relatif mudah dan murah dan.
         Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk, biasanya di
alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi hampir di
semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan semua badan air. Pada air
permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi didalam air, kadar tanah Fe
dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan
perkakas dapur, selain itu juga menimbulkan pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan
bakteri besi, kekeruhan karena adanya koloidal yang terbentuk (Anonim, 2012).
Penentuan kadar besi dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri
UV-Vis dengan reaksi pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan warna
spesifik sesuai dengan reagen yang digunakan. Senyawa pengompleks yang dapat digunakan
diantaranya molibdenum, selenit, difenilkarbazon, dan fenantrolin. Pada penelitian ini
pengompleks yang digunakan adalah 1,10-fenantrolin. Besi(II) bereaksi membentuk kompleks
merah jingga. Warna ini tahan lama dan stabil pada range pH 2-9. Metode tersebut sangat
sensitif untuk penentuan besi (Vogel, 1985).            
Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar tampak oleh suatu
larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai metode kalorimetri. Hanya
larutan senyawa yang berwarna ynag dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna
dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa
berwarna. Contohnya ion Fe3+ dengan ion CNS-menghasilkan larutan berwarna merah. Lazimnya
kalorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan cuplikan yang dibuat pada
keadaan yang sama. Dengan kalorimetri elektronik (canggih) jumlah cahaya yang diserap (A)
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Metode ini sering digunakan untuk menentukan
kadar besi dalam air minum (Anonim, 2012).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan
detektorfototube.  Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Anonim,
2012).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi.
Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi fungsi dari panjang
gelombang (Khopkar, S. M., 2010).
Panjang gelombang cahaya ultraviolet dan tampak jauh lebih pendek daripada panjang
gelombang inframerah. Satuan yang digunakan untuk memberikan panjang gelombang ini adalah
nanometer (1 nm = 10-9 m). Spektrum tampak terentang dari 400 nm (ungu) ke 750 nm (merah),
sedangkan ultraviolet berjangka dari 200-400 nm. Baik radiasi ultraviolet maupun tampak
berenergi lebih tinggi daripada radiasi inframerah. Panjang gelombang cahaya ultraviolet atau
tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih
banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih
pendek. Molekul-molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap pada
panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang tak menyerap cahaya dalam daerah
tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan
daripada senyawa yang tak menyerap pada panjang gelombang ultraviolet (Unang, S., 2010).
Penyerapan sinar UV-tampak oleh suatu molekul akan menyebabkan transisi di antara
tingkat energi elektronik dari molekul. Atas dasar ini, spektroskopi UV-tampak juga dikenal
sebagai spektroskopi (spektrometri) elektronik. Transisi ini dapat terjadi antarorbital ikatan
(bonding) atau orbital anti ikatan (anti bonding). Panjang gelombang sinar yang diserap
sebanding dengan perbedaan tingkat energi orbital (∆E). Untuk eksitasi elektron ikatan σ perlu
energi yang tinggi dengan nilai λ = 120 -200 nm (UV hampa). Hal ini berarti pengukuran harus
dilakukan dalam hampa sehingga sukar dilakukan. Di atas λ = 200 nm, daerah eksitasi elektron
dari orbital p, d, ᴨ terutama sistem n terkonjugasi, pengukuran mudah dilakukan sehingga
spektrometri UV tampak diukur pada λ ˃ 200 nm  (Panji, T., 2012)
Penyerapan panjang gelombang nampak menyebabkan perpindahan elektron yang
reversibel dan relatif rendah energinya dalam molekul. Pada umumnya zat berwarna mempunyai
elektron-elektron yang mudah tereksitasi. Terutama senyawaan organik tertentu merupakan
sumber warna yang berguna untuk zat warna. Molekul-molekul senyawaan-senyawaan organik
yang tak mempunyai ikatan rangkap ataupun cincin benzena, tidak menyerap secara selektif
dalam bagian nampak dari suatu spektrum, oleh karena itu senyawaan ini tak berwarna.
Sebaliknya molekul dengan ikatan rangkap atau inti benzena dapat menyerap beberapa panjang
gelombang nampak dan meneruskan cahaya berwarna. Elektron yang mudah dieksitasi oleh
cahaya nampak biasanya terdapat dalam sebuah molekul yang beberapa atomnya dihubungkan
oleh ikatan rangkap dan tunggal secara berselang-seling. Gugus atom semacam itu disebut
kromofor (pengemban warna) (Keenan, K., 1990).
Warna khusus yang dimiliki suatu zat ditentukan tidak hanya oleh macamnya kromofor
yang ada, tetapi juga oleh struktur molekul yang mengandung kromofor itu. Banyak zat warna
yang berlainan dapat dibuat dengan memasukkan substituen, seperti –OH, -NH2, -NHCH3 dan –
N(CH3)2 ke dalam molekul yang mengandung suatu gugus pembentuk warna tertentu. Gugus
yang mengubah ataupun menyumbangkan sesuatu kepada warna suatu zat warna dirujuk sebagai
auksokrom (penghasil warna pembantu). Umumnya auksokrom mempunyai fungsi tambahan
untuk membuat zat warna itu tidak luntur pada pakaian atau benda lain dengan cara
pembentukan garam (Anonim, 2012).
Menurut Anonim (2012), metode penambahan standar adalah suatu metode dimana pada
jumlah sampel yang sama ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda.
Penetapan dengan metode ini biasanya dilakukan pula pada spektrofotometri serapan atom, bila
matriks cuplikan tidak sama dengan matriks larutan standar atau konsentrasi analit dalam sampel
sangat rendah. Ada tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrometri :

         Metoda Standar  Tunggal


Metoda sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan standar yang telah
diketahui konsentrasinya (Cstd). Selanjutnya absorbsi larutan standar (Asta) dan absorbsi larutan
sampel (Asmp) diukur dengan Spektrofotometri. Dari hk. Beer diperoleh :
Astd = ε.b.Cstd    Asmp =ε.b.Csmp
           ε.b = Astd/ Cstd                     ε.b = Asmp/Csmp
sehingga, Astd/Cstd = Csmp /Csmp  →    Csmp = (Asmp/Astd) X Cstd
Berdasarkan persamaan di atas dengan mengukur Absorbansi larutan sampel dan standar,
konsentrasi larutan sampel dapat dihitung.
Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan
absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah membuat
grafik antara konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) yang akan merupakan garis lurus melewati
titik nol dengan slope = ε.b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah
absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke
dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada
kurva kalibrasi.
         Metoda Adisi Standar
Metoda ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan
oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar. Dalam metoda ini dua atau
lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan ke dalam labu takar. Satu larutan
diencerkan sampat volume tertentu kemudian diukur absorbansinya tanpa ditambah dengan zat
standar, sedangkan larutan yang lain sebelum diukur absorbansinya ditambah terlebih dulu
dengan sejumlah tertentu tarutan standar dan diencerkan seperti pada larutan yang pertama.
Menurut hukum Beer akan berlaku hal-hal berikut :
Ax = k.Cx     AT = k(Cs + Cx)
Dimana.,
 Cx   = konsentrasi zat sampel
 Cs  = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel
  Ax  = Absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar) 
  Ar  = Absorbansi zat sampel + zat standar
Jika kedua persarnaan diatas digabung akan diperoleh:
                 Cx = Cs x {Ax/(AT - Ax)}
Konsentrasi zat dalam sampel (Cx) dapat dihitung dengan mengukur Ax dan AT dengan
spektrofotometer. Jika dibuat suatu seri penambahan zat standar dapat pula dibuat suatu grafik
antara AT lawan Cs, garis lurus yang diperoleh diekstrapolasi ke AT = 0, sehingga diperoleh:
                 Cx = Cs x {Ax/(O - Ax)}  ;   Cx = Cs x (Ax  /-Ax)
                 Cx = Cs x ( -1)  atau  Cx = - Cs
            Metoda prosedur analisa yang sering digunakan dalam analisa suatu unsur secara
kuantitatif, terutama dalam pengukuran cara spektrofotometri, umumnya menggunakan teknik
kurva kalibrasi. Suatu metoda lain yang juga sudah lama dikenal adalah metoda adisi standar
yang terdiri dari adisi standar tunggal dan adisi standar berganda. Khusus untuk analisa boron
dalam pengukuran cara spektrofotometri serapan atom dengan menggunakan metoda adisi
standar sampai saat ini belum pernah diselidiki.

III.        Alat dan Bahan


3.1  Alat
1.      Spektrofotometer UV-Vis
2.      Gelas kimia 50 mL
3.      Botol semprot
4.      Pipet tetes
5.      Labu ukur 25 mL
6.      Gelas ukur 25 mL
7.      Kuvet
8.      Rak tabung
3.2  Bahan
1.      Sampel air yang mengandung besi
2.      HCl 4 N
3.      Larutan tiosianat 2 M
4.      Larutan standar besi 100 ppm
5.      Akuades
6.      Tissue
IV.        Prosedur Kerja
a.    Penentuan panjang gelombang maksimum
1.    Memasukkan 0,15 mL larutan standar besi dalam labu ukur 25 ml menambahkan dengan 2,5 ml
larutan tiosianat dan 1,5 ml HCl 4 N.
2.    Mengukur serapan dari larutan tersebut pada panjang gelombang antara 400 – 520 nm.
3.    Membuat kurva serapan Vs panjang gelombang,dan menentukan panjang gelombang
maksimum.
b.    Penentuan kadar besi dalam larutan
1.    Memasukkan masing-masing 1 mL larutan cuplikan kedalam 5 labu ukur 25 ml.
2.    Menambahkan larutan standar besi berturut-turut sebanyak 0 mL, 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL dan 2
mL.
3.    Menambahkan pada masing-masing labu ukur 2,5 ml larutan tiosianat dan 1,5 ml HCl 4 N.
4.    Menambahkan akuades hingga tanda batas.
5.    Mengukur serapan pada panjang gelombang.
6.    Membuat kurva/grafik dan menentukan kadar besi dalam cuplikan.

V.           Hasil Pengamatan dan Analisa Data


5.1 hasil pengamatan
a.         Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Panjang Gelombang (nm) Absorbansi (A)


400 0,185
420 0,265
440 0,312
460 λ maks 0,378
480 0,367
500 0,341

b.         Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam Larutan


Absorbansi (A) pada panjang
Larutan standar besi (ml)
gelombang maksimum (460 nm)
0 0,086
0,5 1,124
1 1,697
1,5 0.468
2 0,480
5.2  Analisa Data
a.       Grafik Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

b.      Konsentrasi Fe setelah pengenceran.


         0 mL
M1V1 = M2V2

M2          = 

       = 
         = 0 ppm
         0,5 mL

M2          = 

            = 
            = 2 ppm
         1 mL

            M2          = 

       = 
         = 4 ppm
         1,5 mL

M2          = 

            = 
            = 6 ppm
         2 mL
M2          = 

            = 
            = 8 ppm

c.       Grafik konsentrasi Besi Dalam Larutan

d.      Perhitungan Regresi
x (ppm) y (A) xy x2
0 0,086 0 0
2 1,124 2,248 4
4 1,697 4,697 16
6 0,468 2,808 36
8 0,480 3,84 64
Σx = 20 Σy = 3,855 Σxy = 13,593 Σx2 = 120

y  =    = 0,771

x  =   = 4
b   = 

         =   

     =       

     = 
     = -0,04567

y = y + b ( x – x)
  y1 = 0,771 + (-0,04567) (0 – 4) = 0,9536
y2 = 0,771 + (-0,04567) (2 – 4) = 0,8623
y3 = 0,771 + (-0,04567) (4 – 4) = 0,771
y4 = 0,771 + (-0,04567) (6 – 4) = 0,6796
y5 = 0,771 + (-0,04567) (8 – 4) = 0,5883

           Grafik Sebelum Regresi

           Grafik Setelah Regresi


e.       Kadar Besi dalam Air

%Fe =   x 100%
         0 mL

%Fe     =   x 100%
                        = 0%
         0,5 mL

%Fe     =   x 100%
                        = 2%
         1 mL

%Fe     =   x 100%
                        = 4%
         1,5 mL

%Fe     =   x 100%
                        = 6%
         2 mL

%Fe     =   x 100%
                        = 8%
f.       Grafik kadar besi dalam air
VI.             Pembahasan
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan tergantikan dengan
oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air. Air
yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
   Percobaan ini bertujuan untuk menetapan besi secara spektrofotometri sinar tampak
dengan metode penambahan standar. Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan
sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai
metode kalorimetri. Hanya larutan senyawa yang berwarna yang dapat ditentukan dengan
metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan
pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Metode penambahan standar adalah suatu
metode dimana pada jumlah sampel yang sama ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi
yang berbeda. Percobaan ini menggunakan alat spektronik 20. Spektrofotometri visible disebut
juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat
oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang
gelombang 400-800 nm. Salah satu contoh spektrofotometer sinar tampak yaitu spektronik 20.
Perlakuan pertama adalah menentukan panjang gelombang maksimum dengan cara
memasukkan 0,15 ml larutan standar besi 100 ppm dalam labu ukur 25 ml dan menambahkan 2,5
ml larutan tiosianat serta 1,5 ml HCl 4 N. Penambahan larutan tiosianat
menyebabkan besiyang bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks
berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang terbentuk
dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak. Pengukuran dilakukan pada panjang
gelombang 400 nm-500 nm. Dari hasil pengukuran didapatkan panjang gelombang maksimum
pada panjang gelombang 460 nm dengan nilai serapan 0,378. Selanjutnya membuat kurva
serapan VS panjang gelombang.
Perlakuan selanjutnya adalah menentukan  kadar besi dalam larutan dengan cara
memasukkan masing-masing 0,5 ml larutan cuplikan pada labu ukur 25 ml dan menambahkan
larutan standar besi masing-masing 0 ml, 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, dan 2 ml. Penambahan larutan
standar dapat mempermudah menentukan kadar besi dalam sampel. Selanjutnya menambahkan
pula pada masing-masing labu ukur 2,5 ml larutan tiosianat dan 1,5 ml larutan HCl 4 N. Fungsi
penambahan tiosianat adalah untuk menghasilkan warna merah karena besi memiliki warana
yang lemah yaitu kuning. Larutan tiosianat cenderung memiliki warna yang kuat dan dapat
mempertahankan warnanya relatif cukup lama sehingga dapat menyerap sinar pada panjang
gelombang tertentu. Dengan kata lain larutan ini dikompleksnya. Rekasi yang terjadi yaitu :
Fe3+ + SCN-                    (FeSCN)2+
Larutan HCl berfungsi untuk mempermudah Fe2+ untuk membentuk kompleks. Kemudian
menambahkan aquades hingga tanda batas. Penambahan larutan standar besi untu memudahkan
pengukuran besi pada sampel. Penggunaan akuades dalam pengenceran dikarenakan aquades
adalah pelarut yang baik dan penyerap cahaya yang baik. Mengukur serapan pada panjang
gelombang maksimum yakni pada panjang gelombang 460 nm, dan membuat kurva serapan
serta menentukan kadar besi (Fe) dalam air. Hasil absorbansinya adalah 0,086 (0 ml), 1,124 (0,5
ml), 1,697 (1 ml), 0,468 (1,5 ml), dan 0,480 (2 ml). Dari hasil yang diperoleh semakin tinggi
jumlah larutan standar dalam larutan nilai absorbansi yang dihasilkan tidak beraturan. Menurut
Kartasasmita (2008), semakin tinggi volume larutan standar maka semakin tinggi absorbasinya.
Hal ini dikarenakan semakin banyaknya elektron valensi yang berinteraksi dan menyerap cahaya
sehingga absorbansinya akan semakin tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
ketelitian dari praktikan dalam melaksanakan proses penambahan masing-masing bahan dalam
larutan.
Kadar besi dalam sampel dapat ditentukan menggunakan perbandingan antara konsentrasi
Fe dalam larutan setelah dengan konsentrasi larutan standar besi dikali 100%. Konsentrasi Fe
setelah pengenceran masing-masing bernilai 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm dan 8 ppm.
Berdasarkan hasil ini maka dapat diketahui kadar besi (Fe) dalam sampel. Dari hasil perhitungan
diketahui kadar besi untuk tiap konsentraasi yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 ppm adalah masing-
masing  0%; 2%; 4%; 6% dan 8%. Menurut Wikkipedia (2007), kadar maksimum besi dalam air
adalah 0,3 mg/ml. sehingga dapat disimpulkan bahwa air sampel air yang digunakan tidak layak
konsumsi.
VII.          Penutup
7.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Pengukuran kadar besi pada air dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri sinar
tampak.
2.      Metode penambahan standar adalah suatu metode dimana jumlah sampel yang sama
ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Penetapan dengan metode ini
biasanya dilakukan pula pada spektrofotometri sinar tampak.
3.      Panjang gelombang maksimum yaitu 420 nm dengan serapan maksimum yaitu 0,162.
4.      Kadar besi dalam larutan yang terukur adalah 0,086 (0 ml), 1,124 (0,5 ml), 1,697 (1 ml), 0,468
(1,5 ml), dan 0,480 (2 ml).
5.      Kadar besi untuk tiap konsentraasi yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 ppm adalah masing-masing  0%; 2%;
4%; 6% dan 8%.

7.2  Saran
Untuk proses praktikum selanjutnya diharapkan agar prosedur untuk pembuatan larutan
standar dilakukan, sebagai bahan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Besi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Besi) diakses pada tanggal 30 Desember 2012.


Anonim. 2012. Metode Penambahan Standar. (http://oshin-mungil.blogspot.com) diakses pada tanggal
30 desember 2012.
Anonim. 2012. Spektrofotometri Sinar Tampak.(http://wanibesak.wordpress.com) diakses pada tanggal
30 Desember 2012. 
Anonim. 2012. Spektrofotometri Sinar Tampak.(http://wanibesak.wordpress.com) diakses pada tanggal
30 Desember 2012. 
Anonim. 2012. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa pada pengukuran serapan.
(id.scribd.com) diakses pada tanggal 30 desember 2012.
Anonim. 2012. Laporan Penentuan Kadar Besi. (http://faradillahchemistry09.blogspot.com) diakses
pada tanggal 30 desember 2012.
Anonim. 2012. Penentuan adar besi dalam sampel. (http://tivachemchem.blogspot.com). Diakses pada
tanggal 30 desember 2012.
Keenan, K., and Wood. 1990.  Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Panji, T. 2012. Teknik Spektroskopi untuk Elusidasi Struktur Molekul. Graha Mulia. Yogyakarta.
Rukaesih, A. 2004. Kimia Lingkungan. ANDI. Yogyakarta.
Unang, S. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik.  Widya Padjajaran. Bandung.
Vogel.  1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Kalman Media Pust

Anda mungkin juga menyukai