Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benzaldehid adalah senyawa aromatik aldehid dengan rumus kimia C7H6O.
Karakteristik dari senyawa ini, yaitu memiliki bau seperti almond, mudah terbakar, dan
memiliki titik didih sebesar 179oC. Benzaldehid merupakan produk antara (intermediate)
sebagai bahan baku sintesa produk kimia lainnya, seperti benzyl alcohol dan
benzylamine.
Ketersediaan benzaldehid di Indonesia masih bergantung pada negara lain (impor).
Jika ditinjau dari ketersediaan bahan baku pembuatan yang cukup melimpah
sesungguhnya terbuka peluang yang cukup besar untuk mendukung keberlanjutan
produksi benzaldehid sehingga secara perlahan dapat mengurangi kebutuhan impor. Oleh
karena itu, prarancangan pabrik benzaldehid dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam
negeri terhadap produk benzaldehid baik sebagai produk antara (intermediate) maupun
produk akhir industri.

1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan


Kapasitas rancangan pabrik benzaldehid ditentukan umumnya berdasarkan data
kebutuhan dalam negeri (domestik) dan kapasitas minimum pabrik yang sudah berjalan.
Kebutuhan benzaldehid di dalam negeri diketahui dari data impor dan ekspor benzaldehid
yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dapat diperkirakan bahwa kebutuhan
benzaldehid cenderung meningkat setiap tahunnya karena perkembangan berbagai
industri yang menggunakan benzaldehid sebagai bahan baku. Peningkatan impor
benzaldehid di Indonesia selama periode 2009-2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (2015), kebutuhan
impor benzaldehid rata-rata per tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2015 adalah sebesar
38.427 kg. Kemudian perkiraan impor benzaldehid di Indonesia pada tahun 2020 yang
dihitung menggunakan metode regresi linier adalah sebesar 34.325 kg. Selain itu,
berdasarkan publikasi Nachiket Ghumare (2015) menyatakan bahwa kebutuhan
benzaldehid secara global pada tahun 2023 diperkirakan mencapai US$ 318 juta yang
setara dengan kebutuhan sebesar 63.600 ton/tahun dengan asumsi harga benzaldehid rata-

1
rata sebesar $ 5 per kg juga menjadi salah satu informasi yang memengaruhi penentuan
kapasitas rancangan pabrik benzaldehid.

Tabel 1.1 Data Impor-Ekspor Benzaldehid di Indonesia


Tahun Impor (kg) Ekspor (kg)
2009 39.686 2
2010 31.875 1
2011 53.923 1
2012 33.508 56
2013 35.749 56
2014 32.185 354
2015 42.062 255
2016 35.441 11
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

60000
50000 y = -497,06x + 1E+06
Impor (kg)

40000
30000
20000
10000
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Kapasitas Impor Benzaldehid pada Tahun 2009 -2016

Kapasitas dari pabrik yang sudah berproduksi menjadi salah satu faktor untuk
menentukan kapasitas pabrik yang sesuai guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
memenuhi peningkatan kebutuhan secara global. Untuk pabrik komersial benzaldehid
beserta kapasitasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2. Berdasarkan uraian data impor-ekspor,
nilai perdagangan benzaldehid secara global, dan kapasitas produksi pabrik benzaldehid
yang sudah didirikan maka dapat ditentukan bahwa kapasitas rancangan pabrik
benzaldehid yang dapat memenuhi sejumlah target di atas adalah pabrik dengan kapasitas
sebesar 4.000 ton/tahun.
Untuk ketersediaan bahan baku pembuatan benzaldehid, yaitu toluena dapat
diperoleh dari PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama yang memiliki kapasitas
sebesar 100.000 ton/tahun.

2
Tabel 1.2 Kapasitas Pabrik Benzaldehid
Kapasitas
Perusahaan Lokasi
(ton/tahun)
Emerald Performance Materials, BV Rotterdam, Netherland 100.000
Hubei Jusheng Technology Co., Ltd. Tianmen, China 50.000
Shenyang Huijinfengda Chemicals, Co., Ltd. Liaoning, China 20.000
Jiangsu Jiamai Chemicals, Co., Ltd. Jiangsu, China 10.000
Gwalior Chemical Industries Ltd. Mumbai, India 8.400
Wuhan Dico Chemicals, Co., Ltd. Hubei, China 5.000
Panorama Aromatics, Ltd. Gujarat, India 3.600
Danyang Wanlong Chemicals, Co., Ltd. Danyang, China 3.000
Kadillac Chemicals, Pvt. Ltd. Gujarat, India 2.400
Shimmer Chemicals, Pvt. Ltd. Gujarat, India 1.800
Haohua Industry, Co., Ltd. Shandong,China 100
Sumber : www.transparencymarketresearch.com

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik benzaldehid ini ditetapkan di Kawasan Industri Tuban, Jawa Timur
berdasarkan beberapa faktor yang mendukung, yaitu:
a. Dekat dengan sumber bahan baku
Bahan baku pembuatan benzaldehid yaitu toluena dipenuhi oleh PT. Trans-
Pacific Petrochemical Indotama di Tuban sehingga jarak yang dekat dengan sumber
bahan baku akan menekan biaya transportasi dan memudahkan dalam penyediaan
bahan baku.
b. Penyediaan bahan bakar, energi, dan air
Daerah Tuban merupakan kawasan industri di Indonesia yang menyediakan
fasilitas listrik berasal dari PLTU Tanjung Awar-awar. Lokasi yang dipilih dialiri
beberapa daerah aliran sungai, salah satunya sungai Prumpung yang bermuara menuju
Laut Jawa sehingga kebutuhan air sebagai salah satu kebutuhan utilitas pabrik dapat
terpenuhi.
c. Sarana transportasi dan infrastruktur
Tuban sebagai salah satu daerah terpilih sebagai kawasan industri memiliki
infrastruktur yang memadai dan sarana transportasi baik melalui darat maupun laut.
Kawasan ini dilalui jalur darat Merak (Banten)-Gilimanuk (Bali) dan dekat dengan
Pelabuhan Indonesia III, Gresik serta Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

3
d. Pemasaran produk
Lokasi pabrik sangat strategis untuk pemasaran produk ke berbagai industri di
dalam negeri (Jakarta, Gresik, Sidoarjo, Surabaya) maupun ekspor ke luar negeri yang
didukung sarana transportasi yang memadai.
e. Tenaga Kerja
Kebutuhan sumber daya manusia dalam proses pembagunan pabrik dan
pelaksanaan produksi dapat dipenuhi oleh daerah dengan jumlah penduduk sebesar 1,2
juta jiwa. Keberadaan pabrik dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan per kapita penduduk.
f. Faktor-faktor lain
Daerah Tuban saat ini menjadi salah satu wilayah pengembangan kawasan
industri baru di Jawa Timur sehingga faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial, dan
perencanaan pengembangan wilayah telah disiapkan dengan baik.

1.4 Tinjauan Proses


1.4.1 Pemilihan Proses
Pembuatan benzaldehid dapat dilakukan melalui beberapa macam proses berikut
(Mc. Ketta, 1977).
1. Klorinasi Toluena
Dalam fase liquid ini, toluena diubah dahulu menjadi benzil klorida dengan
mengalirkan klorin kering ke dalam toluena yang mendidih (110oC). Benzyl klorida,
benzoltriklorida dan sejumlah kecil produk klorinasi akan terbentuk sebagai produk
samping. Hidrogen klorida diperoleh kembali dengan penyerapan oleh air. Benzyl
klorida dihidrolisis menjadi benzaldehid dengan adanya air dalam kondisi sedikit asam
atau sedikit basa. Benzaldehid murni diperoleh dengan cara distilasi dengan kemurnian
kurang lebih 98%.
C6H5CH3 + 2Cl2 → C6H5CHCl2 + 2HCl
𝑎𝑐𝑖𝑑 𝑜𝑟 𝑎𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖
C6H5CHCl2 + H2O → C6H5CHO + 2HCl
2. Oksidasi Toluena Fase Cair
Pada tahap ini toluena dioksidasi menjadi benzaldehid pada fase cair dengan
menggunakan katalis homogen. Katalisator yang biasa digunakan adalah mangan
dioksida dalam asam sulfat dan menghasilkan benzaldehid dengan yield 14%. Bila

4
kobalt digunakan sebagai katalis pada tekanan 3 atm, total konversi asam benzoat dan
benzaldehid menjadi 40%. Benzaldehid dipisahkan dengan distilasi fraksinasi.
𝑐𝑜𝑏𝑎𝑙𝑡
C6H5CH3 + O2 → C6H5CHO + H2O
3. Oksidasi Toluena Fase Uap
Toluena teroksidasi secara langsung pada fase uap dari udara dan uap toluena
dengan rasio berat 14 : 1 menggunakan katalis pada kisaran suhu 400oC-550oC. Katalis
paling selektif digunakan dalam proses ini adalah vanadium pentaoksida. Oksidasi
toluene dalam reaktor fixed bed multi tubes secara kontinyu. Ada variasi jumlah
pembentukan produk samping selama reaksi, yaitu maleik anhidrid, asam benzoat,
antraquinone, karbon dioksida dan air. Untuk mencapai kemurnian pada kisaran 98%
dilakukan pemurnian menggunakan distilasi. Konversi mencapai 20% atau total yield
30 – 50% dari penggunaan toluena.
4. Elektrokimia
Pada proses satu tahap emulsi toluena dalam 60% asam sulfat dioksidasi secara
elektrolisis membentuk benzaldehid menggunakan sepasang elektroda.
Mn2(SO4)3.5H2O merupakan sumber O2 dengan CaSO4 sebagai promotor. Toluena
yang tidak bereaksi dan elektrolit direaksikan kembali.

Dengan melihat dan mempertimbangkan keempat proses tersebut maka proses


oksidasi toluena fasa uap dipilih karena alat pemroses yang digunakan lebih sedikit dan
sederhana serta penggunaan katalis padat pada proses akan menghasilkan produk dengan
karakteristik kontaminan yang rendah.
1.4.2 Kegunaan Produk
Beberapa kegunaan benzaldehid dalam industri, yaitu
1. Zat aditif makanan dan minuman
2. Bahan baku pada industri insektisida piretroid
3. Bahan baku sintesa benzyl alkohol
4. Sebagai parfum di industri kosmetik
5. Pelarut untuk resin
6. Prekusor dalam industri farmasi
7. Bahan baku pembuatan Dibenzylamine yaitu intermediet dalam pembuatan karet

Anda mungkin juga menyukai