Anda di halaman 1dari 18

Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen

Kapasitas 40.000 ton/tahun

BAB 1

A. Latar Belakang
Perkembangan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi
jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan
seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri maju yang didukung oleh
sector-sektor lain yang tangguh. Seiring dengan perkembangan industri tersebut,
terjadi pula peningkatan pada kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu.
Dengan berkembangnya peradaban manusia, dunia industri dituntut untuk
dapat lebih meningkatkan teknologi tersebut, baik dengan penemuan-penemuan baru
maupun pengembangan teknologi sebelumnya. Perkembangan Industri di Indonesia,
khususnya industri kimia terus meningkat baik industri yang menghasilkan bahan jadi
maupun bahan baku untuk industri lain.
Butanol merupakan bahan intermediate yang digunakan sebagai bahan baku
industri hilir dalam industri tekstil, polimer, plastik, cat, surface coating, dan farmasi.
Kebutuhan butanol di dalam negeri dan luar negeri terus meningkat setiap tahunnya,
sedangkan penyediaan untuk kebutuhan dalam negeri masih dipenuhi dengan cara
impor. Oleh karena itu pabrik butanol perlu didirikan di Indonesia guna memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor sehingga meningkatkan devisa
Negara, membuka lapangan kerja baru pada penduduk disekitar wilayah industry
yang akan didirikan, mendorong berdirinya pabrik-pabrik baru yang menggunakan
bahan baku n-butanol.

B. Prospek Dasar
Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik n-butanol.
Penentuan kapasitas pabrik dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Kebutuhan dalam negeri.
Meskipun n–butanol telah diproduksi di dalam negeri, namun hingga kini
Indonesia masih mengimpor komoditi tersebut. Meski demikian, impor

Page 1
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

Indonesia akan komoditi tersebut cenderung meningkat. Data impor


butanol di Indonesia sampai taun 2014 dapat dilihat pada table 1.1
Tabel 1.1 Data Impor n-butanol

Tahun Impor (kg)


2008 24.105.331
2009 34.014.528
2011 39088456
2012 35484402
2013 40411890
2014 34599984
2015 25232347

Sumber : Badan Pusat Statistik ( Publikasi Impor 2008-2015 )

2. Ketersediaan bahan baku.


Bahan baku merupakan kelanjutan proses produksi sehingga harus terus
ada agar proses produksi bisa berlanjut. Bahan baku n-butil butiraldehid
untuk pabrik n-butanol diimpor dari Cina sedangkan hydrogen diperoleh
dari P.T Air Liquid Indonesia, Cilegon.

3. Kapasitas pabrik yang sudah ada.


Penentuan kapasitas minimal didasarkan pada kapasitas pabrik yang telah
berproduksi dan layak untuk didirikan. Tabel I.2 menunjukkan kapasitas
beberapa pabrik n-butanol di berbagai negara dan kapasitasnya.

Page 2
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

Tabel 1.2. Pabrik n-butanol yang telah beroprasi

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas(ton/tahun)

BASF Texas, Amerika Serikat 240.000


Ludwigshaven, Jerman 450.000
Dow Chemical Taft, Amerika Serikat 270.000
Texas, Amerika Serikat 255.000
Eastman Texas, Amerika Serikat 130.000
Oxea Bay City, Amerika Serikat 230.000
Oberhausen, Jerman 130.000
(http: //icis.com/pricing/commodity/butanol.htm)

Tabel 1.2. Pabrik n-butanol yang telah beroprasi lanjutan

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas(ton/tahun)


Pestrop Oxoe Stenungsund, Swedia 100.000
Oxochime Lavera, Prancis 150.000
Brunsbuttel, Jerman 4.000
Sasol
Lake Charles, Lousiana 10.000
Texmark Chemical Huston, Amerika Serikat 10.000
(http: //icis.com/pricing/commodity/butanol.htm)

Pabrik n-butanol yang sudah ada di Indonesia yaitu P.T Petro Oxo
Nusantara, Gresik memproduksi sebesar 30.000 ton/tahun. Jika dilihat
dari kebutuhan dalam negeri di inonesia masih kurang, dapat dilihat dari
data BPS bahwa kebutuhan n-butanol meningkat pada taun 2014. Maka
dari itu, akan didirikan pabrik untuk memproduksi n-butanol yang dapat
memenuhi kebutuhan di Indonesia serta apabila kebutuhan n-butanol di
Indonesia terpenuhi, maka dapat dilakukan ekspor sebagai tindak lanjut.

Page 3
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

C. Prediksi Kapasitas
Kebutuhan akan N-butanol semakin meningkat seiring dibutuhkannya bahan
baku industri hilir dalam industri tekstil, polimer, plastik, cat, surface coating, dan
farmasi. Dengan demikian kebutuhan ini perlu dipenuhi dengan membangun pabrik
baru. Pada tabel 1.1 tercantum data mengenai jumlah impor N-butanol.

40000000

35000000
Kapasitas (kg)

30000000

25000000
y = 362908x - 7E+08
R² = 0.0216
20000000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun

Gambar 1.1 Data N-butanol


Dari gambar 1.1, maka kebutuhan nitrogliserin di Indonesia dapat didekati
dengan persamaan : Y = 362908 x – 700000000
Dari persamaan tersebut dapat dihitung perkiraan kebutuhan impor
nitrogliserin pada tahun 2022, yaitu :
Y = 362908 (2022) – 700000000
Y = 33799976 Kg / tahun
Y = 33799,976 Ton / tahun
Atau dapat dibulatkan ke atassehingga menjadi 40.000ton/tahun
Dengan ditetapkannya kapasitas pabrik diharapkan :
a. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat menekan angka
impor.

Page 4
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

b. Dapat merangsang berdirinya industri kimia lainnya yang menggunakan N-


butanol sebagai bahan baku maupun bahan pembantu sehingga memperluas
lapangan kerja.
c. Dapat menambah devisa Negara dengan mengekspor produk n-butanol ke
luar negeri.

D. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa macam proses pembuatan n-butanol dengan dasar reaksi dan
bahan baku yang berbeda-beda. Pembuatan butanol dapat dilakukan melalui proses-
proses berikut:
1. Hidrogenasi
Proses ini dikenal sebagai oxo-process. Butiraldehid direaksikan dengan
hidrogen menggunakan katalisator Nickel, Copper, Cobalt, ataup
Molybdenum.Dengan perbandingan mol butiraldehid dan hydrogen
adalah 1:2 (Je et ul, 2010) Reaksi yang terjadi adalah:

n-C3H7CHO + H2 Ni
,Co   n-C4H9OH
,Cu , Mo

.
Reaksi hidrogenasi dapat dilakukan dalam fase gas. Reaktor yang
digunakan untuk reaksi hidrogenasi ini adalah fixed bed multi tube
reactor. Untuk mempercepat mekanisme reaksi digunakan katalis cobalt.
Reaktor bekerja pada tekanan 6,9 atm, temperatur 100 – 200 0C dan
konversi yang dicapai hingga 98,6%. Reaksi hidrogenasi adalah reaksi
eksoterm dengan rasio mol hidrogen : mol aldehid sekitar 1:3.
(krik otmer,1957)

Page 5
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

2. Proses Reppe
Proses Reppe adalah sintesis alkohol dari olefin, karbonmonoksida, dan
air. Reaksi yang terjadi adalah:

C3H6 + 3CO + 2H2O 


 C4H9OH + 2CO2

Reaksi dilakukan pada suhu 100 oC dan tekanan 15 atm dengan katalis
iron hydrocarbonyl. Penggunaan proses ini masih lebih sedikit dibanding
dengan oxo-process. (McKetta, 1977)

3. Fermentasi
Fermentasi merupakan proses komersial yang pertama kali untuk
memproduksi butanol. Dalam proses ini butanol, aseton, etil alkohol
diperoleh dengan fermentasi bahan yang mengandung karbohidrat.
Bakteri yang digunakan untuk fermentasi di antaranya adalah Clostridium
Acetobutylum dan Butyribacterium Methylotrophicum. Reaksi yang
terjadi adalah:

 C6H12O6 
(C6H10O5)x   CH3OCH3 + C4H9OH + C2H5OH
+ CO2 + H2
Proses fermentasi kini sudah jarang digunakan karena semakin
berkurangnya hasil pertanian yang dipakai sebagi bahan baku.
(Mcketta, 1977)

E. Pemilihan proses
1. Ekonomi
Pemilihan proses ditinjau dari aspek teknik dan ekonomi. Dengan harga
masing – masing bahan sebagai berikut :

Page 6
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

Tabel 3. Harga bahan dan produk

Komponen Berat Molekul (kg/kmol) Harga (US $ / kg)


CO 28,01 3,5
C3H6 42,08 4
H20 18,00 0
N-C4H9OH 74,123 5,16
H2 2,016 1
N-C3H7CHO 114,114 2
CO2 44.01 0,5
C6H10O5 162,141 0,01
CH3OCH3 75,043 0,012
C2H5OH 46,068 0,5
Sumber : (www.Alibaba.com dan www.Icis.com)

Untuk penyusunan potensial ekonomi (EP) dapat menggunakan


persamaan EP = Harga produk Biaya bahan baku

Perhitungan potensial ekonomi proses :

A. Proses Hidrogenasi
EP = (Harga Produk x BM Produk)-(Harga Bahan Baku x BM
Bahan Baku)
= (5,16x74,123) -{ (1x2,016) + (2x114,114)}
= US $ 92,226 / kmol

B. Proses Reppe
EP = (Harga Produk x BM Produk)-(Harga Bahan Baku x BM
Bahan Baku)
={(5,16x74,123)+(0,5x1x44,01)}-{(4x42,08)+(3x3,5x

Page 7
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

2. Matriks Pemilihan Proses


Tabel 4. Matriks pemilihan proses
Spesifikasi Hidrogenasi Proses Reppe Fermentasi

Reaktor fixed bed multi RATB *** Batch *


tube reactor **
Fase Reaksi Gas-gas ** Cair-cair *** Cair-cair ***
Suhu (oC) 100-200 oC ** 100oC ** 30-37oC ***
Tekanan 5 atm *** 15 atm ** 1 atm ***
Katalis cobalt *** iron Bakteri
hydrocarbonyl Clostridium
** Acetobutylum dan
Butyribacterium
Methylotrophicum
*
Ekonomi Potensial US $ 92,226 / kmol US $ 57,95 / -
*** kmol *
Waktu reaksi Cepat *** Lama ** Lama *
Hasil samping Tidak ada *** Ada * Ada *
Nilai 21 16 14

Dari proses-proses tersebut di atas, proses hidrogenasi merupakan


proses yang relatif sederhana dan kemungkinan pengembangannya lebih
bagus dalam hal pemakaian katalis dan kondisi operasinya. Dalam proses
pembuatan n-butanol dipilih proses hidrogenasi butiraldehid . Proses ini
dipilih dengan alasan :
1. Proses hidrogenasi tidak membutuhkan pemisahan yang rumit,
sehingga peralatan yang digunakan relatif lebih sederhana.

Page 8
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

2. Kemurnian produk yang dihasilkan cukup tinggi.


3. Yield mencapai 98%.

F. Tinjauan Termodinamika
4730K

3730K

∆HR ∆Hp

2980K ∆H298 2980K

Untuk menentukan sifat reaksi (eksotermis/endotermis) dan menentuka arah


(reversibel/irreversibel), maka perlu perhitungan menggunakan panas pembetukan
standard (∆Hf0) pada suhu 250C.

Tabel Harga ∆Hf 0 dan ∆Gf0

Komponen ∆Hf 0 (kj/mol) ∆Gf0 (kj/mol)

Hidrogen 0 0
Butiraldehid -205,02 -144,77
N-Butanol -274,3 -150,67
(Yaws,1999)
Pada proses pembentukan n-butanol terjadi reaksi sebagai berikut :

n-C3H7CHO(g) + H2(g) Ni


,Co   n-C4H9OH(g)
,Cu , Mo

Perhitungan panas reaksi standard dan konstanta kesetimbangan untuk reaksi diatas
dapat dijelaskan berikut
i. Panas reaksi standard ∆HR0 menurut perhitungan dengan data (yaws,
1999)

Page 9
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

∆HRo = ∑ ∆Hfo produk - ∑ ∆Hfo reaktan


∆HRo = (∆Hfo C4H9OH) – (∆Hfo C3H7CHO + ∆Hfo H2)
T
HR = HRo +  Cpg dT
298

HRo =  (n . Hfio produk) -  (m . Hfio reaktan)


Cpg = a + b.T + c.T2 + d.T3
dengan :
HR = Entalpi reaksi pada suhu T,kJ/kmol

H R o = Entalpi reaksi pada suhu standar,kJ/kmol

Cp g = Beda kapasitas panas produk dan reaktan,kJ/kmol.K

H f i o = Entalpi pembentukan pada suhu standar,kJ/kmol

n , m = Koefisien persamaan reaksi


Data Appendix D (Coulson,1989):
(Hfo) n-C3H7CHO = -205,15 kJ/mol = -49,0308 kkal/gmol
(Hfo) n-C4H9OH = -274,86 kJ/mol = -65,6915 kkal/gmol
(Hfo) H2 = 0 kJ/mol = 0 kkal/gmol

sehingga:
(HRo) = (-65,6915)-[(-49,0308)+(0)] = -16,6607 kkal/gmol

Karena ∆HR0 bernilai negative maka reaksi bersifat eksotermis.

ii. Konstanta Kesetimbangan (K) pada keadaan standard


∆Gfo = - RT ln K
Dimana :
∆Gfo : Energi gibbs pada keadan (T= 25oC , P= 1 atm), J/mol

Page 10
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

∆HRo : Panas reaksi, J/mol


K : Konstanta kesetimbangan
T : Suhu standard = 25oC
R : Tetapan gas ideal 8,314 J/mol.K
Sehingga ∆Gfo dari reaksi tersebut adalah :
∆Gfo = ∆Gfo produk - ∆Gfo reaktan
∆Gfo = ( ∆G C4H9OH ) – ( ∆G C3H7CHO + ∆G H2)
= (- 150,67 ) – ( - 114,77 + 0 )
= - 35,9 kJ/mol
= - 35900 J/mol
∆Gfo − 35900
Ln K298 = - = − −8,314 298 = 14,49
𝑅𝑇

iii. Konstanta kesetimbangan (K) pada T = 200 oC


𝐾1 −∆HR 1 1
ln𝐾298 = (𝑇2 - 𝑇2)
𝑅

dengan :
K298 = Konstanta kesetimbangan pada 25 oC
K1 = Konstanta kesetimbangan pada suhu operasi
T1 = Suhu standar 25oC
T2 = Suhu operasi 2000C
R = Tetapan Gas Ideal = 8,314 J/mol.K
∆HRo = Panas reaksi standar pada 25oC
=- 67.410 J/mol
67.410 1 1
Ln K 473,15 k – ln K298 k = -( 8,314 )(473,15 − )
298

Ln K 473,15 k – 14,49 = -9,1833


Ln K 473,15 k = 5,3607
K = 201,6836

Page 11
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

G. Tinjauan Kinetika
Asumsi : Karena hidrogen yang digunakan berlebih, untuk aldehid dengan 2-8
atom C, rasio mol hidrogen : mol aldehid sekitar 10 : 20 (US Patent, No.
4876402), maka reaksi dianggap order 1 semu terhadap n-C3H7CHO.
Data Kinetika (US Patent, No. 4876402):
a. Suhu (T1) = 192 oC
Tekanan = 60 psig
Konversi n-Butiraldehid = 70 %
GHSV = 14500 jam-1
b. Suhu (T2) = 210 oC
Tekanan = 60 psig
Konversi n-Butiraldehid = 99%
GHSV = 4800 jam-1

Katalisator : Copper-Zinc Oxide


Komposisi : 33% CuO, 67% ZnO
Umur katalis : 12-18 bulan
B = 90 lb/cuft, diameter = 0,25 in (PT oxo nusantara)
Persamaan (1) dapat ditulis:
(-rA) . B . dV = FAo . dxA
k . CA . B . dV = Q . CAo . dxA
dengan Q = Volume gas, cm3/detik
k. CAo . (1 – xA) . B . dV = Q . CAo . dxA

dV 1 dx A
 
Q k  ρ B (1  x A )
V xA
dx A
  (1  x
dV 1
 
Q k  ρB A)
0 0

Page 12
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

V ln(1  x A )

Q k  ρB

Q 1
k   ln(1  x A )
V ρB
Q
 GHSV , sehingga:
V
GHSV
k  ln(1  x A ) …..(3)
ρB

Jika data kinetika yang ada dimasukkan ke persamaan (3), maka:


a. Pada T1 = 192 oC
k1 = 12,1090 L/gkat . jam
b. Pada T2 = 210 oC
k2 = 15,3324 L/gkat . jam

E
Persamaan k  A  exp( ) Arrhenius: .....(4)
R T
maka:
E
ln(k)  ln(A)  .....(5)
RT
E
ln(k 1 )  ln(A)  .....(6)
RT1

E
ln(k 2 )  ln(A)  .....(7)
RT2
Persamaan (6) dikurang persamaan (7) :
E E
ln(k 1 )  ln(k 2 )   .....(8)
RT2 RT1
dengan: E = Energi aktivasi, kal/gmol
A = Faktor tumbukan

Page 13
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

R = Tetapan gas ideal, 1,987 kal/gmol . K


T = Suhu, K
Jika nilai-nilai T1, T2, k1, k2 dimasukkan ke persamaan (8), didapat:
E = 5853,6222 kal/gmol, dan A = 6831,4860 L/gkat . jam.
k = f(T)
E
k = A . exp(  )
RT
5853,6222
k = 6831,4860 exp(  )
1,987  T

2945,9598
k = 6831,4860 exp(  ) L/gkat.jam
T
PA
(-rA) = k . CA = k
RT
dengan:
PA = Y A . P
R = 0,082057 L.atm/gmol.K
maka:
2945,9598 1 1
(-rA) = 6831,4860 exp( ).( ).YA.P.( )
T 0,082057  T 3600

gmol/gkat.detik
23,12581 2945,9598
(-rA) = exp( ).YA.P gmol/gkat.detik .....(9)
T T

H. Bahan Baku dan Produk


Bahan Baku
1. n-Butiraldehid
Rumus Molekul : n-C3H7CHO
Berat Molekul : 72,107 g/gmol
Fase (1 atm, 35 oC) : Cair
Titik didih (1 atm) : 74,8 oC
Titik lebur (1 atm) : -96,4 oC
Specific gravity (60 oF) : 0,8073

Page 14
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

Densitas : 0,87 g/cm3 (20 oC)


Viskositas (cp) : 0,43
Kemurnian : 99 % n-Butiraldehid
1 % air
( Zhonggung Co., 2016)
2. Hidrogen
Rumus Molekul : H2
Berat Molekul : 2,0158 g/gmol
Fase (1 atm, 35 oC) : Gas
Titik didih (1 atm) : 20,39 oC
Titik lebur (1 atm) : 13,960 oC
Specific gravity (60 oF) : 0,07
Densitas : 0,071 g/cm3
Viskositas (cp) : 0,013
Kemurnian : 99,99 % H2
0,01 % N2
(P.T. Air Liquid, 2010)

Produk
1. n-Butanol
Rumus Molekul : n-C4H9OH
Berat Molekul : 74,123 g/gmol
Fase (1 atm, 35 oC) : Cair
Titik Didih (1 atm) : 117,73 oC
Specific gravity (60 oF) : 0,8155
Viskositas (cp) : 2,95
Densitas : 0,8109 g/cm3 (20 oC)
Kemurnian : 99 % n-Butanol
1 % air

Page 15
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

( http://chemicalland21.com/MSDS-n-butanol.htm, 2016)

I. Lokasi Dan Tata Letak Pabrik

A. Lokasi Pabrik
Lokasi suatu pabrik dapat mempengaruhi posisi pabrik dalam persaingan dan
kontinuitas produksinya. Lokasi pabrik yang tepat akan memberikan keuntungan bagi
pabrik tersebut dan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan faktor keamanan
lingkungan. Penentuan lokasi pabrik menggunakan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku n-butiraldehid akan diimpor dari luar negeri, oleh karena itu pabrik
diusahakan dekat dengan pelabuhan laut dan daerah dengan infrastruktur
penunjang yang telah bagus.
2. Letak daerah
Pabrik direncanakan didirikan di kawasan industri yang cukup jauh dari
kepadatan penduduk, tersedianya tanah yang luas dan fasilitas yang cukup
memadai.
3. Pemasaran
Lokasi pabrik harus mempertimbangkan tempat produk akan dipasarkan.
4. Tenaga kerja
Pabrik sebaiknya didirikan di daerah yang memiliki tenaga kerja terampil yang
memadai sehingga masalah tenaga kerja tidak akan menimbulkan kendala yang
berarti.
Pada perancangan pabrik n-butanol ini dipilih lokasi pabrik di Cilegon,
Banten. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik ini adalah
sebagai berikut:
1. Kota Cilegon dekat dengan pelabuhan, sehingga akan mempermudah
pengimporan bahan baku.

Page 16
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

2. Sumber energi, utilitas air dan listrik cukup tersedia.


3. Sarana telekomunikasi dan transportasi mudah.
4. Berdekatan dengan kawasan industri Cilegon, sehingga memudahkan pemasaran
produk.

B. Tata Letak Pabrik


Letak peralatan proses di dalam pabrik harus dirancang sedemikian rupa
supaya efisien. Beberapa hal yang dipertimbangkan mengenai tata letak pabrik yang
baik adalah:
1. Keamanan
Letak alat proses harus sebaik mungkin agar apabila terjadi kebakaran tidak ada
yang terperangkap di dalamnya. Untuk alat-alat yang berbahaya , letak alat harus
mudah dijangkau oleh kendaraan atau alat pemadam kebakaran.
2. Perawatan
Penempatan alat harus memperhatikan faktor kemudahan dalam perawatan atau
perbaikan masing-masing alat.
3. Distribusi bahan
Susunan pabrik harus memungkinkan adanya distribusi bahan scara cepat dan
tepat sehingga pengolahan bahan baku menjadi produk lebih efisien.
4. Perluasan dan pengembangan
Setiap pabrik yang didirikan dapat berkembang dengan penambahan unit
sehingga diperlukan susunan pabrik yang memungkinkan adanya perluasan.

J. Diagram Alir Proses

Page 17
Pra Rancangan Pabrik N-butanol dari Butiraldehid dan Hidrogen
Kapasitas 40.000 ton/tahun

Page 18

Anda mungkin juga menyukai