Anda di halaman 1dari 36

TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene dan Air


dengan Kapasitas 330.000 Ton/Tahun

LAPORAN IV A
REAKTOR DAN SISTEM REAKSI

Pembimbing
Dr. Sunarno, ST., MT.
Koordinator
Muhammad Iwan Fermi, ST., MT

Kelompok 2020-1-2
Dian Citra Sukmadewi 1707122479
Boby Muharmansyah 1707122663
Yunida Sartika 1707122467

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
2022
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021

LAPORAN IV A
Reaktor dan Sistem Reaksi

Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene dan Air


dengan Kapasitas 330.000 Ton/Tahun

Kelompok 2020-1-2
Dian Citra Sukmadewi 1707122479
Boby Muharmansyah 1707122663
Yunida Sartika 1707122467

Catatan:

Pekanbaru, Agustus 2022


Disetujui Pembimbing,

Dr. Sunarno, ST., MT.


NIP. 19710429 199803 2 001

Laporan 4A i
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Deskripsi Proses...................................................................................1
BAB II DASAR PERANCANGAN......................................................................4
2.1 Fixed-bed Reactor.................................................................................4
2.1.1 Kinetika Reaksi............................................................................5
2.1.2 Kriteria Perancangan Reaktor Fixed Bed.....................................6
2.2 Perancangan Reaktor..........................................................................7
2.2.1 Jenis Reaktor...............................................................................7
2.2.2 Menentukan Konstruksi Reaktor.................................................8
2.2.3 Menghitung Dimensi Reaktor.....................................................8
2.2.4 Aplikasi Reaktor Fixed Bed......................................................11
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN..............................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

Laporan 4A ii
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Adiabatic fixed bed reactor (A) dan muti-tubular fixed bed reactor
(B) (Eigenberger, 1972)......................................................................5
Gambar 2.2 Diagnosa dan desain reaktor fixed bed (Rase, 1990).........................6
Gambar 2.3 Elipstical Dished Head.....................................................................11

Laporan 4A iii
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
T-Butyl Alkohol merupakan salah satu dari empat isomer Butanol
yang dikenal juga dengan nama T-Butyl Alcohol, 2-Methyl-2-Propanol,
Trimethyl Carbinol, sering disingkat dengan nama TBA dan memiliki
rumus molekul C4H9OH (Kirk-Othmer, 1997). Tertiary Buthyl Alkohol
(TBA) termasuk salah satu bahan kimia yang masih di import hingga saat
ini, Indonesia mengimport kebutuhan TBA dari Jepang, Korea Selatan,
Thailand, Amerika Serikat, Belanda, dan Italia (Biro Pusat Statistik, 2001).
Kegunaan T-Butyl Alkohol adalah sebagai bahan baku pembuatan
tersier butyl chloride, sebagai bahan baku pembuatan tersier butyl phenol
dimana bahan ini digunakan untuk membuat phenolic resin, sebagai bahan
dasar dalam pembuatan parfume sintesis, sebagai bahan antiknocking yang
bebas polusi pada bahan bakar bermotor dan sebahai solvent.
Sampai saat ini t-Butyl Alkohol belum diproduksi di Indonesia,
sehingga semua kebutuhan di dalam negeri masih harus diimpor. Meskipun
dengan volume yang tidak terlalu besar, namun selama periode 2008–2012
impornya cenderung mengalami peningkatan (BPS, 2013). Maka di
Indonesia perlu didirikan pabrik t-Butyl Alkohol diharapkan nantinya dapat
memasarkan produk-produk dari bahan baku t-Butyl Alkohol dengan harga
yang lebih murah, sekaligus dapat mempertahankan pasar dalam negeri
serta dapat melakukan diversifikasi produk yang bernilai ekonomi lebih
tinggi untuk memperbaiki perekonomian dan menambah pendapatan
bangsa. T-butyl alkohol dapat diproduksi dengan reaksi sebagai berikut:

Dowex 50
(CH3)2C=CH2 + H2O ter-C4H9OH
50−90 ℃

1.2 Deskripsi Proses


Bahan baku isobuthylena cair ( i-C4H8 ) dari tangki penyimpan
bahan baku pada suhu 30 °C diumpankan dengan menggunakan pompa-01
menuju ke mixer-01 yang kemudian menuju ke dalam reaktor fixed bed
multitube-01 pada suhu 70 °C untuk direaksikan dan air dari utilitas

Laporan 4A 1
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

diumpankan dengan menggunakan pompa-02 menuju ke mixer-01 yang


kemudian menuju ke dalam reaktor fixed bed multitube-01 pada suhu 70 °C
tekanan 1 atm untuk direaksikan secara bersamaan. Di dalam reaktor terjadi
reaksi antara isobuthylena ( i-C4H8 ) dengan air menjadi Tersier Butil
Alkohol / TBA (i-C4H9OH) dengan menggunakan bantuan katalisator.
Pada proses ini katalis yang digunakan adalah Dowex - 50. Di dalam
reaktor terjadi reaksi sebagai berikut:

Dowex 50
(CH3)2C=CH2 + H2O ter-C4H9OH
50−90 ℃

Reaksi antara isobuthylena (i-C4H8) dengan air menjadi TBA (i-


C4H8GH) berlangsung pada range suhu 70°C tekanan 1 atm. Pada suhu
yang lebih tinggi katalisator Dowex-50 akan mengalami kerusakan gugus
fungsional sehingga tidak mampu mengkatalisi reaksi yang bersifat
eksotennis yaitu reaksi tersebut dapat melepaskan sejumlah panas pada saat
berlangsungnya suatu reaksi, sehingga akan memerlukan pendingin yang
cukup banyak agar reaksi terjadi sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Hasil reaksi yang keluar reaktor berupa isobutilen (i-C4H8). isobutana
(i-C4H10), air (H20), dan TBA (C4H9OH) pada suhu 70°C tekanan 1 atm,
selanjutnya akan di pompakan ke dalam flus drum-01. cairan hasil keluar
dari flush drum-01 dengan suhu 60°C tekanan 1 atm kemudian diembunkan
di dalam condcnsor-01 sehingga suhunya menjadi 55°C dan tekanan 1atm.
Campuran hasil pendinginan yang keluar dari condensor-01 kemudian
dipompakan ke cooler-01 dengan suhu -8°C dan tekanan 1atm. Campuran
uap dan cairan dipisahkan dengan menggunakan flush drum-01. Cairan
yang diperoleh kemudian menjadi umpan menara destilasi-01 sedangkan
gas yang terbuang dari flush drum-01 berupa isobutilena (i-C4H8) dan
isobutana (i-C4H10) dengan suhu 60 °C tekanan 1 atm kemudian
dipompakan ke cooler-01. Cairan yang keluar dari cooler-01 dipisahkan
dengan menggunakan flush drum-01. Selanjutnya gas yang terbuang dari
flush drum-02 berupa isobutilena (i-C4H8) dan isobutana (i-C4H10) dengan
suhu -8 °C diembunkan oleh condenser-02 dengan suhunya menjadi -5 °C
tekanan 1 atm.

Laporan 4A 2
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Cairan yang diperoleh dari Flush drum-01 mejadi umpan menara


distilasi-01. Didalam menara destilasi-01 cairan TBA (C4H10O), isobutilena
(i-C4H8), isobutana (i-C4H10) dan air (H2O) akan terpisah, yang berupa uap
akan naik ke bagian atas menara destilasi dan akan diembunkan di dalam
condenser-03 sehingga keluaran condenser-03 menuju ke reflux drum-01
untuk ditampung terlebih dahulu dan menjaga kontinuitas dan kestabilan
aliran TBA (C4H10O), isobutilena (i-C4H8), isobutana (i-C4H10) dan air (H2O)
yang didominasi oleh TBA (produk utama) dengan kemurnian TBA 98%
dan pada suhu 85°C tekanan 1 atm. Hasil dari reflux drum-01 sebagian di
alirkan menuju tangki-04 dan sebagian cairan hasil pengembunan akan
menuju kembali menara destilasi-01. Arus keluaran dari reflux drum-01
didinginkan dengan menggunakan cooler-01 dari suhu 85°C menjadi 30°C
kemudian dialirkan menuju tangki penyimpanan produk (T-03) akhir
dengan suhu 30 °C dan tekanan 1 atm untuk selanjutnya akan dijual.
Sedangkan hasil bawah dari menara destilasi-01 yang berupa campuran
TBA (C4H10O) dan air (H2O) dialirkan melewati reboiler-01 yang sebagian
uapnya akan dikembalikan ke menara destilasi-01 dan yang sebagian lagi
dialirkan menuju tangki-05 kemudian didinginkan dengan cooler-02 dari
suhu 90°C menjadi 30°C kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan
produk (T-04) dengan suhu 30°C tekanan 1 atm.

Laporan 4A 3
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

BAB II
DASAR PERANCANGAN
2.1 Fixed-bed Reactor
Reaktor fixed bed dapat didefinisikan sebagai suatu tube silindrikal
yang dapat diisi dengan partikel-partikel katalis. Selama operasi, gas akan
melewati tube dan partikel-partikel katalis, sehingga akan terjadi reaksi.
Pada prinsipnya pertukaran panas pada fixed bed reactor mirip dengan
sebuah heat exchanger dimana terjadi pelepasan dan pengambilan panas
dari dua aliran yang berbeda temperaturnya yang terpisah oleh dinding
tube-tube, aliran kedua fluida bisa jadi crossflow, co-current maupun
countercurrent flow.
Pada reaktor ini aliran reaktan yang masuk ke bagian tube bisa jadi
searah dengan aliran fluida pendingin atau pemanas yang berada pada
bagian shell atau bisa juga berlawanan arah. Semua bergantung pada
besarnya efisiensi yang tercapai dan besarnya konversi yang diperoleh. Pada
umumnya reaktan-reaktan telah mengalami mixing terlebih dahulu pada
bagian pretreatment reaktan. Setelah kondisinya sesuai dengan kondisi feed
yang diinginkan di reaktor, maka baru bisa dialirkan menuju bagian dalam
tube. Sedangkan katalisnya berupa padatan telah ditempatkan sebelumnya
di bed-bed yang telah diperhitungkan tebalnya. Aliran pemanas atau
pendingin akan ditempatkan di bagian shell. Reaktan mengalir di sepanjang
tube dan bersamaan dengan itu akan terjadi reaksi yang dibantu oleh katalis
yang telah ditempatkan di bed-bed sepanjang reaktor. Reaksi akan terjadi
sehingga apabila telah mencapai ujung reaktor akan didapatkan produk
dengan konversi yang sesuai dengan yang diinginkan.
Reaktor fixed bed digunakan untuk umpan pereaktan yang
mempunyai viskositas kecil. Reaktor fixed bed berbentuk tabung dan diisi
dengan partikel katalis padat, paling sering digunakan untuk mengkatalisis
reaksi gas. Reaksi kimia terjadi pada permukaan katalis. Keuntungan

Laporan 4A 4
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

menggunakan reaktor fixed bed adalah konversi yang lebih tinggi per berat
katalis daripada reaktor katalitik lainnya. Konversi didasarkan pada jumlah
katalis padat dan bukan volume reaktor (Davis, 2003).
Menurut Cesarina (2013), beberapa masalah yang dapat timbul pada
reaktor fixed bed adalah terjadinya penurunan tekanan (pressure drop) yang
cukup besar di sepanjang reaktor dan terbentuknya hotspot dimana terjadi
perbedaan yang cukup besar antara suhu katalis dengan suhu reaktor
sehingga dapat memengaruhi kinerja reaktor. Meski demikian, konversi
pada reaktor fixed bed masih lebih besar dibandingkan reaktor fluidized
bed.
Reaktor fixed bed semakin banyak digunakan dalam beberapa tahun
terakhir untuk mensintesis zat berbahaya dan beracun. Sebagai contoh,
reaktor ini digunakan untuk menghilangkan nitrogen oksida dari gas buang
pembangkit listrik serta pemurnian gas buang dari knalpot. Terdapat dua
jenis reaktor fixed bed yaitu adiabatic fixed bed reactor dan multi-tubular
fixed bed reactor. Kedua jenis reaktor ini diilustrasikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Adiabatic fixed bed reactor (A) dan muti-tubular fixed bed reactor
(B) (Eigenberger, 1972)
2.1.1 Kinetika Reaksi
Dikutip dari Fang dan Cao (2000) laju reaksi pembentukan dimetil
karbonat diperoleh dengan persamaan berikut ini:

Laporan 4A 5
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

( )
5
−0,1589 ×10
r = 0,3674 × 107 exp 1,402 0,953 0,005
× pCH 3 OH × pCO × p O 2 ..........(2.1)
RT

Dimana:
r = Laju reaksi (mol/gram.jam)
k = frequency factor = 0,3674 × 107
E = Energi aktivasi (j/mol) = -0,1589 × 105
R = Konstanta gas universal (J/mol.K)
T = Temperatur (K)
2.1.2 Kriteria Perancangan Reaktor Fixed Bed

Pada perancangan reaktor fixed bed, terdapat beberapa ketentuan yang


harus ditinjau yaitu skala reaktor yang dibangun termasuk dimensi reaktor.
Skala reaktor yang biasa diaplikasikan dalam bidang Teknik Kimia meliputi
skala industri, skala pilot dan skala laboratorium. Hal ini disebabkan karena
dimensi reaktor komersial berbeda dengan reaktor skala laboratorium.
Perancangan reaktor ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Rase H.F. pada tahun 1990. Desain reaktor fixed bed yang dibangun Rase
diilustrasikan pada Gambar 2.2.

Laporan 4A 6
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar 2.2 Diagnosa dan desain reaktor fixed bed (Rase, 1990)
Pada prinsipnya reaktor fixed bed terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
 Unggun katalis (1)
 Support (2)
 Calming section (3)
 Saluran input/output (4)

Perancangan reaktor fixed bed didasarkan pada “design basis” sebagai


berikut:
1. Ukuran reaktor skala laboratorium = 1 liter
2. Rasio tinggi unggun dengan diameter reaktor (H/D) = 2,8

0,64
3. Calming section = dari unggun
2,8

2,8
4. Tinggi unggun = dari tinggi total
5,06
5. Laju alir,

Laporan 4A 7
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

 minimum = 0.30 liter per menit


 maksimum = 3.33 liter per menit

Katalis untuk reaktor fixed bed harus memenuhi syarat sebagai


berikut:
1. Diameter: 0,3 – 0,7 cm
2. Bentuk: bola

Reaktor utama ini harus dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti:


 Pompa
 Flowmeter
 Sistem perpipaan
 Tangki umpan
 Tangki produk
2.2 Perancangan Reaktor
Untuk merancang Reaktor diperlukan asumsi-asumsi dan pendekatan.
Berikut ini adalah asumsi dan pendekatan yang digunakan pada
perancangan reaktor pada pabrik ini adalah:

2.2.1 Jenis Reaktor


Dipilih reaktor jenis fixed bed dengan pertimbangan sebagai berikut
(Hill, 1977):
a. Reaksi yang berlangsung adalah fase cair dengan katalis padat.
b. Menggunakan katalis yang berumur panjang.
c. Ukuran katalis dowex-50 (4 mm) lebih sesuai untuk reaktor fixed bed
yang mempunyai batasan ukuran katalis 2 – 5 mm.
d. Kehilangan katalis termasuk kecil jika dibandingkan dengan reaktor
fluidized bed.
e. Tidak perlu pemisahan katalis dari gas keluaran reaktor.
f. Konstruksi reaktor lebih sederhana jika dibandingkan dengan reaktor
fluidized bed sehingga biaya pembuatan, operasional, dan perawatannya
relatif murah.

Laporan 4A 8
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

2.2.2 Menentukan Konstruksi Reaktor


Dipilih bahan konstruksi baja carbon steel SA 283 dengan
pertimbangan :
a. Bahan tahan untuk operasi tekanan dan suhu maksimum yang besar.
b. Bahan konstruksi carbon steel cukup ekonomis
2.2.3 Menghitung Dimensi Reaktor
a) Menghitung densitas gas (ρg)
Mengikuti persamaan (Perry, 1999) berikut :
M.P
ρ g= ...................................................(2.2)
R.T
Dengan :
M = BM rata-rata umpan
P = tekanan (atm)
R = 82,05 (atm cm2/mol K)
T = suhu (K)
b) Menghitung viskositas gas (µg)
Mengikuti persamaan (Yaws, 1999) berikut :
µ gas = A+ B .T +C . T 2.......................................(2.3)
c) Menghitung volume gas reaktor (V)
Kecepatan volumetrik dapat dihitung dengan persamaan:
nRT
V= ...........................................................(2.4)
p
Dengan :
n = laju alir massa gas umpan (mol/s)
R = Konstanta gas ideal (atm.cm3/mol.K)
P = Tekanan (atm)
T = Temperatur (K)
V = volume gas reaktor (m3/s)
d) Menghitung konduktivitas gas umpan (kgas)
Kgas = A + BT + CT2 (Yaws, 1999)................................(2.5)
e) Menghitung kapasitas panas campuran gas (Cp)
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4 (Yaws, 1999)............(2.6)
f) Menghitung Ukuran dan Jumlah Tube

Laporan 4A 9
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Diameter pipa reaktor dipilih berdasarkan pertimbangan agar perpindahan


panas berjalan dengan baik. Mengingat reaksi yang terjadi eksotermis,
untuk itu dipilih aliran gas dalam pipa turbulen agar koefisien perpindahan
panas lebih panas lebih besar. Pengaruh ratio Dp / Dt terhadap koefisien
perpindahan panas dalam pipa yang berisi butir-butir katalisator
dibandingkan dengan pipa kosong yaitu hw/h telah diteliti oleh Colburn’s
(Smith,1985) yaitu:
Dp/Dt 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
hw/h 5,5 7 7,8 7,5 7 6,6
Dengan:
hw = koefisien perpindahan panas dalam pipa berisi katalis
h = koefisien perpindahan panas dalam pipa kosong
Dp = diameter katalisator
Dt = diameter tube
g) Menentukan susunan tube
Direncanakan tube disusun dengan pola triangular pitch, dengan alasan :
1. Turbulensi yang terjadi pada susunan segitiga sama sisi lebih besar
dibandingkan dengan susunan bujur sangkar, karena fluida yang mengalir
di antara pipa yang letaknya berdekatan akan langsung menumbuk pipa
yang terletak pada deretan berikutnya.
2. Koefisien perpindahan panas konveksi (h) pada susunan segitiga 25%
lebih tinggi dibandingkan dengan fluida yang mengalir dalam shell pada
susunan segi empat.
Pt = 1,25 ×ODt ........................................................(2.7)
C’= Pt −OD.............................................................(2.8)


2
IDs = 4 × Nt × Pt × 0,866 .....................................(2.9)
π
Dengan:
Pt = Pitch (in)
C’ = Clearance (in)
ODt = Outside diameter tube (in)
OD = Outside Diameter (in)

Laporan 4A 10
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

IDs = Inside diameter shell (in)


Nt = Jumlah tube
h) Menghitung tebal dinding reaktor
Dari Brownell hal.342 dipilih bahan dengan spesifikasi :
Plate steel = SA-283
T design = 130oC
P design = 1 atm = 14,69 psi
P maksimum diijinkan (f) = 12,650 psi
Efisiensi pengelasan (E) = 80%
Faktor korosi (c) = 0,25
Persamaan yang digunakan :
P . ri
ts= ....................................................(2.10)
f . E−(0,6. P)
i) Menghitung tebal head reaktor (th)
Bentuk head : Elipstical Dished Head
Bahan yang digunakan : Stainless steel SA-283
P . IDs
th= + c .............................................(2.11)
2 f . E−(0,2. P)
Dimana:
P = tekanan design (psi)
ID𝑠 = diameter dalam reaktor (in)
F = maximum allowable stress (psi)
E = efisiensi pengelasan = 0,85
C = faktor korosi = 0,25
j) Menghitung tinggi head reaktor (OA)
Data-data icr, r, th pada ts dan OD dapat dilihat pada tabel 5.7 Brownell
dan Young. Harga sf dilihat dari tabel 5.6 Brownell dan Young.

Laporan 4A 11
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar 2.3 Elipstical Dished Head


OA = th + b + sf ..............................(2.12)
Dengan:
OA = tinggi head reaktor
a = ID/2
AB = a – icr
BC = r – icr

AC = √ BC 2− AB2

b = r – AC
k) Menghitung Volume total tumpukan katalis
π 2
V= × ID × Z ....................................................................................(2.16)
4
l) Menghitung berat tumpukan katalis
W = V × ρ.............................................................................................(2.17)

2.2.4 Aplikasi Reaktor Fixed Bed


Aplikasi reaktor fixed bed kebanyakan untuk fasa gas. Ada beberapa
contoh aplikasi jenis reaktor ini. Untuk fasa cair, biasanya diterapkan dalam
bidang bioreaktor. Berikut beberapa contoh aplikasi reaktor fixed bed:
1. Hidrogenasi

Laporan 4A 12
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Hidrogenasi adalah reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen


(H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke
sebuah molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan
efisien dan dapat digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan
dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan
rankap dua dan tiga hidrokarbon. Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi
hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam suksinat.(Hudlický,1996)
2. Hydro-cracking
Reaksi hydrocracking bertujuan mengubah umpan fraksi berat
menjadi produk dengan berat molekul yang lebih ringan dengan disertai
penghilangan sulfur dan nitrogen serta penjenuhan senyawa olefin dan
aromatik. Sulfur organik diubah menjadi senyawa H2S sedangkan senyawa
nitrogen diubah menjadi NH3 dan senyawa oksigen (tidak selalu ada)
diubah menjadi H2O (Pujado, 2010).

Laporan 4A 13
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN

Lembar Spesifikasi Alat


Nama Alat Reaktor Fixed Bed
Kode Alat R- 01
Fungsi Mereksikan isobuten, isobutan, dan air
menjadi t-butyl alkohol
Jenis Fixed Bed Reactor
Material Carbon Steel SA-283
Kondisi Operasi
Tekanan 1 Atm
Temperatur 70 °C
Proses Continous
Laju Alir 5710,765 kg/jam
Jumlah Reaktor 1 Unit
Tube
Dp/Dt 0,15
hw/h 7,8
Susunan Tube Triangular Pitch
Tinggi Tube 4,975 M
Shell
Diameter dalam shell (IDs) 0,387 M
Diameter luar shell (ODs) 1,302 M
Baffle Space 0,194 M
Volume shell 0,586 m3
Head dan Bottom
Jenis Head Eliptical Flanged & Dished Head
Tinggi Head (OA) 0,122 M
Volume Head (Vh) 4,41×10 -6
m3
Depth of Dish (b) 0,068 M
Reaktor
Tinggi Reaktor 5,219 M
Volume Reaktor 0,607 m3
Total Berat Reaktor 467,186 Kg

Laporan 4A 13
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar 3a. Eliptical Flanged & Dished Head

Gambar 3b. Tebal Head Reaktor

Laporan 4A 14
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

DAFTAR PUSTAKA
Brownell E. L dan Edwin H. Y. 1959. Process Equipment Design. New York.
JohnWilley & Son's, inc.
Cesarina, F. 2013. Pemodelan dan Simulasi Reaktor Unggun Tetap untuk Reaksi
Dekomposisi Katalitik Metana. Depok. Universitas Indonesia.
Davis, M. 2003. Fundamentals of Chemical Reaction Engineering. New York.
Eigenberger, G. 1972. On the Dynamic Behavior of the Catalytic Fixed-Bed
Reactor in the Region of MultipieSteady States – II. Stuttgart. Universitiit
Stuttgart.
Fang, D., dan Cao, F. 2000. Intrinsic kinetics of direct oxidative carbonylation of
vapour phase methanol to dimethyl carbonate over Cu-based
catalysts. Chemical Engineering Journal, 78(2-3), 237-241.
Fogler, H. S. 2016. Elements of chemical reaction engineering fifth edition.
Prentice Hall.
Hill, C G. 1977. An Introduction to Chemical Enineering Kinetics and Reactor
Design. Kanada. John Wiley & Sons, Inc.
Hudlický, Miloš. 1996. Reductions in Organic Chemistry. Washington D.C.:
American Chemical Society.
Hürol, S. 2013. Numerical Methods for Solving Systems of Ordinary Differential
Equations (Doctoral dissertation, Eastern Mediterranean University
(EMU)).
Perry, R.H. dan Green D.W. 1999. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 7th
edition. New York. McGraw-Hill Book Company.
Pujado, Peter. 2010. Handbook of Petroleum Processing. Netherland: Springer.
Rase, H.F. 1990. Fixed Bed Reactor Design and Diagnostics: Gas-Phase
Reactions. Boston. Butterworths.
Smith, J.M. 1985. Chemical Engineering Kinetics 5th ed. Singapura. McGraw-
Hill Book Company
Wang, Y., Jia, D., Zhu, Z., dan Sun, Y. 2016. Synthesis of Diethyl Carbonate
from Carbon Dioxide, Propylene Oxide and Ethanol over KNO3-CeO2 and
KBr-KNO3-CeO2. Catalysts, 6(52).
Yaws, C. L. 1999. Chemical Properties. New York. McGraw-Hill Book
Company.

Laporan 4A 15
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Laporan 4A 16
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

Jenis : Reaktor Fixed Bed Multitube


Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi antara isobuten, isobutan,
dan air pada fase cair menjadi t-butyl alkohol
Kondisi Operasi : Suhu = 70℃
Tekanan = 1 atm
Tujuan : 1. Menentukan Jenis Reaktor

2. Menghitung Laju Reaksi

3. Menghitung Volume Reaktor

4. Massa Katalis

5. Menentukan Tube Reaktor

6. Menentukan Shell Reaktor

7. Menentukan Head dan Bottom Reaktor

8. Menentukan Dimensi Reaktor

9. Kebutuhan Pendingin

10. Menghitung Berat Rektor

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar A.1 Fixed Bed Multitube

Reaksi yang terjadi di dalam reaktor:

Dowex 50
(CH3)2C=CH2 + H2O ter-C4H9OH
50−90 ℃
1. Menentukan Jenis Reaktor
Dipilih reaktor fixed bed multitube dengan pertimbangan sebagai (Hill, 1997)
berikut:
1. zat pereaksi berupa fasa cair dengan katalis padat
2. reaksi eksotermis sehingga diperlukan luas perpindahan panas yang besar
agar kontak dengan pemanas berlangsung optimal
3. umur katalis panjang 12-15 bulan
4. pengendalian suhu relatif mudah karena menggunakan tipe shell and tube
Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

5. Konstruksi reaktor fixed bed multi tube lebih sederhana jika dibandingkan
dengan reaktor fluidized bed sehingga biaya pembuatan, operasional, dan
perawatannya relatif murah.
2. Menghitung Laju Reaksi
Asumsi:
a. Kondisi steady state
b. Reaksi berlangsung pada tekanan dan suhu konstan untuk zat pereaksi gas
Persamaan laju reaksi berdasarkan Hia et al (2009), dituliskan sebagai berikut :

r = kae ( RTEa ) × p l
C4 H8
m n
(
× p H 2 O × pcC 4 H 10 O 1−
1 PC 4 H 10 O
k eq PC 4 H 8 . P H 20 )
Dimana
r = Laju reaksi (mol/gram.jam)
ka = pre exponential factor
Ea = Energi aktivasi (j/mol)
R = Konstanta gas ideal (J/mol.K)
T = Temperatur (K)
p = tekanan parsial (MPa)
l, m, n = parameter yang dihitung berdasarkan data eksperimen
Sementara itu untuk menentukan tekanan parsial dapat ditentukan berdasarkan
persamaan yang terdapat pada buku (Fogler, 2016):
Komponen Mula-mula Bereaksi Sisa
C4H8 FA0 - FA0 . X FA0 - FA0 . X
H2O FB0 - FB0 . X FB0 - FB0 . X
C4H10O FC0 - FC0 . X FC0 - FC0 . X

FT0 = FA0 + FB0 +FC0


F A 0−F A 0 . X
y C4H8 = (Fogler, 2016)
FT 0
p C4H8 = y C4H8. P (Fogler, 2016)
Substitusi persamaan (y. C4H8) ke persamaan (p. C4H8) seperti dibawah ini:
F A 0−F A 0 . X
p C4H8 = ×P
FT 0
Dimana:

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

y C4H8 = Perubahan jumlah mol untuk konversi keseluruhan CH3OH


X = konversi reaksi
3. FA0 = laju alir komponen A masuk reaktor
4. P = tekanan operasi
5. p = tekanan parsial
6. Untuk konversi reaksi 80%, diperoleh tekanan parsial masing-masing
komponen yaitu:
7. p CH3OH = 0,179 Mpa
8. p O2 = 0,00023 Mpa
9. p CO = 0,0798 Mpa
10. p C3H6O3 = 0,3195 Mpa
11. p H2O = 0,3195 Mpa
12. Nilai tekanan parsial diatas disubstitusikan ke persamaan laju reaksi
sebagai berikut:

13. r = 0,3674 × 107 exp( −0,1589 ×105


RT ) 1,402 0,953 0,005
× pCH 3 OH × pCO × p O 2

14. r = 0,3674 × 10 exp (


8,3144 × 403 )
5
7 −0,1589 ×10 1,402 0,953 0,005
×0,179 ×0,0798 ×0,00023

15. r = -5,749 mol/m3.s


16. Berdasarkan Fang dan Cao (2000) maka nilai laju reaksi untuk konversi
reaksi sebesar 80% adalah -5,749 mol/m3.s.
17. Massa Katalis (W)
Katalis yang digunakan adalah tembaga klorida (II) (CuCl2) dengan spesifikasi
sebagai berikut:

Wujud = Padat
Bentuk = sphere
Diameter = 4 mm
Bulk Density ( ρ ¿ = 3960 kg/m3
V = 20142,264 cm3
W = ρ × V = 159,527 kg
18. Menentukan Tube Reaktor
 Menentukan ukuran tube
Diameter pipa dipilih berdasarkan pertimbangan perpindahan panas
berjalan dengan baik. Perpindahan panas dipengaruhi oleh koefisien
perpindahan panas. Semakin besar koefisien perpindahan panas, maka

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

semakin baik perpindahan panas. Colburn melakukan penelitian


pengaruh rasio Dp/Dt terhadap hw/h. Dimana, Dp/Dt adalah rasio
diameter partikel katalis dengan diameter tube. Dan, hw/h adalah
koefisien perpindahan panas dalam pipa. Berikut tabel Dp/Dt dan
hw/h:
Dp/Dt 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
hw/h 5,5 7 7,8 7,5 7 6,6
(Sumber: Smith, 1985)
Nilai hw/h paling besar adalah 7,8 sehingga Dp/Dt yang dipilih 0,15.
Dimana Dp adalah 0,024 in maka Dt 0,157 in. Berdasarkan nilai Dt yang
diperoleh maka digunakan spesifikasi tube (Kern, 1965) sebagai berikut:
NPS = 0,250 In
ODtube = 0,540 In
Schedube No. = 40  
IDtube = 0,364 In
Flow area per pipe
= 0,104 in2
(luas penampang = a't)
Surface per lin ft outside = 0,141 ft2/ft
Surface per lin ft inside = 0,095 ft2/ft
Weight per lin ft = 0,430 lb steel
 Menentukan susunan tube
Susunan tube yang dipilih adalah triangular pitch, dengan alasan:
1. Turbulensi yang terjadi pada susunan tube segitiga sama sisi lebih
besar dibandingkan dengan susunan persegi. Hal ini dikarenakan
fluida yang mengalir di antar pipa yang letaknya berdekatan akan
langsung menumbuk pipa yang terletak pada deretan berikutnya
2. Koefisien perpindahan panas konveksi (h) pada susunan segetiga
25% lebih tinggi dibandingkan dengan fluida yang mengalir dalam
shell pada susunan persegi

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar A.3 Triangular Pitch


 Data Pendukung Tube
Tebal tube = (ODt-Idt)/2 = 0,088 in
Pt (Pitch) = 1,25 × Odt = 0,675 in
C (Clearance) = Pt – Odt = 0,135 in
 Tinggi Tumpukan Katalis Per-tube
T = 80% × tinggi tube = 3,931 m
 Tinggi katalis keseluruhan (z)
4×w
z= 2
=599,796 m
π ×iD × ρ
 Jumlah tube
tinggi katalis keseluruhan 599,796 m
Nt = = =150,702
tinggi katalis per tube 3,931 m
Berdasarkan perhitungan diatas dipilih jumlah tube 170 dengan faktor
pemilihan karena ODt perhitungan 0,540 dipilih ODt 0,750; Pt
perhitungan 0,675 maka diambil Pt 0,938 dan pass yang dipilih adalah
1 karna ini merupakan tube untuk reaktor bukan HE.
19. Menentukan Shell Reaktor
 Spesifikasi Material
Jenis bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C
Tipe sambungan : Double welded butt joint

 Diameter Dalam Shell


Diketahui:
OD tube : 3/4 in

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Pt : 15/16 in
Pitch : Triangular
Passes :1
Nt : 170
Berdasarkan Tabel 9 Kern (1965) maka didapat:
IDs = 15,25 In
= 1,271 Ft
= 0,387 M
 Jarak dan Jumlah Baffle
Berdasarkan Kern (1965) jarak baffle yaitu 1/5 sampai 1 IDs. Pada
rancangan ini dipilih jarak baffle 0,5 IDs maka:
Baffle space = IDs × 0,5 = 7,625 in
Jumlah baffle = 195,86
¿ = 25,687 ≈ 26
Tinggi shell 7,625
Baffle space
 Tebal shell
P×r
ts = +c
f × E−0,6 × P
Keterangan:
P = tekanan design (psi)
r = IDs/2 = jari-jari dalam shell (in)
f = allowable working stress (psi)
E = Efisiensi sambungan
C = faktor korosi (in)
ts = tebal shell (in)
Berdasarkan material yang dipilih diperoleh data sebagai berikut:
IDs = 15,25 in
F = 12650 psi
E = 0,8
C = 0,125
P design = (1 + over design) × tekanan operasi

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

= 1,1 bar = 15,954 psi


Sehingga diperoleh
15,250
15,954 ×( )
ts = 2
+0,125
12650× 0,8−0,6× 15,954
ts = 0,137 in
maka dipilih ts standar = 3/16 in
 Diameter luar shell (Ods)
Diketahui
IDs = 15,25 in
ts = 3/16 in
(Ods) = IDs × 2ts = 15,625 in
 Volume shell (Vs)
Diketahui
IDs = 0,387 m
Ht(tinggi tube) = 4,975 m
π 2
Vs = × IDs × Ht = 0,586 m3
4
20. Head dan Bottom
 Spesifikasi Head
Bentuk : Elliptical flanged and dished head
Jenis Bahan : Carbon steel SA 283 Grade C
 Tebal Head
P× IDs
th = +c
2× f × E−0,2 × P
Keterangan:
P = tekanan design (psi)
r = jari-jari dalam shell (in)
f = allowable working stress (psi)
E = Efisiensi sambungan
C = faktor korosi (in)
th = tebal head (in)

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Berdasarkan material yang dipilih diperoleh data sebagai berikut:


IDs = 15,25 in
F = 12650 psi
E = 0,8
C = 0,125
P design = (1 + over design) × tekanan operasi
= 1,1 bar = 15,954 psi
Sehingga diperoleh
15,954 ×15,25
th = + 0,125
2× 12650× 0,8−0,2× 15,954
th = 0,137 in
maka dipilih ts standar = 3/16 in
 Volume Head (Vh)
Diketahui:
di = 0,387 m
Vh = 0,000076 di3 = 0,000076 × 0,3873=¿4,42 × 10-6 m3
 Tinggi Head (OA)
Diketahui:
Ods = 15,625 in
Ts = 3/16 in
Berdasarkan Tabel 5.7 Brownell dan Young halaman 101, maka:

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar A.3 Dimension of ASME Code Flanged dan Dished Heads


ODs = 16 in
Icr = 1 in
R = 15 in
Berdasarkan ts, maka di lihat Tabel 5.6 Buku Brownell hal. 100, sehingga didapat
data :

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar A.4 Dimensions of Flanged dan Standard Dished Headas


sf (straight flange) = 1 ½ - 2 in , maka dipilih sf 2 in
Depth of disk (b) :

√ ( )
2
ID
b = r - ( r−icr )2− −icr = 2,667 in = 0,068 m
2
OA = th + b + sf = 4,564 in = 0,122 m = 0,40 ft
 Data Pendukung Head

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Gambar A.5 Types of Formed Heads


AB = IDs/2 – icr
= 6,625 in = 0,168 m
BC = r – icr
= 14,00 in
= 0,356 m
AC = √ BC 2− AB2
= 12,333 in

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

21. Dimensi Reaktor


Tinggi reaktor (Hr)
Diketahui:
Tinggi shell = tinggi tube = 16,322 ft
OA = 0,40 ft
Hr = tinggi shell + 2OA
= 17,123 ft = 5,219 m
22. Kebutuhan Pendingin
Diketahui:
Q = 2649033,526 kj/jam
Q = m × c × ∆T
Q = m × c × ∆T
Q = m × [(c×T2) – (c×T1)]
Dimana c×T = ∆ H, maka:
Q = m × (∆ H2 - ∆ H1)
M = Q / (∆ H2 - ∆ H1)
Jenis pendingin : Air
T in = 20℃ = 293,15 K
T out = 40℃ = 313,15 K
Berdasarkan buku Geankoplis:
T (℃ ) ∆H (kJ/kg)
20 -20,925
40 62,715
Sehingga:
Q 2649033,526
m= =
( ∆ H 2−∆ H 1) 62,715−(−20,925)
m = 31671,850 kg/jam
Data densitas pendingin berdasarkan suhu masuk dan keluar:
Konstanta densitas:
A = 0,269
B = 0,256
n = 0,273
Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

Tc = 506,2 K
( )= ( )
n 0,273
T 293,15
− 1− − 1−
ρ saat Tin Tc 506,2 =0,788 g/ml
¿ A×B 0,269 ×0,256
− (1−
506,2 )
0,273
313,15
ρ saat Tout = = 0,766 g/ml
0,269 ×0,256
23. Berat Reaktor
 Berat Shell
1
× π × ( ODs −IDs ) × Ls × ρsteel
2 2
Berat shell =
4
Diketahui:
ODs = 16 in = 0,406 m
IDs = 15,25 in = 0,387 m
Ls (Tinggi shell) = 16,322 ft = 4,975 m
ρcarbon steel = 7850 kg/m3
1
×3,14 × ( 0,406 −0,387 ) ×4,975 ×7850
2 2
Berat shell =
4
= 463,967
Sehingga berat shell adalah 463,967 kg.
 Berat Head dan Bottom
Berat head dan bottom (B) = Vh × ρ steel
Diketahui:
Vh = 4,42 × 10-6 m3
ρcarbon steel = 7850 kg/m3
B = 4,42 × 10-6 × 7850 = 0,069
Sehingga berat head dan bottom adalah 0,069 kg.
 Berat Tube
1
× π × ( OD −ID ) × Ls × ρsteel
2 2
Berat tube =
4
Diketahui:
OD tube = 0,540 in = 0,014 m
ID tube = 0,369 in = 0,009 m
Ls (Tinggi tube) = 16,322 ft = 4,975 m

Laporan 4A
Pra Rancangan Pabrik T-Butyl Alkohol dari Isobutene 2020-1-2
dan Air dari dengan Kapasitas 330.000 ton/tahun

ρcarbon steel = 7850 kg/m3

1
Berat tube = ×3,14 × ( 0,014 2−0,0092 ) ×4,975 ×7850
4
= 3,150
Sehingga berat tube adalah 3,150 kg.
 Berat fluida dalam reaktor
Berat bahan baku = 5710,765 kg/jam
Berat katalis = 159,527 kg
Berat pendingin = 31671,850 kg/jam
Berat fluida dalam reactor = berat bahan baku + berat katalis +
berat pendingin
= 37542,142 kg
 Total berat reaktor
Total berat reaktor = berat shell + berat head dan bottom + berat
(W operasi) tube + berat fluida dalam reaktor
= 38009,328 kg
Total berat reaktor = berat shell + berat head dan bottom + berat
(W reaksi) tube
= 467,186 kg

Laporan 4A

Anda mungkin juga menyukai