Anda di halaman 1dari 6

MEKANISME REAKSI DEHIDROGENASI BUTANOL MENJADI BUTANON

DENGAN KATALIS ZINC OKSIDA


Gian Varian Setyadi (1706) , Muhammad Irfan S (1706070993), Thariq Ahmad Ghazali
(1706), Faizal ( )
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email : irfanoslhd@gmail.com , gianheri@gmail.com

Abstrak
Metil Etil Keton (MEK) adalah salah satu jenis pelarut yang pemakaiannya untuk industri di
Indonesia meningkat setiap tahun. Pada proses ini MEK diproduksi melalui dehidrogenasi 2-Butanol..
Dalam paper ini kami mengambil contoh katalis zinc oxide dengan penetapan tahap penentu laju ...
katalis ini digunakan dalam reaksi di dalam reaktor fixed bed multitube. Pengoperasian reaktor ini
harus pada kondisi tertentu agar reaksi berjalan optimal.
Kata Kunci: Metil etil keton; zinc oxide; tahap penentu laju; dehidrogenasi 2-butanol

A. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan bahan kimia metil etil
Latar Belakang
keton di Indonesia akan semakin
Metil Etil Keton (MEK) yang sering disebut
meningkat tiap tahunnya. Ini
dengan 2-butanon adalah salah satu jenis
dikarenakan perkembangan industri cat
pelarut yang mempunyai rumus molekul
dan thiner serta tinta cetak dalam
CH3COCH2CH3.. Di Indonesia
beberapa tahun mendatang diperkirakan
perkembangan industri yang semakin maju
akan terus berkembang dan munculnya
pada saat ini menyebabkan pemakaian metil
industri-industri baru yang
etil keton untuk kebutuhan industri semakin
menggunakan bahan kimia metil etil
meningkat tiap tahunnya. Sampai saat ini
keton. Dari data Balai Pusat Statistik
untuk memenuhi kebutuhan industri, metil
import metil etil keton sampai tahun
etil keton masih diimpor dari berbagai
2007 mencapai 17.800.398 kg
negara.Di Indonesia metil etil keton atau 2-
(17.800,398 ton). Dari berbagai negara
butanon digunakan sebagai bahan pelarut di
nampaknya Cina telah berhasil
berbagai macam industri, seperti industri
mendominasi pasaran metil etil keton di
kulit imitasi, cat, cairan pembersih, dan
Indonesia.Metil etil keton dapat
sebagainya. Sampai saat ini, industri cat dan
diproduksi proses dehidrogenasi 2-
thiner merupakan konsumen utama yang
Butanol, dengan menggunakan katalis
menggunakan metil etil keton pada proses
zink oxide.
produksinya.
\
B. Metode Percobaan Pada kasus ini dipilih metode
Jenis Katalis Sintesis Amonia proses pembuatan metil etil
Metil etil keton bisa direduksi atau keton dengan proses
dihidrogenasi oleh sekunder butil dehidrogenasi 2-butanol. Proses
alkohol atau disebut juga 2-butanol ini mempunyai beberapa
dengan menggunakan osmium, kelebihan, yaitu:
platinum oksida, nikel-kobalt- 1.Perolehan metil etil keton yang
alumunium ataupun nikel dengan dihasilkan pada proses ini lebih
katalis. Bahan baku Pada besar dibandingkan dengan
perancangan pabrik metil etil keton proses lainnya yaitu sebesar
dipilih metode proses dehidrogenasi (90%).
2-butanol dengan bahan baku 2- 2.Metil etil keton mempunyai
butanol dan katalis ZnO. kemurnian yang tinggi 99,7%.
Ketersediaan bahan baku 2-butanol 3.Produk samping yang
diimpor dari luar negeri dan dalam dihasilkan dari proses ini
negeri. Untuk dalam negeri 2- menguntungkan dan tidak
butanol tidak banyak yang korosif.
memproduksi. 2-Butanol merupakan 4.Proses produksi lebih
cairan jernih yang tidak berwarna sederhana dibandingkan dengan
dan sedikit larut dalam air. proses lain sehingga secara
Pembuatan 2-butanol dilakukan komersial lebih menguntungkan.
dengan proses 1 langkah (single step Selain mempunyai
process) yaitu penambahan langsung kelebihan proses dehidrogenasi
resin ion exchange asam sebagai 2-butanol pun mempunyai
katalis ke dalam n-butane pada suhu beberapa kelemahan, yaitu:
150 C – 160 C dan tekanan 70 bar 1.Lebih mudah terjadi reaksi
yang memberikan konversi sebesar samping bila pemanasan dan
99 %. Hampir seluruh produksi 2- pendinginan tidak dilakukan
butanol pada proses ini terkonversi cepat. 2.Menggunakan suhu
menjadi metil etil keton. yang tinggi agar tercapai
kesetimbangan dan kecepatan
Tujuan
reaksi. Proses dehidrogenasi
merupakan salah satu jenis reaksi diperoleh 2-butanon dalam
oksidasi yang menggambarkan rekator fixed bed. Reaktor ini
pembentukan aldehid dan alkohol bekerja secar isotermal non
primer atau keton dari alkohol adiabatis. Reaktan dalam reaktor
sekunder. Senyawa yang akan melewati pipa-pipa yang
mengandung atom hidrogen dapat berisi katalis ZnO, berlangsung
didehidrogenasi, namun biasanya dalam tube pada suhu 450 C dan
proses dehidrogenasi pada senyawa menggunakan tekanan 3 atm.
hidrokarbon alifatik. Reaksi Reaksi dehidrogenasi
dehidrogenasi merupakan reaksi berlangsung secara endotermik
endotermis dimana panas reaksi sehingga dibutuhkan panas yang
ditambahkan melalui pipa-pipa. berasal dari gas nyala atau fuel
Deskripsi proses dari proses gas.
dehidrogenasi 2-butanol meliputi 3.Tahap Pemisahan Tujuan dari
beberapa tahap yaitu tahap persiapan tahap ini adalah untuk
bahan baku, tahap reaksi dan tahap memisahkan campuran produk
pemisahan. yang keluar dari reaktor berupa
1.Persiapan Bahan Baku Tahap metil etil keton dan hidrogen
persiapan bahan baku dimaksudkan melalui kolom distilasi,
untuk menguapkan 2-butanol dalam sehingga dapat dihasilkan
vaporizer yang diopersikan pada produk dengan kemurnian
tekanan 1 atm. Bahan baku 2-butanol tertentu. Gas yang keluar dari
cair yang disimpan pada kondisi reaktor berupa campuran
kamar dari tangki penyimpanan secondary butyl alcohol yang
dialirkan dengan menggunakan tidak terkonversi, metil etil
pompa ke penukar panas, untuk keton, hidrogen dan sebagian
pemanasan awal sampai suhu 100 C. kecil uap air. Sebelum
Kemudian dilanjutkan ke vaporizer melakukan tahap pemisahan
yang akan mengalami perubahan campuran gas tersebut
fasa cair ke fasa uap. didinginkan dalam pendingin
2.Tahap Reaksi Tahap reaksi melalui (cooler).
dehidrogenasi 2-butanol sehingga
Persamaan Reaksi Sintesis  𝑟𝐵 = 𝑘𝐵 (𝐶𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 −
𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2. 𝐶𝑣
Dehidrogenasi Butanol ) → 𝑟𝐴 =
𝐾𝐵
𝐶𝐵𝑢
Pada umumnya reaksi ini memiliki tiga 𝑘𝐴 (𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 − )=0
𝐾𝐴
tahapan, yaitu adsorpsi, reaksi 𝐶𝐵𝑢 = 𝐾𝐴 . 𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣
𝑃𝐻2 .𝐶𝑣
permukaan, dan desorpsi.  𝑟𝐶 = 𝑘𝐶 (𝐶𝐻2 − )=0
𝐾𝑐

𝑃𝐻2 .𝐶𝑣
𝐶𝐻2 = 𝐾𝑐

 𝐶𝑇 = 𝐶𝑣 + 𝐶𝐵𝑢 + 𝐶𝐻2 = 𝐶𝑣 +
𝑃𝐻2 .𝐶𝑣
(𝐾𝐴 . 𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 ) + ( )
𝐾𝐶

C. Analisis Hasil 𝐶𝑇
𝐶𝑣 = (1+(𝐾
𝐴 .𝑃𝐵𝑢 )+(𝑃𝐻2 ⁄𝐾𝑐 ))
Penentuan jenis reaksi yang dijadikan
sebagai penentu laju : Substitusi ke persamaan TPL:
1. Dengan asumsi TPL: Adsorpsi
𝐶𝐵𝑢
 𝑟𝐵 = 𝑘𝐵 (𝐶𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 −
𝑟𝐴 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 − )→ 𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2. 𝐶𝑣
𝐾𝐴
)
𝑃𝑀𝐸𝐾 . 𝐶𝐻2 . 𝐶𝑣 𝐾𝐵
𝑟𝐵 = 𝑘𝐵 (𝐶𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 − )=0 𝑃𝑀𝐸𝐾 . 𝑃𝐻2
𝐾𝐵 𝑟𝐵 = 𝑘𝐵 . 𝐶𝑣 2 (𝐾𝐴 . 𝑃𝐵𝑢 − )
𝑃𝑀𝐸𝐾 . 𝐶𝐻2 𝐾𝐵 . 𝐾𝐶
𝐶𝐵𝑢 =
𝐾𝐵
𝑃𝐻2 .𝐶𝑣 3. Dengan asumsi TPL: Desorpsi
 𝑟𝐶 = 𝑘𝐶 (𝐶𝐻2 − )=0 𝑃𝐻2 .𝐶𝑣
𝐾𝑐
 𝑟𝐶 = 𝑘𝐶 (𝐶𝐻2 − ) → 𝑟𝐴 =
𝑃𝐻 . 𝐶𝑣 𝐾𝑐
𝐶𝐻2 = 2 𝑘𝐴 (𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 −
𝐶𝐵𝑢
) = 0 ; 𝐶𝐵𝑢 =
𝐾𝑐 𝐾𝐴
 𝐶𝑇 = 𝐶𝑣 + 𝐶𝐵𝑢 + 𝐶𝐻2 = 𝐶𝑣 + 𝐾𝐴 . 𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣
𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 𝑃𝐻2 .𝐶𝑣
( )+( )  𝑟𝐵 = 𝑘𝐵 (𝐶𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 −
𝐾𝐵 𝐾𝐶
𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 . 𝐶𝑣
𝐾𝑐 (𝐶𝑇 .𝐾𝐵 +𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 ) )=0
𝐶𝑣 = 𝐾𝐵
𝐾𝐵 (𝐾𝐶 +𝑃𝐻2 )
𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2
𝐶𝐵𝑢 = 𝐾𝐵
 Substitusi ke persamaan TPL:
𝐾𝐶 (𝐶𝑇 .𝐾𝐵 +𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 )
 𝑟𝐴 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐵𝑢 . ( −  𝐶𝐵𝑢 = 𝐾𝐴 . 𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 =
𝐾𝐵 (𝐾𝐶 +𝑃𝐻2 ) 𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2
𝐶𝐵𝑢 𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 ; 𝐶𝑣 = 𝐾
)−( )) 𝐾𝐵 𝐵 .𝐾𝐴 .𝑃𝐵𝑢
𝐾𝐴 𝐾𝐵 .𝐾𝐴

2. Dengan asumsi TPL: Reaksi Permukaan


 Substitusi ke persamaan TPL: 𝐾𝑏 . 𝑃𝐵𝑢 𝑚𝑜𝑙
𝑟𝑠 =
𝑟𝐶 = 𝑘𝐶 (𝐶𝐻2 − (1 + 𝑃𝐵𝑢. 𝐾𝑎 )2 ℎ. 𝑔 𝑐𝑎𝑡
𝑃𝐻2 .𝑃𝑀𝐸𝐾 .𝐶𝐻2 . 1 (1 + 𝑃𝐵𝑢. 𝐾𝑎 )2
) =
𝐾𝑐 .𝐾𝐵 .𝐾𝐴 .𝑃𝐵𝑢 𝑟𝑠 𝐾𝑏 . 𝑃𝐵𝑢
Kesimpulan pemilihan TPL yang secara
𝑃𝐵𝑢 1 𝐾𝑎
kualitatif menghasilkan laju reaksi yang √ = + . 𝑃𝐵𝑢
paling kecil: 𝑟𝑠 √𝐾𝑏 √𝐾𝑏
Dalam hal ini, secara kualitatif dapat Untuk menghitung 𝑘𝑠 dan Ka dibuat
ditetapkan bahwa dengan asumsi tpl = reaksi persamaan regresi linier :
permukaan, nilai laju reaksi adalah yang  𝑦 = 𝑎1 + 𝑎2 .  𝑥
paling kecil, dipengaruhi oleh besar penyebut  𝑦. 𝑥 = 𝑎1 .  𝑥 + 𝑎2 .  (𝑥)2
yang memberikan nilai yang paling besar
dengan dipangkatkan 2. Dimana :

Dikarenakan asumsi TPL merupakan reaksi 𝑃𝐵𝑢


𝑦=√
permukaan, maka: 𝑟𝑠
• 𝑟𝐴 = 0 𝑥 = 𝑃𝐵𝑢
𝐶𝐵𝑢 Dengan data kinetika yang diketahui:
1. 0 = 𝑘𝑎 (𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 − )
𝐾𝑎
2. 𝐶𝐵𝑢 = 𝑃𝐵𝑢 . 𝐶𝑣 . 𝐾𝑎
• 𝑟𝐷 = 0
𝑃ℎ2 𝐶𝑣
1. 0= 𝑘𝑑 (𝐶𝐻2 − )
𝐾𝑑
1
2. 𝐶𝐻2 = 𝑃𝐻2 . 𝐶𝑣 . 𝐾𝑓 ; 𝐾𝑓 = 𝐾
𝑑

Didapatkan data yang digunakan pada


• Neraca Permukaan :
persamaan yang telah dilinierisasi
𝐶𝑣 + 𝐶𝐵𝑢 + 𝐶𝐻2 = 𝐶𝑡
sebagai berikut:
𝐶𝑡
𝐶𝑣 =
1 + 𝑃𝐵𝑢 . 𝐾𝑎 + 𝑃𝐻2 . 𝐾𝑓
• Substitusi ke persamaan (1) :
𝑟𝑆 = 𝑘𝑆 𝐶𝐵𝑢 𝐶𝑣
2
𝐶𝑡
= 𝑘𝑆 𝐾𝑎 𝑃𝐵𝑢 ( ) … . (2)
1 + 𝑃𝐵𝑢. 𝐾𝑎 + 𝑃𝐻2 . 𝐾𝑓
Karena MEK tidak teradsorpsi, maka :
𝑃𝐻2 . 𝐾𝑓 = 0
Sehingga persamaan (2) menjadi :
𝐾𝑏 . 𝑃𝐵𝑢
𝑟𝑠 =
(1 + 𝑃𝐵𝑢. 𝐾𝑎 )2 Persamaan regresi linier menjadi :
𝐾𝑏 = 𝑘𝑠 . 𝐾𝑎 26,0344 = 6 a1 + 6,6 a2
36,8274 = 6,6 a1 + 10,26 a2
Dengan menggunakan metode eliminasi D. Kesimpulan
didapatkan : Reaksi dehidrogenasi 2-butanol
a1 = 1,3362
merupakan reaksi heterogen gas-
a2 = 2,7298
Sehingga : gas dengan katalis padat (zink
1 𝑚𝑜𝑙.𝑎𝑡𝑚
𝐾𝑏 = (𝑎 )2 = 0,5601 oksida) yang berlangsung pada
1 ℎ.𝑔 𝑐𝑎𝑡

𝐾𝑎 = √𝐾𝑏. 𝑎2 = 2,0429 suhu 490oC dan tekanan 1 atm;


Persamaan matematis :
Persamaan kecepatan reaksi yang
𝐾𝑏 . 𝑃𝐵𝑢 𝑚𝑜𝑙
𝑟𝑠 = diperoleh :
2
(1 + 𝑃𝐵𝑢. 𝐾𝑎 ) ℎ. 𝑔 𝑐𝑎𝑡
0,5601𝑃𝐵𝑢 𝑚𝑜𝑙 0,5601𝑃𝐵𝑢 𝑚𝑜𝑙
𝑟𝑠 = 𝑟𝑠 =
(1 + 2,0429𝑃𝐵𝑢. )2 ℎ. 𝑔 𝑐𝑎𝑡 (1 + 2,0429𝑃𝐵𝑢 )2 ℎ. 𝑔 𝑐𝑎𝑡

Dengan Software Polymath Sehingga dapat diketahui bahwa


pada reaksi dehidrogenasi 2-
butanol, MEK (metil etil keton)
dan hidrogen tidak teradsorbsi,
sedangkan yang teradsorbsi
Hasil yang didapatkan : adalah 2-butanol;

Mekanisme reaksi dehidrogenasi


butanol menjadi butanon (metil
etil keton):

E. Daftar Pustaka
Kesavulu, S.; Taylor, H. S. J.
Phys. Chem. 1960,64, 1124.
Kolb, H. J.; Burwell, R. L. J. Am.
Chem. SOC. 1945, 67, 1084.
Miller, K. J.; Wu, J. L. J. Catal.
Terbukti bahwa yang didapatkan antara hasil 1972, 27, 60.
dari persamaan analitik maupun perhitungan
melalui software adalah harga a1 dan a2

Anda mungkin juga menyukai