Anda di halaman 1dari 12

SKRIPSI

PRARANCANGAN PABRIK VINYL ASETAT MONOMER DARI ETILEN, ASAM


ASETAT DAN OKSIGEN DENGAN PROSES ACETOXYLATION KAPASITAS 50.000
TON/TAHUN

Disusun Oleh :
Atik Dwi Utamawati 21030114120047
Fariha Hundagi 21030114120038

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pembangunan industri kimia di Indonesia sudah cukup pesat terbukti dengan
mulai banyaknya industri kimia yang berdiri serta dibukanya kesempatan untuk
penanaman modal asing, baik untuk industri hulu, industri antara maupun industri hilir.
Salah satunya adalah industri bahan kimia antara sebagai bahan baku pembuatan produk
kimia. Kurangnya ketersediaan bahan baku membuat industri-industri kimia di Indonesia
melakuakn impor bahan baku untuk menjamin keberlangsungan produksi. Vinil asetat
merupakan salah satu bahan baku industri kimia yang banyak diimpor untuk memenuhi
kebutuhan di Indonesia karena produksinya belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Vinil asetat monomer (VAM) adalah senyawa organik tersusun atas asam
karboksilat, yang salah satu atom karbonnya mengandung ikatan rangkap. Secara
internasioanal union of pure and appliaed chemistry (IUPAC) disebut asan butenoat.
Rumus bangunnya adalah CH3COOHC═CH2 atau rumus molekulnya C4H6O2. Vinil
asetat merupakan cairan yang mudah terbakar, senyawa yang stabil, tidak mudah
terdekomposisi, dan tidak dapat larut (immiscible) namun dapat larut secara perlahan di
dalam air.
Dalam industri kimia, vinil asetat digunakan sebagai bahan antara dalam
pembuatan polimer seperti, polivinil asetat, vinil asetat kopolimer, vinil chlorid dan
polivinil alkohol. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan baku dalam pembuatan produk
seperti perekat, industri tekstil dan cat yang banyak terdapat di Indonesia. Kebutuhan
vinil asetat naik rata-rata 15% per tahun (Soltonik, 2011).
Pemenuhan kebutuhan vinil asetat di Indonesia selama ini masih impor. Impor
vinil asetat berasal dari Amerika Serikat, Jepang dan Taiwan (Indochemical, 1988).
Sedangkan di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi vinil asetat.
Dari beberapa uraian diatas, pendirian pabrik vinil asetat di Indonesia diharapkan
dapat:
1. Mengurangi ketergantungan impor yang dapat menghemat devisa Negara
2. Memberikan kesempatan berdirinya industri-industri lain yang menggunakan vinil
asetat.
3. Membuka lapangan kerja baru, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik

Penentuan kapasitas pabrik suatu industri akan mempengaruhi perhitungan teknis


maupun ekonomis dalam perancangan suatu pabrik. Oleh karena itu penentuan kapasitas
pabrik didasarkan pada beberapa pertimbangan dalam segi teknis, ekonomi, dan kapasitas
minimum. Berdasarkan segi teknis dan ekonomi, perancangan pabrik vinil asetat harus
memperhatikan peluang pasar di masa yang akan datang dan ketersediaan bahan baku.
Selain itu penentuan rancangan pabrik yang akan didirikan juga harus berada diatas
kapasitas minimum atau sama dengan kapasitas pabrik yang sudah ada. Adapun faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas pabrik vinil asetat adalah
sebagai berikut :

I.2.1. Bahan baku yang diperlukan


Bahan baku yang dipakai dalam proses pembuatan Vinyl acetate monomer adalah
etilen, asam asetat dan oksigen. Kapasitas pabrik penghasil bahan baku yaitu etilen oleh
PT Chandra Asri petrochemical di Cilegon sebesar 860.000 ton/tahun, asam asetat oleh
BP Petronas Acetyls di Malaysia sebesar 535.000 ton/tahun, dan kebutuhan oksigen Air
Liquide Indonesia dengan kapasitas 524.700 ton/tahun sehingga ketersediaan bahan baku
dapat mencukupi kebutuhan produksi pabrik vinil asetat monomer secara kontinyu.

I.2.2. Kebutuhan Vinil Asetat di Indonesia


Di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi vinil asetat sehingga
masih bergantung pada impor dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Tabel 1.1 menunjukan kebutuhan impor vinil asetat di Indonesia selama 3 tahun terakhir.
Tabel 1.1 Data Impor vinil asetat
Tahun Impor (Ton)
2014 45.375
2015 45.465
2016 49.990
(Badan Pusat Statistik, 2018)

51,000
50,000 y = 2307.5x + 42328
R² = 0.7646
49,000
48,000
Impor (ton)

47,000
46,000
45,000
44,000
43,000
42,000
41,000
2014 2015 2016
Tahun

Gambar 1.1 Impor Vinil Asetat di Indonesia


.
Gambar 1.1. menunjukkan bahwa konsumsi vinil asetat yang dipenuhi melalui
impor sampai tahun 2016 secara umum cenderung menunjukkan peningkatan. Kebutuhan
vinil asetat di Indonesia pada tahun-tahun berikutnya dapat diprediksi dengan
menggunakan persamaan Y = 2307,5+42328 dimana X merupakan tahun ke n dan Y
merupakan jumlah kebutuhan vinil asetat dalam ton. Apabila masih tidak ada produsen
vinil asetat di Indonesia yang dapat mengurangi jumlah impor vinil asetat, maka pada
tahun 2030 jumlah kebutuhan vinil asetat yang harus diimpor sesuai dengan persamaan
tersebut adalah mencapai 58480 ton/tahun, dan jika diproyeksikan hingga tahun 2027,
kebutuhan vinil asetat di Indonesia mencapai 81.555 ton/tahun.
I.2.3. Kapasitas pabrik yang sudah ada
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kebutuhan akan vinil asetat dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan akan tetapi kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi karena di
Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi vinil asetat sehingga memerlukan
impor dari negara lain. Di beberapa negara telah berdiri pabrik vinil asetat dengan
kapasitas produksi yang beragam sesuai dengan kebutuhan negara itu sendiri. Berikut
adalah data negara negara penghasil vinil asetat di dunia :

Tabel 1.2 Data produksi vinil asetat di dunia


Negara Perusahaan Kapasitas
(ton/tahun)
China Celanese 200.000
Kanada Celanese 86.000
Prancis Acetex Chimie 165.000
Amerika Serikat Celanese 610.00
Jerman Celanese 285.000
Meksiko Celanese 115.000
Spanyol Celanese 200.000
Brazil C.A.N 80.000
Romania Doljchim 20.000
Ukrania Azot 30.000
Inggris Association
INEOS 250.000
Amerika Serikat Du Pont 335.000
Amerika Serikat Dow Chemical 365.000
Rusia Stavrolen 60.000
Lithuania Achema 20.000
Jerman Wacker Chemie 200.000
(ICIS, 2005)
Berdasarkan data pada Tabel 1.2, kapasitas terkecil pabrik vinil asetat yang telah
berdiri adalah 20.000 ton/tahun sedangkan kapasitas terbesar adalah 365.000 ton/tahun.
Dengan melihat kebutuhan vinil asetat monomer di Indonesia pada tahun 2020 yaitu
sebesar 58.480 ton/tahun, maka kapasitas produksi pabrik baru yang akan beroperasi
adalah sebesar 80.000 ton/tahun.

I.3 Penentuan Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pada sebuah pabrik merupakan faktor yang sangat penting untuk
keberhasilan dan kelangsungan pabrik. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam
memilih lokasi pabrik, diperoleh keuntungan jangka panjang dan mempermudah dalam
mengambil perkiraan dan adanya kemungkinan ekspansi pabrik di masa yang akan
datang. Setelah mempelajari dan menimbang beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi pabrik, maka ditetapkan lokasi pabrik vinil asetat di Cilegon, Banten.
Faktor –faktor yang mempengaruhi pemelihan lokasi pabrik ini antara lain:
1. Berat produk yang dihasilkan
Jika produk yang dihasilkan lebih ringan daripada bahn baku (weight loss), akan lebih
menguntungkan bila didirikan dekat dengan bahan baku, tetapi jika produk yang
dihasilkan lebih berat dari pada bahan baku (weight gain), akan lebih menguntungkan
bila pabrik didirikan dekat dengan pasar.
2. Sifat dari bahan baku atau produk
Jika bahan baku mudah rusak dan berbahaya, pabrik sebaiknya didirikan dekat
dengan bahan baku, tetapi apabila produk bersifat mudah rusak dan berbahaya pabrik
sebaiknya didirikan didekat pasar.
3. Keterkaitan dengan kegiatan ekspor impor
Jika bahan baku yang digunakan didatangkan dari luar negeri atau produk yang
dihasilkan sebagian di ekspor akan lebih menguntungkan bila pabrik didirikan dekat
dengan pelabuhan untuk memudahkan transportasinya.

Ditinjau dari prosesnya, pabrik vinil asetat merupakan industri yang bersifat weight loss,
sehingga akan lebih menguntukan jika pabrik didirikan dekat dengan bahan baku.

1. Sumber bahan baku


Bahan baku yang dipakai dalam proses pembuatan Vinyl acetate monomer adalah
etilen, asam asetat dan oksigen. Kapasitas pabrik penghasil bahan baku yaitu etilen
oleh PT Chandra Asri petrochemical di Cilegon sebesar 860.000 ton/tahun, asam
asetat oleh BP Petronas Acetyls di Malaysia sebesar 535.000 ton/tahun, dan
kebutuhan oksigen Air Liquide Indonesia dengan kapasitas 524.700 ton/tahun
sehingga ketersediaan bahan baku dapat mencukupi kebutuhan produksi pabrik vinil
asetat monomer secara kontinyu.
2. Pemasaran
Cilegon berada di kawasan indusri Tangerang, Serang dan Merak yang padat dengan
industri kimia sebagai pasar potensial. Mengingatbahan yang diproduksi merupakan
bahan antara, yang merupakan bahanbaku polimer, maka Cilegon merupakan tempat
yang strategis untuk pendirian suatu pabrik.
3. Utilitas
Utilitas dan sarana penunjang lainnya dapat diperoleh dengan mudah, karena di
daerah Cilegon merupakan kawasan industri dan sudah ada beberapa pabrik besar
yang berdiri disana, diantaranya PT. Krakatau Steel, PT. Asahimas Chemical, PT. Air
Liquide Indonesia, PT. Buana Sulfindo dan lain-lain. Sarana utilitas utama yaitu air
dapat diperoleh dari PT Krakatau Tirta Industri (KTI) dan listrik masing-masing
dipenuhi dari pihak pengelola kawasan industri, baik dari sumber air tanah serta
jaringan PLN setempat untuk kebutuhan listrik, serta lokasi dekat dengan laut
sehingga sebagai kebutuhan pendingin dapat digunakan air laut dan air
demineralisasi.
4. Transportasi
Sarana transportasi diperlukan untuk mengangkut bahan baku, memasarkan produk
dan lain-lain. Oleh karena itu fasilitas jalan raya, rel kereta api atau pelabuhan udara
mutlak sangat dibutuhkan. Banten memiliki fasilitas yang cukup memadai, baik itu
jalur darat (dekat dengan jalan tol) maupun jalur laut dengan adanya pelabuhan di
kawasan merak yaitu pelabuhan merak sehingga menjadikan proses perkapalan dan
pemasaran produk di luar Jawa menjadi lebih cepat dan efisien. Dan juga adanya jalur
kereta api sehingga transportasi bahan baku dan produk lancar. Begitu pula dengan
jaringan telekomunikasi seperti jaringan telepon, fax, dan internet sudah tersedia
dengan lengkap.
5. Kesediaan tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik, tenaga
kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari :
• Masyarakat sekitar pabrik.
• Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar daerah. Tenaga kerja ini
merupakan tenaga kerja yang produktif.
Pulau Jawa, khususnya provinsi Banten merupakan daerah dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi sehingga penyediaan tenaga kerja, baik tenaga kerja
terlatih maupun kasar tidak akan menjadi masalah. Selain itu, penyediaan tenaga ahli
juga akan lebih mudah karena berdekatan dengan ibukota negara

I.4 Tinjauan Pustaka


I.4.1. Proses pembuatan Vinil Asetat
Vinil asetat pertama kali dikenal oleh Kettle pada tahun 1912 sebagai hasil
samping dari pembuatan ethylidienediacetate dari asetilen dan asam asetat. Industri
vinil asetat sendiri baru berkembang tahun 1925 dan produksinya terus meningkat
sejak tahun 1950.
Ada beberapa kemungkinan jalannya proses pembuatan vinil asetat antara lain:
1. Asam Asetat, Etilen dan Oksigen
a. Fase cair
Proses ini merupakan proses yang mendominasi pembuatan vinil asetat pada
saat ini. Pada teknologi sebelumnya, reaksi dilakukan dalam fasa cair pada
temperatur 110-130°C dan tekanan 30-40 bar dengan menggunakan katalis
redoks PdCl2/CuCl2. Akan tetapi, pada proses fasa cair tingginya tingkat korosi
menjadi masalah. Oleh karena itu, pada proses modern dijalankan dalam fasa
gas
b. Fase gas
Pada proses modern dijalankan dalam fasa gas dengan katalis Pd/Au. Dengan
proses modern ini, reaktor yang digunakan, yaitu reaktor jenis fixed bed.
Kondisi operasi pada reaktor, yaitu pada temperatur 175-200°C dan tekanan 5-
10 bar, sehingga didapatkan konversi etilen 10% dan konversi asam asetat 20-
35%, dengan selektivitas yang didapatkan sebesar 94% berdasarkan etilen dan
98-99% berdasarkan asam asetat. Proses ini didasarkan atas reaksi berikut :

1
C2H4 + CH3COOH + O2→CH3COOCHCH2 + H2O
2

Akan tetapi pada proses ini, terdapat reasi samping pembaaran etilen
membentuk CO2. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

C2H4 + 3O2→2CO2 + 2 H2O


(Adams, John R. et al.,2003)
2. Asam Asetat dan Asetilena
Asetilen direaksikan dengan asam acetat baik dalam fasa gas maupun fasa cair.
Reaksi yang terjadi adalah:
Zn(CH3COOH)2
CH3COOH + C2H4→CH3COOCHCH2

Gas keluar reaktor adalah vinyl asetat, asetaldehid dan asam asetat yang tidak
bereaksi yang selanjutnya dimurnikan dengan distilasi.Bahan peralatan yang
digunakan berupa baja stainless karena sifat bahan dan kondisi operasi yang sangat
korosif. Kontak monomer setelah proses distilasi dengan logam tembaga harus
dihindari karena logam tembaga mempunyai sifat menghambat proses
polimerisasi.
Dalam proses ini, konversi asetilena adalah 15% dan konversi asam asetat 55%,
dengan yield asetilena 98% dan asam asetat 99%. Reaktor yang dipakai pada
proses ini, yaitu reaktor jenis fixed bed dengan katalis berada di dalam pipanya
Tingginya harga asetilena dan masalah keamanan membuat proses ini kurang
kompetitif pada saat ini.
3. Asetaldehid – Asetat Anhidrid
Proses ini berlangsung dalam dua tahap. Pertama-tama asetaldehid dan asetat
anhidrat membentuk etilidena diasetat dalam fasa cair pada temperatur 120-

140ᵒCdengan FeCl3 sebagai katalis, dengan reaksi sebagai berikut :

CH3CHO + (CH3CO)2O→CH3CH(OCOCH3)2

Pada tahap kedua, produk antara didekomposisi pada 120oC dengan katalis asam.

CH3CH(OCOCH3)2→H2C=CH-O-(CO)CH3 + CH3COOH
(Pratama, Anggara Yudha dan Elizabeth Susan, 2014)
Dalam proses pembuatan vinyl acetate monomer dipilih proses dengan reaksi antara
ethylene, acetic acid dan oxygen pada fase gas. Proses ini dipilih dengan alasan :
1. Tekanan operasi antara 8 – 10 bar dan suhu operasi mulai 150° – 160°C
2. Kemurnian produk yang dihasilkan cukup tinggi, mencapai 99 %.
3. Produk samping berupa air dan CO2
Perbandingan proses-proses pembuatan vinil asetat yang mencakup kelemahan dan
kelebihan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Perbandingan proses-proses pembuatan vinil asetat


No Macam Proses Kelebihan Kekurangan

1 Reaksi Asam Reaksi berlangsung pada  Proses lama yang sudah tidak
asetat dengan fase cair digunakan lagi
asetilen pada  Harga bahan baku asetilen
fase cair yang mahal
 Kurang ekonomis
2 Reaksi Asam Katalis yang digunakan  Harga Asetilen mahal
asetat dengan mudah didapat dan murah  Biaya memurnikan produk
Asetilen pada mahal
fase gas  Hasil samping terlalu banyak

3 Reaksi Asm Suhu operasi rendah  Kemurnian Produk kurang


asetat dengan antara 110-130oC tinggi
Oksigen dan  Proses sudah tidak digunakan
Etilen fase cair lagi
 Tekanan operasi sangat
tinggi 3-4 Mpa
4 Reaksi Asam Tekanan tidak terlalu  Reaksi memerlukan katalis
asetat dengan tinggi 0,8-1,0 Mpa, Suhu palladium dengan harga yang
Oksigen dan antara 150 – 160 Celcius cukup mahal
Etilen fase gas Produk samping berupa
air dan CO2
Diperoleh Kemurnian
VAM yang tinggi

I.4.1. Kegunaan Produk


Vinil asetat digunakan sebagai bahan antara dalam pembuatan polimer seperti,
polivinil asetat, vinil asetat kopolimer, vinil chlorid dan polivinil alkohol. Bahan-bahan
tersebut merupakan bahan baku dalam pembuatan produk seperti perekat, industri tekstil
dan cat yang banyak terdapat di Indonesia. Berikut distribusi penggunaan vinil asetat di
Indonesia
Tabel 1. Distribusi Penggunan Vinil Asetat
No Penggunaan Vinil Asetat Persentase
1 Produksi Pengemulsi Polivinil Asetat 55%
2 Adesif 23%
3 Emulsi Cat 20%
4 Emulsi Kertas Dan Tekstil 12%
5 Produksi Vinil Alkohol 20%
6 Produksi Etilen Vinil Asetat 10%
7 Produsi Polivinil Butirat 5%
8 Produsi Kopolimer Polivinil Klorida 5%
9 Produksi Produk Lainnya 5%
Total Pemakaian 100%
Tabel 1.4. Pabrik yang Membutuhkan Vinil Asetat Monomer di Indonesia
Nama Pabrik Produksi Lokasi
PT. Dover Chemical Polivinil Asetat Cilegon
(PVAc)- Adhesives
Etilen Vinil Asetat
(EVAc)- Adhesives
PT. Pamolite Adhesive Polivinil Asetat Probolinggo
(PVAc)-Adhesives
PT. Arjuna Utama Kimia Polivinil Asetat Surabaya
(PVAc) – paper
chemical
PT. Mikatasa Agung Polivinil Asetat Surabaya
(PVAc) – adhesives
PT. Avian Emulsi Polivinil Sidoarjo
Asetat (PVAc) –
adhesives (lem)
PT. TPC Indo Plastic and Kopolimer Polivinil Gresik
Chemical Klorida

Anda mungkin juga menyukai