Oleh
A. Latar Belakang
Pada saat ini Indonesia sedang berada pada suatu tahap yang penting dalam era
industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu
tersedianya berbagai modal utama yang dimiliki. Dalam melaksanakan tahap ini,
Salah satu bahan kimia yang kebutuhannya belum terpenuhi dari dalam negeri
ini banyak diperlukan oleh beberapa industri, seperti industri pakan ternak,
industri pembuatan pasta gigi dan industri farmasi. Berdasarkan data Badan Pusat
Selama ini kebutuhan Indonesia akan DCPD terpenuhi dengan cara mengimpor
dari luar negeri, seperti Cina. Kebutuhan DCPD ini akan bertambah seiring
DCPD dapat dibuat dari beberapa sumber fosfat seperti asam fosfat (H3PO4) dan
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, batu kapur di Indonesia mencapai
dengan hal-hal tersebut, maka sangat tepat apabila di Indonesia didirikan pabrik
DCPD dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan
B. Kegunaan Produk
sebagai berikut:
b. Industri pembuatan pasta gigi sebagai abrasive agent pada pasta gigi.
C. Analisis Pasar
Harga dari bahan baku dan produk pada pabrik Dicalcium Phosphate
akan DCPD juga terus meningkat. Oleh karena itu, produksi DCPD
mempunyai nilai jual yang baik, baik di dalam maupun luar negeri.
D. Kapasitas Rancangan
Berdasarkan data pada Tabel 1.2 maka dapat dibuat regresi linier yang
35000
Kapasitas impor (ton)
30000
25000
20000
15000
Kenaikan kapasitas impor
10000
Linear (Kenaikan kapasitas
5000 impor)
0
0 2 4 6 8 10 12
Tahun ke-
Persamaan garis hasil regresi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut:
y = 3195,5x+7794,1 ……..(1)
Pada tahun 2016 saat pembuatan pabrik DCPD, diperkirakan impor sebanyak
(ton/tahun) = 3195,5x+7794,1
5
= 3195,5(16)+7794,1
= 58.922,1 ton/tahun
aditive) pada pakan ternak dan unggas. Kebutuhan DCPD terus meningkat
Berdasarkan pada data Tabel 1.3 maka dapat dibuat regresi linier yang
Indonesia.
12000000
y = 660000x + 7E+06
R² = 0.9811
Jumlah Produksi (ton)
10000000
8000000
6000000
4000000 Series1
Linear (Series1)
2000000
0
0 1 2 3 4 5
Tahun ke-
Persamaan garis hasil regresi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut:
y = 660000x+7.106 ..……(2)
Pada tahun 2016 saat pembuatan pabrik DCPD, diperkirakan jumlah produksi
= 660000(10)+7.106
= 13.600.000 ton/tahun
Kandungan DCPD sebagai premiks pada pakan ternak dan unggas sebanyak
= 81.600 ton
Apabila kebutuhan DCPD hanya dipenuhi dengan cara mengimpor dari negara
= 81.600 – 58.922,1
= 22.677,9 ton
2. Skala komersial
DCPD yang telah berdiri di berbagai negara seperti Cina, India, Taiwan dan
pendirian pabrik DCPD pada tahun 2016 dengan kapasitas produksi 50.000
E. Lokasi Pabrik
salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan dan kelangsungan proses
tersedianya tenaga kerja, utilitas (sumber air dan tenaga listrik), iklim, kebijakan
1. Faktor Primer
Faktor ini langsung mempengaruhi tujuan utama dari pendirian pabrik. Tujuan
utama meliputi produksi dan distribusi produk yang diatur menurut kualitas,
waktu dan tempat yang dibutuhkan konsumen dengan tingkat harga yang
cukup.
baku. Oleh karena itu, bahan baku sangat penting dalam pengoperasian
pabrik. Pabrik DCPD menggunakan bahan baku asam fosfat (H3PO4) dan
menambah kapasitas pabrik H3PO4 menjadi 400.000 ton per tahun yang
awalnya hanya 200.000 ton per tahun. Kebutuhan Ca(OH)2 diperoleh dari
b. Pasar Utama
ternak yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera dan Selawesi. Gresik berada
didirikan pabrik DCPD. Selain itu, di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat,
baik.
c. Fasilitas Transportasi
meliputi darat (jalan raya dan jalan tol), laut (terdapat pelabuhan Tanjung
Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Dengan adanya jalur transportasi ini
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ahli (skilled labour) tidak mudah didapatkan di setiap daerah
Fasilitas yang terdiri dari penyediaan air, bahan bakar dan listrik
pabrik akan air sangat banyak, untuk itu diperlukan lokasi yang dapat
Pulau Jawa yaitu Sungai Brantas. Oleh karena itu, kebutuhan akan air
dapat diperoleh dari sungai tersebut. Untuk kebutuhan bahan bakar dapat
11
diperoleh dari Pertamina dan untuk kebutuhan akan listrik akan dipenuhi
f. Iklim
pendingin yang lebih banyak sedangkan iklim yang terlalu dingin atau
curah hujan yang cukup tinggi sehingga Gresik sangat cocok untuk
g. Sarana komunikasi
didapatkan.
2. Faktor Sekunder
a. Lahan
c. Kebijakan Pemerintah
pemerintah.
BAB III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
1. Asam fosfat
• Wujud : cair
2. Kalsium hidroksida
• Wujud : padat
• ∆So298 : 83 J/mol.K
alkohol
3. Air
• Wujud : cair
• Titik beku : 0 oC
4. Cornstarch (binder)
• Wujud : padat
B. Spesifikasi Produk
• Wujud : padat
• pH : 7,1-7,5
31
bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan
produk yang akan dihasilkan akan bergantung pada bahan baku yang akan
digunakan.
A. Jenis-Jenis Proses
yaitu dibasa calsium pospat. Zat ini berwujud bubuk putih yang tidak berbau. Zat
Proses pembuatan DCPD dengan bahan dasar H3PO4 dan Ca(OH)2 dilakukan
ukuran partikel belum sesuai dengan ukuran standar untuk feed additive pada
pada temperatur rendah maka akan dihasilkan kristal bentuk diamond dengan
temperatur tinggi maka akan dihasilkan kristal bentuk kubik dengan ukuran
dengan ukuran 0,2 µm. Konsentrasi larutan KH2PO4 dan CaCl2.2H2O yang
dikeringkan.
B. Pemilihan Proses
1. Aspek Termodinamika
kelayakan proses secara komersial berdasarkan pada unjuk kerja reaksi. Hal
ini dilakukan berdasarkan pada perhitungan nilai ∆Go reaksi. Perhitungan ∆Go
Reaksi:
= -133,65 kJ/mol
Reaksi:
(-748,8 kJ/mol)]
748,8 kJ/mol]
= -208,81 kJ/mol
Reaksi:
= -493,85 kJ/mol
2. Aspek Ekonomi
Pemilihan bahan baku secara ekonomi berdasarkan pada biaya bahan baku
Tabel 2.2 Harga Bahan Baku yang Dapat Digunakan dan Produk
Bahan Harga ($/Ton)
CaHPO4.2H2O 850
Ca(OH)2 120
CaCl2.2H2O 350
H3PO4 500
(NH4)2HPO4 1.030
KH2PO4 1.300
Sumber: www.alibaba.com. Tanggal 19 Oktober 2011.
Reaksi:
= 0,569 kg
= 0,431 kg
Maka :
0,569 kg H 3 PO4
= x 50.000.000 kg CaHPO4 .2H 2 O
1 kgCaHPO4 .2H 2 O
19
= 28.473.473 kg
= 28.473,473 ton
0,431kg Ca(OH ) 2
= x 50.000.000 kg CaHPO4 .2H 2 O
1 kg CaHPO4 .2H2 O
= 21.527.398 kg
= 21.527,398 ton
= $ 14.236.736,59 + $ 2.583.287,82
= $ 16.820.024,41
= $ 16.820.024,41 : 50.000.000
= Rp. 3.235,16
= $ 0,850 - $ 0,336
= $ 0,513
20
Reaksi:
CaHPO4.2H2O
= 0,767 kg
CaHPO4.2H2O
= 0,749 kg
Maka :
= 38.372.363 kg
= 38.372,363 ton
= 37.479.225 kg
= 37.479,225 ton
= $ 39.523.534,200 + $ 13.117.729,100
= $ 52.641.263,300
= $ 52.641.263,300 : 50.000.000
= Rp. 10.125,02
= $ 0,850 - $ 1,053
= - $ 0,203
Reaksi:
= 0,791 kg
CaHPO4.2H2O
= 0,749 kg
Maka :
0,791 kg KH 2 PO4
= x 50.000.000 kg CaHPO4 .2H 2 O
1 kgCaHPO4 .2H 2 O
= 39.539.194 kg
= 39.539,194 ton
= 37.479.225 kg
= 37.479,225 ton
23
= $ 51.400.952,990 + $ 13.117.729,100
= $ 64.518.683,090
= $ 64.518.683,090 : 50.000.000
= Rp. 12.409,52
= $ 0,850 - $ 1,290
= - $ 0,440
C. Uraian Proses
Tahap penyiapan bahan baku ini bertujuan untuk membuat Ca(OH)2 solution
solution dilakukan pada Mixing Tank yang berbeda. Partikel Ca(OH)2 yang
solution ini akan dibuat dengan konsentrasi yang sama yaitu 2 M. Pelarut yang
%.
H3PO4 solution dan Ca(OH)2 solution dialirkan menuju Reaktor. Mol H3PO4
dan Ca(OH)2 yang akan direaksikan sama. Di dalam Reaktor akan terbentuk
partikel.
26
partikel yang terbentuk di Reaktor masih memiliki ukuran yang halus (rata-
rata 35 µm). Ukuran DCPD yang digunakan oleh pabrik pakan ternak
ukuran ini dilakukan di granulator tipe High Shear Mixer. Pada proses
Perbandingan antara DCPD dengan corn starct yang diguanakan adalah 85/15
4. Tahap pemurnian
CaHPO4.2H2O dari campuran H3PO4, Ca(OH)2 dan air yang dihasilkan dari
Filtrat yang dihasilkan dari RDVF akan di-recycle ke Reaktor. Sebelum di-
packing.
27
A. Peralatan Proses
8. Spesifikasi Feeder I
Sch = 40 in
Beda ketinggian = 3,5 m
Power motor 25 hp
NPSH 0,533 m
Power motor 25 hp
NPSH 0,529 m
Jumlah 2 buah
Dimensi OD = 108 In
Htotal = 12,50 ft
Tebal shell = 0,375 in
Tebal head = 0,4375 in
Impeller = Disc six flat - blade
open turbine
Jumlah = 1 buah impeller
Waktu pengadukan = 1,65 menit (Perry’s, Fig.
20-86b, Hal: 20-78)
Power 124 hp
Jumlah 1 Buah
Sch = 40 in
Beda ketinggian = 5 m
Power motor 5 hp
NPSH 0,071 m
Jumlah 1 buah
Kapasitas : 35 ton/jam
Jumlah 1 buah
B. Peralatan Utilitas
3. Clarifier (CL-101)
11. Boiler
Kapasitas 400,328 m3
Dimensi Diameter shell (D) 12,19 m
Tinggi shell (Hs) 3,66 m
Tebal shell (ts) 0,4375 in
Tinggi atap 0,625 m
Tebal lantai 0,9175 in
Jumlah courses 2 buah
Tutup atas Bentuk conical
Tekanan desain 19,67 psi
Tebal head 0,625 in
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 1 buah
Jumlah 1 buah
berbentuk conical
Kapasitas 4.270,07 m3
Dimensi Diameter shell (D) 24,38 m
Tinggi shell (Hs) 9,14 m
Tebal shell (ts) 1,00 in
Tinggi atap 2,31 m
Tebal lantai 0,34 in
Jumlah courses 5 buah
Tutup atas Bentuk conical
Tekanan desain 25,68 psi
Tebal head 1,00 in
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 1 buah
single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas 80,708 m3/ jam
Efisiensi 78 %
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40
Panjang pipa lurus (L): 10 m
Jumlah globe valve : 1 unit
Standar elbow 90o : 3 unit
Jumlah gate valve : 2 unit
Beda ketinggian : 4m
Power 5 hp
NPSH 5,165 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
Beda ketinggian : 2m
Power 5 hp
NPSH 5,165 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
Efisiensi 83 %
Dimensi NPS = 6 in
Sch = 40 in
Panjang pipa lurus (L): 50 m
Jumlah globe valve : 1 unit
Standar elbow 90o : 2 unit
Jumlah gate valve : 1 unit
Beda ketinggian : 2m
Power 5 hp
NPSH 3,368 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
Power 5 hp
NPSH 3,368 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
Efisiensi 63 %
Dimensi NPS = 1,5 in
Sch = 40 in
Panjang pipa lurus (L): 3 m
Jumlah globe valve : 1 unit
Standar elbow 90o : 2 unit
Jumlah gate valve : 1 unit
Beda ketinggian : 2m
Power 1 hp
NPSH 0,62 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
91
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit
menjalankan suatu pabrik dengan baik dari tahap awal sampai produk akhir.
Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam dan listrik.
di dalam pabrik tersebut atau secara tidak langsung yang diperoleh dengan
1. Syarat fisis: Di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa dan
(http://4funjava.blogspot.com/2010/04/proses-pengolahan-air.html.
= 8,82 m3/hari
= 6 m3/hari
= 700,83 kg/jam
b. Air pendingin
Air pendingin yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari
pendingin tersebut.
adalah:
(http://4funjava.blogspot.com/2010/04/proses-pengolahan-air.html.
• Turbiditas : < 10
• pH : 6,5 – 8
(http://www.batan.go.id/ptrkn/file/Epsilon/Vol_12_03/2.Itjeu.pdf.
Unit air pendingin ini mengolah air dengan proses pendinginan dari
dalam Cooling Tower ini. Oleh karena itu, untuk menjaga jumlah air
Sistem air pendingin terutama terdiri dari Cooling Tower dan basin,
kimia dan induce draft fan. Sistem injeksi bahan kimia disediakan
senyawa terlarut.
Udara bebas akan digunakan sebagai pendingin dari air panas yang
Air panas
Udara
Air dingin
Gambar 6.1 Cooling Tower
97
pengambilan panas dari air oleh udara dan juga terjadi proses
Evaporasi
Hot Water, T= 45 oC
COOLING COOLER
TOWER PROSES
Make
Up
T = 30 oC
Blow Down
adalah:
99
larutan-larutan asam dan gas-gas terlarut seperti O2, CO2 dan H2S
(http://4funjava.blogspot.com/2010/04/proses-pengolahan-
c. O2 = 0,02 mg/liter
e. pH = 8,8 – 9,2
f. Minyak = 0,mg/liter
(http://aplikasiteknikkimia.blogspot.com/2009/04/pengolahan-air-
deaerasi.
tube-tube boiler.
N2H4 + O2 N2 + H2O
• Proses Deaerasi
Steam)
101
Gas
Kondensat Stripping Section
Air Demin
LP Steam
PB
Pompa BFW
Salah satu bagian dari utilitas pabrik ini adalah air pemadam
kebakaran. Kebutuhan air ini sangat diperlukan jika suatu saat terjadi
musibah kebakaran yang menimpa salah satu bagian dari pabrik. Jadi,
Air yang digunakan dalam pabrik ini, seperti air proses, air umpan boiler,
air pendingin dan lainnya diperoleh dari air sungai. Untuk mendapatkan
spesifikasi air sesuai dengan baku mutu yang ada maka dilakukan
Bahan baku air diambil dari air sungai. Air sungai dialirkan dari daerah
terbuka ke water intake system yang terdiri dari screen dan pompa. Screen
suction pompa. Air yang tersaring oleh screen masuk ke suction pompa
kaustik dan kaporit. Jumlah aliran bahan kimia yang masuk dikontrol
mikro organik, tanah liat dan endapan lumpur, warna yang disebabkan
seperti minyak
Berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air, stabil dalam
udara, tidak mudah terbakar, tidak dapat larut dalam alkohol dan dapat
sebagai berikut:
kotoran lain yang terikut ke dalam air dan H2SO4 yang akan
6,5 – 7,5. Jumlah alum yang diinjeksikan sebanyak 0,06 % dari air
Jumlah soda abu yang diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan
• Kaporit
berikut :
• Aluminium sulfat dalam air akan larut membentuk ion Al3+ dan OH-
• Butiran partikel floc ini akan terus bertambah besar dan berat sehingga
• Untuk menjamin koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang
Flocculator.
air yang jernih akan terpisah dari endapan floc. Proses ini terjadi di
Clarifier/Floctreator.
b. Penyaringan (Filtration)
Air yang dipersiapkan sebagai bahan baku untuk proses pertukaran ion
termasuk bahan organik, warna dan bakteri. Selama operasi dari filter,
penjernihan akan terlepas oleh filter dan terkumpul pada permukaan bed.
silinder vertikal yang terdiri dari antrasit, coarse sand, fine sand dan
demineralisasi. Bila sand filter ini telah jenuh maka perlu dilakukan
regenerasi, dengan cara cuci aliran balik (backwash) dengan aliran yang
lebih tinggi dari aliran filtrasi, hal ini dilakukan untuk melepaskan kotoran
108
Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan tinggi (high
Pukul 21.05 WIB) atau waktu operasi (duration time) tercapai. Larutan
kaustik diinjeksikan melalui pipa dari sand filter untuk mengatur pH dari
produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter. Untuk
c. Demineralisasi
silika, sulfat, klorida dan karbonat dengan menggunakan resin. Air yang
telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized water). Sistem
demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar ion (ion
menghasilkan air demin sebagai air umpan ketel (boiler feed water) untuk
membangkitkan steam.
109
Untuk keperluan air umpan boiler, tidak cukup hanya air bersih sehingga
dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan negatif (anion).
diisi resin cation yang akan mengikat cation dan melepaskan ion H+.
bertukar dengan ion OH- dari resin anion. Pada Anion Exchanger
Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah
• Cation exchanger
larutan H2SO4 4 %.
• Anion exchanger
larutan NaOH 40 %.
Sistem penyediaan steam terdiri dari deaerator dan boiler. Proses dearasi
mineral (demin water) dari komponen udara melalui spray, sparger yang
berkontak secara counter current dengan steam. Demin water yang sudah
Kandungan oksigen keluar dari deaerator didesain tidak lebih besar dari
0,007 ppm.
boiler yang digunakan adalah water tube boiler dengan air umpan boiler
T operasi = 30 oC
adalah perubahan zat dari wujud gas ke bentuk cairan. Karena perubahan
wujud zat sebanding dengan perbedaan jumlah energi dari molekul yang
membentuk zat tersebut, maka energi panas harus diserap atau dilepas oleh
zat tersebut sehingga dapat merubah keadaan wujud zat tersebut. Dengan
demikian, perubahan zat dari padat ke cair atau dari cair ke gas
molekul gas dan jarak antara molekul tersebut semakin dekat sampai
(Wikipedia, 2006).
2 3 panas
Compressor
Ekspansion
4 Valve
Kerja 1
Evaporator
Gas bertekanan rendah
Amonia cair
Keterangan :
evaporator.
turbin uap, dimana digunakan steam yang dihasilkan dari boiler. Hal ini
bertujuan agar tidak diperlukan aliran listrik dari PLN. Selain itu, hal ini
berikut :
lampiran D).
115
bakar pada generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah
bahan bakar cair yaitu solar yang diperoleh dari PERTAMINA. Pemilihan
• Mudah didapat
mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari
B. Laboratorium
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang
dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang
3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan
produksi.
a. Kelompok Non–Shift
b. Kelompok Shift
a. Laboratorium Fisika
fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara lain:
b. Laboratorium Analitik
• Diversifikasi produk
2. Air demineralisasi
3. Air pendingin
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat
alkalinitas.
departemen ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas dan
e. Alat Analisis
variabel proses. Variabel proses itu antara lain temperatur, tekanan, laju alir,
lebih kecil. Data yang diperoleh dari elemen-elemen sensor diolah dan
(SCS).
1. Kalkulasi termodinamik.
melalui seluruh tingkatan. Keempat tingkatan ini diperlihatkan pada Tabel 6.5.
laju alir dan level cairan. Pengendalian variabel utama proses tercantum pada
A. Lokasi Pabrik
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus ditentukan sebelum
sangat penting karena lokasi pabrik yang terencana dengan baik akan
menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan juga akan menjaga
2. Pemasaran produk
3. Transportasi
4. Utilitas
5. Tenaga kerja
a. Asam Fosfat
b. Kalsium Hidroksida
2. Pemasaran produk
3. Transportasi
laut dengan tersedianya Pelabuhan Tanjung Perak serta melalui jalur udara
4. Utilitas
Unit utilitas yang terdiri dari penyediaan air, steam dan listrik
mengharuskan lokasi pabrik dekat dengan sumber bahan baku untuk unit-
123
unit tersebut. Untuk unit penyediaan air diperlukan air dimana kebutuhan
air diperoleh dari Sungai Brantas. Selain dibutuhkan air, unit penyediaan
steam dan listrik juga memerlukan bahan bakar. Bahan bakar yang
digunakan adalah bahan bakar cair yaitu solar yang diperoleh dari
PERTAMINA.
5. Tenaga kerja
akan tenaga kerja akan terpenuhi. Selain itu tenaga kerja juga dapat
peralatan produksi dan alat pendukung lain sehingga akan dapat mencapai
suatu tujuan yang optimum dengan menggunakan fasilitas yang ada di pabrik.
Tujuan utama dari tata letak pabrik ini adalah untuk meminimalisir biaya dan
kerja sehingga proses produksi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien.
b. Aliran informasi, barang atau tenaga kerja secara efektif dan efisien.
nyaman, aman, tertib dan rapi sehingga kinerja menjadi lebih baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak pabrik dapat di lihat pada gambar 7.1
sebagai berikut :
125
Konstruksi yang ekonomis dan operasi yang efisien dari suatu unit proses
1. Pertimbangan Ekonomis
pada para pekerja dalam melaksanakan aktifitas produksi. Selain itu, alat-
alat tersebut hendaknya diletakkan pada posisi yang tepat dan cukup
mudah untuk dijangkau dan terdapat ruang antara disekitar peralatan untuk
3. Kemudahan Pemeliharaan
Penempatan alat yang baik akan memberikan ruang gerak yang cukup
peralatan.
4. Faktor Keamanan
suatu pabrik.
Untuk lebih jelasnya tata letak peralatan proses dapat di lihat pada gambar 7.2
sebagai berikut :
127
Keterangan:
dengan efektif dan efisien. Selain itu, untuk mendapatkan profit yang optimal juga
harus didukung oleh pembagian tugas dan wewenang yang jelas dari setiap
personil yang terlibat di dalam perusahaan. Oleh karena itu untuk kelancaran
A. Bentuk Perusahaan
karena diatur dengan jelas oleh undang-undang yang mengikat dan melindungi
Struktur organisasi yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan ini adalah
sistem line and staff, mengingat pabrik ini merupakan perusahaan besar yang
129
tugas dan wewenang yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Semakin ke atas,
Tugas, wewenang dan tanggung jawab tertinggi terletak pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pada sistem line and staff, setiap bawahan hanya
mempunyai satu garis tanggung jawab kepada atasannya dan setiap atasan
hanya memiliki satu garis komando kepada bawahannya. Sistem organisasi ini
a. Asas kesatuan komando tetap karena pimpinan tetap dalam satu tangan.
b. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan staf dan pelaksana.
spesialisasinya.
130
B. Deskripsi Jabatan
2. Direksi
3. Kepala Bagian
4. Kepala Seksi
5. Kepala Regu
tahunan perusahaan.
131
2. Direksi
tertentu atas nama PT. Sebagai pengurus PT, Direksi dapat mewakili PT
secara tak terbatas dan tak bersyarat selama tidak bertentangan dengan
anggota Direksi terdiri lebih dari satu orang maka yang berwenang
menentukan lain. Direksi terdiri dari satu orang direktur utama yang
administrasi.
a. Direktur Utama
keseluruhan.
Jumlah : 1 orang
proses.
Jumlah : 1 orang
(humas).
perusahaan.
Jumlah : 1 orang
d. Staf Ahli
perusahaan.
Jumlah : 2 orang
3. Kepala Bagian
seksi.
mutu.
Jumlah : 1 orang
seksi listrik dan instrumen, kepala seksi peralatan dan bengkel serta
Jumlah : 1 orang
pembukuan perusahaan.
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
pendidikan kilat.
Jumlah : 1 orang
136
4. Kepala Seksi
instrumentasi.
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
limbah.
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
baku pabrik.
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
Jumlah : 1 orang
bahan yang ada diproses secara kimia. Masing-masing operator harus sudah
memiliki bekal pengetahuan ilmu kimia yang baru diajarkan oleh sekolah
kepada siswa SMU. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang sesuai, karyawan
mengetahui bahaya dari bahan kimia yang dikelola oleh unit kerjanya.
• Cuti tahunan
Bila dalam waktu 1 tahun hak cuti tersebut tidak dipergunakan maka hak
tersebut akan hilang untuk tahun yang bersangkutan dan tidak bisa
diakumulasikan.
Bagi karyawan harian (non-shift), hari libur nasional dianggap hari libur,
berarti tidak masuk kerja sedangkan bagi karyawan shift, hari libur
140
nasional tetap masuk kerja dengan catatan hari itu diperhitungkan sebagai
kerja lembur.
Kerja lembur terjadi apabila ada karyawan shift yang mengambil cuti.
Tugas karyawan ini diambil alih oleh karyawan dari shift lain dan
dianggap sebagai kerja lembur. Bagi karyawan harian, kerja lembur terjadi
bila ia bertugas di luar jam kerja karena ada gangguan di pabrik, revisi
tahunan atau ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada batas waktu
D. Jam Kerja
Perusahaan ini beroperasi selama 330 hari dalam setahun dan 24 jam
non-shift bekerja 5 hari seminggu. Libur pada hari Sabtu, Minggu dan
Jam istirahat:
2. Sistem shift
dan D. Karyawan shift bekerja selama 5 hari dengan jam kerja 8 jam/hari
Pada saat pergantian shift dari sore ke malam dan dari malam ke pagi,
dan satpam. Siklus pergantian shift dapat dilihat pada Tabel 8.1.
A = Kelompok kerja I
B = Kelompok kerja II
D = Kelompok kerja IV
142
Jadwal kerja:
produksi.
Jadwal istirahat:
E. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan atau sistem pemberian honor pada perusahaan ini terdiri
dari:
• Sistem bulanan
Dalam sistem bulanan ini, karyawan diberi honor lembur bila melakukan
• Sistem borongan
Perhitungan jumlah operator ditunjukkan pada Tabel 8.2. dan Tabel 8.3.
Pembulatan 6
Jumlah karyawan untuk 4 shift 24
Direktur Utama 1
Direktur (produksi + keuangan) 2
Staf Ahli 2
Kepala Bagian 5
Kepala Seksi 12
Sekertaris Direktur 3
Kepala Regu 12
Karyawan Personalia 4
Karyawan Humas 2
Karyawan K3 4
Karyawan Pemasaran 4
Karyawan Administrasi 4
Karyawan Kas 4
Karyawan Proses 16
Karyawan Lab dan Pengendalian proses 4
Karyawan Listrik dan Instrumen 4
Karyawan Perlatan dan Bengkel 4
Karyawan Utilitas 24
Karyawan Litbang 4
Satpam 16
Sopir 3
Pesuruh 6
Cleaning Service 6
Dokter 2
Paramedis 3
Total 147
F. Kesejahteraan Karyawan
Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini
1. Tunjangan
karyawan.
2. Cuti
dalam 1 tahun.
3. Pakaian kerja
setiap tahunnya.
4. Pengobatan
perusahaan.
dari 10 orang.
146
Dengan adanya keselamatan kerja dari suatu perusahaan berarti adanya suatu
usaha untuk menciptakan unjuk kerja yang aman, bebas dari kecelakaan,
produksi.
Jika kecelakaan kerja terjadi, maka hal ini dapat menimbulkan banyak
kerugian, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Usaha-usaha yang dilakukan
untuk menjaga keselamatan kerja para karyawan dan pabrik itu sendiri antara
lain:
bagi karyawan.
dapat terjadi pada pabrik Dicalcium Phosphate Dihydrate ini adalah bahaya
dari bahan kimia dan bahaya mekanis lainnya. Usaha-usaha dapat dilakukan
namun tentunya harus disertai kesadaran dan disiplin yang tinggi dalam upaya
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain
merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik
yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang
didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi
pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan
ekonomi pabrik.
A. Investasi
Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working
langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Fixed
WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok
bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir
uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah,
dan bahan baku; uang terbayar (account payable); dan pajak terbayar
Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam
yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung.
150
perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan
baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi
depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang
proses produksi.
= Rp 516.696.785.252,06
B. Evaluasi Ekonomi
(POT), Break Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan cash flow
(DCF).
laba setelah pajak. Nilai ROI pabrik dicalcium phosphate dihydrate adalah
11,43 %. Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai
Pay out time merupakan waktu minimum teoritis yang dibutuhkan untuk
period (payout time) untuk beragam pabrik adalah berdasarkan Tabel 6.21
Tabel 9.6 Acceptable pay out time untuk tingkat resiko pabrik
Pay Out Time
Industri Sebelum Pajak Sesudah Pajak
Low Avr High Low Avr High
Chemical proses 6,7 3,3 2,2 14,3 6,7 4,8
Drugs 4,0 2,3 1,8 7,7 4,3 3,3
Petroleum 5,6 3,4 2,5 8,3 5,0 3,6
Metal 10,0 5,9 4,0 20,0 11,1 7,7
BEP adalah titik yang menunjukkan jumlah biaya produksi sama dengan
pada saat pabrik beroperasi 66,91 % dari kapasitas maksimum pabrik 100
Nilai Shut Down Point (SDP) suatu pabrik merupakan level produksi di
phosphate dihydrate ini adalah 44,22 %, jadi pabrik akan tutup jika
BEP
8.E+11
7.E+11
6.E+11
5.E+11
4.E+11
RP
3.E+11
2.E+11
1.E+11
0.E+00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
C. Angsuran Pinjaman
berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Periode
pengembalian modal secara discounted cash flow ditunjukkan pada Tabel E.11
pada lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2). Payout
time pabrik dicalcium phosphate dihydrate adalah 4,26 tahun dan internal rate
3.E+11
Cumulative Cash Flow
2.E+11
2.E+11
1.E+11
5.E+10
0.E+00
-5.E+10
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1.E+11
-2.E+11
-2.E+11
-3.E+11
Umur Pabrik (Tahun)
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
3. Break Even Point (BEP) sebesar 66,91 % dimana syarat umum pabrik
4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 16,38 %, lebih besar
dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih memilih
B. Saran
Oleh
SUHARDINI MARTIANA PUTRI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
LAMPIRAN F
PERANCANGAN ALAT PROSES
EVAPORATOR (EV-301)
Bahan konstruksi : SA-167 Grade 11 Type 316 (18 % Cr, 10 % Ni, 2 % Mo)
Alasan pemilihan:
1. Long Tube Evaporator umum digunakan di industri karena relatif lebih murah
1989:11-109).
2. Long Tube Evaporator lebih cocok untuk umpan dengan viskositas < 1 cp dan
memiliki heating surface 100-10.000 m2 (Ulrich, 1984, Tabel 4-7, hal 94).
3. Flanged and Standard Dished Head cocok digunakan pada tekanan 1 atm
4. Long Tube Vertical Evaporator memiliki small floor space dan low holdup
(Perry’s, 1989).
F. 2
5. Long Tube Vertical Evaporator membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
A. Perhitungan Neraca Massa dan Neraca Panas Pada EV-301 dan EV-302
Data steam:
HL = 503,71 kJ/kg
Asumsi di Evaporator yang menguap adalah air sehingga jumlah zat yang
lainnya selalu tetap di setiap efek. Evaporator yang digunakan adalah Double
Pada awal perhitungan diasumsikan bahwa air yang teruapkan sama untuk
V2 = V1 = 19.049,150 kg/jam
F = V1 + L1
L1 = F – V1
= 39.192,275 – 19.049,150
= 20.143,125 kg/jam
182,287 = 0 + 20.143,125.XL1
XL1 = 0,009
F2 = V2 + L2 dimana F2 = L1
F. 4
L2 = F2 – V2
= 20.143,125 – 19.049,150
= 768,629 kg/jam
182,287 = 0 + 768,629.XL2
XL2 = 0,167
Boiling Point Rise (BPR) atau kenaikan titik didih didekati dengan
persamaan:
∆Tb = m x Kb
.
m= = molal
W x 1.000
T = xK
BM x W
F. 5
W2 = massa pelarut = kg
= 0,51 oC/molal
Efek 1:
, .
BPR = x 0,51 = 0,049 oC
. ,
143,058 x 1.000
BPR ( ) = x 0,51 = 0,051
74,09 x 19.817,779
Efek 2:
182,287 x 1.000
BPR = x 0,51 = 1,258
98 x 768,629
143,058 x 1.000
BPR ( ) = x 0,51 = 1,306
74,09 x 768,629
T2 = 100 oC = 212 F
= 100 – 2,564
= 97,435 oC
= 19,901 oC
1
U
T = T = 8,292
1 1
+
U U
1
U
T = T = 11,609
1 1
+
U U
T1 = TS1 - ∆T1
= 120 – 8,292
= 111,708 oC
TS2 = T1 - BPR1
= 111,708 – 0,100
= 111,609 oC
Profil Temperatur:
Efek 1 Efek 2
T1 = 111,708 oC T2 = 100 oC
Tf = 38,082 oC = 311,232 K
T1 = 111,708 oC = 384,858 K
F. 8
T2 = 100 oC = 373,15 K
Diketahui:
F = V1 + L1
F. 9
= 39.192,275 kg/jam
L1 = F – V1
= 39.192,275 – V1 ……………..(1)
L1 = L2 + V1
L2 = L1 – V1 .…………….(2)
V2 = V –V1
= 38.098,301 – V1 ..……………(3)
. . ,
h = = = 1.311,59 kJ/kg
. ,
(39.192,275–V1)(1.311,59)+V1(2.226,01)=116.659,241+(38.098,301–V1)(2.676,69)
51.404.203,76+914,42.V1=116.659,241+101.977.709-2.676,69.V1
3.591,12.V1=50.690.163,47
F. 10
V1=14.115,421 kg/jam
= 25.076,855 kg/jam
= 23.982,880 kg/jam
= 1.093,974 kg/jam
A.5 Menentukan Panas dan Luas Area Perpindahan Panas Tiap Efek
Q1 = S.λ1
= 19.501.182,63 W
Q2 = S.λ2 = V1. λ2
= 8.728.074,809 W
. . ,
A = = = 591,686 m
. . , ,
.
. . ,
A = = = 264,819 m
. . , ,
.
F. 11
Luas area perpindahan panas untuk Long Tube Evaporator adalah 100-
= =
38.098,301 kg/jam
= = 1,195 kg air/kg
31.873,502 kg/jam
1990:210)
Efek 1:
= 714.900,353 kJ/jam
∆HS1 = S.λ1
= 31.873,502 x 2.202,59
= 70.204.257,48 kJ/jam
= 14.115,421 x 2.694,117
= 38.028.600,73 kJ/jam
∆HL1 = L1.hL1
= 25.076,855 x 1.311,59
= 32.890.557,10 kJ/jam
Efek 2:
= 25.076,855 x 1.311,59
= 32.890.557,10 kJ/jam
∆HVs1 = V1.λ2
= 14.115,421 x 2.226,01
= 31.421.069,31 kJ/jam
= 23.982,880 x 2.676,699
F. 13
= 64.194.967,17 kJ/jam
∆HL2 = L2.hL2
= 116.659,24 kJ/jam
Dimensi Tube:
Dipilih tube dengan spesifikasi sebagai beikut (Tabel 10, Kern, 1950:843):
BWG = 16
(Geankoplis, hal:491)
A
N = = 1.236,12 buah
La"
Nt = 1.240 buah
2. Koreksi Ud
U = = 3.962,372 = 697,809
. . .
F. 16
3. Pemilihan pitch
Alasan pemilihan:
a. Film koefisien pada triangular pitch lebih tinggi daripada pada rotated
b. Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak karena susunannya lebih
kompak.
= ½ x Pt x Pt Sin 60o
= 0,381 in2
= 2,455 mm2
5’. Menghitung hi
h k c
= J
D k
dengan:
c = 17,341 Btu/hr.ft2.F/ft
k = 0,406 Btu/lb.F
maka
h
= 1.754,004 Btu/hr. ft . F
h
t =t + (T t )
h h
+
= 208,09 F
8’. Koreksi hio
Pada tw:
µ w = 0,4 cp x 2,42
= 0,968 lb/hr.ft
,
= = 1,087
h
h =
= 1.575,562 Btu/hr. ft . F
6. Menghitung clean overall heat transfer coeffisien, Uc
h h
U =
h +h
= 768,43 Btu/hr. ft . F
7. Menghitung dirt factor, Rd
U U
R =
U U
= 0,0013 hr. ft . F/Btu
Rd yang diperlukan = 0,001 hr.ft2.F/Btu (Tabel 12, Kern)
Rdhitung > Rdperlu (memenuhi)
Pressure Drop
Shell Tube
fxG xD x(N + 1) fxG xLxn
P = P =
5,22x10 xD xsx 5,22x10 xDxsx
Dimana: Dimana:
Gs = 36.956,313 lb/hr.ft2 Gt = 33.224,935 lb/hr.ft2
s = 0,0076 s = 0,997
Untuk Res = 646.089,391 Untuk Ret = 979,761
f = 0,00047 (Fig. 29, Kern) f = 0,00053 (Fig. 26, Kern)
Ds = 37 in = 3,083 ft D = 0,62 in = 0,052 ft
No. of crosses, N+1 = 102,15 Maka ∆Pt = 0,006 psi
F. 20
6. Pemilihan baffle
Baffle yang dipilih adalah baffle cut dapat dilihat pada Gambar F.3 berikut:
Dimensi baffle:
H = D xB = D (0,5 B)
Db = Diameter baffle
Ds = Diameter shell
Bc = 25 %
dimana Hb = CD
F. 21
= 18,5 in
= 1,54 ft
= 46,99 cm
CO = DO – CD = 9,25 in = 23,49 cm
BC = BO CO = 16,02 in = 40,69 cm
Karena segitiga AOB merupakan segitiga sama kaki maka <AOC = <BOC
<AOC = 60o
Dimensi baffle dan baffle cut dapat dilihat pada Gambar F.4.
7. Perancangan shell
a. Tekanan desain
( )
P = (Brownell and Young, 1959:342)
b. Tebal shell
= +
2( 0,6 )
Keterangan:
Maka ts = 0,171 in
F. 23
Dimana:
Berdasarkan Tabel 5.7 dan 5.8 hal 89, Brownell and Young diperoleh
sf = Straight flange = 2 in
= 1,723 in = 4,377 cm
• Tebal bottom
= 0,077 in = 0,197 cm
ID
AB = icr = 16.312 in = 41,43 cm
2
AC = BC AB = 29,403 in = 74,684 cm
OA = th + b + sf = 8,784 in = 0,223 m
8. Tube sheet
pemegang ujung-ujung tube dan pembatas aliran fluida di sisi shell dan
(welded).
/
t= (Garbett, 1958)
Keterangan:
F = 1
• Pipa Umpan
Data perhitungan:
NPS : 3 in = 7,62 cm
Schedule Number : 40
OD : 3,5 in = 0,089 m
ID : 3,068 in = 0,078 m
F. 27
4G
Bilangan Reynold, N = = 245.812,48
d
Size = 3 in = 7,62 cm
Data perhitungan:
NPS : 20 in = 50,80 cm
F. 28
Schedule Number : 20
OD : 20 in = 0,508 m
ID : 19,25 in = 0,49 m
4G
Bilangan Reynold, N = = 1.774.389,498
d
Size = 20 in = 50,80 cm
OD of pipe = 20 in = 50,80 cm
Data perhitungan:
Schedule Number : 40
OD : 2,875 in = 0,073 m
ID : 2,469 in = 0,062 m
4G
Bilangan Reynold, N = = 899.232,426
d
Size = 2 in = 5,08 cm
Untuk FLV = 1,729 maka diperoleh Kv = 0,05 (Fig. 5.1, Evan, 1979)
U = K (Evan, 1979)
Q = = 14,886 = 525,68
Q = = 25,04 = 0,0069
= 2 x (3 x 60) = 360 s
VL = 2,504 ft3
F. 31
4V
Tinggi atau kedalaman (H ) = = 3,087 m
D
Cek geometri
P = 1,57 atm
= +
2( 0,6 )
Keterangan:
Maka ts = 0,163 in
F. 32
Dimana:
Berdasarkan Tabel 5.7 dan 5.8 hal 89, Brownell and Young diperoleh nilai
= 1,75 in = 4,44 cm
• Tebal head
= 0,069 in = 0,175 cm
ID
AB = icr = 17,573 in = 44,64 cm
2
AC = BC AB = 35,236 in = 89,49 cm
OA = th + b + sf = 8,952 in = 0,23 m
= 37 in
h = Tinggi konis, in
h = 0,866 (ID – d)
bottom Deflektor
= 4,93 m
Tinggi total Evaporator = Tinggi total shell and tube + Tinggi total Deflektor
= 8,29 m + 4,93 m
= 13,23 m
, ,
D, = 226G (Pers. 5.15, Coulson, vol. 6, 1983:161)
Data perhitungan:
Schedule Number : 40
OD : 2,875 in = 0,073 m
ID : 2,469 in = 0,063 m
4G
Bilangan Reynold, N = = 194.828,682
d
Size = 2 in = 5,08 cm
Data perhitungan:
F. 36
NPS : 2 in = 5,08 cm
Schedule Number : 40
OD : 2,375 in = 0,060 m
ID : 2,067 in = 0,052 m
4G
Bilangan Reynold, N = = 7.318.182
d
a. Berat shell
= 5.308,307 lb = 2.407,832 kg
= 44,488 in = 3,707 ft
F. 38
Volume dish = ¼ π x bd 2 x t d
= 82,603 lb = 37,469 kg
c. Berat accessories
• Berat pipa
• Berat tube
= 95,04 in3
= 33.417,136 lb = 15.157,913 kg
• Berat baffle
Jumlah baffle = 9
= 9,25 in = 23,49 cm
= 42,852 lb = 19,438 kg
W = (¼ π x D2 x ts) x ρsteel
= 380,909 lb = 172,779 kg
Wt = 2 x W
= 761,819 lb = 345,559 kg
2. Bagian Deflektor
a. Berat shell
= 6.538,385 lb = 2.986,204 kg
= 48,75 in = 4,062 ft
Volume dish = ¼ π x bd 2 x t d
= 99,188 lb = 44,99 kg
= 48,75 in = 4,062 ft
Volume bottom = ¼ π x bd 2 x t b
= 99,188 lb = 44,99 kg
d. Berat pipa
Berat Deflektor = berat shell + berat dish head + berat bottom + berat pipa
= 6.795,76 lb = 3.082,537 kg
= 3.919,227 kg
= 3.187,350 kg
= 15.667,161 lb
Evaporator
a. Head Deflektor
Data perancangan:
Gambar F.10 Detail untuk flange dan bolt pada head Evaporator 1
Dimana:
Asumsi lebar gasket 1/8 in, dari Fig. 12.11, Pers. 12.2 Brownell and Young
sehingga,
d
= 1,0005
d
Asumsi bahwa diameter dalam gasket di sama dengan diameter luar shell
= 48 in = 121,92 cm
Sehingga:
do = 1,0005 x 42 in
= 42,021 in = 106,73 cm
= 42,1875 in = 107,156 cm
Dimana:
B : Efektif gasket
Dari Fig 12.12 Brownell and Young, 1959:229, kolom 1, tipe 1.a:
N
b = = 0,005 in
2
= 182,401 lb
= 52.347,311 lb
= 52.529,712 lb
Dimana:
Penentuan ukuran baut diambil dari Tabel 10-4, Brownell and Young,
1959:188.
NB C
Bs E Luas Aktual (in2)
[ID+2(1,41go+R)]
3 0,625 22,93 44,91 3,563
3 0,75 15,29 45,16 3,938
3 1,1875 11,46 44,78 3,375
3 1,4375 7,64 45,03 3,75
3 1,625 7,64 45,28 4,125
Dimana:
Digunakan baut dengan ukuran 0,75 in. Dari perhitungan pada Tabel F.12
maka jumlah aktual baut yang digunakan adalah 12 buah dengan bolt
= 487,156 in = 119,776 cm
= 3,624 in2
Ab f
N =
2y G
= 0,042 in
6. Perhitungan moment
= 62.504,856 lb
= 1,296 lb
F. 49
= 81.041,45 lb-in
Dimana:
B : OD shell = 42 in
= 1,39 lb
= 72.133,632,632 lb-in
HG = W – h = Wm1 – h
= 646,677 lb
= 838,457 lb-in
F. 50
= 464,275 lb
= 1,34 lb
= 623,725 lb-in
= 73.595,814 lb-in
Keterangan:
tf = Ketebalan flange, in
= A/B = 1,123
diperoleh Y = 8.5
F. 51
Gambar F.12 Detail untuk flange dan bolt pada head Evaporator
Data perancangan:
Gambar F.14 Detail untuk flange dan bolt pada bottom Evaporator 1
Dimana:
Asumsi lebar gasket 1/8 in, dari Fig. 12.11, Pers. 12.2 Brownell and Young
sehingga,
d
= 1,0005
d
Asumsi bahwa diameter dalam gasket di sama dengan diameter luar shell
= 38 in = 96,52 cm
Sehingga:
do = 1,0005 x 38 in
= 38,019 in = 96,56 cm
= 38,188 in = 96,99 cm
Dimana:
B : Efektif gasket
Dari Fig 12.12 Brownell and Young, 1959:229, kolom 1, tipe 1.a:
N
b = = 0,005 in
2
= 149,413 lb
= 42.900,232 lb
= 43.049,646 lb
Dimana:
Penentuan ukuran baut diambil dari Tabel 10-4, Brownell and Young,
1959:188.
NB C
Bs E Luas Aktual (in2)
[ID+2(1,41go+R)]
3 0,625 19,11 40,91 3,563
3 0,75 11,46 41,16 3,938
3 1,1875 7,64 40,78 3,375
3 1,4375 7,64 41,03 3,75
3 1,625 3,82 41,28 4,125
Dimana:
Digunakan baut dengan ukuran 0,75 in. Dari perhitungan pada Tabel F.12
maka jumlah actual baut yang digunakan adalah 8 buah dengan bolt corcle
= 43,156 in = 109,62 cm
= 2,416 in2
Ab f
N =
2y G
= 0,031 in
6. Perhitungan moment
= 57.910 lb
F. 58
= 1,296 lb
= 75.083,93 lb-in
Dimana:
B : OD shell = 38 in
= 1,39 lb
= 59.060,458 lb-in
HG = W – h = Wm1 – h
= 569,658 lb
F. 59
= 738,597 lb-in
= 420,245 lb
= 1,34 lb
= 564,572 lb-in
= 60.363,627 lb-in
Keterangan:
tf = Ketebalan flange, in
= A/B = 1,166
diperoleh Y = 7,5
Gambar F.16 Detail untuk flange dan bolt pada bottom Evaporator
= 1,2 x 62.606,46 lb
= 75.127,75 lb
Evaporator).
F. 61
1. Leg Planning
Digunakan kaki (leq) tipe I-beam dengan pondasi dari cor atau beton
ketinggian kaki:
Hleg = ½ h + L
Keterangan:
Berat/ft = 50 lb = 22,68 kg
I = 481,1 in4
S = 64,2 in3
r = 5,74 in
I = 16 in4
S = 5,7 in3
r = 1,05 in
Axis 1-1
.
f = = (Pers. 4.21, B and Y, 1959:67)
( )
. .
(B and Y, 1959:201)
shell:
F. 64
a = 3,57 in
y = 2,82 in
z = I/y
= 170,60 in3
( )
P= + (Pers. 10.76, B and Y, 1959:197)
Keterangan:
lainnya = 75.127,75 lb
F. 65
P= = 18.781,94 lb
.
f = = 393,027 lb/in
f = fc – fec
= 12.554,021 lb/in2
Axis 2-2
.
f = = (Pers. 4.21, B and Y, 1959:67)
( )
. .
2. Lug Planning
P = 18.781,94 lb
P
P = = 9.390,97 lb
n
Keterangan:
Young, 1959:188.
NB C
Bs E Luas Aktual (in2)
[ID+2(1,41go+R)]
3 0,625 11,46 42,93 3,563
3 0,75 7,64 43,18 3,938
3 1,1875 3,82 42,80 3,375
3 1,4375 3,82 43,05 3,75
3 1,625 3,82 43,30 4,125
Tabel F.12 maka jumlah actual baut yang digunakan adalah 4 buah
Keterangan:
in
b/I = 1,46 in
ɣ 1 = 0,125
= 0,422 in
= 19.627,69 lbm
Keterangan:
Keterangan:
hb = Kedalaman beam = 15 in
m = n (diasumsikan awal)
F. 70
0,95 hb
m
Gambar F.21 Sketsa area base plate
n1 = 2,15
n2 = -11,53
nbaru = 7,24 in
mbaru = 2,38 in
F. 71
Dimana:
Pa = Tekanan aktual
P = = 52,027 psi
4. Vibration
Perioda dari vibrasi pada vessel harus dibatasi, karena vibrasi yang
Perioda vibrasi, T:
Keterangan:
D = Ouside diameter = 42 ft
Dari Tabel 9.3 hal 167 Brownell and Young, 1959, diperoleh
WH
T = 0,8 x
Vg
V = CW
Keterangan:
anchor bolt. Jumlah anchor bolt harus 4 atau kelipatannya untuk setiap
1983).
= 706,5 in2
= 94,2 in
F. 73
TC
B =
S N
Keterangan:
Dari Tabel 10.4 hal 188 Brownell and Young untuk area both seluas
Magnitud akibat tekanan gempa merupakan hasil dari berat vessel dan
( )
M = (Pers. 9.71, Brownell and Young, 1959)
Keterangan:
= 119.901,933 psi
Keterangan:
r = Jari-jari shell+isolasi, in
ts = Tebal shell, in
c = Faktor korosi
7. Perancangan Pondasi
= 19.627,69 lb
Tinggi pondasi = 30 in
= 331.000 in3
= 191,55 ft3
= 26.817,28 lb
= 94.755,45 lb + 26.817,28 lb
= 121.572,73 lb
Keterangan:
F = Luas alas = b
Pondasi dapat dipasang pada tanah clay karena tegangan tanah karena
3
4
5
6
7
14 8
10
11
12
13
Keterangan:
3 : Deflector
4 : Lug supports
7 : Shell
8 : Baffle 75 %
9 : Tube
12 : Base plate
13 : Pondasi