PENDAHULUAN
I-1
I-2
Ada banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari
peningkatan produksi sampah di kota Medan, salah satunya yaitu pemanfaatan
sampah menjadi bahan baku pembuatan biogas (metana) yang akan membuat
sampah memiliki nilai tambah tersendiri.
Biogas adalah salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari banyak jenis bahan
buangan dan bahan sisa, semacam sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok
serta banyak bahan-bahan lainnya lagi. Biogas merupakan campuran beberapa gas
dengan komposisi sekitar 40 – 75 % metana (CH 4), 25 – 60 % karbon dioksida
(CO2), dan sekitar 2 % gas lain (hidrogen, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida)
(Saputro, dkk., 2006). Gas metana yang dihasilkan dalam proses ini dapat digunakan
sebagai bahan bakar pengganti LPG, minyak tanah, atau untuk bahan bakar lainnya
(Aprianti, 2005). Adapun data ekspor dan impor bahan bakar minyak dan gas
(migas) berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Indonesia adalah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
40000
35000 Ekspor
30000 Impor
Volume
25000
20000
15000
10000
5000
0
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Volume Ekspor dan Impor Migas (Berat Bersih: ribu ton)
Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa kebutuhan impor migas di
Indonesia terus mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan adanya sumber daya
alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rancangan pabrik yang menghasilkan bahan
bakar alternatif berupa gas metana dengan bahan baku yang mudah diperoleh di Kota
I-3