Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi
(Saputro, 2006), sehingga sampah menjadi permasalahan yang sangat memerlukan
penanganan yang rumit dalam pengolahannya. Oleh karena itu, pengolahan sampah
terkhusus di kota besar tidaklah maksimal . Data peningkatan produksi sampah di kota
Medan selama 10 tahun dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Tabel Produksi Sampah di Kota Medan
Standar Timbulan Total Timbulan
Jumlah Penduduk
Tahun Sampah (per Sampah (per
(jiwa)
kg/orang/hari) ton/tahun)
2007 2.083.156 0,5 380.176
2008 2.102.105 0,5 383.634
2009 2.121.053 0,5 387.092
2010 2.097.610 0,5 382.814
2011 2.117.224 0,5 386.393
2012 2.122.804 0,5 387.412
2013 2.661.770 0,5 484.448
2014 2.668.060 0,5 485.592
2015 2.674.350 0,5 486.737
2016 2.680.640 0,5 487.882
(Badan Pusat Statistik, 2013)
Berdasarkan Tabel 1.1, terlihat bahwa produksi sampah di kota Medan
mengalami peningkatan setiap tahunnya dan dapat diprediksi bahwa peningkatan
tersebut akan terus berlanjut sampai tahun 2025 yakni mencapai 498.185 ton/tahun.
Meningkatnya sampah perkotaan telah menimbulkan dampak yang signifikan
terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menimbulkan polusi
udara, pencemaran air, hambatan bagi kegiatan kota, serta menjatuhkan nilai dan
kualitas sarana kota yang ada.

I-1
I-2

Ada banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari
peningkatan produksi sampah di kota Medan, salah satunya yaitu pemanfaatan
sampah menjadi bahan baku pembuatan biogas (metana) yang akan membuat
sampah memiliki nilai tambah tersendiri.
Biogas adalah salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari banyak jenis bahan
buangan dan bahan sisa, semacam sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok
serta banyak bahan-bahan lainnya lagi. Biogas merupakan campuran beberapa gas
dengan komposisi sekitar 40 – 75 % metana (CH 4), 25 – 60 % karbon dioksida
(CO2), dan sekitar 2 % gas lain (hidrogen, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida)
(Saputro, dkk., 2006). Gas metana yang dihasilkan dalam proses ini dapat digunakan
sebagai bahan bakar pengganti LPG, minyak tanah, atau untuk bahan bakar lainnya
(Aprianti, 2005). Adapun data ekspor dan impor bahan bakar minyak dan gas
(migas) berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Indonesia adalah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.

40000
35000 Ekspor
30000 Impor
Volume

25000
20000
15000
10000
5000
0
2009 2010 2011 2012 2013

Tahun

Gambar 1.1 Grafik Volume Ekspor dan Impor Migas (Berat Bersih: ribu ton)
Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa kebutuhan impor migas di
Indonesia terus mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan adanya sumber daya
alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rancangan pabrik yang menghasilkan bahan
bakar alternatif berupa gas metana dengan bahan baku yang mudah diperoleh di Kota
I-3

Medan. Pabrik yang dirancang merupakan pabrik berkapasitas 330.000 ton/tahun


yang dapat mengolah sampah organik di Kota Medan dan diharapkan dapat
mengurangi impor gas di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar khususnya gas atau yang dikenal
dengan LPG (Liquid Petroleum Gas) akan semakin meningkat. Dengan demikian,
akan mengakibatkan terjadinya kelangkaan LPG sehingga perlu dicari suatu bahan
bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan LPG di Indonesia. Sampah merupakan
suatu bahan baku alternatif yang dapat menghasilkan biogas sebagai pengganti bahan
bakar saat ini. Untuk itu, perlu dibuat suatu pra-rancangan pabrik untuk mengolah
sampah organik menjadi gas metana.
.
1.3 TUJUAN RANCANGAN PABRIK
Tujuan rancangan pabrik ini adalah untuk memproduksi biogas dari sampah
organik melalui proses fermentasi sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia.
Adapun tujuan penulisan pra rancangan pabrik pembuatan gas metana adalah untuk
menerapkan ilmu teknik kimia yang telah didapatkan selama kuliah seperti bioproses,
neraca massa, neraca energi, utilitas, operasi teknik kimia, perancangan proses dan
perancangan pabrik kimia dan ilmu teknik kimia lainnya.

1.4 MANFAAT RANCANGAN PABRIK


Manfaat dari pra rancangan pabrik pembuatan gas metana dari sampah organik
adalah untuk memberi gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan
ekonomi pabrik yang nantinya gambaran tersebut dapat menjadi patokan untuk
pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut. Selain itu, dapat menjadi
solusi untuk mengolah sampah yang memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai