DEDIFAM
PABRIK KARBON AKTIF INDONESIA
Date : 22/02/2018
To : perpap2018@gmail.com
From : Kelompok 2, Dimas Eka Pratama (14-2013-020) ; Debby Rawanda Rifniati (14-
2014-006); Ammar Zaky Farouk (14-2014-096); Fauzan P. Abdi (14-2017-028)
1. EXECUTIVE SUMMARY
PT. DEDIFAM INDONESIA merupakan salah satu pabrik kimia yang bergerak
untuk memproduksi karbon aktif. Karbon aktif (activated carbon) merupakan suatu padatan
berpori (85 – 95 % karbon) yang telah diaktivasi (terbukanya pori-pori) untuk meningkatkan
luas permukaannya sehingga daya adsorpsinya meningkat. Pada proses industri, karbon aktif
digunakan sebagai bahan pembantu dalam kehidupan sehari – hari dan kebutuhannya
semakin meningkat baik di dalam maupun luar negeri.
Bahan baku yang digunakan berupa dari tongkol jagung, larutan KOH, larutan HCL
dan gas N2. Proses pembentukan karbon aktif menggunakan proses aktivasi kimia dengan
larutan KOH . Pabrik ini akan memproduksi karbon aktif dengan kapasitas 8.000 ton/tahun.
Kapasitas produksi ini didapatkan berdasarkan perhitungan kebutuhan karbon aktif di
Indonesia. Gross Profit Margin (GPM) PT. DEDIFAM INDONESIA ditaksir mencapai
9.364.994,304/ton.
2. PROJECT BACKGROUND
Pada proses industri, karbon aktif digunakan sebagai bahan pembantu dalam
kehidupan sehari – hari dan kebutuhannya semakin meningkat baik di dalam maupun luar
negeri.
30000000.00
25000000.00
y = -413674x + 9E+08
20000000.00
15000000.00
10000000.00
5000000.00
0.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
20000000
18000000
16000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
3. RAW MATERIAL
RAW MATERIAL
Pada pabrik pembuatan karbon aktif ini akan menggunakan limbah tongkol jagung
sebagai bahan baku utama dan larutan KOH (Kalium Hidroksida), larutan HCl, dan gas
nitrogen sebagai bahan baku penunjang.
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan biji-bijian
dari keluarga rumput-rumputan (graminae). Hampir 70% dari produksinya digunakan untuk
konsumsi dan sisanya digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik sebagai pakan ternak
maupun bahan baku berbagai jenis industri. Tanaman jagung merupakan tanaman
berumpun, tegak, dan tingginya ±1,5 m.
Salah satu bagian tanaman jagung yang jarang dimanfaatkan adalah tongkol jagung.
Tongkol jagung merupakan tempat pembentukan lembaga dan gudang penyimpanan
makanan untuk pertumbuhan biji jagung. Tongkol jagung merupakan modifikasi dari cabang
dan mulai berkembang pada ruas – ruas batang dengan diameter 3 – 5 cm. Tanaman jagung
mengandung kurang lebih 30% tongkol jagung dimana setiap tongkol jagung terdapat 10 –
14 deret biji jagung dan terdiri dari 200 – 400 butir biji jagung. Untuk harga tongkol jagung
dibanderol sebesar Rp 250.000/ton. Menurut data Badan Pusat Statistik produktivitas jagung
di Indonesia setiap tahunnya mulai mengalami peningkatan dan memungkinan akan semakin
banyak pula limbah tongkol jagung yang dihasilkan. Beberapa provinsi yang memiliki
produktivitas jagung terbesar yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan,
dan lain-lain.
Komposisi wt.%
20,000,000.00
19,500,000.00
Jumlah Produksi (ton)
19,000,000.00
18,500,000.00
18,000,000.00
17,500,000.00
17,000,000.00
16,500,000.00
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun
Senyawa kimia yang biasanya digunakan pada proses aktivasi kimia adalah asam
fosfat (H3PO4), zink klorida (ZnCl2), dan kalium hidroksida (KOH). Kalium hidroksida
dipilih karena porositas karbon aktif yang dihasilkan lebih baik dibandingkan asam
fosfat dan zink klorida. Selain itu, KOH bersifat lebih ramah lingkungan dibandingkan
senyawa kimia lainnya. Sifat fisika dan kimia kalium hidroksida dapat dilihat pada
Tabel 1.5.
2) Asam Klorida
Asam klorida merupakan salah satu jenis asam kuat yang sering digunakan dalam
industri kimia. Pada pabrik ini, asam klorida digunakan untuk menetralisasi karbon
aktif yang masih mengandung KOH. Proses netralisasi karbon aktif dengan
menggunakan asam klorida bertujuan untuk menetralkan pH karbon agar aman
digunakan sebagai adsorben dalam industri makanan, minuman, farmasi, dan lain-lain.
Sifat fisika dan kimia asam klorida disajikan pada Tabel 1.6.
4. SPESIFIKASI PRODUK
Karbon Aktif
Karbon aktif (disajikan pada Gambar 1.6) merupakan suatu padatan berpori yang
mengandung 85 – 95% karbon dan dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung karbon
dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, kebocoran udara di
dalam ruang pemanasan diusahakan tidak terjadi agar bahan yang mengandung karbon tersebut
hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Karbon aktif berbentuk grafit, amorf, dan tersusun atas
atom – atom karbon yang berikatan secara kovalen dan membentuk struktur heksagonal datar
dimana struktur grafitnya disajikan pada Gambar 1.5. Luas permukaan karbon aktif berkisar antara
300 – 3500 m2/gram dan daya serapnya berkisar antara 25 – 100% berat karbon aktif.
Gambar 1.4 Karbon Aktif Gambar 1.5 Struktur Grafit Karbon Aktif
Mutu suatu karbon aktif bergantung pada jenis bahan baku, teknologi dan metode
pembuatan serta efektivitas penggunaannya. Standar mutu karbon aktif di Indonesia menurut SNI
(Standar Nasional Indonesia) 06-3730-1995 disajikan pada Tabel 1.7 sedangkan standar mutu
karbon aktif di Indonesia menurut S2 (Standar Industri Indonesia) 0258-59 disajikan pada Tabel
1.8.
Parameter Persyaratan
Kadar air Maksimal 10%
Kadar abu Maksimal 2,5%
Ph 6–8
Daya serap metilen biru Minimal 120 mg/g
Persyaratan
Parameter
Karbon aktif serbuk Karbon aktif granul
Bagian yang hilang pada
Maksimal 25% Maksimal 15%
pemanasan
Kadar air Maksimal 15% Maksimal 4,5%
Kadar abu Maksimal 10% Maksimal 2,5%
Karbon aktif murni Minimal 65% Minimal 80%
Daya serap metilen biru Minimal 120 mg/g Minimal 60 mg/g
Daya serap I2 Minimal 750 mg/g Minimal 750 mg/g
Daya serap benzena Minimal 25%
Berat jenis 0,3 – 0,35 g/mL 0,45 – 0,55 g/mL
Kekerasan 80%
Karbon aktif merupakan material yang unik dan serbaguna sehingga banyak dimanfaatkan
dalam berbagai industri, khususnya industri kimia. Berbagai jenis industri yang menggunakan
karbon aktif dapat dilihat pada Tabel 1.9.
Tabel 1.10 Manfaat Karbon Aktif Dalam Berbagai Jenis Industri (lanjutan)
No Industri Manfaat
9 Industri solvent recovery Mengambil kembali berbagai pelarut, antara
lain sisa metanol, etanol, etil asetat, dan lain –
lain.
10 Industri gas alam Desulfurisasi, penyaringan berbagai bahan
mentah, dan reaksi gas
11 Industri refinery Sebagai zat perantara dan penyaringan bahan
mentah
12 Industri logam mulia (emas) Mengadsorpsi ion – ion kompleks emas pada
proses ekstrasi emas dengan sianida
6. PRODUCTION METHOD
Seleksi proses merupakan suatu tahap dalam perancangan pabrik untuk memilih beberapa
alternatif proses yang memungkinkan dari segi teknis dan segi ekonomis. Proses pembuatan
karbon aktif dalam skala industri terdiri dari tiga tahap, yaitu preparasi, aktivasi, dan karbonisasi.
Tahapan aktivasi dalam proses pembuatan karbon aktif terdiri dari aktivasi fisika dan aktivasi
kimia.
Preparasi
Preparasi merupakan tahapan persiapan bahan baku yang meliputi pengeringan dan
pengecilan ukuran. Tujuan pengeringan adalah menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam
bahan baku agar energi dan panas yang dibutuhkan tidak terlalu besar sehingga lebih ekonomis.
Karbonisasi
senyawa kimia yang biasanya digunakan pada proses ini adalah asam fosfat (H3PO4), asam sulfat
(H2SO4), asam nitrat (HNO3), hidrogen peroksida (H2O2), kalium permanganat (KMnO4),
ammonium perisulphate ((NH4)2S2O8), dan zink klorida (ZnCl2).
Keunggulan dari aktivasi fisika adalah karbon aktif yang dihasilkan bebas dari pengotor
sedangkan kelemahan dari aktivasi fisika adalah tekanan dan temperatur operasi yang tinggi
sehingga tidak cocok digunakan dalam industri karbon aktif skala kecil, waktu aktivasi yang lama,
dan yield karbon yang dihasilkan rendah. Berbeda dengan aktivasi kimia, keunggulan dari aktivasi
kimia adalah tekanan dan temperatur operasi relatif lebih rendah, waktu aktivasi yang lebih
singkat, dan yield karbon yang dihasilkan lebih tinggi sedangkan kelemahan dari aktivasi kimia
adalah karbon aktivasi yang dihasilkan tidak bebas dari pengotor, seperti Zn dan P yang dapat
mempengaruhi daya adsorpsi karbon aktif tersebut.
7. Deskripsi Proses
Secara umum proses pembuatan karbon aktif ini berlangsung secara kontinu dan terbagi
dalam lima tahapan proses, yaitu tahapan persiapan bahan baku, tahapan pre-karbonisasi, tahapan
aktivasi, tahapan karbonisasi, dan tahapan finishing. Diagram blok proses pembuatan karbon aktif
secara singkat pada pabrik ini disajikan pada Gambar 1.6 sedangkan Process Flow Diagram
pembuatan karbon aktif disajikan pada Gambar 1.8.
b) Tahapan Pre-karbonisasi
TK 411 Plant Design @Riny Yolandha P
PT. DEDIFAM
PABRIK KARBON AKTIF INDONESIA
Tahapan pre-karbonisasi bertujuan untuk mengubah tongkol jagung menjadi char atau
karbon melalui proses pembakaran. Pembakaran merupakan proses atau reaksi oksidasi yang
sangat cepat antara bahan bakar dan oksidator dengan menimbulkan panas. Proses pre-karbonisasi
dilakukan dengan menggunakan rotary kiln dan berlangsung pada tekanan 1 atm dan temperatur
400oC selama 1 jam. Bahan bakar yang digunakan pada proses ini adalah udara kering. Karbon
yang diperoleh kemudian didinginkan dengan menggunakan rotary cooler hingga temperaturnya
turun mencapai 25oC. Karbon yang telah didinginkan kemudian mengalami proses pengecilan
ukuran lebih lanjut dengan menggunakan disk attrition mills hingga diperoleh karbon berukuran
11,2 mm. Selanjutnya, karbon mengalami proses penyeragaman ukuran dengan menggunakan
vibrating screen. Proses pengecilan ukuran bertujuan agar luas permukaan kontak karbon dan
senyawa aktivator semakin besar sehingga proses aktivasi berlangsung lebih optimal sedangkan
proses penyeragaman ukuran bertujuan agar proses aktivasi dapat berlangsung lebih efektif.
Karbon yang ukurannya tidak memenuhi spesifikasi yang diiinginkan dikembalikan ke dalam disk
attrition mills sedangkan karbon yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dapat
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut.
c) Tahapan Aktivasi
Tahapan aktivasi bertujuan untuk membuka dan mengaktifkan pori – pori karbon sehingga
dapat berfungsi sebagai adsorben. Jenis aktivasi yang digunakan dalam pembuatan karbon aktif
pada pabrik ini adalah aktivasi kimia dengan menggunakan larutan KOH. Pada tahapan ini, karbon
yang ukurannya telah seragam dimasukkan ke dalam tangki aktivasi. Bersamaan dengan masuknya
karbon, larutan KOH 15%-w dialirkan ke dalam tangki aktivasi. Kemudian, campuran karbon aktif
dan larutan KOH yang berupa slurry dialirkan ke dalam rotary disc filter untuk dilakukan
pemisahan dimana karbon aktif yang dipisahkan mengandung KOH.
Char yang telah terbentuk pada proses pre-karbonisasi diaktivasi dengan aktivasi kimia
menggunakan KOH untuk meningkatkan porositas dan afinitas adsorpsi. Proses impregnasi dan
aktivasi menyebabkan dehidrasi dalam sel yang mengandung cairan:
d) Tahapan Karbonisasi
Tahap karbonisasi bertujuan untuk memperbesar dan memperluas pori – pori karbon aktif
sehingga daya adsorpsinya meningkat. Proses karbonisasi dilakukan dengan menggunakan rotary
kiln dan terdiri dari dua tahap dimana pada tahap pertama proses karbonisasi berlangsung selama
1 jam dan tahap kedua berlangsung selama 1,5 jam. Proses karbonisasi pada tahap pertama
berlangsung pada tekanan 1 atm dan temperatur 350 oC sedangkan proses karbonisasi pada tahap
kedua berlangsung pada tekanan 1 atm dan temperatur 800 oC. Bahan bakar yang digunakan pada
proses karbonisasi adalah gas N2. Pada tahap karbonisasi, dialirkan gas inert karena akan dilakukan
pemanasan tanpa adanya oksigen, sehingga bahan organik tidak akan terbakar melainkan
mengalami dekomposisi menjadi 2 fasa, yaitu fasa gas yang kaya akan hidrogen, sedikit
mengandung hidrokarbon dan tar, serta fasa padat yang kaya akan karbon. Sehingga pada tahap
ini, akan dihasilkan karbon dengan struktur berpori, namun mempunyai kapasitas adsorbsi dan
luas permukaan yang masih kecil.
Pada proses karbonisasi terjadi reaksi seperti berikut:
Char yang terbentuk mengandung 75-80% karbon, 15-17% oksigen dan <3% hidrogen. Tar terdiri
dari fenol, CH3COH dan hidrokarbon lainnya. Komponen gas terdiri dari H2O, CO2 dan CO.
Kemudian terjadi tahap kedua dalam proses aktivasi menurut reaksi berikut:
Unsur karbon dalam char yang terbentuk berikatan dengan KOH kembali sehingga membentuk
gas CO2 dan CO. Gas ini akan membuat lubang atau memberikan porositas pada karbon aktif.
Sedangkan K2CO3 yang terbentuk dapat mencegah karbon aktif terbakar secara berlebihan dan
menghasilkan yield yang tinggi.
Karbon aktif hasil proses karbonisasi kemudian didinginkan dengan menggunakan rotary cooler
hingga temperaturnya turun mencapai 25oC. Karbon aktif yang telah didinginkan kemudian
dinetralisasi dengan menggunakan larutan HCl 10%-w. Tujuan proses ini adalah menetralisasi pH
karbon aktif yang diperoleh sehingga aman digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi,
dan lain-lain. Pada tahap ini, karbon aktif dan larutan HCl dimasukkan ke dalam tangki netralisasi.
Reaksi yang terjadi pada proses netralisasi adalah :
KOH + HCl KCl + H2O (1.6)
Kemudian, campuran karbon aktif dan larutan HCl yang berupa slurry dialirkan ke dalam rotary
disc filter untuk dilakukan pemisahan dimana karbon aktif yang dipisahkan kadar airnya cukup
tinggi sehingga harus dikeringkan.
e) Tahapan Finishing
Karbon aktif yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer.
Tujuannya adalah mengurangi kadar air yang terdapat dalam karbon aktif agar memenuhi standar
yang telah ditetapkan. Kemudian, karbon aktif keluaran rotary dryer mengalami pengecilan
ukuran dan penyeragaman ukuran. Proses pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan disk
attrition mill sedangkan proses penyeragaman ukuran dilakukan dengan menggunakan vibrating
screen. Tahapan ini bertujuan agar ukuran karbon aktif yang diperoleh memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Karbon aktif mengalami pengecilan ukuran hingga diperoleh karbon aktif granul
berukuran 1,651 mm. Karbon aktif yang ukurannya tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan
dikembalikan ke dalam disk attrition mill sedangkan karbon aktif yang ukurannya memenuhi
spesifikasi yang diinginkan disimpan di dalam silo sebelum dilakukan proses pengemasan
(packaging).
Diagram blok proses pembuatan karbon aktif di PT. Dedifarm Indonesia dapat dilihat
pada Gambar 1.6.
Slurry
Persiapan Pengecilan
Pre- Pengecilan Pengecilan Pengecilan
Aktivasi Karbonisasi Finishing Karbon Aktif
Bahan Baku Karbonisasi
Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
8. SITE PLANT
Penentuan lokasi pendirian pabrik dilakukan dengan membandingkan 3 tempat yang
memiliki peluang untuk mendirikan PT. Dedifarm Indonesia. Hal-hal yang dapat ditinjau untuk
menentukan lokasi pabrik yaitu dapat dengan mudah mendapatkan bahan baku, dekat dengan
pemasaran, transportasi yang mudah baik untuk pengambilan bahan baku dan pemasaran produk,
tenaga kerja dan infrastruktur masyarakat yang memadai, unit utilitas untuk mendukung pabrik
serta adanya tempat pembuangan limbah yang telah diolah.
Transport Jalan Pantura Semarang – Jalan Tol Surabaya - Gresik Jalan Tol Belmera
Raw Material Kendal
Kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dapat dicari dengan mudah karena masih banyak
penduduk yang belum memiliki pengangguran sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran. Tenaga kerja merupakan lulusan sarjana dan diploma dari perguruan tinggi
Tenaga Kerja
dari dalam maupun luar negeri. Jumlah tenaga kerja yang tersedia sebanyak 21.314 orang.
Rumah sakit, gedung sekolah (SD, SMP, SMA), Perumahan, tempat hiburan (mall, taman
Infrastruktur
bermain, dll)
Masyarakat
Air diolah sendiri, didapat Air bisa didapat dari Instalasi Air bisa didapat dari
dari Kawasan Industri Pengelolaan Air Industri yang di PDAM Tirtanadi
Kendal serta bisa didapat fasilitasi oleh PT. Kawasan Kota Medan
dari PDAM Kendal Industri Gresik Pembangkit listrik
Pembangkit listrik sendiri Pembangkit listrik sendiri dan sendiri dan listrik bisa
Utilitas
dan listrik bisa didapat listrik bisa didapat Unit didapat dari PLTA
dari Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Nasional Glugur yang
Tenaga Uap Power Plant (PLN) Gresik yang berkapasitas berkapasitas 118 MW
Semarang yang 2.280 MW
berkapasitas 1.469 MW
Kesimpulan :
PT. Dedifarm Indonesia akan didirikan di Kawasan Industri Gresik tepatnya di Jalan Raya
Prof. Dr. Moh. Yamin, Gresik . Kami memilih tempat ini karena industri yang menyediakan bahan
baku terletak tidak terlalu jauh dari pabrik dan hanya perlu menggunakan transportasi darat
sehingga dapat menghemat biaya transportasi bahan baku. Bahan baku tersebut diantaranya
Kalium Hidroksida (KOH) dari PT. Indo Daisun Sakti dan Asam Klorida yang di dapat dari Pabrik
PT.Asahimas Cilegon, Banten dengan jalur transportasi bahan baku dari laut melalui Pelabuhan
Gresik , selain itu untuk memenuhi kebutuhan Gas Nitrogen Pabrik Dedifarm membeli dari PT.
Samator Gas Industri Gresik yang letaknya tidak jauh dari Pabrik PT. Dedifarm. Industri yang
memerlukan karbon aktif banyak tersebar di Kota Surabaya yang letaknya tidak terlalu jauh dari
pabrik PT. Dedifarm sehingga untuk pengiriman produk juga hanya menggunakan transportasi
darat.
9. PFD
ST-01
KOH
BL-01
CY-01 BL-02 BL-03 BL-04
HP-01 PM-01
Gas N2
FR-01 DM-02 TK-01
BC-01 DM-01
BC-02
RK-01
VC-01
BE-01
CY-02
SC-01 BC-03
CL-01 CY-03
TK-02 HCL
PM-03
PM-02
TK-03
DF-1
BE-02
SC-02 RK-02
TK-04 SC-03
DM-03 CL-02
BL-05
PM-04
TK-05
DF-2
VC-02 BE-03
WR-01
RD-01 SC-04
BE-04 BC-04
Usulan PT.Dedifarm Indonesia adalah membuat Air Separation Unit di area pabrik untuk
mendapatkan Gas Nitrogen murni. Hal ini dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk
mendapatkan Gas Nitrogen dengan tidak membeli Gas Nitrogen dari pabrik lain, sehingga
keuntungan PT.Dedifarm Indonesia dapat bertambah.
11. References
Badan Pusat Statistik. Dikutip dari: bps.go.id (diakses pada tanggal 13 Februari 2018)
Darmawan, P., Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Kulit Ubi Kayu, Solo: Universitas
Setia Budi.
Naftalia, Christi dan Wamea, Annastacia P. 2014. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade
Industri dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun. Dikutip dari
etd.repository.ugm.ac.id (diakses pada tanggal 11 Februari 2018).
Politeknik Negeri Sriwijaya. Sifat Fisika dan Kimia Tongkol Jagung. Dikutip dari:
eprints.polsri.ac.id (diakses pada tanggal 18 Februari 2018).
Sembiring, M.T., Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). 2003, Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Siga, Beantonia R. Go’o dan Costa, Caetano Da. 2008. Pra Rencana Pabrik Karbon Aktif Dari
Tempurung Kelapa. Dikutip dari: www.scribd.com (diakses pada tanggal 11 Februari 2018).
SHOFA. 2012. Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Baku Ampas Tebu Dengan Aktivasi Kalium
Hidroksida. Dikutip dari: lib.ui.ac.id (diakses pada tanggal 12 Februari 2018).
Suryani, A.M., Pemanfaatan Tongkol Jagung Untuk Pembuatan Arang Aktif Sebagai Adsorben
Pemurnian Minyak Goreng Bekas. 2009, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Universitas Sumatra Utara. Sifat Fisik dan Kimia KOH. Dikutip dari : repository.usu.ac.id (diakses
tanggal 21 Februari 2018).
LAMPIRAN 1
Reaksi :
Komponen C (karbon) ini akan digunakan untuk memproduksi karbon aktif melalui proses
aktivasi.
Reaksi yang mungkin terjadi yaitu :
C + 2KOH 2K + H2 + CO2
C + 2KOH 2K + H2O + CO
Dalam proses aktivasi akan digunakan perbandingan KOH dengan karbon aktif sebesar 3 : 1
3 𝑡𝑜𝑛
𝐾𝑂𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 666,67 𝑡𝑜𝑛𝑚𝑜𝑙 𝑥 56,1 = 112200,56 𝑡𝑜𝑛
1 𝑡𝑜𝑛𝑚𝑜𝑙
Namun, pada proses hanya membutuhkan larutan KOH 15%-wt = 112.200,56 ton x 0,15 =
16.830,08 ton
2 𝑡𝑜𝑛
𝐻𝐶𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝑥 666,67 𝑡𝑜𝑛𝑚𝑜𝑙 𝑥 36,5 = 48.666,91 𝑡𝑜𝑛
1 𝑡𝑜𝑛𝑚𝑜𝑙
Namun, pada proses dibutuhkan larutan HCl 10%-wt maka dibutuhkan = 48.666,91 x 0,1 =
4866,691 ton
Basis untuk gas nitrogen yang digunakan sebesar 500 kg/jam. Gas nitrogen pada proses
pembuatan karbon aktif dialirkan sebanyak 2 kali. Maka kebutuhan nitrogen = 500 kg/jam x 2 x
24 jam/hari x 330 hari/ tahun = 7920 ton/tahun.
Perkiraan Harga
Harga Tongkol Jagung Rp 250.000/ton
= 9.364.994,304/ton