DAN
DAUR ULANG AIR LIMBAH
Oleh :
Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng
Peneliti Utama
Air limbah domestik : air limbah yang berasal dari kegiatan rumah
tangga, perkantoran, rumah makan, hotel, asrama, sekolah dan lainnya
BOD 10 17 27
SS 20 18 38
Unit : gram/orang.hari
pH 7-9 -
Zat Organik 60 %
Zat Anorganik 40 %
1. Air limbah industri yang mengandung konsentrasi zat organik yang relatif tinggi : misalnya
industri makanan, industri kimia (industri minyak nabati atau hewan, industri obat-obatan,
industri lem atau perekat gelatin, industri tekstil, industri pupl dan kertas dll.
2. Air limbah industri yang mengadung konsentrasi zat organik relatif rendah : misalnya industri
pengemasan makanan, industri pemintalan, industri serat, industri kimia, industri minyak,
industri batu bara, industri laundry, dll.
3. Air limbah industri yang mengandung zat organik berbahaya beracun : misalnya industri
penyamakan kulit, industri barang dengan bahan baku kulit, industri besi baja, industri kimia
insektisida, herbisida dll.
4. Air limbah industri yang mengandung zat anorganik umum : misalnya industri kimia seperti
industri pupuk anorganik, industri kimia anorganik, pencucian pada industri logam, industri
keramik, dll.
5. Air limbah industri yang mengandung zat anorganik berbahaya beracun : industri pelapisan
logam (elektroplating), industri baterai, industri pestisida, herbisida dll.
Industri Baja (Steel Mil, Industry)
Sebagian besar air yang digunakan untuk air proses, air pendinginan dan air pencuci
mengandung beberapa polutan misalnya sianida, fenol, amonia, asam anorganik. Air limbah dari
scrubber gas dan debu mengandung padatan tersuspensi dengan konsentrasi yang cukup
tinggi. Air limbah pencucian logam banyak mengadung asam sulfat, asam nitrat, logam besi, dll.
Di dalam proses pelapisan logam terdapat proses pencucian, penetralan, penghilangan lemak,
proses pencucian dengan asam , proses pelapisan. Air limbah dari industri tersebut umumnya
mengadung sianida, khrom, nikel, zat besi, seng (Zn), tembaga (Cu), cadmium, asam, alkali,
flour (F) dll.
Air limbah industri pemurnian minyak berasal adri air yang mengandung minyak atau air
proses yang mengandung minyak, senyawa sulfida, amonia, fenol, dll.
Industri Petrokimia
Air limbah industri petrokimia kualitasnya bervariasi tergantung dari jenis industri atau produk
yang dihasilkan. Karakteristik air limbah industri petrokimia ada yang mengadung BOD, COD, SS
dengan konsentrasi yang tinggi sampai konsentrasi yang relatif rendah.
Industri Pulp dan Kertas
Industri pulp dan kertas merupakan industri yang mengeluarkan air limbah dalam jumlah yang
besar serta mengadung polutan organik (BOD, COD) serta padatan tersuspensi (SS) dengan
konsentrasi yang sangat tinggi. Di dalam proses pembuatan pulp mengeluarkan air limbah
yang mengandung selulosa, lignin serta senyawa hemiselulosa dengan konsentrasi yang
cukup tinggi. Selain itu pada proses pemutihan bubur kertas juga menghasilkan air limbah
dalam jumlah yang besar.
Bahan pewarna banyak digunakan untuk pewarnaan serat alami atau serat sintetis, serta
bahan pembantu pada industri tekstil. Prosesnya sangat kompleks dan kualitas air limbah
yang dihasilkan juga sangat bervariasi. Umumnya konsentrasi BOD 200 – 500 mg/l dan
konsentrasi SS 50 – 400 mg/l
Air limbah industri ini umumnya mengandung polutan organik (BOD) dengan konsentrasi yang
tinggi.
Industri Alkohol
Industri mengelurakan air limbah dari hasil proses fermentasi pati menjadi alkohol.
Mengandung polutann organik mencapai 45000 – 60.000 ppm. Konsentrasi BOD, COD 10.000 –
30.000 mg/l.
Industri Farmasi dan Industri Kosmetik
Air limbah industri farmasi dan industri kosmetik mengandung parameter polutan yang
bervariasi tergantung dari jenis prudknya. Mengandung polutan organik maupun anorganik
serta senyawa deterjen dengan konsentrasin yang cukup tinggi.
Industri pertambangan menghasilkan air limbah yang bersifat asam, serta mengandung logam
berat yang dapat membahayakan kesehatan.
Lain-lain
Air limbah yang lain adalah air hujan yang tercampur oleh sumber pencemaran misalnya air
limbah yang lindi sampah.
JENIS POLUTAN DI DALAM AIR LIMBAH
Prosentase (%)
50
40
30
20 13,1 17,3. 9,9
8,0
10
0
Domestik Perkantoran Industri
Sumber Air Limbah
.
Total air limbah yang dibuang tahun 1989 : 1.316.113 m3/hari
tahun 2010 : 2.588.250 m3/hari
78,9
80 72,7
Tahun 1989
70
Prosentase (%)
Tahun 2010
60
50
40
30
20 13,1 17,3. 9,9
8,0
10
0
Domestik Perkantoran Industri
sa
t ra r at an ur L
ta
Ba
t m TA
Pu U la Ti TO
t ra tra rta Se rta DOMESTIK; Series1;
a ka ta
Ja
ka
Ja
k
Ja
Ja
k ar
Ja
ka
1989 78,9 2010 DOMESTIK;
72,7
PERMASALAHAN :
DAPAT DILAKUKAN
ATAU
PROSES AEROBIK.
METODA PENGOLAHAN LIMBAH
ORGANIK
Kelemahan
1. Reaksi penguraian polutan lambat
2. Sangat sensitif terhadap udara, perubahan suhu dan fluktuasi beban
Mikroba anaerob
Limbah Biogas
organik
Carbohydrate Monosaccharide H2
Pengadukan
TUJUAN PENGADUKAN:
1. Homogenisasi isi bioreaktor
2. Membebaskan biogas yang terbentuk
3. Membantu kontak mikroba dengan polutan
BIOREAKTOR ANAEROBIK
UNGGUN TETAP
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
ANAEROBIK:
1. pH (6,5-7,5)
2. SUHU (mesopilik 33-38oC; Thermopilik 50-55oC)
3. KONSENTRASI POLUTAN ORGANIK LIMBAH
4. JUMLAH UMPAN (BEBAN ORGANIK)
5. WAKTU TINGGAL LIMBAH DALAM
BIOREAKTOR
6. KONSENTRASI MIKROBA DALAM BIOREAKTOR
7. PENGADUKAN DALAM BIOREAKTOR
8. BAHAN BERSIFAT RACUN (UDARA, LOGAM
BERAT)
PERHITUNGAN DASAR PROSES ANAEROBIK
* Proses aerobik
Raw Treated
wastewater Aerobic treatment Secondary wastewater
Primary
reactor settling
settling
tank tank
Return of Secondary
Primary sludge sludge
sludge
Mixed
sludge Blower
Gas
holder
Belt press
Anaerobic Liquid*
Sludge tank Sludge tank
treatment
reactor Cake
Incenerator
Poses anaerobik
TANGKI
EQUALISASI
Flaring
Anaerobic Digester
Biogas Holder
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
DOMESTIK (SAMPAH ORGANIK)
MENJADI BIOGAS DAN PUPUK CAIR
Gas holder
Unit pretreatment
Unit dehydrator
Cairan hasil
Sampah
fermentasi
organik setelah
dicacah
2倍希釈生ゴミ
Pupuk cair メタン発酵処理液
Padatan Kompos
sisa
80 1.600
70 1.400
60 1.200
, Konsentrasi N2 (%)
40 800
30 600
20 400
10 200
0 0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Time (d)
90
80
Organik outletoutlet (g/l)
Ogranik inlet inlet (g/l)
70
60
50
40
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Waktu (hari)
6 60 6000 300
Produksi biogas (l/m3/d)
Konsentrasi TOC (mg/l)
2 20 2000 100
pH (-)
0 0 0 0
0 2 4 6 8
Beban organik (kgTS/m3/d)
Bioreaktor Composting
anaerobik
Pupuk
organik cair
Skema beberapa jenis reaktor biogas untuk kotoran hewan jenis fixed dome dan floating drum
yang banyak digunakan untuk reaktor skala kecil.
Tipe Reaktor biogas yang banyak digunakan di China (China dome digester)
Biogas Inlet umpan
Bioreaktor
Outlet
Penampung
biogas
Inlet bubur
Outlet
sampah
olahan
Pipa biogas
Man
hole
Cairan fermentasi
Lapisan tanah
Lapisan Lapisan
tanah beton
2,5 m
2,5 m 2,0 m
2,0 m
20 m
2,5
m
Perhitungan:
Volume limbah setelah 2 kali pengenceran = 2 x 5 ton/d = 10 ton/hari = 10 m3/hari
Waktu tinggal = 10 hari (hasil penelitian)
Volume efektif bioreaktor = 10 m3/hari x 10 hari = 100 m3
(panjang = 20 m; lebar = 2,5 m; tinggi = 2,5 m; tinggi cairan dalam reaktor = 2,0 m)
Produksi biogas = 100 m3 /ton sampah (1/2 dari hasil penelitian)
Total produksi biogas = 5 t/d x 100 m3 /t = 500 m3 /hari
Volume gas holder 25 m3 (5 buah; setiap 5 jam sekali dibakar)
TEKNOLOGI BIOGAS
DARI LIMBAH ORGANIK
UTA, CAMBODIA
This installation was done in colaboration with UTA - University of Tropical
Agriculture spring 2001. UTA and Supergas continues the development of
Simple and cheap biogas systems.
TED Case Study (#708)
Alternative Fuel Sources in Nepal
APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS DI COSTARICA
TEKNOLOGI BIOGAS
DI TANZANIA
Produksi biogas metana dari kotoran ternak di pedesaan (India)
Biogas dialirkan kerumah-rumah penduduk untuk memasak
Produksi biogas metana dari limbah pertanian
BEBERAPA TIPE DIGESTER ANAEROB
SEDERHANA
General overview of plant components
(Aerobic Process)
Raw Wastewater Influent
PRELIMINARY
Wastewater
Clarifier
Clarifier
Treatment
Residuals
DISINFECTION
C Secondary Sludge
Biosolids
Processing
and Disposal Clean Wastewater Effluent
Discharge to Receiving Waters
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Ditinjau dari urutannya proses pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi :
Pengolahan sekunder merupakan proses untuk menghilangkan senyawa polutan organik terlarut
yang umumnya dilakukan secara proses biologis.
Pengolahan tersier, merupakan proses pengolahan lanjut untuk mendapatkan kualitas air olahan
sesuai yang diharapkan. Dapat dilakukan dengan proses biologis, kimia, fisika atau kombinasi
ketiga proses tersebut.
Aliran Horizontal
Penjernihan (clarification) Sludge Blancked
Aliran Vertikal
Slurry Circulation
1. Proses Pengendapan
(Sedimentasi) Pemekatan (Thickening)
Flotasi Natural
Kontinyu
Dg. Tekanan
Batch Proces
Filtrasi untuk
penghilangan air
Dewatering Lumpur) Kontinyu
Cara Vacum
Batch Proces
3. Proses Ekstraksi
4. Adsorption --- Dg Karbon Aktif dll
5. Pertukaran Ion
6. Reverse Osmosis
7. Elektro Dialisa
III. PROSES PENGOLAHAN SECARA BIOLOGIS
Ada beberapa jenis kolam dan lagon mempunyai suatu keunikan tertentu
yang cocok digunakan untuk penggunaan yang tertentu antara lain yakni :
Kolam Dangkal (Shallow Pond)
Di dalam sistem kolam dalam (deep pond) air limbah berada pada kondisi
anaerobik kecuali pada bagian lapisan permukaan yang relatif tipis. Sstem ini
sering disebut sebagai kolam anaerobik (anaerobic pond). Kolam anaerobik
sering digunakan untuk pengolahan awal atau pengolahan sebagian (partial
teratment) dari air limbah organik yang kuat atau limbah organik dengan
konsentrasi yang tinggi, tetapi harus diikuti dengan proses aerobik untuk
mendapatkan hasil akhir pengolahan yang dapat diterima.
Kolam Fakultatip (Facultative Pond)
Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada kondisi aerobiK dan anaerobik pada
waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan atas atau permukaan sedangkan zona
anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar kolam. Sistem ini sering digunakan untuk
pengolahan air limbah rumah tangga atau air limbah domestik.
Lagoon
Lagoon dapat dibedakan berdasarkan derajad pencampuran mekanik yang dilakukan. Jika energi
yang diberikan cukup untuk mendapatkan derajad pencampuran dan aerasi terhadap seluruh air
limbah termasuk padatan tersunspensi, reaktor disebut Lagoon Areobik (Aerobic Lagoon). Efluen
dari lagoon aerobik memerlukan unit peralatan untuk pemisahan padatan (solid) agar didapatkan
hasil olahan sesuai dengan standar yang dibolehkan.
Jika energi yang diberikan hanya cukup untuk pencampuran dan aerasi sebagian dari air limbah
yang ada di dalam lagoon, sedangkan padatan yang ada di dalam air limbah mengendap di dasar
lagoon atau di daerah yang mempunyai gradient kecepatan yang rendah serta mengasilkan
proses peruraian secara anaerobik disebut Lagoon Fakultatif (Facultative Lagoon), dan proses
tersebut dapat dibedakan dengan kolam fakultatif hanya pada metoda pemberian oksigen atau
cara aerasinya.
Diagram Umum sistem
biologi yang terdapat pada
polam fakultatif.
Perencanan Pond Dan Lagoon
Skema Penyaluran dan Sistem Pengolahan Air Limbah
Lay-out Aerated Lagoon IPAL Suwung Denpasar.
Foto Kolam Aerasi dan Kolam Sedimentasi IPAL Suwung Denpasar.
IPAL Domestik Suwung Denpasar dengan Proses “Aerated Lagoon”.
Tahapan proses pengolahan air limbah.
website : www.kelair.bppt.go.id
UNIT PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PROSES
LUMPUR AKTIF (ACTIVATED SLUDGE)
1. Bak pengendap,
Pengendap awal: untuk memisahkan material tersuspensi yang ada
dalam air limbah.
Pengendap akhir: untuk pemisahan air dan lumpur mikroorganisma.
2. Kolam aerasi, tempat bereaksinya air limbah dengan mikroorganisma
pengurai air limbah (lumpur aktif)
3. Peralatan pemasok udara. Sebagai pemasok udara dipakai aerator
dan difuser.
4. Sistem sirkulasi lumpur. Untuk mengembalikan lumpur dari bak
pengendap akhir ke kolam aerasi.
5. Sistem pengadukan. Untuk membuat supaya campuran dalam kolam
aerasi homogen dan tidak menimbulkan “dead space” lumpur.
6. Sistem pengolahan dan pembuangan lumpur. Lumpur timbul akibat
dari pertumbuhan mikroorganisma.
website : www.kelair.bppt.go.id
REAKSI PENGURAIAN BAHAN PENCEMAR
DALAM AIR LIMBAH DENGAN PROSES LUMPUR AKTIF
- Nitrifikasi
2NH4+ + 3O2 → 2NO2- + 2H2O
2NO2- + 2O2 → 2NO3-
website : www.kelair.bppt.go.id
MIKROORGANISMA YANG ADA LUMPUR AKTIF
website : www.kelair.bppt.go.id
Teachamoeba Amoeba Aspisdisca
website : www.kelair.bppt.go.id
VARIABEL DAN ISTILAH DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF
V
HRT
Q
Q = Laju alir air limbah masuk kolam aerasi, m3/hari
V = Volume kolam aerasi, m3
HRT = Waktu Tinggal Air Limbah dalam Kolam Aerasi, hari
website : www.kelair.bppt.go.id
Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS), mg/l, g/m3
- Timbang cawan porselin, mg
- Masukkan campuran air limbah dan lumpur dari kolam aerasi
kedalam cawan dengan volume tertentu, ml.
- Keringkan dalam oven 105oC.
- Selisih berat awal dan akhir dari Cawan porselin merupakan MLSS
website : www.kelair.bppt.go.id
Solid Retention Time (SRT)
V.X
SRT
(Q Q W )X e Q w .XR
website : www.kelair.bppt.go.id
Food to Microorganism Ratio (F/M)
F So
M HRT.X
So = Konsentrasi BOD masuk kolam aerasi, g/m3
HRT = Waktu tinggal air limbah dalam kolam aerasi, hari
X = Konsentrasi MLVSS dalam kolam aerasi, g/m3
F/M = rasio food terhadap mikroorganisma, g BOD/gVSS. hari
website : www.kelair.bppt.go.id
BOD volumetrik loading
Q.S o
BODloading
V
Q = Laju alir limbah ke kolam aerasi, m3/hari
So = Konsentrasi BOD dalam influent, g/m3
V = Volume kolam aerasi, m3
website : www.kelair.bppt.go.id
Sludge Volume Index (SVI)
SV.1000
SVI
X
SV = Volume lumpur setelah
diendapkan 30 menit, ml
X = konsentrasi MLSS dalam
kolam aerasi, mg/l
SVI = Sludge vol index, ml/g
website : www.kelair.bppt.go.id
JENIS DAN MACAM PROSES LUMPUR AKTIF
website : www.kelair.bppt.go.id
Activated Sludge
Process
Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif standar
website : www.kelair.bppt.go.id
KRITERIA PERENCANAAN LUMPUR AKTIF STANDAR
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 85 - 95 %
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem “ Extended
Aeration”
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES “EXTENDED AERATION”
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 75 – 85 %
Keterangan :
Digunakan untuk kapasitas pengolahan yang relatif kecil, pengolahan paket, untuk
mengurangi produksi lumpur.
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem “ Step Aeration”
Limbah hasil dari pengolahan primer (pengendapan) masuk dalam tangki aerasi
melalui beberapa lubang atau saluran, sehingga meningkatkan distribusi dalam
tangki aerasi dan membuat lebih efisien dalam penggunaan oksigen. Proses ini
dapat meningkatkan kapasitas sistem pengolahan.
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES “STEP AERATION”
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 90 %
Keterangan :
Digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang besar.
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem “modified aeration”
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES “MODIFIED AERATION”
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 60 - 70 %
Keterangan :
Digunakan untuk pengolahan antara atau pendahuluan
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem “ Contact Stabilization”
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES “CONTACT STABILZATION”
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 85 - 90 %
Keterangan :
Untuk mengurangi ekses lumpur, meningkatkan kemampuan adsorpsi dari lumpur aktif.
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem “ High Rate Aeration”
Sistem ini digunakan untuk mengolah limbah konsentrasi tinggi dan dioperasikan untuk
beban BOD yang sangat tinggi dibandingkan proses lumpur aktif konvensional. Proses ini
mempunyai waktu tinggal hidraulik sangat singkat. Sistem ini beroperasi pada konsentrasi
MLSS yang tinggi.
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES “HIGH RATE AERATION”
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 75 – 95 %
Keterangan :
Digunakan untuk pengolahan paket, bak aerasi dan bak pengendap akhir dirancang
dalam satu unit. Tidak memerlukan luas lahan yang terlalu besar.
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem Oksidasi Parit “
website : www.kelair.bppt.go.id
PORSES OKSIDASI PARIT (OXIDATION DITCH)
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 75 – 85 %
Keterangan :
Digunakan untuk kapasitas yang relatif kecil, konstruksi sederhana, membutuhkan
tempat yang cukup luas.
website : www.kelair.bppt.go.id
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem aerasi oksigen murni
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES AERASI DENGAN OKSIGEN MURNI
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
Efisiensi Pengolahan = 85 – 95 %
Keterangan :
Digunakan untuk pengolahan air limbah yang mengandung polutan yang sulit terurai,
tidak membutuhkan lahan yang luas.
website : www.kelair.bppt.go.id
PARAMETER DISAIN YANG BIASA DIGUNAKAN
UNTUK PROSES LUMPUR AKTIV
F/M ratio (g BOD/g 0,2 –0,4 0,03 – 0,05 0,03 – 0,05 0,2 – 0,4 0,2 –0,6 0,02 – 0,2 –1,0
VSS hari) 0,04
BOD loading 0,3 – 0,8 0,15 – 0,25 0,1 – 0,2 0,4 – 1,4 0,8 – 1,4 0,6 – 2,6 0,6 - 4
(kg/m3 hari)
MLSS (mg/l) 1500 - 2000 3000 - 6000 3000 - 6000 2000 - 3000 - 6000 3000 - 6000 -
4000 6000 8000
Sludge Age/ SRT 5 - 15 15 - 30 15 - 30 2-4 4 2-4 8 - 20
(hari)
Kebutuhan Udara 3-7 > 15 - 3-7 > 15 > 12 -
(Q udara/ Q air)
1kg
P Q.Yobs (S0 S)( )
1000g
BAK AERASI
KRITERIA PERENCANAAN
Beban BOD :
BOD – MLSS Loading = 0,03 – 0,05 [kg/kg.hari]
BOD – Volume Loading = 0,1 – 0,2 [kg/m3.hari]
MLSS = 3000 – 6000 mg/l
Sludge Age = 15 –30 hari
Kebutuhan Udara (QUdara/QAir) = -
Waktu Aerasi (T) = 24 - 48 jam
Ratio Sirkulasi Lumpur (QLumpur/QAir Limbah) = 50 – 150 %
Efisiensi Pengolahan = 75 – 85 %
Sumber : Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, Nihon GesuidouKyoukai
(Japan Sewage Work Assosiation).
DIAGRAM ALIR IPAL OXYDATION DITCH
BAK PENGENDAP
AWAL
OXYDATION DITCH
HASIL OLAHAN
BAK PENGENDAP
SIRKULASI LUMUR AKHIR
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES
BIOLOGIS BIAKAN MELEKAT
PRINSIP PENGOLAHAN
MEDIA PENYANGGA
REAKTOR BIOLOGIS
Pengoperasiannya mudah
Recycle Qr
Final
clarifier
Q Final
Influent effluent
Primary Waste
clarifier sludge
Trickling
filter
Design consideration - Recirculation
• Mengapa perlu resirkulasi air limbah ?
– Menjaga agar laju pemasahan tetap konstan atau
stabil.
– Mengencerkan polutan yang bersifat racun ( toxic
waste).
– Meningkatkan aliran udara (Oksigen terlarut).
– Aliran resirkulasi mengencerkan pulutan yang sulit
terurai agar waktu kontak dengan mikroorganisme
menjadi lebih lama, sehingga efisiensi pengolahan
meningkat.
– A Ratio resirkualsi yg umum berkisar antara
0.5~3.0
Single stage
a. PC TF SC
b. PC TF SC
c. PC TF SC
Two stage
PC TF TF SC
PC TF SC TF SC
PC TF SC TF SC
Trickling Filter Process
IPAL DENGAN PROSES TRICKLING FILTER
TRICKLING FILTER
TRICKLING FILTER
DENGAN MEDIA BATU
PECAH
KRITERIA DISAIN TRICLING FILTER
DENGAN MEDIA BATU
• Beban Organik (BOD Organic loading) :
Dimana :
E = Efisiensi penghilangan BOD pada suhu 20 0C (%).
1 R
w = Beban BOD (lb/hari).
V = Volume media Trickling filter (1000 ft3). F
F = Faktor Resirkulasi. (1 R / 10) 2
w/V = BOD Loading (lb/1000 ft3/hari). Dimana :
F = recirculation
factor
R = recycle ratio
Catatan : 1lb/1000 ft3.hari = 16 g/m3.hari.
EFISIENSI TRICKLING FILTER
NRC (national research council) formula
Second stage
Dimana :
E2 = Efisiensi penghilangan BOD Filter Tahap ke dua pada suhu 20 0C.
E1= Efisiensi penghilangan BOD Filter Tahap ke pertama.
w2 = Beban BOD filter ke dua (lb/hari).
V = Volume media Trickling filter (1000 ft3).
F = Faktor Resirkulasi.
w2 / V = BOD Loading (lb/1000 ft3/hari).
Pengaruh temperature terhadap efisiensi
penghilangan BOD :
T 20
ET E20 (1.035)
Dimana :
Dimana :
t = Waktu kontak (hari).
C, n = Konstanta yang berhubungan dengan luas spesifik dan bentuk media
filter.
D = kedalaman media filter (m).
QL = beban permukaan (m3/m2.hari).
Beban Hidrolik ( hydraulic loading , QL) :
QL = Qinf /A
Dimana :
QL = Beban hidrolik (m3/m2.hari).
Qinf = Debit Influen (m3/hari).
A = Luas Tricklin Filter (m2).
TRICLING FILER DENGAN MEDIA
PLASTIK (BIOTOWER)
Eckenfelder Formula :
Dimana :
Se = Konsentrasi BOD efluen, mg/L
So = Konsentrasi BOD Influen, mg/L
D = kedalaman media filter (m).
QL = Beban permukaan (m3/m2.hari).
n = Konstanta yang berhubungan dengan luas spesifik dan
bentuk media filter.
k = Koefisien wastewater treatability
Nilai n = 0,5 – 0,67 tergantung karakteristik aliran yang mengalir pada media
Parameter diasain Trickling Filter.
Dimana :
V = volume efektif reaktor (m3)
A = luas permukaan media RBC (m2).
Harga G yang digunakan untuk perencanaan biasanya berkisar antara 5 – 9 liter per m2.
Dimana :
Q = debit air limbah yang diolah
(m3/hari).
Co = Konsentrasi BOD (mg/l).
A = Luas permukaan media RBC (m2).
Beban BOD atau BOD surface loading yang biasa digunakan untuk perencanaan sistem
RBC yakni 5 – 20 gram-BOD/m2/hari.
200 20
150 15
100 10
50 5
Sumber : Ebie Kunio dan Ashidate Noriatsu, “ Eisei Kougaku Enshu – Jousuidou to
gesuidou “, Morikita Shupan, Tokyo, 1992.
6 93
10 92
25 90
30 81
60 60
Sumber : Ebie Kunio dan Ashidate Noriatsu, “ Eisei Kougaku Enshu – Jousuidou to
Gesuidou “, Morikita Shuppan, Tokyo, 1992.
Beban hidrolik adalah jumlah air limbah yang diolah per satuan luas
permukaan media per hari.
Di dalam sistem RBC, parameter ini relatif kurang begitu penting dibanding dengan
parameter beban BOD, tetapi jika beban hidrolik terlatu besar maka akan
mempengaruhi pertumbuhan mikro-organisme pada permukaan media. Selain itu
jika beban hidrolik terlalu besar maka mikro-organisme yang melekat pada
permukaan media dapat terkelupas.
Dengan beban hihrolik yang sama, makin kecil harga G efisiensi penghilngan BOD
juga makin kecil. Tetapi untuk harga G > 5 hampir tidak menunjukkan pengaruh
terhadap efisiensi penghilangan BOD.
T = (Q / V ) x 24 (Jam) (4)
T = (Q / V ) x 24 (5)
= 24.000 x (V/A) x (1/HL)
= 24 G/HL
Dimana :
Q = debit air limbah yang diolah (m3/hari).
V = volume efektif reaktor (m3)
Di dalam sistem RBC, Reaktor RBC dapat dibuat beberapa tahap (stage) tergantung
dari kualitas air olahan yang diharapkan. Makin banyak jumlah tahapnya efisiensi
pengolahan juga makin besar. Kualitas air limbah di dalam tiap tahap akan menjadi
berbeda, oleh karena itu jenis mikroorganisme pada tiap tiap tahap umumnya juga
berbeda. Keanekaragaman mikro-organisme tersebut mengakibatkan efisiensi RBC
menjadi lebih besar.
Diameter Disk
Temperatur
Sistem RBC relatif sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu optimal untuk proses
RBC berkisar antara 15 – 40 0 C. Jika suhu terlalu dingin dapat diatasi dengan
memberikan tutup di atas rekator RBC.
SEBELUM OPERASI
idak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur
aktif.
KELEMAHAN RBC
Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan.
Sensitif terhadap perubahan temperatur.
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-
kadang timbul bau yang kurang busuk.
Perbandingan proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC dan
sistem lumpur aktif.
No ITEM RBC Lumpur Aktif
Kualitas air hasil olahan kurang baik dan lapisan mikro-organisme cepat
terkelupas.
Indikasi yang dapat dilihat yakni biofilm terkelupas dari permukaan media dalam jumlah yang
besar dan petumbuhan biofilm yang melekat pada permukaan media tidak normal. Gangguan
tersebut disebabkan karena terjadinya fluktuasi beban BOD yang sangat besar, perubahan pH air
limbah yang tajam, serta perubahan sifat atau karakteristik limbah. Penanggulangan masalah
dapat dilakukan dengan cara pengontrolan terhadap beban BOD, kontrol pH dan pengukuran
konsentrasi BOD, COD serta senyawa-senyawa yang menghambat proses.
Indikasi yang nampak adalah terjadi cacing air, cacing bebang secara tidak
normal, dan lapisan biofilm yang tumbuh pada permukaan media sangat tipis.
Gangguan tersebut disebabkan karena beban hidrolik atau beban organik
(BOD) sangat kecil dibandingkan dengan kapasitas desainnya.
MEDIA PENYANGGA
REAKTOR BIOLOGIS
Media Pembiakan Mikroba
Adanya air buangan yang melalui media yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang
disebut juga biological film.
website : www.kelair.bppt.go.id
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media
penyangga. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids
dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya.
website : www.kelair.bppt.go.id
Dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob”, efisiensi penghilangan
senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan
proses anaerob atau proses aerob saja.
website : www.kelair.bppt.go.id
Proses penghilangan phospor oleh mikroorganisme di dalam
proses pengolahan “Anaerob-Aerob”.
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES ANAEROB
Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses aerobik
adalah sebagai berikut (Lettingan et al, 1980; Sahm, 1984;
Sterritt dan Lester, 1988; Switzenbaum, 1983) :
website : www.kelair.bppt.go.id
Beberapa kelemahan Penguraian anaerobik :
website : www.kelair.bppt.go.id
Penguraian Senyawa Organik Secara AnaerobSecara garis besar
penguraian senyawa organik secara anaerob dapat di bagi menjadi
dua yakni penguraian satu tahap dan penguraian dua tahap.
website : www.kelair.bppt.go.id
Penguraian Anaerob Satu Tahap.
website : www.kelair.bppt.go.id
Penguraian dua tahap
website : www.kelair.bppt.go.id
Ada empat grup bakteri yang terlibat dalam transformasi material
komplek menjadi molekul yang sederhana seperti metan dan karbon
dioksida. Kelompok bakteri ini bekerja secara sinergis (Archer dan
Kirsop, 1991; Barnes dan Fitzgerald, 1987; Sahm, 1984; Sterritt dan
Lester, 1988; Zeikus, 1980),
Kelompok Bakteri
Metabolik yang terlibat
dalam penguraian
limbah dalam sistem
anaerobik.
website : www.kelair.bppt.go.id
Proses penguraian
senyawa
hidrokarbon secara
anaerobik menjadi
methan.
website : www.kelair.bppt.go.id
Proses penguraian
senyawa lemak
secara anaerobik
menjadi methan.
website : www.kelair.bppt.go.id
Proses
penguraian
senyawa protein
secara
anaerobik.
website : www.kelair.bppt.go.id
PROSES PROSES PENGOLAHAN SECARA AEROB
Oksigen (O2)
Senyawa Polutan organik CO2 + H20 + NH4 + Biomasa
Heterotropik
website : www.kelair.bppt.go.id
Reaksi Nitrifikasi :
website : www.kelair.bppt.go.id
100
EFISIENSI PENGHILANGAN [%]
95
90
85
80
70
0 1 2 3 4 5
LOADING [kg-BOD/m3.hari]
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2
ORGANIK LOADING (kg/m3.hari)
website : www.kelair.bppt.go.id
EFISIENSI PENGHILANGAN
100
2 2
AMONIA, NH4-N [%] Y = - 57.896X +79.859 R = 0.7486
80
60
40
20
Efisiensi Penghilangan Amonia (%)
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
BEBAN AMONIA (gr/m2.hari)
website : www.kelair.bppt.go.id
KRITERIA MEDIA BIOFILTER
website : www.kelair.bppt.go.id
Perbandingan luas permukaan spesifik media biofilter.
3 Tipe Jaring 50
4 RBC 80-150
website : www.kelair.bppt.go.id
Hubungan Inlet BOD dan beban BOD per satuan luas
permukaan media pada Biofilter Aerob untuk
mendapatkan efisiensi penghilangan BOD 90 %.
300 30
200 20
150 15
100 10
50 5
website : www.kelair.bppt.go.id
Media Pembiakan Mikroba
website : www.kelair.bppt.go.id
“TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN
PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB “
BEBERAPA CONTOH APLIKASI
Sistem pembuangan air limbah rumah tangga dengan sistem Sistem pembuangan air limbah rumah tangga dengan
“On Site Treatment “ saat ini. proses biofilter anaerob-aerob sistem “On Site Treatment"
yang dikembangkan oleh BPPT
IPAL DOMESTIK RUMAH TANGGA
Satuan : Cm
BIOFILTER UNTUK AIR LIMBAH DOMESTIK KAPASITAS 8-10 ORANG
HASIL UJI COBA BIOFILTER ANAEROB-AEROB
UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
INDIVIDUAL
JIKA HANYA MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIK SAJA – HANYA MENURUNKAN BOD, COD DAN TSS SAJA.
BIOFILTER ANAEROBIK (UP FLOW BIOFILTER) - KAPASITAS 8 0RANG
JIKA HANYA MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIK SAJA – HANYA MENURUNKAN BOD, COD DAN TSS SAJA.
Spesifikasi Alat : Lebar Bak : 100 cm
Unit : cm
Jumlah Orang : 10 orang
Debit perkapita : 250 liter
Debit Air Limbah : 2500 liter/hari
Beban BOD : 0,625 kg BOD per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 50 mg/l
Efisiensi Penghilangan BOD : 80 % Biofilter Anaerobik
Dimensi
Panjang Efektif : 250 cm
Lebar Efektif : 100 cm
Kedalaman efektif : 175 cm
Tinggi Ruang Bebas : 25 cm
Volume Efektif : 4,375 m3
Waktu Tinggal rata-rata : 1,75 hari
Diameter Inlet / Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,85 m3
Tipe media : Bioball, media plastik sarang
tawon, batu apung , batu pecah (split ) .dll.
Bahan : Pasangan batu bata, beton dll.
Biofilter Aerobik
JIKA HANYA MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIK SAJA – HANYA MENURUNKAN BOD, COD DAN TSS SAJA.
APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER :
Kapasitas : 40 ~ 50 Persons
Tahun : 1997
Lokasi : DKI Jakarta
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL UNTUK RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL UNTUK INDUSTRI MAKANAN
Kapasitas : 75 M3/Hari
Tahun : 2005 (sedang berjalan)
Lokasi : Ciracas, Jakarta Timur
Lokasi :
1. PT Saribumi Desa Rancamulya,
Kab. Sumedang Jawa Barat
Kapasitas : 10 M3/Hari
website : www.kelair.bppt.go.id
Konstruksi IPAL Industri Tahu Tempe Dengan
Proses Biofilter Anaerb-Aerob
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL RUMAH POTONG AYAM KAPASITAS 400 M3 PER HARI
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL PERKANTORAN DINAS PU JATIBARU JAKARTA
KAPASITAS 1000 M3/HARI
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL DOMESTIK DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 75 M3 PER HARI
IPAL DOMESTIK BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 150 M3 PER HARI
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES
BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 150 M3 PER HARI
website : www.kelair.bppt.go.id
IPAL DOMESTIK
PT. BOGASARI JAKARTA
KAPASITAS 300 M3 PER
HARI
IPAL DOMESTIK KAPASITAS 300 M3 PER HARI
PT. BOGASARI JAKARTA
IPAL UNTUK INDUSTRI NON MAKANAN
Kapasitas : 75 M3/Hari
Tahun : 2005 (sedang berjalan)
Lokasi : Sukabumi Jawa Barat
Kapasitas : 10 M3/Hari
Tahun : 2002
Lokasi : CV. Salsabila Electroplating
Kel. Cilodong, Depok Jawa Barat
Kapasitas : 20 M3/Hari
Tahun : 2001
Lokasi : Kel. Sukabumi Selatan
Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat
website : www.kelair.bppt.go.id
KEUNGGULAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB :
Pengoperasiannya mudah
1 BOD 100 12
2 COD 170 30
3 Total padatan 150 2
tersuspensi (TSS)
4 NH3 -bebas 0,46 0,00003
5 MBAS (deterjen) 2,56 0,398
Recharge Air Tanah : Pengisian Air Polutan organik, logam berat, patogen, nitrat
4 Tanah, Kontrol Intrusi Air Laut,
Kontrol Tanah Ambles
Air yang diolah berasal dari efluen sekunder atau air olahan dari pusat
rekalmasi air limbah di Bedok yang mengolah air limbah perkotaan
dengan proses lumpur aktif. Efluen sekunder tersebut mengandung
zat organik dengan konsentrasi BOD 10 mg/l, TSS 10 mg/l, ammonia-
nitrogen 6 mg/l, Total disolved solids (TDS) 400-600 mg/l dan Total
Organic Carbon (TOC) 12 mg/l.
Pertama, efluen sekunder dialirkan ke saringan mikro (micro-screen)
dengan ukuran 0,3 mm, selanjutnya dilairkan ke unit ultra filtrasi yang dapat
memisahkan padatan atau partikel dengan ukuran 0,2 m.
Selanjutnya dilanjutkan dengan proses demineralisasi dengan
menggunakan membran reverse osmosis. Hasil dari proses Reverve
omosis dilakukan proses disinfeksi menggunakan irradiasi ultraviolet.
Injeksi khlorine dilakukan di dua titik yakni sebelum dan sesudah
Ultrafiltrasi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan biofouling didalam
sistem membran.
Unit Reverse Osmosis (RO) yang digunakan terdiri dari dua unit yang
dipasang paralel masing-masing kapasitas 5000 m3 per hari. Jenis
membrane RO yang digunakan adalah jenis thin-film composite dari bahan
aromatic polyamide yang dirancang dengan recovery 80 -85 % dan
dipasang seri tiga tahap. Unit proses disinfeksi terdiri dari tiga buah
streilisator Ultra Violet (UV) yang dipasang seri dengan dosis 60 mJ/cm2.
Selanjunya dilakukan kontrol pH dengan menambahkan soda ash.
Design performance:
–Turbidity < 0.2 NTU
–SDI < 3
–90% Recovery
Plant now open for tours
NEWater Process Flow
The treatment process is based on:
1. Effluent treatment
2. Automatic Filter
3. MBR
4. Reverse osmosis
5. Ultra-violet disinfection
AUTOMATIC MICRO-SCREEN
Membrane Bio Reactor (MBR).
MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)
DENGAN
MENGGUNAKAN MEMBRAN HOLLOW FIBER
REVERSE OSMOSIS MEMBRANE
Perbandingan performance aktual terhadap spesifikasi disain NEWater.
Berdasarkan pengalaman operasi dari NEWater didapatkan hasil bahwa proses ultra
filtrasi mengolah air dengan kekeruhan lebih besar 20 NTU tanpa berpengaruh
terhadap kualitas hasil olahan. Dengan kekeruhan di bawah 2 NTU recovery minimal
dapat mencapai 90 %, sedangkan dengan kekeruhan > 10 NTU persen recovery harus
lebih kecil 84 %.
Pencucian membran Ultra Filtrasi dilakukan dengan frekwensi 13,4 hari. Lebih lama
dibandingkan dengan spesifikasi disainnya yakni 10 hari per pencucian per unit.
Opersional RO
Pencucian membran RO dilakukan dengan interval enam bulan untuk stage 1 dan lebih
dari tiga bulan untuk stage 2 dan stage 3. Hal ini lebih baik dari pada kriteria disain
yakni 60 hari.
Operasional UV
Virus, bakteria dan parasit dapat dihilangkan setelah proses dengan membran reverse
osmosis. Disinfeksi dengan ultraviolet dilakukan sebagai pengamanan terhadap
kontaminasi mikrobiologi. Sistem ultraviolet pada NEWater dirancang dengan efisiensi
inaktivasi mikroba sampai 99,99 %. Dari hasil pengalaman operasional efisiensi
inaktivasi pada NEWater Factory dapat mencapai 99,99999 %.
Kapsitas Produksi :
S4 Toilet Fr Office
Toilet Satpam S1
Toilet FGW
Wastavel BP 7
BP 2
AREA PABRIK
Mushola
Satpam Toilet Carton Box
BP 3 Toilet Personalia
S5
Toilet Politeknik
Mushola 3PC BP 4
BP 8 Wastavel Pulatek
Toilet 3PC S2
S6 Toilet Puslatek
Mushola 2PC BP 5
Wastavel FGA
Wastavel 2PC
S7 Toilet FGA
Toilet 2PC S3
BP 10 BP 9 Cuci Piring Kantin
BP: Bak Pengumpul
S: Septik Tank
G: Grease Trap Cuci Tangn Kantin
|||||
G
BP 12 BP 11 Non Toilet Serap
S8 Toilet Serap
Instalasi Pengolahan Air Limbah S9 Toilet 2PC W/H
(IPAL)
PEMISAH MINYAK/LEMAK
PENGENDAP
AWAL
BIOREAKTOR
ANAEROB
RUMAH BLOWER
BIOREAKTO
R AEROB
PENGENDA
P AKHIR
BAK
PENAMPUNG
IPAL DOMESTIK PT. UCC
JAKARTA
BLOWER UDARA
Jumlah : 2 buah
Tipe : Root Blower TSB 65
PENGOPERASIAN: Rumah blower
Blower 1 Blower 2
Supply udara dari blower kedalam bioreaktor aerob
UNIT ULTRA FILTRASI UNTUK PENGOLAHAN AIR REUSE
AIR LIMBAH AIR OLAHAN IPAL SETELAH BIOFILTER AIR OLAHAN IPAL
DOMESTIK SEBELUM SEBELUM MASUK LANJUTAN SETELAH ULTRA
DIOLAH UNIT FILTRASI FILTRASI (AIR RE-
USE)
1 2 3 4 5
1 PH 3,30 6,32 -
2 Zat Besi (Fe) 44,64 2,04 95,43
3 Nickel (Ni) 63,10 3,5 94,45
4 Zinc (Zn) 31,85 10,6 66,72
5 Chrom Hexavalent 0.06 < 0,05 -
DAUR ULANG AIR LIMBAH DOMESTIK
UNTUK SIRAM TANAMAN
Fress water Water
Water feed recycle
recycle C C
h h
m m
2 3
Tangki C
penampu h
ng m
1
Pipa over
flow
peremda
man
Scree
n
Perenda Penirisan Pencucia
man n
Penampu
ngan Chemical
larutan treatment
hsl
penirisan Pengenda Pengerin
Pengenda pan 2 g lumpur
pan 1 Netralisasi /
Equal
isasi
Blower
udara
Reaktor Koagulasi-Flokulasi
1 2 3 4
OTSUKARESAMADESHITA