Anda di halaman 1dari 108

DISAMPAIKAN PADA ACARA:

RAPAT KOORDINASI PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG BEBAN


PENCEMARAN
SUNGAI SIAK
PPE SUMATERA
Pekanbaru, 21 Mei 2015
Dr.Eng Budi Kurniawan, M.Eng
Kabid Prasarana Dan Jasa
Deputi II
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Modeling Kualitas Air

Budi Kurniawan

Pengertian Pemodelan (modeling)


Model adalah representasi suatu sistem
yang komplek yang disedehanakan.
Pemodelan dimaksudkan untuk
menirukan kondisi nyata (real world)
sehingga memungkinkan untuk
mengukur dan berekperimen dengan
cara yang mudah dan murah ketika
ekperimen yang dilaboratorium tidak
mungkin dilakukan, terlalu mahal, atau
membutuhkan waktu yang lama (timeconsuming)
Budi Kurniawan

Pembagian Model
1. Model Fisik atau Analog
(mis.experimen di lab)
2. Model Matematik:
- Analitik (mis. Neraca masa, Streeter
and Phelps)
- Numerik (mis.Qual2k, WASP, HSPF dll)

Budi Kurniawan

MODEL FISIK DAN MODEL


MATEMATIK
Model Fisik
Similarity
Asumsi

Model Matematik
Governing Eqns
Asumsi

Hybrid approach : kombinasi dari 2 m


Keduanya dibutuhkan ketika sangat banyak penyederhanaan
dalam perhitungannya

Keterbatasan

Problem dalam
Data yang tidak mencukup
Kualitas data yang rendah
Memahami proses

Problem dalam
Skala
Waktu
Budi Kurniawan

Polutan dari sungai

Arus sejajar pantai

Gambar Model Fisik Sebaran Polutan di Muara Sungai


Budi Kurniawan

Model Matematik Analitik


Metoda Neraca Massa :
CR = Ci Qi = Mi
Vi
Vi
CR : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke-i
Qi : Debit alir aliran ke-i
Mi : massa konstituen pada aliran ke-I

Metoda Streeter Phelps:


dL/dt = - K.L
L : konsentrasi senyawa organik (mg/L)
t : waktu (hari)
K : konstanta reaksi orde satu (hari-1)
Budi Kurniawan

Model Matematik Analitik


Basic Mass Balance Water Quality Equation:
Qd.Cd + Qs.Cs = Qr.Cr
Qd = waste discharge flow in million gallons per day
(mgd) or cubic feet per second or m3/sec
Cd = pollutant concentration in waste discharge in
milligrams per liter (mg/l)
Qs = background stream flow in mgd or cfs or m3/sec
above point of discharge
Cs = background in-stream pollutant concentration in
mg/l
Qr = resultant in-stream flow, after discharge in mgd or
cfs or m3/sec
Cr = resultant in-stream pollutant concentration in mg/l
in the stream reach (after complete mixing occurs)

Example: Zinc
Assume a stream has a critical design flow of
1.2 cfs and a background zinc concentration of
0.80 mg/l.
The State water quality criterion for zinc is 1.0
mg/l or less. The WLA for a discharge of zinc
with a flow of 200,000 gpd is [Note: 200,000
gpd = 0.31 cfs]:
Cd= Qr.Cr - Qs.Cs
Cd = [(1.0)(0.31+1.2)(0.8)(1.2)]/0.31
= (1.510.96)/0.31
= 0.55/0.31
= 1.77 mg/l

Metode Neraca Masa

Cr.Qr = Cs.Qs + Cd.Qd


Parameter Zn
(Qr)= Qs + Qd

Qr

(Qs)= 0,01 m3/det


(Cs)= 0.80 mg/l

Cd?

Cr
Qd

Debit air limbah (Qd)


= 0,001 m3/det
Berapa Konsentrasi Air Limbah (Zn)?

BMA (Cr)Zn= 1 mg/l)

Logam Berat: Zinc


Diketahui:
Debit aliran sungai di hulu (Qs)= 0,01 m3/det
Konsentrasi Zn sungai di hulu (Cs)= 0.80 mg/l
Konsentrasi BMA (Cr)Zn= 1 mg/l
Debit air limbah (Qd)= 0,001 m3
Debit sungai di hilir (Qr) = Qs+Qd
Dihitung:
Berapa Konsentrasi Zn di air limbah (Cd) yang boleh dibuang?
Cr.Qr = Cs.Qs + Cd.Qd
Cd=(Cr.Qr Cs.Qs)/Qd
= [Cr.(Qs+Qd)-(Cs.Qs)]/Qd
Cd = [(1.0)(0,01+0,001)(0.8)(0,01)]/0.001
= 3 mg/l

Metode Streeter Phelp


Metode ini didasarkan pada kebutuhan
oksigen pada kehidupan air (BOD) untuk
mengukur terjadinya pencemaran di badan
air.
Metode ini diperkenalkan oleh Streeter dan
Phelps pada tahun 1925 menggunakan
persamaan kurva penurunan oksigen
(oxygen sag curve).
Metode pengelolaan kualitas air ditentukan
atas dasar defisit oksigen kritik (DC).

Metode Streeter Phelp


Dua langkah penentuan daya dukung :
menentukan apakah beban yang
diberikan menyebabkan nilai defisit DO
kritis melebihi defisit DO yang diijinkan
atau tidak.
apabila ya, maka diperlukan langkah
kedua, yaitu menentukan beban BOD
maksimum agar defisit DO kritis tidak
melampaui defisit DO yang diijinkan.

Receiving Water Model (USEPA)


Dynamic One-Dimensional Model of
Hydrodynamics and Water Quality
(EPDRiv1)
Stream Water Quality Model (QUAL2K),
CE-QUAL-W2 dan CE-QUAL-ICM
CONservational Channel Evolution and
Pollutant Transport System (CONCEPTS)
Environmental Fluid Dynamics Code
(EFDC)
Water Quality Analysis Simulation
Program (WASP)
Budi Kurniawan

14

Watershed Models (US-EPA)


Watershed Assessment Model (WAMView)
Storm Water Management Model (SWMM)
Hidrologycal Simulation Program Fotran
(HSPF)
Loading Simulation Program in C++ (LSPC)
BASINS (HSPF, PLOAD, AQUATOX)
Storm Water Management Model (SWMM)
Loading Simulation Program in C++ (LSPC)
SWAT
Watershed Analysis Risk Managemnt
Framework (WARMF)
Budi Kurniawan

15

Konsep Pemodelan
Konsep pemodelan (hipotesis)
merupakan separangkat asumsi yang
merupakan ide dasar atau bangunan
dasar mengenai bagaimana suatu
sistem atau proses bekerja yang
disesuaikan dengan tujuan
pemodelan.

Budi Kurniawan

16

Manfaat Pemodelan
Para peneliti menggunakan model sebagai
alat (tool) dalam memahami proses yang
terjadi dan menemukan faktor yang
berpengaruh terhadap suatu sistem.
para praktisi menggunakan model untuk
membantu dalam manajemen dan
pengambilan keputusan.
memahami secara lebih baik keberadaan
polutan di lingkungan, persebaran dan
perubahan fisik-kimia-bilogi polutan dan
peran manusia dalam siklus polutan tersebut.

Budi Kurniawan

17

Tujuan Pemodelan
Untuk aplikasi apa model dibangun, apakah untuk
keperluan penelitian ilmiah, engineering atau
manajemen ?
Pelajaran atau pemahaman apa yang ingin diperoleh
dari model ?
Pertanyaan apa yang ingin dijawab oleh model ?
Apakah pemodelan merupakan cara terbaik untuk
menjawab pertanyaan tersebut ?
Apakah model numerik benar-benar dibutuhkan ?
Dapatkan model analitik digunakan? Untuk kasuskasus sederhana dimana model analitik tersedia dan
cukup memadai, maka penggunaan model numerik
merupakan pekerjaan yang berlebihan (overkill).

Budi Kurniawan

18

Prosedur Pemodelan

Konsep pemodelan
Identifikasi Model
Design Model
Simulasi (execution) dengan menggunakan
beberapa scenario
Kalibrasi (proses mencocokan hasil simulasi
dengan data lapangan untuk mendapatkan
angka konstanta dan variabel yang sesuai)
Verifikasi (menggunakan seri data yang
berbeda)
Validasi (jika ada analytical dan analog models)
Sensitivity Analysis
Analisis hasil
Budi Kurniawan

19

Variasi Model
1. Spasial (keruangan)
- 1 Dimensi
- 2 Dimensi
- 3 Dimensi
2. Temporal
- Tunak (steady state)
- Quasi Dynamic
- Dinamik atau transient
Budi Kurniawan

20

Variasi Model
Konvensional Polutan (BOD, DO,
Ph, TSS, Fecal coliform, minyak, oli)
Non Konvensional polutan
(ammonia, nitrogen, phosphorus,
chemical oxygen demand (COD),
and whole effluent toxicity)
Simple toxic, heavy metal, organic
toxic
Budi Kurniawan

21

Variasi Model
Model berbasis DAS (watershed
based model)
Model berbasis sumber air
(receiving based model)

Budi Kurniawan

22

Data dan Informasi untuk


Model Kualitas Air

Peta Topografi
Peta Penggunaan Lahan
Peta Administrasi
Meteorologi dan klimatologi
Elevasi dan posisi geografis sumber air
Hidrologi (hidrolika) dan morfologi sumber air
Lokasi titik pantau dan Kualitas air hasil
pemantauan
Jumlah beban, jenis dan lokasi sumber
pencemar serta karakteristik zat pencemar
Segmentasi sumber air
Kelas air atau baku mutu sumber air
Pemanfaatan sumber
air
Budi Kurniawan
23

Aplikasi Pemodelan Kualitas Air


Analisis kuantitatif hubungan antara beban pencemar yang
dikeluarkan sumber pencemar dengan kualitas air (air
permukaan/air tanah).
Analisis perubahan penggunaan lahan terhadap banjir dan
kualitas air
Analisis kuantitatif dampak perubahan iklim terhadap
kualitas air sungai/air tanah.
Analisis persebaran polutan (air lindi) di landfill, tumpahan
minyak, kebocoran storage B3 sebagai bagian dari
Environmental Risk Assessment serta analisis cause-effect
dalam kasus lingkungan
Menentukan total maximum daily load (TMDLs) segment
sungai ,yang diperlukan untuk penyusunan kebijakan: izin
pembuangan air limbah, penyusunan program,
perdagangan alokasi limbah, mutu air sasaran, evaluasi
tata ruang.
Membantu dalam AMDAL
Water reuse dan Conjunctive use air permukaan dan
airtanah
Budi Kurniawan

24

Metode Perhitungan DTBP


Air
Total Maximum Daily Loads (DTBPs)
yaitu jumlah maksimum beban
pencemar yang diperbolehkan dibuang
ke sumber air tanpa menyebabkan
sumber air tersebut tercemar
DTBP = Waste Load Allocation + Load
Allocation + Background water quality
+ Margin of safety (MoE)
DTBP = Sumber Tertentu+ Sumber Tak
tentu +Kualitas air + Faktor Pengaman
Budi Kurniawan

25

Receiving Water Model (USEPA)


Dynamic One-Dimensional Model of
Hydrodynamics and Water Quality
(EPDRiv1)
Stream Water Quality Model (QUAL2K),
CE-QUAL-W2 dan CE-QUAL-ICM
CONservational Channel Evolution and
Pollutant Transport System (CONCEPTS)
Environmental Fluid Dynamics Code
(EFDC)
Water Quality Analysis Simulation
Program (WASP)
Budi Kurniawan

26

QUAL2K:
A Modeling Framework for Simulating River and Stream Water Quality
(Version 2.11)

Documentation

The Mystic River at Medford, MA

Steve Chapra, Greg Pelletier and Hua Tao


December 16, 2008
Chapra, S.C., Pelletier, G.J. and Tao, H. 2008. QUAL2K: A Modeling Framework for Simulating River and Stream Water Quality,
Version 2.11: Documentation and Users Manual. Civil and Environmental Engineering Dept., Tufts University, Medford, MA.,
Steven.Chapra@tufts.edu

Budi Kurniawan

27

QUAL2K & QUAL2Kw


Model satu dimensi, dimana secara lateral dan
vertikal diasumsikan tercampur secara sempurna (th
e channel is well-mixed vertically and laterally)
Kondisi hidrolik tunak (Steady state hydraulics)
Mensimulasi beban sumber Point dan Non-Point serta
pengambilan air (Abstractions)
Mensimulasi ruas saluran yang tidak sama dan
beban pencemar yang masuk dari berbagai sumber
dan pengambilan air (Unequal reaches, Multiple
loads/Abstractions)

Budi Kurniawan

28

Budi Kurniawan

29

Budi Kurniawan

30

HW#1
1

HW#2
6

2
8

12
13

11
HW#3

3
14

10

4
5
15 16
17
18
19

HW#4

22

Main stem

20

23
24

21
25 26
27
28
29

(a) A river with tributaries

(b) Q2K reach representation

QUAL2K segmentation scheme for (a) a river


with tributaries. The Q2K reach representation
in
(b) illustrates the reach, headwater
and
Budi Kurniawan

31

Budi Kurniawan

32

Budi Kurniawan

33

Budi Kurniawan

34

Budi Kurniawan

35

Introduction to the Water


Quality Analysis Modeling
System
WASP
Version 7.0
April, 2005

Budi Kurniawan

36

WASP Modeling Framework


Binary Wasp Input File (wif)

CSV, ASCII Output

WASP

Input
Hydrodynamic
Interface

Model Preprocessor/Data Server

M
es

Models

sa

Binary Model Output

ge

Stored
Data

Eutrophication

ul
Re
s
te
d

Organic
Toxicants

Mercury

ts

BMD
M
od
el

Conservative
Toxicant

MOVEM

Ex
po
r

Hydro

Graphical Post Processor


Heat
Budi Kurniawan

37

Surface Water Flow Options WASP


Screen

Budi Kurniawan

38

Transport Fields WASP Screen

Budi Kurniawan

39

Applicable Module for


Various Model Constituents
Module

Constituent

Simple Toxicant

Non-reactive metals:
Copper, Lead, Zinc, Cadmium

Simple Organics:
MTBE, PCB Homologs

Non-Ionizing Organic Toxicant

Reactive Metals:
Arsenic, Tin, Selenium, Chromium

Transformable Organics:

Gasoline, Petroleum, BTEX,


PAHs, Chlorinated Solvents,
PCBs, VOCs

Organic Toxicant

Ionizable Organics:
Pesticides, Organic Acids

Mercury

Elemental Mercury, Divalent


Mercury, Methylmercury
Budi Kurniawan

40

Segmentation10
1
of Brandywine River
1
1

2
3

Reaches:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Annuminas
Upper Plains
Hobbiton
Old Forest (monitoring)
South Downs
Tharbad Ferry
Middle Brandywine
The Crescent (monitoring)
Minhiriath
Lake Evendim epilimnion
Lake Evendim hypolimnion
Shirebourne Marsh

4
1
2

5
6

7
8
9

Budi Kurniawan

41

Brandywine WASP Network

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Annuminas
Upper Plains
Hobbiton
Old Forest (monitoring)
South Downs
Tharbad Ferry

7.
8.

Middle Brandywine
The Crescent
(monitoring)
9. Minhiriath
10. Lake Evendim epilimnion
11. Lake Evendim
hypolimnion
12. Shirebourne Marsh

Budi Kurniawan

42

Brandywine Physical
Geometry

Budi Kurniawan

43

Brandywine Simulation
Control

Budi Kurniawan

44

Brandywine Network (4)


Copy segment
names from
the
spreadsheet
Highlight first
row.
Paste segment
names in the
Description
field, and
segment
depths in the
Depth
Multiplier field.

Budi Kurniawan

45

Budi Kurniawan

46

Budi Kurniawan

47

WASP External
Linkages
Loading Models
SWMM
HSPF
LSPC
NPSM
PRZM
GBMM

Bioaccumulation
BASS
FCM-2

WASP
Hydrodynamic
Models
EFDC
DYNHYD
EPD-RIV1
SWMM

External
Spreadsheets
ASCII Files
Windows
Clipboard

Budi Kurniawan

48

TAM/WASP
Model
Segmentation
The TAM/WASP
Modeling Framework
for Development of
Nutrient and BOD
TMDLs in the Tidal
Anacostia River, 2008

Budi Kurniawan

49

The Anacostia River


Watershed

Budi Kurniawan

50

DO Criteria for Designated


Uses in the Tidal Anacostia
River
Budi Kurniawan

51

Maximum Permitted Concentrations and Flows


for Calculation of
Budi Kurniawan
Municipal and Industrial
Waste Load Allocations

52

The Port Tobacco River is approximately 8.5 miles long and drains a
predominantly forested watershed in Charles County. Land use within
the watershed consists of 60 percent forest, 21 percent mixed
agriculture and 19 percent urban land. According to water quality
surveys, the Port Tobacco River was not supporting the following
uses, in
part because of nuisance algal growths and low dissolved oxygen:
water contact recreation and protection of aquatic life, and shellfish
harvesting

Budi Kurniawan

53

Budi Kurniawan

54

Watershed Models (US-EPA)


Watershed Assessment Model (WAMView)
Storm Water Management Model (SWMM)
Hidrologycal Simulation Program Fotran
(HSPF)
Loading Simulation Program in C++ (LSPC)
BASINS (HSPF, PLOAD, AQUATOX)
Storm Water Management Model (SWMM)
Loading Simulation Program in C++ (LSPC)
SWAT
Watershed Analysis Risk Managemnt
Framework (WARMF)
Budi Kurniawan

55

Manfaat Watershed Models


Integrasi rainfall runoff dan stream model
dengan menggunakan DAS sebagai batas
pemodelan
Memberitahukan kita respon kualitas air
atas berbagai aktivitas manusia
(mis:landuse) serta respon terhadap pilihan
kegiatan perlindungan sumber air
Alat untuk mensinergiskan program atau
kegiatan pengendalian kerusakan DAS
dengan pengelolaan dan pengendalian
pencemaran air
Budi Kurniawan

56

But, what do we know


now?

(Oki and Kanae 2006, Science)

Budi Kurniawan

57

Siklus Hidrologi
evapotranspirasi

Aliran Permukaan
Peresapan

Arus antara

Permukaan Air
Tanah

Pelepasan air tanah

Budi Kurniawan

58

Mapping
Identifikasi kondisi fisik (hidro-morfologi,
iklim, land-use dan kualitas air) DAS
Identifikasi sumber pencemar
Identifikasi karakteristik zat pencemar
Identifikasi permasalahan dan stakeholders
Identifikasi peraturan dan lembaga
formal dan informal perlindungan dan
pengelolaan DAS
Identifikasi ekisting program/proyek

Analysis data
dan informasi

Aplikasi model Kualitas Air

DTBP/TMDL

Tool:
Program dan kegiatan perlindungan d
Izin Lingkungan,tata ruang,infrastruktur, Pengelolaan DAS:
pedoman,standar, peningkatan kapasitasPenurunan beban pencemaran dari
, insentif-disinsentif, manajemen data
sumbernya (point dan non-point sou
Pengelolaan kualitas air
base/spasial dan pemberdayaan masyarakat
Pengendalian kerusakan lahan dan
tata air
Outcome:
Ekosistem DAS menjadi
Indikator kinerja
sehat,peningkatan income dan
(rasio debit max-min sungai, tingkat
revenue, penyelesaian konflik,
erosi /sedimentasi, tinggi muka airtanah
penurunan water-borne desease
dan kualitas air
dan peningkatan kapasitas
Budi Kurniawan
59
permukaan
dan
airtanah)
adaptasi perubahan iklim

Budi Kurniawan

60

Hidrologycal Simulation Program


Fotran (HSPF)
The HSPF Model mensimulasi perjalanan polutan dan
perubahan fisik-kimia-biologi (fate) polutan yang terjadi
di seluruh sklus hidrologi.
Terdapat dua proses berbeda yang dimodelkan, yaitu:
(1) Proses yang menentukan perjalanan polutan dan
perubahan fisik-kimia-biologi polutan pada permukaan
dan dibawah permukaan DAS (the surface or in the
subsurface of a watershed), and (2) proses di saluran air
(in-stream processes).
Proses pertama disebut dengan proses lahan atau DAS
(land or watershed processes), proses kedua dinamakan
dengan proses pada stream atau ruas sungai (in-stream
or river reach processes).
Budi Kurniawan

61

Budi Kurniawan

62

Watershed Analysis Risk Management


Framework (WARMF)
Model WARMF dapat mengajari stakeholders dalam hal:
1) Bagaimana input meteorologi memberikan dampak
terhadap kondisi hidrologi dan beban pencemar non-point
,
2) Bagaimana land use mempengaruhi beban pencemar
non-point ,
3) Bagaimana beban pencemar point and non-point tersebar
secara spasial,
4) Bagaimana beban pencemar point and non-point
diterjemahkan menjadi kualitas air di sungai dan danau
5) Apakah kualitas air sesuai untuk peruntukan tertentu atau
tidak.

Budi Kurniawan

63

Budi Kurniawan

64

Budi Kurniawan

65

Representation of
Catawba River
Basin by a Network
of Land
Catchments, River
Segments, and
Reservoirs
Budi Kurniawan

66

Dialog Box for Land Use Data


Budi Kurniawan

67

Budi Kurniawan
Meteorological
Data for Charlotte-

68

Budi Kurniawan

69

Budi Kurniawan

70

Budi Kurniawan

71

Specifying
Designated
Budi Kurniawan

72

Specifying Water
Quality Criterion for
Budi Kurniawan
Designated
Use.

73

Spreadsheet Table
for Observed Water
Budi Kurniawan
Quality

74

Simulated and Observed


Flow of Catawba River at
Calvin
Budi Kurniawan

75

Budi Kurniawan

76

Summary Table for the Hypothetical


Risk of Failure Analysis
Based on this hypothetical example, the risk of failure for
the three control options are summarized in Table . The
alternative with a low level control of 0.7 (30% reduction of
load) has a lower cost, relatively speaking. But it has a 70%
chance of not meeting the water quality objective. The
medium cost alternative has a 34% chance of failure. The
most expepensive alternative has a control level of 0.3
(70% reduction of load). But, the chance of falure is
decreased to 2%.

Budi Kurniawan

77

Budi Kurniawan

78

Budi Kurniawan

79

POTENSI SUMBER DAYA DAN ANCAMAN BENCANA


DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Budi Kurniawan

80
80

Pemilihan TEKNIK SIMULASI/PEMODELAN


a.

Dilihat dari Tujuan simulasi :


Sebaran Polutan di badan
sungai atau estuaria
Sebaran Nutrisi di badan
sungai atau estuaria
Kualitas air di estuaria
Memerlukan
Intrusi garam untuk
Pemodelan Hidrodinamika,
pertambakan
Sedimen, kualitas air dll
Dinamika lidah pasir (sand
spit)
Layout struktur/bangunan
hidraulika
Pengerukan (dredging) and
pembuangan (dumping)
Masalah Erosi and Akresi
Kurniawan
81
Analisis risiko banjir, Budi
tsunami,

Kerangka fikir simulasi estuari


Energi
pemban
gkit
Angin
Pasut
Debit sungai

Model
hidrodinamika

Hasil

Tinggi muka
air
Arus,
Percampura
n
Suhu,
salinitas

Aliran air
Suhu/salinitas
Kekekalan
materi
Trajektori
partikel

Energi
pemban
gkit

Model
Transport

Adveksi
Dispersi

Konsentrasi
dasar
Sumber aktif

Model
Kualitas Air
Transport
Transformasi

Model
Sedimen
Erosi
Aggregasi
Deposisi

Model
gelombang

Pembentukan
gel.
Penjalaran gel.
Disipasi energi

Energi
Pemban
gkit
Angin

Hasil

Tinggi
gelombang
Perioda gel.
Arah
gelombang

Energi
Pemban
gkit

Properti
sedimen
dasar
Solid loading

Hasil

Hasil

Konsentrasi
di kolom air
Konsentrasi
di dasar

Konsentrasi
Sed.
Massa
tersedimenta
si,
Massa
tererosi
Budi
Kurniawan
Perubahan
dasar

82

Contoh Model Matematik

Gelombang

TUNAMI, TSUNAWI, ANUGA, COMCOT

RCPWAVE (komersial),

Mike 21-SW, Mike21-BW

CGWAVE (komersial)

Dll

Polutan (2 dimensi)

SMS-RMA4 (komersial)

Mike21-ECO, Mike 3D-EQ

Dll. (oil spill problem)

Sedimen suspensi perairan

SMS-SED2D (komersial)

Mike21-ST, Mike21-MT, Mike


3D-MT

3DD

Delft 3D

Ecomsed

Dll

Sedimen pantai (pasir)

Genesis US Army CERC

Litpack (DHI)

Arus (2 dimensi)

Mike21-HD, Mike3D-HD(komersial)

SMS RMA2 (komersial)

TELEMAC (komersial)

3DD

Delft 3D

Trisula

POM

Dll.

Budi Kurniawan

83

MODEL HIDRODINAMIKA
Pemodelan hidrodinamika didasarkan
kepada deskripsi proses-proses yang
mempengaruhi sirkulasi dan percampuran
masa air yang menggunakan hukum
konservasi masa dan momentum
Parameter yang digunakan dalam
pemodelan hidrodinamik meliputi: pasang
surut, kemiringan hidrolika, suhu, friksi,
turbulensi, angin dan tekanan atmosfir, dan
pengaruh rotasi bumi (coriolis force)
Output: Pola arus (kecepatan,arah) dan
tinggi muka air (elevasi)
Budi Kurniawan

84

Model Transpor Polutan


Dipergunakan dalam memprediksi persebaran
serta transformasi (perubahan fisik-kimiabiologi) polutan di perairan
Proses yang dimodelkan: perjalanan dan
konsentrasi dari zat pencemar setelah
mengalami dispersi, ionisasi, sorpsi, dan
mengalami degradasi melalui proses seperti;
volatilisasi, biodegradasi, hidrolisis serta
fotolisis
Output: Persebaran konsentrasi polutan secara
spasial dan temporal
Budi Kurniawan

85

OUTPUT MODELING

Prediksi kondisi kualitas air laut dan


persebaran konsentrasi zat pencemar
secara spasial dan temporal menggunakan
lokasi outfall eksisting dan beban zat
pencemar eksisting.
Prediksi kondisi kualitas air laut dan
persebaran konsentrasi zat pencemar
sebagai respon dari penerapan berbagai
skenario manajemen
Beban polutan maksimum yang
diperbolehkan untuk dibuang ke badan air
laut dimasa sekarang dan masa yang akan
datang agar baku mutu air laut yang
ditetapkan tidak terlampaui.
Lokasi outfall yang paling tepat agar zat
pencemar mendapatkan dilusi yang optimal
Budi Kurniawan

86

Kawasan ???
Aktivitas: Industri, pariwisata,
pelabuhan, transportasi, pemukiman
Ekosistem sensitif: Terumbu karang,
padang lamun, mangrove
Kondisi hidro-geo-morfologi pesisir
laut
Peraturan perundang-undangan
Sosial-ekonomi-budaya masyarakat

Budi Kurniawan

87

Polutan
Sumber

dari sungai
buangan / effluent industri
Aktivitas transportasi laut
dari dasar / timbunan

Mekanisme angkutan atau


sebaran
mengapung di permukaan
melayang bersama aliran
terseret di atas dasar perairan

Budi Kurniawan

88

Pertanyaan ????
Berapa besar Beban Pencemaran yang
masuk ke kawasan estuari atau laut di
masa sekarang dan yang akan datang?
Berapa kontribusi beban pencemar
masing-masing sumber pencemar?
Berapa besar beban pencemar
maksimum yang dapat diasimilasi
kawasan estuari atau laut ?
Berapa kuota beban pencemar masingmasing sumber pencemar?
Budi Kurniawan

89

TAHAPAN KAJIAN DIKAWASAN


Data dan informasi:
Jenis sumber pencemar, beban dan karakteristik
air limbah, Iklim, hidro-oceanografi, kualitas air laut,
komunitas biologi, penggunaan lahan dll
Pemodelan hidrodinamika, polutan tranpor
dan ekosistem

Informasi peruntukan:
kawasan suaka alam laut,
kawasan konservasi laut,
taman nasional laut,
industri, pariwisata,
pelabuhan dll
Baku mutu kualitas air

Total beban pencemar eksisting saat ini dan prediksi


beban pencemar dimasa yang akan datang
Kontribusi beban pencemar dari berbagai sumber
Total beban pencemar yang diperbolehkan masuk
kawasan (Daya Tampung Beban Pencemar)
Izin ditunda
Pembinaan
- Produksi bersih
- Pengolahan limbah
- Eco-industrial park

Tidak
memenuhi
Budi Kurniawan

Alokasi beban pencemar


per industri di kawasan
dibandingka
n
Beban pencemar
eksisting per industri
di kawasan
memenuhi
Izin dikeluarkan
90

Industri I

II

Budi Kurniawan

III

91

Budi Kurniawan

92

Budi Kurniawan

93

Budi Kurniawan

94

No

Properti

Keterangan

Jumlah grid arah x

375

Jumlah grid arah y

350

Resolusi grid arah x dan arah 10 m

y
Luas tiap grid

100 m2

Langkah waktu perhitungan

5 detik

Kedalaman maksimum

15 m

Kedalaman minimum

1m

Tipe elemen

Elemen beda hingga

Luas area

13 km2
Budi Kurniawan

95

Budi Kurniawan

96

Budi Kurniawan

97

Budi Kurniawan

98

Budi Kurniawan

99

Budi Kurniawan

100

Budi Kurniawan

101

Arus di Perairan Ujung Pangkah,


Musim Angin Timur (Kecepatan Angin 5 m/s)

Budi Kurniawan

102

Sebaran Sedimen dari 5 Muara Sungai


(Musim Angin Timur)

Budi Kurniawan

103

Hasil Simulasi Sebaran Panas (Kondisi Eksisting,


Angin Barat)

Budi Kurniawan

104
104

TERIMAKASIH
budkurni2003@yahoo.com

Budi Kurniawan

105

DAFTAR PUSTAKA

Abbot, M.B and W.A. Price, Coastal, Estuarial and Harbour Engineers,
Reference Book, 1994, E & FN Spon, London
Ambrose, R. B., J. L. Martin, and T. A. Wool, 2009. WASP7, Streams
TransportModel Theory, User's Manual, and Programmer's Guide.
EPA/600/R-09/100, U.S. Environmental Protection Agency, Athens, GA. 29
Budi Kurniawan, Kenji Jinno. Memoirs of the Faculty of Engineering,
Kyushu University, Vol.66, No.2, June 2006. Numerical Transport
model of chlorinated organic carbon compounds in saturated porous
media.
Budi Kurniawan, Kenji Jinno. Annual Journal of Hydraulic Engineering,
JSCE, Vol.51, 2007, February. Numerical modeling for assessment of
contaminant vertical distribution under parameter uncertainties.
Budi Kurniawan, Kenji Jinno. Journal of Environmental Hydrology,
Vol.15, paper 1, March 2007. Numerical modeling for risk assessment of
groundwater contamination under river and pumping effect.
Brown, L.C., and Barnwell, T.O. 1987. The Enhanced Stream Water Quality
Models QUAL2E and QUAL2E-UNCAS, EPA/600/3-87-007, U.S.
Environmental Protection Agency, Athens, GA, 189 pp.

Budi Kurniawan

106

Chapra, S.C. and G.J. Pelletier. 2003. QUAL2K: A Modeling Framework


for Simulating River and Stream Water Quality (Beta Version):
Documentation and Users Manual. Civil and Environmental
Engineering Dept., Tufts University, Medford, MA.Churchill, M.A.,
Elmore, H.L., and Buckingham, R.A. 1962. The prediction of stream
reaeration rates. J. Sanit. Engrg. Div. , ASCE, 88{4),1-46.
Cole, T.M. and S. Wells. 2000.CE-QUAL-W2: A Two-Dimensional, Laterally
Averaged, Hydrodynamic and Water Quality Model, Version 3.0, US
Army Corps of Engineers,Washington, DC: Instruction Report EL-00-1,
August 2000
Diposaptono ,S.2009.. Simulasi Penyebaran Pencemar Untuk
Prakiraan Dampak Kualitas Estuaria.
Essink Oude., G.H.P. 2000. Groundwater Modeling. Lecture Note L
4018/GWM I. Departement of Geophysics, Institute of Earth Sciences.
Interfaculty of Hydrology Utrecht. Utrecht University, the
Netherlands.
HydroQual, Inc.2002. A Primer for ECOMSED Version 1.3, Users Manual.
Schnoor, J.L., et al. 1987. Processes, Coefficients, and Models for
Simulating Toxic Organics and Heavy Metals in Surface Waters. U.S.
EPA, Athens, GA. EPA/600/3-87-015.

Budi Kurniawan

107

Schnoor, J.L.. 1996. Environmental Modeling.; Fate and Transport


Pollutants in Water, Air and Soil, John Wiley and Sons, Inc.
USEPA. 1997. Technical Guidance Manual for Performing Waste load
Allocations, Book II: Streams and Rivers Part 1: Biochemical
Oxygen Demand/Dissolved Oxygen and Nutriens/Eutrophications
(EPA-823-B-97-002). (U.S.ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY)
401 M Street, S.W. Washington, DC 20460.
U.S. EPA Estuarine Waste Load Allocation Modeling (Center for
Exposure Assessment Modeling, Environmental Research
Laboratory, U.S. EPA, Athens, GA AScI Corp., at the Environmental
Research Laboratory, U.S. EPA, Athens, GA, Environmental
Research Laboratory, U.S. EPA, Narragansett, RI, 1992)
U.S. EPA NPDES Permit Writers' Manual; U.S. Environmental
Protection Agency, Office of Water, December, 1996
U.S. EPA. 1999. Protocol for Developing Nutrient TMDLs. EPA 841-B99-007. Office of Water (4503F), United States Environmental
Protection Agency, Washington D.C. 135 pp
WARMF. 2001 Watershed Analysis Risk Management Framework:
Update One: A Decision Support System for Watershed Analysis
and Total Maximum Daily Load Calculation, Allocation and
Implementation, EPRI, Palo Alto, CA.

Budi Kurniawan

108

Anda mungkin juga menyukai