192
3-6 meter di atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan rata-rata 0-15 % dan
15- 40 %. Daerah/kota yang tinggi adalah Sorek I dengan ketinggian rata-rata 6
meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala Kampar) dengan
ketinggian rata-rata 3.5 meter.
yang
menghubungkan
Kota
Pekanbaru
Kota
Jambi
dan
193
Kota Pekanbaru Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang
menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.
Tabel 4. Luas Area dan Topografi Kabupaten Pelalawan
No
Kecamatan
0 - 2%
(Datar)
Langgam,
Pangkalan Kerinci, 53.501
53.700
Pelalawan
Pangkalan Kuras,
2 Pangkalan Lesung, 181.416
66.500
Ukui
3 Bunut, Kerumutan 166.209
520
Kuala Kampar,
4
514.166
22.300
Teluk Meranti
TOTAL
915.292
194.500
%
73,3
15,6
Sumber : BKPMD Kabupaten Pelalawan, 2005
1
Jumlah
(Ha)
46.100
153.301
560
303.916
8.850
227.059
28.300
564.760
139.250
11,1
1.249.042
100
194
195
Kota Pangkalan Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum 1
Unit dan Puskesmas sebanyak 207 Unit yang ditunjang 114 tenaga medis.
kinerja
pembangunan
ekonominya.
Kabupaten
Pelalawan
196
Sektor
2000
2001
2002
2003
1,54%
9,86%
6,15% 10,18%
7,7%
5,60%
2,35%
5,71%
Industri Pengolahan
12,82% -16,49%
1,17%
9,72%
7,38%
15,43%
7,79%
2,32%
Bangunan
3,84% -29,66%
0,01%
8,87%
10,10%
-8,18% -0,63%
2,75%
-8,45%
2,24%
5,33%
5,33%
2,47%
-2,59%
1,26%
-1,32%
Jasa Jasa
1,22%
5,59%
5,39%
3,20%
3,44
5,19%
berkisar
2.236.800.000.000,-
milyar
rupiah.
Kondisi
ini
4.3.2
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari
197
secara berkala. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran
yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan.
Pertanian
4,43
5.83
5.91
5.76
Pertambangan
2.58
-3.31
-2.68
1.32
Industri
9.57
7.04
8.90
8.82
6.06
4.06
5.41
3.99
Bangunan
9.83
9.11
7.76
8.41
Perdagangan
7.57
9.31
9.27
9.85
Angkutan
9.93
12.71
8.38
7.57
Keuangan
11.94
11.76
12.95
11.63
Jasa-jasa
6.97
9.86
8.41
8.21
6.36
6.75
7.16
7.05
Rata-rata
198
kali di tahun 2005 yaitu di bulan Juli dan Oktober memberikan dampak yang
cukup beragam di sektor produksi, distribusi dan daya beli masyarakat menurun.
Meningkatnya ongkos produksi sebagai salah satu variabel cost of production
telah sedikit menyebabkan nilai tambah berbagai sektor dan proses distribusi
mengakibatkan daya beli masyarakat melemah, sehingga perekonomian secara
umum ikut terkontraksi.
Selanjutnya jika di lihat per sektor, pada tahun 2005 sektor yang memiliki
angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan yang tumbuh sebesar
11,63 %. Disusul kemudian sektor perdagangan sebesar 9,85 %, industri sebesar
8,82 %, bangunan sebesar 8,41 % dan sektor jasa sebesar 8,21 %.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir sektor keuangan mencatat
pertumbuhan di atas 10 %. Dimulai dari tahun 2002, sektor keuangan tumbuh
11,94 %, tahun 2003 tumbuh menjadi 11,76 % dan bahkan di tahun 2004
mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 12,95 %. Tingginya tingkat pertumbuhan
sektor keuangan tidak lepas dari meningkatnya perkembangan dunia perbankan
serta merebaknya perkembangan ruko (rumah toko) di Kabupaten Pelalawan.
Sektor kedua yang mencapai laju petumbuhan tertinggi adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sebagai daerah jalur transportasi lintas Timur
Sumatera, menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai tempat persinggahan yang
sangat strategis, sehingga mendorong sektor perdagangan dapat berkembang
secara dinamis.
Selanjutnya sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor
industri dan bangunan. Sektor industri tumbuh sebesar 8,82 %. Sektor industri
dalam satu dasawarsa terakhir memang menjadi andalan perekonomian di
Kabupaten Pelalawan selain sektor pertanian. Kedua sektor ini akan saling
berkaitan disebabkan karena ketergantungan sektor industri terhadap ketersediaan
bahan baku dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. Di Kabupaten Pelalawan
sekarang telah berdiri beberapa industri pengolahan hasil perkebunan dan
kehutanan yang memiliki kapasitas besar dan berorientasi ekspor, seperti
PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Andalas Kertas dan lain sebagainya.
Secara umum pertumbuhan masing-masing sektor berada pada tren positif, yang
berarti setiap sektor mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik
199
Wisata Alam
200
sumatransis),
Macan
Tutul
(Neovelis
nebulosa),
Ikan
Arwana
201
besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih
sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di
sungai. Dinamai Kolam Tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam
ini seperti tanda tajwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan
kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan
penangkapan ikan di kolam ini haruslah seijin dari pucuk adat, selanjutnya
hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat
selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang
akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun
kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena juga
diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta
ijin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.
G. Pusat Budaya Petalangan
Desa Betung terletak 56 km dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, dapat
dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa
ini adalah Pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat
Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul.
Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai
jenis pohon berumur ratusan tahun.
4.4.2
Wisata Sejarah
Kabupaten Pelalawan selain memiliki wisata alam juga memiliki beberapa
202
raja-raja
203
dalam
Program
Pembangunan
Daerah
(Propeda),
Program
204
4.5.1
4.5.2
205
4.5.4
206
2. Pendidikan
207
3. Kesehatan
4. Perhubungan
5. Aparatur
pemberdayaan
ekonomi
rakyat
ini
dilakukan
dengan
208
209
pembangunan
aparatur
dimaksudkan
sebagai
upaya
4.5.5
210
sarana dan prasarana utama, seperti listrik, air minum, perumahan dan
lingkungan pemukiman yang layak.
5. Lancarnya arus orang dan barang di Kabupaten Pelalawan, terbuka isolasi
daerah sulit dan meningkatnya akses ke sentra ekonomi.
6. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur, guna peningkatan kinerja
pemerintahan, kinerja pembangunan dan kinerja pelayanan kemasyarakatan.
Selain
pembangunan
Kabupaten
Pelalawan
berdasarkan
Program
211
ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik
pada KERS IMS GT maupun IMT GT. Kebijakan KESR IMS GT dan
IMT GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut :
A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan programprogram KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar
lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta link and
dengan
permasalahan
untuk
peningkatan
kesejahteraan
212
4.7.
213
4.7.1
Pelalawan terwujud dan terarah dan lebih nyata, maka dibuatlah tujuan dan
sasaran dari pada pembangunan perikanan Kabupaten Pelalawan yang sudah
tercantum dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Pelalawan.
Tujuan yang ditetapkan tidak terlepas dari pada faktor-faktor penentu
keberhasilan, oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan
telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan serta segala sumberdaya yang
menjadi peluang sekaligus ancaman. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sesuai misi yang telah
ditetapkan sebelumnya, sebagai berikut :
a. Meningkatkan pembangunan perikanan dalam rangka ekspor pengembangan
industri pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif
serta peningkatan pendapatan petani nelayan.
b. Mengembangkan kawasan perikanan dan kelautan sebagai kawasan sentra
produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan (Land,
214
f. Mendorong investasi pada usaha yang terkait dengan perikanan dan kelautan
untuk meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
g. Mendorong pendayagunaan daerah pantai dan wilayah laut dengan tanpa
merusak kelestarian lingkungan hidup.
h. Meminimalisir dampak negatip dari eksploitasi sungai, danau dan laut untuk
menjaga
kelestarian
sumberdaya
yang
ada
dan
mempertahankan
4.7.2
215
4.7.3
216
217
00
yang umumnya disebabkan oleh ion natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Klorit (Cl), Sulfat (SO4) dan Bikarbonat (HCO3). Kandungan
oksigen rata-rata sebesar 4,8 ml/l. Kadar oksigen terlarut dihasilkan oleh adanya
proses fotosintesis dari fitoplanton. Derajat keasaman atau pH sebesar 7,1 yang
merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan.
Nilai pH yang berada dalam kisaran 7-9 ini menunjukkan bahwa pengamatan
dilakukan di perairan payau, karena pH perairan laut mencapai 8,0-8,5.
kandungan pospat nitrat adalah 0,85 gAPO4-P/I dan 1,6 gAPO4-P/I.
Pengamatan terhadap Pospat dan Nitrat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan
nutrien perairan, yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat
kesuburan perairan.
Formasi hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Pelalawan
didominasi oleh jenis koloni bakau hitam (Rhizophora mucronata), meskipun
demikian juga terdapat bakau putih (Rhizophora apiculata). Selain kedua jenis
tersebut juga terdapat koloni tumbuhan api-api (Avicennia sp), tumbuhan tanjang
218
untuk aktifitas di bidang budidaya perikanan ini masih belum banyak, berdasarkan
data tahun 2006 dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) di sektor budidaya ikan tambak berjumlah 37
RTP atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68 RTP. Sedangkan luas
lahan yang sudah dipergunakan seluas 74,8 Ha. Hasil produksi yang diperoleh di
sektor ini berjumlah 300 ton. Adapun perkembangan kegiatan bidang budidaya
tambak dari tahun 2005-2006 sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Data Peningkatan Hasil Kegiatan Budidaya Ikan Selama tahun 20052006
Tahun
No
Keterangan
Peningkatan +/2005 2006
1 Luas Areal Tambak (Ha)
66,9
74,8
7,9
2 Rumah Tangga Perikanan (RTP)
105
68
-37
3 Produksi Tambak (Ton)
95,3
300
204,7
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, 2006
Jenis ikan yang di budidayakan umumnya adalah ikan bandeng dan udang,
yang dipelihara dengan sistem tradisional. Pemanenan dari hasil budidaya sekitar
4 bulan. Bidang budidaya tambak ini di Kabupaten Pelalawan masih sangat
rendah, hal ini terlihat dari potensi pengembangan dan luas lahan yang sudah
diusahakan. Adanya pertumbuhan ikan tanpa pemberian makanan menunjukkan
bahwa media budidaya tersebut merupakan perairan yang subur.
219
dan kebutuhan komoditi ikan rata-rata per tahun dari periode 2001-2005 sebesar
5.979.75 ton/tahun. Sedangkan kekurangan komoditi pertahunnya selama periode
2001-2005 sebesar 2.540,58 ton. Sedangkan konsumsi ikan per kapita per tahun
rata-rata sebesar 29,26 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi terbesar terjadi di
tahun 2003 sebesar 33,16 kg/kapita/tahun. Kekurangan akan permintaan komoditi
ikan ini saat ini disikapi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan
dengan meningkatkan hasil produksi di bidang budidaya.
Armada penangkapan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha penangkapan selain faktor alat tangkap juga keberadaan
musim ikan. Dilihat dari perkembangan armada penangkapan ikan di Kabupaten
Pelalawan pada tahun 2006 di dominasi oleh perahu tanpa motor sebanyak 1.642
unit, sedangkan jumlah perahu motor berjumlah 1.098 unit. Dengan jumlah
terbanyak untuk perahu motor berada di Kecamatan Langgam sebanyak 227 unit,
sedangkan untuk perahu tanpa motor sebanyak 320 unit. Armada penangkapan
yang digunakan didominasi oleh pompong dalam bentuk perahu. Armada
tangkapan pompong yang digunakan pada umumnya berbobot 800 kg-1 ton
dengan harga berkisar antara 6-9 juta rupiah.
Alat tangkap yang ada di Kabupaten Pelalawan masih sangat tradisional
hal ini terlihat dari beberapa alat tangkap yang masih sederhana. Jumlah alat
tangkap di kabupaten ini berjumlah 16.678 unit di tahun 2006. Dengan alat
tangkap terbanyak berjenis pancing.
Produksi Ikan
Konsumsi
Kebutuhan
Kekurangan
(Ton)
(Kg/ Kapita/ tahun)
(Ton)
(Ton)
2001
2.948
26,75
4.513,70
1.565,70
2002
3.147,15
29,15
5.648,90
2.501,50
2003
3.473,80
33,16
6.909,60
3.435,80
2004
3.907,99
27,50
6.077,50
2.169,51
2005
3.718,38
30,23
6.749,03
3.030,40
2006
5.085,58
Ttd
ttd
Ttd
Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan
Ket : ttd = tidak terdapat data
220
Tabel 11. Data Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Kab. Pelalawan
Tahun 2006
Jenis dan Jumlah Alat Tangkap
Jaring
Jala
Pancing
Rawai
Langian
Pengilar
Lain-lain
Kecamatan
1
2
Langgam
Pangkalan
Kerinci
Bandar Sei
Kijang
Pangkalan
Kuras
Pangkalan
Lesung
Ukui
Pelalawan
Kerumutan
Teluk
Meranti
Kuala
Kampar
Bunut
Bandar
Petalang
TOTAL
320
245
1.120
320
86
780
76
428
237
68
680
120
72
310
180
68
30
12
60
28
16
20
48
187
110
130
118
12
510
520
160
24
26
40
20
10
80
98
132
46
178
38
38
68
42
65
420
380
22
68
148
18
76
70
78
70
366
110
78
530
76
187
158
398
88
620
330
20
988
664
520
724
68
430
202
10
28
76
42
16
42
18
30
120
120
38
16
48
32
18
18
38
69
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lukah
No
2.26
797 4.035 1.426 416 3.238 2.462 2.042
2
Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan
4.9.3
221
Produksi (Ton)
Kecamatan
Ikan Salai/ Asap
1.
Langgam
2.
Asin
Ebi
Lomek
16,40
6,4
Pangkalan Kerinci
3,6
1,8
3.
0,8
0,4
4.
Pangkalan Kuras
1,86
1,4
5.
Ukui
1,72
6.
Pangkalan Lesung
2,1
7.
Bunut
0,6
8.
Pelalawan
2,3
1,8
9.
Bandar Petalangan
0,8
0,2
10.
Kuala Kampar
11,8
13,2
11.
Kerumutan
1,8
1,6
12.
Teluk Meranti
2,16
1,5
Total
34,14
15,1
11,8
13,2
222
8.
Kecamatan
Area/Lokasi Pengolahan
Bahan Baku
Langgam
Tambak,
Langgam, Baung, Juaro, Selais,
Langkan, Sotol
Tapah, Takuang
Pangkalan
Kuala Terusan, Rantau Baru Baung, Juaro, Selai,
Kerinci
Tuakang
Bandar
Sei Beringin
Jaya,
Lobuk Baung, Juaro, Selais
Kijang
Ogung, Kiab Jaya
Pangkalan Kuras Kesuma Betung
Baung, Juaro, Selais
Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung
Baung, Juaro, Selais,
Patin
Ukui
Air Hitam, Lubuk Kembang Baung, Juaro, Selais
Bunga
Pelalawan
Sering,
Sungai
Ara, Baung, Juaro, Selais
Pelalawan, Ransang, Tolam
Bunut
223
No
1.
Langgam
2.
3.
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
4.
5.
Pangkalan Kuras
Pelalawan
6.
7.
8.
Bandar Petalangan
Kerumutan
Kuala Kampar
Tuakang
Tuakang, Kapiek
Tuakang, Sepat
Tuakang, Sepat
Tuakang
Tuakang, Sepat
Kerumutan, Pangkalan Tanpui Tuakang, Kapiek
Tanjung Selukup (Teluk)
Lomek,
Udang
Putih,
Udang
Merah,
Udang
duri, Ubur-ubur
9. Teluk meranti
Teluk Meranti, Petodaan, Tuakang, Sepat
Kuala Panduk
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006
Pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan memiliki nilai ekonomi
yang sangat tinggi apabila dibandingkan nelayan hanya menjual ikan secara segar.
Adapun mengenai produk pascapanen hasil perikanan dan harga jual di
Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini
224
225
4.9.5
Kelembagaan Modal
Dalam penyediaan kebutuhan modal para petambak dan nelayan diperoleh
dari tiga kategori yaitu modal pribadi, pinjaman kepada koperasi dan pinjaman
perorangan. Nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi masih relatif minim, hal
ini dikarenakan dana untuk pinjaman berasal dari simpanan anggota. Walaupun
pinjaman yang diberikan relatif kecil namun sangat memberikan manfaat yang
sangat besar terutama untuk memutus mata rantai ketergantungan para
petambak dan nelayan terhadap rentenir.
Jumlah Koperasi yang memberikan pelayanan terhadap sektor perikanan
ada dua, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Desa Teluk Kecamatan Kuala
Kampar dan Lembaga Pengkreditan Masyarakat Desa Kecamatan Pangkalan
Kerinci. Dari dua koperasi tersebut jumlah anggota sebanyak 87 orang dengan
simpanan sebesar Rp. 24.830.000 dan volume usaha sebesar Rp. 95.756.000.
Kecilnya besarnya simpanan di dua koperasi hal ini menjadikan pinjaman yang
diberikan oleh koperasi kepada para petambak dan nelayan juga kecil.
226
4.9.6
227
TK
Kecamatan
SD
SLTP
SMU
SMK
Kuala Kampar
25
Teluk Meranti
12
Jumlah
37
Kabupaten Pelalawan
53
173
14
11
Kuala Kampar
17.552
254
18
1.125
179
19.128
Teluk Meranti
8.087
23
8.117
25.639
277
20
1.130
179
27.245
94,1
1,0
0,1
4,1
0,7
100,0
Jumlah
Persentase
228
Kuala Kampar
36
32
Teluk Meranti
25
Jumlah
61
36
Kabupaten Pelalawan
253
296
25
4.9.8
Kesehatan Masyarakat
Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk
Kecamatan
Kuala
Puskesmas Pustu
Posyandu
Dokter
Bidan
Perawat
31
14
Jumlah
45
10
Kab. Pelalawan
11
21
183
21
75
49
Kampar
2
Teluk
Meranti
Dari Tabel 19 di atas terlihat jumlah tenaga medis (Dokter dan Bidan)
yang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah ini
sebanyak 12 orang. Jika dilihat rasio penduduk dengan jumlah tenaga pelayan
kesehatan maka rasionya adalah 1 : 2.835 artinya seorang dokter atau bidan secara
rata-rata akan melayani masyarakat sebanyak 2.835 orang.
229
4.9.9
Kemiskinan Penduduk
Tingkat kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang
penduduk
menjadikan
fokus
utama
dalam
penanganannya.
Kabupaten/Ko
ta
Jumlah
RT
2004
Jumlah
Penduduk
2004
Kuantan
56.923
243.768
16.764
66.920
Persentas
e
Pendudu
k Miskin
2004
29,45
27,45
Indragiri Hulu
65.793
296.712
21.340
93.297
32,44
31,44
Indragiri Hilir
136.38
624.450
46.235
199.497
33,90
31,95
Jumlah Jumlah
Pendudu
RT
Miskin k Miskin
2004
2004
Presentas
e RT
Miskin
2004
Singingi
5
Pelalawan
51.320
220.887
10.064
40.631
19,61
18,39
Siak*)
64.127
286.245*
13.331
62.715
20,79
21,91
532.493
30.626
122.504
26,88
23,01
*)
Kampar*)
113.92
1
Rokan Hulu
76.492
340.732
17.878
71.006
23,37
20,84
Bengkalis
126.08
637.103
29.617
140.463
23,49
22,02
230
Rokan Hilir
92.296
440.894
21.155
95.932
22,92
21,76
Pekanbaru
148.53
704.517
16.158
76.841
10,88
10,91
2
Dumai
45.518
215.783
8.340
38.515
18,36
17,85
Propinsi Riau
977.28
4.543.584
231.50
1.008.32
23,68
22,91
Jumlah
Jumlah
Penduduk
RT
Miskin
Miskin
638
2.258
Jumlah
RT
3.021
Persentase Presentase
Penduduk
RT
Miskin
Miskin
13.301
17,81
16,98
Jumlah
Penduduk
1.695
7.230
13.000
55.902
12,96
12,93
1.046
4.126
8.078
32.896
12,95
12,54
1.421
5.594
4.983
21.971
28,52
25,46
807
2.954
4.754
18.548
16,98
15,83
1.507
5.768
4.733
19.203
31,84
30,04
592
2.386
2.745
10.917
21,57
Pelalawan
Kuala
939
4.213
3.748
18.028
25,05
Kampar
698
2.723
3.326
13.638
20,99
Kerumutan
Teluk
10.064
40.631
51.320
220.887
19,61
Meranti
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004
21,86
23,37
19,97
18,39
231
Bila dilihat dari tingkat kecamatan maka diperoleh data bahwa Kecamatan
Kuala Kampar menempati posisi ketiga setelah Kecamatan Bunut dan Kecamatan
Ukui, dimana besar presentase rumah tangga miskin Kecamatan Kuala Kampar
sebesar 25,05 %. Sedangkan Kecamatan Teluk Meranti prosentase kemiskinan
rumah tangganya mencapai 19,61 %. Besarnya prosentase tingkat kemiskinan
dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam pesisir di kedua kecamatan
tersebut sangat timpang, dimana potensi sumberdaya alam yang dimiliki sangat
besar namun belum termanfaatkan. Saat ini perlu perhatian serius dalam
pengelolaan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat.
232