Anda di halaman 1dari 57

Dasar-dasar Pengolahan Air

Limbah & Design

Oleh. Sri Puji Saraswati


Pengelolaan Air Limbah Domestik
3 aspek pengelolaan
Pengumpulan (collection)
Pengolahan (treatment)
Pemanfaatan ulang
Kelola limbah tgt
Kondisi sosial ekonomi, reuse, budaya, target
olah dll
Pola penataan wilayah kota & lingkungan
Teknologi yang tersedia ( & material)
Pengelolaan Air Limbah Domestik
Tingkat & jenis pengolahan
Karakteristik limbah (jenis & kualitas)
Cara pembuangan effluent
Pertimbangan daur ulang
Tingkat pencemaran lingkungan (bk mutu)
Sistem penanganan limbah:
On site sanitation
Off site sanitation
Sistem Pengelolaan
Lokasi pengolahan:
Inplant treatment, joint treatment
Off site/on site system
Sewer system
Combined system
Separate system
Karakteristik air limbah (Q & C)
Debit Air LImbah RS Kualitas Air Lim bah RS

25 140
120
20
Debit ( m 3/jam)

B O D5 (m g /l)
100
15 80
60
10
40
5 20
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
.3 . . . . . . 2. 4. 6. 8. 10. 12.
12 14 16 18 20 22 24 Bulan
Pukul
INLET OUTLET
BAKU M UTU INFLUENT EFFLUENT
Karakteristik Debit
Bervariasi flow & strength/day
Peak flow = n mean flow
Hydraulic capacity (design)
Tgt jumlah populasi, pop > PF<
Dia sewer PF
< 300 mm 2.5
300 600 mm 2
> 600 mm 1.5
Joint industri & municipal treatment (industri dekat
municipal, industri > organik
Cost >, jika limbah industri >, municipal <
Cost <, jika limbah industri <, municipal >
Cara pengukuran debit
About 80% of water used
become wastewater

Wastewater flow
Qpeak hour = 3 4 average day
Q peak day = 2 -3 average day (separate sewer system)
Q min day = 2/3 average day
Q min hour = 1/3 average day
Kriteria Unit (debit design)
Unit Process Preliminary Treat
Peak Hour (screening & grit removal)
Primary Treatment
Peak Month
Peak Day
Secondary Treat
Peak Month (aeration basin)
Peak Day (aeration system)
Secondary Clarif (peak month & peak day)
Sludge digestion
Sifat & Komposisi Air Limbah
Domestik
Limbah : kemungkinan mengandung mikro-
rganisme (bakteri, jamur protozoa, metazoa
dll), bahan kimia beracun dan radioaktif.
Mengandung bahan organik anorganik
(BOD, TSS, COD dls)
Tergantung jenis (ukuran, fungsi & kegiatan)
Tingkat pengolahan sebelum dibuang
dengan air limbah RT (fisik, kimia &
mikrobiologi)
Kategori polutan & sumbernya
Point source Non Point
Kategori Domestic Industrial Agriculture Urban
sewage wastes runoff runoff
O2 demanding material X X X X
Nutrients X X X X
Pathogens X X X X
SS/sediments X X X X
Salts X X X
Toxic metals X X
Toxic organic material X X
Heat X
Karakter Polutan di Air Limbah

Figure Suspended solids composition


Karakter Polutan di Air Limbah

Figure . Partition of organic constituents of a wastewater


Filtration/microstaining
Precipitation
Gas transfer Sedimentation/floatation
Ion exchange
Reverse osmosis
Electrodyalisis
adsorption screening

Biological oxydation

Figure .Classification & size range of particles found in


wastewater.
(Sumber : Tebbutt THY, Principles of Water Quality Control, 5 ed, 1998)
Karakter Polutan di Air Limbah

Figure Classification & size range of particles found in wastewater.


Prosedur Ukur Karakter Air
Limbah
Buat sewer map yang ada (untuk menentukan
titik sampling & debit yg diperkirakan)
Prosedur teknis sampling:
Frekuensi
Periode
Composite (tiap n jam), lagoon <= 24 jam (ada
kap buffer)
Komposit < = 8 jam untuk biological treat dgn
waktu tinggal singkat
Grab
Proses Pengolahan
Konvensional :
Preliminary, Primary, Secondary, Advanced (lihat buku panduan)
Logam berat, pestisida, phenol dls di pre treatment sebelum ke
primer & sekunder

Preliminary/primary: screening, grit removal dls

Secondary : proses degradasi biological soluable organic


compound
Input kualitas BOD5 50 1000 mg/l, effluent baku mutu?
Proses aerobik, anaerobik
Filtration/microstaining
Precipitation
Gas transfer Sedimentation/floatation
Ion exchange
Reverse osmosis
Electrodyalisis
adsorption screening

Biological oxydation

Figure .Classification & size range of particles found in


wastewater.
(Sumber : Tebbutt THY, Principles of Water Quality Control, 5 ed, 1998)
Screening & Matrix identifikasi u/ proses fisik/kimia limbah industri

PROCESS Organic Comp Inorganic Comp.


Stripping Air < 100 mg/l -
Steam < 100 mg/l -
Oxidation wet air oxidation Aplicable (A) -
supercritical A -
water oxidation
chemical oxidation A -
Adsorption AC adsoption < 10000 mg/l NA
& precipitation Resin adsorpt A NA
Chemical precipitation NA A
Membrane RO Voltl , Semivoltl (A) A
Hyperfiltration Volt (NA), Semi (A) NA
Ultrafiltration Volt (NA), Semi (A) NA
Electrodialysis/ Volt , Semi A
Electrodialysis reverse
Ion exchange resin Volt , Semi A
Organic streams Streams containing Mineral streams
heavy metal
volatile
biodegradable Toxic and/or non biodegradable

Source control

Equalization,
neutralization,
oil/grease removal, SS

Biological treatment

Final disposal
Pendekatan konseptual pengelohan air limbah (organik tinggi & air limbah industri)
To discharge,
recycle, treatment
Reverse Osmosis

Ion exchange Polymeric resins

Filtration Granular CA

Anaerobic treatment
Precipitation
Wet air oxidation Air or stream
Oxidation stripping

Reduction
Chemical oxidation
Volatile Org.
Heavy metals Organic chemicals Ammonia
Process WWater
Source treatment
Bagan alir pengolahan
(limbah domestik)
Treatment
Efficiency
Treatment units BOD COD SS P Org-N NH3-N
Bar racks 0 0 0 0 0 0
Grit chambers 0~5 0~5 0~10 0 0 0
Primary sedimentation30~4030~4050~6510~2010~10 0
Activated sludge 80~9580~8580~9010~2015~50 8~15
Trickling filters
High rate, rock media65~8060~8060~858~1215~50 8~15
Super rate, plastic media 65~8565~8565~858~12 15~50
8~15
Rotating biological
contactors (RBCs) 80~8580~8580~8510~2515~50 8~15
Chlorination 0 0 0 0 0 0
Proses pengolahan air limbah
Fisik
Biodegradation : proses biokimia dari senyawa organik
(kompleks), interaksi dari senyawa, mikroorganisme dan kondisi
lingkungan); CO, H2O, CH4, and inorganic substances
Aerob : CxHyOz + O2 + bakteri CO2 + NH3 + H2O
+ prod lain + E
Sintesis (anabolisme) : CxHyOz + O2 + bakteri + E
C5H7NO2 (sel baru)
Respirasi endegenous : C5H7NO2 + 5 O2 5 CO2 + NH3 +
2 H2O + E
Anaerob :
CxHyOz + bakteri sel baru +
alkohol + acids sel
baru, CH4,H2S, NH3, CO2, H2O
Kualitas (parameter bermakna)

Lihat buku panduan


Karakter ukuran SS, TDS dll
Organik & inorganik, degradable & non
degradable
Material balance
Statistik kualitas & kuantitas
Kecepatan perombakan (k)
Biological Treatment
Destroy substances
Convert soluable substance to particulate
substance

Aerobic Anarobic Facultative

Fixed Film Trickling filter

Suspended growth Oxydation pond Lagoon


Karakter Mikrobia dalam Air Limbah
Permukaan flok sangat reaktif
Material particulate dapat diadsorb
Material Soluable di chemicalsorption
Material Biodegradable diserap ke permukaan flok
dan transport nya di dominasi secara difusi atau
Terjadi metabolisme pada material biodegradable ini.
Material non biodegradable (inert), organic &
inorganic yang tidak berubah dapat menjadi bagian
yang permanen pada flok
Flok biologis dikenal sebagai suspended solids, maka
Total SS : ada inorganik dan organik (lihat slide
berikut)
Biological Treatment
What do we need to know?
Influent characteristics
Temp, BOD, SS, N, P, pH, toxic, flow
Effluent requirements
BOD, SS, N, P, pH, toxics, bacteria
BOD removal rate = f (temp, biomass, toxics)
Sludge production rate = f (temp, BOD removal, biomass)
Oxygen uptake rate = f (temp, Coper, biomass)
Oxygen transfer rate = f (temp, , , Coper, biomass)
Gass production rate - CH4 & CO2, sulfides (odor)
Solid separation efficiency stability
Solid settling velocity
Solids thickening properties
Reactor configuration series. CSTR, recycle
Biological Treatment
What can (should) we learn from full scale system?
Observed
effluent --> BOD, SS
Removal rates of BOD
Solids production rates
Observed net yield coef Yobs
Oxygen transfer - rate,
Sludge settling
Accumulation
Decomposition

Total effluent BOD soluable BOD + BOD of VSS in effluent


Solids biodegradable 1 mg/ml, 77% of solid are biodegradable
0.77mg BOD5/mg VSS
Biological Treatment
Energy
The basic
Substrate New biomass
6 most common elements in plants, animals, bacteria etc

CHONSP

Substrate measured as BOD5 or COD, NH3 - nitrification, NO3


denitrification
Fraction going to biomass depends on
substrate, metabolism (aerobic, anaerobic), sludge age, temp, etc

Aerobic system : high rate biomass production


CH2O.N + O2 CO2 + H2O + biomass + NH3

Anaerobic system : low rate of biomass production


CH2O-N CH4 + CO2 + biomass
+ acetic alcohols (high energy compounds)
Karakter Mikrobia dalam Air Limbah
Pada solids ret. Time (s) rendah
Berada dalam kondisi dispersed
Setiap spesies akan tumbuh dan berbuat secara individual
sesuai dengan kinetika (u, k, Y, kd dls)
Oleh karenanya beberapa species tsb dapat berkurang
jumlahnya jika rendah
Jika s sedang tinggi
Bakteri bergerak membentuk flock/jonjot
Mikroorganisme pemakan bakteri bergabung ke dalam
jonjot, begitu juga partikel lainnya.
Flok ini dinamakan Lumpur aktif (AS)
Oleh karena biomassa mudah terkonsentrasikan ke dalam
flok maka proses pengolahan limbah menggunakan sistem
suspended, biological proses dengan s sedang-tinggi.
Contoh aklimatisasi
Lagphase Resultofacclimation
25
Chemicalconcentration
20 COproduction
2
Concentration,mg/L

15

10 Microbialbiomass

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Days
Perancangan Bangunan /unit proses
Jumlah debit & prakiraan yad
Pelajari jenis alternatif2 (flow sheet)
Fowsheet = grup dari unit2 proses,
Tgt dari :
karakteristik limbah
Tujuan akhir/target pengolahan
Pilihan akhir : hasil evaluasi performance
Mudah tidak aplikasi di lap
Kebutuhan energi/listrik dls
Biaya
Hasil dari bench test/pilot scale test
Tujuan :
Mencari alternatif yang cocok baik proses maupun operasi dari unit
prosesnya
Mendapat data/informasi dari operasi & proses terpilih : mis kriteria
desain chemicalia, koefisien kinetik dls
Bench test di lab
Pilot test di lap, verifikasi terhadap hasil dari bench test
Bench test & pilot plant study
Expected process preformance
Assumptions for liquid/solids balance
1 VSSas %TSS in raw water wastewater 75%
2 Soluable BOD as % of total BOD in raw sewage 50%
3 Primary treatment eficiency for TSS removal 50%
4 Primary treatment eficiency for BOD removal 23%
5 Primary sludge TSS concentration 5%
6 Primary sludge volatile fraction 75%
7 Waste activated sludge production (lb VS per lb BOD applied 0.56
8 Final effluent TSS (mg/l) 20
9 Final effluent BOD (mg/l) 20
10 Waste activated sludge (WAS) thickening solids capture 95%
11 Thickened WAS TS concentration 6%
12 Anaerobic digestion VS reduction 50%
13 Digested sludge thickening solids capture 95%
14 Thickened digested sludge TS concentration 6%
Perancangan Bangunan/unit proses
(lanjutan)

Pemilihan kriteria desain


Setelah macam-macam flowsheet dipilih, pilih kriteria desain
Dasarnya : teori
Kriteria umum/terbitan
Hasil bench test/pilot scale
Pengalaman designer
Menghitung kebutuhan ukuran/dimensi bangunan
Ukuran yg diinginkan
Fasilitas fisik lain di lap
Diperoleh pertimbangan
Keadaan lapangan: bentuk tangki O or persegi dst
Material balance & solid balance
Jika ukuran OK, lalu solid balance masing2 flow sheet (pada average
flow, peak flow)
Penting u mendapatkan fasilitas pengolahan kotoran lumpur
Perancangan Bangunan/unit proses
(lanjutan)

Layout fasilitas fisik


Gambar ------ kondisi lapangan (panjang pipa minimal,
grouping alat yg sama, pertimbangan perkembangan yad)
Profile hydraulic
Pipa-pipa penghubung telah OK - profile hidraulik (average
& peak flow)
Menyiapkan gambar teknis, spesifikasi, perkiraan
biaya (untuk tender DD)
Detail gambar & spesifikasi detail & gambar -- biaya tender, final
operasi di lap
Perkiraan biaya & kesulitas teknis - pegangan untuk evaluasi dari
prakiraan biaya dari kontraktor2
Bak ekualisasi
Location of equalization facilities
Type of equalization flow sheet
Required basin volume
In-line equalization
Grit Equalization Primary Secondary Final
removal basin treatment treatment effluent
Controlled-flow
pumping station Flow meter and
Off-line equalization control devices
Grit Primary Secondary Final
removal treatment treatment effluent

Equalization
basin
Controlled-flow
pumping station
Volume Requirement
Cumulative inflow volume, ft3 Flowrate Pattern A Flowrate Pattern B

Inflow mass Inflow mass


diagram diagram

Average daily
flowrate Average daily
flowrate

Required
equalization Required
volume equalization
volume
M M N N M
Time of day
Design volume = 1.1~1.2 Theoretical volume
Jika debit pompa out = debit rerata in ke kolam ekualisasi
Volume Requirement
(jika debit out < or > rerata debit input ke kolam ekualisasi)

Debit total Debit rerata Volume tamp.


Tingkat Hunian (run 1 hari) (run 1 mg)
IN IN OUT
3 3 3 3 3
Bed % m /hari m /jam m /hari m /jam m
Eksisting
246 71% 236.50 9.39 225.36 9.39 55
350 100% 336.48 13.37 320.88 13.37 61
Pengembangan
286 71% 274.96 10.39 249.36 13.37 40
400 100% 384.55 15.31 367.44 13.37 >90
Note : Di run 1 minggu

Volume kolam tando/ekualisasi Volume kolam tando/ekualisasi


45
40 100
/jam)
35 80
Debit (m /jam)

30
60
3

25
3

Debit (m

20 40
15 20
10
5 0
0
Jam Jam
.3
.3
.3
.3
.3

.3

.3
.3
.3
.3
.3
23 .3
11 0
22 0
0

.3

.3
.3
.3
.3
11

10
22
10
22
10
22
10
22
10
22
10
22
10

Debit Out Tamp m3 Debit Out Tamp m3


Jika debit out < rerata debit in
Volume kolam tando/ekualisasi
100
90
80
Debit (m3/jam)

70
60
50
40
30
20
10
0
Jam

.3

.3
.3

.3
.3
.3
.3
.3
.3
.3

.3
.3
0
0
0
.3
.3
.3
11

10

10
22
10

22

22
10
10
22

22

10
22
23
11

Debit Out Tamp


Physical treatment & Design
Bak pengendapan dll
Reactor type
Hydraulic retention time
Hydraulic loading
Sludge age
Sludge control
Biological Process & Design
Activated sludge dll
Reactor type
Hydraulic retention time
Hydraulic loading
Organic loading
Aeration capacity
Sludge age
Food/microorganisms ratio (F/M)
Return activated sludge recirculation rate
Nutrients
Environmental factors (pH, temperature)
Profil hidraulik
begitu basic design & interkonekting
pipa telah didesign serta kebutuhan

pompa

(frictional head loss in


pipe & minor head loss
control stuctures)
Pompa
Hydraulic profile (for peak & avr flow):
Peluap (minor head loss krn control
structure)
Hm = K v2/2g
Gesekan pipa2 (=frictional head loss)
Hf=f. L/D. v2/2g
DESIGN PROJECT
Estimating future flows & waste loads
Creation of alternative treatment systems (perhaps on
alternative sites)
Preliminary design of most promising alternatives
Solid balance
Hydraulic profile
Unit dimensions, pump sites etc.

Final design of selected alternatives


Equipment slection
Piping design
Instrument & controls
Mechanical & electrical
Laboratories
Maintanance equipment
Operating manual
Septic Tank
see next ppt septic tank & hit.

Retension time 12 jam


3 hari
Konstruksi septic tank
(1 rg, 2 rg, 3 rg)
Kuras lumpur 1 4
tahun & kualitas lumpur
Besar ruang lumpur
0.03-0.04
m3/orang/tahun
Tenaga pengelola :
sistem plumbing &
proses pengolahan (D1,
pengawas D3)
Tripikon
see next ppt tripikon
KAKUS TRIPIKON-S

Kakus

Lantai
Undak
Pipa
Pipa sedang
kecil
an
Pipa
besar

Buis beton dia. 80 cm


Kerikil
Ijuk
Batu
kerakal
Sewer system & Design
Didalam kawasan kota/industri dikenal 3 tipe
cara penyaluran air kotor:
1. sistem penyaluran air limbah (sanitary/industrial sewer)
2. sistem pengumpulan air hujan (drainage/stormwater)
3. sistem kombinasi

Pada dasarnya aliran dilakukan secara gravitasi


namun demikian tidak terutup kemungkinan
penggunaan pipa dalam tekanan (pressure &
vacuum sewer)
Pertimbangan dasar perancangan saluran air limbah
adalah
1. Memprakirakan debit/aliran rancangan dan karakteristik
buangan air limbah
2. Pemilihan parameter perancangan
Hidrolika (kemiringan saluran, luas penampang, kekasaran
permukaan, kondisi pengaliran, rintangan)
Bentuk dan bahan material pipa yang digunakan
Kapasitas minimal (dimensi)
Kecepatan minimal dan maksimal (kecepatan minimal
diusahakan pada 0.6 m/dt saat kapasitas aliran penuh dan
setengah penuh , untuk menghindarkan adanya pasir dan
kerikil mengendap kecepatan biasanya disarankan pada 0.75
m/dt, dan maksimal kecepatan air 3 m/dt). Kecepatan
maksimum dan minimum ditentukan mengikuti kondisi
setempat tergantung dari material di air limbah yang terbawa
3. Perlengkapan saluran
4. sarana pendukung
5. dll
Perancangan gravity sewer adalah persamaan
Manning

Nilai koefisien Manning (n) yang dianjurkan untuk


menganalisis konstruksi saluran air kotor yang baik
dengan permukaan saluran yang halus adalah 0,013
(0.016 saluran bekas & galvanized iron)

Pada kondisi-kondisi tertentu seperti pada awal


saluran dan tanjakan saluran, dimensi saluran yang
bervariasi, terjadi endapan dan lain-lain, maka
digunakan nilai koefisien Manning yang cukup besar
Robert Manning (1889) adalah:
1 2 3 12
V R S
n .(1.1)
dengan :
V = kecepatan (m/detik).
R = jari-jari hidrolik (m).
n = koefisien Manning.
S = kemiringan saluran (m/m).
Hubungan nilai koefisen Manning dan
Chezy adalah :
R1 / 6
Cz k ..(1.2)
n

dengan :
Cz = koefisien Chezzy, m1/2 /detik.
R = jari-jari hidrolik, m.
n = koefisien Manning.
k = konstanta, 1 m1/3 /detik.
Tabel 1.1 Harga-harga kekasaran Manning untuk
saluran bertepi kukuh
No Permukaan baru Harga n yang disarankan
1 Kaca,plastik,kuningan 0.010
2 Kayu 0.011-0.014
3 Plester semen 0.011
4 Besi tuang 0.013
5 Beton 0.012-0.017
6 Pipa pembuang 0.013
7 Batu bata 0.014
8 Pasangan batu 0.017-0.025
9 Batu pecah 0.035-0.040

Sumber : K.G. Ranga Raju,1986, Aliran Melalui Saluran Terbuka.)


Pemilihan bahan saluran dipertimbangkan terhadap faktor-faktor
tersebut di bawah ini :
Dapat mengalirkan air dan partikel yang terlarut sebaik mungkin.
Kuat dan tahan terhadap bahaya korosi dari lingkungan maupun terhadap
umur pipa sendiri.
Mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan.
Mudah diperoleh di pasaran.
Pipa dan sistem sambungannya harus kedap air.
Sesuai dengan kondisi tanah (geologi dan sifat kimiawi) daerah pelayanan.

Ukuran umum yang biasa digunakan dalam sambungan


rumah/gedung/pabrik adalah 125 mm dan 100 mm (5 in dan 4 in).
harus diperhatikan terhadap jenis-jenis jalan atau bangunan yang
dilayani, karakteristik tanah tempat pemasangan saluran, jaringan
saluran eksisting (air minum, gas, telepon, listrik)
beban di atas saluran limbah harus diperkirakan terhadap pengaruh:
lebar galian, kedalaman saluran, berat dari tanah penimbun, volume
beban bergerak di atas saluran
Tabel 1.2. Dimensi dan material yang digunakan untuk pipa
gravitasi Jenis pipa Dimensi Keterangan
Semen asbes 100-900 Umumnya digunakan untuk jenis pipa
Asbestos cement (AC) (4-36) kaku (rigid pipe).
Biasanya mudah terkena korosi dan
serangan asam sulfat.

Besi daktail 100-1350 Biasanya digunakan pada persilangan


Ductile iron (DI) (4-54) sungai dan pada pipa-pipa dengan
beban yang tinggi, tahan bocor.
Mudah terkena korosi dan serangan
asam sulfat, sehingga tidak dapat
digunakan untuk air tanah seperti
daerah payau.

Beton bertulang 300-3600 Dapat digunakan di setiap tempat,


Reinforced concrete (RC) (12-144) dapat terkena korosi pada bagian
dalam pipa jika limbah yang dialirkan
mengandung hidrogen sulfida dan
bagian luar pipa juga dapat mengalami
korosi jika lingkungan sekitar pipa
mengandung asam atau sulfat yang
tinggi.

Beton prategang 400-3600 Dapat terkena korosi seperti pada


Prestressed concrete (PC) (16-144) beton bertulang.

Polyvinyl vhloride (PVC) 100-375 Tahan terhadap korosi, ringan tetapi


(4-15) kuat.

(Sumber : Metcalf and Eddy,1981, Collection and Pumping Wastewater.)


Perbandingan bagan alir proses
pengolahan
Dapur Dapur
PL

drainase

drainase
KM KM
BK SR BK SR
WC WC
ST ST

Dapur

PL

drainase
KM
BK SR
WC
ST

Anda mungkin juga menyukai