Anda di halaman 1dari 63

KARAKTERISTIK AIR LIMBAH

Pemahaman tentang karakteristik air


limbah sangat penting sebelum
melakukan penentuan dan pemilihan
proses pengolahan air limbah.
Berdasarkan karakteritik air limbah dan
mengacu kepada baku mutu air limbah
yang ada, dapat ditentukan apakah air
limbah perlu dilakukan pengolahan
atau tidak dan proses pengolahan yang
sesuai dengan kondisi air limbah
tersebut
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
Karakteristik air limbah secara umum
dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu
KARAKTERISTIK FISIK
KARAKTERISTIK KIMIA
KARAKTERISTIK BIOLOGI
KARAKTERISTIK FISIK
PADATAN
No Jensi padatan Ukuran Proses
pengolahan
1 Padatan terlarut 10-3 – 10-5 mikron Proses
10-6 – 10-8 mm kimia
2 Colloidal 1 – 10-3 mikron Proses
10-3 – 10-6 mm kimia
3 Padatan 1 – 100 mikron Proses
tersuspensi 1. – 10-3 mm kimia
4 Padatan yang Lebih besar 100 mikron Proses fisik
terendapkan
KARAKTERISTIK FISIK
WARNA
Air limbah industri terkadang memiliki warna dimana warna ini
dapat diakibatkan oleh warna bahan baku atau penolong dan
juga akibat proses
Beberapa industri yang menghasilkan air limbah yang berwarna
diantaranya industri tekstil, industri rumput laut, bleaching
earth, industri kertas dan sebagainya.
Warna air limbah industri dapat bersifat organik maupun
anorganik hal ini tergantung dari jenis bahan yang dapat
memberikan efek warna pada air limbah
KARAKTERISTIK FISIK

BAU
Air limbah industri terkadang berbau, bau dalam air limbah
dapat diakibatkan oleh bahan baku yang diolah dan air limbah
yang mengalami proses dekomposisi

Beberapa industri penghasil air limbah berbau yaitu air


limbah industri pengolahan ikan, industri kerupuk udang,
industri tahu, industri rumput laut dan sebagainya
KARAKTERISTIK FISIK

TEMPERATUR
Air limbah yang keluar dari suatu proses produksi dapat
mempunyai temperatur yang tinggi yaitu mencapai 1000 C atau
lebih
Beberapa industri yang menghasilkan air limbah dengan
temperatur tinggi seperti industri kapas kecantikan yaitu
pemasakan kapas dengan larutan natrium hidroksida (NaOH),
industri bleaching earth yaitu pemasakan batuan bentonit
dengan asam sulfat, industri rumput laut yaitu pemasakan
rumput laut dengan kalium hidroksida (KOH) dan industri
lainnya.
KARAKTERISTIK KIMIA

KIMIA ORGANIK
Kandungan kimia organik dalam air limbah bersumber dari
bahan-bahan organik, dimana bahan-bahan organik ini
umumnya tersusun atas kombinasi karbon (C), Hidrogen (H),
dan oksigen (O) dan juga terkadang terkombinasi dengan
nitrogen (N
Beberapa bahan organik yang terkandung dalam air limbah
diantaranya : Protein, karbohidrat, lemak, minyak, gula,
surfaktan, phenol dan bahan kimia pertanian termasuk
pesticida.
KARAKTERISTIK KIMIA

Pengukuran kandungan bahan organik dalam air limbah


dapat dilakukan dengan Biochemical Oxygen Demand
(BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) maupun Total
Organic Carbon (TOC).

Perhitungan COD etanol :


Reaksi kimia :
C 2H 6O + 3 O 2 2 CO2 + 3 H2O
1 mol etanol membutuhkan 3 mol oksigen atau 46 gram
etanol membutuhkan 96 gram oksigen, maka COD teoritis
etanol = 96/46 = 2,09
KARAKTERISTIK KIMIA

KIMIA ANORGANIK

Kandungan kimia anorganik dalam air limbah bersumber dari


bahan-bahan anorganik yang dipergunakan dalam proses produksi.
Beberapa bahan anorganik yang dijumpai dalam air limbah : nikel
(Ni), mangan (Mn), timbal (Pb), kromium (Cr), kadmium (Cd),
seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), merkuri (Hg) dan lainnya.
Alkalinitas yaitu karbonat (CaCO3), asam seperti asam sulfat,
klorida, acetat dan sebagainya
KARAKTERISTIK KIMIA

KIMIA ANORGANIK
 Basa : Natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida
(KOH) dan lainnya.
 Nitrogen : Amonia, nitrat
 Gas : Nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida
(H2S), amonia (NH3), dan metane (CH4)
 Lainnya : Klorida, posphor seperti PO4, HPO4, H3PO4
A. Microorganisms
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dijumpai
dalam air limbah
 Kelompok protista : bakteri, fungi, protozoa dan
alge
 Kelompok hewan : invertebrates dan vertebrate.
 Virus
B. Pathogenic Organisms
Beberapa organisme yang beracun atau patogen yang
dijumpai dalam air limbah seperti :
 Entamoeba histolytica yang menyebabkan desintri
 Vibrio cholerae menyebabkan kolera
 Virus yang menyebabkan hepatitis
C. Coliform organisms

Beberapa jenis organisme coliform


yang sering dijumpai dalam air limbah
diantaranya Escherichia dan
Aerobacter
No Jenis Mikroorganisme Tinggi Rendah
1 E. Coli 5 x 108 106
2 Fecal Streptococcae 108 106
3 Salmonella 300 50
4 Listeria 104 5 x 102
5 Giardia 103 102
6 Enterovirus 104 103
7 Rotavirus 100 20
Pencemar (Kontaminan) Unit operasi (Proses) yang dibutuhkan
Padatan tersuspensi Sedimentasi, Screening, Filtrasi, Flotasi, dan
Koagulasi/flokulasi
Bahan organik Variasi lumpur aktif (activated sludge), Trickling
biodegradable filter, Rotating biological contactors (RBC), dan
Sistem kimia-fisik
Bakteri pathogens Klorinasi, Hypochlorinasi, dan Ozonasi
Nitrogen Variasi perrtumbuhan tersuspensi nitrifikasi dan
denitrifikasi, Amonia stripping, Pertukaran ion, dan
Klorinasi
Phophor Koagulasi/Flokulasi, dan Kombinasi Kimia-Biologi,
Refractory organics Adsorpsi, dan Ozonasi
Logam berat Koagulasi/Flokulasi, Pertukaran ion, Adsorpsi, dan
Biologi
Padatan anorganik Pertukaran ion, Reverse osmosis, dan Elektrodialisis
terlarut
No Jenis industri BOD5 (mg/L) COD (mg/L) SS pH
(mg/L)
1 Laundry 1000 - 1600 2000-2700 250-500 8-9
2 Pengolahan 1500 - 2000 3000-3500 2500 11-13
kentang
3 Poultry 500-800 700-1000 450-800 6,5-9
4 Kertas (sulfit) 1400-1700 8400-10000 variasi 7,5-9
5 Kertas (kraf) 200-500 250-700 100-250 7,5-9
6 Kerupuk udang 300-500 400-600 300-600 6-8
7 Rumput laut 700-900 1500-1700 100-200 10-12
TERIMAKASIH
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
SECARA FISIK
•Unit operasi screening
• Unit operasi comminutor
• Unit operasi grit chamber
• Uint operasi sedimentasi
• Unit Operasi Mixing
• Uint operasi filtrasi
• Uint operasi floatasi
• Unit operasi adsorpsi
Unit operasi screening
plate cross

plate vertikal Plate berlubang

SCREEN
Unit operasi screening
SCREENING merupakan unit operasi yang
diaplikasikan untuk memisahkan padatan yang
berukuran besar yang terdapat dalam air limbah industri
seperti kertas, plastik, kayu, kulit udang, sisik ikan, dan
sebagainya.
Unit operasi Comminutor
Comminutor merupakan unit operasi yang
diaplikasikan untuk memecah padatan pasir dalam air
limbah menjadi padatan yang berukuran kecil
Unit operasi grit chamber
Grit Chamber merupakan unit operasi yang
diaplikasikan untuk memisahkan padatan berupa pasir
yang dapat mengganggu proses dan peralatan khususnya
pompa
Unit operasi sedimentasi

Sedimentasi merupakan unit operasi yang sering


dipergunakan dalam proses pengolahan air atau air
limbah seperti pemisahan partikel tersuspensi pada
awal proses pengolahan air limbah, proses pemisahan
partikel flok pada proses pengolahan air limbah secara
kimia, dan proses pemisahan mikroorganisme (sludge)
pada proses pengolahan air limbah secara biologi.
Model Unit operasi
sedimentasi
Model rectangular
Model rectangular

Berdasarkan gambaran aliran dalam bak rectangular


tersebut, maka dapat diketahui :

Vo = (Q/As)
Vs = (H/t)
Vs = H/(V/Q)
= (H*Q)/V
= (H*Q)/(l * W* H)
= Q/(l * W)
= Q/As
Model rectangular

Dengan demikian kecepatan aliran (Vo) sama


dengan kecepatan jatuhnya partikel (Vs). Dalam
perancangan bak pengendap berbentuk
rectanguler maka nilai Vo sebaiknya sama atau
lebih kecil dibanding kecepatan jatuhnya partikel
(Vs. )
Model rectangular

Vs : Over flow rate (volume/luas.waktu)


Vo : Over flow rate (volume/luas.waktu)
Q : Laju alir air limbah (volume/waktu)
As : Luas penampang bak sejajar aliran (Panjang kali lebar)
H : Tinggi cairan (m, cm dan sebagainya)
t : Waktu tinggal (jam, hari dan sebagainya)
l : Panjang bak (m, cm dan sebagainya)
w : Lebar bak (m, cm dan sebagainya
Model Circular
Model Circular
Model Circular tanpa
scraper
KONSEP SEDIMENTASI
D = daya apung partikel

d
 = berat jenis partikel

Vp = volume partikel

W = berat partikel
KONSEP SEDIMENTASI

HUKUM STOKE’S : Untuk bilangan Reynolds < 1


maka :
g    l  2
Vs  d
18 
Untuk bilangan Reynolds > 10.000 dan CD =
0,4 maka :
Vs = (   l )
3.33 gd
l

Reynolds (Re = l vs d/,)


KONSEP SEDIMENTASI
Mengingat didalam air limbah diameter partikelnya
berbeda-beda, maka kecepatan jatuhnya partikel juga
berbeda-beda sehingga kecepatan jatuhnya partikel
dihitung dalam bentuk fraksi dengan model persamaan
sebagai berikut :

Fraksi penyisihan = [1 – Xc] +

= [1 – Xc] +

[1 – Xc] ini adalah frkasi partikel yang mempunyai


kecepatan jatuh lebih besar dari Vc
KONSEP SEDIMENTASI

adalah fraksi partikel yang mempunyai kecepatan


jatuh lebih kecil dari Vc

Fraksi tersisa Xc

dx

Vc
Kecepatan pengendapan
SOAL SEDIMENTASI
Suatu percobaan laboratorium pengendapan partikel
dilakukan dalam kolom setinggi 1,8 m. Data kecepatan yang
diperoleh seperti berikut :

Waktu Konsentrasi
(menit) padatan (mg/L
Berapa efisiensi penyisihan
0 200
partikel teoritis jika laju alir
3 116
air limbah sebesar 432
5 98 m3/(m.hari
10 75
20 35
40 10
60 2
SOAL SEDIMENTASI

Waktu Konsentrasi Fraksi yang Kecepatan


(menit) padatan (mg/L) sisa Pengendapan
(m/menit)
0 200 ------
3 116 0,58 1,8 m/3 = 0,60
5 98 0,49 1,8 m/5 = 0,36
10 75 0,38 1,8 m/10 = 0,18
20 35 0,18 1,8 m/20 = 0,09
40 10 0,05 1,8 m/40 = 0,045
60 2 0,01 1,8 m/60 = 0,03
DATA PERANCANGAN
BAK SEDIMENTASI

Rectangular sedimentation tanks Circular sedimentation tanks


Kedalaman 3 - 5 m (umumnya 3,6 m) 3 - 5 m (umumnya 4,5 m)
Lebar 3 – 24 m (umumnya 6 Diameter 3,6 – 60 m (umumnya
- 10 m) 12 - 45 m)
Panjang 15 - 90 m (umumnya 25
-------------
- 40 m)
Flight speed 0,6 – 1,2 m/menit Scraper’s speed 0.02-0.05/min
(umumnya 1.0 m/menit (umunya 0.03 Rev/min)
Bottom Slope 60-160 mm/m (umumnya 80
1 in/ft atau 0.9m/m
mm/m)
DATA PERANCANGAN
BAK SEDIMENTASI

Primary settling (secondary Activated sludge


treatment)
Waktu 1,5-2,5 jam 1,5 – 2,5 jam
tinggal (umumnya 2 jam ) (umumnya 2 jam )
Laju alir
limpahan
32 – 48 m3/m2.hari 24 – 32 m3/m2.hari
(over flow
rate)
DATA PERANCANGAN
BAK SEDIMENTASI
Laju alir Waktu tinggal (jam)
limpahan Kedalaman Kedalaman Kedalama Kedalaman
(m3/m2.hari) (3,0 m) (3,5 m) n (4,0 m) (5,0 m)

24 3,0 3,5 4,0 5,0


32 2,3 2,6 3,0 3,8
48 1,5 1,8 2,0 2,5
60 1,2 1,4 1,6 2,0
80 0,9 1,1 1,2 1,5
100 0,7 0,8 1,0 1,2
130 0,6 0,7 0,8 1,0
DATA PERANCANGAN
BAK SEDIMENTASI UNTUK
PROSES KIMIA

Jenis Koagulan Laju alir limpahan Waktu tinggal


Gallon/hari.ft2 (jam)

Alum (Al) 500 – 800 2–8

Besi (Fe) 700-1000 2–8

Kapur-alum 700 - 1500 4-8


SOAL SEDIMENTASI

Rencanakan dimensi bak pengendap


berbentuk silinder yang akan dipergunakan
untuk pemisahan padatan air limbah dengan
debit 1000 m3/hari.
MIXING (PENCAMPURAN)

BAHAN KIMIA

AIR LIMBAH
AIR LIMBAH KELUAR

Berapa kecepatan Bagaimana hasil


putaran pengaduk ?, pengolahan air limbah
Berapa lama dilakukan nya ?
pengadukan ?
Berapa Daya yang
ditransfer ?
Paddles, Turbin, Propeller
MIXING (PENCAMPURAN)

Persamaan Rushton yaitu :


• Aliran laminer : Bilangan Reynolns :
Daya (P) = k µ n2 D5
NRe = D2 n ρ
• Aliran turbulen : µ
Daya (P) = k ρ n3 D5 Dimana :
µ : viskositas dinamik (N.s/m2
Dimana : atau lb.s/ft2)
P : daya yang dibutuhkan, W (ft-lb/s) ρ : densitas cairan (kg/m3)
k: konstanta (lihat tabel 4.5 dibawah) D : diameter impeller
µ : viskositas dinamik (N.s/m2 atau lb.s/ft2)
(pengaduk), m (ft)
ρ : densitas cairan (kg/m3)
D : diameter impeller (pengaduk), m (ft) n : putaran pengaduk, r/s
n : putaran pengaduk, r/s
MIXING (PENCAMPURAN)

Nilai konstanta (k)


Jenis Impeller Aliran Aliran
Laminer turbulen
Propeller, 3 blades 41-43 0,32-1,00
Turbin, 6 flate blades 71 6,30
Turbin, 6 curved blades 70 4,80
Flat paddle, 6 blades 36,5 1,70
MIXING (PENCAMPURAN)

Gradien kecepatan (G)


Bilangan Camp (Camp)
G = [(P/(µ V))]0,5 Camp = G td
P : Daya yang dibutuhkan,
W (ft.lb/s) td : waktu pengadukan
µ : viskositas dinamik
(N.s/m2 atau lb.s/ft2)

V : Volume air , m3 (ft3)


FILTRASI (PENYARINGAN)

Air limbah + padatan


Berapa kecepatan air limbah masuk ?,
Berapa lama filter akan buntu ?
Berapa ukuran media filter (pasir) ?
Berapa lapis media filter (pasir) ?
Sand Filter Bagaimana sistem aliran ?
Berapa unit filtrasi yang dibutuhkan
untuk aliran kontinyu ?
Bagaimana mengeluarkan padatan
yang terfilter ?
Air limbah bersih
FILTRASI/PENYARINGAN
Up flow down flow
biflow

Berdasarkan pengamatan laju filtrasi yang sesuai : 2 – 8


gallon/(ft2 menit) atau 80 – 320 Liter/(m2. Menit).
JENIS FILTRASI
A. Filtrasi lambat (slow sand filter),
Filtrasi ini mempergunakan media pasir halus (fine sand)
dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan
yang tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang
mengakibatkan aliran air melewati media filter menjadi lambat

B. Filtrasi cepat (rapid sand filter),


Filtrasi ini mempergunakan media pasir berukuran besar
dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini
padatan yang tersisihkan berada disela-sela (pori-pori) media
filter yang dilaluinya
JENIS FILTRASI
C. Multimedia fliter (multimedia filters)
Filtrasi ini mempergunakan dua atau lebih jenis media yang
tersusun sedemikian rupa, media filter mempunyai berat
jenis yang berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit
(batu bara), pasir, dan kerikil

Pengoperasian filtrasi melibatkan dua (2)


proses yaitu “Filtrasi dan Backwashing
(pencucian/pengeluaran padatan dari
media filter).
design FILTRASI

Laju alir filtrasi, laju alir filtrasi berkaitan


dengan luas penampang unit filtrasi yang
dibutuhkan, laju alir filtrasi dipengaruhi oleh
ukuran dan distribusi padatan, dan kekuatan
flok. Berdasarkan pengamatan laju filtrasi
yang sesuai :
2 – 8 gallon/(ft2 menit) atau 80 – 320
Liter/(m2. Menit).
FLOATASI (PENGAPUNGAN)

Air Limbah
5
1

udara
FLOATASI (PENGAPUNGAN)

Flotasi pada pengolahan air limbah mempergunakan udara


sebagai “Flotation Agent”, berdasarkan pemanfaatan udara ini,
flotasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) kategori yaitu

o Dissolved-air flotation (DAF), proses flotasi dimana udara dilarutkan


kedalam air limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini biasanya pada tekanan
lebih besar dari tekanan atmosfir.
o Air flotation, proses flotasi dimana udara diinjeksikan secara langsung
kedalam air limbah, tekanan operasi untuk flotasi ini biasanya pada tekanan
atmosfir.
oVacumn flotation, proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam air
limbah hingga mencapai tingkat kejenuhan yang dapat diperoleh dalam
tekanan vacumn atau lebih kecil dari tekanan atmosfir
Faktor yang berpengaruh pada
FLOATASI (PENGAPUNGAN)
• Laju alir air limbah dan beban padatan (wastewater flow rate
and solid loading)
• Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang
dinyatakan sebagai volume udara/berat padatan atau berat
udara/berat padatan, nilai A/S dapat dipergunakan 0,005 –
0,060 ml/mg atau 0,0065 – 0,08 mg/mg.
• Temperatur operasional, ini berkaitan dengan kelarutan udara
dalam air pada temperatur tertentu.
• Pengolahan awal secara kimia (chemical pretreatment)
• Beban padatan akhir (Lb/jam.ft2)
• Beban aliran hidrolik (gpm/ft2)
• Perbandingan udara terhadap padatan (A/S)
ADSORPSI (PENYERAPAN)

Adsorpsi Fisik
(Physisorption)

Adsorpsi Kimia
(Chemisorption)
ADSORPSI (PENYERAPAN)
ADSORPSI (PENYERAPAN)
Adsorpsi Fisik
(Physisorption)

Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya van der walls dan
biasanya adsorpsi ini berlangsung secara bolak-balik. Ketika
gaya tarik-menarik molekul antara zat terlarut dengan adsorben
lebih besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut,
maka zat terlarut akan cenderung teradsorpsi pada permukaan
adsorben
ADSORPSI (PENYERAPAN)

Adsorpsi Kimia
(Chemisorption)

Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat


antara adsorben dengan adsorbat, ikatan ini berlangsung
searah (irrreversible). Interaksi suatu senyawa organik pada
permukaan adsorben dapat terjadi melalui tarikan
elektrostatik atau pembentukan ikatan kimia yang spesifik
misalnya ikatan kovalen
ADSORPSI (PENYERAPAN)

Adsorpsi fisik (Physisorption) Adsorpsi kimia (Physisorption)


Gaya tarik merupakan gaya Gaya tarik merupakan gaya
Vander Waals ikatan kimia
Enthalpi adsorpsi rendah (20- Enthalpi adsorpsi tinggi (200-
40 kJ/mole) 400 kJ/mole)
Temperatur proses rendah Temperatur proses tinggi
Terbentuk multilayer pada Terbentuk monolayer pada
proses proses
Proses berjalan bolak-balik Proses berjalan searah
(reversible) (irreversible)
MODEL PERSAMAAN
ADSORPSI
Persamaan Langmuir
C /q = [ (1/KA qm)] + [ (1/qm) x C

1 /q = [(1/ qm)] + [ (1/KAqm) x (1/C)

qm : nilai q maksimum yang dapat mengadsorpsi


q : jumlah solut yang terserap per berat adsorben
KA : Konstanta sebagai fungsi entalphi dan suhu
C : konsentrasi adsorbat
MODEL PERSAMAAN
ADSORPSI
Model Freundlich isotherm

q = KF C1/n
Log q = log KF + 1/n log C

q : jumlah solut yang terserap per berat adsorben


KF : Konstanta sebagai fungsi energi adsorpsi dan suhu
C : konsentrasi adsorbat sisa
n : Konstanta
Soal persamaan Langmuir dan
Freundlich Isoterm.
Berat filtrasorb, Konsentrasi Konsentrasi
M (mg/L) Benzidine mula-mula Benzidine akhir (Cf)
(Ci) (mg/L) (mg/L)
3,72 9,81 8,63
8,42 9,81 7,52
24,5 9,81 3,55
39,8 9,81 1,41
1,08 1,17 0,98
2,12 1,17 0,84
4,05 1,17 0,66
10,85 1,17 0,17
11,9 1,17 0,11
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai