Anda di halaman 1dari 129

PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar

http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Daftar Isi

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Bagaimana Menggunakan Modul Ini 1
C. Lisensi 2
D. Sumber Data 3
E. Kontributor 3
BAB II 4
DASAR SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL 4
A. Konsep dasar SIG 4
B. Representasi Data Spasial 5
Data vektor 5
Data raster 7
C. Analisis Spasial 8
D. Sistem Koordinat dan Sistem Proyeksi 10
E. Open Source GIS dan Aplikasi SIG untuk Bidang Kebencanaan 14
BAB III 17
BERKENALAN DENGAN QGIS 17
A. Mulai dengan QGIS 17
Bagaimana memperoleh QGIS? 18
Instalasi QGIS 18
Mengenal Antarmuka QGIS 21
B. Menambahkan Plugins di QGIS 23
Mengatur Plugins 23
Menggunakan Plugins: Menambahkan Latar Citra dengan Open Layer 24
C. Menggunakan Processing Toolbox 26
D. Di mana saya dapat memperoleh bantuan? 27
BAB IV 29
MENAMBAHKAN DATA KE DALAM QGIS 29
A. Menambahkan Data Vektor 29
B. Menambahkan Data Raster 31
C. Menambahkan Data dari Basisdata 33
BAB V 37
BEKERJA DENGAN SISTEM KOORDINAT DAN SISTEM PROYEKSI DI QGIS 37
A. Memahami konsep Layer CRS dan Project CRS di QGIS 37
1. Mengubah sistem koordinat suatu project 39
2. Sistem koordinat layer, sistem koordinat project dan On-the-fly reprojection 40
3. Apa yang dimaksud dengan menu Enable on-the-fly reprojection? 41
B. Melakukan transformasi koordinat 42
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

BAB VI 45
BEKERJA DENGAN DATA VEKTOR 45
A. Membuat shapefile baru 45
1. Melakukan Digitasi 45
2. Sumber Data 48
3. Mengaktifkan Snapping 53
4. Mengaktifkan editing topology 54
5. Fungsi Advanced Editing 56
B. Simbologi layer 61
1. Menggunakan simbology sesuai dengan jenis datanya 62
2. Menyimpan dan memuat kembali style 68
C. Memberi label pada fitur 69
BAB VII 71
BEKERJA DENGAN DATA RASTER 71
A. Simbologi layer dengan tipe raster 71
B. Melakukan Georeferencing 76
BAB VIII 81
ANALISIS SPASIAL DENGAN QGIS 81
A. Analisis Spasial dengan Data Vektor 81
Operasi Query 81
Operasi Overlay 86
Operasi Ketetanggaan 88
Operasi Road Graph 90
B. Analisis Spasial dengan Data Raster 96
Menghitung Hillshade 96
Menggunakan Hillshade sebagai Overlay 98
Menghitung Slope 100
C. Contoh Kasus 102
Melakukan tahapan awal dalam analisis penentuan lokasi 102
Memulai Project 103
Kriteria I : Bangunan / rumah di luar daerah terdampak langsung. 104
Kriteria II : Bangunan / rumah mempunyai dengan akses langsung 106
Membuat Buffer 108
Kriteria III: Bangunan dengan luas sama atau lebih dari 15x15 meter2. 110
BAB IX 114
LAYOUT PETA MENGGUNAKAN MAP COMPOSER 114
A. Antarmuka Map Composer Pada QGIS 114
B. Membuat Inset Peta 121
C. Menyimpan Peta 124
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PPIDS (Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial) merupakan lembaga yang didirikan
berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Deputi Infrastruktur Data Spasial (IDS) Bakosurtanal (sekarang
bernama Badan Informasi Geospasial/BIG) dengan Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada
tanggal 29 Juli 2011. Sejak sebelum berdiri secara resmi, peneliti PPIDS telah terlibat dalam berbagai
kegiatan terkait dengan pengembangan Infrastruktur Data Spasial di Indonesia melalui kegiatan penelitian,
pelatihan dan pengabdian masyarakat. PPIDS sebagai simpul jaringan BIG juga aktif menjalin kerjasama
dengan berbagai PPIDS lain di seluruh Indonesia, disamping aktif berhubungan dengan berbagai jaringan
yang dimiliki di luar negeri.
PPIDS-UGM aktif melaksanakan berbagai pelatihan perangkat lunak Sistem Informasi Geospasial
(SIG). PPIDS aktif terlibat dalam mensosialisasikan penggunaan perangkat lunak opensource seperti QGIS,
InaSAFE dan OpenStreetMap melalui berbagai kegiatan pelatihan di seluruh Indonesia. PPIDS mendorong
penggunaan perangkat lunak opensource di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia,
terutama untuk kegiatan penanggulangan bencana. Tim PPIDS juga turut berkontribusi dalam
pengembangan perangkat lunak QGIS dan InaSAFE melalui kontribusi langsung, penerjemahan antarmuka
software dan dokumentasi terkait QGIS dan InaSAFE.
Modul ini dikembangkan oleh Tim Trainer QGIS PPIDS-UGM untuk digunakan dalam berbagai
pelatihan mengenai penggunaan QGIS untuk aplikasi umum dan aplikasi penanggulangan bencana. Pada
Modul Pelatihan QGIS ini Anda akan mempelajari mengenai dasar-dasar Sistem Informasi Geospasial serta
aplikasinya pada kegiatan penanggulangan bencana dengan menggunakan perangkat lunak QGIS.

B. Bagaimana Menggunakan Modul Ini

Modul ini berisi pengetahuan dasar dan pelatihan yang dapat digunakan sebagai panduan pada
saat Anda mengikuti Pelatihan QGIS Tingkat Dasar. Modul ini juga memiliki rujukan yang dapat Anda
pelajari diluar waktu pelatihan. Pada saat pelatihan, Anda akan mendapatkan data-data yang dapat Anda
gunakan untuk bahan latihan sesuai dengan modul ini.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Modul ini berisi beberapa teks dengan tanda khusus untuk memudahkan Anda memahami materi
yang disampaikan:

Menandakan tantangan untuk Anda selesaikan sendiri

Menandakan rujukan atau topik penting yang harus Anda perhatikan dan Anda catat

! Menandakan peringatan yang harus diperhatikan terkait materi yang bersangkutan

Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam sebuah aktivitas

Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan nama suatu file, alamat berkas atau nama layer
Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan menu atau judul jendela pada program
Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan alamat web yang bisa Anda rujuk
Teks yang terlihat Seperti Ini adalah tombol pada QGIS yang Anda jumpai pada sebuah aktivitas

Pada beberapa bagian di modul ini Anda akan menjumpai kotak informasi yang berisi dasar teori
atau penjelasan khusus mengenai materi yang sedang dibahas pada bab tersebut. Kotak informasi ini dapat
membantu Anda memahami materi utama yang disampaikan.

C. Lisensi

Modul ini menggunakan lisensi CC-BY-SA 3.0. Anda bebas menyalin dan menyebarluaskan ulang
modul ini dengan menyebutkan PPIDS-UGM sebagai pemilik aslinya. Anda juga dapat membuat sebuah
karya baru dari hasil modifikasi materi pada modul ini, tentunya dengan mencantumkan sumber penulisan
dari PPIDS-UGM. Apabila Anda melakukan pendistribusian ulang atau pembuatan karya lain berdasarkan
modul ini, Anda tidak diperkenankan menggunakan lisensi yang lebih ketat dibandingkan lisensi CC-BY-SA
ini. Anda dapat merujuk pada http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/legalcode untuk penjelasan
lebih lanjut mengenai apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan dilakukan dengan modul
ini.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

D. Sumber Data

Data vektor untuk keperluan pelatihan ini diperoleh dari data OpenStreetMap (OSM) serta data
Potensi Desa (Podes) dari Badan Pusat Statistik di Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Data berupa raster
ketinggian merupakan data SRTM yang diperoleh dari http://dwtkns.com/srtm/. Data Kawasan Rawan
Bencana Erupsi Merapi diperoleh dari peta rawan bencana dari Dinas PVMBG (Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi).

E. Kontributor

Modul ini disusun oleh Tim Trainer PPIDS Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Dr. Heri
Sutanta; Dr. Purnama Budi S., M. App., Sc.; Dr. Trias Aditya; Diyono, MT.; Dany Laksono; Ivan Busthomi;
Arvy Fachrully; Suspima Wulandari; Bondan Galih Dewanto dan Kartika Vina Pramita. Anda dapat
mengunjungi website kami di http://ppids.ft.ugm.ac.id untuk memperoleh informasi lebih lengkap
mengenai aktivitas kami di PPIDS UGM.
BAB II

DASAR SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL

A. Konsep dasar SIG

Sistem Informasi Geospasial (SIG) merupakan prosedur terkomputerisasi yang digunakan


untuk menyimpan, mengelola dan memanipulasi data yang bereferensi kebumian1. SIG saat ini dikenal
sebagai suatu kumpulan sistem yang terintegrasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk melakukan pengolahan data spasial digital dan data atribut yang terkait.
Keunggulan penggunaan SIG adalah kemampuannya untuk melakukan integrasi data dan
menyelesaikan berbagai macam analisis spasial yang kompleks2 dengan sistem yang terpadu. Fungsi-
fungsi analisis dalam SIG dapat dibagi menjadi 4 komponen utama3:
a. Retrieval (pencarian informasi atribut suatu data), reclassification (pengelompokan ulang data
berdasarkan kriteria tertentu), generalization (penyederhanaan data sesuai dengan kondisi
yang diberikan). Misalnya: dari data jumlah penduduk suatu desa pada sebuah kabupaten,
carilah jumlah penduduk berdasarkan kecamatannya.
b. Overlay Techniques (menggunakan operator aritmatik dan boolean dari dua atau lebih layer
untuk memperoleh nilai baru. Misalnya: Bangunan apa saja yang masuk dalam area genangan
banjir?)
c. Neighbourhood Operations (Analisis ketetanggaan untuk mencari fitur/objek berdasarkan
kedekatan lokasinya dengan fitur lain. Misalnya: Bangunan mana yang terletak pada radius
100 meter dari titik kebakaran?
d. Connectivity Function (Analisis untuk mencari keterhubungan antar data. Misalnya: Mana jalur
terpendek yang dapat ditempuh dari titik A ke titik B?)
SIG didukung dengan penggunaan basisdata mempermudah pengelolaan data, dimana data
atribut dan data spasial disimpan menjadi sebuah sistem terpadu. Penggunaan basisdata mamfasilitasi
adanya data sharing (berbagi-pakai data) antara beberapa pengguna sekaligus. Basisdata
memungkinkan satu pengguna melakukan update data terbaru (misalnya dari hasil survei), sementara
pengguna yang lain melakukan analisis spasial terhadap data yang sama.

1Aronof (1989)
2 Buckley (1989)
3 Aronoff, Op. Cit
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

B. Representasi Data Spasial

Menurut Undang-Undang Informasi Geospasial No 24 tahun 2011 dijelaskan bahwa yang


dimaksud dengan spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi,
letak, dan posisinya. Dengan demikian, data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang terkait tiga
unsur tersebut: sebuah data spasial menjelaskan posisi suatu benda dalam ruang, sekaligus keterangan
mengenai benda tersebut.
Data spasial pada Sistem Informasi Geografis sebenarnya merupakan representasi dari objek-
objek yang ada di permukaan bumi. Data spasial yang digunakan dalam analisis SIG dapat dibagi
menjadi dua kelompok berikut:

Data vektor

Dapat dikatakan, data vektor merupakan jenis data yang paling umum ditemukan dalam
penggunaan GIS sehari-hari. Data ini menggambarkan data geogras dalam wujud kumpulan titik-titik,
yang dapat dihubungkan membentuk garis dan poligon. Sehingga ada tiga tipe data vektor yaitu titik,
garis, dan poligon.Setiap objek dalam dataset vektor disebut sebagai tur, dan dihubungkan dengan
data yang mendeskripsikan tur tersebut. Titik / point adalah node yang mempunyai label, sedangkan
nodes adalah titik hasil perpotongan antara dua baris. Garis/line adalah hubungan antar titik, minimal
dua titik. poligon merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada
titik yang sama.

Gambar 1. Diagram data vektor4

4 Linfiniti.com (2009)
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Titik bisa digunakan untuk merepresentasikan suatu kota, lokasi tiang listrik, puncak gunung
dan mungkin lokasi titik-titik potensi bencana alam. Garis biasanya digunakan untuk
merepresentasikan rute jalan, sungai, dan mungkin batas administrasi suatu daerah serta dapat
digunakan untuk merepresentasikan garis kontur. Poligon digunakan untuk merepresentasikan sebuah
lokasi/daerah pada suatu peta. Pada QGIS, data vektor tampak seperti gambar berikut:

Gambar 2. Tampilan Data Vektor

Sedangkan keterangan atau atributnya seperti gambar yang ditunjukkan di bawah ini:

Gambar 3. Tampilan Data Atribut


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Data raster

Data vektor memiliki fitur diskrit yang dibuat dari simpul (vertex), dan terhubung sebagai garis
dan atau luasan. Meskipun begitu, data raster, adalah seperti gambar yang lain. Meskipun raster dapat
menggambarkan berbagai properti dari objek di dunia nyata, objek-objek tersebut bukan merupakan
objek-objek yang terpisah, melainkan, mereka direpresentasikan menggunakan piksel denganberbagai
nilai warna yang berbeda. Data raster bisa disimpan dalam format .jpeg, . png, .tiff, dan lain
sebagainya. Pada pelatihan kali ini kita akan menggunakan data raster berformat .tiff seperti gambar
berikut:

Gambar 4. Beberapa contoh data dengan format .tiff

Tampilan data raster yang akan ditampilkan pada software QGIS seperti yang ditunjukkan oleh
gambar berikut.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 5. Data raster

C. Analisis Spasial

Analisis spasial (keruangan) digunakan untuk menentukan hubungan spasial antar objek pada
sebuah ruang. Fungsi-fungsi analisis spasial dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
mencari daerah dengan jarak tertentu dari jalan, menentukan bangunan yang masuk dalam area
bahaya erupsi, menentukan jumlah penduduk di suatu daerah tertentu, dan seterusnya. Beberapa
contoh analisis spasial adalah sebagai berikut:

Buffer
Buffer digunakan untuk membuat fitur baru dengan memberikan jarak tertentu / jangkauan
jarak. Hasil akhir dapat berupa fitur titik, garis dan poligon yang sudah diperluas sesuai dengan jarak
yang diinginkan.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Intersect
Intersect digunakan untuk menggabungkan dua set data spasial yang saling berpotongan,
hanya fitur-fitur yang berpotongan di dalam kedua fituryang akan ditampilkan. Atribut yang terdapat
pada kedua fitur ini juga akan digabungkan dalamshapefile yang baru.

Clip
Clip digunakan untuk memotong fitur awal sesuai dengan bentuk fitur tujuan. Atribut dari fitur
input tidak berubah, hanya bentuk fiturnya saja yang mengikuti bentuk fitur pemotongnya.

Union
Fungsi Union digunakan untuk membuat fitur baru hasil penggabungan dari dua fitur. Hasil
yang telah digabung berisi fitur-fitur dan atribut dari dua fitur yang digabungkan tersebut.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Dissolve
Dissolve digunakan untuk menggabungkan objek-objek dalam sebuah layer yang mempunyai
nilai/isi field tertentu yang sama. Fungsi dissolve ini akan meng-agregasikan (menggabungkan) fitur
yang memiliki kesamaan nilai pada atributnya.

D. Sistem Koordinat dan Sistem Proyeksi

Bekerja dengan data spasial (keruangan), membuat Anda tidak mungkin lepas dari sistem
koordinat. Sistem koordinat merupakan suatu cara untuk menyatakan lokasi atau posisi dari suatu
objek. Pada umumnya pendekatan yang digunakan di bidang survei dan pemetaan adalah
mengasumsikan bentuk bumi kita sebagai ellipsoid (ada juga yang menyederhanakannya lagi dengan
mengasumsikan bentuk bumi adalah bola). Sebagai konsekuensinya, maka posisi dari suatu titik di
permukaan bumi dapat dinyatakan dalam garis-garis yang membentuk elips bumi tersebut. Garis-garis
ini kita namakan dengan lintang dan bujur, dan sistem koordinat ini akan kita sebut sebagai sistem
koordinat geografis.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 6. Sistem Koordinat Geografis

Penyajian informasi spasial tidak selalu dapat dilakukan dalam bentuk tiga dimensi seperti ini.
Metode penggambaran data dan informasi spasial yang umum kita jumpai adalah pada sebuah peta
yang disajikan pada bidang datar. Apabila kita ingin menyajikan informasi mengenai suatu objek dari
bola bumi kita menjadi bidang datar, maka kita akan kehilangan beberapa informasi penting (misalnya
bentuk, ukuran, atau arah) dari objek tersebut. Proses untuk melakukan pemindahan sistem koordinat
dari bentuk ellipsoid menjadi bidang datar ini disebut dengan proyeksi peta. Sedangkan sejumlah
informasi yang hilang sewaktu kita melakukan pemindahan ini dikenal sebagai distorsi.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 7. Proyeksi peta: Anda menempatkan sebuah lampu di tengah bola dunia. Garis-garis pada permukaan
bola dunia akan tergambar (terproyeksi) pada suatu bidang datar..

Untuk mempermudah bayangan Anda mengenai proyeksi peta dan distorsi, coba
bayangkan Anda menggambar sebuah lingkaran pada kulit jeruk. Apabila kita mengupas
jeruk tersebut dan memaksanya menjadi sebuah bidang datar, maka lingkaran yang tadi
kita gambar akan mengalami perubahan: mungkin bentuknya tidak sama, atau jarak
antar dua titik pada lingkaran tadi berubah, dan seterusnya.

Terdapat berbagai macam sistem proyeksi yang dikenal dan digunakan dalam pemetaan.
Suatu sistem proyeksi dibuat untuk mempertahankan informasi yang diperlukan pada daerah tertentu,
atau dengan kata lain, meminimalisir adanya distorsi pada daerah tersebut. Sistem proyeksi UTM,
misalnya, akan meminimalisir adanya distorsi pada bagian bujur tertentu di permukaan bumi, sesuai
dengan zona UTM di lokasi tersebut.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Koordinat Peta

UTM merupakan kepanjangan dari Universal Transverse Mercator. Grid UTM merupakan sistem
koordinat atau grid universal yang menyajikan peta ke dalam koordinat 2D kartesian. UTM
sendiri merupakan salah satu sistem proyeksi peta yang membelah bumi ke dalam 60 bidang
proyeksi (dikenal sebagai zone).
Adapun bentang bumi yang dicakup oleh sistem proyeksi ini adalah mulai dari 80oS (South) dan
84oN (North). Masing-masing zona memiliki lebar 6 dan setiap zona memiliki faktor skala 0,9996
sepanjang meridian pusat-nya (central meridian). Melalui sistem proyeksi ini, setiap lokasi di
permukaan bumi memiliki nilai zona tertentu. Misalnya saja, Yogyakarta berada pada zone 49S
(empat puluh sembilan South/selatan ekuator). Dilihat dari karakteristiknya, setiap zona
menerapkan proyeksi mercator terbalik yang terpotong.
Nilai koordinat UTM dapat dibaca pada peta (dengan unit satuan meter atau disingkat m).
Sedangkan nilai koordinat geodetis (geografis) yang ditunjukkan di peta merupakan nilai
koordinat lintang dan bujur pada sistem referensi spasial tertentu (dalam pembuatan peta risiko
ini, datum yang dipakai adalah World Geodetic System 1984 atau dikenal sebagai WGS 84).
Sistem referensi spasial ini merupakan sistem referensi spasial nasional Indonesia. Menggunakan
alat GPS, bacaan koordinat dapat diatur sebagai koordinat kartesian (grid UTM) atau pun
koordinat geodetis (lintang bujur WGS84).
(Sumber : Aditya 2010)

Anda nantinya akan banyak berhubungan dengan system koordinat UTM, jadi perhatikan baik-
baik kapan proyeksi ini harus digunakan dan kapan kita menggunakan system proyeksi yang lain. Anda
harus menggunakan sistem koordinat UTM yang sesuai dengan pembagian zona UTM di lokasi yang
Anda inginkan. Anda dapat memeriksa zona UTM di lokasi Anda dengan mengunjungi
http://www.geoplaner.com.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 8. Zona UTM di Seluruh Dunia (Sumber http://www.dmap.co.uk/utmworld.htm)

E. Open Source GIS dan Aplikasi SIG untuk Bidang Kebencanaan

Sebagaimana perangkat keras yang Anda kenal, perangkat lunak (software) juga merupakan
produk dengan hak milik seseorang atau suatu lembaga tertentu. Apabila Anda menggunakan Sistem
Operasi Windows, maka Anda sebenarnya tengah menggunakan sebuah produk dengan hak milik
Microsoft, sebuah perusahaan komersial pembuat sistem operasi ini. Anda dapat menggunakan
perangkat lunak ini dengan kondisi tertentu, namun Anda tidak dapat secara bebas memodifikasi atau
mendistribusikan ulang perangkat lunak ini sesuai keinginan Anda. Perangkat lunak semacam ini yaitu
apabila Anda hanya dapat menggunakannya dengan lisensi yang terbatas-- disebut dengan proprietary
software atau closed-source software. Seringkali Anda harus membayar kepada pemegang hak milik
perangkat lunak ini untuk dapat menggunakannya, seperti juga Sistem Operasi Windows Anda,
sehingga perangkat lunak ini menjadi sebuah perangkat lunak komersial.
Di lain sisi, Anda juga mungkin mengenal perangkat lunak yang bersifat free (bebas), dimana
Anda bebas untuk menggunakan perangkat lunak ini sesuai keinginan Anda. Anda dapat
memperolehnya secara gratis, memodifikasinya untuk membuat sebuah perangkat lunak baru,
mendistribusikannya, dan seterusnya. Bagian dari perangkat lunak ini adalah perangkat lunak Open
Source. Anda dapat melihat dan memodifikasi kode penyusun perangkat lunak ini sesuka Anda, namun
dengan batasan tertentu yang menghormati pemegang hak milik atas perangkat lunak tersebut.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Hal yang sama kita jumpai pada dunia perangkat lunak Sistem Informasi Geospasial.
Penggunaan aplikasi Free and Open Source GIS (FOSS-GIS) berkembang sebagai alternatif untuk
perangkat lunak berbayar. Diantara perangkat lunak FOSS-GIS yang paling banyak digunakan adalah
QGIS. Berikut beberapa keuntungan yang dapat Anda peroleh dari penggunaan perangkat lunak ini:
Gratis. Anda tidak memerlukan biaya sepeserpun untuk mengunduh maupun
menginstalasi QGIS pada sebanyak apapun perangkat Anda
Bebas dan Terbuka. Dengan kata lain Free and Open Source. Anda bebas
menyebarluaskan QGIS kepada siapapun tanpa khawatir terjerat pidana pembajakan
perangkat lunak. Anda juga bebas memodifikasi QGIS sesuai kepentingan Anda
(misalnya, membuat versi QGIS perusahaan Anda sendiri) selama mencantumkan
lisensi asalnya.
Berbasis standar OGC. QGIS mendukung berbagai format data dengan mengadopsi
standar yang ditetapkan oleh Open Geospatial Consortium, sehingga dukungan format
data yang dapat dikenali oleh QGIS sangat luas.
Mudah dikembangkan. Tidak ada batasan dalam pengembangan QGIS. Anda dapat
membuat plugin sendiri apabila Anda membutuhkan fungsi yang lebih luas dari yang
disediakan, atau apabila Anda memiliki kemampuan pemrograman, Anda juga dapat
berkontribusi dalam pengembangan QGIS secara langsung.
Terus berkembang. QGIS terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan sejak awal
kemunculannya, dengan rencana pengembangan masa depan yang terus mengalami
penyempurnaan.
Fungsi lengkap. Dengan banyaknya orang yang berpartisipasi, semakin banyak pula
fungsi geospasial yang didukung oleh QGIS.
Didukung oleh komunitas yang mapan. Komunitas pengguna QGIS meliputi berbagai
orang dari berbagai penjuru dunia. Anda dapat mengajukan pertanyaan dan
bergabung dengan komunitas QGIS untuk memahami QGIS lebih jauh.
Multi-platform. Anda dapat menggunakan QGIS pada berbagai sistem operasi seperti
Windows, Linux, Mac dan bahkan Android.
Dokumentasi dan contoh kasus lengkap. Apabila Anda menemui kesulitan dalam
penggunaan QGIS, Anda dapat merujuk pada dokumentasi QGIS maupun berbagai
forum tanya jawab tentang QGIS.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 8. Repositori QGIS, tempat semua kode penyusun QGIS disimpan (Sumber
https://github.com/qgis/QGIS)

Pemerintah Indonesia sangat mendorong perkembangan perangkat lunak bebas dan terbuka.
Dalam Undang-undang no 4 Tahun 2011 disebutkan pada pasal 31 ayat 1 bahwa Pengolahan DG dan
IG dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang:
a. berlisensi; dan/atau
b. bersifat bebas dan terbuka.
selanjutnya, pada ayat kedua disebutkan mengenai Pemerintah memberikan insentif bagi
setiap orang yang dapat membangun, mengembangkan, dan/atau menggunakan perangkat lunak
pengolah DG dan IG yang bersifat bebas dan terbuka. Dengan demikian, penggunaan perangkat lunak
bebas dan terbuka bukan hanya menghindari biaya konsumsi yang mahal, tetapi juga mendukung
program pemerintah dan mengurangi pembajakan.
BAB III

BERKENALAN DENGAN QGIS

A. Mulai dengan QGIS

Perangkat lunak QGIS merupakan salah satu aplikasi SIG yang bersifat bebas dan terbuka (open
source) dan dapat dijalankan di berbagai sistem operasi seperti Linux, Windows, Ubuntu, dan Mac.
QGIS dapat diakses oleh para pengguna SIG dengan gratis. QGIS menyediakan berbagai fitur-fitur
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna SIG. Di dalam QGIS, para pengguna dapat
membuat atau menambahkan plugin untuk melakukan editing, analisis, dan pengelolaan berbagai data
baik data spasial maupun data atribut. QGIS juga mampu mengolah berbagai macam format data
vektor, raster, maupun bekerja dengan basisdata spasial.
Adapun penyebutan QGIS dalam modul ini mengacu pada penggunaan QGIS Desktop. Untuk
pelatihan ini akan digunakan QGIS versi 2.2 dengan kode Valmiera.

Gambar 8: QGIS Versi 2.2 Valmiera

QGIS didukung oleh komunitas online yang menyediakan source code dan bug tracker. Seperti
sebuah proyek open source pada umumnya, tersedia dukungan bagi pengguna atau pengembang
langsung via wiki, berkomunikasi di forum situs OSGeo termasuk melalui blog yang tersedia.
QGIS mendukung berbagai tipe format yang banyak digunakan dan didukung oleh Open
Geospatial Consortium (OGC). Sebagai tambahan, QGIS juga mendukung penggunaan "GPS tools"
untuk menggunggah (upload) atau mengunduh (download) data langsung ke unit GPS. Pengguna juga
dapat mengkonversi format-format GPS ke format GPX atau melakukan impor dan ekspor data format
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

GPX yang ada.


Tampilan antarmuka yang ramah akan membantu para pengguna dalam pembuatan peta,
pengelolaan peta, menjelajahi data spasial secara interaktif dengan memanfaatkan beraneka macam
tools yang tersedia seperti vector diagram overlay, overview panel, layering,dan spatial bookmarks.
Selanjutnya, Anda dapat memulai instalasi QGIS.

Bagaimana memperoleh QGIS?

QGIS dapat digunakan pada berbagai Operation System seperti Linux, Windows, dan Mac. Jika
Anda ingin melakukan penambahan atau mengupdate plugin-plugin pada QGIS, maka Anda harus
terkoneksi internet. Versi bawaan QGIS yang terinstal sudah memiliki fitur-fitur atau tool-tool yang
cukup memadai untuk melakukan pengolahan dan penganalisisan data, baik pada data spasial dan
data atribut maupun data vektor dan raster.
Untuk Windows, proses Instalasi pada semua versi windows seperti XP, Vista, dan Windows 7
prosesnya sama. Installer untuk Windows OS, dapat Anda peroleh dari link beralamat http://qgis.org/.
Proses instalisasi pada Windows OS akan dijelaskan lebih lanjut lagi pada modul ini.

Instalasi QGIS

! Langkah-langkah instalasi ini mengasumsikan Anda bekerja dengan Sistem Operasi Windows.
Mintalah petunjuk kepada asisten apabila Anda menggunakan OS yang lain

Apabila Anda belum memiliki instalasi QGIS, download QGIS versi 2.2 dari alamat yang disebutkan
di atas

Akan muncul tampilan seperti di bawah ini :


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik next, akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Klik I Agree, akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Klik Next, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini :


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik Install, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini

Tunggu hingga proses instalasi selesai dilakukan, jika proses instalasi telah selesai dilakukan, maka
akan muncul tampilan seperti di bawah ini
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Selanjutnya klik Finish, maka akan terlihat aplikasi QGIS telah terinstal secara sempurna

Mengenal Antarmuka QGIS

Kita akan menjelajahi antarmuka QGIS sehingga Anda menjadi terbiasa dengan menu-menu,
toolbar-toolbar, bidang peta dan daftar layer yang membentuk struktur dasar dari antarmuka QGIS.

Elemen-elemen yang dapat diidentifikasi dalam gambar di atas antara lain:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

1 Daftar layer (Layer list)


2 Toolbar-toolbar (Toolbars)
3 Bidang peta (Map canvas)
4 Papan Status (Status bar)

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Daftar Layer
Pada daftar layer ini, Anda dapat melihat daftar semua layer yang tersedia. Menampilkan
item-item yang tersembunyi (dengan mengklik tanda panah atau tanda plus disampingnya)
akan memberikan Anda banyak informasi mengenai tampilan layer tersebut saat ini. Klik kanan
pada layer yang akan Anda operasikan, memberikan Anda sebuah menu dengan banyak
pilihan tambahan. Anda akan menggunakan beberapa pilihan tersebut sebelum melangkah
lebih jauh, maka perhatikanlah!

b. Toolbar
Seperangkat tool yang sering Anda gunakan dapat dimasukkan ke dalam toolbar untuk
mengakses tool-tool dasar. Contohnya adalah toolbar File yang memungkinkan Anda untuk
menyimpan, memproses, mencetak, dan memulai sebuah proyek baru. Anda dapat dengan
mudah mengkostumisasi antarmuka untuk melihat hanya tool-tool yang sering Anda gunakan,
serta menambah atau menghilangkan toolbar sesuai dengan yang dibutuhkan melalui menu
View Toolbars.
Apabila tool tool tersebut tidak terlihat pada toolbar, seluruh tool Anda tetap dapat diakses
melalui menu-menu. Sebagai contoh, jika Anda menghilangkan toolbar File (yang berisi
tombol Save), Anda masih dapat menyimpan peta Anda dengan mengklik menu File
kemudian klik Save.

c. Bidang Peta
Bidang peta atau kanvas merupakan tempat menampilkan peta.

d. Status Bar
Status bar menunjukkan kepada Anda informasi tentang peta yang sedang aktif. Status bar
memungkinkan Anda menyesuaikan skala peta dan melihat koordinat kursor pada mouse
dalam peta.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

B. Menambahkan Plugins di QGIS

Plugins merupakan sebuah alat bantu tambahan yang tidak tersedia pada instalasi awal QGIS,
namun dapat ditambahkan pada QGIS untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Pada QGIS,
plugins dapat diperoleh dari Plugin Repository dengan gratis untuk diunduh dan digunakan oleh siapa
saja. Beberapa contoh pluginspada QGIS diantaranya:
InaSAFE: merupakan perangkat yang berguna untuk melakukan analisis dampak bencana
banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi maupun tsunami berdasarkan data kebencanaan
dan keterpaparan.
OpenLayers Plugin: merupakan alat yang berguna untuk menambahkan layer latar belakang
dari Google Earth, Bing Maps, Yahoo Maps dan lain sebagainya.
CADInput: Plugin yang berfungsi untuk memperkaya fungsi editing fitur di QGIS sehingga
memiliki kemampuan editing pada CAD.
Table Manager: Plugin ini sangat berguna untuk mengatur tabel (atribut) suatu layer, seperti
menghapus nama kolom, mengubah nama dan urutan kolom, menambah kolom, dan lain
sebagainya
QGIS2ThreeJS: Anda ingin menampilkan informasi tiga dimensi di website Anda? Anda dapat
menggunakan plugin ini. Plugin ini mengkonversi data spasial baik berupa raster maupun
vektor menjadi halaman HTML dengan menggunakan Three JS.
Dan masih banyak lagi
Untuk mulai menggunakan plugins, Anda perlu tahu cara mengunduh, menginstal dan
mengaktifkannya. Untuk dapat melakukan ini, Anda akan belajar bagaimana menggunakan Plugin
Installer dan Plugin Manager.

Mengatur Plugins

Anda dapat memperoleh berbagai macam plugins untuk mendukung pekerjaan Anda dalam
penggunaan QGIS.

Ikuti perintah berikut untuk mengetahui beberapa plugins yang ada pada repository QGIS :

Klik menu pada jendela QGIS Anda.


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Plugins yang telah Anda install dapat Anda lihat didalam menu Plugins.Untuk melihat dan
mengelola seluruh plug-in yang telah Anda pasang, dapat Anda lakukan dengan mengklik menu
Plugins kemudian klik Manage Plugin Manage and Install Plugins. Akan muncul tampilan
jendela seperti dibawah:

Perlu diperhatikan bahwa plugins yang tampil pada jendela tersebut mungkin dapat berbeda
antara satu komputer dengan komputer lain, tergantung plugins yang sudah diinstal sebelumnya. Pada
jendela tersebut, Anda dapat melihat deskripsi setiap plugin, serta dapat menonaktifkan plugins yang
tidak Anda gunakan dengan menghilangkan tanda silang pada bagian sebelah kiri ikon plugins.

Menggunakan Plugins: Menambahkan Latar Citra dengan Open Layer

Sebagai contoh, mari kita lakukan instalasi sebuah plugin pada QGIS. Plugin dengan nama
OpenLayer ini berguna untuk menampilkan latar belakang berupa citra satelit.

Tambahkan plugin Open Layer dengan cara klik PLUGIN pada jendela QGIS Anda, kemudian
install Open Layer Plugin.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Untuk mengecek apakah open layer plugin sudah terinstall, dapat dicek dengan pilih menu Plugin
-> Manage and Install Plugins -> klik pada tab Instaled. Jika sudah terinstall, maka open
layer plugins sudah berada di dalam tab tersebut.

Gunakan plugin ini untuk menambahkan latar belakang berupa citra pada peta Anda.

! Menggunakan plugin Open Layer Akan Merubah sistem koordinat proyek Anda. Cek pada

menu CRS status .


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

C. Menggunakan Processing Toolbox

Processing Toolbox merupakan kumpulan fungsi yang digunakan untuk melakukan analisis
data spasial ataupun data atribut. Dalam Processing Toolbox terdapat berbagai macam fungsi fungsi
pengolahan spasial. Contoh penggunaan Processing Toolbox adalah melakukan proses buffer pada
suatu data spasial. Cara melakukan proses buffer (daerah penyangga) pada data spasial :

Membuka file .shp yang akan dilakukan proses buffer( misalkan : sungai sirahan)

Memulai proses buffering dengan klik menu Processing -> pilih Toolbox -> pilih -> pilih
QGIS geoalgorithms-> pilih Vector Geometry Tools -> pilih Fixed Distance Buffer.
Menu Fixed Distance Buffer dapat juga diakses secara cepat dengan mengetikkan kata
"buffer" di bagian kosong kotak Processing Toolbox, seperti gambar berikut.

Akan muncul kotak dialog Fixed Distance Buffer. Pada opsi input layer pilih layer yang
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

akan dibuffer ( misal: Sungai Sirahan). Pada opsi Distance masukkan nilai buffer yang
diinginkan. Apabila buffer tersebut tidak ingin disimpan , maka pada opsi buffer pilih save
to temporary file

Klik Run .Hasil Tampilan sungai yang sudah dibuffer.

D. Di mana saya dapat memperoleh bantuan?

Di dalam pembelajaran ini Anda mungkin saja mengalami kesulitan, tetapi jangan khawatir,
Anda dapat memperoleh bantuan ataupun solusi dari suatu masalah yang Anda hadapi atau temui
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

dengan bertanya melalui forum di facebook yaitu Forum Pengguna QGIS dan InaSAFE Indonesia.

Selain dapat dilakukan secara online, Anda juga dapat memperoleh bantuan pada saat
pelatihan-pelatihan yang kami lakukan, atau juga Anda dapat mengunjungi kami di kantor PPIDS (Pusat
Kajian Pengembangan Infrastruktur Data Spasial) di Teknik Geodesi UGM jalan Grafika No.2 Yogyakarta
55281, e-mail: ppids@ugm.ac.id.
BAB IV

MENAMBAHKAN DATA KE DALAM QGIS

Pada bab ini, Anda akan menambahkan data kedalam suatu halaman kerja QGIS Anda. Ada
beberapa kategori data yang dapat ditambahkan kedalam QGIS, yaitu data spasial baik dalam format
vektor maupun raster, serta data non spasial dalam format tertentu.

A. Menambahkan Data Vektor

QGIS menggunakan library OGR sehingga dapat mengenali banyak jenis data vektor termasuk
yang bersumber dari perangkat lunak SIG lain, seperti Shapefile, GRASS vector, MapInfo (TAB dan MIF),
DGN Microstation, Autocad DXF dan banyak jenis data vektor lainnya. Sekurangnya ada 69 jenis data
vektor yang didukung oleh QGIS. Daftar lengkap format OGR yang didukung oleh QGIS dapat dilihat
padahttp://www.gdal.org/ogr/ogr_formats.html.

Di QGIS, Anda dapat menambahkan data vektor atau data lain yang dimuat dalam format
arsip seperti zip atau gzip tanpa harus mengekstraksinya terlebih dahulu. Anda dapat
langsung menggunakan cara yang disebutkan di bawah ini untuk menggunakan data
pada arsip tersebut.

Berikut akan diberikan contoh bagaimana menambahkan data shapefile ke dalam kanvas
QGIS:

Klik menu Layer > Add Vector Layer atau dengan mengklik icon Add Vector Layer
pada baris toolbar Anda
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Kemudian muncul kotak dialog berikut:

klik Browse, dan arahkan ke direktori tempat shapefileAnda berada

Lalu klik Open, dan klik Openkembali untuk memuat file tersebut ke halaman kerja Anda
Hasilnya akan menjadi seperti di bawah
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

B. Menambahkan Data Raster

Data raster memiliki karakteristik yang berbeda dengan data vektor. Data vektor dicirikan oleh
struktur datanya yang tersusun dari kumpulan koordinat yang membentuk titik, garis atau luasan,
sedangkan data raster dicirikan oleh struktur datanya yang disusun membentuk baris dan kolom.
Keterangan lebih lengkap mengenai materi ini dijelaskan di Bab I. Pada QGIS, data raster dapat
ditambahkan dengan dukungan library GDAL, yang mampu menangani format data yang sangat
beragam. Daftar lengkap mengenai format data yang didukung oleh QGIS dapat merujuk pada
http://www.gdal.org/formats_list.html.Pada latihan berikut Anda akan menambahkan data bertipe
raster ke dalam QGIS

Untuk menambahkan data dengan tipe raster pada QGIS, Anda dapat menggunakan tombol atau

klik Layer Add Raster Layer . Selanjutnya, Anda akan diarahkan untuk mencari data
raster Anda. Pilih data yang Anda inginkan dan klik
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Data raster Anda kini akan ditambahkan ke dalam kanvas QG


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

C. Menambahkan Data dari Basisdata

Tipe data vektor selanjutnya yang dapat Anda tambahkan kedalam QGIS Anda adalah data
yang disimpan pada sebuah basisdata. Contoh basisdata adalah PostgreSQL/PostGIS, SQL Server,
ArcGIS Database, Spatialite, dan lain sebagainya. Spatialite sebenarnya merupakan sebuah basisdata
yang disimpan pada sebuah file. Dengan kata lain, sebuah data spatialite bisa memiliki beberapa layer
sekaligus pada satu file. Hal ini berbeda dari shapefile yang terdiri atas beberapa file.
Untuk menambahkan Spatialite Layer, ikuti langkah berikut:

Klik menu Layer > Add New Spatialite Layer atau dengan mengklik ikon berikut

Pada jendela yang muncul, klik New. Arahkan ke folder tempat Anda menyimpan file Spatialite
Anda, kemudian klik tombol Open

Setelah file Anda ditambahkan ke daftar Database, klik tombol Connect


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pilih layer yang akan ditambahkan, kemudian klik Add. Maka layer Anda akan ditambahkan ke
dalam kanvas QGIS

Selanjutnya, kita akan menambahkan data dari basisdata PostGIS. Jika Anda telah memiliki
basisdata PostGIS pada komputer Anda, Anda dapat dengan mudah menambahkan data yang
tersimpan pada basisdataAnda tersebut kedalam QGIS. Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan
yaitu:

klik menu Layer > Add PostGIS Layer


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

klik New, kemudian akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini:
isikan nama koneksi pada baris Name, Host, Port, nama basisdata yang memuat data Anda,
serta masukkan username dan passwordPostgreSQL Anda.
Klik OK.

Setelah koneksi baru Anda berhasil terhubung dengan database pada PostgreSQL, akan muncul
kotak dialog dibawah. Klik Connect untuk menampilkan data yang tersimpan dalam
basisdataAnda.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pilih file yang akan Anda tambahkan ke dalam QGIS, lalu klik Add. Anda sekarang dapat bekerja
dengan data pada basisdataAnda melalui QGIS.
BAB V

BEKERJA DENGAN SISTEM KOORDINAT DAN


SISTEM PROYEKSI DI QGIS

A. Memahami konsep Layer CRS dan Project CRS di QGIS

Setiap Anda mendapatkan suatu data baru, hal pertama yang harus diperiksa adalah extent dari data
tersebut dan sistem koordinatnya. Apa itu data extent? Apa hubungannya dengan sistem koordinat? Untuk
lebih jelasnya, kita akan mempraktekkan bagaimana cara memeriksa extent dari suatu data dan memberikan
koordinat yang tepat pada data tersebut.

Tambahkan layer cntry80.shp dan Indonesia.shp pada folder Sistem Koordinat di data latihan Anda. Anda
akan melihat tampilan seperti beri

Klik kanan pada layer cntry80.shp dan pilih Properties, masuk ke tab Metadata.
Anda akan melihat tampilan seperti berikut
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada sub menu Extent Anda akan mendapatkan informasi seperti berikut

Lakukan hal yang sama untuk layer Indonesia.shp. Anda akan mendapatkan informasi seperti berikut:

Apakah perbedaan antara kedua data ini?


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Dari metadata kedua layer tersebut (kita akan membahas mengenai metadata nanti), Anda akan
mendapatkan dua macam informasi, yaitu Extents dan Layer Spatial Reference System. Extents merupakan
batas-batas koordinat pojok paling kiri, kanan, atas dan bawah dari data tersebut. Sedangkan Layer Spatial
Reference System (Layer SRS) digunakan untuk menyatakan extents tersebut berada pada sistem koordinat
apa. Pada layer cntry80.shp, Anda mendapat informasi bahwa pojok kiri bawah data tersebut terletak di
koordinat -180 dengan satuan derajat (karena Layer SRS menyebutkan bahwa sistem koordinatnya adalah
longlat dengan datum WGS 84), sedangkan pada layer Indonesia.shp, Anda akan mendapat informasi bahwa
pojok kiri bawah data tersebut terletak di koordinat -1269878.96 dengan satuan meter (karena Layer SRS
menyebutkan bahwa sistem koordinatnya adalah UTM zone 49S dengan datum WGS 84).

Perlu diperhatikan, Extents merupakan informasi yang melekat pada data. Extent dari suatu data
tidak akan berubah selama fisik data itu sendiri tidak mengalami perubahan (seperti
penghapusan fitur, analisis vektor, dll). Sebaliknya, sistem proyeksi dapat Anda ubah sesuai
dengan keinginan Anda. Namun harus diingat, apabila Anda memberikan sistem proyeksi
yang salah/tidak sesuai dengan extent dari data tersebut, maka Anda akan memperoleh
data yang juga salah. Misalnya, apabila Anda memaksakan layer cntry80.shp untuk menganut
sistem koordinat UTM49S, maka Anda akan mendapati data Anda pada koordinat -180 meter
hingga 180.83 meter atau dengan kata lain sejauh sekian juta kilo meter dari lokasi yang
seharusnya.

1. Mengubah sistem koordinat suatu project

Coba kita ubah sistem koordinat salah satu layer secara paksa.

Klik kanan pada layer cntry80.shp, kemudian klik Set layer CRS.
Ubah sistem koordinatnya menjadi UTM Zone 49S.
Perhatikan apa yang terjadi! Apabila Anda melihat metadatanya, Anda akan melihat informasi seperti ini:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Perhatikan bahwa data extent dan sistem koordinatnya tidak sesuai, karena sistem koordinat tersebut
menggunakan UTM Zone 49S dengan datum WGS 84 yang mempunyai satuan unit meter, sedangkan data
extent seharusnya dalam satuan derajat.
Jangan lupa untuk mengembalikan sistem koordinat layer cntry80.shp seperti semula (WGS84) agar tidak
menimbulkan masalah nantinya. Kita masih akan menggunakan layer tersebut untuk keperluan lain.

Sistem koordinat yang Anda ubah di sini merupakan sistem koordinat yang berlaku untuk masing-
masing layer. QGIS memiliki dua macam sistem koordinat, yang akan segera kita ketahui di bawah ini.

2. Sistem koordinat layer, sistem koordinat project dan On-the-fly reprojection

Sebagaimana perangkat pengolah data spasial lainnya, QGIS memiliki dua macam sistem koordinat:
Layer SRS (sistem koordinat layer) yang sudah Anda praktekkan di atas, dan Project SRS (sistem koordinat
proyek). Layer SRS, sebagaimana yang Anda lihat, menyatakan sistem koordinat pada layer tertentu saja.
Project SRS digunakan untuk mengatur sistem proyeksi umum yang digunakan pada project yang sedang aktif
di QGIS. Project SRS juga digunakan ketika kita membuat layout peta pada Map Composer: sistem koordinat
untuk grid peta dan skala peta adalah Project SRS.
Apabila pada latihan sebelum ini Anda belum menyatakan Project SRS, Anda akan melihat bahwa
kedua layer tersebut tidak saling bertampalan. Padahal seharusnya layer negara Indonesia bertampalan
dengan layer negara-negara lain. Dari pelajaran sebelum ini, Anda tahu sebabnya. Sebagai standar pengaturan
di QGIS, apabila Anda tidak mengaktifkan Project SRS, maka ia akan memiliki sistem koordinat geographic
WGS84, sebagaimana tampilan berikut:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Gambar 9. Sistem Koordinat Default pada QGIS AdalahWGS 84

Anda dapat mengaktifkan Project SRS melalui ikon bola bumi di pojok kanan bawah ( ), atau
melalui menu Settings>Options>CRS. Centang tanda Enable on-the-fly reprojection by defaultdan
pilih sistem koordinat yang Anda kehendaki. Sebagaimana Anda lihat pada gambar kotak dialog di atas, Anda
juga dapat mengaktifkan Enable on-the-fly reprojection by default setiap kali QGIS dijalankan.

3. Apa yang dimaksud dengan menu Enable on-the-fly reprojection?

Apabila Anda mengaktifkan menu ini, maka layer yang ada akan menjadi bertampalan, meskipun
memiliki sistem koordinat yang berbeda. Inilah peranan dari on-the-fly reprojection: Sistem akan
mensimulasikan posisi masing-masing layer sesuai dengan sistem koordinatnya pada sebuah sistem yang
sama. Sehingga apabila Anda mengatur on-the-fly reprojection atau dengan kata lain Project SRS menjadi
UTM, maka layer yang memiliki sistem koordinat geographic akan dibuat seolah berada pada koordinat
tersebut, sehingga layer-layer yang berbeda koordinat pun akan bertampalan seperti posisinya pada dunia
nyata.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tambahkan layer cntry80.shp dan Indonesia.shp dalam keadaan on the fly reprojection tidak
aktif. Apa yang terjadi?

B. Melakukan transformasi koordinat

Suatu masalah yang umum dijumpai adalah ketika memperoleh data dalam sistem geographic,
sedangkan Anda ingin melakukan hitungan luas pada data tersebut (yang tentunya dalam satuan meter, bukan
derajat). Apa yang harus dilakukan?
Hitungan atau analisis pada suatu layer dipengaruhi oleh sistem koordinat layer tersebut (Layer SRS).
Sehingga yang harus Anda ubah adalah Layer SRS tersebut (dari geographic menjadi UTM, atau sebaliknya).
Telah kita amati bahwa kita tidak dapat langsung mengubah Layer SRS dengan cara klik kanan Set Layer CRS
(suatu kesalahan yang umum!). Lantas bagaimanakah caranya? Gunakan layer Indonesia.shp sebagai contoh.
Kita akan melihat bagaimana caranya melakukan transformasi proyeksi pada QGIS
Klik kanan pada layer Indonesia.shp Anda.
Pilih Save As .
Pada kolom CRS, aktifkan Selected CRS dan pilih sistem koordinat terproyeksi yang Anda inginkan.
Karena kita akan mengubah dari sistem koordinat terproyeksi menjadi geographic, maka kita pilih WGS84.

Simpan sebagai shp baru (jangan lupa centang Add saved file to map untuk menambahkan layer baru
tersebut ke dalam tampilan project).
Sekarang, bandingkan metadata dari kedua layer tersebut (sebelum dan sesudah dilakukan transformasi).
Sebelum:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sesudah:

Perhatikan bahwa extent dari kedua data berubah. Dengan cara ini, diperoleh data dengan extent yang
sesuai untuk sistem koordinat yang dipilih.

Sebagai penghujung latihan di bab ini, coba tambahkan layer utmzone.shp pada folder yang sama
dan buat agar tampilan di QGIS tampak seperti ini:

Zona UTM 49S terletak sedikit memanjang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Perhatikan bahwa
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

sistem proyeksi ini mempertahankan distorsi pada daerah ini sesedikit mungkin, sementara pada daerah lain
terlihat bentuk persegi yang terdistorsi. Silahkan coba dengan mengubah Project SRS menjadi sistem proyeksi
yang lain untuk melihat pengaruhnya. Anda dapat mengunjungi posting pada website ppids5 untuk latihan
lebih jauh mengenai sistem koordinat

Tampilkan peta Indonesia.shp dan Cntry80.shp pada sistem proyeksi UTM 49S untuk daerah
Yogyakarta.

5 http://ppids.ft.ugm.ac.id/bermain-dengan-sistem-proyeksi-koordinat-di-qgis-2/
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

BAB VI

BEKERJA DENGAN DATA VEKTOR

Anda telah belajar mengenai data vektor pada bab pertama. Pada bagian berikut ini, kita akan berlatih
menggunakan data vektor untuk keperluan analisis spasial menggunakan QGIS. Apabila diperlukan, Anda
dapat merujuk kembali ke Bab I: Pengenalan Sistem Informasi Geografis untuk merujuk kepada pengertian
mengenai data dengan tipe vektor.

A. Membuat shapefile baru

ESRI Shapefile atau biasa disebut shapefile adalah format data geospasial yang umum untuk perangkat
lunak sistem informasi geografis. Shapefile biasanya terdiri dari minimal 3 buah file (*.shp, *.shx dan *.dbf)
yang merepresentasikan suatu data/objek tematik tertentu, misalnya data Bangunan_Sirahan dengan nama
Bangunan_Sirahan maka jika kita melihat secara fisik di windows explorer akan terdapat file
Bangunan_Sirahan.shp, Bangunan_Sirahan.shx dan Bangunan_Sirahan.dbf. File *.shp adalah file yang
menyimpan data keruangan yang biasa di sebut objek (spatial data), *.dbf adalah file yang menyimpan data
tabular yang biasa disebut atribut. Sedangkan *.shx menyimpan data index yang digunakan oleh shapefile
tersebut. Shapefile, sebagaimana data bertipe vektor lainnya, dapat berupa titik (point), garis (polylines) dan
area (polygons).

1. Melakukan Digitasi

Sebelum Anda dapat menambahkan data vektor baru, Anda perlu dataset vektor untuk ditambahkan.
Dalam latihan ini, Anda akan membuat data yang sama sekali baru, bukan mengedit dataset yang telah ada.
Oleh karena itu, Anda harus mendefinisikan dataset sendiri yang baru Anda terlebih dahulu

Dibutuhkan kotak dialog New Vector Layer untuk menetapkan sebuah layer baru.
Arahkan dan klik pada daftar Layer New New Shapefile Layer.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Anda akan mendapatkan kotak dialog berikut:

Pada tahap ini penting untuk menentukan jenis dataset yang Anda inginkan. Setiap jenis layer vektor
dibangun berbeda di latar belakang, sehingga begitu Anda telah membuat layer, Anda tidak dapat
mengubah jenisnya.

Untuk latihan selanjutnya, kita akan membuat fitur baru yang mendeskripsikan luasan. Untuk fitur
semacam ini, Anda harus membuat sebuah dataset berupa poligon.

Klik pada tombol Polygon:

Kolom berikutnya adalah untuk menentukan Sistem Referensi Koordinat CRS.Sebuah CRS menentukan
bagaimana mendefinisikan suatu titik di bumi dalam hal koordinatnya.Karena terdapat banyak cara untuk
melakukan ini, maka terdapat banyak CRS yang berbeda. CRS dalam latihan ini adalah WGS84, jadi sudah
benar secara default:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Berikutnya ada sekumpulan kolom yang terdapat dalam New attribute. Secara default, layer baru hanya
memiliki satu atribut, yaitu kolom id (Anda bisa melihatnya di Attributes list). Agar data yang Anda buat
menjadi berguna, perlu ada deskripsi tentang fitur tersebut. Kita akan menambah satu kolom yang
disebut nama.
Ikuti pengaturan berikut, kemudian klik tombol Add to attributes lis

Periksa apakah kotak dialog Anda terlihat seperti ini :

Klik OK. Sebuah penyimpanan dialog akan muncul.


Arahkan ke direktori data_latihan.
Simpan layer baru Anda sebagai gedung_kampus.shp
Layer baru seharusnya terlihat pada Layers listAnda.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

2. Sumber Data

Ada banyak cara untuk memperoleh data tentang obyek. Misalnya , Anda bisa menggunakan GPS
untuk merekam koordinat titik-titik di permukaan bumi, kemudian mengimpor data ke QGIS. Atau
menggunakan teodolit dan memasukkan koordinat secara manual untuk membuat fitur baru. Atau bisa
menggunakan proses digitasi untuk melacak obyek dari data penginderaan jauh, seperti citra satelit atau foto
udara. Untuk contoh kita. Anda akan menggunakan pendekatan digitasi. Sampel dataset raster telah
disediakan, jadi Anda akan mengimpor dataset raster tersebut.

Klik pada tombol Add Raster Layer:


Arahkan ke data_latihan/raster/.
Pilih file UGM.tif.
Klik Open. Sebuah peta akan termuat pada peta Anda.
Cari citra tersebut dalam Layers list.
Klik dan seret ke bagian bawah Layer list sehingga layer yang lain dapat terlihat.
Temukan dan perbesar daerah ini :

Anda akan mendigitasi tiga bidang di sini:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sembunyikan semua layer kecuali layer raster dan gedung_kampus.shp

Untuk memulai digitasi, Anda harus masuk edit mode.Perangkat lunak GIS umumnya mengatur ini
untuk mencegah dari ketidaksengajaan Anda mengedit atau menghapus data penting. Mode edit diaktifkan
atau dimatikan secara individual untuk setiap layer.

Untuk masuk ke mode edit untuk layer gedung_kampus.shp layer:


Klik pada layer didalam Layer list untuk memilihnya. (Pastikan bahwa layer yang benar telah dipilih,
supaya tidak mengedit layer yang salah!)

Klik pada tombol Toggle Editing.


Jika Anda tidak dapat menemukan tombol ini, periksa toolbar Digitizing sudah aktif. Harus ada Anda
centang di sebelah menu entry View Toolbars Digitizing.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Saat Anda berada pada mode edit tool digitasi sekarang sudah aktif:

Penjelasan gambar dari kiri ke kanan adalah :


Toggle Edit: mengaktifkan/menonaktifkan mode edit.
Save Edits: menyimpan perubahan yang dibuat pada layer.
Add Fitur: memulai digitasi sebuah fitur baru.
Move Fitur(s): memindahkan seluruh fitur ke sekitarnya.
Node Tool: memindahkan hanya satu bagian dari sebuah fitur.
Delete Selected: menghapus fitur yang di pilih (hanya fitur aktif yang dipilih).
Cut Fiturs: memotong fitur yang dipilih (hanya fitur aktif yang terpilih).
Copy Fiturs: menggandakan fitur yang terpilih (hanya fitur aktif yang terpilih).
Paste Fiturs: tempel dari hasil potongan atau hasil penggandaan dari fitur peta (hanya aktif
jika fitur sudah dipotong atau digandakan).

Anda ingin mengisi fitur baru? Klik tombol Add Fitur untuk memulai mendigitasi jalan

Anda akan melihat bahwa kursor mouse Anda telah menjadi benang silang. Hal ini memungkinkan
Anda untuk lebih akurat menempatkan poin yang akan didigitasi. Ingat bahwa ketika Anda menggunakan alat
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

digitasi, Anda dapat memperbesar dan memperkecil peta Anda dengan menggulung roda mouse, dan Anda
dapat menjelajah dengan menekan roda mouse dan menyeret di sekitar peta.

Fitur pertama yang akan didigitasi adalah lapangan GSP:

Mulailah mendigitasi dengan mengklik poin dimanapun sekitar tepi lapangan.


Tempatkan poin berikutnya dengan mengklik di sepanjang tepi, sampai bentuk bidang yang tergambar
benar benar seperti lapangannya.
Untuk menempatkan poin terakhir, klik kanan dimanapun Anda inginkan. Ini mengakhiri kelengkapan fitur
dan menunjukkan dialog Attributes .
Isikan nilai nilai berikut :
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik OK dan Anda sudah membuat fitur baru!


Jika Anda membuat kesalahan ketika mendigitasi, Anda selalu dapat mengeditnya selesai pembuatan. Jika
Anda membuat kesalahan, terus digitasi sampai Anda selesai membuat fitur seperti di atas, kemudian :
Pilih fitur dengan tool Select Single Fitur:

Anda dapat gunakan:


Tool Move Fitur(s) untuk memindahkan seluruh fitur,
Node Tool untuk memindahkan hanya satu poin saat Anda salah mengkliknya.
Delete Selected untuk menghapus fitur keseluruhan sehingga Anda dapat mencoba lagi,
Menu Edit Undo atau ctrl + z untuk membatalkan langkah terakhir Anda.

Sebagai latihan, digitasi sekolah itu dan lapangan diatasnya. Gunakan gambar ini untuk
membantu Anda:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

! Ketika Anda sudah menyelesaikan pengisian fitur ke layer: jangan lupa untuk menyimpan hasil
pengeditan Anda dan kemudian keluar dari mode edit.

3. Mengaktifkan Snapping

Snapping adalah suatu cara yang berguna untuk mendeteksi titik (Node), ujung garis (Vertex), atau tepi
garis (Edge) dari vektor shapefile atau suatu cara untuk merekatkan vertek (titik) digitasi pada vertek-vertek
yang lainnya. Dengan mengaktifkan snapping pada vertek maka vertek tersebut akan menempel pada vertek
yang berdekatan ataupun garis lain yang berdekatan. Sehingga snapping ini berguna untuk menghubungkan
atau menghimpitkan antar garis atau titik dalam proses digitasi. Manfaat lain dari snapping ini adalah bisa
mereduksi kesalahan dalam digitasi berupa garis yang tidak bersambung atau berhimpit dan dapat terhindar
dari kelebihan panjang garis yang mengakibatkan kesalahan topologi (overshoot).
Berikut akan dijelaskan cara mengaktifkan snapping dalam QGIS :

Membuka QGIS

Setelah itu menampilkan data vektor menggunakan toolbar Add Vector Layer
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Setelah layer vektor muncul, klik pada menu bar Settings > Snapping options, muncul jendela seperti
di bawah ini :

Apabila Anda mencentang layer yang ada di atas, maka pada saat melakukan digitasi pointer mouse
Anda secara otomatis akan menempel pada vertex dari fitur layer di atas sesuai dengan jarak toleransi yang
Anda berikan.

4. Mengaktifkan editing topology

Topologi merupakan seperangkat aturan yang mendefinisikan bagaimana hubungan antar fitur pada
sebuah layer. Sebagai contoh, Anda tidak dapat membuat sebuah layer poligon Batas Tanah bertumpukan
satu sama lain, karena hal tersebut mustahil terjadi di dunia nyata. Berikut ini kita akan mempraktekkan cara
bekerja dengan editing topologi di QGIS :

Buat sebuah layer poligon baru di QGIS Anda


Lakukan digitasi sembarang bentuk dan simpan fitur tersebut. Non aktifkan kembali mode edit pada layer
ini.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Buka kembali menu Snapping Options seperti pada latihan sebelumnya


Kali ini centang Enable Topological Editing dan Avoid Int., seperti gambar berikut:

Pada kanvas QGIS, lakukan digitasi bertumpuk pada fitur yang lama

Klik kanan untuk mengakhiri editing. Apa yang terjadi?


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Anda akan melihat bahwa poligon yang baru secara otomatis akan terpotong mengikuti bentuk poligon
yang lama. Dalam prakteknya, hal ini akan banyak berguna. Misalnya, pada kasus digitasi bidang tanah
yang harus saling berbatasan, atau batas wilayah suatu daerah, dan lain sebagainya.

Dengan memanfaatkan fungsi snapping, Anda akan terhindar dari membuat sebuah Sliver
Polygon secara tidak sengaja, sehingga kualitas digitasi Anda akan terjamin

5. Fungsi Advanced Editing

Ada banyak kasus dimana Anda membutuhkan lebih dari sekedar fungsi editing biasa. Ada kalanya
Anda membutuhkan fungsi editing yang lebih rumit. Berikut akan dibahas beberapa dari fungsi editing
tersebut.

Anda perlu untuk terlebih dahulu mengaktifkan toolbar Advanced Digitizing, dengan cara menekan
menu bar View > Toolbars > Advanced Digitizing
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Langkah berikutnya yang Anda lakukan adalah memilih fitur yang akan Anda edit dengan cara mengklik

toolbar (select single fitur), lalu memilih areanya.

Editing yang akan Anda lakukan saat ini adalah memotong polygon (area) menjadi beberapa bagian (misal

2 bagian), caranya dengan menekan toolbar toggle editing terlebih dahulu (toggle editing)

setelah itu menekan toolbar splitfiturs lalu membuat garis yang memotong area yang telah dipilih
tadi.

Jika sudah klik kanan pada mouse


Hasilnya, poligon akan terbelah menjadi 2 poligon (area)
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Fungsi editing yang lain adalah penggabungan polygon, langkahnya dengan cara memilih 2 poligon (area)

yang akan digabungkan menggunakan toolbar sambil menekan tombol ctrl pada keyboard.

Selanjutnya menekan toolbar (Merge Selected Fiturs)


Setelah menekan toolbar Merge Selected Fiturs, kotak dialog Merge fiturs attributes akan muncul.
Pada kotak dialog tersebut pilih OK.
Hasilnya poligon akan menyatu menjadi satu
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sekarang Anda melakukan penggabungan 2 poligon menggunakan toolbar (Merge Atributes of


Selected Fiturs), dengan langkah yang sama seperti pada merge selected fiturs, hasilnya polygon
akan tetap menjadi 2 bagian, tetapi atribut dari kedua polygon tersebut akan menjadi sama. Jika
menggunakan Merge Selected Fiturs, polygon akan menjadi satu beserta nilai atributnya.
Anda juga dapat melakukan Reshape Fiturs (mengubah bentuk dari fitur polygon yang sudah ada)
caranya yakni dengan menyeleksi polygon yang akan dirubah bentuknya setelah itu membuat bentuk

polygon baru dengan mengklik toolbar Reshape Fiturs lalu klik kanan pada mouse

Hasilnya seperti di bawah ini :


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Atau bisa melakukan langkah seperti di bawah ini :

Hasilnya akan tampak seperti di bawah ini :


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sekarang Anda juga dapat membuat lubang di atas fitur polygon yang telah Anda digitasi atau telah Anda

pilih dengan menggunakan toolbar add ring hasilnya :

Anda juga dapat melakukan pembuatan fitur tambahan dari fitur yang tidak secara langsung terhubung ke

fitur utama menggunakan toolbar add part hasilnya:

Setelah Anda dapat membuat lubang dan membuat fitur tambahan dari fitur yang tidak secara langsung

terhubung ke fitur utama, Anda dapat menghapusnya dengan menggunakan toolbar delete ring

untuk menghapus lubang yang telah Anda buat dan delete part untuk menghapus fitur tambahan
yang telah Anda buat, dengan meletakkan cursor dekat node (pojok) dari ring atau part.

B. Simbologi layer

Simbologi dari sebuah layer merupakan kenampakan visualnya pada peta. Kekuatan dasar SIG
dibandingkan dengan cara lain dalam merepresentasikan data dengan aspek spasial adalah bahwa dengan SIG,
Anda mendapatkan sebuah representasi visual yang dinamis dari data yang sedang Anda kerjakan. Oleh karena
itu, tampilan visual dari peta (yang mana tergantung pada simbologi dari masing-masing layer) sangat penting.
Pengguna akhir dari peta yang Anda hasilkan harus dapat dengan mudah melihat apa yang direpresentasikan
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

oleh peta. Anda harus mampu untuk mengeksplorasi data saat Anda sedang bekerja dengannya. Simbologi
yang baik akan sangat membantu. Penting bagi Anda untuk menggunakan SIG dengan benar serta
menghasilkan peta dan informasi yang dapat digunakan oleh orang banyak.

1. Menggunakan simbology sesuai dengan jenis datanya

Selain menetapkan warna isian dan menggunakan pola yang telah ditetapkan, Anda dapat
menggunakan jenis symbol layer yang sama sekali berbeda. Satu satunya jenis yang kita telah gunakan sampai
sekarang adalah tipe Simple Fill. Jenis layer simbol yang lebih rumit memungkinkan Anda untuk menyesuaikan
simbol Anda lebih lanjut.
Setiap jenis vektor (titik, garis dan poligon) telah menetapkan sendiri jenis simbol layernya. Terlebih
dahulu kita akan melihat jenis yang tersedia untuk titik.

Jenis-jenis simbol layer titik


Ubah properti simbol untuk layer Titik Kumpul Sirahan. Caranya yaitu dengan melakukan klik kanan pada
layer Titik Kumpul Sirahan lalu pilih Properties. Kotak dialog properties akan terbuka seperti gambar di
bawah ini :

Pada kotak dialog tersebut pilih tag Style


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Anda dapat mengakses berbagai jenis simbol layer di sini:

Pelajari berbagai pilihan simbol yang tersedia, dan pilih jenis simbol layer selain Simple Marker.
Jika Anda ragu, gunakan Ellipse Marker.
Pilih garis tepi warna putih dan hitam, dengan lebar simbol (Outline width) 2,00 dan ukuran simbol
(size) 4,00.

Jenis-jenis simbol layer garis


Untuk melihat berbagai pilihan yang tersedia untuk data baris:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

ubah jenis simbol layer paling atas untuk layer Jalan_ Sirahan. Caranya sama seperti diatas yaitu dengan
melakukan klik kanan pada layer Jalan Sirahan lalu pilih Properties.Kotak dialog Propertiesakan terbuka
seperti gambar di bawah ini :

Pada kotak dialog tersebut pilih tag style

Untuk membuat simbol jalan ikuti langkah-langkah berikut ini. Klik Symbol Line pada kotak Symbol

layers, lalu pilih . Lakukan 2 kali hingga di dapat 3 buah Simple Line seperti gambar di bawah ini :
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pilih Simple lineyang paling atas lalu ubah menjadi marker line

Pilih Simple maker, lalu pilih gambar , dan ubah ukurannya (size) menjadi 0.4 dengan filldan
border berwarna putih. Sehingga akan di dapatkan gambar seperti berikut ini :

Pilih Simple Lineyang ke dua lalu ubah ukurannya (pen width) menjadi 0.6.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Terakhir,pilih simple line yang ketiga lalu ubah warnanya menjadi kuning dengan ukuran (pen width) 1.
Lalu klik Apply dan OK untuk mengakhiri.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Jenis-jenis layer simbol Polygon


Untuk melihat berbagai pilihan yang tersedia untuk data poligon:
Ubah jenis simbol layer untuk layer Bangunan Sirahan, menggunakan metode yang telah dipelajari
sebelumnya.
Pelajari pilihan-pilihan yang tersedia dalam daftar.
Pilih salah satu yang menurut Anda cocok.
Jika ragu, gunakan Point pattern fill dengan pilihan-pilihan sebagai berikut:

Tambahkan simbol layer baru dengan mengisi Simple fill.


Buatlah simbol tersebut menjadi abu-abu tanpa garis tepi.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pindahkan ke bawah simbol layer pola titik dengan tombol Move down:

Sebagai hasilnya, Anda akan memiliki simbol bertekstur untuk layer urban. Anda dapat mengubah
ukuran, bentuk dan jarak dari titik-titik individu yang membentuk tekstur.
Mengubah simbologi untuk layer yang berbeda telah ditransformasi sekumpulan file vektor ke dalam
peta yang terbaca!

Contoh peta-peta yang indah dapat Anda lihat pada alamat :


http://gis.stackexchange.com/questions/3083/examples-of-beautiful-maps

Mengubah simbol untuk seluruh layer memang berguna, tetapi informasi yang terkandung dalam
setiap layer belum tersedia untuk seseorang yang membaca peta ini. Apa nama jalan tersebut? Wilayah
administratif mana yang masuk ke dalam daerah tertentu? Apa saja penggunaan lahan untuk vegetasi? Semua
informasi ini masih tersembunyi. Pelajaran berikutnya akan menjelaskan bagaimana untuk merepresentasikan
data ini pada peta Anda.

! Apakah Anda ingat untuk selalu menyimpan peta Anda?

2. Menyimpan dan memuat kembali style

Anda dapat menyimpan style simbologi yang sudah Anda buat untuk dipergunakan lain waktu. Anda
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

dapat mengaksesnya dengan menu yang tersedia di bagian bawah layer properties:

C. Memberi label pada fitur

Anda dapat memberikan label pada fitur yang ada di QGIS, seperti langkah berikut:
Layer yang akan kita beri label adalah layer Jlr_evac_Sirahan

Klik pada ikon labelling . Beri tanda centang pada Label this layer with, kemudian pilih
kolom label pada menu dropdown disampingnya.

Klik OK. Bagaimanakah hasil Anda?


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id
BAB VII

BEKERJA DENGAN DATA RASTER

Pada bab sebelumnya, Anda telah mencoba bekerja dengan data vektor, mulai dari pembuatan data
vektor baru hingga melakukan analisis spasial untuk memecahkan masalah. Pada bab ini Anda akan lebih jauh
bekerja dengan data raster. Dengan mengkombinasikan analisis yang dilakukan pada data vektor dan data
raster, Anda dapat memecahkan banyak masalah spasial, termasuk yang berhubungan dengan kegiatan
penanggulangan bencana.

A. Simbologi layer dengan tipe raster

Sama halnya dengan data vektor, Anda dapat mengubah tampilan data raster dengan memberinya
simbol agar lebih mudah dipahami dan dicerna oleh pembaca peta Anda. Karena perbedaan struktur data
antara data vektor dan data raster, maka simbologi yang dapat diterapkan pada masing-masing jenis data
inipun berbeda. Berikut kita akan melihat cara mengubah simbologi data raster dilakukan.
Data raster yang akan kita gunakan adalah data SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission), sebuah
misi angkasa luar yang bertujuan untuk memetakan topografi muka bumi. Data SRTM tersedia dan dapat
diperoleh secara cuma-cuma pada resolusi 90 meter (untuk seluruh dunia) dan 30 meter (untuk daerah
Amerika Serikat). Anda dapat memperoleh data ini di alamat
http://srtm.csi.cgiar.org/SELECTION/inputCoord.asp (atau versi yang lebih menarik dan lebih mudah di alamat
http://dwtkns.com/srtm/).
Berikut langkah yang diperlukan untuk membuat simbologi layer dengan tipe raster:
Tambahkan data raster yang telah tersedia di folder data latihan Anda dengan menggunakan tombol Add

Raster Layer .
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

File yang perlu Anda tambahkan adalah file dengan ekstensi *.tif, yaitu SRTM_58_14.tif
Anda akan menjumpai tampilan seperti berikut:

Pada data SRTM, nilai keabuan suatu piksel (sel data pada raster) menyatakan ketinggian tempat tersebut

dalam meter. Apabila Anda menggunakan tool Identity ( ), Anda akan dapat melihat bahwa warna yang
lebih terang menunjukkan nilai elevasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang berwarna gelap.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sekarang, kita akan melakukan simbologi raster lebih jauh. Klik kanan pada layer Anda kemudian pilih
Properties.

Perhatikan Tab Style, kemudian lihat pada dropdown menu Render Type. Anda akan melihat tampilan
sebagai berikut:

Terdapat empat pilihan pada bagian tersebut. Berikut penjelasannya masing-masing:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

i) Singleband Gray: layer Anda saat ini berada pada mode ini. Artinya, nilai pada raster
disimbolkan dengan tingkat keabuannya. Tingkat keabuan yang rendah (semakin terang warnanya)
menunjukkan nilai elevasi yang semakin tinggi, dan sebaliknya.

ii) Singleband Pseudocolor: Nilai raster akan dibagi menjadi beberapa kelas dengan warna
spektral. Anda bisa menggunakan pilihan ini untuk melihat perbedaan nilai ketinggian dengan
mudah

iii) Palleted: Nilai raster disimbolkan sebagai kelas-kelas warna yang mencolok - berguna untuk data
yang memiliki perbedaan nilai ketinggian yang tidak terlalu besar

iv) Multiband Color: Anda dapat menentukan sendiri jumlah kelas dan warna yang Anda inginkan
untuk nilai ketinggian tertentu.

Berikut adalah hasil warna untuk pilihan Singleband Pseudocolor

Kembali ke style properties, Anda dapat mengatur nilai Standard Deviation untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

dan berikut hasilnya:

Terlihat lebih baik bukan?

Anda dapat mencoba sendiri bagaimana pengaruh dari masing-masing opsi dan variasinya di menu
Properties-Style. Perhatikan bahwa style yang Anda pilih akan mempengaruhi persepsi pembaca peta Anda.

Anda juga dapat menyimpan atau memanggil style yang sudah dibuat sebelumnya dalam format
*.qml. Kembali ke style properties, klik pada tombol Load Style..
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Arahkan ke folder Color Scheme di latihan Anda dan pilih SRTM_58_14.qml. Anda akan mendapatkan
hasil seperti berikut:

B. Melakukan Georeferencing

Georeferencing merupakan sebuah fungsi dasar yang dimiliki oleh hampir semua perangkat lunak GIS.
Seringkali sumber untuk data spasial yang kita miliki berasal dari data yang belum memiliki definisi koordinat
pada sistem GIS (belum tergeoreference). Contohnya adalah peta hasil scan (semisal peta RBI/Rupabumi dan
yang lainnya). Apabila Anda memanggil suatu gambar atau peta yang belum tergeoreference ini ke dalam
perangkat lunak GIS, maka kemungkinan perangkat lunak tersebut akan menempatkan gambar ini ke dalam
koordinat asal (0, 0). Untuk memberikan koordinat dan sistem koordinat yang benar pada gambar tersebut,
Anda perlu melakukan proses Georeference. Georeferencing merupakan proses untuk mendefinisikan
koordinat dari suatu data yang belum terdefinisi sistem referensinya. Kita akan coba lakukan hal ini dengan
data yang ada pada folder latihan Anda, Dalam hal ini yang akan dilakukan adalah melakukan georeferencing
citra yang belum tereferensi dengan mengacu pada citra yang telah tereferensi.

Lakukan add data raster (citra) yang telah tergeoreferensing dengan menggunakan add raster layer

. Pilih data UGM_QB.jpg pada folder Raster Anda. Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini :
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik pada menu Raster > Georeferencer, atau klik ikon di toolbar Anda.

Klik pada ikon Open raster untuk membuka data raster Anda. Arahkan ke tempat Anda menyimpan
file Georeference UGM.jpg.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Setelah di pilih, kotak dialog coordinate refference system selector akan muncul. Pada kotak dialog ini
pilih sistem referensi yang sesuai dengan citra acuan yakni WGS84/UTM zone 49S.

Pada kotak dialog georeferencing. Gunakan ikon (add point) untuk menambahkan titik
referensi. Klik pada objek yang bisa diidentifikasi pada citra yang akan di georeference dan citra acuan
(seperti pojok bangunan, persimpangan jalan). Setelah titik tersebut ditandai kotak dialog Enter map
coordinate akan muncul. Pada kotak dialog tersebut pilih From Map Canvas.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada citra acuan pilih objek atau titik yang sama dengan titik yang akan di georeferencing. Setelah
dipilih maka nilai X dan Y pada kotak dialog Enter map coordinates akan terisi.

Setelah selesai menambahkan semua titik, Klik pada menu Settings > Transformation Settings,

Pilih Linear sebagai metode transformasinya. Kemudian ketikkan nama file raster yang sudah
tergeoreferensi. Apabila Anda hanya ingin membuat World File saja, centang Create World File
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik OK. Proses transformasi akan berlangsung dan peta Anda akan ditambahkan ke dalam kanvas
QGIS
BAB VIII

ANALISIS SPASIAL DENGAN QGIS

Analisis spasial adalah salah satu fungsi utama Sistem Informasi Geospasial. Pada bab ini akan dibahas
mengenai beberapa fungsi dasar analisis spasial pada QGIS. Bab ini dibagi menjadi dua pembahasan utama,
yaitu mengenai fungsi analisis data vektor dan fungsi analisis data raster di QGIS. Pada bagian akhir akan
diberikan contoh penggunaan analisis spasial di QGIS untuk menentukan lokasi pengungsian ideal dari bencana
erupsi gunung berapi.

A. Analisis Spasial dengan Data Vektor

Bagian ini akan membahas mengenai cara melakukan beberapa analisis spasial di QGIS. Penjelasan
mengenai analisis spasial telah Anda peroleh pada Bab II. Selanjutnya, pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai aplikasi masing-masing jenis analisis spasial pada QGIS, yaitu operasi query, operasi overlay, operasi
ketetanggaan, dan operasi jaringan.

Operasi Query

Operasi query secara umum merupakan operasi pencarian terhadap fitur dengan kriteria tertentu.
Berdasarkan kriterianya, operasi query dapat berupa query atribut maupun query spasial. Query atribut
melakukan pencarian data dengan kriteria masukan bersumber dari data atribut yang terdapat pada layer.
Data atribut ini misalnya nama jalan,jenis penggunaan lahan, nama sungai, nilai bangunan, dan lain-lain. Untuk
melakukan pencarian berdasarkan atribut, langkah yang dapat Anda lakukan sebagai berikut:
Buka Jendela QGIS Anda, masukkan layer yang akan dilakukan pencarian data kedalam proyek, dalam
latihan ini kita akan menggunakan layer jalan desa sirahan
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik fungsi select fitur using an expression ,maka akan muncul kotak dialog berikut

Pada bagian function list pilih fungsi yang akan digunakan sesuai kriteria yang diinginkan. Pada latihan ini
kita akan menerapkan kriteria pencarian jalan dengan tipe jalan desa. Pada function list pilih Field and
Values, dan klik kolom yang memuat data jalan, lalu klik load all unique values.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada expression isikan kriteria jalan seperti dibawah ini

Klik select, maka hasil dari query tersebut akan muncul sebagai seleksi yang disimbolkan berupa fitur yang
berwarna kuning pada map canvas
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada query spasial, kriteria pencarian akan melibatkan unsur informasi hubungan spasial yang dimiliki
fitur tersebut terhadap fitur lainnya. Beberapa bentuk analisis hubungan spasial yang ada di QGIS adalah
intersect (bertampalan), disjoint (tidak bertampalan), contains (memuat), within (di dalam), dll. Penerapan
query spasial pada QGIS dapat dilakukan dengan melalui langkah-langkah berikut:

Pada area kerja QGIS, masukkan data vektor yang akan dianalisis spasial. Pada latihan ini kita akan
menggunakan data vegetasi dan Batas_Desa.

Lakukan pemilihan atribut untuk layer vegetasi dengan kriteria pencarian guna lahan berupa tegalan.
Didapatkan hasil sebagai berikut
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Kemudian kita akan mencari layer batas desa yang berpotongan dengan layer vegetasi terpilih tersebut.
Buka menu VectorSpatial QuerySpatial Query

Muncul kotak dialog berikut:

Pada dropdown pertama, pilih layer input yang akan dilakukan query spasial, dalam hal ini adalah layer
batas desa. pada dropdown kedua, pilih hubungan spasial yang diinginkan. Pada dropdown ketiga pilih
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

layer target yang memiliki hubungan spasial dengan layer input. Klik apply, maka hasil yang akan Anda
dapatkan menjadi:

Hasil yang tampil pada layer desa

Operasi Overlay

Pada operasi overlay, dilakukan pula analisis hubungan spasial antara dua layer masukan. Yang
menjadi perbedaan dengan spatial query adalah hasil analisis bukan berupa seleksi terhadap fitur yang
memenuhi kriteria yang ditentukan, melainkan berupa sebuah layer baru yang memuat fitur yang sesuai
dengan kriteria yang telah telah ditentukan tersebut. Pada latihan berikut Anda akan melakukan operasi
overlay dengan data KRB_Merapi dan Batas_Desa. Kriteria yang diinginkan adalah wilayah KRB yang masuk
kedalam batas administrasi.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada area kerja QGIS, masukkan kedua data KRB_Merapi dan Batas_Desa seperti berikut dibawah ini:

Karena kriteria yang diinginkan adalah wilayah KRB yang berada di dalam wilayah administrasi kabupaten
sleman, maka hubungan spasial yang kita gunakan adalah intersect. Untuk melakukan operasi overlay,
buka menu Vectorgeoprocessing toolsintersect

Maka akan muncul kotak dialog berikut:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada input layer, masukkan layer KRB karena hasil yang diinginkan adalah wilayah KRB. Pada intersect
layer, isikan sesuai kriteria yaitu layer batas administrasi. Lalu isikan direktori penyimpanan hasil operasi
pada output shapefile. Klik OK, maka didapatkan hasil sebagai berikut

Operasi Ketetanggaan

Operasi ketetanggaan merupakan operasi analisis yang melibatkan area yang ada disekitar layer
masukan. Beberapa kasus yang melibatkan operasi ketetanggaan misalnya rumah mana saja yang berjarak
300m dari jalan, bangunan apa yang paling dekat dengan sungai, dll. Penerapan operasi ketetanggaan dalam
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

QGIS dapat diaplikasikan dalam fungsi buffer. Untuk melakukan buffer, langkah-langkah yang dapat Anda
lakukan adalah sebagai berikut:

Pada area kerja QGIS, masukkan data yang akan dilakukan analisis buffer. Pada latihan ini kita akan
menggunakan layer Jalan_Sirahan.

Untuk melakukan operasi buffer, klik menu VectorGeoprocessing ToolsBuffer

Maka akan muncul kotak dialog seperti berikut di bawah:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada Input vector layer, isikan dengan data layer yang akan dilakukan operasi buffer. Pada Buffer
distance isikan dengan jarak buffer dari jalan, pada latihan ini kita akan menggunakan buffer dengan
jarak 50m. Isikan direktori penyimpanan pada Output Shapefile. Klik OK maka hasil yang akan Anda
dapatkan sebagai berikut:

Operasi Road Graph

Aktifkan jendela plugin (plugins view) untuk shortest path. Klik kanan mouse Anda hingga muncul pilihan
menu plugins seperti gambar di bawah:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Centang/silang untuk shortest path. Maka akan muncul jendela plugin pada sisi sebelah kanan jendela
project Anda,seperti pada gambar berikut ini:

Sehingga tampilan jendela project Anda muncul seperti di bawah ini:

Lakukan pengaturan pada plugin tersebut, dengan cara klik Vector Road graph Settings
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tentukan satuan waktu (hour) dan satuan jarak (kilometer) yang akandigunakan sebagai ukuran jarak per
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jalurevakuasi.

Isikan topology tolerance dengan nilai 4, kemudian pada tab Transportation layer, isi kolom layer dan
direction field.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Toleransi terhadap kesalahan


ketepatan layer jalan dalam
perhitungan route lintasan

Layer yang akan dijadikan


referensi menentukan lintasan

Paramater yang digunakan untuk


menentukan arah,
Pilih - Always use default.

Selanjutnya klik Default settings, isikan direction dan speed.

Asumsi jalan yang akan dijadikan jalur merupakan


jalan dengan dua arah (two-way direction)

Asumsi kecepatan pengungsi dalam melewati jalur


menuju tempat evakuasi

Kemudian klik OK.


Selanjutnya, tampilkan layer data Anda. Untuk menentukan jalur tercepat berarti Anda membutuhkan
lapis data jalur evakuasi dan jalan desa.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Untuk memulai klik tanda plus pada kolom start, sehingga muncul kursor untuk
menentukan titik awal dari jalur yang akan Anda pilih sebagai jalurevakuasi pada saat terjadi bencana
banjir lahar.

Akan muncul titik dengan warna hijau seperti pada tampilan diatas.Koordinat titik tersebut telah terekam
pada kolom start sebelumnya
Kemudian tentukan lokasi yang akan menjadi tujuan evakuasi Anda. Klik tanda plus pada kolom stop

, akan muncul kursor untuk menentukan titik akhir dari jalur evakuasi yang
Anda rencanakan.
Titik akhir akan ditunjukan dengan titik berwarna merah.Koordinat titik tersebut secara otomatis akan
terekam pada kolom stop.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Setelah kolom start dan stop terisi, maka klik


Hasilnya adalah jarak dan waktu yang akan digunakan untuk menempuh jalur evakuasi tersebut.

Setelah Anda melakukan perhitungan, maka akan muncul hasil perhitungan dengan kriteria yang
sebelumnya dimasukkan.Dalam contoh ini, panjang lintasan yang dipilih sebagai jalur evakuasi tercepat
adalah 616,731 meter dengan waktu tempuh 0,0246692 jam atau XXX menit.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Jika ingin menyimpan jalur yang terpilih tadi, maka klik Export New temporary layer, klik OK.

Selanjutnyaakan muncul layer jalur yang ditentukan pada jendela layer list

Tantangan:
Lakukan hal yang sama untuk menentukan jalur evakuasi kelompok-kelompok pemukiman yang
lain. Setelah Anda memiliki beberapa jalur evakuasi, Anda dapat membandingkan rute mana yang
paling optimum untuk digunakan sebagai jalur evakuasi apabila terjadi bencana. Anda juga
dapat menambahkan keterangan lain pada analisis, seperti kecepatan maksimum yang dapat
ditempuh untuk melewati sebuah ruas jalan, dan seterusnya.

B. Analisis Spasial dengan Data Raster

Beberapa jenis raster tertentu memungkinkan Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih baik
mengenai terrain yang direpresentasikannya.Model Elevasi Digital (DEM) sangat berguna dalam hal ini. Dalam
pelajaran ini Anda akan menggunakan tool Terrain Analysis untuk mengetahui lebih lanjut tentang area studi
untuk pengembangan perumahan yang diusulkan dari sebelumnya.

Menghitung Hillshade

DEM yang Anda miliki dalam peta Anda sekarang menunjukkan elevasi dari terrain, tetapi DEM
tersebut masih terlihat sedikit abstrak.DEM mengandung semua informasi 3D tentang terrain yang Anda
butuhkan, tetapi DEM tersebut tidak tampak seperti obyek 3D.Untuk mendapatkan tampilan DEM yang lebih
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

baik, hal ini dapat dimungkinkan dengan menggunakan hillshade, yaitupenggunaan sinar dan bayangan data
raster yang menghasilkan gambar kenampakan 3D. Untuk bekerja dengan DEM, Anda harus menggunakan tool
analisis DEM (Terrain models) di QGIS.

Klik item menu RasterAnalysisDEM (Terrain models).

Pada kotak dialog yang akan muncul, pastikan bahwa Input file nya adalah layer DEM.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Atur Output file menjadi hillshade.tif pada direktori data_latihan/evakuasi_bencana.


Pilih kotak di sebelah Load into canvas when finished.
Anda boleh mengabaikan semua pilihan lain tanpa mengubahnya.
Klik OK untuk membentuk hillshade.
Ketika dialog memberitahu Anda bahwa prosesnya telah selesai, klik OK pada pesan untuk
mengabaikannya.
Klik Close pada kotak dialog DEM (Terrain models).
Sekarang Anda telah mempunyai layer baru yang bernama hillshade dengan tampilan seperti ini

Tampilannya terlihat bagus dan seolah menampilkan permukaan dalam tiga dimensi, tetapi apakah kita bisa
membuatnya lebih baik lagi? Tidak bisakah kita menggunakannya bersama-sama dengan data kita yang lain,
misalnya raster yang lebih berwarna-warni? Tentu saja kita bisa, dengan menggunakan hillshade sebagai
overlay.

Menggunakan Hillshade sebagai Overlay

Hillshade dapat memberikan informasi yang sangat berguna tentang sinar matahari pada waktu
tertentu dalam sehari.Tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan estetika, untuk membuat peta terlihat lebih
baik.Kuncinya adalah dengan mengatur hillshade agar lebih transparan.

Ubah simbologi dari DEM asli dengan menggunakan skema Pseudocolor.


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pilih tema warna pada color ramp, kemudian klik classify hingga muncul nilai-nilai interval pada value.
Klik OK.

Sembunyikan semua layer kecuali layer DEM dan layer hillshade.


Klik dan geser DEM ke bawah layer hillshade dalam Layers list. Control rendering order (di bawah daftar)
harus dipilih juga.
Atur layer hillshade menjadi transparan.
Buka Layer Properties dan klik pada tab Transparency.
Atur Global transparency menjadi to 50% :
Klik OK pada dialog Layer Properties. Anda akan mendapatkan hasil seperti ini:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Aktifkan dan nonaktifkan layer hillshade secara bergantian dalam Layers list untuk melihat perbedaan
yang dihasilkan.

Dengan menggunakan hillshade dengan cara ini, akan memungkinkan untuk meningkatkan topografi
dari bentang alam. Jika pengaruhnya tidak terlihat cukup kuat bagi Anda, Anda dapat mengubah transparansi
dari layer hillshade; tetapi tentu saja semakin terang hillshade, maka warna di belakangnya akan semakin
redup. Anda harus menemukan keseimbangan yang pas untuk Anda.

! Ingat untuk menyimpan peta Anda ketika telah selesai.

Untuk latihan selanjutnya, masukkan dataset raster DEM ke folder:


(data_latihan/raster/SRTM/srtm_59_14_clip.tif)
Simpan peta sebagai data_latihan/raster_analysis.qgs.

Menghitung Slope

Hal lain yang berguna untuk diketahui tentang terrain adalah seberapa curam sebuah terain. Jika Anda
ingin membangun rumah pada tanah di atas terain, maka Anda membutuhkan tanah yang relatif datar.Untuk
melakukannya, Anda perlu menggunakan mode Slope pada tool DEM (Terain models).

Buka tool seperti sebelumnya.


Pilih Mode pilih Slope:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Atur lokasi penyimpanan ke dalam folder data_latihan/evakuasi_bencana/slope.tif


Aktifkan kotak centang Load into canvas... .
Klik OK dan tutup dialog ketika proses telah selesai. Anda akan melihat raster baru yang dimuat ke dalam
peta Anda.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Dengan raster baru yang terpilih dalam Layers list, klik tombol Stretch Histogram to Full Dataset .
Sekarang Anda akan melihat slope dari terrain, dengan piksel yang berwarna hitam yang menggambarkan
terrain yang datar dan piksel berwarna putih menggambarkan terrain yang curam.

C. Contoh Kasus

Kita sudah belajar bagaimana bekerja dan menganalisis data vektor pada QGIS.Fungsi-fungsi analisis
tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam memecahkan suatu masalah. Pada
babini, kita akan mengulang kembali pelajaran tentang analisis vektor. Tujuan dari pelajaran ini adalah untuk
meninjau kembali beberapa fungsi pada geoprocessing tools yang sudah kita gunakan sebelumnya yaitu fungsi
Buffer, Intersect, Clip, Union, Dissolve dan juga hubungan spatial melalui Spatial Query: Contains, Equal,
Intersect, Is Disjoint, dan Within. Dari pelajaran ini, peserta diharapkan dapat lebih mengerti dan paham
tentang aplikasi dan kegunaan dari masing-masing beberapa fungsi pada menu Geoprocessing tools.

Melakukan tahapan awal dalam analisis penentuan lokasi

Tahapan awal yang akan kita lakukan adalah menentukan beberapa gambaran tentang apa yang akan
kita lakukan dalam pelajaran ini. Seperti training sebelumnya, kita harus menyelesaikan pertanyaan
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

berorientasi lokasi melalui tahapan sebagai berikut :


Menentukan masalah
Mendapatkan data
Menganalisis masalah
Menyajikan hasil
Mari kita memulai proses awal yaitu dengan menentukan suatu masalah yang mungkin bisa terjadi
pada suatu daerah. Kali ini kita mengambil contoh Desa Sirahan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang
merupakan salah satu desa yang terdampak bencana lahar pasca erupsi Merapi tahun 2010. Misalnya kita
adalah seorang pegawai dari BPBD yang akan menentukan suatu lokasi pengungsian. Untuk menentukan lokasi
pengungsian di lokasi bencana dibutuhkan beberapa kriteria dan Anda harus memberikan suatu usulan yang
terbaik sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan sendiri.
Adapun beberapa kriteria yang dapat kita tentukan untuk penentuan lokasi pengungsianini sebagai
berikut :
a. Bangunan / rumah yang akan dijadikan lokasi pengungsian berada di luar daerah terdampak
langsung.
b. Mempunyai akses langsung dengan Jalan Kabupaten atau Jalan Desa kurang lebih sejauh 20
meter dari lokasi pengungsian.
c. Merupakan bangunan yang mempunyai luas dengan ukuran lebih besar atau sama dengan
15x15 meter2.

Untuk memenuhi beberapa kriteria di atas, ada beberapa data yang harus kita miliki. Beberapa data
terkait dengan Desa Sirahan yang merupakan salah satu desa terdampak bencana lahar Merapi tahun 2010
sudah diupload di OpenStreetMap. Adapun data yang akan digunakan sebagaiberikut :
1. Data bangunan (rumah) yang ada di Desa Sirahan.
2. Data daerah yang terdampak langsung di Desa Sirahan.
3. Data jalan yang ada di Desa Sirahan beserta kelas jalannya.

Memulai Project

Mari kita memulai analisis vektor kita!

Buatlah sebuah project QGIS yang baru.


Tambahkan layer baru. Layer-layer tersebut dapat ditemukan di folder Desa Sirahan .
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tambahkan layer Bangunan_Sirahan, Jalan_Sirahan, area_terdampak_Sirahan, Batas_Desa_Sirahan,dan


Sungai_Sirahan
Apabila Anda sudah menambahkan data di atas pada Layer list Anda, maka hal selanjutnya yang akan kita
lakukan yaitu :

Simpan project Anda dengan nama analisis_vektor.qgs.


Buat folder baru dalam folder Data_Latihan dengan namaanalisis_vektor. Sekarang kita telah memperoleh
data, mari kita analisis data tersebut!

Kriteria I : Bangunan / rumah di luar daerah terdampak langsung.

Kriteria pertama yang harus kita penuhi adalah mencari rumah yang berada di luar daerah yang
terdampak langsung. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Klik menu Vector, kemudian SpatialQuery.
Masukkan layer Bangunan_Sirahan pada bagian Select source fiturs from.
Gunakan fungsiIs Disjoint. Pada Where the fitur masukkan area_terdampak_Sirahan
sebagaifiturreferensi.
Atur pilihan sebagai pilihan baru dan klik Apply.
Jendela Spatial Query Anda seharusnya tampak seperti ini:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Sekarang layer bangunan Anda akan terseleksi dan akan tampak seperti gambar di bawah ini :

Untuk analisis lebih lanjut, kita akan menjadikan layer ini sebagai layer yang terpisah.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik kanan pada layer Bangunan_Sirahan dan klik Save Selection As....
Klik tombol Browse yang terletak di samping kolom Save selection as di kotak dialog yang muncul.
Simpan dalam folder analisis_vektor dengan namaBangunan_Sirahan_terpilih.shp.

Centang kotak Add saved file to map pada kotak dialog Save vector layer as... .
Klik OK. Akan muncul pesan Export to vector file has been completed.
Klik OK sekali lagi
Hapus layer Bangunan_Sirahan dengan cara klik kanan pada layer kemudian klikremove.

Kriteria II : Bangunan / rumah mempunyai dengan akses langsung

Tahapan selanjutnya yang akan kita lakukan adalah memilih bangunan dengan akses langsung ke Jalan
Kabupaten atau Jalan Desa kurang lebih sejauh 20 meter. Terlebih dahulu kita pilih kelas jalan yang ada di Desa
Sirahan. Pada kriteria ditentukan bahwa kelas jalan yang akan kita pilih adalah Jalan Kabupaten atau Jalan
Desa. Untuk menyeleksi kelas jalan yang dibutuhkan, kita perlu melakukan query sebagai berikut :

Buatlah sebuah query untuk layer Jalan_Sirahan, klik kanan pada layer tersebut kemudian pilih filter.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Pada jendela query, klik pada fields tipe_jln, kemudian munculkan values yang ada dalam kolom tipe_jln
dengan mengklik classify . maka akan muncul jendela seperti gambar dibawah ini :

Ketikkan query "tipe_jln" = 'Jalan Desa' OR "tipe_jln" = 'Jalan Kabupaten' pada SQL where clause,
kemudian klik test. Maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :

Dari hasil query, didapatkan sebanyak 31 jalan yang merupakan jalan dengan kelas jalan kabupaten
atau kelas jalan desa. Silahkan cocokkan hasil Anda!
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Membuat Buffer

Sekarang Anda sudah mendapatkan Jalan sesuai kelas jalan yang diminta, tahap berikutnya adalah
dengan melakukan proses buffering (membuat daerah penyanggga) pada jalan yang sudah terpilih.
Pastikan bahwa Anda memilih layer Jalan_Sirahan pada layer list, kemudian Klik tool Vector
Geoprocessing tools Buffer(s):

Lakukan pengaturan berikut:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Simpan layer yang dihasilkan di dalam folder analisis_vektor simpan sebagai


Jalan_Sirahan_buffer_20m.shp. Kemudian klik OK sehingga QGIS akan membuat buffer. Anda akan
memperoleh hasil seperti gambar berikut :

Pada tampilan yang sudah Anda buat, Anda akan melihat bahwa jalan desa dan jalan kabupaten yang
ada telah memiliki daerah buffer sejauh 20 meter. Hal ini sesuai dengan kriteria yang kita tentukan bahwa
lokasi tersebut harus berada kurang lebih sejauh 20 meter dari jalan. Akan tetapi pada tahap ini, kita belum
mengetahui bangunan mana saja yang masuk dalam area buffer jalan 20 meter, oleh karena itu kita harus
melakukan proses spatial query kembali.

Untuk melakukan hal tersebut, Klik menu Vector, kemudian Spatial Query.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Kemudian klik Apply. Maka akan muncul hasil sebagai berikut, cocokkan kembali dengan hasil Anda.

Klik kanan pada layer Bangunan_Sirahan_Terpilih kemudian klik save selection as . Simpan dalam
folder analisis_vektor dengan namaBangunan_Sirahan_buffer_20m.

Kriteria III: Bangunan dengan luas sama atau lebih dari 15x15 meter2.

Tahapan berikutnya merupakan tahapan akhir yang akan kita gunakan untuk menyelesaikan kriteria
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

yang ketiga. Pada tahapan ini, kita harus mencari bangunan yang memiliki luas lebih besar atau sama dengan
15x15 meter2. Dengan luas bangunan tersebut diharapkan dapat menjadi lokasi pengungsian bagi warga Desa
Sirahan yang terkena dampak bencana.Sebelumnya kita harus mencari terlebih dahulu luas untuk masing-
masing bangunan.

Buka tabel atribut untuk Bangunan_Sirahan_buffer_20m. Pilih mode edit, kemudian klik field calculator
dan lakukan pengaturan berikut:

Klik OK, maka pada kolom luas yang sudah Anda buat, akanterisi luas dari masing-masing bangunan.
Kemudian simpan hasil edit Anda.
Lakukan query pada Bangunan_Sirahan_20m untuk mencari luas bangunan yang memiliki luas lebih besar
atau sama dengan 15x15 m2. Ketik pada SQL where clause:
"Luas" >= 225
Klik test, maka akan muncul jendela hasil seperti di bawah ini :
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Dari hasil keseluruhan analisis vektor diperoleh satu bangunan yang sesuai dengan kriteria-kriteria di atas.
Simpan hasil dalam folder analisis_vektor dengan nama Lokasi_Pengungsian.

Apabila Anda melakukan semua proses di atas dengan benar, maka Anda akan memperoleh hasil tempat
pengungsian di posisi ini:

Bangunan tersebut di dunia nyata adalah sebuah puskesmas yang memang difungsikan sebagai tempat
pengungsian. Bandingkan dengan hasil Anda, Jika hasil Anda tidak sama atau hasil analisis Anda menunjukkan
ada lebih dari satu bangunan yang dijadikan tempat pengungsian, artinya masih ada kesalahan pada analisis
Anda. Silahkan diperiksa kembali langkah-langkah yang sudah dilakukan.

Tantangan untuk Anda:


Buatlah skenario pencarian lokasi pengungsian untuk gunung Merapi dengan kriteria :
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Berada di luar wilayah kawasan rawan


Berada pada radius 3 km dari fasilitas kesehatan yang berada di kecamatan Cangkringan
Permukiman memiliki luas antara 10.000 - 20.000 m2
Berada pada radius 250 m dari jalan yang mudah diakses.
BAB IX

LAYOUT PETA MENGGUNAKAN MAP


COMPOSER

Peta Anda merupakan sarana untuk mengkomunikasikan informasi serta ide dan gagasan Anda kepada
para pembaca peta. Anda menggunakan simbologi untuk menyampaikan isi dari data Anda sehingga mudah
ditangkap dan dipahami oleh pembaca peta. Dengan layouting, Anda melangkah lebih lanjut Anda akan
menyajikan peta Anda sehingga menjadi sarana informasi yang komunikatif.
Apapun yang nantinya Anda gunakan sebagai media peta Anda entah dengan mencetak peta atau
menggunakan internet Anda tetap harus memperhatikan bagaimana Anda mengkomposisikan unsur-unsur
peta Anda pada sebuah sajian layout. Disini akan kita bahas mengenai penyajian peta pada media kertas (peta
yang dicetak) atau dengan kata lain membuat peta Anda berupa peta statik. Dengan menggunakan media
visual atau internet, Anda dapat berbuat lebih banyak. Peta Anda dapat Anda buat menjadi lebih interaktif
sehingga lebih memudahkan pengguna untuk memperoleh informasi yang kita inginkan. Tapi kita tidak akan
membahas sampai sejauh itu di sini.

A. Antarmuka Map Composer Pada QGIS

Map Composer merupakan perangkat pada QGIS berisi fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan cetak-mencetak peta. Dengan menggunakan Map Composer, Anda dapat membuat sendiri tampilan
peta Anda sesuai yang Anda inginkan. Anda juga bisa menambahkan arah utara, legenda peta, skala, dan lain
sebagainya. Berikut ini Anda akan berkenalan dengan antarmuka Map Composer pada QGIS serta belajar
menggunakan beberapa fungsi dasar pada Map Composer.
Anda dapat memulai Map Composer dengan menggunakan kedua tombol berikut pada toolbar QGIS:

Kedua tombol tersebut memiliki fungsi yang serupa. Tombol New Print Composer berfungsi untuk
membuat sebuah halaman Print Composer yang baru. Tombol Composer Manager berguna untuk
mengatur Map Composer yang sudah dibuat, seperti merubah nama, menambah composer baru, atau
menghapus composer yang sudah dibuat.

Anda dapat menggunakan tombol CTRL+P pada jendela QGIS untuk memanggil composer baru
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Perlu diingat, Map Composer digunakan seiring dengan simbologi layer. Untuk membuat sebuah peta
yang indah, Anda perlu menggabungkan pengaturan simbologi layer dengan pengaturan composer yang baik.
Agar lebih jelas, mari kita kerjakan latihan berikut.

Tambahkan beberapa data ke QGIS dan buka Map Composer dengan cara yang telah dijelaskan.
Berikan judul pada Map Composer Anda (misalnya Peta Sleman)
Simpan project Anda dengan nama analisis_vektor.qgs.

Anda akan menjumpai tampilan sebagai berikut:

Berikut tombol pada toolbar yang akan sering Anda gunakan:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Penjelasannya tombol-tombol tersebut mulai dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut:
a. Add New Map, adalah ikon untuk menambahkan data peta yang akan diatur layoutnya. Tampilan
ini sesuai dengan tampilan pekerjaan pada QGIS saat tombol ini di klik. Perlu diperhatikan, tampilan yang ada
tidak akan meng-update sendiri ketika kita mengubah tampilan pekerjaan kita di QGIS. Kita akan melihat
kegunaannya nanti.
b. Add Image, adalah ikon untuk menambahkan gambar. Anda dapat menambahkan logo institusi
Anda, atau sekedar tampilan gambar dari lokasi tertentu.Anda juga dapat menambahkan arah utara peta
dengan tombol ini.
c. Add New Label, adalah ikon untuk menambahkan tulisan seperti judul peta atau keterangan
lainnya.
d. Add New Legend, adalah ikon untuk menambahkan legenda pada peta. Legenda yang
ditampilkan disesuaikan dengan layer yang aktif pada jendela pekerjaan Anda di QGIS.
e. Add New Scalebar, adalah ikon untuk menambahkan simbol/tulisan skala pada tampilan peta.
f. Add Ellipse, untuk menambahkan bentuk kotak, elips, atau segitiga yang mendukung tampilan
peta. Misalnya penggunaan bentuk kotak untuk menAndai wilayah yang dipetakan pada inset peta.
g. Add Arrow, panah ini dapat Anda gunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menunjuk
lokasi tertentu pada peta, menyatakan inset, menyatakan arah mata angin dan lain sebagainya.
h. Add Attribute Table,Menambahkan tabel dari data atribut pada layer yang ada di QGIS
i. Add HTML Frame,Tombol ini memiliki banyak kegunaan, diantaranya menambahkan halaman
HTML Anda sendiri. Anda juga dapat menambahkan halaman HTML dari sumber lain, misalnya Wikipedia.

Tombol lain yang juga sering Anda gunakan adalah tombol ini:

Berikut penjelasannya:

a. Pan Composer, untuk menggeser tampilan Composer


b. Zoom, untuk memperbesar tampilan Composer
c. Select/Move Item, untuk memilih atau memindahkan peta pada Composer.
d. Move Item Content, untuk memindahkan isi dari Map (muka peta) Anda. Anda dapat
menggunakan tombol ini untuk menggeser tampilan peta dan melakukan zoom in atau zoom out pada peta
Anda, seolah-olah Anda sedang bekerja pada kanvas QGIS.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Dibawah ini adalah langkah-langkahpembuatan peta sederhana dengan menggunakan tool tool pada
jendela map composer. Anda dapat membuat peta sesuai dengan kreatifitas Anda sendiri, dengan langkah-
langkah berikut sebagai contohnya.

Data berikut yang akan kami gunakan untuk layouting:

Selanjutnya, kita akan langsung mulai membuat layout. Klik pada menu FileNew print composer
Lakukan pengaturan pada ukuran peta menggunakan menu Composition seperti pada gambar:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Klik tombol (Add New Map) untuk membuat peta baru. Klik dan seret (Drag and Drop) pada muka
Composer sesuai dengan ukuran muka peta yang Anda inginkan.

Anda akan mendapatkan tampilan berikut:

Setelah mendapatkan ukuran yang tepat untuk muka peta Anda, atur skala peta Anda pada bagian Item
Properties. Gunakan nilai skala yang bulat untuk peta Anda. Apabila peta Anda bergeser, gunakan

tombol (Move item content) untuk menyesuaikan posisi peta Anda seperti yang Anda inginkan.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tambahkan komponen peta yang lain, seperti legenda, skala, judul peta, arah utara, dan seterusnya
Apabila Anda mengalami permasalahan pada saat menambahkan skala peta, pertama-tama pastikan
bahwa Anda telah mengaktifkan On the fly projection dengan sistem koordinat terproyeksi yang benar
(misalnya untuk data ini adalah UTM Zona 49S).

Selanjutnya, Anda perlu memastikan bahwa cakupan dari muka peta pada map composer telah sesuai
dengan cakupan pada jendela kerja QGIS. Aktifkan muka peta dengan mengkliknya menggunakan ikon

.
Pada bagian Extent (lihat gambar), klik tombol Set to map canvas Extent. Nilai koordinat yang tadinya
masih dalam derajat akan berubah menjadi satuan meter
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tambahkan skala dengan menggunakan tombol (Add New Scalebar)


Klik pada Scalebar tersebut untuk melakukan pengaturan:
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Selanjutnya, Anda dapat membuat grid untuk peta Anda. Aktifkan lagi muka peta Anda dan klik pada menu
Grid. Masukkan jarak sebenarnya (jarak di lapangan) untuk digambar pada peta Anda.

! Apabila Anda ingin menampilkan grid, sebaiknya gunakan Sistem Koordinat Terproyeksi (seperti
UTM) agar Anda memiliki persepsi jarak yang lebih baik dalam menentukan spasi antar grid

B. Membuat Inset Peta

Selanjutnya, peta Anda akan tampak lebih informatif apabila Anda menambahkan sebuah overview
(inset) pada peta Anda. Pertama-tama, kembali ke tampilan QGIS Anda
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Untuk contoh ini, kita akan menambahkan inset berupa posisi daerah yang kita petakan pada peta
Indonesia.
Tambahkan layer peta Indonesia.shpdari latihan Sistem Koordinat, perbesar pada pulau Jawa hingga anda
mendapatkan tampilan berikut:

Kembali ke map composer, buat sebuah item peta baru di kanvas Andadengan menggunakan (Add
new map). Sehingga muncul peta muka peta inset.

Dalam keadaan item peta baru ini masih terpilih, klik pada menu Item Properties > Overview. Pilih Map 0
sebagai Overview Frame.
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Tampilan anda akan terlihat seperti ini:


PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

Anda dapat menambahkan komponen peta lain agar tampilan peta anda tampak lebih baik.

Sebagai latihan, buatlah tampilan peta sebaik mungkin dengan menggunakan data yang ada dan
komposisi Map Composer yang baik

C. Menyimpan Peta

Terakhir, Anda dapat menyimpan peta yang Anda buat sehingga dapat dicetak atau disimpan dalam
bentuk dokumen PDF. Untuk keperluan itu, anda dapat menggunakan menu yang tersedia pada menu
Composer seperti pada gambar:

Menu-menu tersebut berguna untuk menyimpan dan memuat peta Anda. Berikut penjelasan
beberapa fungsi yang berguna:
a. Save Project. Menyimpan proyek Anda. Tombol ini memiliki fungsi yang sama dengan Save
Project di jendela utama QGIS
b. Save as template. Anda dapat menyimpan pengaturan pada jendela Composer (posisi
PPIDS Universitas Gadjah Mada Pelatihan QGIS Dasar
http:// ppids.ft.ugm.ac.id

frame, jenis grid, skala, dan lain sebagainya) untuk dapat digunakan pada peta lain dengan
format yang sama.
c. Load from template. Berguna untuk memanggil template yang sudah disimpan
d. Export as Image. Berguna untuk menyimpan tampilan peta dalam bentuk Image (gambar)
seperti format JPG, BMP, dan lain sebagainya
e. Export as PDF. Menyimpan dalam format PDF. Format ini berguna untuk menyimpan peta
yang akan dicetak karena Anda dapat mengatur resolusinya dengan lebih mudah.
f. Export as SVG. Menyimpan dalam format SVG. Anda dapat menggunakannya untuk
ditampilkan pada Web atau dicetak.

Anda mungkin juga menyukai