Gambar 1
Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat keras komputer
beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti bahwa kita sudah memiliki SIG
apabila data geografis dan sumberdaya manusia yang mengoperasikannya belum ada.
Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah alat yang
mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk
memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam
keberhasilan sistem SIG.
1.2 Komponen SIG
Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi 4 komponen, yaitu Haerdware,
Software, User dan Data.
Hardware / Perangkat Keras
Hardware SIG teridiri dari komputer, GPS, Printer, Plotter, dan lainlain. Dimana
perangkat keras ini berfungsi sebagai media dalam pengolahan/pengerjaan SIG. Mulai
dari tahap pengambilan data hingga ke produk akhir baik itu peta cetak, CD, dan lainlain. SIG mendahulukan hardware atau perangkat komputer yang memiliki spesifikasi
lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan
software-software SIG, seperti kapasitas Hard-disk, Prosesor serta VGA card.
Software/ Perangkat Lunak
Software SIG merupakan sekumpulan program applikasi yang dapat
memudahkan kita dalam melakukan berbagai macam pengolahan data, penyimpanan,
editing, hingga Layout, ataupun analisis Keruangan.
Brainware/ Sumber Daya Manusia
Brainware atau dalam istilah indonesia disebut sebagai sumbedaya manusia
merupakan manusia yang mengoprasikan Hardware dan Software untuk mengolah
berbagai macam data keruangan (data spasial) untuk suatu tujuan tertentu. Brainware
sendiri dapat berupa Teknisi, analis dan manager.
Data
Data dan Informasi spasial atau keruangan merupakan bahan dasar dalam SIG.
Data ataupun realitas di dunia/alam akan diolah menjadi suatu informasi yang
terangkum dalam suatu sistem berbasis keruangan dengan tujuan-tujuan tertentu.
Melalui perpaduan komponen-komponen yang dimilikinya, SIG mampu
menghubungkan berbagai informasi atau data tertentu pada suatu titik ataupun
wilayah di bumi, yang kemudian menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Sehingga pertanyaan mengenai lokasi, kondisi, tren dan pola
yang terjadi di atas permukaan bumi dapat terjawab oleh SIG. Atas informasi-informasi
tersebut, dapat digunakan untuk membangun model dalam memprediksi keadaan di
masa yang akan datang, bahkan dapat memperkirakan kejadian-kejadian di masa lalu
yang berbasis geografis. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem
informasi lainnya.
Gambar 2
Data Vektor
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh
satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya
ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya.
Gambar 3
Data Raster
Gambar 4
Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG
karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di
ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis
citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan
dalam format raster.
Data hasil pengukuran lapangan.
Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber
data atribut.
Data GPS.
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
1.6 Sistem Pemasukan Data
Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik memasukkan data spasial dari
sumber-sumber di atas ke dalam SIG,antara lain:
Digitasi
Kita akan membahas proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan
mempergunakan meja digitasi. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur
spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasikan data
yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi. Dan untuk proses
digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Dalam mempelajari
digitasi, kita menggunakan perangkat lunak ArcGis. Prosedur dan tata cara
pengerjaannya akan diberikan secara detail dengan maksud untuk memberikan garis
besar dari konsep GIS dan melatih cara mendigitasi peta dengan menggunakan ArcGis.
Penggunaan GPS
GPS, singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global), adalah
suatu jaringan satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan
frekuensi yang sangat rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal ini,
dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak boleh terhalang, sehingga biasanya
alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang
sangat teliti dan memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu.
Operasi dari seluruh satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal
yang sama. Alat penerima GPS akan bekerja jika ia menerima sinyal dari sedikitnya 4
buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa dihitung. Pada saat ini
sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan dilengkapi dengan
beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada ketinggian sekitar
11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di
bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit dengan teliti.
Gambar 5
Gambar 6
Sektor inilah yang paling giat dalam menggunakan teknologi SIG, dimana hal ini sangat
memudahkan para perencana dalam mengelola data dan informasi yang sedemikian
banyak dan berseri. Sehingga membantu mereka dalam mengefisienkan biaya, waktu
dan tenaga serta memudahkan dalam mengambilk kebijakan-kebijakan yang efektif
untuk diterapkan di lingkungan atau daerah perencanaannya. Umumnya mereka
menggunakan tenolgi sig untuk membuat peta-peta kondisi eksisting, kemudian petapeta kesesuaian lahan baik untuk pertanian, penempatan fasilitas tertentu, industri,
ataupun perencanaan jaringan jalan.
Bidang Fisika
Pada bidang Fisikan, SIG memungkinkan untuk memetakan secara spasial sifat-sifat
fisika suatu daerah seperti kelistrikan, kemagnetan dan sebagainya. SIG dapat
diaplikasikan dalam bidang fisika seperti geofisika, geolistrik, geomagnet dan
sebagainya.
Gambar 7
Peta Topografi
Gambar 8
Gambar 9
Starting Dekstop
ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk membuat
(create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, , menganalisis,
composing dan publishing peta.
ArcToolbox
Terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools/perangkat dalam
melakukan berbagai macam analisis keruangan.
ArcGlobe
Aplikasi ini berfungsi untuk menampilkan peta-peta secara 3D ke dalam bola dunia
dan dapat dihubungkan langsung dengan internet.
ArcScene
Aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan peta-peta ke dalam
bentuk 3D.
2.2 ArcCatalog
ArcCatalog merupakan sebuah fasilitas untuk mengatur data dalam
jumlah besar yang disimpan tersebar dalam folder data GIS. Tampilan (views)
data di dalam ArcCatalog sangat membantu Pengguna untuk secara cepat
mencari data yang Pengguna perlukan walaupun tersimpan dalam sebuah file,
personal geodatabase dan ArcSDE geodatabase dalam jaringan RDBMS.
Dalam ArcCatalog pengguna dapat mengatur/mengelola
folder
dan
file-file data
ketika membuat project database di dalam computer.
Pengguna juga dapat membuat personal geodatabase pada komputer dan
membuat atau mengimport feature class dan tabel. Dengan ArcCatalog
pengguna juga dapat membuat, menampilkan dan merevisi metadata,
mendokumentasikan dataset dan juga project yang telah dibuat.
Aplikasi ArcCatalog membantu mengorganisasikan dan memanajemen (import,
export, create, rename, dll) semua informasi geografi, seperti peta, globe, dataset,
model, metadata, dan service. ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara
lain untuk menampilkan (preview), membuat dokumen dan mengatur data
geografis serta membuat geodatabase untuk menyimpan data spasial dan
tabular.
Menjalankan ArcCatalog
Dalam menjalankan ArcCatalog anda dapat mengklik ikon
yang tersedia pada list
program folder ArcGIS, pada Start Menu dapat dilakukan dengan :
1. Klik Icon Start
2. Pilih All Program
3. Pilih ArcGIS
4. Pilih ArcCatalog 10.2.2
5. Pilih ArcMap 10.2.2
Gambar 10
Komponen ArcCatalog
Beberapa komponen di dalam ArcCatalog adalah sebagai berikut:
1
5
3
Gambar 11
Komponen ArcCatalog
Menu bar (1): merupakan sekumpulan perintah aplikasi yang difungsikan dengan
melakukan klik mouse pada menu utama dan sub menu.
Toolbar (2): kumpulan tombol (button) yang berisi fungsi-fungsi GIS yang disajikan
dalam bentuk ikon. Toolbar difungsikan dengan cara klik mouse pada ikon yang
selanjutnya akan memunculkan jendela fungsi GIS.
Catalog Tree (3): katalog data, berupa alamat dan susunan letak (direktori) data yang
terkandung di dalam komputer (mirip dengan fungsi Windows Explorer). Alamat dapat
berupa drive dan folder, koneksi database, koneksi server GIS, dan lain-lain.
Layar tampilan (4, 5): kolom ini terbagi tiga, yaitu Content untuk menampilkan file-file
yang ada dalam suatu directory, Preview untuk menampilkan data/informasi yang ada
10
pada file-file peta yang dipilih atau untuk menampilkan gambar peta dari file tersebut,
serta Metadata yang berfungsi untuk menampilkan metadata atau keterangan
tambahan suatu file atau project.
Menampilkan Data
1. Arahkan kursor pada Catalog Tree 2. Kemudian memilih lokasi folder data.
dan klik lokasi (folder) dimana data
Select folder, kemudian klik OK. Cara
tersebut disimpan. Pemanggilan data
ini
memudahkan
kita
untuk
(lokasi folder) dapat juga dilakukan
menemukan lokasi folder data secara
langsung tersedia pada Catalog Tree
dengan mengklik ikon
Connect to
Folder pada Toolbar,
Gambar 12
Connect to Folder
Gambar 13
Catalog Tree
3. Buka folder VEKTOR, kemudian pilih 4. Klik Preview pada layar tampilan
file yang tersedia.
untuk melihat/menampilkan file.
Gambar 14
Gambar 15
Preview shp
11
Gambar 16
Tampilan Tabel
Gambar 17
Description Shp
2.3 ArcMap
Secara umum, ArcMap merupakan software yang berfungsi untuk membantu
kita dalam membuat peta, mengedit data, dan menampilkan hasil analisis. Tampilan
utama software ini cukup sederhana, yang hanya terbagi atas tiga komponen utama,
yakni :ArcMap adalah salah satu sub bagian dari kesatuan software ArcGIS Desktop
yang memiliki banyak fungsi, mulai membuat, mengedit, menampilkan, melakukan
query dan analisis spasial hingga menghasilkan informasi spasial, baik dalam bentuk
peta maupun dalam bentuk report dalam bentuk tabel.Pengenalan ArcMap pada
bagian ini lebih ditujukan untuk menampilkan hal-hal dasar yang berkaitan erat dengan
proses editing. Referensi lanjut tentang dasar-dasar penggunaan Arcmap dapat anda
lihat pada daftar referensi di bagian akhir manual ini.
Struktur Data
Project
Project merupakanrekamanrangkaiankegiatanmulaidari proses input
hingga layout data. DalamArcMap, project akandisimpandalam format
MXD.
ESRI Shapefile
Shapefile merupakan komponen file utama software ArcGIS. Dimana shapefile adalah
sebuah system penyimpanan data vektor, dimana umumnya mengacu pada kumpulan
file yang terdiri atas:
File Utama
*.shp (shape format) merupakan penyimpan vektor geometris.
*.shx (shape index) merupakan file yang menyimpan indeks dari vektor geometris
yang ada pada shp.
*.dbf (atribut format) merupakan file yang menyimpan data-data/ informasi dalam
bentuk tabular (kolom) dari masing-masing shape dalam bentuk dBase III/IV.
File Tambahan
12
Raster File
Tampilan file raster jika dilihat baik menggunakan ArcCatalog maupun ArcMap
Tabular File
Tampilan file tabular atau format tabel MS.Excel (ver. 2003 & 2007) baik menggunakan
ArcCatalog maupun ArcMap
CAD File
File CAD (read-only) baik format dwg ataupun dxf juga dapat ditampilkan langsung baik
oleh ArcMap maupun ArcCatalog.
COVERAGE
Coverage merupakan sebuah model penyimpanan data vektor yang memiliki
georeferensi dan attribute; format data ARC/INFO
13
Menjalankan ArcMap
Untuk menjalankan ArcMap anda
dapat
melakukannya
dengan
mengklik ikon ArcMap yang
terdapat pada komputer anda.
Salah satu caranya adalah sebagai
berikut.
1. Klik ikon Startpada
Windows taskbar
2. Pilih Programs
3. Pilih ArcGIS
4. pilih ikon
ArcMap
Gambar 18
Membuka ArcMap
Gambar 19
Gambar 20
Blank ArcMap
14
Komponen ArcMap
2
3
5
4
Gambar 21
Komponen ArcMap
15
Untuk menampilkan/menyembunyikan TOC, pada menu bar klik menu window> Table
Of Contents. TOC memiliki 3 mode tampilan (untuk ArcGIS 9.0), yaitu:
1. Mode Display, merupakan mode standar dan paling sering digunakan.
2. Mode Source, digunakan untuk melihat sumber data spasial yang ditampilkan
3. Mode Selection, digunakan untuk menentukan layer yang dapat dipilih dengan
menggunakan selection tool.
Untuk menampilkan/menyembunyikan TOC, pada menu bar klik menu Window
> Table Of Contents
[5] Map View, merupakan tampilan data yang tersedia pada TOC.
Pengenalan Toolbar
Toolbar adalah kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar
memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi
tertentu. Sebagaimana layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep
user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan, dikustomasi sesuai
keinginan kita dll. Berikut ini adalah toolbar-toolbar yang umum dipergunakan dalam
operasi editing ArcMap.
Gambar 22
Toolbar Standard
Toolbar ini adalah toolbar yang memiliki tool-tool standar yang sangat sering
digunakan dalam hampir semua operasi di ArcMap.
ArcToolbox
Open
Copy
Delete
Redo
New Document
Save
Cut
Paste
Undo
Map Scale
Editor Toolbar
What This?
Command
Line
ArcCatalog
Model
Builder
Toolbar Tools
Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang ditampilkan.
16
Toolbar Editor
Toolbar ini digunakan digunakan pada saat pengeditan data. Pengenalan lebih lanjut
tentang toolbar ini akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
Toolbar Annotation
Toolbar ini digunakan untuk mengedit annotasi yang berada dalam geodatabase.
Toolbar Topology
Toolbar ini digunakan untuk memastikan konsistensi topologi fitur karena memiliki
kemampuan untuk mendeteksi kesalahan topologi sekaligus menawarkan solusi
perbaikannya.
Mengaktifkan Toolbar
Toolbar dapat diaktifkan dengan beberapa cara:
Klik kanan pada toolbar area kemudian klik pada nama toolbar yang diinginkan.
Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang ditampilkan.
17
Untuk mengaktifkan toolbar lainnya, klik kanan pada bagian toolbar kemudian
pilih toolbar yang diinginkan (tergantung kebutuhan analisis). Penentuan letak/posisi
tergantung pada kenyamanan anda untuk menggunakannya.
Klikkanan
Gambar 23
Mengaktifkan Toolbar
18
Untuk menghilangkan toolbar, lakukan langkah diatas kembali dengan memilih nama
toolbar yang nampak.
Mengkustomasi Toolbar
Pada prinsipnya kustomasi toolbar dilakukan agar lingkungan kerja
memudahkan akses terhadap tool-tool yang sesuai dengan kebutuhan kerja kita.
Aktifitas yang termasuk dalam bagian ini antara lain:
Mengatur Posisi toolbar sedemikian rupa sehingga memudahkan kita dalam
bekerja.
Membuat toolbar sendiri yang diperlukan
Menambahkan/menghilangkan tool-tool pada toolbar
Kustomasi Toolbar dapat dilakukan dengan cara:
Klik kanan pada Toolbar Area, kemudian klik Customize pada bahagian paling
bawah dari daftar toolbar yang muncul sehingga kotak dialog Customize terlihat.
Gambar 24
Jendela Customize
Untuk membuat toolbar baru klik pada Tombol New sehingga terlihat kotak dialog
New Toolbar, Isilah Nama Toolbar kemudian. Klik Oke sehingga terlihat toolbar baru
yang siap untuk diisi dengan tool-tool yang diinginkan.
19
Gambar 25
Gambar 26
20
Gambar 27
dari
(3) Dari kotak dialog Add Data, pilihlah data yang akan dimasukkan kemudian klik
tombol Add. Pemilihan beberapa data dapat dilakukan dengan mengklik data sambil
menahan tombol kontrol (Ctrl) pada keyboard.
21
Gambar 28
Data yang terpilih kemudian ditampilkan dalam ArcMap. Secara logis ArcMap
menambahkan data dengan hirarki berdasarkan urutan pemilihan dalam kotak dialog
Add Data.
Melalui Catalog
1. Arahkan kursor pada catalog tree dan klik lokasi (folder) dimana data tersebut
disimpan. pemanggilan data (lokasi folder) dapat juga dilakukan dengan
mengklik ikon connect to folder pada toolbar, kemudian memilih lokasi folder
data.
2. Select folder, kemudian klik ok. Pilih file atau data yang akan dibuka.
3. Klik dan arahkan file ke dalam Table of Content (TOC) atau pada Map View.
Cara ini memudahkan kita untuk menemukan lokasi folder data secara langsung
tersedia pada catalog tree.
22
Gambar 29
Catalog Tree
Gambar 30
Simbolisasi Data
Simbolisasi data merupakan langkah pengaturan pada suatu data shapefile
dengan mendefinisikan tammpilan fitur. Simbolisasi sering digunakan untuk
membedakan polygon-polygon pada shp yang dibuat melalui pengaturan warna. Hal
ini bertujuan memperlihatkan informasi yang terkandung dalam data secara jelas.
Caranya adalah dengan melakukan
23
Gambar 31
Gambar 32
Jendela Properties
3. Selanjutnya
klik
metode
penampilan data
yang
diinginkan
pada
kotak
pemilihan Show
Gambar 33
Tab Symbologi
24
4. Pilihlah field
attribut data yang
dijadikan acuan
5. Klik Add All
Valueuntuk
menambahkan nilai
sekaligus atau Add
Value untuk
menambahkan nilai
satu persatu.
Gambar 34
6. Kemudian akan
muncul tampilan
pembagian warna
standar
berdasarkan value
fieldyang telah
dipilih
7. Lakukan perubahan
warna dengan
melakukan klik
ganda pada ikon
warna di depan
nilai data atau
ditentukan secara
otomatis
menggunakan
Color Ramp.
Gambar 35
Pemilihan Warna
25
8. Klik OK untuk
menutup kotak
dialog.
Gambar 36
9. Layer selanjutnya
tergambar
(baik
pada TOC maupun
pada Map View)
sesuai
dengan
simbol
yang
ditentukan.
Gambar 37
Hasil Symbologi
Labeling
Untuk dapat menampilkan label yang ada pada layer, klik kananpada layer yang ingin
ditampilkan, kemudian pilih Propertiesseperti pada cara sebelumnya :
(1) Pada kotak dialog layer
properties, klik tab Labels
Gambar 38
26
Gambar 39
Gambar 40
sesuai
Gambar 41
27
menutup
Gambar 42
28
yang digunakan adalah degree (derajat atau ). Satuan derajat ini dilambangkan
dengan satuan decimal degree, DMS (degree minute second) dan DM (Degree minute
decimals). Sebagai contoh:
0
29
koordinat cartesian, yang memiliki 4 zone utama yaitu zone timur utara (North East)
dengan koordinat (x,y) berupa nilai (+,+), zone timur selatan (South East) sebagai (+,-),
zone barat selatan (South Western) dengan (-.-) dan zone barat utara (North Western)
(-,+).
Berikut adalah contoh penerapan proyeksi longlat untuk negara-negara di seluruh
dunia.
Proyeksi tersebut walaupun berlaku global tetapi karena bentuk bumi yang
cenderung elips menyebabkan adanya perbedaan jarak antar garis meridian dan
paralel di setiap belahan bumi. Sebagai contoh satu derajat jarak antar garis merdian di
daerah khatulistiwa sama dengan kira-kira 110km sedangkan pada jarak satu derajat
yang sama di belahan bumi utara, misal di Jepang yang terletak di tengah belahan
bumi utara kira-kira sebanding dengan 90km, dan semakin ke utara dan selatan
jaraknya semakin mengecil, untuk itu diperlukan suatu sistem lokal yang akan
memperkecil nilai kesalahan yang mana setiap daerah memiliki sistem yang berbeda,
misal antara Amerika Utara dan selatan memiliki system berbeda, begitu pula dengan
negara-negara di benua Asia, Eropa dan lain-lain. Indonesia menggunakan sistem yang
disebut World Geodetic System tahun 1984 (WGS 1984). Dengan demikian, untuk
menyatakan batas-batas koordinat Indonesia adalah sebagai berikut: Proyeksi
Longitude Latitude dalam system WGS 1984 dengan batas-batas koordinat sebagai
berikut: 60Northern (LU) - (-11)0Southern (LS) dan 950Eastern (BT) 1410Eastern (BT).
Proyeksi Universal Transverse Mercator (Projected Coordinat Systems)
Untuk menyatakan proyeksi yang lebih detail dan bersifat lokal kita gunakan,
salah satunya yaitu proyeksi Universal Transverse Mercator. Satuan units yang
digunakan adalah meter, proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa jarak datar di
permukaan bumi akan homogen setiap lebar 60antar garis meridian dan 80antar garis
paralell. Dengan demikian apabila perhitungan dimulai dari titik -1800 W hingga 1800E
terdapat 60 zone, tiap zone dinamakan zone 1, zone 2, dan seterusnya hingga zone 60.
30
Gambar 43
Kemudian untuk mengitung zone paralel, dimulai dari titik paling selatan yang
0
satu zone dengan perlambangan huruf, jadi dihitung dari paling selatan 80 S adalah
Zone A, zone B, dan seterusnya hingga zone X, kecuali penamaan untuk huruf i dan O
yang tidak digunakan. Sehingga semuanya ada 22 zone.
Umumnya software GIS akan menamakan secara sederhana, yaitu semua
daerah di utara disebut zone Northern Hemisphere, dan Southern Hemisphere untuk
daerah selatan khatulistiwa. Walaupun demikian, seperti yang telah di bahas
sebelumnya, maka untuk tiap daerah tertentu memiliki system lokal lagi seperti halnya
proyeksi longitude latitude. Jadi untuk Indonesia, kita akan menggunakan UTM WGS
1984. Misal, untuk menyatakan sistem proyeksi untuk daerah Bandung yang terletak di
(1070, -60) digunakan sistem proyeksi UTM WGS 1984 Zone 48S.
Perhitungan data yang digunakan adalah dalam satuan meter. Primary
koordinat UTM dimulai dari dua tempat, yaitu dari titik tengah equator dan dari titik
pertama di selatan equator (800) . sehingga nilai koordinat UTM umumnya hingga
ratusan ribu dalam axis dan jutaan dalam ordinat.
Zone pada tiap daerah berbeda sehingga satu unit zone sistem yang berlaku di
daerah tidak bisa digunakan pada daerah lain. Untuk indonesia, zone UTM yang
berlaku adalah seperti pada gambar berikut. Untuk menyatakan satuan meter atau
feet pada peta yang berlaku global kita dapat menggunakan proyeksi lain seperti
mercator, robinson, dan lain sebagainya tergantung karakteristik posisi merdian dan
paralall tiap daerah/negara.
31
Gambar 44
3.2 Georeferencing
Georeferencing dalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang
belum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi
tertentu. Secara umum tahapan georeferencing (dengan menggunakan ArcMap) pada
data raster adalah sbb:
a. Tambahkan data raster yang akan ditempatkan pada system koordinat dan
proyeksi tertentu.
b. Tambahkan titik control pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan
diketahui nilai koordinatnya.
c. Simpan informasi georeferensi jika pengikatan obyek ke georeference sudah
dianggap benar.
Anda dapat membuat nilai koordinat tetap untuk data raster setelah
ditransformasi (proses georeferencing) dengan menggunakan perintah Rectify pada
Georeferencing toolbar. Sistem koordinat akan sama dengan koordinat acuan yang
dipakai.
Hasil scan peta dalam hal ini peta analog sering digunakan sebagai sumber data
dalam pembuatan peta. Data raster yang biasanya diperoleh dari hasil scan peta, foto
udara dan citra satelit belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial, baik
yang tersimpan di dalam file atau yang disimpan sebagai suatu file yang terpisah.
Sehingga untuk menggunakan beberapa data raster secara bersama dengan data
spasial yang lain yang sudah ada, diperlukan proses georeferencing ke dalam sebuah
sistem koordinat yang disebut koreksi geometrik.
Geometrik citra adalah korelasi antara koordinat suatu obyek (x,y) pada citra
dengan koordinat (X,Y) pada permukaan bumi. Koreksi geometrik diperlukan
32
untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan juga untuk mendapatkan
hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) dengan sistem koordinat
proyeksi. Koreksi ini adalah merupakan proses mentransformasi koordinat titiktitik
pada citra yang masih mengandung kesalahan geometrik menjadi citra yang benar.
Dalam pekerjaan koreksi geometrik, terdapat satu tahap yang dikenal
dengan
nama
rektifikasi. Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk
memproyeksikan citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform
(sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga terkadang
mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar (Erdas, 1991).
Untuk keperluan rektifikasi citra satelit, dibutuhkan beberapa koordinat
titik kontrol lapangan sebagai bagian dari titik sekutu. Koordinat titik kontrol
lapangan ini dapat diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dengan GPS
atau interpolasi dari peta dasar yang sudah ada. Banyaknya titik kontrol yang harus
anda buat tergantung pada kompleksitas dari bentuk transformasi polynomial
yang rencananya akan anda gunakan untuk mengubah dataset raster ke dalam
koordinat peta. Untuk hasil rektifikasi yang baik, anda harus menyebarkan secara
merata titik kontrol dibandingkan dengan hanya memusatkannya dalam satu area.
Ada beberapa alasan untuk melakukan rektifikasi, antara lain :
1. Untuk perbandingan sebuah pixel dalam beberapa aplikasi seperti
perubahan yang terjadi atau pemetaan kelembaman panas (perbandingan citra
yang diambil pada siang dan malam hari)
2. Untuk membangun basis data sebuah pemodelan SIG
3. Untuk identifikasi sampel yang mengacu pada koordinat peta
4. Untuk membuat peta foto yang berskala tepat
5. Untuk keperluan tumpang susun (overlay) sebuah citra dengan data vektor
6. Untuk membandingan sebuah citra dalam berbagai skala
7. Untuk meningkatkan ketepatan hitungan jarak dan luas pada citra
8. Untuk membuat mosaik citra
9. Berbagai aplikasi lain yang membutuhkan identifikasi sebuah lokasi
10. geografis secara teliti.
Parameter tingkat keakurasian dari proses rektifikasi ini adalah nilai yang
dipresentasikan oleh selisih antara koordinat titik kontrol hasil transformasi
dengan koordinat titik kontrol, yang dikenal dengan nama RMS (Root Mean Square)
Error. Nilai RMS Error yang rendah akan menghasilkan hasil rektifikasi
yang akurat. Sebagai contoh, hasil transformasi boleh jadi masih berisi kesalahan
yang significant karena rendahnya/sedikitnya titik control yang dimasukkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi RMS Error ini yaitu :
1. Tingkat ketelitian titik kontrol lapangan
2. Tingkat ketelitian titik kontrol citra
3. Jumlah dan distribusi letak titik control
4. Model transformasi yang digunakan
33
Proses Georefrensing
Rektifikasi atau Georeferencing merupakan proses transformasi data, dari data
yang belum mempunyai koordinat geografis menjadi data yang akan mempunyai
koordinat geografi georeferensi). Data yang sudah direktifikasi selanjutnya dapat
ditumpangsusunkan atau dioverlaykan dengan beberapa data lain yang sudah
terekftifikasi lebih dulu seperti data raster/image (foto udara, citra satelit atau
peta scan dengan data spasial) di dalam GIS. Proses rektifikasi dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
Pembacaan koordinat peta
Pada peta dengan sisitem koordinat
lat/long posisi X diwakili oleh garis bujur
(longitude) dan posisi Y diwakili oleh garis lintang
(latitude). Sedangkan pada peta dengan sistem
koordinat UTM (Universal Transver Mercator)
Norting mewakili X dan Easting mewakili Y.
Gambar 45
Mengaktifkan Toolbar
34
Gambar 46
Toolbar Georeferencing
Misal sumber data yang digunakan pada modul ini adalah peta administrasi Palopo
seperti pada gambar berikut :
Gambar 47
35
Gambar 48
36
Gambar 49
2. Lakukan
pembesaran
pada titik yang akan
dimasukkan,
untuk
memperoleh
tampilan
yang lebih baik pada titik
sasaran.
Titik
sasaran
yang
dimaksud adalah titik
perpotongan
antara
lintang
bujur
yang
dilengkapi dengan angka
koordinat.
Sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas, bahwa
penentuan titik kontrol
menggunakan minimal 4
titik
acuan
yang
merepresentasikan
keseluruhan area pada
peta.
Gambar 50
Gambar 51
Gambar 52
37
Gambar 53
Gambar 54
Dari
tabel
link
akan
memperlihatkan nilai residual,
untuk
memperoleh
nilai
koreksi yang baik, sebaiknya
nilai residual masing-masing
titik tidak lebih dari 0,002. Jika
lebih,
maka
kita
bisa
mengulang titik tersebut
dengan
menghapusnya
terlebih dahulu.
Gambar 56
Update Georeferencing :
memperbaharui
titik
koordinat dari peta yang telah
di registrasi.
38
Gambar 57
Gambar 58
Gambar 59
Update Georeferencing
Rektifikasi
Transformasi Koordinat
Mengecek System Koordinat
Pada ArcGIS untuk mengecek system koordinat yang digunakan pada masingmasing layer/themes dapat dilakukan dengan cara :
Mengecek langsung pada
masingmasing
themes/layer Klik kanan
pada
layer/themes
>properties >pilih Source
39
Gambar 60
Gambar 61
theme/layer
Gambar 62
40
Gambar 63
41
Gambar 64
Gambar 65
Define Projections
42
Untuk
memilih
system
koordinat UTM, pilih Select >
Projected Coordinate System >
UTM > WGS84 > Selanjutnya
tinggal menentukan lokasi
tersebut berada pada zona
berapa.
Untuk
memilih
koordinat
lintang bujur, pilih Select >
Geograpic Coordinate System
>World
>
WGS.1984.prj.
Setelah itu pilih add dan
dilanjutkan dengan OK
Untuk
memilih
koordinat
lintang bujur, pilih Select >
Geograpic Coordinate System
>World
>
WGS.1984.prj.
Setelah itu pilih add dan
dilanjutkan dengan OK.
Gambar 66
Gambar 67
43
Gambar 68
44
Gambar 69
Gambar 70
45
Gambar 71
46
Gambar 72
3.
47
4.
P ilih
FeatureTypeuntukme
milihjenisdata/petaya
ngakandibuat(point,
line atau polygon).
Gambar 74
Gambar 75
5. Selanjutnya definisikan
sistem koordinat pada
setiap feature yang
dibuat dengan cara klik
edit
6.
7.
8.
Klik Geographic
Koordinat System
Pilih world
Pilih WGS 1984
Gambar 76
48
9.
Gambar 77
Seluruh shapefile baru yang telah dibuat masih dalam keadaan kosong. Sehingga untuk
menggunakannya dalam proses digitasi akan diolah pada ArcMap.
4.2 Digitasi
Pengertian Digitasi Peta
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data
analog ke dalam format digital. Objek objek tertentu seperti jalan, rumah,
sawah dan lain lain yang sebelumnya dalam format raster Pada sebuah citra
satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses
digitasi.
Metode Digitasi
Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam:
1. mDigitasi menggunakan digitizer Dalam proses digitasi ini memerlukan
sebuah meja digitasi atau digitizer.
2. Digitasi onscreen di layar monitor Digitasi onscreen paling sering
dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak memerlukan tambahan
peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apa bila terjadi
kesalahan.
Digitasi on screen
Digitasi on screen merupakan suatu tehnik digitasi atau proses konversi dari data
format raster kedalam format vektor. Pada tehnik ini, peta yang akan digitasiter lebih
dahulu harus dibawa kedalam format raster baik itu melalui proses scanning dengan alat
scanner atau dengan pemotretan. Jika peta tersebut merupakan citra hasil foto udara
ataupun satelit maka tinggal dimasukkan ke dalam ArcMap.
Untuk dapat membuat tema/peta baru kita terlebih dahulu harus mengaktifkan
tool untuk Editing. Klik kiri padaicon di samping, maka akan muncul menu bar tambahan
untuk editing.
49
Gambar 78
Digitasi Point
Digitasi point dibutuhkan dalam merepresentasikan objek yang mempunyai letak
dengan sifat yang statik. Objek-objek yang dapat direpresentasikan dengan feature
point, seperti ibu kota kecamatan, kabupaten, negara, atau bangunan-bangunan
terkenal seperti tugu, menara, jembatan dsb.
Langkah-langkah dalam melakukan
digitasi point adalah :
1. Buat shapefile dengan feature
point.
2. Aktifkan dalam ArcMap (Add
data> pilih shapefile feature
point).
3. Klik Editor
4. Klik Start Editing.
Gambar 79
50
Gambar 80
Gambar 81
51
Langkah-langkah dalam
melakukan digitasi line adalah :
1. Buat shapefile dengan
feature line.
2. Aktifkan dalam ArcMap
(Add data> pilih shapefile
feature point).
3. Klik Editor
4. Klik Start Editing.
Disaat editor dalam keadaan
aktif maka secara otomatis,
jendela create feature, Akan
memuat feature tipe shp yang
aktif pada Table of Content
Gambar 83
Gambar 84
Gambar 85
Digitasi polygon
Digitasi polygon digunakan untuk membuat atau mendigitalkan objek dipermukaan
52
bumi yang sifatnya mempunyai luasan dengan batas-batas tertentu. Objek-objek yang
dapat direpresentasikan berupa , batas wilayah, pemukiman, penggunaan lahan sawah,
hutan, tambak dan sebagainya. Pada bagian ini, polygon akan digunakan untuk
merepresentasikan batas wilayah kecamatan palopo.
Langkah-langkah digitasi
Polygon :
1. Buat shapefile dengan
feature line.
2. Aktifkan dalam ArcMap
(Add data> pilih shapefile
feature polygon).
3. Klik Editor
4. Klik Start Editing.
Disaat editor dalam keadaan
aktif maka secara otomatis,
jendela create feature, Akan
Gambar 86
Pemilihan dan Penambahan data pada
ArcMap
memuat feature-feature tipe
shp yang aktif pada Table of
Content.
Gambar 87
Gambar 88
Digitasi Polygon
53
Gambar 90
Gambar 91
Cut polygon
54
Gambar 92
Gambar 93
Gambar 94
Hasil clip
Editing Merger
55
terdefinisi. Penggabungan
dua polygon dengan
menggunakan merger
membentuk polygon baru
yang menggantikan dua
polygon yang ada
sebelumnya. Sedangkan
union, polygon yang baru
menambah dua polygon
yang ada sebelumnya,
sehingga terdapat tiga
polygon.
5. Reshape Feature Tool :
digunakan untuk
mengubah bentuk polygon
yang telah dibuat dengan
cara :
Aktifkan polygon yang
akan direshape.
Lakukan digitasi, untuk
bentuk yang baru yang
dimulai dan diakhiri
pada salah satu sisi yang
akan diubah.
Gambar 95
Gambar 96
Gambar 97
Gambar 98
56
Gambar 99
Gambar 100
Gambar 101
Gambar 102
Gambar 103
Gambar 104
Gambar 105
57
Gambar 106
Gambar 107
58
Gambar 108
59
Demikian juga pada saat pembuatan fitur baru pada layer, record dalam tabel ini akan
bertambah dengan sendirinya.
Gambar 109
pada indikator
6). Option Menu, diakses dengan cara melakukan klik pada Option Button.
7). Cell Context Menu, diakses dengan melakukan klik kanan pada sel.
8). Field Context Menu, diakses dengan melakukan klik kanan pada judul kolom
(Field).
9). Field Header, Judul kolom. Klik kiri untuk memilih 1 kolom.
10). Layer Indicator, menampilkan informasi nama layer yang sedang ditampilkan
attribut-attributnya.
60
11). Record Header, Klik kiri untuk memilih 1 record, klik kiri sambil menyeret mouse
untuk memilih banyak record. Tombol Ctrl dapat dipergunakan untuk pemilihan
banyak record.
12). Current Feature Menu, menampilkan pilihan tindakan untuk suatu pilihan feature
record dalam kotak dialog. Menu ini diakses dengan melalui klik kanan pada
Record Header.
Gambar 111
Layer Properties
61
Gambar 112
Gambar 113
Gambar 114
62
Gambar 115
Gambar 116
63
Mengedit Attribut
Pengeditan attribut melalui
tabel attribut layer dapat
dilakukan baik dalam mode
editing
maupun
bukan.
Perbedaan utama keduanya
adalah bahwa editing attribut
diluar mode editing tidak dapat
di-Undo pada saat terjadi
kesalahan
editing.
Untuk
mendapatkan
keleluasaan
editing,
sebaiknya
selalu
gunakan mode editing pada saat
pengelolaan attribut.
Gambar 117
Pengisian Field Polygon Luas dengan
Tipe Double melalui Calculatew Geometri
Gambar 118
Calculate Geometri dengan
nmendefinisikan system Koordinat dan Tipe geometri
64
Gambar 119
Hasil Calculate Geometry
perf]hitungan Luas
Catatan:
Penggunaan syntaks pada Field
Calculator untuk jenis string
(teks) harus menggunakan
tanda petik () pada setiap teks
yang dituliskan.
Untuk mengubah isi Field pada
beberapa record sekaligus,
pilihlah record-record yang ingin
diubah nilai fieldnya, kemudian
klik kanan judul Fieldnya lalu Gambar 120
pilih Field Calculator .
Gambar 121
65
Gambar 122
Pembuatan Grafik:
Pada arc Gis , user juga dapat
melakukan penyajian data
atribut melalui grafik. Berikut
langkah-langkahnya :
1. Pada tabel Atribut Pilih
Option
2. Klik create Graph.
3. Muncul Create Graph
wizard
Gambar 123
Create Graph
Gambar 124
Gambar 125
66
Catatan Penting:
Untuk type data, terdapat beberapa pilihan yang disajikan pada tabel berikut:
67
VI. GEOPROCESSING
Geoprocessing merupakan tahap analisis spasial yang didasarkan pada lokasi
geografis dan atribut layerlayer (fitur) input di dalam sistem ArcGIS. ArcToolbox di
dalam ArcMap menyediakan berbagai macam tool untuk mempermudah proses
geoprocessing. Dalam pelatihan ini akan dipraktekkan bagaimana melakukan Ekstraksi,
Overlay, dan Proximity.
6.1 Ekstraksi Data
Proses ekstraksi data dilakukan untuk memperoleh data spasial di lokasi tertentu
(output) berdasarkan informasi yang tersedia pada sumber data (input). Analisis
dijalankan dengan menggunakan ArcToolbox.
1. Klik ikon ArcToolbox untuk ditampilkan di sisi kanan TOC
Gambar 126
Gambar 127
Extract
68
Clip
Pada proses ini akan dilakukan pemotongan data pada suatu data (wilayah yang lebih
luas) berdasarkan data batasan lokasi tertentu (pemotong).
Gambar 128
Ilustrasi Clip
Masukkanfitur yang
akandipotong
Masukkanfiturpemotong
Tentukanlokasipenyimpananoutput
data
Gambar 129
Proses Clip
Input
Output
Split
Proses membagi (Split) data merupakan proses pemotongan suatu data berdasarkan
zona batasan yang ditentukan sesuai informasi atribut. Hasil (output) yang diperoleh
secara otomatis akan menyimpan masing-masing zona batasan per file shapefile pada
folder yang telah ditentukan.
69
Gambar 130
Ilustrasi Split
Gambar 131
Proses Split
Gambar 132
Hasil Split
70
jumlah fitur peta output lebih banyak daripada jumlah fitur peta input ditambah peta
overlay. Setiap fitur peta output mengandung kombinasi atribut dari peta input dan
peta overlay. Peta-peta yang di-overlay-kan harus memiliki sistem koordinat yang sama
dan pada lokasi yang sama pula. Tiga metode overlay peta yang biasanya digunakan
adalah Identity, Intersect, dan Union.
Identity
Identity merupakan proses penggabungan dua fitur spasial beserta atributnya menjadi
fitur spasial baru dengan unit poligon baru hasil penggabungan. Batas fitur spasial
output mempertahankan batas fitur spasial input, sedangkan apabila ada kelebihan
fitur identity, maka kelebihan tersebut dibuang. Atribut dari fitur input dan fitur
identity digabung dalam atribut output, sedangkan isinya berasal dari atribut input
ditambah atribut identity, kecuali pada fitur input yang tidak overlap dengan fitur
identity, atributnya berasal dari atribut input saja.
Gambar 133
Ilustrasi Identity
Masukkanfitur(acuanbatasan) yang
akandioverlay
Masukkanfituridentity yang akandioverlay
Tentukannamadanlokasipenyimpananhasil
overlay
Pilihanatribut yang akandioverlay
Gambar 134
Proses Identity
71
input
(peta Landuse)
identity
(Kawasan HL, HPK, HPT)
Gambar 135
output
(peta gabungan Landuse + Kawasan)
Hasil Identity
Intersect
Intersect hampir sama dengan operasi analisis spasial identity. Bedanya untuk intersect
yaitu input maupun intersect fiturnya dapat lebih dari 2 fitur. Batas fitur output
merupakan hasil irisan (tampalan) dari fitur-fitur input maupun intersect-nya. Isi
atributnya merupakan hasil gabungan dari atribut-atribut input maupun intersect-nya,
sehingga tidak ada atribut yang kosong.
Gambar 136
Ilustrasi Intersect
72
Tentukannamadanlokasipenyimpananhasil
overlay Pilihanatribut yang akandioverlay
Pilihantipefitur yang akandioverlay
Gambar 137
Proses Intersect
Gambar 138
Union
Union pada hakekatnya mirip dengan intersect, namun batas fitur spasialnya mengikuti
batas terluar dari fitur-fitur yang menjadi inputnya. Isi atributnya merupakan gabungan
dari atribut fitur input yang overlap, sehingga pada fitur yang tidak beririsan hanya
akan terisi oleh atribut fitur yang menjadi penyusunnya atau pada field FID akan
bernilai -1.
73
Gambar 139
Ilustrasi Union
Tentukannamadanlokasipenyimpananhasil
overlayPilihanatribut yang akandioverlay
Gambar 140
Proses Union
6.3 Proximity
Analisis proximity terkait dengan analisis hubungan kedekatan (jarak) secara spasial.
Analisisnya dapat menggunakan buffer, penghitungan jarak antara suatu titik dengan
fitur lain, pembuatan poligon thiessen, maupun penghitungan jarak menggunakan
analisis network. Analisis spasial yang berkaitan dengan proximity merupakan
perhitungan kedekatan antar fitur spasial, baik antar titik, garis, maupun area
(polygon).
Buffer
Buffer merupakan pembuatan poligon baru yang berdasar jarak dari suatu fitur acuan.
Acuan buffer dapat berupa titik, garis, atau poligon. Kegunaan dari buffer adalah
74
sebagai patokan jarak tertentu dari suatu fitur atau untuk mengetahui obyek-obyek
apa saja yang berada pada jarak tersebut. Contoh riil kegunaan buffer seperti dalam
penataan ruang, misalnya telah ditetapkan jarak 15 meter dari sempadan harusl sungai
pada daerah perkotaan (kedalaman sungai 3-20 meter) berupa jalur hijau tidak boleh
untuk permukiman. Ketentuan ini dapat dipetakan, yaitu dibuat buffer 15 meter
dengan acuan fitur garis sungai, sehingga poligon buffer yang terbentuk tersebut
merupakan kawasan jalur hijau.
Pada proses buffer untuk masing-masing tipe fitur input mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda soal sidetype-nya. Jika poligon, sidetype-nya bisa full atau outsideonly.
Jika garis, sidetype-nya bisa full, left atau right.
Buffer titik
Buffer garis
Gambar 141
Buffer poligon
Ilusrtrasi Buffer
Gambar 142
Proses Buffer
2. Perhatikan tipe fitur dan lakukan langkah-langkah seperti pada Gambar di atas.
3. Contoh hasil Buffer dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
75
Gambar 143
76
VII.
Dalam proses pembuatan peta, fase akhir adalah penyajian peta yang lebih
dikenal dengan layout atau tata letak peta. Pada tahapan Layout peta sebaiknya
mengikuti kaidah dan komponen kartografi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada
penyajian peta yaitu kejelasan informasi dan keteraturan tampilan. Hal ini agar
nantinya peta yang dihasilkan dapat dengan mudah dibaca ataupun diinterpretasi oleh
orang lain yang menggunakannya. Peta-peta yang menarik, informatif dan akurat
tentunya merupakan salah satu komponen penting dalam merepresentasikan data
untuk berbagai kerperluan. Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan peta :
Hal-hal yandilakukan pada tahapan layout diantaranya :
1. Mempersiapkan data yang akan dilayout.
2. Menampilkan atau Mengatur Peta
3. Mengatur Proyeksi
4. Mengatur Halaman Layout
5. Langkah-langkah untuk Menambahkan Koordinat Peta
6. Langkah-langkah untuk Menambahkan Skala
7. Langkah-langkah untuk Menambahkan Panah Penunjuk Arah
8. Langkah-langkah untuk Menambahkan Judul Peta
9. Menambahkan Object pada Layout
10. Menambahkan Teks pada Layout
11. Membuat Extent Rectangle
12. Langkah-langkah untuk Menambahkan Legenda
13. Menyimpan Peta
14. Ekspor Peta
15. Mencetak Peta
Persiapan
Mempersiapkan seluruh tema
yang akan ditampilkan, baik dari
segi feature, gabungan feature,
simbologi, pewarnaan, dan skala
tampilannya.
Gambar 145
Tahap Persiapan
77
Gambar 146
Layout View
Gambar 147
Gambar 148
78
Gambar 149
Gambar 150
Pengaturan Skala
79
Gambar 151
Penetapan Skala
80
Membuat Grid
Selain itu pada Propeties yang sudah di buka untuk melakukan penentuan skala
di atas, ada fasilitas untuk membuat Grid. Grid ini berguna sebagai petunjuk posisi
geografis di peta terhadap posisi di lapangan. Grid bisa di buat dalam 3 bentuk, yaitu
Grid Geografi, Grid UTM (Measured Grid) dan Grid berreferensi (referrence Grid). Untuk
Latihan ini akan menggunakan Grid Geografi atau dengan melihat posisi Lintang dan
Bujur.
Langkah membuat Grid
1. Pilih Tab Grid pada Menu
Properties (melanjutkan dari
pembuatan Skala dalam
Layout).
2. Pilih New Grid
3. Pilih Graticule (Grid
Geografi). Kemudian Grid
diberi nama Palopo Grid
pada pilihan Grid Name
4. Klik Next
5. Pada Appearance pilih
Graticule and Labels
(untuk memunculkan garis
pada Grid), Kemudian untuk
membuat rentang antar
garis grid bisa dengan
memasukkan 1 menit (pada
Gambar 152
81
Gambar 153
Gambar 154
82
Gambar 155
Dengan
memilih
Label
orientation
dalam
bentuk
vertikal pada sebelah kanan dan
kiri, memberikan hasil seperti
pada gambar disamping.
Gambar 156
Selanjutnya
menambahkan
unsur-unsur peta yang lain.
Unsur-unsur peta yang lain
dapat diambil dari menu insert ,
diantaranya :
1. Data Frame
2. Title (judul)
3. Text
4. Legend
5. Orientasi (Arah mata angin)
Gambar 157
Menu Insert
6. Scala Bar
7. Scala Text
8. Picture
9. Object
Menambah Judul Peta
Judul Peta dapat ditambahkan dalam layout peta. Judul peta merupakan unsur peta
yang dapat memberikan informasi jenis peta, daerah yang dipetakan dan tahun
83
pembuatan. Posisi judul peta dapat ditempatkan pada pinggiran frame, dapat pula
ditempatkan pada bagian kiri atau bagian bawah kertas yang digunakan.
Langkah-langkah menambahkan
dan mengatur tampilan judul :
1. Pilih menu insert pada
taskbar menu, kemudian
memilih Title (judul). Setelah
dipilih akan keluar sebuah
text box Insert Title.
2. Judul yang diharapkan dapat
dimasukkan dengan klik
pada text box yang muncul
kemudian diakhiri dengan
tekan ENTER :
3. Pengaturan text, format text
dapat dilakukan dengan klik
kanan pada area text,
kemudian pilih properties.
4. Text yang muncul kemudian
dapat ditempatkan pada
posisi yang diinginkan.
Gambar 158
Gambar 159
Gambar 160
Pengetikan Judul
84
Gambar 161
Gambar 162
Gambar 164
85
Gambar 165
Gambar 166
Menambah Legenda
Legenda termasuk informasi penting dalam sebuah layout peta. Peta yang menampilkan
simbol-simbol akan dijelaskan pada legenda peta.
86
Langkah-langkah Menambah
Legenda pada proses Layout :
1. Klik Insert pada menu,
kemudian pilih Legends
2. Pilih Layer yang akan dibuat
legendanya pada Map Layers
kemudian pindahkan ke
Legend Items
3. Klik Next
4. Muncul Legend Title (judul
legenda) ketik Legenda Klik
Next
5. Muncul Menu untuk
mengubah bentuk legenda,
warna background, dan garis
tepi, biarkan dahulu, Klik
Next
6. Muncul Menu untuk
mengubah simbol pada
legenda, Biarkan dahulu, klik
Next
7. Muncul Menu untuk
mengubah spasi jarak antar
simbol dan teks legenda,
biarkan dahulu kemudian klik
Finish.
Gambar 167
Gambar 168
Insert Legend
87
Insert Text
Gambar 170
88
Unsur lain yang di maksud disini adalah unsur yang bukan merupakan dari layout pada
umumnya dan dari data view. Unsur ini bisa merupakan data grafis (foto, Logo, inset
peta) dan data lain seperti Grafik dan Tabel.
Langkah untuk menampilkan
unsur grafis
1. Klik Insert pada menu,
kemudian pilih Picture
2. Pilih Gambar yang akan dipilih
3. Klik OK
4. Setelah muncul gambar bisa
dirubah ukurannya.
Untuk menambah unsur lain
yang sudah terkoneksi dengan
ArcGIS seperti Microsoft Office,
Corel Draw, dan sebagainya bisa
dilakukan dengan Klik Insert
pada menu, kemudian pilih
Objects, kemudian pilih jenis
object kemudian Klik OK.
Gambar 171
Gambar 172
Insert Picture
Export Map
Export map digunakan untuk mengkonversi atau menyimpan data peta yang telah
dilayout dalam format gambar. Berikut langkah-langkahnya.
1. Klik menu File.
2. Pilih dan klikExport Map.
3. Peta dapat diekspor ke berbagai macam format, seperti PDF,JPEG, TIFF, dan lainlain.
89
Gambar 173
Export Map
Mencetak Peta
Setelah peta dipastikan tampilan dan unsur-unsurnya telah lengkap dan telah memenuhi
sifat informatif, maka sudah dapat dicetak dengan cara yang sederhana. Cara mencetak
peta sama halnya dengan mencetak dokumen-dokumen lainnya. Hal yang paling utama
diperhatikan dalam mencetak peta adalah, penyesuaian kertas yang digunkan dengan
ukuran kertas yang telah dipilih pada tahapan sebelumnya.
Langkah-langkah mencetak Peta
1. Klik File
2. Print
3. Kotak Print akan muncul.
Setup cetak dapat
disesuaikan dengan mengklik Setup >OK.
4. Maka akan tampil kotak
dialog Print untuk memilih
printer, ukuran kertas dan
kualitas cetakan.
Gambar 174
90
Gambar 175
91