MODUL AJAR
PENYEHATAN AIR
ii
Judul : Modul Penyehatan Air
Penulis:
Layout:
iii
KATA PENGANTAR
Patut kiranya penyusun mengawali dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Seraya mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Modul Ajar Penyehatan
Air ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.
Modul ini disusun untuk tidak hanya memperkaya konsep teoristis, tetapi
mengedepankan segi praktisnya, sehingga bisa digunakan oleh para praktisi
bidang kesehatan lingkungan. Modul ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan dan materi pembelajaran tenaga kesehatan / sanitarian.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari modul ini, oleh karena itu
kritik, tegur dan saran dari pembaca, sejawat yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan isi modul ini, sehingga modul ini lebih memberikan manfaat
bagi yang memerlukan.
Akhirnya, hanya ungkapan rasa terima kasih yang bisa penyusun sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan konstibusi baik moral maupun
material sehingga modul ini bisa diselesaikan. Besar harapan kami bahwa modul
ini bermanfaat dan memberikan kemudahan kepada semuanya. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi dan meridhoi upaya kita untuk menjadikan
kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.
Surabaya, 2019
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
COVER LUAR ......................................................................................................................... i
COVER DALAM ..................................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v
STANDAR KOMPETENSI ................................................................................................... vi
v
D. Sistem dan Jaringan Pipa .......................................................................................... 60
vi
PENYEHATAN AIR
Standart Kompetensi :
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan kajian tentang perhitungan air
bersih untuk penduduk, hidrolika, jenis dan cara kerja pompa, teknik pengolahan
air baku, plumbing, teknik pengolahan air dalam kemasan dan air isi ulang, dan
penyelidikan air tanah dengan metode geolistrik, pencapaian tujuan
pembelajaran mata kuliah ini menggunakan metode ceramah, diskusi penugasan,
praktik dan seminar.
Materi:
Kebutuhan Air Bersih
- Proyeksi jumlah penduduk
- Kebutuhan air domestik
- Kebutuhan air non domestik
- Kebutuhan air bersih pada satu wilayah
Hidrolika
- Hidrostatika
- Hidrodinamika
Geolistrik
- Praktek lapangan pengukuran geolistrik
- Interpretasi hasil kerja
vii
Modul Ajar 1. Kebutuhan Air Bersih
Tabel 1.1
Jumlah Kebutuhan Air Maksimum Per Orang Per Hari
Menurut Kelompok Jumlah Penduduk
Jummlah Penduduk Kebutuhan Air
(satuan 10.000 orang) (liter/ Orang/ hari)
Kurang dari 1 150 - 300
1–5 200 - 350
5 – 10 250 - 400
10 – 30 300 - 450
30 – 100 350 - 500
Lebih dari 100 Lebih dari 400
Sumber : Maindoka dan Panjaitan, (2011) dari Sularso (2004)
Tabel 1.2
Jumlah Air Yang Dipakai Per Orang Dan Waktu Pemakaiannya
Menurut Jenis Gedung
Pemakaian air Waktu
Jenis
No rata-rata per pemakaian air
Gedung Keterangan
hari (liter) rata-rata (jam)
1 Kantor 100 – 120 8 Per karyawan
2 Rumah sakit 250 - 1000 10 Per tempat tidur
(pasien luar : 8 l
Karyawan : 120 l
Perawat : 160 l)
3 Gedung bioskop 10 3 Per pengunjung
dan sandiwara
1
Pemakaian air Waktu
Jenis
No rata-rata per pemakaian air
Gedung Keterangan
hari (liter) rata-rata (jam)
4 Toko, department 3 8 Per pengunjung
store (karyawan : 100 l
karyaawan penghuni :
160 l)
5 Rumah makan 15 7 -
6 Cafeteria 30 5 -
7 Perumahaan 160 – 250 8 – 10 Per penghuni
8 Hotel, losmen 150 – 300 10 Per tamu
9 Sekolah dasar, 40 – 50 5–6 Per murid
sekolah lanjutan
10 Laboratorium 100 – 200 8 Per karyawan
11 Pabrik 60 – 140 8 Per orang per shif
(pria : 80 l
wanita : 100 l)
12 Stasiun kereta api 3 15 Per penumpang
Sumber : Maindoka dan Panjaitan, (2011) dari Sularso (2004)
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
Contoh:
Wilayah Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 40.000 jiwa pada
tahun 2014 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah jakarta setelah 6 tahun kemudian?
Jawab:
Pn = P0 {1 + (r.n)}
2
Pn = 40000 { 1 + (0,02 x 6)}
Pn = 40000 + 4800 = 44800 jiwa
Jadi jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak
44800 jiwa dengan pertumbuhan sebanyak 4800 jiwa tiap tahunnya.
2. Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga
majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).
Pn = P0 (1 + r)n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
Contoh:
Wilayah Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.000 jiwa pada
tahun 2013 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah Surabaya setelah 5 tahun kemudian?
Jawab:
Pn = P0 (1 + r)n
Pn = 60000 (1 + 0,02)5
Pn = 66240 jiwa
Jadi prediksi jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2018 sebanyak 66.240
jiwa.
3. Rumus Eksponensial
Penggunaan rumus ini apabila pertumbuhan penduduknya konstan atau
kontinue tiap hari.
Pn = P0er.n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.
Contoh:
Jumlah penduduk wilayah Merauke pada tahun 2013 adalah 10.000 jiwa
dan pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Berapakah jumlah
penduduknya pada tahun 2018?
3
Jawab:
Pn = P0er.n
Pn = 10000 x 2,71828180,02×5
Pn = 10000 x 2,71828180,1
Pn = 11052 jiwa
Jadi jumlah penduduk Merauke pada tahun 2018 sebanyak 11052 jiwa
dengan pertumbuhan sebesar 1052 jiwa tiap tahunnya.
Soal 1
Pada tahun 2014 jumlah penduduk daerah A adalah 10.000 jiwa dengan angka
pertumbuhan penduduk 2%. Hitung kebutuhan air bersih domestik dan non
domestik pada tahun 2018, 2022. Jika diasumsikan konsumsi air bersih untuk
kebutuhan penduduk sebesar 120 liter/orang/hari dan untuk kebutuhan non
domestik diasumsikan sebesar 30% dari kebutuhan penduduk.
Jawab :
Tahun rencana 2018
Proyeksi jumlah penduduk tahun 2018
Pn = Po (1+r)n
= 10.000 (1+0,02)4
= 10.000 (1,02)4
= 10.824 orang
Kebutuhan domestik
Q = Pn X q
= 10.824 X 120 liter/orang/hari
= 1.298.880 liter/hari
4
Kebutuhan non domestik
= 1.298.880 X 30%
= 389.664 liter/hari
Kebutuhan domestik
Q = Pn X q
= 11.717 X 120 liter/orang/hari
= 1.406.040 liter/hari
Kebutuhan non domestik
= 1.406.040 X 30%
= 421.812 liter/hari
Soal 2
Suatu sumber mata air (sumber air baku) yang dari segi kualitas baik, setelah
dilakukan pengukuran diketahui memiliki debit 5 liter/detik. Direncanakan
sumber air ini akan melayani kampung B yang memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2014 adalah 350 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,2 % per
tahun. Asumsi kebutuhan air bersih penduduk 60 liter/orang/hari (skala
komunal), dengan tahun perencanaan sampai 2020. Apakah sumber mata air
tersebut layak dijadikan sumber air dan apakah sumber mata air tersebut
mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga kampung B dalam kurun
waktu yang sudah direncanakan ?
Jawab :
Hitung proyeksi jumlah penduduk tahun rencana 2020
Pn = Po (1+r)n
= 350 (1 + 0,012)6
= 350 (1,012)6
= 376 orang
5
Bandingkan dengan debit sumber mata air (air baku)
Kebutuhan total air bersih 0,3375 liter/detik atau sekitar 29.160 liter/hari.
Sedangkan sumber air baku (mata air) menghasilkan 5 liter/detik atau
432.000 liter/hari dan antara debit mata air dengan kebutuhan total air bersih
ada surplus sekitar 402.840 liter/hari. Kelebihan tersebut bisa digunakan
untuk keperluan lain misalnya irigasi atau memberi minum ternak,dll. Maka
kesimpulannya adalah sumber mata air (sumber air baku ) tersebut layak
untuk dijadikan sumber air bagi warga kampung B untuk enam tahun kedepan
karena layak dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n
Tabel 1.3
Perkiraan Jumlah Sarana Ibadah dan Kebutuhan Air Tahun 2024
Jumlah siswa, guru dan
Kebutuhan air
No Jenis Sarana pegawai
(liter/orang/hari)
2014 2024
1 SD 11.950 13.911 695.550
2 SLTP 7.447 8.669 433.450
3 SMA/SMK 9.413 10.958 547.900
4 PT 3.076 3.580 179.000
Total 31.886 37.118 1.855.900
Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n
6
Dimana standar kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan 2
m3/unit/hari atau 2000 l/unit/hari (Sularso,2004).
Tabel 1.4
Perkiraan Jumlah Fasilitas Peribadatan dan Kebutuhan Air Tahun 2024
Jumlah tempat
Kebutuhan air
No Jenis Sarana ibadah
(liter/unit/hari)
2014 2024
1 Masjid 151 175 350.000
2 Mushalla/langgar 270 314 628.000
3 Gereja 0 0 0
Total 421 489 978.000
Jadi total kebutuhan air bersih untuk fasilitas peribadatan tahun 2024
Adalah :
= 978.000 l/unit/hari
= 1.956.000 m3/unit/hari
= 22,63 m3/detik
Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n
Tabel 1.5
Perkiraan jumlah tempat tidur dan kebutuhan air tahun 2024
Jumlah tempat tidur Kebutuhan air (liter/tempat
Jenis Sarana
2014 2024 tidur/orang)
Rumah Sakit 143 166 41.500
Total 143 166 41.500
Jadi total perkiraan air bersih untuk fasilitas kesehatan tahun 2024 adalah :
= 166 x 250 l/ tempat tidur / hari
= 41.500 l/ tempat tidur / hari
= 10.375 m3 / hari
= 0,12 m3 / s
7
4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perkantoran
Kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran ini, dapat diketahui
dengan cara mengetahui yang menempati berbagai instansi pemerintah
maupun swasta yang ada di Kota “A”. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Kota “A” 2014 bahwa jumlah total pegawai pada
instansi pemerintah berjumlah sekitar 3.247 orang. Sehingga jumlah
pagawai/karyawan sampai tahun 2024 diperkirakan;
Pn = Po ( 1 + 0.015)n
Pn = 3.247 (1 + 0.00898)17
Pn = 3.779 jiwa
Berdasarkan standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas
perkantoran adalah 120 liter/pegawai/hari ( Sularso,2004), maka
kebutuhan air bersih untuk sampai tahun 2024 adalah :
= 3.779 ×120 liter / pegawai /hari
= 453.480 liter / pegawai /hari
= 54.417,6 m3 / hari
= 0,629 m3 /s
Tabel 1.6
Perkiraan Jumlah pelangan PDAM “X” menurut daerah pelayanan
sampai tahun 2024
Jumlah Pelanggan Jumlah Pelanggan
No Daerah pelayanan
2014 2024
1 Kota A Tengah 7.012 8.162
2 Kota A Utara 4.226 4.919
3 Kota A Selatan 2.262 2.633
4 Kota A Timur 914 1.063
Total 14.414 16.777
Jadi total perkiraan air bersih untuk pelanggan PDAM “X” tahun 2024
adalah :
= 16.777 x 200 l/ orang/ hari
= 3.355.400 l/ orang / hari
= 671.080 m3 / hari
= 7.76 m3/ s
8
Modul Ajar 2. Hidrolika
A. Pengertian Hidrostatika
Hidrostatik adalah rangkaian kerja zat cair yang di beri tekanan. Pada
alat – alat hidrostatik digunakan satu jenis energi yang berbeda. Zat cair
digunakan sebagai perantara energy tersebut. Zat cair bergerak sehingga
menimbulkan gerakan, namun zat cair tersebut bukanlah sumber gerakan.
Energi tersalurkan karena zat cair yang berada didalam tempat tertutup di beri
tekanan.
Contoh : penggunaan hidrostatik pada kendaraan-kendaraan berat
adalah dalam power steering dan ripper arms. Bila tekanan disalurkan melalui
sejumlah cairan yang pada dasarnya bersifat statis, tekanan pada cairan yang
berada dalam tempat tertutup akan mendorong ke semua arah dengan gaya
yang sama sehingga memungkinkan gaya kecil pada piston kecil bisa
menyangga gaya besar pada sebuah piston besar.
B. Konsep Hidrostatika
Hukum utama hidrostatika; apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi
yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari dasar wadah, maka air akan
memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar.
Disamping itu kita juga sudah mengetahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam
suatu zat cair pada ke dalaman yang sama memiliki nilai yang sama. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang
menyatakan tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang disebut
dengan Hukum Utama Hidrostatis.
w = m.g = ρ V g = ρ A h g
Ket :
Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2);
h = kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m);
g = percepatan gravitasi (m/s2)
9
Jika tekanan udara luar (P atm) mempengaruhi tekanan hidrostatis
maka tekanan total pada suatu titik adalah berdasarkan rumus diatas tekanan
hidrostatis di suatu titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik
tersebut, bukan pada bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan
memiliki tekanan hidrostatis yang sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum
Utama Hidrostatis.
”Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom
zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak
bergantung pada bentuk dan ukuran bejana”. Setiap bagian di dalam fluida
statis akan mendapat tekanan zar cair yang disebabkan adanya gaya
hidrostatis disebut Tekanan Hidrostatis “Ph”. Contoh nyatanya ketika sebuah
bola yang dimasukkan ke dalam air, ketika kita lepaskan akan mendapat gaya
ke atas.
C. Pengertian Hidrodinamika
Hidrodinamika terdiri dari kata hidros = air dan dinamica = gerakan,
berarti pengertian hidrodinamika dalam arti sempit adalah
gerakan/pergerakan air. Ada pendapat dari seorang insinyur bernama Alizar
(2013) yang menyatakan bahwa hidrostatiska adalah ilmu perihal zat alir atau
fluida yang diam tidak bergerak dan hidrodinamika adalah perihal zat alir yang
bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut
Aerodinamika. Studi hidrodinamika merupakan bagian ilmu mekanika fluida
yang berhubugan dengan cairan yang bergerak dan tenaga yang
menggerakkannya (Nurhanjati, 2011). Menurut Stewart, 2006 dalam Darmiati,
2013 bahwa definisi dari hidrodinamika itu sendiri adalah studi ilmiah tentang
gerak fluida, khususnya zat cairincompressible yang dipengaruhi oleh gaya
internal dan eksternal. Dalam hidrodinamika laut gaya-gaya yang terpenting
adalah gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya.
Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan
dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup
analisis ilmu ini adalah pada gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala
makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari
partikel-partikel fluida. Karena berhubungan dengan perlakuan fisis dari
persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton.
Jadi, objek yang dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton. Studi
Hidrodinamika dibagi menjadi dua, yaitu: 1.) perumusan dari persamaan
diferensial untuk menentukan kecepatan fluida; dan 2.) aneka metode
matematika yang digunakan untuk dasar-dasar persamaan diferensial.
Hidrodinamika adalah cabang dari mekanika fluida. Dalam oseanografi,
mekanika fluida digunakan berdasarkan mekanika Newton yang dimodifikasi
dengan memperhitungkan turbelensi (Stewart, 2006 dalam Darmiati, 2013).
Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan kontinuitas
dan persamaan momentum. Persamaan dasar hidrodinamika yang biasa
digunakan pada model hidrodinamika adalah persamaan kekekalan massa dan
momentum yang diintegrasikan terhadap kedalaman.
10
Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat
cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang
melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan
persyaratan-persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan,
arah maupun besarnya (selalu konstan)
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan
mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas).
D. Konsep Hidrodinamika
Hidrodinamika bisa ditinjau sebagai matematika terapan karena ia
berhubungan dengan perlakuan matematika dari persamaan-persamaan dasar
untuk fluida kontinum yang diperoleh dari dasar-dasar hukum newton.
Anonim (2001) menambahkan pendapat mengenai hidrodinamika bahwa
hidrodinamika mempelajari cairan dalam keadaan bergerak atau mengalir
dalam dimensi waktu (t) dan tiga dimensi tempat (x,y,z). Hidrodinamika juga
merupakan dasar dari hidrolika dan oseanografi. Pentingnya hidrodinamika
adalah sebagai berikut :
1. Di dalam hidrodinamika dibahas persamaan- persamaan pengatur gerakan
fluida
2. Untuk mengerti gerakan fluida
3. Untuk memprediksi dari pola-pola pergerakan fluida
4. Menjadi dasar dari pemahaman fluida
5. Mengerti dan memahami mengapa suatu arus, gelombang, dan lainnya
terbentuk (memahami fenomena alam)
Menurut Hutahaean (2012), konsep dasar hidrodinamika mempelajari
pergerakan fluida bedasarkan pergerakan partikel-partikel pembentuk
fluidanya yang mengacu pada konsep kontinui atau Continuum Concept. Sebab
perilaku fluida merupakan gambaran dari partikel-partikel fluida yang
berinteraksi dan berubah secara kontinu. Pada konsep dasar hidrodinamika,
partikel fluida disebut materi titik. Partikel fluida diasumsikan homogen dan
kontinui dalam ruang yang lebih besar, sehingga hukum-hukum mekanika
fluida dan hidrodinamika dibentuk dari menjumlahkan gerak dari partikel-
partikel pembentuknya dalam suatu area atau volume. Konsep utama yang
berlaku di hidrodinamika adalah konsep kontinum.yaitu konsep yang
menyatakan bahwa seluruh partikel fluida berubah secara kontinu terhadap
ruang. Artinya, densitas fluida yang merupakan bagian dari partikel fluida
adalah fungsi dari dimensi ke segala arah dan fungsi terhadap waktu.
Kajian hidrodinamika adalah fluida Newtonian, alasannya adalah fluida
Newtonian merupakan fluida yang dapat berubah atau berdeformasi jika
terkena gaya geser sekecil apapun, sehingga digunakan sebagai acuan konsep-
konsep hidrodinamika. Konsep fisis dari hidrodinamika adalah fokus dari ilmu
hidrodinamika untuk mengerti fenomena fisis melalui formulasi matematis.
Hidrodinamika sangat berkaitan dengan fluida Newtonian, yaitu :
11
1. Hukum I Newton : setiap benda akan tetapdalam keadaan diam ataupun
bergerak selama tidak ada gaya luaryang bekerja padanya.
2. Hukum II Newton : laju perubahan momentum sebanding dengan gaya yang
bekerja padanya.
Konsep Dasar
1. Energi :
Hukum 1 Termodinamika
a. E1-E2 = Q – w
b. Aliran adiabatik (Panas yang masuk = Panas yang keluar)
2. Momentum
Menyatakan hubungan gaya (F), Volume (V), densitas (ρ), dan gaya inersia.
F=d(ρV/dt)
E. Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida
tinggi, tekanan fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan
aliran fluida rendah, tekanannya menjadi tinggi.
Bagaimana dengan daun pintu rumah yang menutup sendiri ketika angin
bertiup kencang di luar rumah ? udara yang ada di luar rumah bergerak lebih
cepat daripada udara yang ada di dalam rumah. Akibatnya, tekanan udara di
luar rumah lebih kecil dari tekanan udara dalam rumah. Karena ada
perbedaan tekanan, di mana tekanan udara di dalam rumah lebih besar, maka
pintu didorong keluar. Dengan kata lain, daun pintu bergerak dari tempat yang
tekanan udaranya besar menuju tempat yang tekanan udaranya kecil.
12
1. Persamaan Bernoulli
Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita anggap aliran fluida
tunak & laminar, tak-termampatkan, viskositas atau kekentalannya juga
kecil sehingga bisa diabaikan. Pada pembahasan mengenai “persamaan
kontinuitas”, kita sudah belajar bahwa laju aliran fluida juga dapat berubah-
ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan prinsip
Bernoulli, tekanan fluida juga bisa berubah-ubah tergantung laju aliran
fluida tersebut.
Selain itu, dalam pembahasan mengenai Tekanan pada Fluida (Fluida
Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara
tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam
persamaan Bernoulli.
Persamaan bernoulli ini sangat penting karena bisa digunakan untuk
menganalisis, (a) penerbangan pesawat, (b) pembangkit listrik tenaga air,
(c) sistem perpipaan dan lain-lain (merupakan dasar desain ventilasi yang
digunakan di industri)
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara
umum, maka kita anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas
penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda.Untuk
menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi
pada fluida dalam daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai
usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya
fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut. Dalam
bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
13
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
14
Persamaan Bernoulli adalah,
dan
Maka
Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan
P2 = ρ.g.hB , maka
dimana ,
v1 = kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s
h = beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
15
b. Menghitung Kelajuan Cairan Dalam Pipa Memakai Manometer
dan
Maka
Tekanan hidrostatis pada manometer : P1 = ρ’.g.h dan P2 = ρ.g.h maka
16
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada
pipa besar:
Dimana ,
v = kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s h = beda
tinggi cairan pada manometer satuannya m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
Ρ = massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar
satuannya Kg/m3
ρ = massa jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3
dan
17
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
Kelajuan gas dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran
gas maka kelajuan gas terus berkurang sampai ke nol di B (vB = 0 ) beda
tinggi a dan b diabaikan ( ha = hb ) Maka
dimana,
v = kelajuan gas, satuan m/s
h = beda tinggi air raksa, satuan m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ = massa jenis gas, satuannya Kg/m3
ρ’ = massa jenis cairan pada manometer satuannya Kg/m3
4. U-Tube Manometer
U-tube manometer miring dan vertikal lebih murah dan umum
digunakan untuk pengukuran tekanan diferensial meter mengalir seperti
tabung pitot, lubang dan nozel.
Manometer/alat ukur tekanan dengan menggunakan kolom cair
dalam tabung vertikal atau miring disebut manometer. Salah satu yang
paling umum adalah air diisi u-tube manometer digunakan untuk mengukur
perbedaan tekanan di lubang pitot atau terletak di aliran udara pada sistem
penanganan udara atau ventilasi.
a. Vertikal U-Tube Manometer
Perbedaan tekanan dalam manometer U-Tube vertikal dapat dinyatakan
sebagai
pd = γ h = ρ gh ---------- (2.7)
dimana
pd = tekanan
γ = specific weight dari cairan dalam tabung (kN / m 3, lb / ft 3)
18
ρ = density (kg/m 3 , lb/ft 3 )
g = percepatan gravitasi (9,81 m / s 2, 32,174 ft / s 2)
h = liquid height (m, ft)
Berat spesifik air, yang merupakan cairan yang paling umum digunakan
dalam-tabung manometer u, adalah 9,81 kN / m 3
Contoh - Pengukuran Tekanan Diferensial dalam sebuah Orifice
dimana
9,8 (kN / m 3) adalah berat jenis air di SI-unit.
19
b. Inclined U-Tube Manometer Cenderung U-Tube Manometer
Masalah umum jika perbedaan tekanan ukur dalam sistem kecepatan
rendah sebagai sistem ventilasi udara adalah kolom tinggi rendah dan
memuaskan akurat.
dimana
θ = sudut kolom relatif bidang horizontal
20
Modul Ajar 3. Pompa dalam Dunia Kesehatan
21
Kapasitas ini menunjukkan jumlah debit yang dapat dialirkan
berapa m3/jam. Pada pompa perlu diketahui juga mengenai berapa
kapasitas maksimum dan minimum yang dapat dialirkan oleh pompa
tersebut.
2. Kondisi Isap
Pada kondisi isap ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level isap dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan isap
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap
d. Kondisi pipa isap
3. Kondisi Keluar
Pada kondisi keluar ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level keluar dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan keluar
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air keluar
d. Kondisi pipa keluar
4. Head Total Pompa
Head total pompa ditentukan berdasarkan kondisi – kondisi di atas (no 1 –
3)
5. Jenis Zat Cair
Dalam pemilihan pompa harus diketahui jenis zat cair apa yang akan
dialirkan dan kharakteristik dari zat cair yang akan dialirkan oleh pompa
tersebut, seperti air tawar, air laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur,
berat jeniz, viskositas, kandungan padatan dan lain – lain.
6. Jumlah Pompa
Apabila suatu pekerjaan pemindahan fluida membutuhkan jumlah debit
yang besar maka bisa digunakan pompa lebih dari satu.
7. Kondisi Kerja
Kondisi kerja ini seperti apakah pompa tersebut akan digunakan secara
terus menerus, terputus – putus, atau jumlah jam kerja seluruhnya selama
setahun.
8. Penggerak
Penggerak untuk menggerakkan poros pompa antara lain motor listrik,
motor bakar torak atau turbin uap.
9. Poros Tegak atau Mendatar
Hal ini kadang – kadang sudah ditentukan oleh pabrik pompa yang
bersangkutan berdasarkan instalasinya.
10. Tempat Instalasi
Pembatasan – pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas
permukaan laut, di luar atau di dalam gedung, dan fluktuasi temperatur.
22
- Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam
2. Berdasarkan Takanan Discharge
- Kapasitas rendah : Sampai dengan 5 Kg/cm3
- Kapasitas menengah : 5 – 50 Kg/cm3
- Kapasitas tinggi : > 50 Kg/cm3
3. Berdasar jumlah / susunan impeller dan tingkat
- Single Impeller : Terdiri dari satu impeller dan satu tingkat.
- Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun
seri dalam satu casing.
- Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang
tersusun paralel dalam satu casing.
24
Gambar 3.3 Bagian Dalam Pompa Sentrifugal
Bagian – bagian utama pompa sentrifugal antara lain :
1. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompa secara kontinue,
sehingga cairan pada sisi hisap secara terus menerus akan masuk mengisi
kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Ada
tiga jenis impeller, yaitu open impeller, semi open impeller dan closed
impeller.
(a) Open mpeller (b) Semi open impeller (c) Closed impeller
26
4. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berbentuk silinder berlubang yang berfungsi untuk
melindungi shaft utama dari erosi, korosi, dan aus. Apabila shaft utama
mengalami kerusakan maka shaft utama tidak bisa diperbaiki tetapi harus
dilakukan penggantian dengan yang baru.
5. Glannd Packing
Gland packing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran cairan
dalam casingpompa dan mencegah udara dari luar masuk ke dalam pompa.
Apabila ada udara luar yang masuk ke dalam pompa maka akan
mengakibatkan performa pompa akan menurun dan menimbulkan kavitasi.
7. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban
dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban
aksial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan
lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek juga akan kecil.
30
Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagi akibat dari tumbukan antara
gelembung – gelembung uap yang pecah secara terus menerus.
Berikut adalah foto erosi kavitasi yang terjadi pada bagian dalam
volute casing dan pada impeller pompa sentrifugal :
31
5) Bila head total pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head
terendah harus diadakan pengamanan penuh terhadap terjadinya
kavitasi.
c. Dampak Kavitasi
1) Performa (efisiensi) pompa akan menurun.
2) Timbulnya vibrasi yang berlebih pada pompa dan vibrasi ini bila
dibiarkan terus - menerus maka dalam jangka panjang bisa
menyebabkan kerusakan pada komponen pompa lainnya.
3) Timbul suara berisik pada pompa.
2. Water Hammer
Aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan
tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan
dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Tekanan yang timbul
dinamakan tekanan pukulan air (water hammer pressure). Fenomena
keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik dan
energi tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang
dihasilkan oleh fenomena tersebut diantaranya adalah merusak valve,
menimbulkan getaran pada pipa, menggetarkan tumpuan pipa,
menyebabkan kavitasi pada impeller pompa, dan memperpendek umur
pemakaian peralatan. Perubahan tekanan bangkitan yang terlalu besar
dapat menyebabkan pipa menjadi rusak atau pecah.
Water hammer adalah fenomena terjadinya fluktuasi tekanan yang
diakibatkan oleh penutupan valve secara tiba - tiba dan matinya pompa
secara mendadak. Hal ini akan berdampak buruk terhadap instalasi
perpipaan, terutama pipa sebagai jalur utama fluida dialirkan. Perubahan
tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya dampak yang
buruk bagi sistem perpipaan, diantaranya adalah rusaknya atau pecahnya
pipa sistem dengan konsekuensi seluruh sistem peralatan harus mati total.
Fenomena water hammer dipengaruhi oleh waktu penutupan valve.
Penutupan valve yang cepat mengakibatkan gelombang tekanan yang
terjadi akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan perubahan deformasi
pada dinding pipa akan semakin besar.
32
berkebalikan dari putaran normal pompa, sehingga kondisi ini
mengakibatkan kerusakan pada motor penggeraknya.
3. Gejala Surjing
Gejala surjing sering terjadi pada operasi pompa, laju aliran berubah –
ubah secara periodik dan pada aliran terjadi fluktuasi tekanan. Gejala ini
timbul karena head pompa tidak mampu mengatasi head dari sistem secara
normal. Untuk mencegah surjing harus dipilih pompa dengan head yang
lebih tinggi daripada head dari sistem operasi yang dibutuhkan.
33
34
Gambar 1.15 Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair di Waste Water Treatment
Sebagai contoh penggunaan pompa sentrifugal di waste water treatment
yang diperlukan untuk mentrasferkan limbah cair dari bagian buffer tank
menuju reactor.
Untuk dapat mentransferkan limbah cair dari bagian buffer tank menuju
reactor dengan baik dan memperoleh efisiensi maksimum, maka diperlukan
pemakaian pompa sentrifugal yang sesuai dengan kondisi riil di lapangan,
kondisi tersebut meliputi sifat limbah cair yang akan dialirkan, kebutuhan
kapasitas, head total yang dibutuhkan pada sistem itu, daya motor yang
diperlukan, dan lain - lain.
A. Metode Geolistrik
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang untuk
mengidentifikasi sumber daya alam (SDA) di bawah permukaan tanah dengan
memanfaatkan sifat kelistrikan mineral (batuan).
Pada medium bumi homogen, arus listrik diinjeksikan ke bumi melalui
elektroda arus listrik positif (Current Source). Arus lisrik yang diinjeksikan
berarah radial keluar dari elektroda dan membangkitkan permukaan
ekipotensial yang arahnya tegak lurus dengan garis-garis arus listrik dan
berbentuk setengah bola (Gambar 4.1a). Dalam situasi yang sama antara
elektroda arus positif (Current Source) dan elektroda arus negatif (Current
Sink) menghasilkan garis-garis aliran arus listrik dan permukaan ekipotensial
menjadi lebih komplek (Gambar 4.1b). Garis-garis permukaan ekipotensial
inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan potensial di permukaan bumi
yang dapat terukur oleh voltmeter.
37
Setelah diperoleh nilai potensial listrik pada elektroda M dan
elektroda N, beda potensial listrik antara elektroda M dan N adalah sebesar
2. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger, jarak antar elektroda-elektroda
arus listrik dan potensial listrik dapat dilihat pada gambar 4, yaitu dengan
jarak rAM = rBN = L-α dan rAN = rBM = L+α
Dengan mensubstitusikan nilai rAM, rBN, rAN, dan rBM dari geometri
Schlumberger pada persamaan diatas dan menasumsikan L >> a , maka
akan diperoleh persamaan resistivitas semu seperti berikut :
39
3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan
spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 5. Jika jarak antar elektroda
potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2)
adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah
elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus.
Faktor geometri konfigurasi Wenner-Schlumberger sebagai berikut:
4. Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari teknik profiling
dan depth sounding, sehingga jenis konfigurasi ini merupakan salah satu
konfigurasi yang umumnya digunakan dalam eksplorasi geofisika.
Konfigurasi dipole-dipole menempatkan jarak elektroda arus C1C2 sama
dengan jarak elektroda potensial P1P2, yang diperlihatkan pada gambar 6.
Penempatan elektroda P1P2 berjarak a dari pasangan elektroda C1C2
dengan nilai faktor n = 1,2,3. Nilai K diturunkan ke persamaan (3), dengan
nilai n = 1,2,3,4,…,n.
Faktor geometri konfigurasi dipole-dipole sebagai berikut:
40
C. Peralatan Praktikum
Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum metode geolistrik
tahanan jenis adalah sebagai berikut:
1. Resestivitimeter 8. Meteran
2. 2 (dua) buah elektroda arus 9. Kompas
3. 2 (dua) buah elektroda potensial 10. GPS
4. Kabel elektoda 11. Patok
5. Kabel konektor 12. Alat tulis
6. Baterai basah/kering 13. Tali rapia
7. Palu elektroda
42
“Up Flow” dengan media berikil atau batu pecah, dan kwarsa atau silika.
Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan utama
dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak
saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak
penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan
cara gravitasi atau dengan memakai pompa. Diagram proses pengolahan
bersih dengan sistem Sarpalam Up Flow ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 5.1 Diagram proses pengolahan bersih dengan sistem Sarpalam Up Flow.
Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika
saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan
cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih
yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media
penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada
Sarpalam Up Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruk
media penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja. Sarpalam “Up Flow”
ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir)
yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang konvesional.
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Tabel 5.1
Spesifikasi Teknis Pilot Plant Sarpalam Up Flow Kapasitas 100 m3/hari
Kapasitas 100 m3/Hari.
Pengolahan
Bangunan Pipa PVC dia. 4 “ (berlubang)
Penyadap
Bak Penerima / Bak 80 cm X 300 cm X 250 cm
Penenang Awal
Saringan Up Flow Awal
Ukuran : 200 cm X 300 cm X 225 cm
44
Tebal Lapisan Batu Pecah, ukuran2-3 cm : 20 cm Batu Pecah ,
Kerikil : ukuran 1-2 cm : 10 cm Pasir : 70 cm
Kecepatan Penyaringan : 16 m3/m2.Hari.
Bak Penenang Ke 80 cm X 500 cm X 225 cm (2 Buah)
Dua
Saringan Pasir Up Flow Kedua
Ukuran : 200 cm X 500 cm X 200 cm
(2 buah)
Tebal Lapisan Batu Pecah, ukuran 2-3 cm : 20 cm Batu Pecah ,
Kerikil : ukuran 1-2 cm: 10 cm Pasir : 70 cm
Kecepatan Penyaringan 5 m3/m2.hari.
Bak Air 3
Bersih 200 cm X 580 cm X 200 cm (+ 20 M )
Bahan bangunan Beton semen cor
Gambar 5.3 Rancangan alat pengolah air bersih “ Sarpalam Up Flow” kapasitas 100
M3/hari. Potongan A -A
45
Gambar 5.4 Rancangan “ Sarpalam Up Flow” kapasitas 100 M3/hari.
Potongan B-B dan C-C
49
2. Unit Pengolahan Air Gambut Komunal
Untuk keperluan pengolahan kontinyu, atau secara massal dapat
dilakukan pada tempat yang pemukimannya terkumpul, dan dikelola
oleh pengelola yang merupakan wakil warga. Kapasitasnya dapat berkisar
60 – 100 m3/hari. Investasi peralatan ini cukup besar dan harus ada
peran pemerintah untuk membantu masyarakat pedesaan. Aplikasi
teknologi ini baik dalam rangka membuat cadangan air bersih dalam cukup
besar di daerah gambut, dalam rangka persiapan menghadapi musim
kering atau kemarau panjang.
Tabel 5.2
Hasil analisa kualitas air baku dan air olahan
No Parameter Satuan Contoh Air (1) Contoh Air (2)
baku olahan baku olahan
1 pH NTU 3,8 6,8 7,6 7,65
2 Kekeruhan Pt 10 1,5 28 2
3 Warna Co 500 10 18 6
4 Besi (Fe) mg/lt 0,4 0,18 17,39 0,26
5 Mangan (Mn) mg/lt 0 ttd 0,04 ttd
6 Organik Zat mg/lt 470 10,5 1,77 2,88
7 Padat terlarut mg/lt - 253 - 144
51
Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam
air, serta untuk menghilangkan senyawa yang dapat menyebabkan bau.
Setelah melewati filter penghilangan warna, air diteruskan ke filter
cartridge yang dapat menyaring partikel kotoran sampai ukuran 5 mikron.
Dari filter cartridge, selanjutnya, air dialirkan ke bak penampung air olahan
dan selanjutnya dipompa ke saluran distribusi. Konstruksi peralatan yang
telah terpasang dapat dilihat pada Gambar 12.
54
Modul Ajar 6. Instalasi Perpipaan di Perumahan
A. Sistem perpipaan
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit
pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan
Halaman dan Sambungan Umum. Untuk mendistribusikan air bersih dengan
perpipaan terdapat beberapa sistem pengaliran yang tergantung pada
beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah keadaan topografi, lokasi
sumber air baku, dan elevasi daerah layanan. Sistem pengaliran tersebut
antara lain:
1. Pengaliran gravitasi
Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan
tekanan akibat beda elevasi muka tanah, dalam hal ini jika daerah
pelayanan terletak lebih rendah dari sumber air. Diperlukan beda elevasi
antara sumber dan daerah layanan yang cukup besar sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan.
2. Pengaliran pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompaan digunakan di daerah yang
relatif datar dan tidak memiliki beda elevasi yang cukup besar. Distribusi air
ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa. Pada sistem
ini tekanan sistem yang optimal perlu diperhitungkan sehingga tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem
pengaliran.
3. Sistem kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan
sistem pemompaan. Pada sistem ini, air sebelum didistribusikan terlebih
dahulu ditampung di reservoir. Pendistribusian air dapat dilakukan melalui
sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.
55
1. Sistem cabang
Sistem cabang adalah sistem pendistribusi air bersih yang bersifat
terputus membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah layan. Pada
sistem ini air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui satu
jalur pipa utama.
2. Sistem loop
Sistem loop terdiri dari pipa-pipa utama dan sekunder yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk loop (melingkar).
1. Sock PVC
Sock pvc sering kita gunakan untuk menyambung batang pipa yang
kurang atau potongan
56
2. Elbow PVC 90
3. Elbow 45 PVC
Water mur pvc ini biasa digunakan untuk sambungan pada dekat
pompa atau filter air, fungsinya seperti sock tetapi dapat dibuka dratnya
bertujuan untuk perawatan atau terjadi mampet atau ngempos.
57
5. Sock Drat Luar (SDL) PVC
Sock drat luar biasa digunakan untuk penyambukan pada drat dalam
dan pada batang pipa, karena memili drat di luar maka di sebut dengan sock
drat luar,
7. T PVC
58
8. Reduser PVC
9. P-TRAP PVC
59
Selain ulir, mechanical joint juga bisa dilakukan dengan menggunakan
baut yang dikombinasikan dengan fitting flange adaptor/stub end.
Penyambungan ini biasa dilakukan untuk dua pipa yang berbeda material,
misal antara pipa plastik dan pipa logam.
3. Heat Fusion
Heat Fusion mengandalkan panas untuk menyambungkan dua pipa.
Caranya adalah dengan melelehkan ujung pipa, kemudian disambungkan
dengan pipa lain. Ada tiga jenis heat fusion, yaitu poly fusion untuk pipa
PPR, butt fusion untuk pipa PE atau PA, dan electro fusion yang dapat
digunakan untuk pipa PPR, PE serta PA. Dibutuhkan alat dan ahli khusus
untuk melakukan heat fusion ini.
4. Rubber Ring Joint
Rubber Ring Joint adalah proses penyambungan paling sederhana,
hanya menggunakan cincin karet yang terdapat pada soket pipa untuk
merekatkan sambungan pipa PVC dan PVC-O. Diperlukan semacam pelumas
untuk mempermudah pemasangannya.
60
Gambar 6.11 Pipa dengan Curat
H = H5 – Hf
Mengingat V = Q/A = Q/ ⁄
(b.1)
Dengan :
Q = debit aliran (m3/det)
H= tinggi tekanan efektif (m)
= berat jenis zat cair (kgf/m3)
(b.3)
61
Apabila efisiensi turbin adalah maka daya yang diberikan oleh turbin
adalah:
(b.4)
(b.5)
Kehilangan tenaga terjadi pada pengaliran pipa 1 dan 2 yaitu sebesar hf2.
Pada pipa 1 yang merupakan pipa isap, garis tenaga (dan tekanan) menurun
sampai dibawah pipa. Bagian pipa dimana garis tekanan di bawah sumbu
pipa mempunyai tekanan negatif. Sedang pipa 2 merupakan pipa tekan.
Daya yang diperlukan pompa untuk menaikkan zat cair :
(b.6)
Atau
62
(b.7)
Q = Q1 = Q2 = Q3 (b.8)
63
Atau
(b.9)
(b.10)
⁄ ⁄ ⁄
Substitusi nilai V1, V2 dan V3 ke dalam persamaan b.10 maka akan di dapat:
( ) (b.11)
√
⁄ (b.12)
( )
( ) (b.13)
( ) (b.14)
64
4. Pipa Hubungan Pararel
Pada keadaan dimana aliran melalui dua atau lebih pipa dihubungkan
secara pararel seperti dalam Gambar 4 maka persamaan kontinuitas adalah
:
Q = Q1 + Q2 + Q3 (b.15)
Q = 1/4 (b.16)
Persamaan energi :
(b.18)
Panjang pipa ekivalen ditentukan dengan cara yang sama seperti pada
hubungan
seri. Dari persamaan (b.16) di dapat :
⁄
⁄
√ ( )
⁄
⁄
√ ( )
65
⁄
⁄
√ ( )
⁄
⁄
√ ( )
⁄ ⁄ ⁄ ⁄
( ) ( ) ( ) ( ) (b.19)
5. Pipa Bercabang
Sering suatu pipa menghubungkan tiga atau lebih kolam. Gambar 5
menunjukkan suatu sistem pompa bercabang yang menguhungkan tiga
buah kolam. Akan di cari debit aliran melalui tiap-tiap pipa yang
menghubungkan ketiga kolam tersebut apabila panjang, diameter,macam
pipa (kekasaran k), diberikan dan rapat massa serta kekentalan zat cair
diketahui. Garis tekanan akan berada pada muka air di tiap-tiap kolam, dan
akan bertemu pada satu titik di atas titik cabang T. Debit aliran melalui tiap
pipa ditentukan oleh kemiringan garis tekanan masing-masing. Arah aliran
sama dengan arah kemiringan (penurunan) garis tenaga.
Persamaan kontinuitas pada titik cabang, yaitu aliran menuju titik cabang T
harus sama dengan yang meninggalkan T. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa aliran akan keluar dari kolam A dan masuk ke kolam C. Aliran keluar
atau masuk ke dalam kolam B tergantung pada sifat pipa 1 dan 2 serta
66
elevasi muka air kolam A, B, dan C. Persamaan kontinuitas adalah salah satu
dari kedua bentuk berikut:
Q1 =Q2 + Q3 (b.20)
atau
Q1 +Q2 = Q3 (b.21)
Yang tergantung apakah elevasi garis tekanan di titik cabang lebih besar
atau lebih kecil dari pada elevasi muka air kolam B. Persamaan (b.20)
berlaku apabila elevasi garis tekanan di T di T lebih tinggi dari elevasi muka
air kolam B, dan apabila sebaliknya berlaku persamaan (b.21). Prosedur
hitungan adalah sebagai berikut :
a. Anggap garis tekanan di titik T mempunyai elevasi hT
b. Hitung Q1, Q2, dan Q3, untuk keadaan tersebut.
c. Jika persamaan kontinuitas dipenuhi, maka nilai Q1, Q2, dan Q3, adalah
benar.
d. Jika aliran menuju T tidak sama dengan aliran meninggalkan T, di buat
anggapan baru elevasi garis tekanan di T, yaitu dengan menaikkan garis
tekanan di T apabila aliran masuk lebih besar daripada aliran keluar dan
menurunkannya apabila aliran masuk lebih kecil dari aliran keluar.
e. Ulangi prosedur tersebut sampai dipenuhinya persamaan kontinuitas.
Pada keadaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5 dengan
menganggap bahwa elevasi muka air kolam C sebagai bidang referensi dan
dianggap bahwa elevasi garis tekanan di T di bawah elevasi muka air kolam
B. (hT < ZB), maka persamaan aliran mempunyai hubungan sebagai berikut
ini.
Persamaan energi :
(b.22)
(b.23)
(b.24)
Persamaan kontinuitas:
Q1 + Q2 = Q3 (b.25)
67
Dari persamaan di atas, jika ZA, ZB dan sifat sifat pipa diketahui maka hT, Q1,
Q2 dan Q3 dapat di hitung.
6. Jaringan Pipa
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada
sistem jaringan distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian
yang paling mahal dari suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu harus
dibuat perencanaan yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang
efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan tergantung pada jumlah
penduduk dan macam industri yang dilayani. Analisis jaringan pipa ini
cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu
pemakaian komputer untuk analisis ini akan mengurangi kesulitan. Untuk
jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan masih dilakukan. Ada
beberapa metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem jaringan pipa,
diantaranya adalah metode Hardy Cross dan metode matriks.
Dalam buku ini hanya akan dibahas metode Hardy Cross. Gambar 6
adalah contoh suatu sistem jaringan pipa.
Aliran keluar dari sistem biasanya dianggap terjadi pada titik-titik simpul.
Metode Hardy Cross ini dilakukan secara iteratif. Pada awal hitungan
ditetapkan debit aliran melalui masing-masing pipa secara sembarang.
Kemudian dihitung debit aliran di semua pipa berdasarkan nilai awl
tersebut. Prosedur hitungan diulangi lagi sampai persamaan kontinuitas di
setiap titik simpul dipenuhi. Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan
kontinuitas dan tenaga yaitu :
a. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hokum-hukum gesekan pipa untuk
aliran dalam pipa tunggal.
68
b. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang
keluar.
c. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus
sama dengan nol.
hf = k Qm
hf = k Q2
Dengan:
69
dihitung, maka tinggi tekanan pada satu titik harus diketahui. Prosedur
perhitungan dengan metode Hardy Cross adalah sebagai berikut :
a. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0 hingga terpenuhi syarat
kontinuitas.
b. Hitung jumlah kerugian tinggi tenaga sekeliling tiap-tiap jaring, yaitu hf =
k Q2.
c. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian
sehingga tiap pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
d. Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan rumus ∑hf = 0
e. Hitung nilai ∑|2kQ| untuk tiap jaring.
f. Pada tiap jarring diadakan koreksi debit ∆Q supaya kehilangan tinggi
tenaga dalam jarring seimbang. Adapun koreksinya adalah :
∑
∑| |
70
Modul Ajar 7. Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Tabel 7.1
Komponen paket unit pengolahan air
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
a. Unit pengambil air baku a. Air Permukaan, Air Tanah
b. Pengukur aliran Air b. Ambang tajam, turbin, elektromagnetik dan
ultrasonik.
c. Pembubuh Larutan Kimia c. Pompa dosing
d. Mikser d. Mekanis, hidrolis, in line dan kompresor;
e. Koagulasi e. Hidrolis, mekanis dan dinamik mikser;
f. Flokulasi f. Hidrolis, mekanis dan dinamik mikse;
g. Sedimentasi/ klarifikasi g. Gravitasi, floating,
h. Filtrasi h. Saringan pasir cepat
i. Desinfeksi i. Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
a. Penampung a. Reservoir
b. Distribusi b. Gravitasi, Pemompaan
71
B. Persyaratan
1. Persyaratan Umum
a. Produk unit paket IPA harus mendapat pengesahan dari
instansi/lembaga yang berwenang;
b. Unit paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai
Permenkes RI No 492/ MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum;
c. Harus dipasang di atas tanah yang stabil;
d. Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air;
e. e) Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku
terutam kekeruhan dan warna.
2. Persyaratan Teknis
a. Kualitas air baku
Kualitas air baku yang dapat diolah dengan IPA kontruksi baja adalah
sebagai berikut:
1) Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400 mg/L SiO2;
2) Kandungan warna asli (sebagai apparent colour) tidak melebihi 100
Pt Co dan warna sementara mengikuti kekeruhan air baku;
3) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku Peraturan
Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
4) Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna,
besi dan atau bahan organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi
kekeruhan rendah (<50 NTU) maka digunakan IPA sistem DAF
(Dissolved Air Flotation) atau sistem lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Alat ukur aliran
Unit paket instalasi pengolahan air dilengkapi alat ukur aliran untuk
mengukur debit air baku dan air minum, yang dapat berupa:
1) Water meter b) V-notch
2) Flowmeter
3) Floating meter
c. Ukuran
1) Unit koagulasi/koagulator
Ukuran unit koagulasi (Koagulator) harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
2) Unit flokulator
Ukuran panjang, lebar dan tinggi unit flokulasi (Flokulator) harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
3) Unit sedimentasi
Ukuran panjang, lebar dan tinggi Bak Sedimentasi harus sesuai
dengan perhitungan berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
4) Bentuk dinding
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:
72
a) Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPA, seperti pada Tabel 2
berikut ini :
b) Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan
dinding yang sama untuk kapasitas IPA 1L/detik - 50 L/detik,
seperti pada Tabel 2.
Tabel 7.2
Tebal pelat IPA dinding rata, corrugated dan kapasitas IPA
Ketebalan pelat
Kapasitas IPA Ketebalan pelat IPA
No IPA dinding
(L/detik) dinding rata (mm)
corrugated (mm)
1 1 4 5
2 5 6 5
3 10 6 5
4 20 8 5
5 50 minimal 10 5
Tabel 7.3
Tinggi bebas di unit Sedimentasi dan kapasitas IPA
No Kapasitas IPA Tinggi bebas di unit
(L/detik) Sedimentasi (cm)
1 1 15
2 5 20
3 10 20
4 20 25
5 50 30
5) Bentuk pengendap
Bentuk pengendap pada unit sedimentasi ada 2 (dua) macam yatu:
a) Bentuk Pelat
Tinggi tegak pelat pengendapan disesuaikan dengan kapasitas
IPA dan bentuk dinding rata/ corrugated, sesuai Tabel 4. Lebar
pelat disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat
dan kemiringan sesuai dengan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
73
Tabel 7.4
Tinggi tegak pelat pengendap dan kapasitas IPA
Tinggi tegak pelat Tinggi tegak pelat
Kapasitas IPA
No pengendap dinding pengendapan dinding
(L/detik)
rata (cm) corrugated (cm)
1 1 60 80
2 5 80 80
3 10 80 80
4 20 90 80
5 50 100 80
Tabel 7.5
Diameter Tube Setller dan kapasitas IPA
Diameter Tube Settler
No Kapasitas IPA ( L/detik)
(cm)
1 1 - 10 2,50
2 20 3,0
3 50 3,50
6) Unit filtrasi
Ukuran panjang, lebar dan tinggi harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a) Media penyaring
Media penyaring menggunakan pasir silika dengan ketentuan
sesuai dengan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit
IPA.
b) Media penyangga
Media penyangga berupa kerikil dengan ketentuan sesuai dengan
SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
74
C. Bahan dan peralatan
1. Pelat Baja
Pelat Baja harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Pelat baja Mild Steel SS-400, harus dibersihkan dengan pasir bertekanan
sesuai ketentuan yang berlaku
b. Pelat baja harus diberi pelapisan, Pelapisan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Pelapisan bagian dalam
2) Pelapisan ini menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air
minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100
mikron.
3) Pelapisan bagian luar
a) pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan
ketebalan 50 mikron,
b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan
ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.
2. Pelat Pengendap
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan
lendutan (defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1.285 N/m2.
5. Peralatan Pelengkap
a. Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible atau centrifugal
dan yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
75
2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak
dari pompa terhadap muka air terendah (net positif suction head).
3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal
(single stage);
4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai
berikut: (a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380
volt, 3 phase, 50 Hz; (b) Pole : 2 atau 4 pole; (c) Putaran maksimal
2900 rpm.; (d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistem
Start Delta dan mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu
lingkungan (ambient temperatur ) 500 C.
6) Bahan pompa air baku terdiri dari : (a) Casing terbuat dari cast iron;
(b) Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome
steel, cast iron special dan bronze;(c) As pompa (shaft) terbuat dari
stainless steel;
7) Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
(a) Satu set pressure gauge, 0,50 kg/cm2;
(b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
(1) Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa
discharge flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan ke
pipa transmisi air baku;
(2) Tipe 2, pompa air baku dilengkapi dengan sistem guiding
bar dan pipa GIP untuk discharge lengkap dengan fitting dan
bend 900 medium untuk sambungan ke pipa transmisi air
baku;
(c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai
dengan uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila
memerlukan penyambungan dalam air, harus diberi isolasi
khusus.
b. Pompa Air Minum
Pompa Air Minum dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis sentrifugal horizontal ;
2) Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi
tuang (cast iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat;
3) Ball bearing memakai bahan pelumasnya dari gemuk;
4) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3
phase, 60 Hz;
5) Pole : 2 atau 4 pole;
6) COS phi : 0,80 Putaran maksimal 1500 rpm.;
7) Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistem Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan temperatur ambien
500 C.
8) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistem Start Delta.
c. Perlengkapan pompa Air Minum
1) Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan
three way valve;
76
2) Float level control valve dan pressure switch;
3) Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa
discharge;
4) Fitting pipa termasuk steel bend untuk pipa discharge dan support
kabel;
5) Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
6) Brosur/ buku mengenai: (a) Petunjuk operasi dan pemeliharaan; (b)
Kurva Kinerja.
d. Pompa pembubuh, yaitu :
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Stroke dapat diatur;
2) Jenis piston atau membran, bila dengan membran harus sesuai
dengan bahan kimia yang dipompakan;
3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
5) Bordes dan tangga Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi
dengan bordes dan tangga untuk operasi dan pemeliharaan.
Tangga bordes terbuat dari bahan baja yang dicat anti karat.
77
4) Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air
pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran
naik;
5) Satu panel tekanan bahan bakar;
6) Satu panel ammeter arus pengisi aki:
7) Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
8) Satu panel penunjuk putaran (tacho meter);
9) Satu set panel indikator kerja ;
d. Panel generator harus mempunyai:
1) Satu panel Volt meter;
2) Satu tombol pemilih tegangan (selector switch);
3) Satu tombol pengatur tegangan;
4) Satu panel Watt meter;
5) Satu panel frekuensi meter;
6) Satu tombol, reset lampu panel.
78