Anda di halaman 1dari 86

i

Dr. I. Khambali, ST, MPPM


Dr. Iva Rustanti, Ir, MT
Ernita Sari, SST, M.KL

MODUL AJAR

PENYEHATAN AIR

ii
Judul : Modul Penyehatan Air

vii + 78 hal, 7.17” x 10.12”

Cetakan Pertama: Mei 2019


Hak Cipta dilindungi undang-undang

Penulis:

Dr. I. Khambali, ST, MPPM


Dr. Iva Rustanti, Ir, MT
Ernita Sari, SST, M.KL

Layout:

Tommy Soesanto, ST.

Produksi HAKLI Provinsi Jawa Timur

HAKLI Provinsi Jawa Timur (Environmental


Health Science) Jl. Patmosusastro 36 Surabaya
Phone: 031-5020696

iii
KATA PENGANTAR

Patut kiranya penyusun mengawali dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Seraya mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Modul Ajar Penyehatan
Air ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Modul ini disusun untuk tidak hanya memperkaya konsep teoristis, tetapi
mengedepankan segi praktisnya, sehingga bisa digunakan oleh para praktisi
bidang kesehatan lingkungan. Modul ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan dan materi pembelajaran tenaga kesehatan / sanitarian.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari modul ini, oleh karena itu
kritik, tegur dan saran dari pembaca, sejawat yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan isi modul ini, sehingga modul ini lebih memberikan manfaat
bagi yang memerlukan.

Akhirnya, hanya ungkapan rasa terima kasih yang bisa penyusun sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan konstibusi baik moral maupun
material sehingga modul ini bisa diselesaikan. Besar harapan kami bahwa modul
ini bermanfaat dan memberikan kemudahan kepada semuanya. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi dan meridhoi upaya kita untuk menjadikan
kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera.

Surabaya, 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
COVER LUAR ......................................................................................................................... i
COVER DALAM ..................................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v
STANDAR KOMPETENSI ................................................................................................... vi

Modul Ajar 1: Kebutuhan Air Bersih


A. Kebutuhan Air Bersih ................................................................................................ 1
B. Proyeksi Jumlah Penduduk yang Akan Datang ............................................... 2
C. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih untuk Seluruh Masyarakat (Domestik
dan Non Domestik ....................................................................................................... 4

Modul Ajar 2: Hidrolika


A. Pengertian Hidrostatika ............................................................................................ 9
B. Konsep Hidrostatika ................................................................................................... 9
C. Pengertian Hidrodinamika ...................................................................................... 10
D. Konsep Hidrodinamika ............................................................................................. 11
E. Prinsip Bernouli ........................................................................................................... 12

Modul Ajar 3: Pompa dalam Dunia Kesehatan


A. Dasar – dasar Pemilihan Pompa ........................................................................... 21
B. Klasifikasi Pompa Sentrifugal .................................................................................. 22
C. Sistem Kerja Pompa Sentrifugal ............................................................................ 23
D. Bagian – bagian Pompa Sentrifugal ..................................................................... 24
E. Gangguan Operasi Pompa dan Pemeliharaannya .......................................... 30
F. Contoh Pengaplikasian Riil Pompa Sentrifugal ............................................... 33

Modul Ajar 4: Geolistrik


A. Metode Geolistrik ........................................................................................................ 36
B. Konfigurasi pada Metode Geolistrik ..................................................................... 38
C. Peralatan .......................................................................................................................... 41
D. Prosedur Pengambilan Data ................................................................................... 41

Modul Ajar 5: Unit Pengolahan Air Bersih Sederhana


A. Pengolahan Air Keruh ................................................................................................. 42
B. Pengolahan Air Sadah ................................................................................................. 47
C. Pengolahan Air Gambut ............................................................................................. 48
D. Pengolahan Air Asin / Payau .................................................................................. 52
E. Tekhnologi Ultrafiltrasi dan Biofiltrasi .............................................................. 54

Modul Ajar 6: Instalasi Perpipaan di Perumahan


A. Sistem Perpipaan .......................................................................................................... 55
B. Macam – macam Sambungan Pipa ........................................................................ 56
C. Tipe Penyambungan PVC ......................................................................................... 59

v
D. Sistem dan Jaringan Pipa .......................................................................................... 60

Modul Ajar 7: Instalasi Pengolahan Air


A. Komponen Instalasi Pengolahan Air .................................................................... 71
B. Persyaratan ................................................................................................................... 72
C. Bahan dan Peralatan ................................................................................................... 75

vi
PENYEHATAN AIR

Standart Kompetensi :
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan kajian tentang perhitungan air
bersih untuk penduduk, hidrolika, jenis dan cara kerja pompa, teknik pengolahan
air baku, plumbing, teknik pengolahan air dalam kemasan dan air isi ulang, dan
penyelidikan air tanah dengan metode geolistrik, pencapaian tujuan
pembelajaran mata kuliah ini menggunakan metode ceramah, diskusi penugasan,
praktik dan seminar.

Materi:
Kebutuhan Air Bersih
- Proyeksi jumlah penduduk
- Kebutuhan air domestik
- Kebutuhan air non domestik
- Kebutuhan air bersih pada satu wilayah

Hidrolika
- Hidrostatika
- Hidrodinamika

Pompa dalam Dunia Kesehatan


- Jenis pompa
- Cara kerja pompa
- Pemeliharaan pompa
- Pemanfaatan jenis pompa dalam bidang kesehatan

Geolistrik
- Praktek lapangan pengukuran geolistrik
- Interpretasi hasil kerja

Unit pengolahan air bersih sederhana


- Merancang dan membuat unit pengolahan air
- Mengevaluasi hasil kerja

Instalasi Perpipaan di Perumahan


- Merangkai sambungan rumah
- Mengevaluasi hasil kerja

Observasi Instalasi Pengolahan Air Minum (PDAM)


- Kunjungan dan observasi (PDAM)
- Interpretasi hasil kerja

vii
Modul Ajar 1. Kebutuhan Air Bersih

Sub Pokok Bahasan:


- Proyeksi jumlah penduduk
- Kebutuhan air domestik
- Kebutuhan air non domestik
- Kebutuhan air bersih pada satu wilayah

A. Kebutuhan Air Bersih


Untuk mengetahui Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per hari
menurut kelompok jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1.1
Jumlah Kebutuhan Air Maksimum Per Orang Per Hari
Menurut Kelompok Jumlah Penduduk
Jummlah Penduduk Kebutuhan Air
(satuan 10.000 orang) (liter/ Orang/ hari)
Kurang dari 1 150 - 300
1–5 200 - 350
5 – 10 250 - 400
10 – 30 300 - 450
30 – 100 350 - 500
Lebih dari 100 Lebih dari 400
Sumber : Maindoka dan Panjaitan, (2011) dari Sularso (2004)

Tabel 1.2
Jumlah Air Yang Dipakai Per Orang Dan Waktu Pemakaiannya
Menurut Jenis Gedung
Pemakaian air Waktu
Jenis
No rata-rata per pemakaian air
Gedung Keterangan
hari (liter) rata-rata (jam)
1 Kantor 100 – 120 8 Per karyawan
2 Rumah sakit 250 - 1000 10 Per tempat tidur
(pasien luar : 8 l
Karyawan : 120 l
Perawat : 160 l)
3 Gedung bioskop 10 3 Per pengunjung
dan sandiwara

1
Pemakaian air Waktu
Jenis
No rata-rata per pemakaian air
Gedung Keterangan
hari (liter) rata-rata (jam)
4 Toko, department 3 8 Per pengunjung
store (karyawan : 100 l
karyaawan penghuni :
160 l)
5 Rumah makan 15 7 -
6 Cafeteria 30 5 -
7 Perumahaan 160 – 250 8 – 10 Per penghuni
8 Hotel, losmen 150 – 300 10 Per tamu
9 Sekolah dasar, 40 – 50 5–6 Per murid
sekolah lanjutan
10 Laboratorium 100 – 200 8 Per karyawan
11 Pabrik 60 – 140 8 Per orang per shif
(pria : 80 l
wanita : 100 l)
12 Stasiun kereta api 3 15 Per penumpang
Sumber : Maindoka dan Panjaitan, (2011) dari Sularso (2004)

B. Proyeksi Jumlah Penduduk yang Akan Datang


Dalam upaya perencanaan peningkatan kesejahteraan masyarakat
diperlukan data terkait jumlah penduduk di masa depan. Untuk mengetahui
jumlah penduduk di masa mendatang, kita dapat menggunakan rumus
proyeksi jumlah penduduk.
1. Rumus Aritmatika
Rumus aritmatika ini, kita gunakan apabila kita anggap bahwa jumlah
penduduk tiap tahun selalu sama.

Pn = P0 {1 + (r.n)}

Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.

Contoh:
Wilayah Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 40.000 jiwa pada
tahun 2014 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah jakarta setelah 6 tahun kemudian?

Jawab:
Pn = P0 {1 + (r.n)}

2
Pn = 40000 { 1 + (0,02 x 6)}
Pn = 40000 + 4800 = 44800 jiwa
Jadi jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak
44800 jiwa dengan pertumbuhan sebanyak 4800 jiwa tiap tahunnya.

2. Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga
majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).

Pn = P0 (1 + r)n

Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.

Contoh:
Wilayah Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.000 jiwa pada
tahun 2013 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah Surabaya setelah 5 tahun kemudian?

Jawab:
Pn = P0 (1 + r)n
Pn = 60000 (1 + 0,02)5
Pn = 66240 jiwa
Jadi prediksi jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2018 sebanyak 66.240
jiwa.

3. Rumus Eksponensial
Penggunaan rumus ini apabila pertumbuhan penduduknya konstan atau
kontinue tiap hari.

Pn = P0er.n

Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.

Contoh:
Jumlah penduduk wilayah Merauke pada tahun 2013 adalah 10.000 jiwa
dan pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Berapakah jumlah
penduduknya pada tahun 2018?

3
Jawab:
Pn = P0er.n
Pn = 10000 x 2,71828180,02×5
Pn = 10000 x 2,71828180,1
Pn = 11052 jiwa
Jadi jumlah penduduk Merauke pada tahun 2018 sebanyak 11052 jiwa
dengan pertumbuhan sebesar 1052 jiwa tiap tahunnya.

C. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Seluruh Masyarakat (Domestik


dan Non Domestik)

Kebutuhan air bersih (Qmd)


Q md = Pn x q x fmd

Kebutuhan total air bersih (Qt)


Qt = Q md X 100/80 (faktor kehilangan air 20%)
Keterangan :

Qmd = kebutuhan air bersih


Pn = jumlah penduduk tahun n
q = kebutuhan air per orang/hari
fmd = faktor hari maksimum ( 1,05 – 1,15 )
Qt = kebutuhan air total

Agar lebih paham mengenai cara menghitung kebutuhan air bersih


beberapa tahun mendatang melalui proyeksi jumlah penduduk akan dijelaskan
pada dua contoh soal berikut :

Soal 1
Pada tahun 2014 jumlah penduduk daerah A adalah 10.000 jiwa dengan angka
pertumbuhan penduduk 2%. Hitung kebutuhan air bersih domestik dan non
domestik pada tahun 2018, 2022. Jika diasumsikan konsumsi air bersih untuk
kebutuhan penduduk sebesar 120 liter/orang/hari dan untuk kebutuhan non
domestik diasumsikan sebesar 30% dari kebutuhan penduduk.

Jawab :
Tahun rencana 2018
Proyeksi jumlah penduduk tahun 2018
Pn = Po (1+r)n
= 10.000 (1+0,02)4
= 10.000 (1,02)4
= 10.824 orang
Kebutuhan domestik
Q = Pn X q
= 10.824 X 120 liter/orang/hari
= 1.298.880 liter/hari

4
Kebutuhan non domestik
= 1.298.880 X 30%
= 389.664 liter/hari

Tahun rencana 2022


Poyeksi jumlah penduduk tahun 2022
Pn = Po (1+r)n
= 10.000 (1+0,02)8
= 10.000 (1,02)8
= 11.717 orang

Kebutuhan domestik
Q = Pn X q
= 11.717 X 120 liter/orang/hari
= 1.406.040 liter/hari
Kebutuhan non domestik
= 1.406.040 X 30%
= 421.812 liter/hari

Soal 2
Suatu sumber mata air (sumber air baku) yang dari segi kualitas baik, setelah
dilakukan pengukuran diketahui memiliki debit 5 liter/detik. Direncanakan
sumber air ini akan melayani kampung B yang memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2014 adalah 350 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,2 % per
tahun. Asumsi kebutuhan air bersih penduduk 60 liter/orang/hari (skala
komunal), dengan tahun perencanaan sampai 2020. Apakah sumber mata air
tersebut layak dijadikan sumber air dan apakah sumber mata air tersebut
mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga kampung B dalam kurun
waktu yang sudah direncanakan ?

Jawab :
Hitung proyeksi jumlah penduduk tahun rencana 2020
Pn = Po (1+r)n
= 350 (1 + 0,012)6
= 350 (1,012)6
= 376 orang

Hitung kebutuhan air bersih, Qmd


Qmd = Pn X q X fmd
Qmd = 376 x 60 liter/orang/hari x 1,05
= 23688 l/hari
= 0,27 l/detik

Hitung kebutuhan total air bersih, Qt


Qt = 0,27 l/detik X 100/80
= 0,3375 l/detik

5
Bandingkan dengan debit sumber mata air (air baku)
Kebutuhan total air bersih 0,3375 liter/detik atau sekitar 29.160 liter/hari.
Sedangkan sumber air baku (mata air) menghasilkan 5 liter/detik atau
432.000 liter/hari dan antara debit mata air dengan kebutuhan total air bersih
ada surplus sekitar 402.840 liter/hari. Kelebihan tersebut bisa digunakan
untuk keperluan lain misalnya irigasi atau memberi minum ternak,dll. Maka
kesimpulannya adalah sumber mata air (sumber air baku ) tersebut layak
untuk dijadikan sumber air bagi warga kampung B untuk enam tahun kedepan
karena layak dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

1. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan


Perkiraan kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan Kota “A” dapat
dihitung sampai tahun 2024 digunakan Persamaan,

Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan adalah 40-


50 liter/orang/hari (Sularso,2004). Disini diambil 50 liter/orang/hari,
maka jumlah siswa, guru, dan pegawai pada tahun 2024 dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 1.3
Perkiraan Jumlah Sarana Ibadah dan Kebutuhan Air Tahun 2024
Jumlah siswa, guru dan
Kebutuhan air
No Jenis Sarana pegawai
(liter/orang/hari)
2014 2024
1 SD 11.950 13.911 695.550
2 SLTP 7.447 8.669 433.450
3 SMA/SMK 9.413 10.958 547.900
4 PT 3.076 3.580 179.000
Total 31.886 37.118 1.855.900

Jadi total kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan sampai


tahun 2024 adalah :
= 1.855.900 liter/orang/hari
= 92795 m3/ hari
= 1,07 m3/s
2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan
Untuk perkiraan jumlah kebutuhan air pada fasilitas Peribadatan
di Kota “A”, dapat dihitung menggunakan persamaan yang sama dengan
fasilitas pendidikan yaitu :

Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n

6
Dimana standar kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan 2
m3/unit/hari atau 2000 l/unit/hari (Sularso,2004).

Tabel 1.4
Perkiraan Jumlah Fasilitas Peribadatan dan Kebutuhan Air Tahun 2024
Jumlah tempat
Kebutuhan air
No Jenis Sarana ibadah
(liter/unit/hari)
2014 2024
1 Masjid 151 175 350.000
2 Mushalla/langgar 270 314 628.000
3 Gereja 0 0 0
Total 421 489 978.000

Jadi total kebutuhan air bersih untuk fasilitas peribadatan tahun 2024
Adalah :
= 978.000 l/unit/hari
= 1.956.000 m3/unit/hari
= 22,63 m3/detik

3. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Kesehatan


Dengan menggunakan persamaan yang sama dengan fasilitas
sebelumnya, maka jumlah fasilitas kesehatan di Kota “A” dapat di hitung
dengan persamaan;

Pn = Po ( 1 + r )n
Pn = Po ( 1 + 0.00898)n

Dimana standar kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan 250 l/tempat


tidur/hari (Sularso,2004), maka perkiraan kebutuhan air untuk fasilitas
kesehatan Kota “A” tahun 2024 dapat di hitung;

Tabel 1.5
Perkiraan jumlah tempat tidur dan kebutuhan air tahun 2024
Jumlah tempat tidur Kebutuhan air (liter/tempat
Jenis Sarana
2014 2024 tidur/orang)
Rumah Sakit 143 166 41.500
Total 143 166 41.500

Jadi total perkiraan air bersih untuk fasilitas kesehatan tahun 2024 adalah :
= 166 x 250 l/ tempat tidur / hari
= 41.500 l/ tempat tidur / hari
= 10.375 m3 / hari
= 0,12 m3 / s

7
4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perkantoran
Kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran ini, dapat diketahui
dengan cara mengetahui yang menempati berbagai instansi pemerintah
maupun swasta yang ada di Kota “A”. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Kota “A” 2014 bahwa jumlah total pegawai pada
instansi pemerintah berjumlah sekitar 3.247 orang. Sehingga jumlah
pagawai/karyawan sampai tahun 2024 diperkirakan;

Pn = Po ( 1 + 0.015)n
Pn = 3.247 (1 + 0.00898)17
Pn = 3.779 jiwa
Berdasarkan standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas
perkantoran adalah 120 liter/pegawai/hari ( Sularso,2004), maka
kebutuhan air bersih untuk sampai tahun 2024 adalah :
= 3.779 ×120 liter / pegawai /hari
= 453.480 liter / pegawai /hari
= 54.417,6 m3 / hari
= 0,629 m3 /s

5. Perhitungan perkiraan kebutuhan air bersih menurut jumlah


pelanggan PDAM “X”
Karena data yang didapatkan hanya ada satu tahun terakhir, maka
untuk proyeksi jumlah Penduduk menggunakan rumus geometrik dengan
asumsi perkembangan penduduk rata-rata (nilai r). jumlah pelanggan
PDAM “X” tahun 2024 sekitar 16.726 jiwa. Standar kebutuhan air untuk
setiap orang dengan jumlah penduduk antara 10.000-50.000 jiwa adalah
200 liter/orang/hari (Sularso,2004).

Tabel 1.6
Perkiraan Jumlah pelangan PDAM “X” menurut daerah pelayanan
sampai tahun 2024
Jumlah Pelanggan Jumlah Pelanggan
No Daerah pelayanan
2014 2024
1 Kota A Tengah 7.012 8.162
2 Kota A Utara 4.226 4.919
3 Kota A Selatan 2.262 2.633
4 Kota A Timur 914 1.063
Total 14.414 16.777

Jadi total perkiraan air bersih untuk pelanggan PDAM “X” tahun 2024
adalah :
= 16.777 x 200 l/ orang/ hari
= 3.355.400 l/ orang / hari
= 671.080 m3 / hari
= 7.76 m3/ s

8
Modul Ajar 2. Hidrolika

Sub Pokok Bahasan


- Hidrostatika
- Hidrodinamika

A. Pengertian Hidrostatika
Hidrostatik adalah rangkaian kerja zat cair yang di beri tekanan. Pada
alat – alat hidrostatik digunakan satu jenis energi yang berbeda. Zat cair
digunakan sebagai perantara energy tersebut. Zat cair bergerak sehingga
menimbulkan gerakan, namun zat cair tersebut bukanlah sumber gerakan.
Energi tersalurkan karena zat cair yang berada didalam tempat tertutup di beri
tekanan.
Contoh : penggunaan hidrostatik pada kendaraan-kendaraan berat
adalah dalam power steering dan ripper arms. Bila tekanan disalurkan melalui
sejumlah cairan yang pada dasarnya bersifat statis, tekanan pada cairan yang
berada dalam tempat tertutup akan mendorong ke semua arah dengan gaya
yang sama sehingga memungkinkan gaya kecil pada piston kecil bisa
menyangga gaya besar pada sebuah piston besar.

B. Konsep Hidrostatika
Hukum utama hidrostatika; apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi
yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari dasar wadah, maka air akan
memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar.
Disamping itu kita juga sudah mengetahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam
suatu zat cair pada ke dalaman yang sama memiliki nilai yang sama. Berkaitan
dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang
menyatakan tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang disebut
dengan Hukum Utama Hidrostatis.

Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa :


Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana dan jumlah
zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan
gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan hidrostatis
disuatu titik (misal didasar balok) diturunkan dari konsep tekanan.

w = m.g = ρ V g = ρ A h g
Ket :
Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2);
h = kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m);
g = percepatan gravitasi (m/s2)

9
Jika tekanan udara luar (P atm) mempengaruhi tekanan hidrostatis
maka tekanan total pada suatu titik adalah berdasarkan rumus diatas tekanan
hidrostatis di suatu titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik
tersebut, bukan pada bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan
memiliki tekanan hidrostatis yang sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum
Utama Hidrostatis.
”Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom
zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak
bergantung pada bentuk dan ukuran bejana”. Setiap bagian di dalam fluida
statis akan mendapat tekanan zar cair yang disebabkan adanya gaya
hidrostatis disebut Tekanan Hidrostatis “Ph”. Contoh nyatanya ketika sebuah
bola yang dimasukkan ke dalam air, ketika kita lepaskan akan mendapat gaya
ke atas.

C. Pengertian Hidrodinamika
Hidrodinamika terdiri dari kata hidros = air dan dinamica = gerakan,
berarti pengertian hidrodinamika dalam arti sempit adalah
gerakan/pergerakan air. Ada pendapat dari seorang insinyur bernama Alizar
(2013) yang menyatakan bahwa hidrostatiska adalah ilmu perihal zat alir atau
fluida yang diam tidak bergerak dan hidrodinamika adalah perihal zat alir yang
bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas dan udara, disebut
Aerodinamika. Studi hidrodinamika merupakan bagian ilmu mekanika fluida
yang berhubugan dengan cairan yang bergerak dan tenaga yang
menggerakkannya (Nurhanjati, 2011). Menurut Stewart, 2006 dalam Darmiati,
2013 bahwa definisi dari hidrodinamika itu sendiri adalah studi ilmiah tentang
gerak fluida, khususnya zat cairincompressible yang dipengaruhi oleh gaya
internal dan eksternal. Dalam hidrodinamika laut gaya-gaya yang terpenting
adalah gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya.
Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan
dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup
analisis ilmu ini adalah pada gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala
makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari
partikel-partikel fluida. Karena berhubungan dengan perlakuan fisis dari
persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton.
Jadi, objek yang dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton. Studi
Hidrodinamika dibagi menjadi dua, yaitu: 1.) perumusan dari persamaan
diferensial untuk menentukan kecepatan fluida; dan 2.) aneka metode
matematika yang digunakan untuk dasar-dasar persamaan diferensial.
Hidrodinamika adalah cabang dari mekanika fluida. Dalam oseanografi,
mekanika fluida digunakan berdasarkan mekanika Newton yang dimodifikasi
dengan memperhitungkan turbelensi (Stewart, 2006 dalam Darmiati, 2013).
Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan kontinuitas
dan persamaan momentum. Persamaan dasar hidrodinamika yang biasa
digunakan pada model hidrodinamika adalah persamaan kekekalan massa dan
momentum yang diintegrasikan terhadap kedalaman.

10
Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat
cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang
melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan
persyaratan-persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan,
arah maupun besarnya (selalu konstan)
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan
mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas).

D. Konsep Hidrodinamika
Hidrodinamika bisa ditinjau sebagai matematika terapan karena ia
berhubungan dengan perlakuan matematika dari persamaan-persamaan dasar
untuk fluida kontinum yang diperoleh dari dasar-dasar hukum newton.
Anonim (2001) menambahkan pendapat mengenai hidrodinamika bahwa
hidrodinamika mempelajari cairan dalam keadaan bergerak atau mengalir
dalam dimensi waktu (t) dan tiga dimensi tempat (x,y,z). Hidrodinamika juga
merupakan dasar dari hidrolika dan oseanografi. Pentingnya hidrodinamika
adalah sebagai berikut :
1. Di dalam hidrodinamika dibahas persamaan- persamaan pengatur gerakan
fluida
2. Untuk mengerti gerakan fluida
3. Untuk memprediksi dari pola-pola pergerakan fluida
4. Menjadi dasar dari pemahaman fluida
5. Mengerti dan memahami mengapa suatu arus, gelombang, dan lainnya
terbentuk (memahami fenomena alam)
Menurut Hutahaean (2012), konsep dasar hidrodinamika mempelajari
pergerakan fluida bedasarkan pergerakan partikel-partikel pembentuk
fluidanya yang mengacu pada konsep kontinui atau Continuum Concept. Sebab
perilaku fluida merupakan gambaran dari partikel-partikel fluida yang
berinteraksi dan berubah secara kontinu. Pada konsep dasar hidrodinamika,
partikel fluida disebut materi titik. Partikel fluida diasumsikan homogen dan
kontinui dalam ruang yang lebih besar, sehingga hukum-hukum mekanika
fluida dan hidrodinamika dibentuk dari menjumlahkan gerak dari partikel-
partikel pembentuknya dalam suatu area atau volume. Konsep utama yang
berlaku di hidrodinamika adalah konsep kontinum.yaitu konsep yang
menyatakan bahwa seluruh partikel fluida berubah secara kontinu terhadap
ruang. Artinya, densitas fluida yang merupakan bagian dari partikel fluida
adalah fungsi dari dimensi ke segala arah dan fungsi terhadap waktu.
Kajian hidrodinamika adalah fluida Newtonian, alasannya adalah fluida
Newtonian merupakan fluida yang dapat berubah atau berdeformasi jika
terkena gaya geser sekecil apapun, sehingga digunakan sebagai acuan konsep-
konsep hidrodinamika. Konsep fisis dari hidrodinamika adalah fokus dari ilmu
hidrodinamika untuk mengerti fenomena fisis melalui formulasi matematis.
Hidrodinamika sangat berkaitan dengan fluida Newtonian, yaitu :

11
1. Hukum I Newton : setiap benda akan tetapdalam keadaan diam ataupun
bergerak selama tidak ada gaya luaryang bekerja padanya.
2. Hukum II Newton : laju perubahan momentum sebanding dengan gaya yang
bekerja padanya.

Konsep Dasar
1. Energi :
Hukum 1 Termodinamika
a. E1-E2 = Q – w
b. Aliran adiabatik (Panas yang masuk = Panas yang keluar)
2. Momentum
Menyatakan hubungan gaya (F), Volume (V), densitas (ρ), dan gaya inersia.
F=d(ρV/dt)

Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan


kontinuitas dan persamaan momentum. Prinsip kontinuitas menyatakan
kekekalan massa, yang menyatakan bahwa massa benda akan selalu tetap.
Namun, prinsip kontinuitas tidak berlaku apabila benda tersebut bergerak
dengan kecepatan cahaya, karena pada kecepatan cahaya massa dapat berubah
menjadi energi. Fluida tidak dapat dihilangkan atau dihancurkan kecuali pada
kecepatan cahaya, pada kecepatan cahaya materi akan berubah atau hilang
menjadi energi sesuai ekuasi Einstein yang menyatakan bahwa energi sama
dengan massa dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, sedangkan pada
permasalahan-permasalahan pada hidrodinamika angka kecepatan 1 mm/s
sudah cukup besar dan tidak akan berubah menjadi energi. Pada fluida
inkompresibel, prinsip kontinuitas dapat diterjemahkan sebagai prinsip
kekekalan volume, karena fluida ini tidak bisa dimampatkan. Prinsip
kontinuitas untuk fluida inkompresibel menyatakan bahwa perubahan
kecepatan pada setiap titik terhadap ruang fluida bernilai nol, yang artinya
tidak ada perbedaan volume karena adanya perbedaan kecepatan di setiap
titik. Demikian pula berlaku untuk perubahan densitas terhadap waktu yang
bernilai nol dikarenakan sifat fluida yang inkompresibel. konsep terpenting
berikutnya adalah prinsip momentum.

E. Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida
tinggi, tekanan fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan
aliran fluida rendah, tekanannya menjadi tinggi.
Bagaimana dengan daun pintu rumah yang menutup sendiri ketika angin
bertiup kencang di luar rumah ? udara yang ada di luar rumah bergerak lebih
cepat daripada udara yang ada di dalam rumah. Akibatnya, tekanan udara di
luar rumah lebih kecil dari tekanan udara dalam rumah. Karena ada
perbedaan tekanan, di mana tekanan udara di dalam rumah lebih besar, maka
pintu didorong keluar. Dengan kata lain, daun pintu bergerak dari tempat yang
tekanan udaranya besar menuju tempat yang tekanan udaranya kecil.
12
1. Persamaan Bernoulli
Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita anggap aliran fluida
tunak & laminar, tak-termampatkan, viskositas atau kekentalannya juga
kecil sehingga bisa diabaikan. Pada pembahasan mengenai “persamaan
kontinuitas”, kita sudah belajar bahwa laju aliran fluida juga dapat berubah-
ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan prinsip
Bernoulli, tekanan fluida juga bisa berubah-ubah tergantung laju aliran
fluida tersebut.
Selain itu, dalam pembahasan mengenai Tekanan pada Fluida (Fluida
Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara
tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam
persamaan Bernoulli.
Persamaan bernoulli ini sangat penting karena bisa digunakan untuk
menganalisis, (a) penerbangan pesawat, (b) pembangkit listrik tenaga air,
(c) sistem perpipaan dan lain-lain (merupakan dasar desain ventilasi yang
digunakan di industri)
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara
umum, maka kita anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas
penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda.Untuk
menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi
pada fluida dalam daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai
usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya
fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut. Dalam
bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).

2. Aliran tak-termampatkan (incompressible flow)


Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air,
berbagai jenis minyak, emulsi, dan lain-lain.

Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah


sebagai berikut:

13
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan


asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Aliran bersifat tunak (steady state)
b. Tidak terdapat gesekan
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

3. Bagaimana Penerapan Asas Bernoulli


Dewasa ini banyak sekali penerapan asas Bernoulli demi
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, diantaranya adalah :
a. Venturimeter, adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa.
b. Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari
tabung gas.

a. Bagaimana Cara Menghitung Kelajuan Cairan Dalam Pipa .

Gambar 1.1 Kelajuan cairan dalam pipa

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa


manometer

14
Persamaan Bernoulli adalah,

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka


Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.
(v22– v1 )

Maka
Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan
P2 = ρ.g.hB , maka

P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h --------- (2.2)

Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan kecepatan


fluida pada pipa besar:

dimana ,
v1 = kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s
h = beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

15
b. Menghitung Kelajuan Cairan Dalam Pipa Memakai Manometer

Gambar 1.2 Kelajuan cairan dalam pipa manometer

Persamaan Bernoulli adalah,

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka


Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½
.ρ.(v22– v1 )

Maka
Tekanan hidrostatis pada manometer : P1 = ρ’.g.h dan P2 = ρ.g.h maka

P1 – P2 = g.h(ρ’ – ρ) ----------- (2.4)

16
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada
pipa besar:

Dimana ,
v = kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s h = beda
tinggi cairan pada manometer satuannya m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
Ρ = massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar
satuannya Kg/m3
ρ = massa jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3

c. Bagaimana Cara Menghitung Kelajuan Gas Dalam Pipa

Gambar 1.3 Kelajuan gas dalam pipa r

Persamaan Bernoulli adalah

dan

17
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka
Kelajuan gas dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran
gas maka kelajuan gas terus berkurang sampai ke nol di B (vB = 0 ) beda
tinggi a dan b diabaikan ( ha = hb ) Maka

Pa – Pb = ½.ρ.v2 --------------- (2.5)

Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer

P – P = ρ’.g.h ------------- (2.6)

Substitusi persamaan (1) ke (2) maka kecepatan gas pada pipa:

dimana,
v = kelajuan gas, satuan m/s
h = beda tinggi air raksa, satuan m
A1 = luas penampang pipa yang besar satuannya m2
A2 = luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2
ρ = massa jenis gas, satuannya Kg/m3
ρ’ = massa jenis cairan pada manometer satuannya Kg/m3

4. U-Tube Manometer
U-tube manometer miring dan vertikal lebih murah dan umum
digunakan untuk pengukuran tekanan diferensial meter mengalir seperti
tabung pitot, lubang dan nozel.
Manometer/alat ukur tekanan dengan menggunakan kolom cair
dalam tabung vertikal atau miring disebut manometer. Salah satu yang
paling umum adalah air diisi u-tube manometer digunakan untuk mengukur
perbedaan tekanan di lubang pitot atau terletak di aliran udara pada sistem
penanganan udara atau ventilasi.
a. Vertikal U-Tube Manometer
Perbedaan tekanan dalam manometer U-Tube vertikal dapat dinyatakan
sebagai

pd = γ h = ρ gh ---------- (2.7)

dimana
pd = tekanan
γ = specific weight dari cairan dalam tabung (kN / m 3, lb / ft 3)
18
ρ = density (kg/m 3 , lb/ft 3 )
g = percepatan gravitasi (9,81 m / s 2, 32,174 ft / s 2)
h = liquid height (m, ft)

Gambar 1.4 Mmanometer U-Tube vertikal

Berat spesifik air, yang merupakan cairan yang paling umum digunakan
dalam-tabung manometer u, adalah 9,81 kN / m 3
Contoh - Pengukuran Tekanan Diferensial dalam sebuah Orifice

Sebuah manometer air menghubungkan hulu dan hilir dari sebuah


lubang yang terletak di aliran udara. Perbedaan ketinggian kolom air
adalah 10 mm.
Kepala Perbedaan tekanan kemudian dapat dinyatakan sebagai:

p d = (9.8 kN/m 3 ) (10 3 N/kN) (10 mm) (10 -3 m/mm)


= 98 N/m 2 (Pa)

dimana
9,8 (kN / m 3) adalah berat jenis air di SI-unit.

19
b. Inclined U-Tube Manometer Cenderung U-Tube Manometer
Masalah umum jika perbedaan tekanan ukur dalam sistem kecepatan
rendah sebagai sistem ventilasi udara adalah kolom tinggi rendah dan
memuaskan akurat.

Gambar 1.5 Mmanometer U-Tube Miring

Perbedaan tekanan dalam tabung-U cenderung dapat dinyatakan sebagai


,

p d = γ h sin(θ) --------------------- 2.8)

dimana
θ = sudut kolom relatif bidang horizontal

Kemiringan manometer tabung akan meningkatkan akurasi pengukuran.

Contoh - Tekanan Diferensial Pengukuran dengan manometer U-Tube


Miring
Kami menggunakan data yang sama seperti dalam contoh di atas, kecuali
bahwa U-Tube cenderung 45o.
Kepala Perbedaan tekanan kemudian dapat dinyatakan sebagai:

pd = (9.8 kN/m 3 ) (10 3 N/kN) (10 mm) (10 -3 m/mm) sin(45)


= 69.3 N/m 2 (Pa)

20
Modul Ajar 3. Pompa dalam Dunia Kesehatan

Sub Pokok Bahasan:


- Jenis pompa
- Cara kerja pompa
- Pemeliharaan pompa
- Pemanfaatan jenis pompa dalam bidang kesehatan

Pompa merupakan alat yang sangat penting untuk membantu pekerjaan


manusia. Pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke
tempat yang lain. Penggunaan pompa sangat luas seperti penggunaan pompa di
rumah tangga, pada industri, dan pertanian.
Pada rumah tangga pompa digunakan untuk menyalurkan air dari sumur ke
bak penampungan air. Penggunaan pompa di industri perminyakan, pompa
digunakan untuk mengangkat minyak mentah dari dalam bumi ketempat - tempat
pemrosesan atau tempat- tempat penampungan. Di dunia pertanian pompa
digunakan untuk memindahkan air dari sungai atau waduk ke sawah untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman
Pompa adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan
fluida incompressible ( tak mampu mampat ) dari satu tempat ke tempat lain
melalui suatu media perpipaan dengan cara menaikkan tekanan atau
membangkitkan beda tekanan.
Pompa Sentrifugal yaitu pompa untuk memindahkan cairan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh impeler. Pompa sentrifugal
adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan dinamis,dimana pompa jenis ini
memiliki impeller yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari tempat yang
rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan
yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan keporos untuk memutar impeller
kedalam rumah pompa, maka fluida yang berada disekitar impeller juga akan ikut
berputar akibat dari dorongan sudu-sudu impeller. Karena timbulnya gaya
sentrifugal maka fluida mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran
diantara sudu-sudu impeller. Head fluida akan bertambah besar karena fluida
tersebut mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh
saluran yang berbentuk volute mengelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa
melalui nosel,didalam nosel kecepatan aliran fluida diubah menjadi head tekanan.

A. Dasar – dasar Pemilihan Pompa


Dalam menentukan suatu pompa untuk suatu tujuan tertentu, maka
terlebih dahulu harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan
untuk mengalirkan zat cair yang akan dipompa. Selain itu, agar pompa tidak
mengalami kavitasi maka perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang
tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada isntalasinya. Atas dasar
tekanan isap ini maka putaran pompa dapat ditentukan.
Data yang umumnya dipelukan untuk memilih pompa sebagai berikut :
1. Kapasitas

21
Kapasitas ini menunjukkan jumlah debit yang dapat dialirkan
berapa m3/jam. Pada pompa perlu diketahui juga mengenai berapa
kapasitas maksimum dan minimum yang dapat dialirkan oleh pompa
tersebut.
2. Kondisi Isap
Pada kondisi isap ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level isap dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan isap
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap
d. Kondisi pipa isap
3. Kondisi Keluar
Pada kondisi keluar ini perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Level keluar dari permukaan air isap ke level pompa
b. Tinggi fluktuasi permukaan keluar
c. Tekanan yang bekerja pada permukaan air keluar
d. Kondisi pipa keluar
4. Head Total Pompa
Head total pompa ditentukan berdasarkan kondisi – kondisi di atas (no 1 –
3)
5. Jenis Zat Cair
Dalam pemilihan pompa harus diketahui jenis zat cair apa yang akan
dialirkan dan kharakteristik dari zat cair yang akan dialirkan oleh pompa
tersebut, seperti air tawar, air laut, minyak, zat kimia tertentu, temperatur,
berat jeniz, viskositas, kandungan padatan dan lain – lain.
6. Jumlah Pompa
Apabila suatu pekerjaan pemindahan fluida membutuhkan jumlah debit
yang besar maka bisa digunakan pompa lebih dari satu.
7. Kondisi Kerja
Kondisi kerja ini seperti apakah pompa tersebut akan digunakan secara
terus menerus, terputus – putus, atau jumlah jam kerja seluruhnya selama
setahun.
8. Penggerak
Penggerak untuk menggerakkan poros pompa antara lain motor listrik,
motor bakar torak atau turbin uap.
9. Poros Tegak atau Mendatar
Hal ini kadang – kadang sudah ditentukan oleh pabrik pompa yang
bersangkutan berdasarkan instalasinya.
10. Tempat Instalasi
Pembatasan – pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas
permukaan laut, di luar atau di dalam gedung, dan fluktuasi temperatur.

B. Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Berdasar Kapasitas
- Kapasitas rendah : Sampai dengan 20 m3/jam
- Kapasitas menengah : 20 – 60 m3/jam

22
- Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam
2. Berdasarkan Takanan Discharge
- Kapasitas rendah : Sampai dengan 5 Kg/cm3
- Kapasitas menengah : 5 – 50 Kg/cm3
- Kapasitas tinggi : > 50 Kg/cm3
3. Berdasar jumlah / susunan impeller dan tingkat
- Single Impeller : Terdiri dari satu impeller dan satu tingkat.
- Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun
seri dalam satu casing.
- Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang
tersusun paralel dalam satu casing.

C. Sistem Kerja Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah
kecepatan pada cairan dan kemudian merubahnya menjadi energi tekan.
Pompa sentrifugal, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1. dibawah ini.

Gambar 3.1 Arah Aliran Fluida Dalam Pompa Sentrifugal

Cairan dipaksa masuk ke sebuah impeller. Daya dari luar diberikan


kepada poros pompa untuk memutar impeller yang ada berada dalam cairan
tadi. Apabila impeller berputar maka zat cair yang ada dakam impeller akan
ikut berputar akibat dorongan sudu – sudu pada impeller. Karena timbul gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller menuju keluar melalui
saluran diantara sudu – sudu dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang
23
meninggalkan impeller tersebut dikumpulkan di dalam rumah pompa (casing)
yang berbentuk spiral atau biasanya disebut volut yang tugasnya
mengumpulkan cairan dari impeller dan mengarahkan ke discharge nozzel.
Discharge nozzel berbentuk seperti kerucut sehingga kecepatan aliran yang
tinggi dari impeller bertahap turun, kerucut ini disebut diffuser. Papa waktu
penurunan kecepatan di dalam diffuser energi kecepatan pada aliran cairan
diubah menjadi energi tekan.
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga
energi yang dikandungnya akan menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan
berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut
head total pompa.

Gambar 3.2 Nomenklatur Impeller

D. Bagian - Bagian Pompa Sentrifugal


Pada pompa sentrifugal secara umum terdiri dari dua bagian yaitu
1. Bagian yang perputar, meliputi impeler, dan poros.
2. Bagian yang tetap, meliputi volute casing, stuffing box, bearing housing dan
lain – lain.
Bagian – bagian pompa sentrifugal dan penampang bagian dalam pompa
sentrifugal bisa dilihat pada gambar berikut ini:

24
Gambar 3.3 Bagian Dalam Pompa Sentrifugal
Bagian – bagian utama pompa sentrifugal antara lain :
1. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompa secara kontinue,
sehingga cairan pada sisi hisap secara terus menerus akan masuk mengisi
kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Ada
tiga jenis impeller, yaitu open impeller, semi open impeller dan closed
impeller.

(a) Open mpeller (b) Semi open impeller (c) Closed impeller

Gambar 3.4 Berbagai Tipe Impeller

Pompa sentrifugal dapat menggunakan dua macam impeller, yaitu


isapan tunggal dan isapan ganda. Pada pompa sentrifugal di Waste Water
Treatment menggunakan pompa isapan tunggal.
25
2. Rumah Pompa (Volute Casing)
Rumah pompa merupakan bagian paling luar dari pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan
difusser, suction nozzel dan discharge nozzel serta memberikan arah aliran
dari impeller dan mengubah energi kecepatan menjadi energi tekan.

Gambar 3.5 Rumah Pompa (Volute Casing)


3. haft
Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
(motor) selama beroperasi ke impeller. Shaft juga berfungsi sebagai
tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian lain yang berputar. Untuk
menghubungkan antara shaft pompa dengan shaft penggerak (motor)
maka diperlukan kopling. Bagian luar shaft ini biasanya dilindungi oleh
shaft sleeve.

Gambar 3.6 Shaft

26
4. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berbentuk silinder berlubang yang berfungsi untuk
melindungi shaft utama dari erosi, korosi, dan aus. Apabila shaft utama
mengalami kerusakan maka shaft utama tidak bisa diperbaiki tetapi harus
dilakukan penggantian dengan yang baru.

Gambar 3.7 Shaft Sleeve

5. Glannd Packing
Gland packing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran cairan
dalam casingpompa dan mencegah udara dari luar masuk ke dalam pompa.
Apabila ada udara luar yang masuk ke dalam pompa maka akan
mengakibatkan performa pompa akan menurun dan menimbulkan kavitasi.

Gambar 3.8 Gland Packing


27
6. Stuffing Box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah
dimana poros pompa menembus casing. Jika pompa bekerja dengan
suction lift dan tekanan pada ujung stuffing box lebih rendah dari
tekanan atmosfer, maka stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran
udara masuk kedalam pompa. Dan bila tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk mencegah kebocoran cairan keluar
pompa.

Gambar 3.9 Stuffing Box

7. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban
dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban
aksial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan
lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek juga akan kecil.

Gambar 3.10 Bearing


28
8. Oil Seal
Seal ini berfungsi untuk menjaga oli yang berada di dalam bearing
housing agar tidak bocor.

Gambar 3.11 Oil Seal

Pada sistem pompa untuk mentransferkan suatu fluida harus dilengkapi


dengan motor sebagai penggeraknya. Poros motor yang berputar akan
dihubungkan dengan poros pompa menggunakan coupling. Sehingga secara
keseluruhan bagian – bagian sistem kerja pompa terdiri dari tiga bagian yaitu
impeller side, coupling side, dan driver side.

Gambar 1.12 Bagian Pompa Sentrifugal beserta Penggeraknya


29
1. Impeller Side
Pada bagian impeller side terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a. Impeller
b. Volute casing
c. Diffuser
d. Stuffing box
e. Shaft sleeve
f. Bearing housing
2. Coupling Side
Coupling side berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari shaft
motor menuju shaft pompa. Pada bagian coupling side terdiri dari dua
komponen, antara lain :
a. Coupling
b. Shaft
c. Rubber coupling
d. Coupling housing
3. Driver Side
Driver side berfungsi sebagai sumber penggerak pada poros pompa
yang nantinya akan memutar impeller. Driver side terdiri dari tiga
komponen penting, antara lain :
a. Frame
b. Stator
c. Rotor

E. Gangguan Operasi Pompa dan Pemeliharaannya


1. Terjadi kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir
sehingga membentuk gelembung – gelembung uap, hal ini disebabkan
tekanan di dalam pompa berkurang sampai di bawah tekanan uap
jenuhnya. Misalnya air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi
uap pada temperatur 100oC. Akan tetapi jika tekanan direndahkan maka air
akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Jika tekanan cukup
rendah maka temperatur kamarpun akan mendidih.
Apabila zat cair mendidih maka akan timbul gelembung – gelembung
uap zat cair. Gelembung - gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai
akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar
daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung
tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di
dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk
akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Jika pompa mengalami kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan
getaran. Selain itu performa pompa akan menurun secara tiba – tiba,
sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan
terus – menerus dalam jangka lama, maka permukaan dinding saluran di
sekitar aliran yang berkavitasi akan mengalami kerusakan. Permukaaan
dinding akan termakan sehingga menjadi berlubang – lubang (bopeng).

30
Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagi akibat dari tumbukan antara
gelembung – gelembung uap yang pecah secara terus menerus.
Berikut adalah foto erosi kavitasi yang terjadi pada bagian dalam
volute casing dan pada impeller pompa sentrifugal :

Gambar 1.13 Erosi kavitasi pada volute casing

a. Penyebab terjadinya kavitasi :


1) NPSHA > NPSHR
2) Head total pompa terlalu besar, sehingga pompa akan bekerja dengan
kapsitas aliran yang berlebihan, dan membuat kemungkinan
kavitasi menjadi lebih besar pula.
3) Pipa isap pada pompa terlalu panjang.
4) Suhu fluida yang ditransfer terlalu tinggi.
b. Menghindari Kavitasi
Kavitasi dapat dicegah atau diminimalisasi dengan cara :
1) Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap
harus dibuat serendah mungkin, dan pada pipa isap salah satunya
dengan diameter lebih besar untuk mengurangi agar head isap statis
menjadi rendah pula.
2) Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Apabila terpaksa dipakai
pipa isap panjang sebaiknya salah satu pipa isapnya menggunakan
pipa dengan diameter lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3) Tidak dibenarkan pencegahan kavitasi dengan memperkecil laju
aliran dengan cara menghambat aliran sisi isap.
4) Jika pompa mempunyai head total pompa yang berlebihan, maka
pompa akan bekerja dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula,
sehingga kemungkinan terjadi kavitasi lebih besar. Oleh karena itu
head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan
yang diperlukan pada operasi yang sesungguhnya.

31
5) Bila head total pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head
terendah harus diadakan pengamanan penuh terhadap terjadinya
kavitasi.
c. Dampak Kavitasi
1) Performa (efisiensi) pompa akan menurun.
2) Timbulnya vibrasi yang berlebih pada pompa dan vibrasi ini bila
dibiarkan terus - menerus maka dalam jangka panjang bisa
menyebabkan kerusakan pada komponen pompa lainnya.
3) Timbul suara berisik pada pompa.

2. Water Hammer
Aliran fluida yang berhenti mendadak menimbulkan kenaikan
tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan dan
dinamakan gejala pukulan air (water hammer). Tekanan yang timbul
dinamakan tekanan pukulan air (water hammer pressure). Fenomena
keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik dan
energi tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang
dihasilkan oleh fenomena tersebut diantaranya adalah merusak valve,
menimbulkan getaran pada pipa, menggetarkan tumpuan pipa,
menyebabkan kavitasi pada impeller pompa, dan memperpendek umur
pemakaian peralatan. Perubahan tekanan bangkitan yang terlalu besar
dapat menyebabkan pipa menjadi rusak atau pecah.
Water hammer adalah fenomena terjadinya fluktuasi tekanan yang
diakibatkan oleh penutupan valve secara tiba - tiba dan matinya pompa
secara mendadak. Hal ini akan berdampak buruk terhadap instalasi
perpipaan, terutama pipa sebagai jalur utama fluida dialirkan. Perubahan
tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya dampak yang
buruk bagi sistem perpipaan, diantaranya adalah rusaknya atau pecahnya
pipa sistem dengan konsekuensi seluruh sistem peralatan harus mati total.
Fenomena water hammer dipengaruhi oleh waktu penutupan valve.
Penutupan valve yang cepat mengakibatkan gelombang tekanan yang
terjadi akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan perubahan deformasi
pada dinding pipa akan semakin besar.

Adapun kerusakan yang ditimbulkan dari water hammer sebagai berikut :


a. Peralatan instalasi pompa seperti perpipaan, katub, dan pompa dapat
pecah karena lonjakan tekanan yang besar.
b. Pada waktu terjadi tekanan negatif pada aliran sisi keluar pompa, pipa
dapat mengempis dan pecah.
c. Tekanan negatif yang timbul dapat menyebabkan penguapan zat cair
apabila tekanan tersebut dibawah tekanan uap zat cair. Penguapan at
cair tersebut akan menghasilakan gelembung – gelembung uap air
yang dapat pecah dan menghantam pipa atau pompa, peristiwa ini
disebut erosi kavitasi.
d. Apabila instalasi pompa tidak diberi pengaman seperti check valve maka
dapat terjadi aliran balik yang akan memutar impeler pompa, putaran ini

32
berkebalikan dari putaran normal pompa, sehingga kondisi ini
mengakibatkan kerusakan pada motor penggeraknya.

3. Gejala Surjing
Gejala surjing sering terjadi pada operasi pompa, laju aliran berubah –
ubah secara periodik dan pada aliran terjadi fluktuasi tekanan. Gejala ini
timbul karena head pompa tidak mampu mengatasi head dari sistem secara
normal. Untuk mencegah surjing harus dipilih pompa dengan head yang
lebih tinggi daripada head dari sistem operasi yang dibutuhkan.

4. Tekanan Berubah – ubah


Gejala tekanan yang berubah – ubah atau berfluktuasi sepanjang
aliran banyak terjadi pada pompa sentrifugal, khususnya pada pompa volut.
Di dalam pompa ada daerah antara sisi luar impeler dan ujung dari volut (
cut water ), yang apabila setiap kali impeler dan melewati daerah ini maka
tekanan zat cair akan berdenyut. Denyut terus – menerus akan dirasakan
sebagai fluktuasi tekanan yang merambat pada zat cair di dalam pipa
keluar. Apabila denyut tekanan zat cair beresonansi dengan kolom air
menyebabkan getaran dan bunyi berisik.

Gambar 1.14 Fluktuasi Tekanan Pada Pompa Volut

F. Contoh Pengaplikasian Riil Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal sangat diperlukan sekali dalam suatu perusahaan pulp
and paper. Baik untuk pompa transfer air bagi keperluan proses produksi
maupun sebagai pompa transfer untuk pengolahan limbah cair di bagian Waste
Water Treatment. Adapun urutan proses pengolahan limbah cair di Waste
Water Treatment dapat dilihat melalui bagan berikut ini :

33
34
Gambar 1.15 Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair di Waste Water Treatment
Sebagai contoh penggunaan pompa sentrifugal di waste water treatment
yang diperlukan untuk mentrasferkan limbah cair dari bagian buffer tank
menuju reactor.
Untuk dapat mentransferkan limbah cair dari bagian buffer tank menuju
reactor dengan baik dan memperoleh efisiensi maksimum, maka diperlukan
pemakaian pompa sentrifugal yang sesuai dengan kondisi riil di lapangan,
kondisi tersebut meliputi sifat limbah cair yang akan dialirkan, kebutuhan
kapasitas, head total yang dibutuhkan pada sistem itu, daya motor yang
diperlukan, dan lain - lain.

Gambar 1.16 Penggunaan Pompa Sentrifugal untuk Mentrasferkan


Limbah Cair dari Bagian Buffer Tank menuju Reactor.

Dari foto di atas penggunaan pompa sentrifugal untuk mentrasferkan


limbah cair dari bagian buffer tank menuju reactor menggunakan lebih dari
satu pompa. Hal ini dikarenakan kapasitas limbah yang ditransferkan sangat
banyak sehingga dibutuhkan lebih dari satu pompa. Contoh lain penggunaan
pompa sentrifugal adalah :
1. Pada PDAM sumber air berasal dari sungai atau waduk. Proses pengambilan
air dari sungai atau waduk tersebut untuk disalurkan ke bak penampungan
air sementara di perusahaan PDAM diperlukan pompa sentrifugal.
2. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan air dari sumur atau air
dalam tanah ke bak penampungan air sementara pada rumah tangga atau
apartemen.
3. Pompa sentrifugal digunakan untuk mengambil air dari sungai atau
waduk untuk pengairan sawah atau ladang.
4. Pompa sentrifugal digunakan untuk mentransferkan minyak dari kilang
satu ke kilang minyak yang lainnya pada industri perminyakan.
5. Pompa sentrifugal digunakan untuk menyalurkan limbah cair pada bagian
Waste Water Treatment suatu perusahaan kertas.
35
Modul Ajar 4. Geolistrik

Sub Pokok Bahasan:


- Metode Geolistrik
- Praktek lapangan pengukuran geolistrik dan Interpretasi hasil kerja

A. Metode Geolistrik
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang untuk
mengidentifikasi sumber daya alam (SDA) di bawah permukaan tanah dengan
memanfaatkan sifat kelistrikan mineral (batuan).
Pada medium bumi homogen, arus listrik diinjeksikan ke bumi melalui
elektroda arus listrik positif (Current Source). Arus lisrik yang diinjeksikan
berarah radial keluar dari elektroda dan membangkitkan permukaan
ekipotensial yang arahnya tegak lurus dengan garis-garis arus listrik dan
berbentuk setengah bola (Gambar 4.1a). Dalam situasi yang sama antara
elektroda arus positif (Current Source) dan elektroda arus negatif (Current
Sink) menghasilkan garis-garis aliran arus listrik dan permukaan ekipotensial
menjadi lebih komplek (Gambar 4.1b). Garis-garis permukaan ekipotensial
inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan potensial di permukaan bumi
yang dapat terukur oleh voltmeter.

Gambar 4.1 Gambaran sederhana garis-garis arus listrik dan permukaan


ekipotensial yang timbul dari (a). Satu buah elektroda sumber (current cource)
(b). Satu set elektroda (current source and sink).

Potensial listrik di sekitar elektroda positif ataupun negatif berbentuk


bulatan setengah bola. Potensial listrik di sekitar elektroda positif (Current
Source) akan bernilai positif dan berkurang seiring dengan pertambahan jarak.
Arus listrik bertanda negatif pada elektroda negatif (Current Sink), dengan
aliran arus listrik mengarah keluar dari permukaan tanah. Oleh karena itu,
36
potensial listrik di sekitar elektoda negatif bernilai negatif dan bertambah
(dengan nilai negatif) seiring dengan pertambahan jarak dari elektroda negatif.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, beda potensial listrik di antara dua buah
pasangan elektroda potensial listrik yang terpisah pada jarak tertentu di
permukaan bumi dapat terukur. Hasil data beda potensial yang telah terukur
dalam sebuah penelitian, struktur resistivitas bawah permukaan bumi di area
penelitian dapat dipetakan.
Susunan empat buah elektroda terdiri dari sepasang elektroda arus
listrik dan sepasang elektroda potensial listrik yang terpisah pada jarak
tertentu. Elektroda A dan B merupakan elektroda arus listrik yang berturut-
turut berfungsi sebagai sumber arus listrik dan arus listrik masukan,
sedangkan elektroda M dan N merupakan elektroda potensial listrik yang
digunakan untuk mengukur beda potensial di antara dua titik yang berjarak
tertentu yaitu titik M dan N (Gambar2).

Gambar 4.2 Konfigurasi empat buah elektroda secara umum,


yang terdiri dari sepasang elektroda arus listrik (A dan B) dan
sepasang elektroda potensial listrik (M dan N).

Pada elektroda M, potensial listrik yang dihasilkan oleh elektroda A

bernilai positif, yaitu sebesar , sedangkan potensial listrik pada


elektroda M yang dihasilkan oleh elektroda B benilai negatif, yaitu sebesar

, sehingga besar potensial listrik pada elektroda M sebesar

Demikian pula pada elektroda N, potensial listrik dihasilkan oleh


elektroda arus listrik A dan B, sehingga besar potensial listrik pada elektroda N
adalah sebesar

37
Setelah diperoleh nilai potensial listrik pada elektroda M dan
elektroda N, beda potensial listrik antara elektroda M dan N adalah sebesar

Semua besaran pada persamaan diatas dapat diukur di atas permukaan


tanah terkecuali nilai resitivitas (⍴). Berdasarkan persamaan diatas, persamaan
resitivitas semu dapat dituliskan dalam bentuk persamaan seperti berikut:

Dimana k adalah faktor geometri konfigurasi,


Secara umum, persamaan resitivitas semu dengan menggunakan metode
empat buah elektroda akan lebih mudah diperoleh dengan menggunakan
konfigurasi khusus dari susunan elektroda arus listrik dan elektroda potensial
listrik. Terdapat beberapa konfigurasi khusus susunan empat buah elektroda
pada metode geolistrik yang sering dipergunakan, diantaranya adalah
konfigurasi Wenner, Schlumberger, Wenner- Schlumberger, dan dipol-dipol.

B. Konfigurasi pada Metode Geolistrik


1. Konfigurasu Wenner
Pada konfigurasi Wenner, jarak antar elektroda memiliki nilai
yang sama, yaitu rAM = rBM = α dan rAN = rBN = 2α seperti terlihat berikut ini.

Gambar 4.3 Geometri konfigurasi Wenner


38
Dengan mensubstitusikan nilai rAM rBN , rAN , dan rBM pada persamaan
diatas, makapersamaan resistivitas untuk konfigurasi Wenner dapat
dituliskan seperti persamaan berikut:

Konfigurasi Wenner sangat baik untuk lateral profiling atau lateral


mapping, yaitu pemetaan untuk mengetahui variasi resitivitas secara lateral
atau horizontal. Hal ini dikarenakan pada konfigurasi Wenner, jarak antar
elektroda memiliki jarak yang tetap. Jarak antar elektroda arus listrik yang
dibuat tetap menghasilkan aliran arus listrik yang maksimal pada
kedalaman tertentu sehingga kontras resitivitas lateral atau horizontal
dapat diperkirakan.

2. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger, jarak antar elektroda-elektroda
arus listrik dan potensial listrik dapat dilihat pada gambar 4, yaitu dengan
jarak rAM = rBN = L-α dan rAN = rBM = L+α

Gambar 4.4 Geometri konfigurasi Schlumberger untuk

Dengan mensubstitusikan nilai rAM, rBN, rAN, dan rBM dari geometri
Schlumberger pada persamaan diatas dan menasumsikan L >> a , maka
akan diperoleh persamaan resistivitas semu seperti berikut :

Konfigurasi Schlumberger pada metode geolistrik sangat baik untuk


vertical electrical sounding (VES), yaitu untuk memperkirakan variasi
resitivitas sebagai fungsi kedalaman. Pada konfigurasi Schlumberger, jarak
titik tengah (antar elektroda potensial) dibuat tetap diantara dua buah
elektroda arus listik yang mengalami pertambahan jarak. Hal ini
menyebabkan garis-garis arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi akan
semakin membesar, bergantung pada distribusi vertikal dari konduktivitas
material, sehingga mampu memetakan resistivitas secara vertikal dengan
baik.

39
3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem
aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini
adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan
spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 5. Jika jarak antar elektroda
potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2)
adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah
elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus.
Faktor geometri konfigurasi Wenner-Schlumberger sebagai berikut:

Gambar 4.5 Geometri konfigurasi Wenner-Schlumberger

4. Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari teknik profiling
dan depth sounding, sehingga jenis konfigurasi ini merupakan salah satu
konfigurasi yang umumnya digunakan dalam eksplorasi geofisika.
Konfigurasi dipole-dipole menempatkan jarak elektroda arus C1C2 sama
dengan jarak elektroda potensial P1P2, yang diperlihatkan pada gambar 6.
Penempatan elektroda P1P2 berjarak a dari pasangan elektroda C1C2
dengan nilai faktor n = 1,2,3. Nilai K diturunkan ke persamaan (3), dengan
nilai n = 1,2,3,4,…,n.
Faktor geometri konfigurasi dipole-dipole sebagai berikut:

Gambar 4.6 Geometri konfigurasi dipole-dipole

40
C. Peralatan Praktikum
Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum metode geolistrik
tahanan jenis adalah sebagai berikut:

1. Resestivitimeter 8. Meteran
2. 2 (dua) buah elektroda arus 9. Kompas
3. 2 (dua) buah elektroda potensial 10. GPS
4. Kabel elektoda 11. Patok
5. Kabel konektor 12. Alat tulis
6. Baterai basah/kering 13. Tali rapia
7. Palu elektroda

D. Posedur Pengambilan Data


Adapun prosedur pengambilan data di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Pasang elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan. Gunakan palu
untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.
2. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke C1
dan C2 pada resistivitimeter.
3. Hubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor
ke P1 dan P2 pada resistivitimeter.
4. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack INPUT (+) dan (-)
pada resistivitimeter.
5. Tekan tombol Power dari OFF menjadi ON, maka resistivitimeter sudah
menyalakan. Lihat jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke
bagian kanan. Hal ini menunjukkan kontak elektroda arus dengan tanah
(bumi) dan resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak, perbaiki
koneksinya, tancap elektroda arus lebih dalam atau siram tanah di sekitar
elektroda arus dengan air atau larutan elektrolit untuk memperbaiki
kontak.
6. Tekan tombol hingga display tegangan V menunjuk angka nol atau
mendekati nol.
7. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus I (mA)
menunjukkan angka yang stabil.
8. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I serta harga
tegangan/potensial pada display tegangan V sebagai data pengukuran.
9. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan
data hasil pengukuran. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak spasi
elektroda (a, n) dalam tabel hasil pengukuran.
10. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya sesuai
konfigurasi yang digunakan (bagian V) dan stacking chart.
11. Lakukan prosedur pengukuran yang sama seperti prosedur 1-10
untuk mendapatkan data dengan posisi elektroda yang berbeda.
41
Modul Ajar 5. Unit Pengolahan Air Bersih Sederhana

Sub Pokok Bahasan:


- Merancang dan membuat unit pengolahan air
- Mengevaluasi hasil kerja

Dalam kaitannya dengan masalah air bersih di daerah pedesaan, beberapa


jenis pengolahan air bersih yang berkaitan dengan masalah kekeruhan,
kesadahan, air dengan organik tinggi (gambut), air yang mengandung zat besi dan
mangan, dan air asin akan dijelaskan.

A. Pengolahan Air Keruh


Di daerah iklim tropis seperti Indonesia, pelapukan fisik sangatlah
dominan, karena perbedaan temperatur siang dan malam yang cukup jauh
mengakibatkan retak dan pecahnya batuan serta mudah terjadi erosi bila hujan
datang. Hasil erosi yang terbawa air sungai ini mengakibatkan terjadinya
kekeruhan sungai. Masalah ini banyak terjadi di setiap wilayah di Indonesia
dan umumnya meningkat ketika musim hujan tiba. Proses pengolahan air
tergantung pada kekeruhan. Untuk air yang tidak terlalu keruh, pengolahan
dapat dilakukan dengan proses penyaringan sederhana, yang dapat dilakukan
individu maupun secara komunal. Jika kekeruhan cukup tinggi diperlukan unit
penjernih atau Klarifier. Unit penjernih memerlukan bahan kimia. Setelah
melalui tangki penjernih baru kemudian disaring dengan sistim saringan pasir
lambat atau saringan pasir cepat, tergantung kebutuhan. Proses pengolahan air
keruh dengan penyaringan mempunyai keunggulan, murah didalam
pemeliharaan dan perawatan, serta teknologinya cukup sederhana. Teknologi
ini banyak dipakai dipedesaan, dengan kedala yang dihadapi berupa buntunya
saringan pasir. Namun demikian dengan perkembangan baru sistem saringan
dirubah dan proses pemeliharaan dapat menjadi lebih sederhana dan murah.

1. Sistem Saringan Pasir Lambat Up Flow


Teknologi Saringan Pasir Lambat (Sarpalam) yang banyak diterapkan
di Indonesia biasanya adalah Sarpalam konvesional dengan arah aliran dari
atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama
pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir,
sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk
media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula,
sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak. Ditambah lagi dengan
faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air baku yang ada
mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering
menyebabkan Sarpalam yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik,
terutama pada musim hujan. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup
tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban
Sarpalam tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan
pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan

42
“Up Flow” dengan media berikil atau batu pecah, dan kwarsa atau silika.
Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan utama
dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak
saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak
penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan
cara gravitasi atau dengan memakai pompa. Diagram proses pengolahan
bersih dengan sistem Sarpalam Up Flow ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 5.1 Diagram proses pengolahan bersih dengan sistem Sarpalam Up Flow.

Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika
saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan
cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih
yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media
penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada
Sarpalam Up Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruk
media penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja. Sarpalam “Up Flow”
ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir)
yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang konvesional.
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

2. Kriteria Perencanaan Sarpalam


Untuk merancang Saringan Pasir Lambat (Sarpalam) beberapa
kriteria perencanaan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU
perlu dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia.
b. Kecepatan penyaringan 5 -10 m3 / m2 .hari.
c. Tinggi lapisan pasir 70 - 100 cm.
d. Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm.
e. Tinggi muka air di atas pasir 40 - 120 cm.
f. Tinggi ruang bebas antara 25 - 40 cm.
g. Diameter pasir kira-kira 0,2 - 0,4 mm
h. Jumlah bak penyaring minimal dua buah. Salah satu contoh unit
pengolahan air dengan Sarpalam “Up Flow” dengan kapasitas 100 M3
/hari.
43
Spesifikasi teknis unit saringangan pasir lambat up flow ditunjukkan
seperti pada Tabel 1, sedangkan disain konstruksinya ditunjukkan seperti
pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 4. Foto unit Pengolahan air bersih
dengan Sarpalam dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow) yang
dibangun di Pesantren La tansa, Lebak, Jawa Barat dapat dilihat seperti
pada Gambar 5. Air baku yang digunakan adalah air dari saluran irigasi
sekunder. Air sungai dialirkan secara garvitasi melalui banguan penyadap
ke dalam bak penenang pertama, selanjutnya mengalir ke Bak saringan awal
dengan arah aliran dari bawah ke atas (up flow) dengan kecepatan
pengaliran 16 m3 /m2 .hari. Air hasil penyaringan dialirkan ke bak
penenang ke dua dan selanjutnya masuk ke bak saringan pasir ke dua
sistem aliran up flow dengan kecepatan penyaringan 5 m3 /m2 / hari. Air
hasil penyanringan ke dua tersebut ditampung di dalam bak air bersih,
selajutnya dialirkan ke kontaktor khlorine dan dilairkan ke konsumen.

Gambar 5.2 Rancangan alat pengolah air bersih“ Sarpalam Up Flow”


kapasitas 100 M3/hari. Tampak Atas.

Tabel 5.1
Spesifikasi Teknis Pilot Plant Sarpalam Up Flow Kapasitas 100 m3/hari
Kapasitas 100 m3/Hari.
Pengolahan
Bangunan Pipa PVC dia. 4 “ (berlubang)
Penyadap
Bak Penerima / Bak 80 cm X 300 cm X 250 cm
Penenang Awal
Saringan Up Flow Awal
Ukuran : 200 cm X 300 cm X 225 cm
44
Tebal Lapisan Batu Pecah, ukuran2-3 cm : 20 cm Batu Pecah ,
Kerikil : ukuran 1-2 cm : 10 cm Pasir : 70 cm
Kecepatan Penyaringan : 16 m3/m2.Hari.
Bak Penenang Ke 80 cm X 500 cm X 225 cm (2 Buah)
Dua
Saringan Pasir Up Flow Kedua
Ukuran : 200 cm X 500 cm X 200 cm
(2 buah)
Tebal Lapisan Batu Pecah, ukuran 2-3 cm : 20 cm Batu Pecah ,
Kerikil : ukuran 1-2 cm: 10 cm Pasir : 70 cm
Kecepatan Penyaringan 5 m3/m2.hari.
Bak Air 3
Bersih 200 cm X 580 cm X 200 cm (+ 20 M )
Bahan bangunan Beton semen cor

Gambar 5.3 Rancangan alat pengolah air bersih “ Sarpalam Up Flow” kapasitas 100
M3/hari. Potongan A -A

45
Gambar 5.4 Rancangan “ Sarpalam Up Flow” kapasitas 100 M3/hari.
Potongan B-B dan C-C

Gambar 5.5 Unit Pengolahan Air Bersih Sarpalam dengan sistem


arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow) kapasitas 100 M3/hari.
46
Keunggulan Sarpalam upflow adalah proses pengolahan yang
sedehana, proses penyaringan secara up flow, sehingga tidak mudah buntu,
mudah dalam pembersihan, dan perawatan. Kendala dalam
pengoperasian adalah unit ini hanya bisa untuk mengolah air dengan
kekeruhan rendah, jika kekeruhannya tinggi memerlukan bantuan tangki
penjernih sebelum air masuk kedalam sarpalam.

B. Pengolahan Air Sadah


Air sadah atau air yang banyak mengandung kapur tinggi, banyak
dijumpai di daerah yang berbatuan kapur, seperti di Gunung Kidul, Malang
Selatan, Sulawesi Tengah dan Tenggara. Untuk mengolah air sadah biasanya
masyarakat melakukan pemanasan, agar garam sadahnya dapat mengendap
dalam bentuk kerak di bagian bawahnya. Untuk kuantitas yang lebih besar
seperti keperluan mandi atau mencuci, pemanasan masih dianggap mahal, oleh
karena perlu alternatif lain yang lebih murah. Salah satu alternatifnya adalah
penggunaan resin. Teknik yang digunakan sama seperti proses filtrasi, yaitu
dengan menggunakan tabung yang berisi media resin. Hanya saja dalam proses
ini, yang terjadi adalah proses pertukaran ion. Proses pengurangan kesadahan
sangat efektif dan secara berkala perlu dilakukan regenerasi resin dengan
menggunakan garam dapur.
Keunggulan pengolah air sadah tipe ini adalah praktis dalam pengolahan
dan pencuciannya, kualitas air olahannya baik dan dapat memenuhi syarat
kesehatan. Kendala penerapan dilapangan, terutama di daerah yang tidak ada
listrik, perlu pembuatan tower, minimal tiga meter, perlu pemompaan untuk
menaikkan air. Tetapi jika ada listrik, penggunakan alat ini cukup ditambah
pompa untuk memberikan tekanan pada saat proses filtrasi.
Unit ini mudah pemasangannya dan murah biaya pemeliharaannya.
Pada daerah- daerah yang kapurnya tinggi, sedikit banyak mempengaruhi
kebiasaan masyarakat dalam meminum air. Keberhasilan dalam penerapan
teknologi ini perlu didukung oleh langkah sosialisasi yang panjang, karena
kualitas yang baik belum tentu cocok buat lidah masyarakat yang terbiasa
meminum dengan sumber daya yang ada.

Gambar 5.6 Diagram proses penghilangan kesadahan


dengan proses pertukaran ion.
47
Gambar 5.7 Unit peralatan penghilangan kesadahan
dengan proses pertukaran ion.

C. Pengolahan Air Gambut


Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri
yang sangat mencolok karena warnanya merah kecoklatan, mengandung zat
organik tinggi, rasa asam, pH 2-5 dan tingkat kesadahan rendah. Proses
pengolahan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Netralisasi, untuk menaikkan pH larutan
2. Oksidasi, untuk mengoksidasi zat organik dan logam terlarut
3. Koagulasi, untuk menggumpalkan zat organik dan logam yang teroksidasi
4. Pengendapan, untuk mengendapkan zat yang terkoagulasi
5. Penyaringan.

Gambar 5.8 Diagram proses pengolahan air gambut.

1. Pengolahan Air Gambut Individual


Untuk aplikasi sederhana Teknologi TP2AS (Tong, Pengaduk,
Pengendap, Aerasi, dan Saringan) yang sudah diperkenalkan
48
kemasyarakat sejak tahun 1985 ini, cukup handal. Dalam waktu 60
menit, masyarakat sudah bisa mendapatkan 400 – 450 liter air bersih.
Kendala pengoperasian di lapangan yang dihadapi adalah masyarakat
enggan untuk menimba air ke dalam bak, sulitnya memperoleh tawas di
daerah, atau mereka enggan atau berat untuk mengeluarkan uang lebih
untuk mengolah air. Untuk masalah pengangkutan air dapat di atasi dengan
cara memasang pompa tangan seperti dragon, dengan merendahkan tinggi
bak penampung dan memperpanjang pipa hisap pompanya, dengan
demikian masyarakat tidak perlu menimba air lagi. Tawas sebagai koagulan,
sekarang banyak dijual bebas, dan sudah banyak dipasar-pasar,
dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Dengan teknologi sederhana air olahan yang dihasilkan cukup bagus
(Gambar 9 dan Gambar 10), masyarakat dengan mudah secara visual
mendapat air bersih dalam waktu singkat. Biaya proses cukup murah untuk
di daerah yang langka air bersih, dengan kualitas yang cukup memadai
(Tabel 2).

Gambar 5.9 Percontohan Alat Pengolah Air Minum Sederhana

Gambar 5.10 Air baku, air olahan yang belum disaring


dan air olahan setelah disaring.

49
2. Unit Pengolahan Air Gambut Komunal
Untuk keperluan pengolahan kontinyu, atau secara massal dapat
dilakukan pada tempat yang pemukimannya terkumpul, dan dikelola
oleh pengelola yang merupakan wakil warga. Kapasitasnya dapat berkisar
60 – 100 m3/hari. Investasi peralatan ini cukup besar dan harus ada
peran pemerintah untuk membantu masyarakat pedesaan. Aplikasi
teknologi ini baik dalam rangka membuat cadangan air bersih dalam cukup
besar di daerah gambut, dalam rangka persiapan menghadapi musim
kering atau kemarau panjang.

Tabel 5.2
Hasil analisa kualitas air baku dan air olahan
No Parameter Satuan Contoh Air (1) Contoh Air (2)
baku olahan baku olahan
1 pH NTU 3,8 6,8 7,6 7,65
2 Kekeruhan Pt 10 1,5 28 2
3 Warna Co 500 10 18 6
4 Besi (Fe) mg/lt 0,4 0,18 17,39 0,26
5 Mangan (Mn) mg/lt 0 ttd 0,04 ttd
6 Organik Zat mg/lt 470 10,5 1,77 2,88
7 Padat terlarut mg/lt - 253 - 144

Pada daerah yang luas, pemasangan jaringan perpipaan akan


memakan biaya yang mahal, oleh karena itu sebaiknya kualitas air
olahannya ditingkatkan agar dapat dibotolkan dan dikirim ke daerah yang
cukup jauh dengan tetap menjaga kualitas tetap baik. Di daerah pedalaman
air kemasan cukup mahal, tetapi masyarakat tetap membeli, karena mereka
butuh dan sudah merasakan manfaatnya. Pemerintah perlu membentuk
unit usaha untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di daerah
pedesaan, dengan demikian tidak terjadi kepanikan ketika musim kemarau
tiba, karena masyarakat sudah dapat mengatasi masalah mereka sendiri,
mungkin yang masih diperlukan adalah bantuan biaya operasional.
Salah satu contoh pilot plant ini dibangun di daerah pemukiman
transmigrasi di Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah dengan
kapasitas 30 M3 per hari. Air yang akan diolah adalah air sungai dengan
kandungan zat besi yang cukup tinggi yakni mencapai 10 mg/l
dengan pH yang rendah yakni sekitar pH 4. Secara fisik air berwarna coklat
dan berbau logam.
Proses yang digunakan yakni kombinasi proses pengaturan pH,
proses koagulasi – flokulasi dengan menggunakan larutan tawas atau
PAC, serta pembubuhan kalium permanganat dan dilanjutkan dengan
proses filtrasi. Proses penyaringan terdiri dari tiga tahap yakni penyaringan
dengan saringan pasir, kemudian penyaringan dengan filter mangan
zeolit (manganese greensand) dan selanjutnya penyaringan dengan media
karbon aktif. Diagram proses pengolahannya dapat dilihat seperti pada
Gambar 5.11.
50
Air baku yang berasal dari air air tanah dipompa ke tangki pencampur
(static mixer) sambil diinjeksi dengan larutan soda ash (NaHCO3) atau
larutan kapur untuk menaikkan pH menjadi sekitar pH 7-8, dan diinjeksi
dengan larutan tawas selanjutnya dialirkan ke bak clarifier atau bak
pengendap. Di dalam bak pengendap, dengan adanya penambahan soda ash
dan larutan tawas, zat besi atau mangan akan dengan cepat teroksidasi
menjadi oksida besi atau oksida mangan yang tidak larut di dalam air
dan akan mengendap di dalam bak pengendap.

Gambar 5.11 Diagram proses penghilangan zat besi


dan mangan di dalam air

Air limpasan dari bak pengendap selanjutnya dialirkan ke bak


penampung air baku. Dari bak penampung air baku, air dipompa ke tangki
reaktor (tangki bertekanan) sambil diinjeksi dengan larutan kalium
permanganat dengan menggunakan pompa dosing, agar zat besi atau
mangan yang belum teroksidasi di dalam bak pengendap dapat dioksidasi
lebih sempurna menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak
larut dalam air.
Zat besi atau mangan di dalam air yang telah teroksidasi dan juga
padatan tersuspensi yang berupa partikel halus, selanjutnya di alirkan ke
filter pasir (sand filter). Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya
dialirkan ke filter mangan zeolit (manganese greensand filter). Dengan
adanya filter mangan zeolit ini, zat besi atau mangan yang belum teroksidasi
di dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l.
Kombinasi proses pengaturan pH, proses koagulasi-flokulasi dengan larutan
tawas, pembubuhan kalium permanganat dan dilanjutkan dengan proses
filtrasi.
Dari filter Mangan Zeolit, air dialirkan ke filter karbon aktif (activated
carbon filter) untuk menghilangkan bau atau warna serta polutan mikro.

51
Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam
air, serta untuk menghilangkan senyawa yang dapat menyebabkan bau.
Setelah melewati filter penghilangan warna, air diteruskan ke filter
cartridge yang dapat menyaring partikel kotoran sampai ukuran 5 mikron.
Dari filter cartridge, selanjutnya, air dialirkan ke bak penampung air olahan
dan selanjutnya dipompa ke saluran distribusi. Konstruksi peralatan yang
telah terpasang dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 5.12 Bak pengendap yang berfungsi juga sebagai


kontaktor udara kontaktor udara dan bak penampung

D. Pengolahan Air Asin atau Payau


Masalah air yang sulit dihadapi masyarakat adalah ketika
menghadapi kenyataan air di daerahnya pada musim kemarau berubah
menjadi asin atau payau. Ada dua teknologi yang umum digunakan untuk
mengolah air asin, pertama teknologi destilasi, yang umum dipakai dalam skala
besar atau pada tempat-tempat atau industri yang mempunyai panas buang
yang tinggi, kedua teknologi reverse osmosis yang menggunakan membran
dan tekanan dalam proses pengolahannya.
Aplikasi teknologi desalinasi harus mempertimbangkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat pedesaan. Untuk pengoperasian unit desalinasi
membutuhkan biaya operasional dan pemeliharaan. Sebaiknya tidak
diterapkan pada daerah yang dekat dengan sumber air tawar atau secara
ekonomis masih memungkinkan. Penerapan teknologi ini kompetitif untuk
daerah yang langka air tawar, ditepi pantai atau pulau yang tidak ada sumber
52
air tawar ketika musim kemarau, tetapi secara ekonomi masyarakatnya
mampu. Jika dibandingkan dengan air bersih biaya operasional unit desalinasi
masih relatif mahal, tetapi jika dibandingkan dengan air minum dalam
kemasan harga tersebut sangat murah.
Keberhasilan dalam pengelolaan umumnya berkat adanya pengelola
yang baik dan kooperatif. Di beberapa tempat dipasang, hanya sebagai unit
emergensi ketika musim kemarau tiba. Kegagalan dalam aplikasi teknologi
reverse osmosis juga akibat, masalah sosial seperti kehilangan pompa, diesel
pembangkit listrik, atau tidak mampu memasarkan produk airnya dan
mengelola dana yang terkumpul.

Gambar 5.13 Pengolahan Air Sistem Reverse


Osmosis 20 m3/hari

Gambar 5.14 Pengolahan Air Sistem Reverse


Osmosis Mobile Unit 10 m3/hari.
53
E. Teknologi Ultrafiltrasi dan Biofiltrasi
Sejalan dengan peningkatan pencemaran pada sumber-sumber air baku
dan terbatasnya kemampuan teknologi konvensional, maka pada masa yang
akan datang, sejalan dengan perkembangan ekonomi, diperlukan teknologi
lanjutan sebagai jaminan terhadap kesempurnaan proses pengolahan air
minum.
Teknologi biofiltrasi diperlukan sebagai langkah antisipasi untuk
mengurangi pencemaran limbah domestik organik pada perairan. Air
baku yang banyak mengandung bahan organik akan menyerap pemakaian
kaporit yang lebih tinggi untuk proses pemurnian air, sementara bersamaan
dengan itu kadar Trihalomethan dalam air olahan juga meningkat. Oleh karena
itu pemakaian teknologi biofiltrasi pada masa yang akan datang diperlukan
sebagai unit pretreatment, terutama pada kota- kota besar yang sumber air
bakunya mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Proses biofiltrasi ini
sangat diperlukan karena proses filtrasi pada teknologi konvensional hanya
mengurangi padatan yang tersuspensi dan tidak mampu mengurangi padatan
yang terlarut.
Teknologi Ultrafiltrasi merupakan teknologi tambahan dalam
pengolahan air bersih, terutama ditujukan untuk pengolahan air siap
minum. Ukuran partikel yang mampu disaring sampai dengan 0.02 mikron,
dengan demikian diharapkan bakteri dan polutan mikro dapat tersaring.
Teknologi ini hanya dapat dipakai untuk air tawar dan tidak bisa untuk
air asin. Saat ini teknologi ultrafiltrasi mulai banyak dipakai di kota-kota
besar dunia (Gambar 15).

Gambar 5.15 Proses pengolahan ai dengan sistem ultra filtrasi

54
Modul Ajar 6. Instalasi Perpipaan di Perumahan

Sub Pokok Bahasan:


- Merangkai sambungan rumah
- Mengevaluasi hasil kerja

A. Sistem perpipaan
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit
pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan
Halaman dan Sambungan Umum. Untuk mendistribusikan air bersih dengan
perpipaan terdapat beberapa sistem pengaliran yang tergantung pada
beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah keadaan topografi, lokasi
sumber air baku, dan elevasi daerah layanan. Sistem pengaliran tersebut
antara lain:
1. Pengaliran gravitasi
Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan
tekanan akibat beda elevasi muka tanah, dalam hal ini jika daerah
pelayanan terletak lebih rendah dari sumber air. Diperlukan beda elevasi
antara sumber dan daerah layanan yang cukup besar sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan.
2. Pengaliran pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompaan digunakan di daerah yang
relatif datar dan tidak memiliki beda elevasi yang cukup besar. Distribusi air
ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa. Pada sistem
ini tekanan sistem yang optimal perlu diperhitungkan sehingga tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem
pengaliran.
3. Sistem kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan
sistem pemompaan. Pada sistem ini, air sebelum didistribusikan terlebih
dahulu ditampung di reservoir. Pendistribusian air dapat dilakukan melalui
sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.

Rangkaian dari beberapa pipa dalam distribusi air bersih/ minum


disebut jaringan pipa. Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada pola
jalan yang ada dan jalan rencana. Selain itu juga bergantung pada topografi,
pola perkembangan daerah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan. Pada
dasarnya ada dua pola sistem jaringan distribusi yaitu sistem cabang dan
sistem loop.

55
1. Sistem cabang
Sistem cabang adalah sistem pendistribusi air bersih yang bersifat
terputus membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah layan. Pada
sistem ini air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui satu
jalur pipa utama.
2. Sistem loop
Sistem loop terdiri dari pipa-pipa utama dan sekunder yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk loop (melingkar).

B. Macam Macam Sambungan Pipa

Gambar 6.1 Macam Sambungan Pipa

Banyaknya macam macam sambungan pada pipa terkadang ada yang


kita tidak tahu, karena dalam pemasangan instalasi air tidak selalu lurus pasti
akan terjadi sambungan, belokan, dan lain sebagainya. di bawah ini adalah
macam macam sambungan pipa pvc yang sering di gunakan :

1. Sock PVC

Gambar 6.2 Sambungan Sock PVC

Sock pvc sering kita gunakan untuk menyambung batang pipa yang
kurang atau potongan
56
2. Elbow PVC 90

Gambar 6.3 Sambungan Elbow PVC 90o

Elbow 90 derajat adalah sebuah sambungan pipa pvc yang di gunakan


untuk membelokan pipa ke kanan atau ke kiri maupun ke atas dan kebawah
dengan busur 90 derajat.

3. Elbow 45 PVC

Gambar 6.4 Sambungan Elbow PVC 45o

Elbow 45 derajat ini berfungsi sama seperti elbow 90 yang berbeda


tekukan dari elbow ini adalah 45 derajat.

4. Water Mur PVC

Gambar 6.5 Sambungan Water Mur PVC

Water mur pvc ini biasa digunakan untuk sambungan pada dekat
pompa atau filter air, fungsinya seperti sock tetapi dapat dibuka dratnya
bertujuan untuk perawatan atau terjadi mampet atau ngempos.

57
5. Sock Drat Luar (SDL) PVC

Gambar 6.6 Sambungan Sock Drat Luar PVC

Sock drat luar biasa digunakan untuk penyambukan pada drat dalam
dan pada batang pipa, karena memili drat di luar maka di sebut dengan sock
drat luar,

6. Sock Drat Dalam (SDD) PVC

Gambar 6.7 Sambungan Sock Drat Dalam PVC

Sock drat dalam biasa di gunakan untuk penyambungan pada pipa


pvc dan pada keran air, karena keran air memiliki drat di luar.

7. T PVC

Gambar 6.8 Sambungan T PVC

Sambungan T ini biasa digunakan untuk pencabangan jalur yang


tadinya 1 sumber jalur menjadi 2 sumber jalur, karna bentuknya seperti
huruf T maka sambungan ini disebut dengan T.

58
8. Reduser PVC

Gambar 6.9 Reducer PVC

Sambungan ini disebut dengan reduser, karna fungsinya adalah


menyambungkan kedua pipa yang ukuranya berbeda, contoh : bila pipa 1inc
akan disambung dengan pipa3/4 inc maka di butuhkan reduser.

9. P-TRAP PVC

Gambar 6.10 P-Trap PVC

Sambungan ini di sebut dengan p-trap karna fungsinya adalah untuk


penyambungan pipa dari posisi atas ke samping , dan di bawahnya ada
tutup yang dapat di buka (diputar) bertujuan agar mudah untuk perawatan
jika terjadi kemampetan pada pembuangan.

C. Type Penyambungan PVC


1. Chemical Joint
Sesuai dengan namanya, penyambungan ini menggunakan bahan
kimia, dalam hal ini lem (solvent cement). Tapi harus diingat bahwa metode
ini hanya bisa diaplikasikan untuk pipa jenis PVC saja. Chemical joint
dianggap sebagai cara yang paling praktis dan ekonomis untuk digunakan di
Indonesia.
2. Mechanical Joint
Mechanical Joint adalah penyambungan dengan mengandalkan ulir
atau baut sebagai perekat antar-pipa. Untuk melakukan metode ini, kedua
ujung pipa disambung dulu dengan fitting berulir, baru kemudian fitting
disambungkan dengan cara diputar mengikuti ulir tersebut.

59
Selain ulir, mechanical joint juga bisa dilakukan dengan menggunakan
baut yang dikombinasikan dengan fitting flange adaptor/stub end.
Penyambungan ini biasa dilakukan untuk dua pipa yang berbeda material,
misal antara pipa plastik dan pipa logam.
3. Heat Fusion
Heat Fusion mengandalkan panas untuk menyambungkan dua pipa.
Caranya adalah dengan melelehkan ujung pipa, kemudian disambungkan
dengan pipa lain. Ada tiga jenis heat fusion, yaitu poly fusion untuk pipa
PPR, butt fusion untuk pipa PE atau PA, dan electro fusion yang dapat
digunakan untuk pipa PPR, PE serta PA. Dibutuhkan alat dan ahli khusus
untuk melakukan heat fusion ini.
4. Rubber Ring Joint
Rubber Ring Joint adalah proses penyambungan paling sederhana,
hanya menggunakan cincin karet yang terdapat pada soket pipa untuk
merekatkan sambungan pipa PVC dan PVC-O. Diperlukan semacam pelumas
untuk mempermudah pemasangannya.

Agar penyambungan pipa bisa dilakukan dengan maksimal, penting juga


untuk memilih jenis pipa yang tepat dan berkualitas.

D. Sistem Dan Jaringan Pipa


Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat
ke tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di
kedua tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air
atau karena adanya pompa. Beberapa contoh sistem perpipaan adalah
pengaliran minyak antar kota/daerah (misalnya angkutan minyak pertamina
dari Cilacap ke Yogyakarta), pipa pembawa dan pipa pesat dari waduk ke
turbin pembangkit listrik tenaga air,jaringan air minum diperkotaan, dan
sebagainya.
1. Pipa dengan Turbin
Di dalam pembangkit tenaga listrik, tenaga air digunakan untuk
memutar turbin. Untuk mendapatkan kecepatan yang besar guna memutar
turbin, pada ujung pipa diberi curat. Seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 1 dengan menganggap kehilangan tenaga sekunder kecil maka
disepanjang pipa garis tenaga berimpit dengan garis tekanan. Garis tenaga
turun secara teratur (perlahan-lahan), karena adanya kehilangan tenaga
akibat gesekan. Di bagian curat, garis tenaga turun dengan tajam menuju
ujung hilir curat dimana tekanan adalah atmosfer.

60
Gambar 6.11 Pipa dengan Curat

Dengan menganggap kehilangan tenaga sekunder diabaikan, tinggi tekanan


efektif H adalah sama dengan tinggi statis H5 dikurangi tenaga akibat
gesekan hf.

H = H5 – Hf

Kehilangan tenaga hf diberikan oleh persamaan Darcy-Wesbach:

Mengingat V = Q/A = Q/ ⁄

Dengan demikian tinggi efektif adalah :

(b.1)

Daya yang tersedia pada curat :

D = Q H (kgf m/det) (b.2)

Dengan :
Q = debit aliran (m3/det)
H= tinggi tekanan efektif (m)
= berat jenis zat cair (kgf/m3)

Apabila dikehendaki satuan dalam hp (horse power) daya kuda, maka:

(b.3)
61
Apabila efisiensi turbin adalah maka daya yang diberikan oleh turbin
adalah:

(b.4)

Substitusi dari persamaan b.1 ke dalam persamaan b.4 maka:

(b.5)

2. Pipa dengan Pompa


Jika pompa menaikkan zat cair dari kolam satu ke kolam lain dengan
selisih elevasi muka air H2 seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 maka
daya yang digunakan oleh pompa untuk menaikkan zat cair setinggi H2
adalah sama dengan tinggi H2 ditambah dengan kehilangan tenaga selama
pengaliran dalam pipa tersebut. Kehilangan tenaga adalah ekivalen dengan
penambahan tinggi elevasi, sehingga efeknya sama dengan jika pompa
menaikkan zat cair setinggi H = H2 + ∑h. Dalam gambar tersebut tinggi
kecepatan diabaikan sehingga garis tenaga berimpit dengan garis tekanan.

Gambar 6.12 Pipa dengan pompa

Kehilangan tenaga terjadi pada pengaliran pipa 1 dan 2 yaitu sebesar hf2.
Pada pipa 1 yang merupakan pipa isap, garis tenaga (dan tekanan) menurun
sampai dibawah pipa. Bagian pipa dimana garis tekanan di bawah sumbu
pipa mempunyai tekanan negatif. Sedang pipa 2 merupakan pipa tekan.
Daya yang diperlukan pompa untuk menaikkan zat cair :
(b.6)
Atau

62
(b.7)

dengan η adalah efisiensi pompa. Pada pemakaian pompa, efisiensi pompa


digunakan sebagai pembagi dalam rumus daya pompa.

3. Pipa Hubungan Seri


Apabila suatu saluran pipa terdiri dari pipa-pipa dengan ukuran yang
berbeda, pipa tersebut adalah dalam hubungan seri. Gambar 7.3
menunjukkan suatu sistem tiga pipa dengan karakteristik berbeda yang
dihubungkan secara seri. Panjang, diameter, dan koefisien gesekan masing-
masing pipa adalah L1, L2, L3; D1, D2,; dan f1, f2,f3.
Jika beda tinggi muka air kedua kolam diketahui, akan dicari besar
debit aliran Q dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan energi
(Bernoulli). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambarkan
garis tenaga. Seperti terlihat dalam Gambar 3 garis tenaga akan menurun
ke arah aliran. Kehilangan tenaga pada masing-masing pipa adalah hf1, hf2
dan hf3. Dianggap bahwa kehilangan tenaga sekunder cukup kecil sehingga
diabaikan.

Q = Q1 = Q2 = Q3 (b.8)

Gambar 6.13 Pipa dalam Hubungan Seri

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 dan 2 (pada garis


aliran) adalah :

Pada kedua titik tekanan H1 dan H2 dan kecepatan V1 = V2 = 0 (tampang


aliran sangat besar) sehingga persamaan di atas menjadi:

63
Atau

(b.9)

Dengan menggunakan persamaan Darcy –Weisbach, persamaan (b.9)


menjadi:

(b.10)

Untuk masing-masing pipa, kesepatan aliran adalah :

⁄ ⁄ ⁄
Substitusi nilai V1, V2 dan V3 ke dalam persamaan b.10 maka akan di dapat:

( ) (b.11)

Debit aliran air adalah :


⁄ (b.12)
( )

Kadang-kadang penyelesaian pipa seri dilakukan dengan suatu pipa


ekivalen yang mempunyai penampang seragam. Pipa disebut ekivalen
apabila kehilangan tekanan pada pengaliran di dalam pipa ekivalen sama
dengan pipa-pipa yang diganti. Sejumlah pipa dengan bermacam-macam
nila f, L, dan D akan dijadikan menjadi satu pipa ekivalen. Untuk itu diambil
diameter D dan koefisien gesekan fe dari pipa yang terpanjang (atau yang
telah ditentukan) dan kemudian ditentukan panjang pipa ekivalen.
Kehilangan tenaga dalam pipa ekivalen :

( ) (b.13)

( ) (b.14)

64
4. Pipa Hubungan Pararel
Pada keadaan dimana aliran melalui dua atau lebih pipa dihubungkan
secara pararel seperti dalam Gambar 4 maka persamaan kontinuitas adalah
:

Q = Q1 + Q2 + Q3 (b.15)

Persamaan tersebut ditulis dalam bentuk:

Q = 1/4 (b.16)

Persamaan energi :

H = Hf1 = Hf2 = Hf3 (b.17)

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :

(b.18)

Gambar 6.14. Pipa Hubungan Pararel

Panjang pipa ekivalen ditentukan dengan cara yang sama seperti pada
hubungan
seri. Dari persamaan (b.16) di dapat :



√ ( )

Dengan cara seperti di atas :



√ ( )

65


√ ( )



√ ( )

Substitusi persamaan tersebut ke dalam persamaan (b.15) akan didapat :

⁄ ⁄ ⁄ ⁄
( ) ( ) ( ) ( ) (b.19)

5. Pipa Bercabang
Sering suatu pipa menghubungkan tiga atau lebih kolam. Gambar 5
menunjukkan suatu sistem pompa bercabang yang menguhungkan tiga
buah kolam. Akan di cari debit aliran melalui tiap-tiap pipa yang
menghubungkan ketiga kolam tersebut apabila panjang, diameter,macam
pipa (kekasaran k), diberikan dan rapat massa serta kekentalan zat cair
diketahui. Garis tekanan akan berada pada muka air di tiap-tiap kolam, dan
akan bertemu pada satu titik di atas titik cabang T. Debit aliran melalui tiap
pipa ditentukan oleh kemiringan garis tekanan masing-masing. Arah aliran
sama dengan arah kemiringan (penurunan) garis tenaga.

Gambar 6.15 Pipa Menghubungkan Tiga Kolam

Persamaan kontinuitas pada titik cabang, yaitu aliran menuju titik cabang T
harus sama dengan yang meninggalkan T. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa aliran akan keluar dari kolam A dan masuk ke kolam C. Aliran keluar
atau masuk ke dalam kolam B tergantung pada sifat pipa 1 dan 2 serta

66
elevasi muka air kolam A, B, dan C. Persamaan kontinuitas adalah salah satu
dari kedua bentuk berikut:

Q1 =Q2 + Q3 (b.20)

atau

Q1 +Q2 = Q3 (b.21)

Yang tergantung apakah elevasi garis tekanan di titik cabang lebih besar
atau lebih kecil dari pada elevasi muka air kolam B. Persamaan (b.20)
berlaku apabila elevasi garis tekanan di T di T lebih tinggi dari elevasi muka
air kolam B, dan apabila sebaliknya berlaku persamaan (b.21). Prosedur
hitungan adalah sebagai berikut :
a. Anggap garis tekanan di titik T mempunyai elevasi hT
b. Hitung Q1, Q2, dan Q3, untuk keadaan tersebut.
c. Jika persamaan kontinuitas dipenuhi, maka nilai Q1, Q2, dan Q3, adalah
benar.
d. Jika aliran menuju T tidak sama dengan aliran meninggalkan T, di buat
anggapan baru elevasi garis tekanan di T, yaitu dengan menaikkan garis
tekanan di T apabila aliran masuk lebih besar daripada aliran keluar dan
menurunkannya apabila aliran masuk lebih kecil dari aliran keluar.
e. Ulangi prosedur tersebut sampai dipenuhinya persamaan kontinuitas.
Pada keadaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5 dengan
menganggap bahwa elevasi muka air kolam C sebagai bidang referensi dan
dianggap bahwa elevasi garis tekanan di T di bawah elevasi muka air kolam
B. (hT < ZB), maka persamaan aliran mempunyai hubungan sebagai berikut
ini.
Persamaan energi :

(b.22)

(b.23)

(b.24)
Persamaan kontinuitas:

Q1 + Q2 = Q3 (b.25)

67
Dari persamaan di atas, jika ZA, ZB dan sifat sifat pipa diketahui maka hT, Q1,
Q2 dan Q3 dapat di hitung.

6. Jaringan Pipa
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada
sistem jaringan distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian
yang paling mahal dari suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu harus
dibuat perencanaan yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang
efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan tergantung pada jumlah
penduduk dan macam industri yang dilayani. Analisis jaringan pipa ini
cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu
pemakaian komputer untuk analisis ini akan mengurangi kesulitan. Untuk
jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan masih dilakukan. Ada
beberapa metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem jaringan pipa,
diantaranya adalah metode Hardy Cross dan metode matriks.
Dalam buku ini hanya akan dibahas metode Hardy Cross. Gambar 6
adalah contoh suatu sistem jaringan pipa.

Gambar 6.16 Contoh Jaringan Pipa

Aliran keluar dari sistem biasanya dianggap terjadi pada titik-titik simpul.
Metode Hardy Cross ini dilakukan secara iteratif. Pada awal hitungan
ditetapkan debit aliran melalui masing-masing pipa secara sembarang.
Kemudian dihitung debit aliran di semua pipa berdasarkan nilai awl
tersebut. Prosedur hitungan diulangi lagi sampai persamaan kontinuitas di
setiap titik simpul dipenuhi. Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan
kontinuitas dan tenaga yaitu :
a. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hokum-hukum gesekan pipa untuk
aliran dalam pipa tunggal.

68
b. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang
keluar.

c. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus
sama dengan nol.

7. Rumus Kehilangan Tenaga Akibat Gesekan


Setiap pipa dari sistem jaringan terdapat hubungan antara kehilangan
tenaga dan debit. Secara umum hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk :

hf = k Qm

Dengan m tergantung pada rumus gesekan pipa yang digunakan, dan


koefisien k tergantung pada rumus gesekan pipa dan karakteristik pipa.
Sebenarnya nilai pangkat m tidak selalu konstan, kecuali bila pengairan
berada pada keadaan hidraulis kasar, yang sedapat mungkin dihindari.
Akan tetapi karena perbedaan kecepatan pada masing-masing pipa tidak
besar, maka biasanya nilai m di anggap konstan untuk semua pipa. Sebagai
contoh untuk rumus Darcy-Weisbach.

hf = k Q2

Dengan:

8. Metode Hardy Cross


Dianggap bahwa karakteristik pipa dan aliran yang masuk dan
meninggalkan jaringan pipa diketahui dan akan dihitung debit pada setiap
elemen dari jaringan tersebut. Jika tekanan pada seluruh jaringan juga

69
dihitung, maka tinggi tekanan pada satu titik harus diketahui. Prosedur
perhitungan dengan metode Hardy Cross adalah sebagai berikut :
a. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0 hingga terpenuhi syarat
kontinuitas.
b. Hitung jumlah kerugian tinggi tenaga sekeliling tiap-tiap jaring, yaitu hf =
k Q2.
c. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring tertutup sedemikian
sehingga tiap pipa termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
d. Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan rumus ∑hf = 0
e. Hitung nilai ∑|2kQ| untuk tiap jaring.
f. Pada tiap jarring diadakan koreksi debit ∆Q supaya kehilangan tinggi
tenaga dalam jarring seimbang. Adapun koreksinya adalah :


∑| |

g. Dengan debit yang telah dikoreksi sebesar Q = Q0 + ∆Q, prosedur dari


(no. a) sampai (no. f ) diulangi hingga akhir ∆Q ≈ 0, dengan Q adalah
debit sebenarnya, Q0 adalah debit dimisalkan, dan ∆Q adalah debit
koreksi.

Untuk jaringan pipa yang cukup besar hitungan dilakukan dengan


komputer,
tetapi untuk jaringan kecil/sederhana dapat menggunakan kalkulator.
Hitungan jaringan pipa sederhana dilakukan dengan membuat tabel untuk
setiap jaring. Dalam setiap jaring tersebut jumlah aljabar kehilangan tenaga
adalah nol, dengan catatan aliran searah jarum jam (ditinjau dari pusat
jaringan) diberi tanda positif, sedang yang berlawanan bertanda negatif.
Untuk memudahkan hitungan, dalam tiap jaringan selalu dimulai dengan
aliran yang searah jarum jam. Koreksi debit ∆Q dihitung dengan rumus.
Arah koreksi harus disesuaikan dengan arah aliran. Apabila dalam satu
jaring kehilangan tenaga karena aliran searah jarum jam lebih besar dari
yang berlawanan (∑|2kQ|2 > 0) maka arah koreksi debit adalah berlawanan
jarum jam (negatif). Jika suatu pipa menyusun dua jaring, maka koreksi
debit ∆Q untuk pipa tersebut terdiri dari dua buah ∆Q yang diperoleh dari
dua jaring tersebut. Hasil hitungan yang benar di capai apabila ∆Q ≈ 0.

70
Modul Ajar 7. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Sub Pokok Bahasan:


- Model Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA)
- Interpretasi hasil kerja

A. Komponen Instalasi Pengolahan Air


Komponen paket unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai diagram
proses sebagai berikut:

Gambar 7.1 Unit paket IPA

Tabel 7.1
Komponen paket unit pengolahan air
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
a. Unit pengambil air baku a. Air Permukaan, Air Tanah
b. Pengukur aliran Air b. Ambang tajam, turbin, elektromagnetik dan
ultrasonik.
c. Pembubuh Larutan Kimia c. Pompa dosing
d. Mikser d. Mekanis, hidrolis, in line dan kompresor;
e. Koagulasi e. Hidrolis, mekanis dan dinamik mikser;
f. Flokulasi f. Hidrolis, mekanis dan dinamik mikse;
g. Sedimentasi/ klarifikasi g. Gravitasi, floating,
h. Filtrasi h. Saringan pasir cepat
i. Desinfeksi i. Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
a. Penampung a. Reservoir
b. Distribusi b. Gravitasi, Pemompaan

71
B. Persyaratan
1. Persyaratan Umum
a. Produk unit paket IPA harus mendapat pengesahan dari
instansi/lembaga yang berwenang;
b. Unit paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai
Permenkes RI No 492/ MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum;
c. Harus dipasang di atas tanah yang stabil;
d. Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air;
e. e) Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku
terutam kekeruhan dan warna.
2. Persyaratan Teknis
a. Kualitas air baku
Kualitas air baku yang dapat diolah dengan IPA kontruksi baja adalah
sebagai berikut:
1) Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400 mg/L SiO2;
2) Kandungan warna asli (sebagai apparent colour) tidak melebihi 100
Pt Co dan warna sementara mengikuti kekeruhan air baku;
3) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku Peraturan
Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
4) Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna,
besi dan atau bahan organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi
kekeruhan rendah (<50 NTU) maka digunakan IPA sistem DAF
(Dissolved Air Flotation) atau sistem lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Alat ukur aliran
Unit paket instalasi pengolahan air dilengkapi alat ukur aliran untuk
mengukur debit air baku dan air minum, yang dapat berupa:
1) Water meter b) V-notch
2) Flowmeter
3) Floating meter
c. Ukuran
1) Unit koagulasi/koagulator
Ukuran unit koagulasi (Koagulator) harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
2) Unit flokulator
Ukuran panjang, lebar dan tinggi unit flokulasi (Flokulator) harus
sesuai dengan perhitungan berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
3) Unit sedimentasi
Ukuran panjang, lebar dan tinggi Bak Sedimentasi harus sesuai
dengan perhitungan berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.
4) Bentuk dinding
Unit sedimentasi mempunyai 2 bentuk dinding yaitu:

72
a) Dinding rata.
Pelat IPA dengan dinding rata mempunyai ketebalan dinding yang
berbeda dan tergantung pada kapasitas IPA, seperti pada Tabel 2
berikut ini :
b) Dinding corrugated.
Pelat IPA dengan dinding corrugated mempunyai ketebalan
dinding yang sama untuk kapasitas IPA 1L/detik - 50 L/detik,
seperti pada Tabel 2.

Tabel 7.2
Tebal pelat IPA dinding rata, corrugated dan kapasitas IPA
Ketebalan pelat
Kapasitas IPA Ketebalan pelat IPA
No IPA dinding
(L/detik) dinding rata (mm)
corrugated (mm)
1 1 4 5
2 5 6 5
3 10 6 5
4 20 8 5
5 50 minimal 10 5

Tinggi bebas di unit Sedimentasi pada setiap kapasitas IPA


ditentukan pada Tabel 3.

Tabel 7.3
Tinggi bebas di unit Sedimentasi dan kapasitas IPA
No Kapasitas IPA Tinggi bebas di unit
(L/detik) Sedimentasi (cm)
1 1 15
2 5 20
3 10 20
4 20 25
5 50 30

5) Bentuk pengendap
Bentuk pengendap pada unit sedimentasi ada 2 (dua) macam yatu:
a) Bentuk Pelat
Tinggi tegak pelat pengendapan disesuaikan dengan kapasitas
IPA dan bentuk dinding rata/ corrugated, sesuai Tabel 4. Lebar
pelat disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat
dan kemiringan sesuai dengan SNI 6774:2008, Tata cara
perencanaan paket unit IPA.

73
Tabel 7.4
Tinggi tegak pelat pengendap dan kapasitas IPA
Tinggi tegak pelat Tinggi tegak pelat
Kapasitas IPA
No pengendap dinding pengendapan dinding
(L/detik)
rata (cm) corrugated (cm)
1 1 60 80
2 5 80 80
3 10 80 80
4 20 90 80
5 50 100 80

b) Bentuk tabung pengendap (Tube Settler)


Selain bentuk pelat, pada unit sedimentasi dapat juga digunakan
tube settler dengan ketentuan lebar tube disesuaikan dengan lebar
bak pengendap, jarak antar pelat dan kemiringan sesuai dengan
SNI 6774:2008, tata cara perencanaan paket unit IPA.
Bentuk tube settler yang digunakan segi-enam, segi-delapan dan
NRe < 2.000. Diameter tube settler tergantung pada besarnya
kapasitas IPA seperti pada Tabel 5.

Tabel 7.5
Diameter Tube Setller dan kapasitas IPA
Diameter Tube Settler
No Kapasitas IPA ( L/detik)
(cm)
1 1 - 10 2,50
2 20 3,0
3 50 3,50

6) Unit filtrasi
Ukuran panjang, lebar dan tinggi harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
a) Media penyaring
Media penyaring menggunakan pasir silika dengan ketentuan
sesuai dengan SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit
IPA.
b) Media penyangga
Media penyangga berupa kerikil dengan ketentuan sesuai dengan
SNI 6774:2008, Tata cara perencanaan paket unit IPA.

74
C. Bahan dan peralatan
1. Pelat Baja
Pelat Baja harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Pelat baja Mild Steel SS-400, harus dibersihkan dengan pasir bertekanan
sesuai ketentuan yang berlaku
b. Pelat baja harus diberi pelapisan, Pelapisan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Pelapisan bagian dalam
2) Pelapisan ini menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air
minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100
mikron.
3) Pelapisan bagian luar
a) pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan
ketebalan 50 mikron,
b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan
ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.

2. Pelat Pengendap
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan
lendutan (defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1.285 N/m2.

3. Perpipaan dan Perlengkapan


Perpipaan dan Perlengkapan yang digunakan :
a. Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk
saluran air minum, SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran
air buangan di dalam dan di luar bangunan;
b. Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di
finished print;
c. Katup terdiri dari :
1) Butterfly valve
Butterfly valve harus digunakan untuk mengatur debit.
Untuk ukuran butterfly valve > Ф 100 mm, harus menggunakan 2
piringan (flen).
2) Gate valve
Gate valve sebagai isolating valve, harus memenuhi ketentuan :
Dilengkapi cincin penutup (seal) anti bocor.
3) Check valve

4. Tangki Pembubuh dan Pengaduk


Tangki pembubuh dan pengaduk dari fiberglass atau sejenisnya yang tahan
terhadap larutan kimia.

5. Peralatan Pelengkap
a. Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible atau centrifugal
dan yang tidak mudah tersumbat (non clogging);

75
2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak
dari pompa terhadap muka air terendah (net positif suction head).
3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal
(single stage);
4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai
berikut: (a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380
volt, 3 phase, 50 Hz; (b) Pole : 2 atau 4 pole; (c) Putaran maksimal
2900 rpm.; (d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistem
Start Delta dan mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu
lingkungan (ambient temperatur ) 500 C.
6) Bahan pompa air baku terdiri dari : (a) Casing terbuat dari cast iron;
(b) Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome
steel, cast iron special dan bronze;(c) As pompa (shaft) terbuat dari
stainless steel;
7) Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
(a) Satu set pressure gauge, 0,50 kg/cm2;
(b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
(1) Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa
discharge flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan ke
pipa transmisi air baku;
(2) Tipe 2, pompa air baku dilengkapi dengan sistem guiding
bar dan pipa GIP untuk discharge lengkap dengan fitting dan
bend 900 medium untuk sambungan ke pipa transmisi air
baku;
(c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai
dengan uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila
memerlukan penyambungan dalam air, harus diberi isolasi
khusus.
b. Pompa Air Minum
Pompa Air Minum dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis sentrifugal horizontal ;
2) Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi
tuang (cast iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat;
3) Ball bearing memakai bahan pelumasnya dari gemuk;
4) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3
phase, 60 Hz;
5) Pole : 2 atau 4 pole;
6) COS phi : 0,80 Putaran maksimal 1500 rpm.;
7) Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistem Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan temperatur ambien
500 C.
8) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistem Start Delta.
c. Perlengkapan pompa Air Minum
1) Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan
three way valve;

76
2) Float level control valve dan pressure switch;
3) Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa
discharge;
4) Fitting pipa termasuk steel bend untuk pipa discharge dan support
kabel;
5) Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
6) Brosur/ buku mengenai: (a) Petunjuk operasi dan pemeliharaan; (b)
Kurva Kinerja.
d. Pompa pembubuh, yaitu :
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Stroke dapat diatur;
2) Jenis piston atau membran, bila dengan membran harus sesuai
dengan bahan kimia yang dipompakan;
3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
5) Bordes dan tangga Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi
dengan bordes dan tangga untuk operasi dan pemeliharaan.
Tangga bordes terbuat dari bahan baja yang dicat anti karat.

6. Diesel Generator Set


Diesel generator set terdiri dari:
a. Mesin penggerak dan generator yaitu :
1) Mesin diesel, pendingin air (radiator) atau udara;
2) Sistem ini dihidupkan dengan dynamo starter yang mendapat power
supply dari batere 12 – 24 Volt;
3) Putaran maksimum 1500 rpm, baik dengan atau tanpa beban;
4) Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compatible;
5) Suara yang keluar dari peredaman, suara tidak boleh melebihi 70 dB
pada jarak 1 meter di luar dinding;
6) Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus
dilengkapi dengan Automatic Voltage Regulator (AVR);
7) Kapasitas generator sampai 40 KVA, tidak menggunakan turbo
charger;
8) Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas
sebesar 10% selama 2 jam dalam setiap periode 24 jam, tanpa ada
gangguan mekanik dan kenaikan temperatur yang tinggi.
b. Perlengkapan standar untuk generator set:
1) Satu buah batere 12 volt
2) Satu buah tangki bahan bakar, kapasitas minimal 100 Liter
3) Satu buah buku petunjuk operasi dan pemeliharaan generator set
c. Panel kontrol mesin harus mempunyai:
1) Satu panel untuk mati hidup switch;
2) Satu panel untuk pengukur tekanan oli;
3) Satu panel untuk pengukur temperatur air;

77
4) Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air
pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran
naik;
5) Satu panel tekanan bahan bakar;
6) Satu panel ammeter arus pengisi aki:
7) Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
8) Satu panel penunjuk putaran (tacho meter);
9) Satu set panel indikator kerja ;
d. Panel generator harus mempunyai:
1) Satu panel Volt meter;
2) Satu tombol pemilih tegangan (selector switch);
3) Satu tombol pengatur tegangan;
4) Satu panel Watt meter;
5) Satu panel frekuensi meter;
6) Satu tombol, reset lampu panel.

78

Anda mungkin juga menyukai