PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
impor. Pengguna bahan kimia meningkat karena banyak produk yang menggunakan
Penggunaan deterjen sangat luas baik di industri maupun untuk keperluan rumah
golongan Sulfonate dibedakan menjadi dua jenis yaitu jenis rantai bercabang
sebagai contoh Alkyl Benzene Sulfonate (ABS), dan jenis rantai lurus Linear
mikroorganisme. Sehingga sisa limbah dari rumah tangga menjadi limbah yang
diperkenal kan senyawa kimia baru yaitu Linier Alkyl Sulfonate (LAS). Senyawa
(H2SO4.SO3). Hasil proses sulfonasi ini masih berupa produk asam yaitu
Dodecylbenzene Sulfonic Acid yang merupakan hasil dari pra rancangan pabrik ini.
B. Prospek Pasar
1. Data Ekspor-Impor
Sulfonic Acid masih sangat banyak sehingga Indonesia masih melakukan impor
bahan tersebut. Berikut data impor Dodecylbenzene Sulfonic Acid dari Badan Pusat
2010 1 5787,412
2011 2 6996,334
2012 3 8768,231
2013 4 11582,531
2014 5 11329,541
2015 6 16355,209
Dari table diatas maka dapat dibuat grafik perkiraan jumlah kebutuhan
18000
16000
y = 1961.51x - 3937405.55
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dengan melihat data diatas, maka dari itu, jika pabrik direncanakan berdiri
pada tahun 2026 perkiraan kapasitas dapat dihitung dengan persamaan regresi
Y = 1961,51 x – 3937405,55
X = tahun ke – n
= 36613,71 ton/tahun
(Ton/Tahun)
Sulfonic Acid pada tahun 2026 belum mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri.
Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor Dodecylbenzene Sulfonic Acid dari
beberapa Negara lain seperti China dan India untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Acid adalah PT Sinar Antjol yang mempunyai kapasitas 24.000 ton/tahun. Dari data
tersebut terlihat bahwa kapasitas pabrik Dodecylbenzene Sulfonic Acid pada tahun
2026 minimal yang di produksi sebesar 36613,71 ton/tahun. Maka pada pra
2. Sasaran Pasar
seluruh kebutuhan Dodecylbenzene Sulfonic Acid masih diimpor dari China dan
India.
Tujuan utama dari pendirian pabrik Dodecylbenzene Sulfonic Acid ini adalah
impor bahan baku dari negara lain dan mengekspor kelebihan produksi
C. Tinjauan Pustaka
a. Surfaktan
Surfaktan atau surface active agent adalah bahan permukaan aktif yang dapat
gaya dalam dyne yang bekerja pada permukaan sepanjang 1 cm dan dinyatakan
dalam dyne/cm, atau energi yang diperlukan untuk memperbesar permukaan atau
gugus polar hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak) dalam satu molekul
yang sama. Secara umum kegunaan surfaktan adalah untuk menurunkan tegangan
dan mengontrol jenis formasi emulsi, yaitu misalnya oil in water (O/W) atau water
in oil (W/O). Selain itu, surfaktan biasa digunakan pada deterjen, kosmetik, farmasi
yang terikat anion pada bagian alkilnya atau merupakan senyawa yang
Contoh dari surfaktan anion adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat.
Sedangkan surfaktan kationik adalah surfaktan yang terikat kation pada bagian
adalah surfaktan yang tidak bermuatan atau tidak terjadi ionisasi molekul. Contoh
surfaktan nonionik adalah ester gliserin, ester sorbitan, ester sukrosa, polietilena
alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkohol amina, dialkanol amina
dan alkil amina oksida. Jenis surfaktan terakhir yaitu surfaktan amfoterik. Surfaktan
amfoterik adalah surfaktan yang mengandung gugus anionik dan kationik, dimana
muatannya bergantung kepada pH, pada pH tinggi dapat menunjukkan sifat anionik
dan pada pH rendah dapat menunjukkan sifat kationik (Kent, 2007). Contoh dari
terbentuknya misel dengan ujung hidrofil berikatan hidrogen dengan air sedangkan
ujung hidrofobnya tertolak oleh air. Ketika deterjen berdekatan dengan noda
(mengandung unsur C dan H) maka ujung hidrofob akan menarik noda dari kain
dan membentu misel baru. Pada mekanisme kerja surfaktan terjadi interaksi antara
(LAS) yang memiliki rumus molekul C12H30SO3. Senyawa ini termasuk dalam
jenis surfaktan anionik yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
molekul organik (alkyl benzene) melalui proses sulfonasi. Senyawa SO3 yang
digunakan dapat berasal dari beberapa sumber yaitu H2SO4, oleum, pure gas SO3,
tidak terlalu tinggi. Untuk menjaga suhu operasi maka dibutuhkan coil atau jacket
agar tidak terjadi hot spot. Reaksi sulfonasi dapat dilakukan dalam rekator maupun
proses industri. Sedangkan pada reaksi sulfonasi dengan batch operation secara
komersil paling banyak digunakan. Operasi secara kontinyu memungkinkan
apabila,
alkylaryl sulfonates).
E. Proses Produksi
sebagai berikut :
Reaksi:
Dodecylbenzene dalam fase cair dan SO3 dalam fase gas. Reaksi
sebagai reagen.
Reaksi :
3,0 :1,0. Konversi yang dapat dicapai dengan proses ini adalah 98,4%.
b. Pemilihan Proses
proses.
SO3 80 0.2
H2SO4.SO3 178 0.18
Reaksi 1
$62.8
𝐸𝑃 =
𝐾𝑔𝑚𝑜𝑙 C18H29SO3H
Reaksi 2
$125.56
𝐸𝑃 =
𝐾𝑔𝑚𝑜𝑙 C18H29SO3H
2) Berdasarkan Teknik
Cair-Gas Cair-Cair
1 Fasa
* ***
RAP RATB
2 Reaktor
** ***
T= 45-60 ºC T= 55 ºC
Kondisi
3 P= 1 atm P= 1 atm
Operasi
*** ***
Eksotermis Eksotermis
4 Tipe reaksi
** ***
98.5-99% 98.4%
5 Konversi
*** ***
$62.8 /kgmol $125.56/kgmol
Potensial
6
Ekonomi ** ***
- H2O
7 Hasil samping
*** **
Total Bintang 16 20
Keterangan:
Baik : **
Kurang Baik :*
dengan konversi yang dapat dicapai sebesar 98,4% . Selain itu proses ini
c. Tinjauan Termodinamika
Reaksi Dodecylbenzene Sulfonic Acid :
T = 55
2C18H30(l) + H2SO4.SO3(l) O
C 2C18H30SO3(l) + H2O(l)
P = 1 atm
∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 ∆𝐻𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
(∆Hreaksi).
C–H 414
C–C 347
C=C 611
C–S 259
S=O 323
O–H 464
S–O 469
+ (928)]
= -295 kJ/mol
Senyawa Cp (J/mol.K)
∆Hr(T) = ∑ ∆H
298 298
∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛 = ∫ Cp C12 H30 dT + ∫ Cp H2 SO4 dT
328 328
298
= ∫328 (202,922 + 2,0826 T – 4,5473.10-3 T2 + 4,2038.10-6 T3) dT +
298
∫328 (26,004 + 7,033.10-1 T – 1,3856.10-3 T2 + 1,0342.10-6 T3) dT
= 210,549 J/mol
298 298
∆𝐻𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = ∫ Cp C18 H30 SO3 dT + ∫ Cp H2 O dT
328 328
298
= ∫328 ( 178,42 + 3,667 T – 7,974.10-3 T2 + 7,1017.10-6 T3) dT +
298
∫328 (92,053 – 3,9953.10-2 T – 2,1103.10-4 T2 + 5,3469.10-7 T3)dT
= 247,9933 J/mol
= -294541,458 J/mol
= -294,5415 kJ/mol
Dari perhitungan didapat ΔHr = -294,5415 kJ/mol dan tanda minus menunjukkan
[C18H30SO3]
CH2 8,42
CH3 -43,96
C 54,05
CH 11,30
S 33,12
O -250,83
OH -189,20
= -401,9 kJ/mol
= 213,09 kJ/mol
= -793,06 kJ/mol
Sehingga energi gibbs pada keadaan standar dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut.
kJ/mol
= -304,748 kJ/mol
−ΔGo298
K = exp 𝑅𝑇
−(−304,748)𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
= exp 𝑘𝐽 = 2,62655E+53
0,008314 298 𝐾
𝑚𝑜𝑙𝐾
ΔGo= -RT ln K
Berdasarkan perhitungan Energi Gibbs pada suhu 328 K dapat dilihat -335,4273
d. Tinjauan Kinetika
reaksi. Nilai k dan kecepatan reaksi dapat dicari dengan persamaan Arrhenius
−𝐸𝑎
k = 𝐴 exp( 𝑅𝑇 )
dimana :
A = faktor tumbukan
Ea = energi aktivasi
T = suhu
R = tetapan gas
5207
k = 2,2172𝑥103 exp(− )
𝑅𝑇
−5207
= 2,2172𝑥103 exp ( 𝐽 ) = 328,5111 (L/mol)1.33.s
8,314 328𝐾
𝑚𝑜𝑙𝐾
e. Pemilihan Reaktor
baku dodecylbenzene dan oleum pada fase cair - cair melalui proses sulfonasi.
Sehingga untuk mereaksikan bahan baku tersebut digunakan reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) yang memiliki kondisi operasi suhu 55oC dan tekanan 1 atm.
Reaksi ini berlangsung eksotermis sehingga reaktor dilengkapi dengan jaket sebagai
f. Utilitas
Dalam menjalankan proses produksi maka maka diperlukan utilitas yaitu air,
kebutuhan utilitas air diperoleh dari Sungai Cidanau yang pada umumnya digunakan
menjalankan proses pabrik berasal dari PLN dan unit generator listrik yang
dibangun sendiri oleh pabrik. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan
generator adalah bahan bakar minyak solar dan bahan bakar boiler diperoleh dari
pertamina. Utilitas lainnya yaitu udara tekan yang diambil dari udara sekitar untuk
diproses terlebih dahulu lalu dimanfaatkan sebagai controller untuk alat – alat pabrik
a. Spesifikasi bahan
Keterangan
Fase Cair
(J/mol.K) 1,0342.10-6 T3
2. Dodecylbenzene ( PT. Unggul Indah Cahaya tbk )
Keterangan
Rumus bangun
Fase Cair
Titik leleh -7 oC
(J/mol.K) 4,2038.10-6 T3
phenylisomer)
3. Dodecylbenzene Sulfonic Acid (SNI)
Keterangan
Rumus bangun
Fase Cair
Warna Cokelat
Titik leleh 10 oC
soluble
1% water)
Kapasitas panas 178,42 + 3,667 T – 7,974.10-3 T2 + 7,1017.10-
6
(J/mol.K) T3
Keterangan
Rumus bangun
Fase Cair
Titik leleh 0 oC
panas(J/mol.K) 5,3469.10-7 T3
b. Pengadaan dan Transportasi
pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Dalam hal ini bahan
1. Dodecylbenzene dibeli dari PT. Unggul Indah Cahaya tbk dan diangkut
menggunakan truk.
kebutuhan pabrik.
c. Kemasan
vertikal beralas datar dengan tutup konis dan dipasarkan dengan menggunakan
drum.
d. Penyimpanan
1. Penyimpanan dodecylbenzene pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm untuk dan
2. Penyimpanan asam sulfat pada suhu 30ºC dan tekanan 1 atm dan disimpan
DESKRIPSI PROSES
H2O
H2SO4.SO3 H2O
T-01
C18H30
1 atm
30 OC C18H29 SO3H
R-01 H2SO4
1 atm Mixer
55 OC 1 atm
T-02
1 atm
O H2O
30 C C18H30
H2O C18H30
C18H30 C18H29 SO3H
H 2O
C18H29 SO3H H2SO4
C18H30
C18H30
T-03 C18H29 SO3H
1 atm MD Dekanter
O
30 C
H2O
H2SO4
pada kondisi tekanan 1 atm, suhu 55oC. Cairan keluar reaktor kemudian dialirkan
menuju mixer bersamaan dengan penambahan H2O untuk membentuk larutan yang
decanter untuk dipisahkan dari asam sulfat. Hasil atas decanter merupakan larutan
1. Reaktor : RATB
2. Mixer
Fungsi : Penambahan H2O pada larutan keluar reaktor yang bertujuan untuk
3. Decanter
4. Menara Destilasi
dan H2O
5. Tangki Penyimpanan
maupun dalam persaingan selanjutnya. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat dan
ekonomis dipengaruhi oleh banyak faktor. Lokasi yang dipilih untuk pabrik
dodecylbenzene sulfonic acid ini adalah kawasan industri Cilegon Banten Jl. Raya
Merak.
Acids Industry 82.500 ton/tahun. Pemenuhan bahan baku dekat dengan lokasi
a) Tenaga listik
listik Negara dan unit generator listrik yang dibangun didalam pabrik.
sehingga kebutuhan air dapat diperoleh dari salah satu sumber air
tersebut. Penyediaan air dalam pabrik diperlukan untuk air proses, air
c) Bahan bakar
bakar boiler.
diperoleh dari daerah kota Cilegon sedangkan tenaga kerja ahli dapat diperoleh
dari daerah terdekat atau dari daerah lain. Disamping itu lokasi pabrik mudah
4. Pemasaran
Daerah Cilegon dipandang cukup starategis untuk arus lalu lintas, begitu
pula dekat dengan kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan sekitarnya yang
dekat dengan area pertanian, dan juga dekat dengan pelabuhan merak banten
Carlson, E. J., 1958, “Sulfonation with Sulfur Trioxedw”, Saudi Arabia : Jurnal
Chemical Enginerring, Vol 50
Online Global Trade, 2016, diakses dari www.alibaba.com diakses pada tanggal 1
November 2016 21.00 WIB.
Perry, R.H., and Chilton, C.H., ”Chemical Engineering’s Handbook” 3rd ed.,
McGraw Hill Book Kogakusha, Tokyo
Essentialchemicalindustry.org.http://www.essentialchemicalindustry.org/m