Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL SKRIPSI

PRARANCANGAN PABRIK KIMIA LINEAR ALKYLBENZENE


SULFONIC ACID dari ALKYLBENZENE dan ASAM SULFAT

DISUSUN OLEH:

ANGGIT AULIFIA (121180030)


MAYA PUSPITASARI (121180137)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR
PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

PRARANCANGAN PABRIK KIMIA LINEAR ALKYLBENZENE


SULFONIC ACID dari ALKYLBENZENE dan ASAM SULFAT
KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN

Disusun oleh :

ANGGIT AULIFIA (121180030)


MAYA PUSPITASARI (121180137)

Yogyakarta, November 2021

Disetujui oleh,
Pembimbing

Ir. Tutik Muji Setyoningrum, MT


*Sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Prarancangan Pabrik Kimia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah
penduduk terbesar ketiga di dunia dan jumlah pertumbuhan penduduk tersebut
akan semakin bertambah, sehingga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan
hidup masyarakat. Dalam hal ini, Indonesia dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan penduduknya sendiri.
Indonesia kini tengah melakukan pembangunan di segala sektor,
termasuk sektor industri. Perkembangan industri khususnya industri
petrokimia, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu contoh produk petrokimia
yang sangan populer di Indonesia maupun dunia adalah detergent. Detergent
adalah surfaktan yang sangat luas penggunaannya, detergent banyak digunakan
untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan industri. Untuk
memproduksi detergent, surfaktan yang paling banyak digunakan adalah
Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS).
Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS) mulai dimanfaatkan oleh
produsen sebagai pengganti Branch Alkyl Benzene (BAB) karena dinilai lebih
ramah terhadap lingkungan dan mudah diuraikan oleh mikroorganisme
(biodegradable). Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS) merupakan salah satu
surfaktan anionik yang berwujud cair dengan rumus molekul C12H25C6H4SO3Na
yang digunakan sebagai bahan baku pada industri detergen. Dengan semakin
meningkatnya penggunaan detergen dalam kehidupan masyarakat,
mengakibatkan kebutuhan akan Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS)
semakin meningkat pula.
Oleh karena itu, pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS) perlu
didirikan di Indonesia dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri dan mengurangi
ketergantungan import, sehingga dapat menghemat devisa negara.
2. Pendirian pabrik ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3. Dengan didirikannya pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonate (LABS)
akan mendorong berdirinya pabrik-pabrik lain yang menggunakan bahan dasar
LABS untuk dapat dikembangkan kembali dengan teknologi yang lebih luas.
1.2. Penentuan Kapasitas Produksi
1.2.1. Data Ekspor
Berikut merupakan data ekspor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid pada
tahun 2015 hingga 2020 yang dikutip dari Badan Pusat Statistika Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1. Data Ekspor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid

Tahu Kebutuhan (Ton/Tahun)


n
2015 14207,85
2016 15930,74
2017 16961,17
2018 16651,72
2019 17012,89
2020 17890,90

Dari tabel di atas dibuat grafik hubungan antara tahun dengan data
kebutuhan eskpor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid

20000.00

18000.00

16000.00

14000.00

12000.00

10000.00
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1.1. Grafik Data Ekspor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid

1.2.2. Data Impor


Berikut merupakan data ekspor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid pada
tahun 2016 hingga 2021 yang dikutip dari Badan Pusat Statistika Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.2. Data Impor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid

Tahu Kebutuhan (Ton/Tahun)


n
2015 14207,85
2016 15930,74
2017 16961,17
2018 16651,72
2019 17012,89
2020 17890,90

Dari tabel diatas dibuat grafik hubungan antara tahun dengan data impor
Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid.

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1.2. Grafik Data Impor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid.

1.2.3. Data Kapasitas Pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid


Berikut merupakan data kapasitas pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic
Acid yang telah berdiri sebelumnya baik di dalam maupun luar negeri, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1.3. Data Kapasitas Pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid.

Perusahaan Negara Kapasitas


(Ton/Tahun)
UIC Vietnam CO.,Ltd Vietnam 30000
Credit International China 36000
CO.,Ltd
New India Detergent India 135000
Limited
Albright and Wilson Austalia 17830
(Australia) Limited
AWAL
Srayee Corporation Pakistan 264000
Private Limited
Henkel Jerman 40000
PT. Findeco Jaya Indonesia 30000
PT. KAO Indonesia Indonesia 4000
PT. Sinar Antjol Indonesia 24000

1.2.4. Kapasitas Produksi Pabrik


Dari data impor Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid, mengalami kenaikan
pada tahun 2015 hingga 2017, kemudian mengalami penurunan pada tahun
2018 yang kemudian disusul dengan peningkatan kembali. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan banyak pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid yang sudah
berdiri di Indonesia. Akan tetapi, masih belum dapat mencukupi kebutuhan
impor, sehingga untuk mengurangi impor perlu dibangun pabrik Linear
Alkylbenzene Sulfonic Acid dengan kapasitas 60.000 ton/tahun, dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a) Kebutuhan Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid dalam negeri belum
sepenuhnya tercukupi.
b) Melihat kapasitas pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid yang
telah berdiri baik dari dalam negri maupun luar negri..
c) Membuka peluang bagi industri detergen baru yang berbahan baku
Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid.
d) Memberikan keuntungan dan membuka peluang ekspor untuk produk
Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid yang berlebih, sehingga dapat
mengingkatkan perekonomian negara.

1.2.5. Sasaran Pasar


Beberapa pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid telah berdiri di
Indonesia, namun kebutuhan dalam negri akan produk Linear Alkylbenzene
Sulfonic Acid masih belum tercukupi dari negara lain. Linear Alkylbenzene
Sulfonic Acid ini merupakan produk yang sangat dibutuhkan oleh pabrik-pabrik
detergen baik di dalam maupun luar negeri sebagai bahan baku.

Sasaran pasar dari produk Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid ini adalah
pabrik-pabrik detergen khususnya yang ada di dalam negeri seperti PT.
Unilever, PT. Wings, dsb. Apabila kebutuhan dalam negeri telah mencukupi
maka akan dilakukan ekspor ke negara- negara tetangga seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, Filipina, dsb. sehingga nantinya dapat meningkatkan
perekonomian negara.
1.3.Penentuan Lokasi Pabrik
Pabrik Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid direncanakan akan dibangun di
Kawasan Industri Cilegon, Banten. Adapun pertimbangan pemilihan tempat
tersebut, yaitu sebagai berikut :
a. Ketersedian Bahan Baku
Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan
baku sehingga transportasi dapat berjalan dengan lancar dan biaya transportasi
dapat diminimalisir. Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan produk relatif
mudah karena bahan baku Linear Alkylbenzene Sulfonate tidak perlu impor,
melainkan dapat diperoleh dari produsen yan berada di Indonesia yaitu PT.
Unggul Indah Cahaya yang berada di kawasan industri Cilegon, Banten dan
bahan baku Oleum 20% dapat diperoleh dari PT. Indonesian Acids Industry
yang berada di Bekasi. Sedangkan NaOH 48% yang diperoleh dari PT.
Asahimas, Banten.
b. Utilitas
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik, air dan bahan bakar adalah
faktor penunjang yang paling penting. Tenaga listrik tersebut didapat dari
PLTU PT Krakatau Daya Listrik dan tenaga listrik sendiri. Pembangkit listrik
utama untuk pabrik adalah menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya
diperoleh dari Pertamina. Lokasi pabrik dekat dengan sungai Grogol dimana
sungai tersebut merupakan sungai terbesar yang dibutuhkan untuk sistem
utilitas, maka keperluan air (air proses, air pendingin/penghasil steam,
perumahan dan lain-lain) dapat diperoleh dengan mudah.
c. Letak Pasar
Produk pabrik ini merupakan bahan baku pembuatan detergen, sehingga
dapat dipasarkan ke pabrik Unilever, KOA, Wings dan lain-lain yang banyak
terletak dipulau Jawa. Pemasaran mudah dijangkau karena tersedianya sarana
trasnportasi yang memadai baik jalur darat maupun jalur laut dan
pemasarannya diharapkan tidak hanya di dalam negeri melainkan dapat juga
untuk diekspor.
d. Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan
darat maupun laut. Pendirian pabrik di kawasan industri cilegon dilakukan
dengan pertimbangan kemudahan sarana transportasi darat dan laut yang
mudah dijangkau karena Cilegon berada dalam jalur transportasi Merak-Jakarta
yang merupakan pintu gerbang pulau Jawa dan Sumatera, sehingga transportasi
darat dari sumber bahan baku dan pasar tidak lagi menjadi masalah. Dengan
ketersediaan sarana tersebut akan menjamin kelangsungan produksi pabrik.
Bandara Soekarno-Hatta juga dapat dijangkau dengan mudah, sehingga
semakin mempermudah pengiriman produk.
e. Tenaga kerja
Tenaga kerja dapat dengan mudah diperoleh di kawasan industri Cilegon
karena dari tahun ke tahun tenaga kerja semakin meningkat. Begitu juga
dengan tingkat sarjana Indonesia serta tenaga kerja lokal yang berkualitas.
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari
kerja.
f. Keadaan Geografis dan Iklim
Daerah Cilegon, Banten merupakan suatu daerah yang terletak di daerah
kawasan industri. Daerah Cilegon dan sekitarnya telah direncanakan oleh
pemerintah sebagai salah satu pusat pengembangan wilayah produksi industri.
Temperatur udara normal daerah tersebut sekitar 22-30oC, sehingga operasi
pabrik dapat berjalan dengan lancar. Bencana alam seperti gempa bumi dan
tanah longsor jarang terjadi sehingga operasi pabrik dapat berjalan lancar.

1.4. Tinjauan Pustaka


1.4.1. Proses Produksi
a) Pengertian Produk
Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid (LABSA) atau disebut juga
dodecylbenzene sulfonic acid adalah surfaktan anionik yang paling umum
digunakan dalam komposisi pembersih karena kinerja keseluruhannya yang
sangat baik. Diproduksi dengan proses sulfonasi Linear Alkylbenzene (LAB)
(US Patent LAS., 2009).
b) Tinjauan Berbagai Proses
Pemilihan proses bertujuan untuk menentukan proses yang akan
digunakan dalam pembangunan pabrik. Hal tersebut dapat dilihat dari
keuntungan yang bisa didapatkan dari segi ekonomi maupun teknik.
Pembuatan Linear Alkylbenzene sulfonat menggunakan proses sulfonasi yaitu
reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus fungsi asam sulfonat (-
SO3H) ke dalam suatu molekul ataupun ion,
Proses sulfonasi dapat menggunakan tiga cara, yaitu :
1. Reaksi Sulfonasi dengan H2SO4
2. Reaksi Sulfonasi dengan gas SO3
3. Reaksi sulfonasi dengan Oleum 20%
a. Reaksi dengan H2SO4
Proses sulfonasi dengan sulfating agent H2SO4 merupakan cara yang
pertama kali dilakukan. Proses ini dapat berjalan secara batch
maupun kontinyu. Proses berlangsung pada suhu 0-51 oC dengan
tekanan 1 atm, tergantung pada kualitas warna produk yang
diinginkan. Dalam proses ini tidak menggunakan katalis,
Alkylbenzene direaksikan langsung dengan H2SO4 100% dengan
perbandingan mol H2SO4 dan Alkylbenzene 1,6:1,8 (Kirk and Othmer,
1998).
Reaksi yang terjadi :
- Reaksi sulfonasi
C6H5C12H25 + H2SO4 C12H25C6H4SO3H + H2O
- Reaksi netralisasi
C12H25C6H4SO3H+ NaOH C12H25C6H4SO3Na + H2O
Selanjutnya produk hasil sulfonasi direaksikan dengan NaOH dengan
kadar 20-50 % (Peters and Timmerhaus, 1991) dan didapatkan hasil
akhir Linear Alkylbenzene sulfonate. Reaksi menggunakan H2SO4 ini
tidak banyak digunakan karena menghasilkan air sehingga produk
yang dihasilkan berupa larutan encer dan berbuih. selain itu,
keberadaan air yang sangat banyak akan menyebabkan reaksi
bergeser kekiri dan kecepatan reaksinya lambat (Kadirun, 2010).
b. Reaksi dengan Gas SO3
Pembuatan Linear Alkylbenzene sulfonate dengan gas SO3 terdiri dari
empat tahap yaitu, proses pengeringan udara, produksi gas SO 2,
konversi gas SO2 menjadi gas SO3 dan proses sulfonasi. Proses
pengeringan udara bertujuan untuk menghilangkan kandungan air
yang terdapat di udara. Apabila di udara terdapat kandungan air
dalam jumlah yang cukup banyak maka dapat memicu terbentuknya
Oleum karena reaksi antara H2O dengan SO3 dan ini menyebabkan
kualitas warna Linear Alkylbenzene sulfonate rendah. Untuk
menghasilkan gas SO3, udara kering direaksikan dengan sulfur dalam
bentuk cair dan konversi gas SO2 menjadi gas SO3 menggunakan
katalis V2O3.
Reaksi yang terjadi :
- Reaksi antara SO2 dan O2
SO2+ ½ O2 SO3
- Reaksi sulfonasi
C6H5C12H25 + SO3 C12H25C6H4SO3H
- Reaksi Netralisasi
C12H25C6H4SO3H+3NaOH C12H25C6H4SO3Na + Na2SO4
Reaksi sulfonasi berlangsung dalam satu reaktor gelumbung, suhu
reaksi 50 oC dan tekanan 1,5 atm (Kirk and Othmer, 1998).
Selain sangat mudah terbentuknya reaksi samping yang tidak
diinginkan, biaya produksi proses sulfonasi dengan gas SO 3
cenderung lebih mahal dan warna produk yang dihasilkan juga lebih
gelap (Kadirun, 2010).
c. Reaksi dengan Oleum 20%
Pada proses sulfonasi dengan Oleum, reaksi terjadi pada reaktor alir
tangki berpengaduk dengan suhu reaksi 38-60 oC dan tekanan 1 atm.
Oleum yang digunakan adalah Oleum 20% dengana perbandingan
mol Alkylbenzene dan Oleum 20% adalah 1:1,25 (Peters and
Timmerhaus, 1991).
Reaksi yang terjadi :
- Reaksi sulfonasi
C6H5C12H25 + H2SO4.xSO3 C12H25C6H4SO3H + H2SO4
- Reaksi Netralisasi
C12H25C6H4SO3H+ 3NaOH C12H25C6H4SO3Na+H2O
Keunggulan dari proses ini adalah penanganannya mudah, biaya
produksi juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan proses
lain, warna dari produk yang dihasilkan terang dan dihasilkan produk
samping H2SO4 yang masih dapat dijual di pasaran (Kirk and Othmer,
1983).
Tabel 1.4 Perbandingan Macam-Macam Proses (Kirk and Othmer,
1983; Kadirun, 2010)

Keterangan H2SO4 Gas SO3 Oleum


20%
Reaktor RATB Gelembun RATB
g
Temperatur 0-50 50 oC 38-60 oC
o
C
Tekanan 1 atm 1,5 atm 1 atm
Hasil H2O - H2SO4
Samping
Konversi 90% 98% 96%

Dari ketiga uraian proses sulfonasi diatas, maka dipilih proses yang
ketiga, yaitu proses sulfonasi yang menggunakan Oleum 20%.
Alasan pemilihan proses tersebut anatara lain :
1. Menghasilkan produk samping berupa H2SO4 yang dapat dijual
dipasaran
2. Hidrokarbon yang dapat disulfonasi sebesar 96%
3. Kondisi operasi berlangsung pada suhu rendah dan tekanan
atmosferis, sehingga penanganannya mudah dan energi yang
dibutuhin kecil.

1.4.2. Potensial Ekonomi


Selain dari segi teknis pemilihan proses produksi juga dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan segi ekonomi yang paling menguntungkan. Pada
segi ekonomi dapat dilakukan dengan menghitung potensial ekonomi setiap
prosesnya. Berikut potensial ekonomi setiap proses, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.5. Harga Bahan Baku dan Produk

Berat Molekul
Bahan Harga ($/kg)
(kg/kgmol)
C18H30 246 0.88
H2SO4 98 0.110
SO3 80 0.264
Oleum 20% 178 0.154
C18H30SO3 326 1.87
(Aries and Newton.,1955 dan Kirk and Othmer.,1981)
Perhitungan potensial ekonomi setiap proses dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:
Nilai ekonomi potensial = (harga produk – harga reaktan)/mol produk
Perhitungan potensial ekonomi setiap proses yaitu sebagai berikut :
1. Reaksi Sulfonasi dengan Sulfur Trioxide (SO3)
EP = (harga C18H30SO3 x BM C18H30SO3 ) - [(harga C18H30 x BM C18H30)+
(harga SO3 x BM SO3)]/1
= (1.87 x 326) – [(0.88 x 246)+( 0.264 x 80) = $372,02
2. Reaksi Sulfonasi dengan Oleum 20% (H2SO4SO3)
EP = [(harga C18H30SO3 x BM C18H30SO3) + (harga H2SO4 x BM H2SO4)] –
[(harga C18H30 x BM C18H30) + ( harga Oleum 20% x BM Oleum 20%)
= [(1.87 x 326) + (0.110 x 98)] – [(0.88 x 246)+( 0.154 x 178)]/1=
$376,508
3. Reaksi Sulfonasi dengan Sulfuric Acid (H2SO4)
EP = (harga C18H30SO3 x BM C18H30SO3) – [(harga C18H30 x BM C18H30)+
(harga H2SO4 x BM H2SO4)]
= (1.87 x 326) – [(0.88 x 246)+(0.110 x 98)] = $382,36
1.4.3. Pemilihan Proses
Berikut merupakan tabel matriks proses pembuatan Linear Alkylbenzene Sulfonic
Acid dari berbagai proses.
Tabel 1.6. Matriks Pemilihan Proses

No Keadaan Reaksi Reaksi Reaksi


Sulfonasi Sulfonasi Sulfonasi
dengan SO3 dengan Oleum dengan H2SO4
20%
1 Fasa Cair-Gas* Cair-Cair*** Cair-Cair***

2 Reaktor RAP** RATB*** RATB***

3 Kondisi T = 54oC ; P = T = 54oC ; P = T = 54oC ; P =


Operasi 1 atm*** 1 atm*** 1 atm***

4 Tipe Reaksi Eksotermis*** Eksotermis*** Eksotermis***

5 Konversi 98,5-99%*** 98.4%*** 98.4%***

6 Potensial $372,02*** $376,508*** $382,36***


Ekonomi

7 HasilSampin -*** H2SO4*** H2O***


g
8 Proses Reaksi Menggunakan Menggunakan Menggunakan
gugus SO3 pada gugus SO3 pada gugus SO3 pada
SO3 fase gas** 20% SO3 jika H2SO4***
terdapat
kekurangan
menggunakan
SO3 dari 80%
H2SO4**

Total 18 22 24
bintang

Keterangan :
* Kurang baik
**Baik
***Sangat Baik

Dalam pemilihan proses produksi Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid selain dipilih
proses yang mudah secara teknis juga menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Oleh
karena itu, dipilihkan proses produksi menggunakan “Reaksi Sulfonasi dengan Asam Sulfat
(H2SO4)”. Reaksi berjalan pada suhu 54oC serta tekanan 1 atm dengan waktu reaksi kurang
lebih selama 60 menit.
1.5. Tinjauan Termodinamika
1.5.1. Energi Gibbs (ΔG)
Energi Gibbs (ΔG) bertujuan untuk menentukan suatu reaksi berjalan
spontan atau tidak pada kondisi tertentu. Berikut merupakan data 11elati gibbs
(ΔG) dari proses produksi :
Tabel 1.7. Data Energi Gibbs (ΔG)

Senyawa ΔGfo (kJ/mol)


C18H30 211.79
H2SO4 -653.47
C18H30SO3 -285.92
H2O -228.6
(Yaws. C.L.,1999)
1.5.2. Panas Reaksi (ΔH)
Panas reaksi (ΔH) bertujuan untuk menentukan reaksi berjalan secara
endotermis atau eksotermis yang dapat diketahui dari rumus berikut
ΔHreaksi = ΔHreaktan + ΔHstandar(298) + ΔHproduk

Berikut merupakan data panas reaksi (ΔH) dsri proses produksi


Tabel 1.8. Data Panas Reaksi (ΔH)

Senyawa ΔHf0 Cp (Kj/kmol.K)


(kJ/mol)

C18H30 -178.70 202.922 + 2.0826T – 4.547E-3T2 +


4.2038E-6T3

C12H26 -290.87 84.485 + 2.0358T – 5.0981E-3T2 +


5.2186E-6T3

H2SO4 -735.13 26.004 + 7.0337E-1T – 1.3856E-3T2


+ 1.6942E-6T3

C18H30SO3 -819.27 178.423 + 3.6670T – 7.9746E-3T2 +


7.1017E-6T3

H2O -241.180 92.053 – 3.9953E-2T – 2.11036E-4T2


+ 5.3469E-7T3

Reaksi : 540C
C18H30 (l) + H2SO4 (l) C18H30SO3H (l) + H2O (l)
1 atm

ΔHr = ΔHf produk – ΔHf0reaktan


0 0

ΔHr0 = (ΔHf0C12H30SO3 + ΔHf0H2O) - ΔHf0C18H30 + ΔHf0H2SO4)


= [(--819,27 + (-241,180)) – (-178,70 + (-735,13)) ] kJ/mol
= -146,62 kJ/mol
0
ΔHr = -146620 kJ/kgmol

ΔH327 pada suhu reaksi 540C adalah :


 Enthalpy Reaktan
298
ΔH C 18 H 30= ∫ C p . dT
327
2,0826 2,084,5475.10−3
ΔHC18H30 = 202,922 (298-327) + (2982-3272) -
2 3
4,2038. 10−6 298
(2983-3273) +
4
(2984-3274)|¿ 327

ΔHC18H30 = -15598,8099 kJ/kgmol

298
ΔH C 12 H 26= ∫ C p . dT
327

2,0305 2 2 5,0981.10−3
ΔHC12H26 = 84,485 (298-327) + (298 -327 ) -
2 3
5,2186.10−6 298
(2983-3273) +
4
(2984-3274) |
¿ 327
ΔHC12H26 = -11079,6180 kJ/kgmol

298
ΔH H 2 SO 4= ∫ C p . dT
327

7,0337.10−1 1,3856.10−3
ΔHH2SO4 = 26.004 (298-327) + (2982-3272) -
2 3
1,6942.10−6 298
(2983-3273) +
4
(2984-3274) |
¿ 327
ΔHH2SO4 = -4704,1397 kJ/kgmol

 Enthalpy Produk
327
ΔH C 18 H 30= ∫ C p . dT
298

2,0826 2,084,5475.10−3
ΔHC18H30 = 202,922 (327-298) + (3272-2982) -
2 3
4,2038. 10−6 327
(3273-2983) +
4
(3274-2984)|¿ 298

ΔHC18H30 = 15598,8099 kJ/kgmol

327
ΔH C 12 H 26= ∫ C p . dT
298
2,0305 5,0981.10−3
ΔHC12H26 = 84,485 (327-298) + (3272-2982) -
2 3
5,2186.10−6 327
(3273-2983) +
4
(3274-2984) |
¿ 298
ΔHC12H26 = 11079,6180 kJ/kgmol

327
ΔH H 2 SO 4= ∫ C p . dT
298

7,0337.10−1 2 2 1,3856.10−3
ΔHH2SO4 = 26.004 (298-327) + (298 -327 ) -
2 3
1,6942.10−6 298
(2983-3273)
4
+(2984-3274)
¿ 327 |
ΔHH2SO4 = 4704,1397 kJ/kgmol

298
ΔH C 18 H 30 SO 4 =∫ C p . dT
327

ΔH C 7,0337.10−1 1,3856.10−3
18 H 30 SO 3
= 178,432 (298-327) + (2982-3272) -
2 3
1,6942.10 −6
327
(3273-2983) +
4
(3274-2984)
¿ 298 |
ΔH C H SO = 22104,5358 kJ/kgmol
18 30 3

327
ΔH H 2 O= ∫ C p . dT
298

ΔH H 3,9953.10−1 2,11036. 10−4


O = 92,053 (327-298) + (3272-2982) - (3273-
2
2 3
2983)
5,3496.10−7 327
+
4
(3274-2984)
¿ 298 |
ΔH H O= 2183,5981 kJ/kgmol
2

ΔH 327 =ΔH produk+ ΔH 298 + ΔH reaktan


327

=
(∫
298
)
Cp .dT produk + ΔH 298 + ΔH reaktan

= [55670,7015 + (-146620) + (-31382,5676)] kJ/kgmol


= -122331,8661 kJ/kgmol
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh ΔH 327 = -122331,8661
kJ/kgmol yang berarti bahwa reaksi berjalan secara eksotermis
(menghasilkan panas). Untuk mengetahui reaksi pembuatan Linear
Alkylbenzene Sulfonic Acid pada T = 540C = 327 K dan P = 1 atm
berjalan spontan atau dapat dihitung menggunakan cara berikut :
ΔGf 0327 = -R.T ln K327

Dimana K327 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :


k −∆ Hr 1 1
ln = ( − )
k0 R T T0
kJ
−(−12231,8661 )
k kgmol 1 1
ln = ( − )
5,793 x 10 12
kJ 327 298
8,314
kmol . K
10
K = 7,264 x 10

Sehingga,
ΔGf 0327 = -8.314 kJ/kmol.K x 327 K x ln (7,264 x 1010)
= -67990,824 kJ/kmol
Jika nilai ΔGf < 0 kJ/kmol, maka dapat dikatakan bahwa reaksi berjalan
spontan. Dari hasil perhitungan diperoleh ΔGf0327= - 67990,824 kJ/kmol
yang berarti reaksi sulfonasi linear alkylbenzene sulfonic acid pada T =
54oC dan P = 1 atm berjalan spontan. Serta harga konstanta
kesetimbangan K (k1/k2) relative besar, maka harga k2 lebih kecil
dibanding k1, sehingga harga k2 dapat diabaikan dan reaksi dianggap
berjalan satu arah (irreversible).

1.6. Tinjauan Kinetika


Reaksi kimia dipengaruhi oleh kinetika reaksi. Nilai konstanta laju reaksi (k)
maupun laju reaksi (-rAB) dipengaruhi oleh konsentrasi, tekanan, suhu dan dapat
dipeoleh dari nilai tumbukan maupun hasil penelitian. Persamaan nilai konstanta
laju reaksi dapat dirumuskan dengan persamaan Arhenius. Dari jurnal penelitian
yang dilakukan Jamal M.Amous dengan judul “Kinetic Study on Dodecylbenzene
Sulfonation in a Mixed Batch Reactor” diperoleh nilai konstanta laju reaksi dan laju
reaksi sebagai berikut :
(−43290,99 )
3 RT
k =2,2172 x 10 x e

−r AB =k x C 1.59 0,72
503 x C AB

1.7. Pemilihan Jenis Reaktor


Proses pembuatan Linear Alkylbenzene Sulfonic Acid dilakukan dengan reaksi
sulfonasi menggunakan bahan baku alkylbenzene dan Asam Sulfat yang keduanya
berfasa cair. Reaksi berlangsung selamakurang lebih 60 menit dengan kondisi
operasi T = 54oC dan P = 1 atm. Oleh karena itu, untuk mereaksikan bahan baku
tersebut diperlukan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaksi ini berjalan
secara eksotermis sehingga membutuhkan pendingin untuk mempertahankan suhu
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai