8. Unit Laboratorium
Unit ini berperan dalam pengawasan mutu proses dan produk pabrik.
4.2 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
4.2.1 Unit Penyedia Air
Pada prarancangan penyediaan air pabrik benzaldehid akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air pendingin, air umpan boiler, dan air sanitasi. Beberapa
persyaratan dalam penyediaan air sebagai berikut.
4.2.1.1 Penyediaan Air Pendingin
Air merupakan media pendingin yang digunakan pada alat penukar panas.
Penggunaan air sebagai media pendingin berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu
a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar
b. Air lebih mudah diolah dan dikelola
c. Air memiliki kemampuan menyerap panas dalam jumlah tiap satuan volume yang
lebih besar
d. Air tidak mudah menyusut karena adanya perubahan temperatur
e. Air tidak akan terdekomposisi
Pada prarancangan penyediaan air pendingin dilakukan menggunakan sistem
pendinginan air secara resirkulasi terbuka (open recirculating system). Pada sistem
resirkulasi terbuka air pendingin yang keluar dari alat permoses kemudian dialirkan
ke cooling tower untuk diturunkan suhunya kemudian digunakan kembali pada alat
pemroses. Prinsip dari sistem resirkualsi terbuka adalah mengambil panas dengan
menguapkan sebagian air ke udara untuk kemudian dibuang ke atmosfer.
Keuntungan dari penggunaan sistem resirkulasi terbuka adalah
Jumlah kebutuhan penyediaan air pada kondisi steady state lebih sedikit
Memungkinkan untuk mengontrol korosi
Beberapa persyaratan berkaitan dengan baku mutu standar air pendingin
ditunjukkan pada tabel 4.1. Karena terjadi penguapan dan pembuangan sebagian air
perlu adanya tambahan air (make-up water) yang jumlahnya sama dengan jumlah air
yang hilang untuk menjaga jumlah air pendingin tetap. Selain itu juga dilakukan
injeksi bahan kimia agar air pendingin yang disirkulasi dalam cooling tower tidak
menimbulkan kerak dan korosi bagi peralatan.
Tabel 4.1 Baku Mutu Standar Air Pendingin
Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Reaktor dan Alat Perpindahan Panas
No. Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)
1. C-01 Cooler toluena recycle 6.362
2. C-02 Cooler benzaldehid 1.499
3. C-03 Cooler asam benzoat 1.642
4. CD-01 Kondenser distilasi I 63.808
5. CD-02 Kondenser distilasi II 4.621
Total 77.932
Setiap 10oF penurunan suhu dalam cooling tower, 1% air pendingin akan
teruapkan (Evans, 1980). Maka jumlah air yang terevaporasikan adalah
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑠𝑖𝑟𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 × ∆𝑇 ×𝑓
Evaporasi = 100
30,6
77,932 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚 × ×1 𝑘𝑔 𝑘𝑔
10
Evaporasi = = 2457 ℎ = 58.972 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 129.739 𝑙𝑏/ℎ𝑎𝑟𝑖
100
Digunakan udara pendingin dengan kelembaban relatif rata-rata 77%.
Dry bulb temperature = 86oF
Wet bulb temperature = 116,6oF
Menggunakan diagram psychometri dapat diketahui
bahwa Kelembaban = 0,02 lb air/lb udara kering
Suhu air masuk = 86oF
Suhu air keluar = 116,6oF
Suhu rata-rata air = 101,3oF = suhu keluar udara
Pada suhu 101,3oF melalui diagram psychometri (Perry, 1997) dapat
diketahui Kelembaban = 0,072 lb air/lb udara kering
Air yang terbawa udara kering = 0,052 lb air/lb udara kering
Untuk induced draft cooling tower setiap 8.000 ft3/menit udara yang dimasukkan
ke dalam cooling tower dibutuhkan tenaga fan sebesar 1 hp (Evans, 1980). Udara
yang harus dipindahkan oleh fan sebesar :
𝑙𝑏
129.739
ℎ𝑎𝑟𝑖
Massa udara yang dibutuhkan = 0,052 lb air/lb udara = 2.494.980 lb udara kering/hair
kering
(129.739+2.494.980)𝑙𝑏/ℎ𝑎𝑟𝑖
Aliran udara basah = = 39.174.910 ft3/hari = 27.204 ft3/menit
0,067
Jumlah kebutuhan air umpan boiler = jumlah kebutuhan steam = 37.124 kg/jam
kebakaran. Air hidran tidak menyangkut proses sehingga tidak membutuhkan spesifikasi
yang rumit. Air hidran disuplai dari unit desalinasi air laut. Dalam prakteknya kebutuhan
air ini disalurkan melalui pipa hidran yang tersambung melalui saluran yang melintasi
seluruh lokasi pabrik. Pipa-pipa hidran terutama dipersiapkan pada lokasi pabrik yang
cukup strategis dengan pertimbangan utama adalah pada kemudahan pencapaian pada
semua lokasi pabrik. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan untuk pemadam kebakaran
adalah 2 m3/jam yang akan ditampung dalam bak penampung. Fasilitas pemadam
kebakaran seperti fire hydrant perlu ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis di
samping itu disediakan pula portable fire fighting equipment pada setiap ruangan dan
tempat-tempat yang mudah dicapai. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan keselamatan
dan kesehatan kerja pabrik meningkat.
Tabel 4.6 Kebutuhan Air Sanitasi
Kebutuhan air suatu industri umumnya dipenuhi dari beberapa sumber air, antara
lain air tanah, air sungai, dan air laut. Pada prarancangan pabrik benzaldehid dengan
kapasitas 4.000 ton/tahun diketahui bahwa penyediaan air per hari adalah sebesar 434,7
m3/hari. Oleh karena itu, sumber air sungai Prumpung dengan debit sekitar 0,151-4,589
air pabrik.
kation dan melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir ke anion exchanger
dimana anion dalam air bertukar dengan ion OH- dari resin anion.
2. Proses pelepasan ion H+ dan ion OH- akan bereaksi membentuk air demin.
3. Setiap periode tertentu, resin yang dioperasikan untuk pelayanan akan mengalami
kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation/anion secara optimal. Untuk itu
perlu dilakukan regenerasi dengan menggunakan asam kuat (H2SO4) dan basa
kuat (NaOH) untuk menghilangkan mineral-mineral yang terikat pada resin.
Regenerasi kation menggunakan asam kuat sedangkan regenerasi anion
menggunakan basa kuat.
Air demin dengan kisaran pH 6,0-7,0 yang terbentuk dialiran menuju tahapan
pengolahan selanjutnya.
- Suhu = 369,022oC
- Tekanan = 205,137 atm
- Make-up air pada suhu 30oC dari steam table diperoleh HL = 54,041 Btu/lb.
- Kondesat kembali pada suhu 369,022oC dari steam table diperoleh HL =
805,244 Btu/lb
- Dari steam table pada tekanan 205 atm dan temperatur 369,022oC diperoleh
HV = 1.014,83 Btu/lb
Karena steam yang masuk terdiri dari 34% fresh feed (make up water) dan 66%
kondesat, maka :
47.571.825 Btuh/h
HP = = 1.421 HP
970,3 ×34,5
Diketahui bahwa luas bidang permukaan adalah 10 ft2/HP sehingga total heating
surface sebesar
A= 10 ft2/HP × 1.421 HP = 14.211 ft2
Temperatur : 369,022oC
Bahan bakar : Fuel oil grade 4
49
Adapun sifat-sifat fisik molten salt menurut Sohal, dkk. (2010) adalah sebagai
berikut.
Komposisi : NaNO3-NaNO2-KNO3 (7-49-44%mol)
Titik leleh : 415 K
50
Kompresor jenis rotary screw mengambil udara pada kondisi atmosferik
melewati saringan utama (air filter). Kompresor bertenaga listrik akan menaikkan
tekanan dan suhu udara. Udara bersuhu tinggi dialirkan ke air intercooler dan keluar
pada kodisi suhu 40oC. Kemudian udara dialirkan ke air separator agar udara tidak
mengandung air maupun minyak. Udara disimpan dalam tangki (receiver) yang
mampu menahan tekanan hingga 10 atm. Pada panel air receiver, aliran udara
dikendalikan dengan level tekanan. Apabila level tekanan telah terpenuhi, udara
dialirkan ke instrument air dryer (IAD) yang kemudian didistribusikan ke peralatan
kontrol maupun peralatan proses.
51
Tabel 4.9 Kebutuhan Listrik Peralatan Utilitas
Kode Letak HP Jumlah Total HP
P-10 Intake Water 2 2 4
P-11 Air Pendingin 2 3 6
P-12 Boiler 3 3 9
P-13 Air Sanitasi 1 1 1
P-14 Pendinginan Molten Salt 37 1 37
P-15 Pengolahan Limbah 5 2 10
P-16 Bahan Bakar 3 2 6
FN-01 Cooling Tower 4 1 4
KU-01 Kompresor Udara Tekan 10 1 10
Total 87
Kebutuhan pengadaan listrik untuk keperluan proses dan utilitas pabrik adalah
sebesar 105 HP atau 78 kW.
4.6.2 Penyediaan Listrik untuk Penerangan
Kebutuhan penyediaan listrik juga digunakan untuk keperluan penerangan
pabrik. Tingkat penerangan umumnya ditentukan berdasarkan lokasi dan luas area
objek dengan besaran yang ditentukan berdasarkan standar tertentu. Pada
prarancangan, tingkat penerangan (lux) menggunakan standar yang ditetapkan oleh
CIBSE Lighting Guides. Sedangkan kebutuhan pencahayaan total dapat ditentukan
menggunakan persamaan berikut (www.studentnotes.co.uk).
N= .
. .
52
Tabel 4.10 Kebutuhan Penerangan Area Indoor Pabrik
53
4.6.4 Penyediaan Generator
Untuk mengetahui daya yang perlu disediakan oleh generator maka dilakukan
perhitungan kebutuhan penyediaan listrik pabrik yang dapat dilihat pada tabel 4.13.
54
b. Kebutuhan bahan bakar furnace
Kapasitas furnace : 21.846.124 kJ/h (20.720.000
Btu/h) Kebutuhan bahan bakar (Vf) = 537 L/h
c. Kebutuhan bahan bakar generator
Kapasitas generator (300 kW) = 1.023.642 Btu/h
1.023.642 Btu
Q generator
Kebutuhan bahan bakar (Vf) = = 0,8 146.000 h
η.f Btu
gal
55
sungai, limbah sedimentasi dan klarifikasi berupa lumpur dan padatan yang
mengandung bahan kimia.
Limbah cair
Pada unit utilitas dihasilkan limbah cair hasil dari beberapa alat proses, yiatu
- Cooling tower berupa limbah hasil drain, water tube boiler berupa limbah
hasil blowdown, dan pengolahan air baku berupa limbah hasil backwash
filter dan limbah hasil unit demineralisasi.
- Air berminyak berasal dari proses dan buangan pelumas pada pompa dan
alat-alat lain.
c. Limbah Laboratorium
Limbah yang dihasilkan berupa cairan yang mengandung bahan kimia.
d. Limbah Perkantoran
Limbah yang dihasilkan dari perkantoran, kantin, dan musholla dapat berupa limbah
sanitasi dan konsumsi yang tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya dan
limbah padat berupa limbah domestik organik maupun non organik.
4.8.2 Teknik Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah dilakukan untuk mengolah limbah padat, cair, maupun gas
yang dihasilkan pabrik agar tidak mencemari lingkungan. Pada prarancangan pabrik
dilakukan pengolahan limbah dengan cara sebagai berikut. a. Pengolahan limbah
padat
Limbah padat domestik dapat ditampung dalam satu penampungan untuk
kemudian di buang ke tempat pembuangan akhir. Limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun), misalnya katalis bekas dan drum bekas tempat bahan kimia
dikumpulkan dan diberi tanda bergantung karakteristiknya untuk kemudian
dikelola oleh pihak ketiga yang memegang lisensi pengolahan limbah B3. Limbah
padat berupa lumpur yang mengandung padatan logam kurangi kadar airnya untuk
kemudian dibuang dengan cara menimbun dalam tanah (land fill).
b. Pengolahan limbah cair
Limbah sanitasi dan konsumsi dialirkan menuju penampungan untuk kemudian
distabilisasi menggunakan lumpur aktif, aerasi, dan desinfetkan. Limbah air dari unit
utilitas dan laboratorium yang mengandung bahan-bahan kimia diolah hingga aman
untu dilepas ke lingkungan. Setelah itu dibuang lewat saluran
56
pembuangan. Sedangkan untuk limbah dari unit proses utama yang mengandung
toluena-benzena dikelola oleh pihak ketiga yang memegang lisensi pengolahan
limbah.
c. Pengolahan limbah gas
Limbah gas berupa karbon dioksida, oksigen, nitrogen, air, dan toluena
dibuang langsung ke atmosfer dengan purging.
4.9 Laboratorium
4.9.1 Kegunaan Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian penting dalam pengawasan dan pengembangan
pabrik yang memiliki program kerja sebagai berikut.
4.9.2 Program Kerja Laboratorium
Pada prarancangan pabrik benzaldehid laboratorium dibagi menjadi dua bagian
yang masing-masing memiliki program kerja sebagai berikut.
1. Laboratorium Penjaminan Mutu
Laboratorium ini bertugas untuk melakukan pengawasan dan pengamatan
terhadap kualitas produk dan menjamin sistem produksi dan pengawasan mutu
produk sesuai standar.
2. Laboratorium Pengawasan Mutu Produk
Laboratorium ini bertugas untuk menganalisa secara kimia dan fisika bahan baku,
bahan selama proses dan analisa unit utilitas yang memiliki lingkup kerja sebagai
berikut.
Analisa Bahan Baku dan Produk
Analisa pada bahan baku toluena dan produk benzaldehid meliputi komposisi,
kadar air, warna, densitas, viskositas, titik didih, spesific gravity, dan impuritas.
Analisa Bahan Selama Proses
Analisa ini meliputi analisa viskositas, densitas, dan komposisi bahan.
Analisa untuk Keperluan Utilitas
Adapun analisa untuk utilitas meliputi kandungan mineral terlarut pada
- Air pendingin dan air sanitasi
- Resin penukar ion
- Air bebas mineral
57
- Air umpan boiler
Analisa limbah
Analisa terhadap hasil pengolahan limbah cairan dan gas yang akan dibuang ke
lingkungan agar memenuhi parameter-parameter yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
4.9.3 Alat-Alat Utama Laboratorium
Alat-alat utama yang digunakan dalam laboratorium yaitu:
a. Gas Chromatography Mass Spectrometryy (GCMS)
Alat yang digunakan untuk mengukur komposisi toluena dan benzaldehid.
b. Hidrometer
Alat yang digunakan untuk mengukur specific gravuty.
c. AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)
Alat yang digunakan untuk mengukur kandungan mineral terlarut.
d. pH meter
Alat yang digunakan untuk mengetahui pH air proses hasil pengolahan dan
limbah cairan.
e. Viscosimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas.
f. Turbidimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan pada limbah yang dihasilkan
pabrik