1
= 99,93+ × 0,07
4
= 99,95
II. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 2,0 – 1,45
= 0,55
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 2,17 – 1,85 ) × 100 + ( 1,65 – 1,25 ) × 100
= 32 + 40 = 72
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 0,55
= 99,45
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,45
= 0,55
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
2
= 99,45+ × 0,55
4
= 99,73
III. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 1,79 – 1,12
= 0,67
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 1,99 – 1,59 ) × 100 + ( 1,28 – 0,97 ) × 100
= 40 + 31 = 71
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 0,67
= 99,33
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,33
= 0,67
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
3
=99,33+ × 0,67
4
=99,83
IV. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 2,065 – 2,03
= 0,035
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 2,22 – 1,91 ) × 100 + ( 2,21 – 1,85 ) × 100
= 31 + 36 = 67
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 + 0,035
= 99,965
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,965
= 0,035
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
4
= 99,965+ × ( 0,035 )
4
= 100
VI. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 2,16 – 2,3
= -0,14
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 2,37 – 1,95 ) × 100 + ( 2,335 – 1,935 ) × 100
= 42 + 40 = 82
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 0,14
= 99,86
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,86
= 0,14
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
1
= 99,86+ × ( 0,14 )
4
= 99,895
VII. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 0,78 – 1,95
= -1,17
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 1,13 – 0,43 ) × 100 + ( 2,19 – 1,71 ) × 100
= 40 + 48 = 88
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 1,17
= 98,83
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,83
= 1,17
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
2
= 99,83+ × ( 1,17 )
4
= 100,43
VIII. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 0,95 – 1,515
= -0,565
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 1,19 – 0,71 ) × 100 + ( 1,685 – 1,345 ) × 100
= 48 + 34 = 82
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 0,565
= 99,435
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,435
= 0,565
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
3
= 99,435+ × ( 0,565 )
4
= 99,86
IX. a. Beda tinggi
BT = BT Belakang – BT Muka
= 1,42 – 1,95
= -0,53
b. Jarak
Jarak = (BA–BB) × 100 Belakang + (BA–BB) × 100 Muka
= ( 1,59 – 1,25 ) × 100 + ( 2,1 – 1,8 ) × 100
= 34 + 30 = 64
c. Tinggi Titik Ukur
TT ukur = 100 ± Beda Tinggi
= 100 – 0,53
= 99,47
d. Kesalahan
Kesalahan = 100 – Tinggi titik ukur
= 100 – 99,47
= 0,53
e. Tinggi Titik Terkoreksi
Pengukuran ke n
TTT =TT Terkoreksi+ Jumlah Pengukuran × Kesalahan
4
= 99,47+ × ( 0,53 )
4
= 100
VIII. PEMBAHASAN
Penguntingan di laksanakan untuk mengetahui beda tinggi antara titik
satu dengan lainya. Data pada hasil pembahasan diperoleh dari pengamatan
dan perhitungan pada titik titik yang telah ditentukan. Penguntingan
dilakukan dengan theodolit. Untuk membaca sudut dari titik A ke B maka
dilakukan penguncian sudut pada angka 00 dengan mengarahkan angka 0
pada pembatas sudut horizontal bagian atas lalu dikunci dengan sekrup
pengunci horizontal bagian atas. Penguncian horizontal atas dilakukan saat
teropong telah tepat mengarah ke rambu A. Untuk mengetahui selisih sudut
A dan B maka sebelum di geser ke rambu B, maka dikunci sekrup
horizontal bagian bawah tetapi sekrup pengunci bagian atas di lepas. Sat di
geser tepat pada rambu B maka akan terbaca selisih sudut antara titik A dan
B terhadap Theodolit. Dilakukan penguncian terhadap sumbu vertikal agar
saat pengukuran arah tembak theodolit tidak melenceng ke atas maupun
kebawah. Theodolit diletakan pada titik patokan dan rambu diletakan pada
titik yang lain. Diamati batas atas dan batas bawah untuk koreksi batas
tengah untuk mengetahui jarak antara 2 titik maupun perbedaan tinggi
antara 2 titik. Perbedaan tinggi akan terdereksi dari perbedaan batas tengah.
Sedangkan jarak didapatkan dari perbedaan batas atas dan batas bawah
dikalikan 100.
Perbedaan tinggi antara titik-titik yang diamati diketahui dari
perbedaan antara batas tengah muka dan batas tengah belakang. Perbedaan
antara batas tengah titik A dan batas tengah titik B ialah perbedaan tinggi
antara titik A dan titik B. Pengukuran sudut antara titik A dan B diperlukan
agar arah titik yang diamati tidak melenceng. Dihitung beda tinggi pada
setiap pengamatan sehingga didapati beda tinggi diantaranya beda tinggi
antara titik A dan B pada station I sebesar 0,07, beda tinggi antara titik A
dan Bpada station II sebesar 0,55 beda tinggi antara titik A dan B pada
station III sebesar 0,67 beda tinggi antara titik A dan Bpada station IV
sebesar 0,035 beda tinggi antara titik A dan Bpada station VI sebesar -0,14
beda tinggi antara titik A dan Bpada station VII sebesar -1,17 beda tinggi
antara titik A dan Bpada station VIII sebesar -0,565 beda tinggi antara titik
A dan B pada station IX sebesar -0,53. Pada hasil perhitungan tanda negatif
menunjukan bahwa kontur wilayah yang di ukur ketinggianya menurun.
Sebaliknya bila diperoleh hasil positif maka hasil menunjukan bahwa
ketinggian bertambah pada setiap pengukuran.
Jarak diperoleh dari perhitungan antara batas atas dan batas bawah
dikalikan 100. Pada titik yang akan diukur jaraknya ditempatkan rambu
ukur dan theodolit dibidikan ke arah rambu ukur. Terdapat beberapa
hitungan dalam pengukuran diantaranya, perhitungan kesalahan, tinggi titik
ukur dan tinggi titik terkoreksi. Perhitungan kesalahan ditujukan untuk
mencari selisih antara ukuran di lapangan dengan ukuran yang sebenarnya.
Perhitungan tinggi titik ukur ditujukan untuktuk mengetahui ketinggian titik,
dengan cara menambahkan selisih ketinggian antara 2 titik dengan
ketinggian sebelumnya. Tinggi titik terkoreksi digunakan untuk mengoreksi
ketinggian yang telah diukur.
Dari perhitungan dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa
penguntingan dilakukan untuk mengetahui beda tinggi titik –titik yang
ditentukan. Selain itu dalam penguntingan juga dapat dilakukan perhitungan
jarak.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan tentang
pengguntingan antara lain sebagai berikut :
1. Penguntingan di laksanakan untuk mengetahui beda tinggi antara titik
satu dengan lainya.
2. Perbedaan tinggi antara titik-titik yang diamati diketahui dari perbedaan
antara batas tengah muka dan batas tengah belakang.
3. Perbedaan antara batas tengah titik A dan batas tengah titik B ialah
perbedaan tinggi antara titik A dan titik B.
4. Jarak diperoleh dari perhitungan antara batas atas dan batas bawah
dikalikan 100.
5. Dari perhitungan dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa
penguntingan dilakukan untuk mengetahui beda tinggi titik –titik yang
ditentukan. Selain itu dalam penguntingan juga dapat dilakukan
perhitungan jarak.
6. Tinggi titik terkoreksi digunakan untuk mengoreksi ketinggian yang telah
diukur.