NIM : 185100907111020
KELOMPOK : O4
ASISTEN :
Rois Kurniawan M. Nashrul Umam
Arinda Fitriansyah Rizky Wulandari
Aulia Rahmah Vania Rosalini G.
Ayu Ramadhona L. Zahwa Fakhrunaz
Fariska Vera Imanda
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu untuk memahami proses sedimentasi partikel pada air sungai
b. Mahasiswa mampu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi sedimentasi
BAB II
DASAR TEORI
Disiapkan
Air Kolam
Koagulan
- Diambil sebanyak 20 mL
- Dimasukkan ke dalam air sampel
- Diaduk cepat selama 1 menit dan diaduk lambat
selama 10 menit
Air Sampel
Kerucut Imhoff
Hasil
3.3 Gambar Alat Dan Bahan
penyangga imhoff
stopwatch
tawas pengaduk
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60
Waktu Pengendapan
Berdasarkan semua data yang telah didapatkan maka didapatkan grafik hubungan waktu
dengan volume flok dan keduanya berbanding lurus dimana dalam waktu tertentu volume
pengendapan akan mengalami nilai optimum dan mengalami penurunan dan untuk nilai
volume flok tertinggi terdapat pada menit ke 4 dan ke 5 dengan nilai volume flok sebesar
9,1 ml dan mulai menurun pada menit ke 6 dengan nilai volume flok sebesar 8,5 ml ,
untuk nilai volume flok terkecil terdapat pada menit ke 60 yaitu sebesar 6,8 ml.
4.4. 2 Grafik Hubungan Waktu Dengan Kecepatan Pengendapan
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60
Waktu Pengendapan
Berdasarkan semua data yang telah didapatkan maka didapatkan grafik hubungan waktu
dengan kecepatan pengendapan dan keduanya berbanding lurus dimana dalam waktu
tertentu kecepatan pengendapan akan mengalami nilai optimum dan mengalami
penurunan dan untuk nilai kecepatan pengendapan tertinggi terdapat pada menit ke 1
dengan nilai kecepatan pengendapan sebesar 7 ml/menit dan mulai menurun pada menit
ke 2 dengan nilai kecepatan pengendapan sebesar 4,25 ml/menit , untuk nilai kecepatan
pengendapan terkecil terdapat pada menit ke 60 yaitu sebesar 0,113 ml/menit .
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Waktu Dgn Flok yg Mengendap Dibandingkan Dgn Literature
Waktu pengendapan berkaitan dengan ukuran flok-flok yang terbentuk dimana
ukuran flok yang lebih besar akan lebih cepat mengendap. Mekanisme yang berhubungan
dengan waktu pengendapan flok yaitu adanya kontak yang dihasilkan dari partikel yang
mempunyai kecepatan mengendap yang lebih besar bergabung dengan partikel yang
mempunyai kecepatan mengendap yang lebih kecil, sehingga memiliki kecepatan
mengendap yang lebih besar lagi dan waktu pengendapan yang lebih cepat . Pengukuran
kekeruhan dan pH akhir sampel air dilakukan setelah percobaan menggunakan
spektrofotometer dan pH meter sedangkan waktu pengendapan pada saat proses
pengendapan di imhoff cone. Dosis koagulan dikatakan optimum pada satu jenis
kekeruhan jika kekeruhan akhir sampel air semakin turun serta waktu pengendapan partikel
yang semakin cepat (Chamdan,2013).
Data-data pada proses sedimentasi dapat diubah kedalam bentuk persamaan matematika.
Penentuan bentuk persamaan pada umumnya dilakukan dengan cara linierisasi hubungan
kurva. Cara linierisasi hubungan kurva banyak digunakan untuk menentukan persamaan
empiris. Persamaan empiris yang memiliki ralat paling kecil dalam menentukan waktu
sedimentasi disajikan pada persamaan (Setiyadi,2013).
4. 7 Fungsi Gaya Gravitasi Dan Sentrifugal Dalam Sedimentasi Pada Kerucut Imhoff
Pemisahan padatan dari air dengan menggunakan pengendapan sentrifuga
prinsipnya sama dengan proses pengendapan secara gravitasi, bedanya pengendapan ini
menghasilkan gaya dorong yang lebih besar yang disebabkan oleh putaran air (Sutherland,
2005). Dengan memutar air, kecepatan pengendapan dapat meningkat jika dibandingkan
dengan pengendapan secara gravitasi pada umumnya (Svarovsky, 2000). Pengendapan
sentrifuga sudah banyak digunakan untuk pemisahan partikel dan cairan atau air dalam
proses pengolahan mineral seperti pada proses pengeringan materi dengan ukuran partikel
yang berbeda, penyisihan partikel yang sangat kecil dalam pencucian, atau dalam
menyisihkan kontaminan yang terlarut dalam larutan (Bürger, 2000). Namun, penggunaan
pengendapan sentrifuga untuk penyisihan partikel atau senyawa lain di dalam proses
pengolahan air masih jarang dilakukan dikarenakan tingginya biaya operasional yang
dibutuhkan. Maka dari itu, pengembangan pengendapan dengan memanfaatkan gaya
senrifuga diarahkan pada pengendapan dengan memanfaatkan aliran air melalui dinding
pengendap seperti prinsip kerja hydrocyclone (Indriani,2010).
Bangunan bak pengendap ini digunakan untuk memisahkan susoended solid dari
fase liquid dengan menggunakan gaya gravitasi. Bangunan ini dapat digunakan untuk dua
hal, yakni sebagai satu - satunya bangunan untuk pengendapan yang mana fungsinya untuk
menghilangkan 15 padatan, minyak, lemak, dan material lain yang mengapung serta sedikit
beban organik atau dapat juga digunakan untuk unit pengendapan dan pengolahan biologis
yang mana juga dapat mereduksi beban organik. Bangunan yang dapat digunakan untuk
memisahkan sekaligus mengolah lumpur ialah Tangki Imhoff. Tangki Imhoff pada dasarnya
adalah Tangki Septik yang disempurnakan. Fungsi utama dari Tangki Imhoff ialah sebagai
alat pemisah antara zat padat dengan cairan, sekaligus sebagai alat pengurai dari zat
organik yang terdapat dalam lumpur yang sudah dipisahkan melalui proses anaerobik.
Proses ini terjadi karena terdapat bakteri – bakteri yang bersifat anaerobik atau fakultatif
anaerob dan prosesnya akan terjadi pada keaadaan bebas oksigen. Pada proses ini zat –
zat karbon, asam – asam organik, metan, protein serta zat lainnya yang mengandung sulfur
akan terurai dan membentuk ammonia, asam amino, amides, indole, dan skatol. Sedangkan
zat – zat yang mengandung sulfur akan terurai menjadi hydrogen sulfida serta bau tak sedap
yang menjadi tanda dari kotoran manusia (Putri,2015).
5.2 Saran
Menurut saya Praktikum kali ini sudah cukup baik namun akan lebih baik jika 1 kaii
praktikum berisi 1 materi praktikum dan saya lebih menginginkan praktikum secara langsung
namun kondisi tidak memungkinkan , karena saya menginginkan skill yg didapat saat
praktikum secara langsung . dan semoga wabah ini segera selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Diansari, Rahma. 2014. Analisis Perhitungan Muatan Sedimen (Suspended Load) pada
Muara Sungai Lilin Kabupaten Musi-Banyuasin. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 2
(2): 225-230
Febiary dkk. 2016. Efektivitas Aerasi, Sedimentasi, dan Filtrasi untuk Menurunkan
Kekeruhan dan Kadar Besi (Fe) dalam Air. Jurnal Kesmas Indonesia, 8 (1): 32-39
Gaib dkk. 2016. Perencanaan Peningkatan Kapasitas Produksi Air Bersih Ibukota
Kecamatan Nuangan. Jurnal Sipil Statik, 4 (8): 481-490
Hambali, Roby dan Yayuk Apriyanti. 2016. Studi Karakteristik Sedimen dan Laju
Sedimentasi Sungai Daeng-Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Fropil, 4 (2): 165-174
Harmiyati. 2018. Tinjauan Proses Pengolahan Air Baku (Raw Water) Menjadi Air Bersih
pada Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Rangsang Kabupaten
Kepulauan Meranti. Jurnal Saintis, 18 (1): 1-15
Hidayah, Taufiq. 2014. Efektivitas Penggunaan Tabung Biofilter untuk Sistem IPAL Komunal.
Skripsi. Unhas. Makassar
Ombong, Frandy dan Indra R.N.S. 2016. Aplikasi Teknologi Bioflok (BFT) pada Kultur Ikan
Nila (Orechromis niloticus). Jurnal Budidaya Perairan, 4 (2): 16-25
Rahmah dan Surahma Asti M. 2015. Pengaruh Metode Koagulasi, Sedimentasi dan Variasi
Filtrasi terhadap Penurunan Kadar TSS, COD dan Warna pada Limbah Cair Batik.
Jurnal Chemica, 2 (1): 7-12
Roessiana dkk. 2014. Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam
Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 6 (2): 98-106
Tauhid dkk. 2018. Penentuan Surface Loading Rate (Vo) dan Waktu Detensi (Td) Air Baku
Air Minum Sungai Kreo dalam Perencanaan Prasedimentasi dan Sedimentasi HR-WTP
Jatibarang. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 10 (2): 77-87
Usman, Kurnia O. 2014. Analisis Sedimentasi pada Muara Sungai Komering Kota
Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 2 (2): 209-215
Wibowo dkk. 2015. Laju Erosi dan Sedimentasi Daerah Aliran Sungai Rawa Jombor dengan
Model USLE dan SDR untuk Pengelolaan Danau Berkelanjutan. Indonesian Journal of
Conservation, 4 (1): 16-27
Zulmisefnides, Indri. 2017. Pemodelan Proses Sedimentasi pada Air. Skripsi. USU. Medan
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Balai Penelitian Tanah . 2010 . Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, Dan Pupuk . Buku
Petunjuk : Penerbit Balit Tanah.
Chamdan,A & Purnomo,A . 2013 . Kajian Kinerja Teknis Proses dan Operasi Unit Koagulasi-
Flokulasi-Sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling PDAM
Sidoarjo . JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2 .
Indriani,N & I , Nobelia . 2010 . Pengaruh Putaran Dan Penambahan Lumpur Pada
Pengendap Berputar Dalam Penyisihan Kekeruhan . Jurnal Teknik Lingkungan Volume
16 Nomor 2
Kencanawati ,M & Mustakim . 2017 . Analisis Pengolahan Air Bersih Pada WTP PDAM
Prapatan Kota Balikpapan . Jurnal TRANSUKMA Volume 02 Nomor 02
Putri ,N,C .2015 . Kajian Implementasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Di Indonesia .
Skripsi Surabaya : ITS
Setiyadi . Et all. 2013 . Menentukan Persamaan Kecepatan Pengendapan Pada
Sedimentasi. Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol 3 no 1.
Tauhid. Et all. 2018 . Penentuan Surface Loading Rate (Vo) Dan Waktu Detensi (td) Air Baku
Air Minum Sungai Kreo Dalam Perencanaan Prasedimentasi Dan Sedimentasi HR-
WTP Jatibarang . Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 10, Nomor 2
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN