NIM : 185100907111001
KELOMPOK : M5
ASISTEN :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau
mengendapnya material fragmentasi oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi,
dan memberi banyak dampak di sungai, saluran, waduk, bendungan atau pintu-pintu air, dan
di sepanjang sungai. Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga
eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses ini dapat terjadi di
daratan, danau, sekitar sungai ataupun dipantai. Pengendapan batuan atau tanah terjadi jika
zat yang mengangkatnya mengalami penurunan kecepatan gerak atau bahkan berhenti
sama sekali.
Sedimentasi terjadi apabila banyaknya sedimen yang terangkut lebih besar dari pada
kapasitas sedimen yang ada. Sungai selalu berubah-ubah baik bentuk, aliran, pengangkutan
sedimen dan kekasaran dasar sungai, hal ini disebabkan karena faktor sifat-sifat aliran air,
sifat-sifat sedimen, dan pengaruh timbal balik.
Sedimentasi merupakan salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan
(slurry) menjadi cairan bening dan slurry yang memiliki konsentrasi tinggi dengan
menggunakan gaya gravitasi. Proses sedimentasi berperan penting dalam berbagai proses
industri, misalnya pada proses pemurnian air limbah, pengolahan air sungai, pengendapan
partikel padatan pada bahan makanan cair, pengendapan kristal dari larutan induk,
pengendapan partikel terendap pada industri minuman beralkohol, dan lainlain. Ketika suatu
partikel padatan berada pada jarak yang cukup jauh dari dinding atau partikel padatan
lainnya, kecepatan jatuhnya tidak dipengaruhi oleh gesekan dinding maupun dengan
partikel lainnya, peristiwa ini disebut free settling.
Disiapkan
Air sungai
Koagulan
- Diambil sebanyak 20 mL
- Dimasukkan ke dalam air sampel
- Diaduk cepat selama 1 menit dan diaduk lambat
selama 10 menit
Air Sampel
Kerucut Imhoff
Hasil
3.3 Gambar Alat Dan Bahan
No. Nama Gambar
1 Air sungai
2 Kerucut imhoff
3 Penyangga
4 Stopwatch
5 Jerigen
6 Gelas ukur
7 Tawas
8 Pengaduk
B. Perhitungan:
V Endap = V flok / waktu
7 mL
V Endap = = 7, 00 mL/menit
1menit
8,5 mL
V Endap = = 4,25 mL/menit
2menit
9 mL
V Endap = = 3 mL/menit
3 menit
9,1 mL
V Endap = = 2,28 mL/menit
4 menit
9,1 mL
V Endap = = 1,82 mL/menit
5 menit
8,5 mL
V Endap = = 1,42 mL/menit
6 menit
8,3 mL
V Endap = = 1,19 mL/menit
7 menit
7,8 mL
V Endap = = 0,98 mL/menit
8 menit
7,9 mL
V Endap = = 0,88 mL/menit
9 menit
7,9 mL
V Endap = = 0,79mL/menit
10 menit
7,5 mL
V Endap = = 0,38mL/menit
20 menit
7,2 mL
V Endap = = 0,24mL/menit
30 menit
7 mL
V Endap = = 0,18mL/menit
40 menit
7 mL
V Endap = = 0,14mL/menit
50 menit
6,8 mL
V Endap = = 0,11mL/menit
60 menit
Diketahui:
V Endap : kec.pengendapan (ml/menit)
V flok : volume endap (ml)
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60
Waktu Pengendapan
Berdasarkan Hasil dari praktikum, didapatkan data hasil pengamatan antara Volume
flok dengan waktu pengamatan. Dapat diketahui bahwa dari hasil besar volume flok dan
hasil perhitungan didapatkan besar volume pengendapan. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan dari grafik yang tergambar diatas, bahwa pada menit pertama hingga menit ke
lima grafik cenderung naik, sedangkan pada menit ke enam hingga ke enam puluh grafik
cenderung menurun. Dapat disimpulkan bahwa hubungan besar Vflok dengan waktu, yaitu
berbanding lurus, akan tetapi setelah melewati waktu optimum maka dapat terjadi penurunan
yang stabil dari volume flok tersebut.
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60
Waktu Pengendapan
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Waktu Dengan Flok Yang Mengendap Dibandingkan Dengan Literatur
Reaksi yang berlangsung untuk memisahkan warna dengan proses koagulasi sangat
tergantung pada pembentukan endapan dari kombinasi zat organik terlarut dan koagulan,
sehingga terdapat hubungan antara intensitas warna dan dosis koagulan yang diperlukan
untuk pemisahan warna. Hasil pengukuran waktu pengendapan flok untuk menentukan dosis
optimum Poly alumunium chloride (PAC). Waktu pengendapan yang paling cepat terjadi
pada dosis PAC 15.000 ppm dengan waktu 15 menit. Dosis 15.000 ppm merupakan dosis
optimum PAC yang digunakan untuk pengolahan air limbah di dalam penelitian ini (Hartati,
2011).
Hal ini sesuai dengan literatur, Bahwa pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan
hubungan antara waktu pengendapan dengan Vflok. Hubungan tersebut didapatkan dari
hasil peningkatan dan penurunan jumlah Vflok. Semakin lama waktu yang berjalan, maka
semakin menurun besar Vfloknya. Hal ini disebabkan karena partikel dengan massa berat
sudah tidak mengalami penurunan endapan jadi sangat tidak mempengaruhi angka volume.
4. 7 Fungsi Gaya Gravitasi Dan Sentrifugal Dalam Sedimentasi Pada Kerucut Imhoff
Partikel yang mengendap dalam air karena adanya gaya gravitasi akan mengalami
percepatan sampai gaya dari tahanan dapat mengimbangi gaya gravitasi. Setelah terjadi
kesetimbangan partikel akan terus mengendap pada kecepatan kostan yang dikenal sebagai
kecepatan akhir atau kecepatan pengendapan bebas. Gaya ini bisa dilihat pada saat terjadi
endapan atau mulai turunya pertikel padatan menuju kedasar tabung untuk membentuk
endapan (Agustin, 2015).
Partikel di dalam suatu fluida tertentu, mengendap di bawah pengaruh gaya gravitasi
pada laju maksimum tertentu. Untuk meningkatkan laju dari suatu pengendapan tertentu,
maka gaya gravitasi yang bekerja pada suatu partikel itu, akan dapat digantikan dengan
gaya sentrifugal yang lebih kuat. Gaya sentrifugal juga bermanfaat untuk pemisahan secara
pengendapan dan penyaringan (Ata, 2016).
5.2 saran
Disarankan kepada praktikan untuk memahami materi dan diharapkan asisten
praktikum untuk lebih memahami materi yang dibawakan, dan menjelaskan dengan perlahan
karena internet saya lambat dan patah-patah saat dilakukan proses belajar mengajar.
Terimakasih kepada asisten praktikum yang sudah bersusah payah mau membimbing kami
di praktikum TPAB, semoga semua kegiatan dilancarkan dan dipermudah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Fitry Triyani. 2015. Pengaruh Viskositas Air Laut Terhadap Kecepatan Endap
Partikel. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Astuti, Novitri.2014. Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam)
Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Teknik. Vol 3(2): 678-689.
Ata,Frankie Marcus.2016. Klasifikasi Sedimen Menggunakan Teknik Envirometrik: Satu
Kajian Kes Di Sungai Pahang, Malaysia. Jurnal Sains. Vol 20(5): 1171-1180.
Binilang,Marizca Monica.2013. Analisis Erosi Dan Sedimentasi Lahan Di Sub Das
Panasen Kabupaten Minahasa. Jurnal Sipil.Vol 1(5):309-317.
Busyairi,Muhammad.2014. Pengolahan Limbah Cair Dengan Parameter Total
Suspended Solid (Tss) Dan Warna Menggunakan Biokoagulan (Limbah
Cangkang Kepiting). Jurnal Teknik Lingkungan. Vol1(1).
Fatoni, Tahrirul. 2016. Analisis Kualitas Air dengan Menggunakan Metode Filtrasi
Karbon Aktif. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hambali, Roby. 2016. Studi Karakteristik Sedimen dan Laju Sedimentasi Sungai
Daeng- Kabupaten Bangka Barat. Bangka Belitung : Universitas Bangka Belitung.
Hedrick, Lara B., James T., Anderson, Stuart. A. Welsh, dan Lian-Shin Lin. 2013.
Sedimentation in Mountain Streams: A Review of Methods of Measurement.
Natural Resources. 4: 92-104.
Junaidi,Edy.2011. Pengaruh Hutan Dalam Pengaturan Tata Air Dan Proses Sedimentasi
Daerah Aliran Sungai (Das) : Studi Kasus Di Das Cisadane. Jurnal Penelitian
Hutan. Vol 8(2): 155-176.
Martani, Maylita.2014. Perancangan Dan Pembuatan Sensor Level Untuk Sistem Kontrol
Pada Proses Pengendapan Caco3 Dalam Air Dengan Metode Medan Magnet.
Jurnal Sains. Vol 3(2).Institut Teknologi Sepuluh November.
Rifansyah,Arya.2016. Isolasi Dan Karakterisasi Karaginan Dari Alga Merah Eucheuma
Cottonii Dengan Metode Pengendapan Garam Alkali. Skripsi. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Rochyatun,Endang.2010. Distribusi Logam Berat Dalam Air Dan Sedimen Di Perairan
Muara Sungai Cisadane. Jurnal Sains.Vol 10(1): 35-40.
Shiami, Faradilla Ayu Rizki. 2017. Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu
Trenggalek. Jurnal Teknik.Vol 6(2). Institut Teknologi Surabaya: Surabaya.
Siswanto, Aries Dwi.2011. Kajian Sebaran Substrat Sedimen Permukaan Dasar Di
Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan. Vol1(1).
Sudira,I Wayan.2013. Analisis Angkutan Sedimen Pada Sungai Mansahan. Jurnal
Ilmiah.Vol 3(1): 54-57. Fakultas Teknik. Universitas Tompotika.
Syahril,Nurdin.2010. Kajian Manajemen Proyek Penyediaan Air Bersih Perkotaan
Daerah Berbukit Dengan Sumber Air Sungai. Jurnal Teknik Sipil.Fakultas
Teknik.Universitas Sriwijaya:Palembang.
Triyadhi, Faris. 2017. Analisis Numerik Pengaruh Aliran Debris Terhadap Gerusan Lokal
Pada Pilar Menggunakan Software iRIC: Nays 2DH 1.0. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Hartati, Etih. 2011. Perbaikan Kualitas Air Limbah Industri Farmasi Menggunakan
Koagulan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam) Dan Pac (Poly Alumunium
Chloride). Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 4(3): 68-73.
Haryati, Sri. 2010. Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal Partikel
Padat Limbah dari Outlet Flokulator terhadap Efisiensi Pengendapan Limbah
pada Sistem Utilitas Pusri-III. Jurnal Purifikasi. Vol 1(1): 1-10.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN