Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Ponce (1989) menyebutkan bahwa sedimen adalah produk disintegrasi dan dekomposisi
batuan. Disintegrasi mencakup seluruh proses dimana batuan yang rusak/pecah menjadi
butiran-butiran kecil tanpa perubahan substansi kimiawi. Dekomposisi mengacu pada
pemecahan komponen mineral batuan oleh reaksi kimia. Dekomposisi mencakup proses
karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi. Karakteristik butiran mineral dapat menggambarkan
properti sedimen, antara lain ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific weight),
berat jenis (specipfic gravity) dan kecepatan jatuh/endap (fall velocity). Sedimentasi adalah
peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Pada
saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai
di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di
daerah aliran air (Hambali,2016).
Menurut Triatmodjo (2009) menyatakan bahwa permasalahan yang sering terjadi di muara
sungai adalah banyaknya endapan di muara sungai atau sedimentasi. Permasalahan
sedimentasi atau akresi yang terjadi di muara-muara sungai Cimanuk seperti yang bermuara
di pantai sebelah timur kabupaten Indramayu cukup tinggi, kecepatan sedimentasinya yaitu
75 m/tahun dan sedimen yang diendapkan yaitu 25 juta ton/tahun. Proses sedimentasi yang
terjadi disebabkan oleh sungai Cimanuk yang bermuara di pantai timur kabupaten Indramayu,
membawa material sedimen dalam jumlah yang besar sehingga mengakibatkan pantai timur
kabupaten Indramayu mengalami sedimentasi. Erosi yang terjadi di darat menghasilkan
sedimen yang masuk atau terbawa ke aliran sungai, serta sedimen yang berasal dari laut
masuk ke alur sungai melalui muara sungai akan mengakibatkan sedimentasi yang terjadi di
muara sungai. Proses sedimentasi akan mengalami pergerakan secara terus menerus, proses
sedimentasi yaitu meliputi proses erosi, angkutan (transportation), pengendapan (deposition)
dan pemadatan (compaction). Material sedimen yang berperan dalam proses sedimentasi di
muara sungai yaitu berasal dari beberapa sumber, contohnya adalah erosi tanah di sungai dan
lahan sekitarnya serta erosi dasar laut. Untuk mengetahui tingkat sedimentasi yang terjadi,
maka dilakukan analisa laju sedimentasi. Laju sedimentasi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
faktor yang berasal dari sungai dan faktor yang berasal dari laut atau faktor hidro-oseanografi
( Adrianto, 2017).
Tanah atau bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat yang mengalami
erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk kedalam suatu badan air secara
umum disebut sedimen. Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran
air akan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan alirannya melambat atau terhenti.
Peristiwa pengendapan ini dikenal dengan peristiwa atau proses sedimentasi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah debit aliran. Selama aliran rendah
angkutan sedimen bisa jadi sedikit, sedangkan pada saat aliran tinggi sungai bisa mengangkut
muatan sedimen yang tinggi dengan ukuran sedimen dalam range yang lebih luas. Namun
dalam kenyataannya, aliran sungai mengalirkan debit yang sangat bervariasi dengan
membawa muatan sedimen. Pada beberapa sungai perbandingan (ratio) debit maksimum dan
debit minimum dapat mencapai nilai 1000 atau lebih (Halim,2014).
Kecepatan endap merupakan kecepatan yang diperlukan oleh partikel sedimen untuk dapat
terdeposisi di dasar Sungai. Konsentrasi sangat mempengaruhi kecepatan endap, semakin
tinggi konsentrasi semakin tinggi pula kecepatan endapnya. Untuk sedimen non kohesif,
kecepatan endap dihitung dengan rumus stokes yang tergantung pada rapat massa sedimen,
viskositas air, dimensi dan bentuk partikel sedimen. Untuk sedimen jenis ini kecepatan endap
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti salinitas, konsentrasi sedimen suspense dan diameter
partikel. Konsentrasi sedimen supensi merupakan parameter paling penting dalam proses
flokulasi, yaitu fenomena dimana resultan gaya permukaan yang bekerja pada partikel
sedimen adalah dominan gaya tarik, maka partikel akan berkumpul dan membentuk
kumpulan sedimen yang disebut flokon dengan dimensi yang lebih besar dari pada partikel
sedimen individu (Iskandar,2018).

DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, A. E., Mananoma, T., Halim, F., & Wuisan, E. M. (2014). Analisis Sedimentasi Di
Muara Sungai Panasen. Jurnal Sipil Statik, 2(3).
Adrianto, B., Hariyadi, H., & Rochaddi, B. (2017). Analisa Laju Sedimentasi di Muara
Sungai Karangsong, Kabupaten Indramayu. Journal of Oceanography, 6(1), 10-21.
Iskandar, I. (2018). Analisa Penanggulangan Sedimentasi Dengan Metode Sand Bypassing
Studi Kasus Terminal Domestik PT TPS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Hambali, R., & Apriyanti, Y. (2016, December). Studi Karakteristik Sedimen dan Laju
Sedimentasi Sungai Daeng–Kabupaten Bangka Barat. In FROPIL (Forum Profesional Teknik
Sipil) (Vol. 4, No. 2, pp. 165-174).

Anda mungkin juga menyukai