OLEH :
TINGKAT III A
KELOMPOK 8
2019
IV. Metode
Metode yang digunakan dalam analisis Fe(III) pada sampel air sumur dan air
limbah adalah O-Fenantrolina secara spektrofotometri
V. Prinsip
Pengukuran kadar Fe (III) dalam sampel air dilakukan dengan metode
OFenantrolina secara spektrofotometri. Prinsip pengukurannya adalah sebagai berikut
Ion besi (III) dalam suasana asam dan panas akan direduksi oleh hidroksilamin
hidroklorida menjadi ion besi (II). Selanjutnya, ion besi (II) akan dikomplekskan oleh
1-10-ortofenantrolin pada pH 3,2-3,3, membentu senyawa kompleks khelat ferro-
fenantrolin yang berwarna oranye, dan diukur absorbansinya pada rentang panjang
gelombang 480 – 550 nm.
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi kehidupan semua makhluk termasuk
manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan dalam periode yang
pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu
kuantitas dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh masyarakat adalah
berbeda-beda tergantung kepada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim dan
ketersediaannya yang ditentukan berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi persyaratan
fisik, kimiawi, bakteriologis dan radio aktif. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu
kesatuan, jadi jika ada satu parameter saja yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut
tidak layak untuk dikonsumsi. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi baku kualitas
air tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan antara lain kesehatan, estetika dan
ekonomis. Besi merupakan unsur esensial bagi konsumsi gizi manusia dengan kisaran
kadar sekitar 10-50 mg/hari untuk zat besi. (Depkes RI,2001)
Tabel 1. Parameter Kimia Dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk
Media Air Untuk Keperluan Hygiene Sanitasi
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam
sediaan penambah darah adalah besi (II) sulfat, yaitu besi bervalensi dua atau fero. Hal ini
berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap besi dua daripada
besi bervalensi tiga (Setiawan, 2012).
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk, biasanya di
alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi
hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan semua
badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi
didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat
dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur, selain itu juga menimbulkan
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, kekeruhan karena adanya
koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya unsur besi di dalam
tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur
metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat dalam hemoglobin,
pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah masukan besi setiap
hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing,
dan kulit. Namun masukan zat besi yang dianjurkan juga harus dipenuhi oleh dua faktor
yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan zat besi di dalam makanan yang
disantap (Trianjaya, Zunaedi. 2009).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam
sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua atau ferro.
Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap besi dua
daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal adalah mudah
teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya, sehingga besi umumnya
dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan
udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua.
Dalam bidang kesehatan, besi (Fe2+) dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik
karena, konsumsi Fe2+ berlebih be-rakibat pada meningkatnya feritrin dan he-mosiderin
dalam sel parenkim hati, aki-batnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim
organ – organ lain, misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka
panjang, hemosiderin akan tertimbun dalam organ – organ dan merusak kerja organ
tersebut. Rusaknya jaringan ini disebut penyakit hemokromatosis. Kerusa-kan sel juga
meluas pada hati, jantung dan organ lain, bahkan bisa berakhir dengan ke-matian.
(Widowati, 2008).
Secara Fisik, kelebihan Fe pada air dapat menimbulkan bau dan warna pada air
minum, seperti menyebabkan air menjadi kemerah – merahan dan memberi rasa yang
tidak enak pada minuman. (Sutrisno, 2004).
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri sinar
tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis
kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode orto-
fenantrolin dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat
membentuk kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana
intensitas warna yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak.
Karena orto fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk kompleks
berwarna dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak
instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani, 2008). Persyaratan yang harus
dipenuhi untuk absorbsi sinar tampak adalah larutan harus berwarna. Spektroskopi UV-
Vis digunakan untuk cairan berwarna (Sastrohamidjojo,1991).
a. Alat : Ukur, Pipet UKur, Ball Pipet, Gelas beker, Spektometer Specord 210
b. Bahan : Hidroksilamin Hidroksida 10%, buffer amonium asetat, fenantrolin 1000
ppm, HCl pekat, Sampel Air (Air sumur gali, air sumur bor, air cubang, air beji, air
limbah industri logam
Absorbansi Kadar
Rata- Kadar Fe
Sampel air Kelompok
I II rata Fe sampel
(mg/L)
Kadar Fe sampel
ϒ = A + Bx → x = (ϒ-A) : B
A = -0,0050
B= 0,0307
X. Pembahasan
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi kehidupan semua makhluk termasuk
manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan dalam periode yang
pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua syarat yaitu
kuantitas dan kualitas. Air memiliki peranan penting dalam dalam aktivitas biologis
mahluk hidup. Selain itu, air berperan juga dalam berbagai sektor usaha, contohnya
pertanian, perikanan, perkebunan, industri, pertambangan, dan sebagainya. Namun, tidak
semua jenis air dapat dikonsumsi secara langsung karena pencemaran air secara kimiawi
maupun fisis akibat peningkatan aktivitas manusia yang menghasilkan limbah yang
berbahaya baik dari indstri maupun rumah tangga. Air yang layak konsumsi memiliki ciri
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak ada endapan padat terlarut. (Andini,
Kesehatan, Nahdlatul, & Surabaya, 2018)
Air memiliki banyak fungsi, sebagai pelarut umum, air digunakan oleh organisme
untuk reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme serta menjadi media transportasi
nutrisi dan hasil metabolisme. Bagi manusia, air memiliki peranan yang sangat besar
bukan hanya untuk kebutuhan biologisnya, yaitu bertahan hidup. Air tawar diperlukan
manusia untuk keperluan masak dan minum, mencuci, mengairi tanaman, untuk
keperluan industri dan lain sebagainya sehingga tidak terpungkiri terkadang keterbatasan
persediaan air untuk pemenuhan kebutuhan menjadi pemicu timbulnya konflik sosial di
masyarakat (Wiryono, 2013).Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan kualitas air dewasa
ini merupakan dampak dari aktivitas manusia yang mengeksploitasi lingkungan secara
berlebihan. Pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan seperti
membuang sampah tidak pada tempatnya, membuang limbah berbahaya, serta alih fungsi
kawasan hutan yang dapat meningktakan potensi erosi dan seringkali menyebabkan
sedimentasi pada dasar perairan memberikan dampak negatif baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan alami terutama sumber air. Tingginya
degradasi dan deforestrasi hutan berdampak signifikan terhadap perubahan dan
penurunan kualitas air.(Sulistyorini, Edwin, & Arung, 2016)
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh masyarakat adalah
berbeda-beda tergantung kepada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim dan
ketersediaannya yang ditentukan berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi persyaratan
fisik, kimiawi, bakteriologis dan radio aktif. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu
kesatuan, jadi jika ada satu parameter saja yang tidak memenuhi syarat, maka air tersebut
tidak layak untuk dikonsumsi. (Depkes RI,2001)
Besi merupakan salah satu logam berat dalam kadar rendah yang sering ditemukan di
air. Standar konsentrasi maksimum besi di dalam air minum sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI tahun 2010 yaitu <0.3 mg/L. Jika Kadar Fe melebihi batas dari
yang ditetapkan pemerintah dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu lama,
maka dapat mengakibatkan sirosis pada hati, hemochromatosis, diare, lethargy, coma,
irritability, seizures, dan sakit perut. Selain itu, Fe yang terakumulasi di dalam alveoli
menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru hingga menyebabkan kematian. (Sasongko,
Widyastuti, & Priyono, 2014)
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam
sediaan penambah darah adalah besi (II) sulfat, yaitu besi bervalensi dua atau fero. Hal ini
berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap besi dua daripada
besi bervalensi tiga (Setiawan, 2012).
Dalam bidang kesehatan, besi (Fe2+) dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik
karena, konsumsi Fe2+ berlebih be-rakibat pada meningkatnya feritrin dan he-mosiderin
dalam sel parenkim hati, aki-batnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim
organ – organ lain, misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka
panjang, hemosiderin akan tertimbun dalam organ – organ dan merusak kerja organ
tersebut. Rusaknya jaringan ini disebut penyakit hemokromatosis. Kerusakan sel juga
meluas pada hati, jantung dan organ lain, bahkan bisa berakhir dengan ke-matian.
(Widowati, 2008).
Secara fisik, kelebihan Fe pada air dapat menimbulkan bau dan warna pada air
minum, seperti menyebabkan air menjadi kemerah – merahan dan memberi rasa yang
tidak enak pada minuman. (Sutrisno, 2004).
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri Uv-Vis,
karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif
besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan
metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk
kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna
yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak. Karena orto
fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk kompleks berwarna dengan
besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak
instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani, 2008).
Digunakan spektrofotometri Vis karena logam besi memiliki panjang gelombang
diatas 400 nm yang hanya dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometer Vis.
Spektrofotometer Vis ini menggunakan sumber cahaya polikromatis dengan detektor
mata. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang
dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.
(Trianjaya et al., 2009)
Tahap pengujian kadar Fe (III) dalam air secara spektrofotometri dilakukan dalam
beberapa tahapan, yaitu pembuatan larutan standard Fe (III) 100 ppm, Pembuatan larutan
blanko, pembuatan kurva standard yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang
480 nm dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dan Penentuan kadar Fe (III)
dalam sampel. (Sulistyorini et al., 2016)
Kurva kalibrasi dibuat terlebih dahulu untuk menghitung konsentrasi Fe dalam sampel
air. Larutan FeCl36H2O digunakan untuk larutan standar karena bersifat Besi(III) klorida
bereaksi dengan cepat terhadap oksalat . Asam sulfat kemudian ditambahkan kedalam
larutan standar agar Fe3+ dapat direduksi menjadi Fe2+ yang agar tidak mudah
terhidrolisis. Seperti reaksi dibawah ini:
4 Fe3+ + 2NH2OH.HCl
4Fe2+ + N2O + 4H+ +H2O
Kemudian fenantrolin dapat membentuk kompleks warna merah dari Fe2+. Adapun
reaksinya adalah :
XI. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum analisi Fe (III) secara spektrofotometri UV-Vis pada
beberapa sampel , didapatkan kadar Fe (III) yang terdapat pada sampel air sumur bor I
adalah 0,354 mg/L, air limbah pisau 2,785 mg/L, air sumur bor II 0,283 mg/L, air beji I
0,397 mg/L, air sumur gali I 1,237 mg/L, air sumur gali II 0,87 mg/L, air beji II 0,375
mg/L, dan air limbah industri logam 1,125 mg/L. Dari keseluruhan sampel yang
diperiksa, diketahui bahwa kadar Fe yang terlarut dalam air terdapat paling banyak pada
samepel air limbah pisau dan kadar Fe terlarut yang paling sedikit adalah pada sampel air
sumur bor dan air beji.
1) Jelaskan bagaimana terjadinya peningkatan kadar besi pada suatu sampel air?
Jawaban :
Kandungan besi dalam air dapat berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung
senyawa Fe seperti Pyrit. Dalam buangan limbah industri kandungan besi berasal dari
korosi pipa-pipa air mineral logam sebagai hasil elektro kimia yang terjadi pada
perubahan air yang mengandung padatan larut mempunyai sifat menghantarkan listrik
dan ini mempercepat terjadinya korosi. Mangan tidak bersifat toksik tetapi keberadaannya
dapat mengendalikan kadar unsur toksik lainnya di perairan seperti logam. Pada dasarnya
besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+). Hal ini tergantung dari kondisi
pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral dan adanya oksigen terlarut yang
cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya
membentuk endapan. Ferri hidroksida yang sukar larut, berupa presipitat yang biasanya
berwarna kuning kecoklatan.
Penyebab utama tingginya kadar besi dalam air antara lain:
a. Rendahnya pH air, Air yang mempunyai pH < 7 dapat melarutkan logam termasuk
besi.
b. Temperatur air, Kenaikan temperatur air akan meningkatkan derajat korosif.
c. Adanya gas-gas terlarut dalam air, Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah O 2, CO2,
dan H2S. Beberapa gas terlarut tersebut akan bersifat korosif.
d. Bakteri, Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi
yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi
sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa,
dan lain-lain.
2) Jelaskan factor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar besi pada suatu
sampel air?
Jawaban :
Air tanah mengalami kontak dengan berbagai macam material yang terdapat
didalam bumi sehingga pada umumnya air tanah mengandung kationdan anion
terlarut dan beberapa senyawa anorganik. Ion-ion yang sering ditemui pada air tanah
adalah besi (Fe) dan mangan (Mn) (Sari, 2010).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar air pada suatu sampel
adalah :
- Suhu
Peningkatan suhu ini terjadi karena kadar oksigen yang masuk semakin tinggi
(Asfiana, 2015). Kenaikan suhu semakin meningkat seiring dengan kenaikan kadar
oksigen, karena suhu dalam air dipengaruhi oleh tingkat difusi, tegangan permukaan
dan kekentalan air. Kemampuan difusi oksigen akan meningkat dengan kenaikan
suhu pula. Sedangkan, tegangan permukaan dan kekentalan menurun seiring dengan
kenaikan suhu (Masduqi, 2002)
- Kadar kesadahan (pH) air rendah.
Kadar kesadahan (pH) air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7 (6,8 –
7,2). Air yang berkadar kesadahan normal (pH 7 atau antara 6,8 – 7,2) dapat
melarutkan semua jenis mineral termasuk zat besi.
- Ada gas yang ikut terlarut.
Jenis-jenis gas dimaksud adalah CO2 dan H2S. Beberapa gas terlarut dalam air
tersebut akan bersifat korosif.
- Mengandung bakteri.
Bakteri-bakteri zat besi (crenotrik, leptotrik, callitonella, siderocapsa dan Iain-Iain)
yang membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut dalam air,
secara biologis amat mempengaruhi tinggi-rendahnya kadar zat besi pada air. Bakteri-
bakteri tersebut membutuhkan oksigen dan besi untuk mempertahankan hidupnya.
- Jenis sedimen
Menurut Sudadi (2003) sebagian besar unsur Besi terdapat pada tanah yang
mengandung batuan sedimen yang mengandung oksida besi, karbonat dan sulfida.
sehingga menjadi faktor penyebab tingginya kandungan besi yang terdapat dalam air
tanah
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pH, jarak dari sumber seperti
pertambangan, dan suhu terhadap peningkatan kadar Fe pada sampel air.
a. Metode Tiosianat
Pada metode ini besi diubah menjadi besi (III) menggunakan Kalium permanganta
dan menambahkan tiosianat sehingga menjadi warna merah. diukur menggunakan
panjang gelombang 480 nm
b. Metode 1,10 – ortopenantrolin,
Besi (III) direduksi menjadi besi (II) dengan menambah hidroksilamin klorida dan
ditambah ortofenontrolin sehingga terbentuk warna orange, diukur menggunakan panjang
gelombang 510 nm
c. Metode tioglikoat
Besi (III) dengan penambahan asam tioglikolat, amonium sitrat, dan amonium
hidroksida akan memberi kompleks warna ungu – merah, diukur dengan panjang
gelombang 535 nm (Trianjaya Z, 2009)
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang maksimal K2Cr2O7
adalah 415 nm.
5) Jelaskan dampak adanya ion besi pada sampel air dalam bidang kesehatan !
Jawaban :
Sumber besi (Fe) antara lain berasal dari hematit ataupun magnetit. Mineral yang
sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan besi (Fe). Apabila besi
(Fe) tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan
lingkungan. Menurut Wahyu Widowati, Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf R., besi
(Fe) memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel.
3. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim.
Kadar besi (Fe) yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan kerusakan seluler akibat
radikal bebas. Dosis yang melebihi 20 mg/kg berat pada manusia menyebabkan toksisitas.
Toksisitas kronis dari besi (Fe) lebih banyak terjadi pada orang dewasa yang biasanya
mengakibatkan idiopatik hemokromatosis dikarenakan tidak normalnya absorbsi besi (Fe)
dari alat pencernaan (Anandi Tri, 2012).
Dosen Pembimbing,