Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

“IDENTIFIKASI SIFAT MAGNET DAN GOLONGAN DENGAN PENGUJI SPESIFIK


DALAM KIMIA UNSUR”

Dosen : Asiyah Nurrahmaianti, M.Si

Tanggal Praktikum : Senin, 08 Oktober 2018


Tanggal Pengumpulan : Senin, 15 Oktober 2018

Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)

Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Mengenal golongan dan periode sunsur secara langsung
b. Mengidentifikasi unsur golongan dalam sampel
c. Mengidentifikasi sifat-sifat magnet dan listrik dari zat uji

1.2 DASAR TEORI

Unsur adalah satuan terkecil dari partikel ion atau molekul dimana tidak dapat lagi
diuraikan menjadi partikel yang lebih sederhana oleh reaksi kimia. Unsur terdiri atas atom
atom yang bernomot atom sama. Contohnya besi (Fe), alumunium (Al), boron (B) adalah
unsur.Sedangkan golongan adalah kolom-kolom vertikal pada system periodik unsur, jumlah
golongan ada 8 dan unsur golongan mempunyai kesamaan sifat fisik dan kimia tertentu.
(Tarmizi, 1993).

Unsur yang paling sederhana dan tak dapat diuraikan lagi dengan cara kimia biasa. Kini
ada kurang lebih 110 unsur yang telah dikenal (94 unsur yang telah ditemukan dialam dan
sisanya merupakan unsur buatan).Pada awalnya unsur-unsur dikelompokkan secara sistematis
disajikan dalam bentuk table periodik unsur. Hampir semua unsur berwujud padat dengan
rumus kimia sama dengan lambang atomnya. Dan ada sedikit unsur yang memiliki rumus
kimia yang khas (dikenal dengan unsur mono atom, unsur diatom dan seterusnya).Begitu juga
hanya ada beberapa unsur yang berwujud cair atau gas.

Deretan unsur tabel priodik unsur berupa kolom-kolom kecil (disebut juga dengan deret
tegak) dibedakan sebagai golongan utama (golongan A) dan golongan transisi (golongan B).
umumnya sifat unsur segolongannya baik sifat fisik maupun kimianya mirip satu sama lain
kecuali untuk golongan transisi (golongan B), kesamaan sifat ini harus jelas (Mulyono,
2007).

Kelompok-kelompok golongan menurut Slabaugh (2004) adalah:

Logam Alkali
Sekelompok unsur logam yang meliputi Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.Ditempatkan pada
tabel periodik unsur sebagai unsur golongan 1A. Umumnya pada tabel periodik merupakan
logam padat yang lunak ( dapat diiris dengan pisau) dan berwarna abu-abu (keperakan).
Logam paling elektropositif dan sangat reaktif membentuk ion monopositif (+1).
Logam Alkali Tanah
Kelompok unsur logam yang meliputi Be, Mg, Ca, Sr, Ba dan Ra di tempatkan dalam
tabel periodik unsur golongan IIA. Umumnya merupakan logam berwarna putih
keabuan.Logam sangan elektropositif dan sangat reaktif (hanya lebih lemah dari logam
alkali). Membentuk ion positif (+2); senyawanya (Oksida, basa, dan garam) hamper semua
serupa dengan logam alkali.

Logam Transisi.
Kolom 3 sampai 12 pada tabel periodik biasanya berkumpul dalam suatu kelompok
utama disebut logam transisi.Unsur-unsur ini menunjukkan peralihan secara berangsur-
angsur kualitas dari golongan yang berbeda diujung kiri dan kolom tabel periodik. Unsur
unsur yang ada dibawah bagian bagian tengah mempunyai sifat dan struktur yang sama.
Sebagian memiliki titik didih yang tinggi dan lain lain.

Golongan Boron
Kolom 13 pada tabel periodik terdiri atas empat golongan logam putih keperakan :
Alumunium (Al), Galium ( Ga), Indium (In), Talium (Ti), dibawah metalloid hitam boron
(B). sebelum mereka dipisahkan dengan metode kimia modern, tidak satupun dari unsur-
unsur ini diketahui keadaan asalnya.

Golongan Karbon
Kelima anggota kelompok karbon kolom 14 pada tabel periodik terdiri atas karbon (C),
silikon (Si), Germanium (Ge), timah (Sn), dan Plambum (Pb). Dibandingkan dengan
golongan lain, kelompok karbon menempati posisi tengah dalam sifat sifat kimia.

Golongan Nitrogen
Golongan nitrogen (kolom 15) terdiri dari dua non-logam.Nitrogen dan fosfor.arsenik
dan antimonium serta bismuth. Walaupun kelima unsur ini jelas berbeda satu sama lain dalam
berbagai hal, mereka juga dibagi sifat golongan berdasarkan kemiripan struktur atom yang
sama.

Golongan Halogen
Golongan halogen (kolom 17) terdiri atas fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), dan
iodine (I) serta astatine (As).Non-logam yang sangat jarang.Golongan yang paling reaktif
dalam tabel periodik.
Golongan gas mulia
Diusung paling kanan tabel periodik ada satu kolom tertentu berisi enam unsur yang
perbedaan golongannya terpusat pada sifat-sifat yang mereka punya.Mereka tidak berwarna.
Mereka adalah helium (He), Neon (Ne), argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (xe), dan Radon
(Rn).

Unsur halogen mempunyai elektron valensi ns2np5 dan secar alamiah berbentuk
molekul diatomic.Karena itu unsur halogen cenderung untuk berbentuk ion negatif bermuatan
satu dan hanya membutuhkan satu tambahan elektron untuk membentuk konfigurasi yang
stabil seperti gas mulia.Ion negatif pada unsur halogen disebut sebagai ion halida.Garam yang
terbentuk dari reaksi unsur-unsur halogen disebut garam halida (Isna, 2012).

Gejala magnetik di dalam zat kimia dapat timbal balik dari elektron maupundari
neutron akan tetapi efek magnetik yang ditimbulkan elektron kurang dari 10 Kali lebih besar
dari neutron. Elektron pada hakikatnya dapat dianggap sebagai suatu magnet unsur bila
menggambarkan elektron sebagai bola keras bermuatn negatif yang mengisi (spin) pada
sumbunya. Gerak pertama menyebabkan momen spin elektron dan kedua menyebabkan
momen paramagnetic yang ditemukan pada ion atau logam tertentu (Wilkinson, 1989).

Sifat magnetik suatu zat apakah terdiri atas atom, ion, atau molekul ditentukan oleh
struktur elektromagnetiknya. Ada tiga macam interaksi antara zat dan medan magnet, yaitu
diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Banyak unsur transisidan senyawa bersifat
paramagnetik. Hal ini disebabkan adanya elektron yang tidak berpasangan. Perkiraan momen
magnetic yang disebabkan oleh spin elektron tidak berpasangan. Perkiraan momen magnetic
yang disebabkan oleh spin elektron tidak berpasangan, dalam Bohr Magneton Semakin
banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan, makin besar sifat paramagnetiknya (Hiskia,
1992).

Preparasi sampel dapat dilakukan dengan cara memilih terlebih dahulu pelarut yang
cocok untuk sampel tersebut. Sampel anorganik biasanya dilarutkan menggunakan air, air
panas, HCl 2M, HCl 2M panas, HCl pekat, HCl pekat panas, HNO 3 2M, HNO3 2M panas,
HNO3 pekat, HNO3 pekat panas, dan Aquaregia (Air Raja). Identifikasi sampel awal dapat
dilakukan dari bentuk atau sifat fisik sampel tersebut. Rupa dari zat dapat diperhatikan secara
seksama jika perlu kita dapat menggunakan lensa atau mikroskop. Rupa zat tersebut bisa
kristal atau serbuk. Sedangkan wujud zat tersebut bisa padat, cair, atau gas. Bau khas dari
suatu zat salah satu identifikasi yang dapat membantu juga. Warna zat pun berpengaruh pada
suatu senyawa. Warna larutan yang diperoleh ketika zat dilarutkan dalam air atau dalam asam
encer, karena ini dapat memberikan keterangan berharga. Beberapa senyawa yang memiliki
warna khas . (Vogel,
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN


KONSEN
NO BAHAN JUMLAH ALAT UKURAN JUMLAH
TRASI
1. Logam Cu - Secukupnya Spatula - 2 buah
2. NaF - Secukupnya Tabung reaksi - 12 buah
3. Karbon Aktif - Secukupnya Tissu - Secukupnya
4. Na3PO4 - Secukupnya Gelas Kimia 100 ml 2 buah
5. NiSO4 - Secukupnya Batang Pengaduk - 2 buah
6. MnO2 - Secukupnya Pipet tetes - 4 buah
7. Bi(NO3)3 - Secukupnya Corong - 1 buah
8. K2CrO4 - Secukupnya Erlenmeyer 250 ml 2 buah
9. Iodide - Secukupnya Kertas saring - 2 buah
10. Co(NO3)2 - Secukupnya Benang Jahit 5 cm 1 buah
11. Silika Gel - Secukupnya Satif - 1 buah
12. Serbuk Al - Secukupnya Magnet - 1 buah
13. NH4Cl - Secukupnya Rak tabung reaksi - 1 buah
14. Logam Zn - Secukupnya
15. NaCl - Secukupnya
16. Ba(NO3)2 - Secukupnya
17. KNO3 - Secukupnya
18. BaCl2 - Secukupnya
19. HCl 1M Secukupnya
20. HCl 12 M Secukupnya
21. HNO3 1M Secukupnya
22. HNO3 12 M Secukupnya
23. NaOH 1M Secukupnya
24. NaCl - 2 tetes
25. Na2SO4 1M 2 tetes
26. Na2CO3 1M 2 tetes
27. NH4OH 1M 2 tetes
28. NH4Cl 1M 2 tetes
29. EDTA 1M 2 tetes
30. Aqua dm - Secukupnya

2.2 DIAGRAM ALIR

Diagram Alir
Benang jahit

 Buatkan tali gantungan


 Gantungkan sampel melalui tabung reaksi
 Posisikan sampel diam
 Dekatkan magnet pada tabung
 Amati yang terjadi
 Bandingkan kekuatan interaksinya dengan bahan yang lain

Hasil

Sampel bahan

 Timbang masing-masing sampel untuk ± 0.1 mol


 Masukkan dalam tabung reaksi
 Larutkan sampel padatan dengan urutan pelarut H2O, H2O panas, HCl encer, HCl
pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat dan air raja.
 Catat hasil pelarutan
 Netralkan dengan NaOH
 Bagi larutan menjadi 7
 Tempatkan pada plat tetes
 Beri masing-masing larutan NaOH, NH4Cl, EDTA, NH4OH, Na2CO3, Na2SO4, NaCl
 Amati perubahan yang terjadi

Hasil

2.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Uji magnetik
Setiap sampel dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah diikat dengan benang dan
digantung pada statif kemudian sampel didekatkan dengan magnet. Amati perubahan atau
gaya tarik yang terjadi.

Uji kelarutan
Pada sertiap sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dengan jumlah sekitar ujung
spatula, kemudian di uji kelarutannya dengan urutan, H2O dingin, H2O panas, HCl encer, HCl
pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat dan terakhir Air raja yaitu percampuran antara HCl dengan
HNO3 dengan perbandingan 3:1. Pengujian dihentikan saat sampel telah larut

Uji reaksi
Pada uji reaksi ini setiap sample yang telah larut diuji menggunakan penguji spesifik
untuk mengindentifikasi golongan mana sampel itu termaksud. Beberapa penguji spesifiknya
yaitu NaOH, NH4Cl, EDTA, NH4OH, Na2CO3, Na2SO4, dan NaCl. Faktor yang diamati
adalah kualitatif atau perubahan reaksinya baik berupa bentuk, warna, dan bau. Setiap sampel
diletakan masing-masing sebanyak 2 tetes ke plat tetes kemudian direaksikan dengan penguji
spesifik sebanyak 2 tetes.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN


Uji fisik

No Unsur Sifat fisik No Unsur Sifat fisik


1. Logam Cu Lempengan coklat 10. Co(NO3)2 Kristal merah
2. NaF Serbuk putih 11. Silika Gel Serbuk putih
3. Karbon Aktif Padatan hitam 12. Serbuk Al Serbuk abu-abu
4. Na3PO4 Kristal putih 13. NH4Cl Serbuk putih
5. NiSO4 Kristal hijau muda 14. Logam Zn Lempengan abu
6. MnO2 Serbuk hitam 15. NaCl Serbuk putih
7. Bi(NO3)3 Serbuk putih 16. Ba(NO3)2 Serbuk putih
8. K2CrO4 Kristal kuning 17. KNO3 Serbuk putih
9. Iodide Kristal hitam 18. BaCl2 Serbuk putih

Uji magnet

No Unsur A B C No Unsur A B C
10. Logam Cu √ 10. Co(NO3)2 √

11. NaF √ 11. Silika Gel √

12. Karbon Aktif √ 12. Serbuk Al √

13. Na3PO4 √ 13. NH4Cl √

14. NiSO4 √ 14. Logam Zn √

15. MnO2 √ 15. NaCl √

16. Bi(NO3)3 √ 16. Ba(NO3)2 √

17. K2CrO4 √ 17. KNO3 √

18. Iodide √ 18. BaCl2 √

Keterangan ;
A = Diamagnetik
B = Paramagnetik
C = Feromagnetik

Uji kelarutan
Kelarutan Perubahan
Perubahan
No Unsur Seteleh
1 2 3 4 5 6 7 Larutan
penetralan
1. Lar. Hijau ↓ Biru, lar.
Logam Cu - - - - - - √
Pekat Bening
2. Lar. tidak Lar. Tidak
NaF √ - - - - - -
berwarna berwarna
3. Padatan Padatan
Karbon Aktif × × × × × × ×
Hitam Hitam
4. Lar. Tidak Lar. Tidak
Na3PO4 - √ - - - - -
berwarna berwarna
5. Lar. Hijau Lar. Hijau
NiSO4 √ - - - - - -
encer encer
6. Lar. Hitam Lar. Hitam
MnO2 - - - √ - - -
pekat pekat
7. Lar. Tidak Lar. Putih
Bi(NO3)3 - - - - - √ -
berwarna keruh
8. K2CrO4 √ - - - - - - Lar. kuning Lar. Kuning
9. Lar. Kuning Lar. Kuning
Iodide - - - - - - √
kehitaman kehijauan
10. Lar. Merah Lar. Merah
Co(NO3)2 √ - - - - - -
encer pekat
11. Padatan Paadatan
Silika Gel × × × × × × ×
kuning kuning
12. Lar. Abu2 dan Padatan abu-
Serbuk Al - - - √ - - -
bergelembung abu
13. Lar. Tidak Lar. Tidak
NH4Cl √ - - - - - -
berwarna berwarna
14. Lar. Bening, Lar. Bening,
Logam Zn - - - - - - √
↑kuning ↓ Abu-abu
15. Lar. Tidak Lar. Tidak
NaCl √ - - - - - -
berwarna berwarna
16. Lar. Tidak Lar. bening
Ba(NO3)2 - - - - - - √
berwarna ↓ Putih
17. Lar. Tidak Lar. Tidak
KNO3 √ - - - - - -
berwarna berwarna
18. Lar. Tidak Lar. Tidak
BaCl2 √ - - - - - -
berwarna berwarna

Keterangan :

1 2 3 4 5 6 7
H2O H2O HCl HCl HNO3 HNO3 Air
dingin panas encer pekat encer pekat Raja

Uji reaksi dengan penguji spesifik


NaOH NH4Cl EDTA NH4OH Na2CO3 Na2SO4 NaCl
Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening Lar. Biru Lar. Biru Lar.Bening Lar.Bening
Logam Cu ↓biru ↓hijau ↓hijau tua susu ↓hijau ↓hijau
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar.Tidak Lar.Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
NaF berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Karbon Padatan Padatan Padatan Padatan Padatan Padatan Padatan
Aktif mengapung tenggelam tenggelam tenggelam tenggelam mengapung tenggelam
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar.Tidak Lar.Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
Na3PO4 berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Lar. Hijau Lar. Hijau Lar. Hijau Lar. Biru Lar. Hijau Lar. Hijau Lar. Hijau
NiSO4 jernih pekat jernih tua ↓putih jernih jernih
Lar. Coklat Lar. hitam Lar. hitam Lar.Hitam Lar. hitam Lar. Coklat Lar. hitam
MnO2 ↓ hitam ↓ hitam ↓ hitam ↓hitam ↓ hitam ↓ hitam ↓ hitam
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Putih Lar.Tidak Lar.Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
Bi(NO3)3 berwarna berwarna keruh berwarna berwarna berwarna berwarna
Lar.Kunin
Lar.Kuning Lar.Jingga Lar.Jingga Lar.Kuning Lar. Lar.
K2CrO4 jernih jernih jernih
g
jernih Jingga Jingga
jernih
Lar. Lar. Lar. Lar. Abu- Lar. Tidak Lar. Lar.
Iodide Kuning Kuning Kuning abu berwarna Kuning Kuning
Lar.Hijau Lar. Merah Lar. Merah Lar.Hijau Lar.Bening Lar. Merah Lar. Merah
Co(NO3)2 pekat jernih jernih pekat ↓ungu jernih jernih
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
Silika Gel berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Lar. Abu- Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening ↓ Abu-abu Lar.Bening Lar.Bening
Serbuk Al abu ↓ Abu-abu ↓ Abu-abu ↓ Abu-abu sedikit ↓ Abu-abu ↓ Abu-abu
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
NH4Cl berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
↓ putih Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening Lar.Bening
Logam Zn
(gumpalan) ↓ putih ↓ putih ↓ putih ↓ putih ↓ putih ↓ putih
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
NaCl berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Lar. Putih Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar.Bening Lar.Bening Lar. Tidak
Ba(NO3)2 keruh berwarna berwarna berwarna ↓ putih ↓ putih berwarna
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak
KNO3 berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Tidak Lar. Putih Lar. Tidak
BaCl2 berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna keruh berwarna

Keterangan :
↑ = uap/gas
↓ = endapan
Lar. = larutan
3.2 PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini memliki tujuan untuk mengidentifikasi golongan dalam
sampel unsur dan mencari sifat-sifat magnet dan didapatkan bahwa pada sampel Logam Cu,
Bi(NO3)3, Silika Gel, Logam Zn, dan KNO3 bersifat diamagnetik dimana bahan diamagnetik
adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol,
tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989) bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. jika bahan diamagnetik diberi medan magnet
luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga
menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan. Kemudian pada
sampel NaF, Serbuk Al, Na3PO4, MnO2, NaCl, Ba(NO3)2, K2CrO4 ,NH4Cl dan BaCl2 didapati
sifat paramagnetik Semua senyawa dengan momen magentik permanen menunjukkan sifat
paramagnetik normal. bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis
masing-masing atom molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh
atom molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan karena
gerakan atomis molekul acak, sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom
saling meniadakan. Kebanyakan dari unsur-unsur dan senyawa logam transisi bersifat
paramagnetik (tertarik oleh medan magnet) dan bukan bersifat diamagnetik (tidak tertarik
oleh medan magnet). Dan terakhir pada sampel Co(NO3)2, Karbon Aktif, NiSO4, dan Iodide
menunjukan sifat feromagnetik diamna Feromagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai
suseptibilitas magnetik positif, yang sangat tinggi atau bahan yang mempunyai momen
magnetik. Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga atom mereka
memiliki momen magnet bersih.

Selanjutnya pada uji kelarutan sampel NaF, NiSO4, K2CrO4, Co(NO3)2, NH4Cl, NaCl,
KNO3dan BaCl2 memiliki tinggkat kelarutan yang tinggi karena mereka mudah larut dalam
pearut H2O, hal ini dikarenakan smapel diatas merupakan senyawa polar dan air juga
senyawa polar Karena Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar,
perbedaan ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen (dipol permanent).
Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent dan dilanjutkan dengan Na 3PO4
yang membutuhkan energi panas untuk larut dalam pelarut air, sedangkan sampel MnO 2,
Bi(NO3)3, Serbuk Al hanya dapat larut pada pelarut asam dan Logam Cu, Iodide, Logam Zn,
Ba(NO3)2 membutuhkan pelarut air raja , hal ini menggolongkan bahwa senyawa diatas
merupakan senyawa yang sukar larut, terakhir ada karbon aktif dan silika yang tidak dpat
larut dalam pelarut apapun, menurut teori karbon dapat larut dalam etanol karena kabron
merupakan senyawa organik sendangkan pelarut yang digunakan adlah pelarut untuk
senyawa anorganik, dan pada silika menutrut teori dapat larut dalam asam florida HF hal ini
sama seperti karbon.

Terakhir pada uji reaksi dengan penguji spesifik yaitu NaOH, NH4Cl, EDTA,
NH4OH, Na2CO3, Na2SO4, dan NaCl. Beberapa senyawa tidak terjadi perubahan warna
maupun endapan seperti senyawa NaF, Na3PO4, NH4Cl, NaCl dan KNO3 hal ini dikarenakan
Na+, K+, NH4+ merupakan kation golongan V yang ditandai dengan tidak terbentuknya
endapan pada penambahan penguji spesifik. Pada sampel Cu, MnO 2, NiSO4, Co(NO3)2 dan
Zn membentuk endapan pada penambahan penguji NaOH dan Na2CO3 dimana Zn2+, Co2+,
Ni2+ dan Mn2+ adalah golongan IIIB sedangkan Cu2+ adalah kation golongan IIA. Sampel
Ba(NO3)2, BaCl2 membentuk endapan pada penguji Na2SO4 karena Ba2+ merupakan kation
golongan IV. Sedangakan untuk Iodine yang merukapan golongan anion tidak mengalami
pengendapan maupun perubahan kimia lainya. Dan silika juga karbon tidak dapat
teridentifikasi karena merupakan senyawa organik. Semua hasil ini hasil rujukan dari teori
(vogel 1985)
BAB IV
KESIMPULAN

Didapat kesimpulan :

 Logam Cu, Bi(NO3)3, Silika Gel, Logam Zn, dan KNO3 bersifat diamagnetik, NaF,
Serbuk Al, Na3PO4, MnO2, NaCl, Ba(NO3)2, K2CrO4 ,NH4Cl dan BaCl2 didapati sifat
paramagnetik, Karbon Aktif, NiSO4, dan Iodide menunjukan sifat feromagnetik
 NaF, NiSO4, K2CrO4, Co(NO3)2, NH4Cl, NaCl, KNO3dan BaCl2 memiliki tinggkat
kelarutan tinggi, MnO2, Bi(NO3)3, Serbuk Al hanya dapat larut pada pelarut asam dan
Logam Cu, Iodide, Logam Zn, Ba(NO 3)2 membutuhkan pelarut air raja, karbon aktif
dan silika yang tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
 Na+, K+, NH4+ merupakan kation golongan V, Zn2+, Co2+, Ni2+ dan Mn2+ adalah
golongan IIIB sedangkan Cu2+ adalah kation golongan IIA, Ba2+ merupakan kation
golongan IV, I- golongan anion halida dan Silika juga karbon termaksud senyawa
organik
DAFTAR PUSTAKA

Hiskia, A. (1992).Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti


Isna. 2012. Kimia.Jakarta : Yudhistira.
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Bandung: Bumi Aksara.
Saito, T. (1996).Buku Teks Kimia Anorganik Online (Terjemahan).Tokyo:
IwanamiShoten Publisher
Slaubaugh. 2004. Ilmu pengetahuan Populer 4. Jakarta: PT. Ikrar Abadi.
Tarmizi. 1993. Kamus Istilah Kimia Populer. Padang: PT. Angkasa Raya.
Vogel.1985.Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro.Jakarta : PT. Kalman
Media Pusaka
Wilkinson, C. (1989). Kimia Anorganik Teori (terj.).Yogyakarta: UGM Press.
PERHITUNGAN

REAKSI – REAKSI
Uji kelarutan
1. NiSO4(s) + H2O(l) → Ni+(aq) + SO4-(aq)
2. MnO2(s) + H2O(l)→Mn 2+(aq) + O2(g)
MnO2(s) + HCl(aq) →MnCl2(aq) + H2O(l) + Cl2(aq)
3. Bi(NO)3(s) + H2O(l) →Bi2+(aq) + 3NO3-(aq)
Bi(NO)3 (s)+ HCl(aq)→BiCl3(aq) + 3HNO3(aq)
Bi(NO)3(s)+ HNO3(aq)→Bi(NO3)3 + 3HNO3 (aq)
Bi(NO)3(s) + 3HCl (aq)+ 2HNO3(aq) →BiCl3(aq) + 3HNO3(aq)
4. Al3+(s) + H2O(l)→Al3+(g) + H2O(l)
Al3+(s) + HCl(aq)→AlCl3(aq) + 3H+(g)
5. NH4Cl(s) + H2O(l)→NH4+(aq) + Cl-
6. Zn2+(s) + H2O(l)→Zn2+(aq) + H2O(l)
Zn2+(s) + HCl(aq)→Zn2+ (aq)+ HCl(aq)
Zn2+(s) + HNO3(aq) →Zn2+ (aq)+ HNO3(aq)
7. NaCl(s) + H2O(l)→Na+(aq) + Cl-(aq)
8. 3I2(s) + 2HNO3(aq) + 6HCl(aq)→6ICl(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Uji reaksi
1. Cu(aq) + NaOH(aq)→Cu(OH)2 + Na+(aq) ↓ biru
Cu(aq) + 2NH4Cl(aq)→CuCl2 + NH4+ (aq) ↓ hijau
Cu(aq) + EDTA(aq)→Cu[EDTA] ↓ hijau
Cu(aq) + 2NH4OH(aq)→Cu(OH)2 + NH4+(aq) (biru tua)
Cu(aq) + Na2CO3(aq)→CuCO3 + 2Na+ (biru)
Cu(aq) + Na2SO4(aq) →CuSO4 + 2Na+ ↓ hijau
Cu(aq) + 2NaCl(aq) →CuCl2 + 2Na+ ↓ hijau

2. NaF(aq) + NaOH(aq)→NaOH(aq) + NaF(aq) (tidak berwarna)


NaF(aq) + 2NH4Cl(aq)→NaCl(aq) + NH4F(aq) (tidak berwarna)
NaF(aq) + EDTA(aq)→Na[EDTA] (aq) + F- (tidak berwarna)
NaF(aq) + 2NH4OH(aq)→NaOH(aq)+ NH4F (tidak berwarna)
NaF(aq) + Na2CO3(aq)→Na2SO4(aq)+ NaF(aq) (tidak berwarna)
NaF(aq) + Na2SO4(aq) →Na2SO4(aq)+ NaF(aq) (tidak berwarna)
NaF(aq) + 2NaCl(aq)→NaCl(aq) + NaF(aq) (tidak berwarna)

3. C(s) + NaOH(aq)→Na+ + HCO ↓ mengapung


C(s) + 4NH4Cl(aq) →4NH4+ + CCl4 ↓ didasar
C(s) + EDTA(aq)→C[EDTA] (kuning)
C(s) + NH4OH(aq)→4NH4+ HCO ↓ didasar
C(s) + 2Na2CO3(aq) →2Na+ + C(CO3)2 ↓ didasar
C(s) + 2Na2SO4(aq) →4Na+ + C(SO4)2 ↓ mengapung
C(s) + 4NaCl(aq)→4Na+ + CCl4 ↓ didasar

4. Na3PO4(aq) + NaOH(aq)→NaOH(aq) + Na3PO4(aq) (tidak berwarna)


Na3PO4(aq) + 3NH4Cl(aq)→3NaCl(aq) + (NH4)3PO4(aq) (tidak berwarna)
Na3PO4(aq) + 3EDTA(aq)→3Na[EDTA] (aq) + PO4(aq) (tidak berwarna)
Na3PO4(aq) + 3NH4OH(aq)→3NaOH(aq) + (NH4)3PO4(aq) (tidak berwarna)
Na3PO4(aq) + Na2CO3(aq)→Na2CO3(aq) + Na3PO4(aq) (tidak berwarna)
Na3PO4(aq) + Na2SO4(aq)→Na2SO4(aq) + Na3PO4(aq) (tidak berwarna)
Na3PO4(aq) + NaCl(aq) →NaCl(aq) + Na3PO4(aq) (tidak berwarna)

5. NiSO4(aq) + 2NaOH(aq)→Ni(OH)2(aq) + Na2SO4(aq) (hijau)


NiSO4(aq) + 2NH4Cl(aq)→NiCl2(aq) + (NH4)2SO4(aq) (hijau)
NiSO4(aq) + EDTA(aq)→Ni[EDTA] (aq) + SO4 2-(aq) (hijau)
NiSO4(aq) + 2NH4OH(aq)→Ni(OH)2(aq) + (NH4)2SO4(aq) (biru)
NiSO4(aq) + Na2CO3(aq)→NiCO3(s) + Na2SO4 (aq) ↓ (putih)
NiSO4(aq) + Na2SO4(aq)→NiSO4(aq) + Na2SO4(aq) (hijau)
NiSO4(aq) + 2NaCl(aq) →NiCl2(aq) + Na2SO4(aq) (hijau)

6. MnO2(aq) + 4NaOH(aq) →Mn(OH)4(s) + 2Na2O(aq) ↓ coklat


MnO2(aq) + 4NH4Cl(aq)→MnCl4(s) + (NH4)4O2(aq) ↓ hitam
MnO2(aq) + EDTA(aq)→Mn[EDTA] (s) + O2(aq) ↓ hitam
MnO2(aq) + 4NH4OH(aq)→Mn(OH)4(s) + (NH4)4O2(aq) ↓ hitam
MnO2(aq) + 2Na2CO3(aq)→Mn(CO3)2(s) + 2Na2O(aq) ↓ hitam
MnO2(aq) + 2Na2SO4(aq)→Mn(SO4)2(s) + 2Na2O(aq) ↓ coklat
MnO2(aq) + 4NaCl(aq)→MnCl4(s) + 2Na2O(aq) ↓ hitam

7. Bi(NO3)3(aq) + 3NaOH(aq)→Bi(OH)3(aq) + 3NaNO3(aq) (tidakberwarna)


Bi(NO3)3(aq) + 3NH4Cl(aq)→Bi(Cl)3(aq) + 3NH4NO3(aq) (tidak berwarna)
Bi(NO3)3(aq) + EDTA(aq)→Bi[EDTA] (aq)+ 3NO3-(aq) (tidak berwarna)
Bi(NO3) (aq) + 3NH4OH(aq) →Bi(OH)3(aq)+ 3NH4NO3(aq) (tidak berwarna)
Bi(NO3)3(aq) + 3Na2CO3(aq)→Bi2(CO3)3 (aq)+ 6NaNO3(aq) (tidak berwarna)
Bi(NO3)3(aq) + 3Na2SO4(aq) →Bi2(SO4)3 (aq)+ 6NaNO3(aq) (tidak berwarna)
Bi(NO3)3(aq) + 3NaCl(aq)→Bi(Cl)3 (aq)+ 3NaNO3(aq) (tidak berwarna)
8. K2CrO4 (aq)+ 2NaOH(aq)→2KOH(aq) + Na2CrO4(aq) (kuning)
K2CrO4(aq) + 2NH4Cl(aq)→2KCl(aq) + (NH4)2CrO4(aq) (jingga)
K2CrO4(aq) + EDTA(aq)→K2[EDTA] (aq) + CrO42-(aq) (jingga)
K2CrO4(aq) + 2NH4OH(aq)→2KOH(aq) + (NH4)2CrO4(aq) (kuning)
K2CrO4(aq) + Na2CO3(aq)→K2CO3(aq) + Na2CrO4(aq) (jingga)
K2CrO4(aq) + Na2SO4(aq)→K2SO4(aq) + Na2CrO4(aq) (jingga)
K2CrO4(aq) + 2NaCl(aq)→2KCl(aq) + Na2CrO4(aq) (jingga)
9. 2NaOH(aq) + I2(aq) → 2NaI(aq) + 2OH-(aq) (kuning)

2NH4Cl(aq) + I2(aq) → 2NH4I(aq) + Cl2(g) (kuning)

EDTA(aq) + I2(aq) → [EDTA]I2(aq) (kuning)

2NH4OH(aq) + I2(aq) → 2NH4I(aq) + 2OH(aq) (abu-abu)

Na2CO3(aq) + I2(aq) → 2NaI(aq) + CO32-(aq) (bening)

Na2SO4(aq) + I2(aq) → 2NaI(aq) + SO42-(aq) (kekuningan)

2NaCl(aq) + I2(aq) → 2NaI(aq) + Cl2(g) (kekuningan)

10. 2NaOH(aq) + Co(NO3)2(aq) → Co(OH)2(aq) + 2NaNO3(aq) (hijau pekat)

2NH4Cl(aq) + Co(NO3)2(aq) → CoCl2(aq) + 2NH4NO3(aq) (merah)

EDTA(aq) + Co(NO3)2(aq) → Co[EDTA](aq) + 2NO3- (aq) (merah)

2NH4OH(aq) + Co(NO3)2(aq) → Co(OH)2(aq) + 2NH4NO3(aq) (hijau pekat)


Na2CO3(aq) + Co(NO3)2(aq) → CoCO3(aq) + 2NaNO3(aq) (endapan ungu)

Na2SO4(aq) + Co(NO3)2(aq) → CoSO4(aq) + 2NaNO3(aq) (merah)

2NaCl(aq) + Co(NO3)2(aq) → CoCl2(aq) + 2NaNO3(aq) (merah)

11. NaOH(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + NaOH(aq) (bening)

NH4Cl(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + NH4Cl(aq) (bening)

EDTA(aq) + NaSiO2(aq) → Na[EDTA](aq) + SiO2- (aq) (bening)

NH4OH(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + NH4OH(aq) (bening)

Na2CO3(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + Na2CO3(aq) (bening)

Na2SO4(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + Na2SO4(aq) (bening)

NaCl(aq) + NaSiO2(aq) → NaSiO2(aq) + NaCl(aq) (bening)

12. 3NaOH(l) + Al3+ (l) → Al(OH)3(aq) + 3Na+ (aq) (bening)

3NH4Cl(aq) + Al3+ (aq) → AlCl3(aq) + 3NH4+ (aq) (endapan abu)

EDTA(aq) + Al3+ (aq) → Al[EDTA](aq) (endapan abu)

3NH4OH(aq) + Al3+ (aq) → Al(OH)3(aq) + 3NH4+(aq) (endapan abu)

Na2CO3(aq) + 2Al3+ (aq) → Al2(CO3)3(aq) + 6Na+(aq) (endapan abu)

Na2SO4(aq) + 2Al3+ (aq) → Al2(SO4)3(aq) + 6Na+(aq) (endapan abu)

3NaCl(aq) + Al3+ (aq) → AlCl3(aq) + 3Na+(aq) (endapan abu)

13. NaOH(aq) + NH4Cl(aq) → NH4OH(aq) + NaCl(aq) (bening)

NH4Cl(aq) + NH4Cl(aq) → 2NH4Cl(aq) (bening)

EDTA(aq) + NH4Cl(aq) → NH4[EDTA](aq) + Cl- (aq) (bening)

NH4OH(aq) + NH4Cl(aq) → NH4Cl(aq) + NH4OH(aq) (bening)

Na2CO3(aq) + 2NH4Cl(aq) → (NH4)2CO3(aq) + 2NaCl (aq) (bening)


Na2SO4(aq) + 2NH4Cl(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2NaCl (aq) (bening)

NaCl(aq) + NH4Cl(aq) → NH4Cl(aq) + NaCl(aq) (bening)

14. 2NaOH(aq) + Zn2+ (aq) → Zn(OH)2(aq) + 2Na+ (aq) (putih)

2NH4Cl(aq) + Zn2+ (aq) → ZnCl2(aq) + 2NH4+ (aq) (putih)

EDTA(aq) + Zn2+ (aq) → Zn[EDTA](aq) (putih)

2NH4OH(aq) + Zn2+ (aq) → Zn(OH)2(aq) + 2NH4+(aq) (putih)

Na2CO3(aq) + Zn2+ (aq) → ZnCO3(aq) + 2Na+ (aq) (putih)

Na2SO4(aq) + Zn2+ (aq) → ZnSO4(aq) + 2Na+ (aq) (putih)

2NaCl(aq) + Zn2+ (aq) → ZnCl2(aq) + 2Na+ (aq) (putih)

15. NaOH(aq) + NaCl(aq) → NaOH(aq) + NaCl(aq) (bening)

NH4Cl(aq) + NaCl(aq) → NH4Cl(aq) + NaCl(aq) (bening)

EDTA(aq) + NaCl(aq) → Na[EDTA](aq) + Cl- (aq) (bening)

NH4OH(aq) + NaCl(aq) → NH4Cl(aq) + NaOH(aq) (bening)

Na2CO3(aq) + NaCl(aq) → Na2CO3(aq) + NaCl(aq) (bening)

Na2SO4(aq) + NaCl(aq) → Na2SO4(aq) + NaCl(aq) (bening)

NaCl(aq) + NaCl(aq) → 2NaCl(aq) (bening)

16. 2NaOH(aq) + Ba(NO3)2(aq) → Ba(OH)2(aq) + 2NaNO3(aq) (putih)

2NH4Cl(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaCl2(aq) + 2NH4NO3(aq) (putih)

EDTA(aq) + Ba(NO3)2(aq) → Ba[EDTA](aq) + 2NO3- (aq) (putih)

2NH4OH(aq) + Ba(NO3)2(aq) → Ba(OH)2(aq) + 2NH4NO3(aq) (putih)

Na2CO3(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaCO3(s) + 2NaNO3(l)) (bening)

Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaSO4(aq) + 2NaNO3(aq) (bening)

2NaCl(aq) + Ba(NO3)2(aq) → BaCl2(aq) + 2NaNO3(aq) (bening)

17. NaOH(aq) +KNO3 (aq) → KOH(aq) + NaNO3(aq) (bening)


NH4Cl(aq) + KNO3 (aq) → KCl2(aq) + NH4NO3(aq) (bening)

EDTA(aq) + KNO3 (aq) → K[EDTA](aq) + NO3- (aq) (bening)

NH4OH(aq) + KNO3(aq) → KOH(aq) + NH4NO3(aq) (bening)

Na2CO3(aq) + 2KNO3(aq) → K2CO3(aq) + 2NaNO3(aq) (bening)

Na2SO4(aq) + 2KNO3(aq) → K2SO4(aq) + 2NaNO3(aq) (bening)

NaCl(aq) + KNO3(aq) → KCl2(aq) + NaNO3(aq) (bening)

18. 2NaOH(aq) + BaCl2(l) → Ba(OH)2(l) + 2NaCl(l) (bening)

2NH4Cl(aq) + BaCl2(l)) → BaCl2(l) + 2NH4Cl(l) (bening)

EDTA(aq) + BaCl2(l) → Ba[EDTA](l) + Cl2 (aq) (bening)

2NH4OH(aq) + BaCl2(l) → Co(OH)2(l) + 2NH4Cl(l) (bening)

Na2CO3(aq) + BaCl2(l) → BaCO3(s) + 2NaCl(l)) (bening)

Na2SO4(aq) + BaCl2(l) → BaSO4(l) + 2NaCl(l)) (bening)

2NaCl(aq) + BaCl2(l) → 2NaCl(l) + BaCl2(l) (bening)

Uji kelarutan

3I2(s) + 2HNO3(aq) + 6HCl(aq) → 6ICl + 2NO +4H2O (Larut)

Co(NO3)3(s) + H2O(l) → Co3+(aq) + 3NO3-(aq) (Larut)

3NaSiO2(s) + 2HNO3(aq) + 6HCl(aq) → 6NaCl + 2NO +3HSiO2 + 4H2O (Larut)

3Zn2+(s) + 2HNO3(aq) + 6HCl(aq) → 3ZnCl2 + 2NO +4H2O (Larut)

BaCl2(s) + H2O(l) → Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) (Larut)

KNO3(s) + H2O(l) → K+(aq) + NO3-(aq) (Larut)

NaCl(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq) (Larut)

NH4Cl(s) + H2O(l) → NH4+(aq) + Cl-(aq) (Larut)

Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(l) + H+(aq) (Larut)

DOKUMENTASI
Uji kemagnetan Hasil uji reaksi NaF
3.1. Hasil uji reaksi Ba(NO₃)₂

4.1. hasil uji reaksi iodine Hasil uji reaksi Cu Cu netral

Hasil uji reaksi bismut 2.1. sampel Hasil uji reaksi Co


Hasil uji reaksi Hasil uji reaksi MnO₂ 3.1. alat
NiSO₄

Uji kelarutan Al Uji kelarutan Co Uji kelarutan NiSO₄ Uji kelarutan Cu


Netralisasi bismut Uji kelarutan NaF

Anda mungkin juga menyukai