Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)
Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Mengenal golongan dan periode sunsur secara langsung
b. Mengidentifikasi unsur golongan dalam sampel
c. Mengidentifikasi sifat-sifat magnet dan listrik dari zat uji
Unsur adalah satuan terkecil dari partikel ion atau molekul dimana tidak dapat lagi
diuraikan menjadi partikel yang lebih sederhana oleh reaksi kimia. Unsur terdiri atas atom
atom yang bernomot atom sama. Contohnya besi (Fe), alumunium (Al), boron (B) adalah
unsur.Sedangkan golongan adalah kolom-kolom vertikal pada system periodik unsur, jumlah
golongan ada 8 dan unsur golongan mempunyai kesamaan sifat fisik dan kimia tertentu.
(Tarmizi, 1993).
Unsur yang paling sederhana dan tak dapat diuraikan lagi dengan cara kimia biasa. Kini
ada kurang lebih 110 unsur yang telah dikenal (94 unsur yang telah ditemukan dialam dan
sisanya merupakan unsur buatan).Pada awalnya unsur-unsur dikelompokkan secara sistematis
disajikan dalam bentuk table periodik unsur. Hampir semua unsur berwujud padat dengan
rumus kimia sama dengan lambang atomnya. Dan ada sedikit unsur yang memiliki rumus
kimia yang khas (dikenal dengan unsur mono atom, unsur diatom dan seterusnya).Begitu juga
hanya ada beberapa unsur yang berwujud cair atau gas.
Deretan unsur tabel priodik unsur berupa kolom-kolom kecil (disebut juga dengan deret
tegak) dibedakan sebagai golongan utama (golongan A) dan golongan transisi (golongan B).
umumnya sifat unsur segolongannya baik sifat fisik maupun kimianya mirip satu sama lain
kecuali untuk golongan transisi (golongan B), kesamaan sifat ini harus jelas (Mulyono,
2007).
Logam Alkali
Sekelompok unsur logam yang meliputi Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.Ditempatkan pada
tabel periodik unsur sebagai unsur golongan 1A. Umumnya pada tabel periodik merupakan
logam padat yang lunak ( dapat diiris dengan pisau) dan berwarna abu-abu (keperakan).
Logam paling elektropositif dan sangat reaktif membentuk ion monopositif (+1).
Logam Alkali Tanah
Kelompok unsur logam yang meliputi Be, Mg, Ca, Sr, Ba dan Ra di tempatkan dalam
tabel periodik unsur golongan IIA. Umumnya merupakan logam berwarna putih
keabuan.Logam sangan elektropositif dan sangat reaktif (hanya lebih lemah dari logam
alkali). Membentuk ion positif (+2); senyawanya (Oksida, basa, dan garam) hamper semua
serupa dengan logam alkali.
Logam Transisi.
Kolom 3 sampai 12 pada tabel periodik biasanya berkumpul dalam suatu kelompok
utama disebut logam transisi.Unsur-unsur ini menunjukkan peralihan secara berangsur-
angsur kualitas dari golongan yang berbeda diujung kiri dan kolom tabel periodik. Unsur
unsur yang ada dibawah bagian bagian tengah mempunyai sifat dan struktur yang sama.
Sebagian memiliki titik didih yang tinggi dan lain lain.
Golongan Boron
Kolom 13 pada tabel periodik terdiri atas empat golongan logam putih keperakan :
Alumunium (Al), Galium ( Ga), Indium (In), Talium (Ti), dibawah metalloid hitam boron
(B). sebelum mereka dipisahkan dengan metode kimia modern, tidak satupun dari unsur-
unsur ini diketahui keadaan asalnya.
Golongan Karbon
Kelima anggota kelompok karbon kolom 14 pada tabel periodik terdiri atas karbon (C),
silikon (Si), Germanium (Ge), timah (Sn), dan Plambum (Pb). Dibandingkan dengan
golongan lain, kelompok karbon menempati posisi tengah dalam sifat sifat kimia.
Golongan Nitrogen
Golongan nitrogen (kolom 15) terdiri dari dua non-logam.Nitrogen dan fosfor.arsenik
dan antimonium serta bismuth. Walaupun kelima unsur ini jelas berbeda satu sama lain dalam
berbagai hal, mereka juga dibagi sifat golongan berdasarkan kemiripan struktur atom yang
sama.
Golongan Halogen
Golongan halogen (kolom 17) terdiri atas fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), dan
iodine (I) serta astatine (As).Non-logam yang sangat jarang.Golongan yang paling reaktif
dalam tabel periodik.
Golongan gas mulia
Diusung paling kanan tabel periodik ada satu kolom tertentu berisi enam unsur yang
perbedaan golongannya terpusat pada sifat-sifat yang mereka punya.Mereka tidak berwarna.
Mereka adalah helium (He), Neon (Ne), argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (xe), dan Radon
(Rn).
Unsur halogen mempunyai elektron valensi ns2np5 dan secar alamiah berbentuk
molekul diatomic.Karena itu unsur halogen cenderung untuk berbentuk ion negatif bermuatan
satu dan hanya membutuhkan satu tambahan elektron untuk membentuk konfigurasi yang
stabil seperti gas mulia.Ion negatif pada unsur halogen disebut sebagai ion halida.Garam yang
terbentuk dari reaksi unsur-unsur halogen disebut garam halida (Isna, 2012).
Gejala magnetik di dalam zat kimia dapat timbal balik dari elektron maupundari
neutron akan tetapi efek magnetik yang ditimbulkan elektron kurang dari 10 Kali lebih besar
dari neutron. Elektron pada hakikatnya dapat dianggap sebagai suatu magnet unsur bila
menggambarkan elektron sebagai bola keras bermuatn negatif yang mengisi (spin) pada
sumbunya. Gerak pertama menyebabkan momen spin elektron dan kedua menyebabkan
momen paramagnetic yang ditemukan pada ion atau logam tertentu (Wilkinson, 1989).
Sifat magnetik suatu zat apakah terdiri atas atom, ion, atau molekul ditentukan oleh
struktur elektromagnetiknya. Ada tiga macam interaksi antara zat dan medan magnet, yaitu
diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Banyak unsur transisidan senyawa bersifat
paramagnetik. Hal ini disebabkan adanya elektron yang tidak berpasangan. Perkiraan momen
magnetic yang disebabkan oleh spin elektron tidak berpasangan. Perkiraan momen magnetic
yang disebabkan oleh spin elektron tidak berpasangan, dalam Bohr Magneton Semakin
banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan, makin besar sifat paramagnetiknya (Hiskia,
1992).
Preparasi sampel dapat dilakukan dengan cara memilih terlebih dahulu pelarut yang
cocok untuk sampel tersebut. Sampel anorganik biasanya dilarutkan menggunakan air, air
panas, HCl 2M, HCl 2M panas, HCl pekat, HCl pekat panas, HNO 3 2M, HNO3 2M panas,
HNO3 pekat, HNO3 pekat panas, dan Aquaregia (Air Raja). Identifikasi sampel awal dapat
dilakukan dari bentuk atau sifat fisik sampel tersebut. Rupa dari zat dapat diperhatikan secara
seksama jika perlu kita dapat menggunakan lensa atau mikroskop. Rupa zat tersebut bisa
kristal atau serbuk. Sedangkan wujud zat tersebut bisa padat, cair, atau gas. Bau khas dari
suatu zat salah satu identifikasi yang dapat membantu juga. Warna zat pun berpengaruh pada
suatu senyawa. Warna larutan yang diperoleh ketika zat dilarutkan dalam air atau dalam asam
encer, karena ini dapat memberikan keterangan berharga. Beberapa senyawa yang memiliki
warna khas . (Vogel,
BAB II
METODE PENELITIAN
Diagram Alir
Benang jahit
Hasil
Sampel bahan
Hasil
Uji magnetik
Setiap sampel dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah diikat dengan benang dan
digantung pada statif kemudian sampel didekatkan dengan magnet. Amati perubahan atau
gaya tarik yang terjadi.
Uji kelarutan
Pada sertiap sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dengan jumlah sekitar ujung
spatula, kemudian di uji kelarutannya dengan urutan, H2O dingin, H2O panas, HCl encer, HCl
pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat dan terakhir Air raja yaitu percampuran antara HCl dengan
HNO3 dengan perbandingan 3:1. Pengujian dihentikan saat sampel telah larut
Uji reaksi
Pada uji reaksi ini setiap sample yang telah larut diuji menggunakan penguji spesifik
untuk mengindentifikasi golongan mana sampel itu termaksud. Beberapa penguji spesifiknya
yaitu NaOH, NH4Cl, EDTA, NH4OH, Na2CO3, Na2SO4, dan NaCl. Faktor yang diamati
adalah kualitatif atau perubahan reaksinya baik berupa bentuk, warna, dan bau. Setiap sampel
diletakan masing-masing sebanyak 2 tetes ke plat tetes kemudian direaksikan dengan penguji
spesifik sebanyak 2 tetes.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji magnet
No Unsur A B C No Unsur A B C
10. Logam Cu √ 10. Co(NO3)2 √
Keterangan ;
A = Diamagnetik
B = Paramagnetik
C = Feromagnetik
Uji kelarutan
Kelarutan Perubahan
Perubahan
No Unsur Seteleh
1 2 3 4 5 6 7 Larutan
penetralan
1. Lar. Hijau ↓ Biru, lar.
Logam Cu - - - - - - √
Pekat Bening
2. Lar. tidak Lar. Tidak
NaF √ - - - - - -
berwarna berwarna
3. Padatan Padatan
Karbon Aktif × × × × × × ×
Hitam Hitam
4. Lar. Tidak Lar. Tidak
Na3PO4 - √ - - - - -
berwarna berwarna
5. Lar. Hijau Lar. Hijau
NiSO4 √ - - - - - -
encer encer
6. Lar. Hitam Lar. Hitam
MnO2 - - - √ - - -
pekat pekat
7. Lar. Tidak Lar. Putih
Bi(NO3)3 - - - - - √ -
berwarna keruh
8. K2CrO4 √ - - - - - - Lar. kuning Lar. Kuning
9. Lar. Kuning Lar. Kuning
Iodide - - - - - - √
kehitaman kehijauan
10. Lar. Merah Lar. Merah
Co(NO3)2 √ - - - - - -
encer pekat
11. Padatan Paadatan
Silika Gel × × × × × × ×
kuning kuning
12. Lar. Abu2 dan Padatan abu-
Serbuk Al - - - √ - - -
bergelembung abu
13. Lar. Tidak Lar. Tidak
NH4Cl √ - - - - - -
berwarna berwarna
14. Lar. Bening, Lar. Bening,
Logam Zn - - - - - - √
↑kuning ↓ Abu-abu
15. Lar. Tidak Lar. Tidak
NaCl √ - - - - - -
berwarna berwarna
16. Lar. Tidak Lar. bening
Ba(NO3)2 - - - - - - √
berwarna ↓ Putih
17. Lar. Tidak Lar. Tidak
KNO3 √ - - - - - -
berwarna berwarna
18. Lar. Tidak Lar. Tidak
BaCl2 √ - - - - - -
berwarna berwarna
Keterangan :
1 2 3 4 5 6 7
H2O H2O HCl HCl HNO3 HNO3 Air
dingin panas encer pekat encer pekat Raja
Keterangan :
↑ = uap/gas
↓ = endapan
Lar. = larutan
3.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini memliki tujuan untuk mengidentifikasi golongan dalam
sampel unsur dan mencari sifat-sifat magnet dan didapatkan bahwa pada sampel Logam Cu,
Bi(NO3)3, Silika Gel, Logam Zn, dan KNO3 bersifat diamagnetik dimana bahan diamagnetik
adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol,
tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989) bahan diamagnetik tidak
mempunyai momen dipol magnet permanen. jika bahan diamagnetik diberi medan magnet
luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga
menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan. Kemudian pada
sampel NaF, Serbuk Al, Na3PO4, MnO2, NaCl, Ba(NO3)2, K2CrO4 ,NH4Cl dan BaCl2 didapati
sifat paramagnetik Semua senyawa dengan momen magentik permanen menunjukkan sifat
paramagnetik normal. bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis
masing-masing atom molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh
atom molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan karena
gerakan atomis molekul acak, sehingga resultan medan magnet atomis masing-masing atom
saling meniadakan. Kebanyakan dari unsur-unsur dan senyawa logam transisi bersifat
paramagnetik (tertarik oleh medan magnet) dan bukan bersifat diamagnetik (tidak tertarik
oleh medan magnet). Dan terakhir pada sampel Co(NO3)2, Karbon Aktif, NiSO4, dan Iodide
menunjukan sifat feromagnetik diamna Feromagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai
suseptibilitas magnetik positif, yang sangat tinggi atau bahan yang mempunyai momen
magnetik. Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga atom mereka
memiliki momen magnet bersih.
Selanjutnya pada uji kelarutan sampel NaF, NiSO4, K2CrO4, Co(NO3)2, NH4Cl, NaCl,
KNO3dan BaCl2 memiliki tinggkat kelarutan yang tinggi karena mereka mudah larut dalam
pearut H2O, hal ini dikarenakan smapel diatas merupakan senyawa polar dan air juga
senyawa polar Karena Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar,
perbedaan ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen (dipol permanent).
Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent dan dilanjutkan dengan Na 3PO4
yang membutuhkan energi panas untuk larut dalam pelarut air, sedangkan sampel MnO 2,
Bi(NO3)3, Serbuk Al hanya dapat larut pada pelarut asam dan Logam Cu, Iodide, Logam Zn,
Ba(NO3)2 membutuhkan pelarut air raja , hal ini menggolongkan bahwa senyawa diatas
merupakan senyawa yang sukar larut, terakhir ada karbon aktif dan silika yang tidak dpat
larut dalam pelarut apapun, menurut teori karbon dapat larut dalam etanol karena kabron
merupakan senyawa organik sendangkan pelarut yang digunakan adlah pelarut untuk
senyawa anorganik, dan pada silika menutrut teori dapat larut dalam asam florida HF hal ini
sama seperti karbon.
Terakhir pada uji reaksi dengan penguji spesifik yaitu NaOH, NH4Cl, EDTA,
NH4OH, Na2CO3, Na2SO4, dan NaCl. Beberapa senyawa tidak terjadi perubahan warna
maupun endapan seperti senyawa NaF, Na3PO4, NH4Cl, NaCl dan KNO3 hal ini dikarenakan
Na+, K+, NH4+ merupakan kation golongan V yang ditandai dengan tidak terbentuknya
endapan pada penambahan penguji spesifik. Pada sampel Cu, MnO 2, NiSO4, Co(NO3)2 dan
Zn membentuk endapan pada penambahan penguji NaOH dan Na2CO3 dimana Zn2+, Co2+,
Ni2+ dan Mn2+ adalah golongan IIIB sedangkan Cu2+ adalah kation golongan IIA. Sampel
Ba(NO3)2, BaCl2 membentuk endapan pada penguji Na2SO4 karena Ba2+ merupakan kation
golongan IV. Sedangakan untuk Iodine yang merukapan golongan anion tidak mengalami
pengendapan maupun perubahan kimia lainya. Dan silika juga karbon tidak dapat
teridentifikasi karena merupakan senyawa organik. Semua hasil ini hasil rujukan dari teori
(vogel 1985)
BAB IV
KESIMPULAN
Didapat kesimpulan :
Logam Cu, Bi(NO3)3, Silika Gel, Logam Zn, dan KNO3 bersifat diamagnetik, NaF,
Serbuk Al, Na3PO4, MnO2, NaCl, Ba(NO3)2, K2CrO4 ,NH4Cl dan BaCl2 didapati sifat
paramagnetik, Karbon Aktif, NiSO4, dan Iodide menunjukan sifat feromagnetik
NaF, NiSO4, K2CrO4, Co(NO3)2, NH4Cl, NaCl, KNO3dan BaCl2 memiliki tinggkat
kelarutan tinggi, MnO2, Bi(NO3)3, Serbuk Al hanya dapat larut pada pelarut asam dan
Logam Cu, Iodide, Logam Zn, Ba(NO 3)2 membutuhkan pelarut air raja, karbon aktif
dan silika yang tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
Na+, K+, NH4+ merupakan kation golongan V, Zn2+, Co2+, Ni2+ dan Mn2+ adalah
golongan IIIB sedangkan Cu2+ adalah kation golongan IIA, Ba2+ merupakan kation
golongan IV, I- golongan anion halida dan Silika juga karbon termaksud senyawa
organik
DAFTAR PUSTAKA
REAKSI – REAKSI
Uji kelarutan
1. NiSO4(s) + H2O(l) → Ni+(aq) + SO4-(aq)
2. MnO2(s) + H2O(l)→Mn 2+(aq) + O2(g)
MnO2(s) + HCl(aq) →MnCl2(aq) + H2O(l) + Cl2(aq)
3. Bi(NO)3(s) + H2O(l) →Bi2+(aq) + 3NO3-(aq)
Bi(NO)3 (s)+ HCl(aq)→BiCl3(aq) + 3HNO3(aq)
Bi(NO)3(s)+ HNO3(aq)→Bi(NO3)3 + 3HNO3 (aq)
Bi(NO)3(s) + 3HCl (aq)+ 2HNO3(aq) →BiCl3(aq) + 3HNO3(aq)
4. Al3+(s) + H2O(l)→Al3+(g) + H2O(l)
Al3+(s) + HCl(aq)→AlCl3(aq) + 3H+(g)
5. NH4Cl(s) + H2O(l)→NH4+(aq) + Cl-
6. Zn2+(s) + H2O(l)→Zn2+(aq) + H2O(l)
Zn2+(s) + HCl(aq)→Zn2+ (aq)+ HCl(aq)
Zn2+(s) + HNO3(aq) →Zn2+ (aq)+ HNO3(aq)
7. NaCl(s) + H2O(l)→Na+(aq) + Cl-(aq)
8. 3I2(s) + 2HNO3(aq) + 6HCl(aq)→6ICl(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
Uji reaksi
1. Cu(aq) + NaOH(aq)→Cu(OH)2 + Na+(aq) ↓ biru
Cu(aq) + 2NH4Cl(aq)→CuCl2 + NH4+ (aq) ↓ hijau
Cu(aq) + EDTA(aq)→Cu[EDTA] ↓ hijau
Cu(aq) + 2NH4OH(aq)→Cu(OH)2 + NH4+(aq) (biru tua)
Cu(aq) + Na2CO3(aq)→CuCO3 + 2Na+ (biru)
Cu(aq) + Na2SO4(aq) →CuSO4 + 2Na+ ↓ hijau
Cu(aq) + 2NaCl(aq) →CuCl2 + 2Na+ ↓ hijau
Uji kelarutan
DOKUMENTASI
Uji kemagnetan Hasil uji reaksi NaF
3.1. Hasil uji reaksi Ba(NO₃)₂