Anda di halaman 1dari 5

Shafira Nurhasanah (1137040064)

Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan uji kemagnetan dari suatu senyawa dalam bentuk
padatan dan larutannya. Sifat magnetik suatu zat terdiri atas atom, ion, atau molekul
ditentukan oleh struktur elektromagnetiknya. Berdasarkan teori, sifat kemagnetan suatu
senyawa dibagi menjadi 3 sesuai dengan kemampuannya ditarik oleh suatu magnet yaitu:
a. Ferromagnetik
Ferromagnetik adalah senyawa-senyawa yang mampu ditarik sangat kuat oleh suatu
magnet.
b. Paramagnetik
Paramagnetik adalah senyawa-senyawa yang mampu ditarik oleh suatu magnet.
c. Diamagenetik
Diamagnetik adalah senyawa-senyawa yang ditolak oleh medan magnet.
Banyak unsur transisi dan senyawa bersifat paramagnetik. Secara teori, sifat
kemagnetan ini dipengaruhi oleh banyaknya elektron dan pengisian elektron pada orbitalorbital yang ada. Semakin banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan, makin besar sifat
paramagnetiknya. Pada uji ini setiap padatan senyawa dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan digantung menggunakan benang pada statif lalu didekatkan dengan magnet untuk melihat
apakah senyawa tersebut dapat ditarik leh magnet atau tidak, kemudian senyawa tersebut
dilarukan dan kembali didekatkan dengan magnet untuk menguji kemagnetannya kembali
dalam bentuk larutan. Ada beberapa sifat paramagnetik, yaitu:

Pada senyawa yang bersifat paramagnetik, elektron yang tidak berpasangan tereksitasi
secara acak dan tidak saling mempengaruhi elektron tetangganya
Adanya medan magnet eksternal dapat menyebabkan perubahan orientasi elektronelektron yang berpasangan tersebut
Sifat magnet yang dimilikinya merupakan sifat magnet yang sementara dan kekuatannya
dipengaruhi oleh medan magnet eksternal

K+ pada KI dan KCl , Ca2+ pada CaCO3, Na+ pada NaOH, NaCl, Na2SO4, Na2CO3, dan
Na3PO4, Ba2+ pada Ba(OH)2, Pb2+ pada PbSO4, dan NH4+ pada NH4OH bersifat diamagnetik
karena semua orbital terisi penuh dan senyawa tersebut tidak berinteraksi dengan medan
magnet eksternal, tetapi Mg2+ pada MgCl2 seharusnya bersifat diamagnetik karena semua
orbital terisi penuh dan senyawa tersebut tidak berinteraksi dengan medan magnet eksternal
sedangkan hasil dari percobaan padatan MgCl2 dapat ditarik oleh magnet yang menandakan
senyawa tersebut bersifat paramagnetik. Sedangkan Ni2+ pada NiSO4, Cu2+ pada CuCl2, Mn2+
pada MnSO4, Al2+ pada Al2SO4, dan Zn seharusnya bersifat paramagnetik karena memiliki
elektron yang tidak berpasangan dan elektron tersebut bergerak mengelilingi inti atom, tetapi
pada percobaan kali ini padatannya tidak dapat ditarik oleh magnet begitu pula larutannya.
Hal tersebut mungkin disebabkan karena magnet yang digunakan terlalu kecil dan terhalang
kaca tabung reaksi sehingga senyawa tersebut baik padatan maupun larutannya tidak dapat

ditarik oleh magnet. Untuk mengetahui kemagnetan suatu senyawa selain dengan cara
manual menggunakan magnet yang didekatkan kepada senyawa, dapat juga dilakukan dengan
alat Magnetic Suceptibility Balance (MSB) supaya didapatkan hasil yang lebih baik dan lebih
akurat.
Percobaan berikutnya adalah uji kelarutan yang bertujuan untuk mengidentifikasi
tingkat kelarutan sampel padatan dan larutan dimana padatan-padatan tersebut dilarutkan
dengan menambahkan pelarut yang berbeda, yaitu dengan pelarut aquades, aquades panas,
HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat dan aquaregia. Hal tersebut karena tingkat
kelarutan setiap zat berbeda. Padatan NaCl, NaOH, MgCl2, KCl, dan KI dapat larut dalam air
karena padatan tersebut memiliki kelarutan yang tinggi. Na 2SO4, Ni2SO4, dan Na3PO4 dapat
larut dalam aquades panas. CaCO3, Ba(OH)2, dan MnSO4 dapat larut dalam HCl pekat. Zn
dapat larut dalam HNO3 pekat. PbSO4 dapat larut dalam aquaregia, tetapi EDTA tidak dapat
larut dalam seluruh pelarut yang ditambahkan sehingga harus dilakukan sentrifuge agar
seluruh padatannya dapat larut.
a) NaOH
Padatannya berwarna putih dan larut dalam aquades karena NaOH sangat larut dalam air
dan akan membentuk larutan alkali yang kuat ketika dilarutkan di dalam air. Unsur yang
diuji kelarutannya adalah Natrium. Persamaan reaksinya:
NaOH + H2O Na+ + OHb) MgCl2
Padatannya berwarna putih dan merupakan logam kuat yang dapat larut dalam aquades.
Unsur yang diuji kelarutannya adalah Magnesium. Persamaan reaksinya:
MgCl + H2O Mg+ + Clc) PbSO4
Padatannya berwarna putih dan dapat larut dalam aquaregia. Unsur yang diuji
kelarutannya adalah timbal. Persamaan reaksinya:
PbSO4 + H2O Pb2+ + SO42d) CaCO3
Padatannya berwarna putih dan dapat larut dalam HCl pekat. Unsur yang diuji
kelarutannya adalah tembaga. Persamaan reaksinya:
CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO32CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2CO3
e) NiSO4
Padatannya berwarna putih dan dapat larut dalam aquades panas. Panas yang dibutuhkan
untuk mengatasi daya tarik di antara ion-ion yang juga besar. Unsur yang diuji
kelarutannya adalah nikel. Persamaan reaksinya:
NiSO4 + H2O Ni2+ + SO42Pada reaksi yang terjadi pada senyawa kompleks, struktur dimana kation logam
dikelilingi oleh dua anion atau molekul netral yang disebut ligan, diantara ion pusat dengan
ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi dimana ligan sebagai basa Lewis. Pada ion Mg 2+, Pb2+,
dan Al2+ larutan berwarna putih keruh karena ketiganya merupakan unsur transisi yang
umumnya berwarna. Hal tersebut disebabkan perpindahan elektron yang terjadi pada
pengisisan subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak, tetapi larutan Zn tidak berwarna.
Tingkat energi elektron pada unsur transisi yang hampir sama dapat menyebabkan timbulnya

warna pada ion-ion logam transisi, hal tersebut terjadi karena elektron dapat bergerak ke
tingkat yang lebih tinggi dengan mengadsorpsi sinar tampak.
Percobaan berikutnya adalah uji penambahan reagen yang bertujuan untuk
mengetahui reaksi yang terjadi saat suatu larutan ditambahkan beberapa reagen yang berbeda.
Sebelum ditambahkan reagen-reagen, larutan sampel harus dinetralkan terlebih dahulu hingga
pH = 6-8 dengan cara menambahkan larutan NaOH atau HCl hingga larutan netral. Sampel
dibagi ke dalam 7 tabung reaksi dan secara berurutan tabung 1-7 ditambhakan reagen
Na3PO4, NH4Cl, Na2SO4, EDTA, NaOH, Na2S, dan NaCl. Pada sampel Na2SO4, NaOH, KI,
NaCl, KCl, dan Na3PO4 seluruh penambahan reagen memberikan hasil negatif (tidak
terbentuk endapan) dan tidak terjadi perubahan apapun. Sampel CaCO 3 pada tabung reaksi 1,
2, 3, 5, dan 6 memberikan hasil positif dengan terbentuknya endapan. Sampel NiSO 4 pada
tabung reaksi 1 dan 5 terbentuk endapan, pada tabung reaksi 2 terbentuk endapan putih, dan
pada tabung reaksi 6 terbentuk endapan hitam dan warna larutan pun menjadi hitam. Sampel
MnSO4 pada tabung reaksi 5 dan 6 memberikan hasil positif dengan terbentuknya endapan.
Sampel Zn pada tabung reaksi 6 memberikan hasil positif dengan terbentuknya endapan.
Sampel MgCl2 pada tabung reaksi 1, 2, dan 6 memberikan hasil positif dengan terbentuknya
endapan. Sampel Ba(OH)2 pada tabung reaksi 1, 3, 5, dan 6 memberikan hasil positif dengan
terbentuknya endapan. Sampel Pb(SO4)3 pada tabung reaksi 6 memberikan hasil positif
dengan terbentuknya endapan. Sampel Al2(SO4)3 pada tabung reaksi 1 memberikan hasil
positif dengan terbentuknya endapan. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua sampel dapat
bereaksi dengan reagen-reagen yang ditambahkan karenatidak semua penambahan reagen
memberikan hasil yang positif.

Kesimpulan

K+ pada KI dan KCl , Ca2+ pada CaCO3, Na+ pada NaOH, NaCl, Na2SO4, Na2CO3, dan
Na3PO4, Ba2+ pada Ba(OH)2, Pb2+ pada PbSO4, dan NH4+ pada NH4OH bersifat
diamagnetik karena semua orbital terisi penuh, sedangkan Ni2+ pada NiSO4, Cu2+ pada
CuCl2, Mn2+ pada MnSO4, Al2+ pada Al2SO4, dan Zn bersifat paramagnetik karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan.
Padatan NaCl, NaOH, MgCl2, KCl, dan KI dapat larut dalam air karena padatan tersebut
memiliki kelarutan yang tinggi. Na2SO4, Ni2SO4, dan Na3PO4 dapat larut dalam aquades
panas. CaCO3, Ba(OH)2, dan MnSO4 dapat larut dalam HCl pekat. Zn dapat larut dalam
HNO3 pekat. PbSO4 dapat larut dalam aquaregia, tetapi EDTA tidak dapat larut dalam
seluruh pelarut yang ditambahkan sehingga harus dilakukan sentrifuge agar seluruh
padatannya dapat larut.
Reaksi yang terjadi pada sampel dengan reagen:
3CaCO3 + 2Na3PO4 Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3
CaCO3 + 2NH4Cl CaCl + (NH4)2CO3
CaCO3 + Na2SO4 CaSO4 + Na2CO3
CaCO3 + NaOH Ca(OH)2 + Na2CO3
CaCO3 + Na2S CaS + Na2CO3
NiSO4 + Na3PO4 Ni3(PO4)2 + 3Na2SO4
NiSO4 + 2NH4Cl 2NiCl2 + (NH4)2SO4

NiSO4 + NaOH Ni(OH)2 + Na2SO4


NiSO4 + Na2S NiS + Na2SO4
MnSO4 + 2NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4
MnSO4 + Na2S MnS + Na2SO4
NaCl + Na2S Na2S + NaCl
3MgCl2 + 2Na3PO4 Mg3(PO4)2 + 6NaCl
MgCl2 + NH4Cl MgCl2 + NH4Cl
MgCl2 + Na2S MgS + 2NaCl
3Ba(OH)2 + 2Na3PO4 Ba3(PO4)2 + 6NaOH
Ba(OH)2 + Na2SO4 BaCl2 + 2NH4OH
Ba(OH)2 + NaOH Ba(OH)2 + NaOH
Ba(OH)2 + Na2S BaS + 2NaOH
PbSO4 + Na2S PbS + Na2S

Daftar pustaka
Clyde, M. 1987. Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta: UGM
Hiskia, A. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Resnick, H. 1996. Fisika Jilid 2 Edisi III. Jakarta: Erlangga
Suhendar, Dede. 2013. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati
Svehla, G. 1996. Qualitative Inorganic Analysis. England: Longman Group Limited

Tugas
Mengapa di antara zat-zat yang memiliki sifat listrik atau magnet dapat memiliki kekuatan
listrik atau magnet yang berbeda?
Jawab
Sifat magnetik suatu zat terdiri atas atom, ion, atau molekul ditentukan oleh struktur
elektromagnetiknya. Ada tiga macam interaksi antara zat dan medan magnet, yaitu
diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Banyak unsur transisi dan senyawa bersifat
paramagnetik. Hal ini disebabkan adanya elektron yang tidak berpasangan. Perkiraan momen
magnetik yang disebabkan oleh spin elektron tidak berpasangan.

Reaksi yang terjadi pada sampel dengan reagen:


3CaCO3 + 2Na3PO4 Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3
CaCO3 + 2NH4Cl CaCl + (NH4)2CO3
CaCO3 + Na2SO4 CaSO4 + Na2CO3
CaCO3 + NaOH Ca(OH)2 + Na2CO3
CaCO3 + Na2S CaS + Na2CO3
NiSO4 + Na3PO4 Ni3(PO4)2 + 3Na2SO4
NiSO4 + 2NH4Cl 2NiCl2 + (NH4)2SO4
NiSO4 + NaOH Ni(OH)2 + Na2SO4
NiSO4 + Na2S NiS + Na2SO4
MnSO4 + 2NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4
MnSO4 + Na2S MnS + Na2SO4
NaCl + Na2S Na2S + NaCl
3MgCl2 + 2Na3PO4 Mg3(PO4)2 + 6NaCl
MgCl2 + NH4Cl MgCl2 + NH4Cl
MgCl2 + Na2S MgS + 2NaCl
3Ba(OH)2 + 2Na3PO4 Ba3(PO4)2 + 6NaOH
Ba(OH)2 + Na2SO4 BaCl2 + 2NH4OH
Ba(OH)2 + NaOH Ba(OH)2 + NaOH
Ba(OH)2 + Na2S BaS + 2NaOH
PbSO4 + Na2S PbS + Na2S

Anda mungkin juga menyukai