Anda di halaman 1dari 17

Knowledge Management

Cara Membuat Balanced Scorecard

Oleh :
Nama : Firizky Arsyil D
NIM : 10313007

TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017
1. Melakukan proses input menyusun SWOT Balance Scorecard
Tujuanya untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan
sebelum menyusun SWOT Balance Scorecard. Sebelum mulai menyususn SWOT
Balance Score card,kumpulkan semua informasi strategis yang dibutuhkan dalam
penyusunana SWOT Balance Scorecard, yaitu :
a. Informasi yang berhubungan dengan perusahaan
 Rencana Strategis dibandingkan dengan kondisi saat ini
 Rencana finansial dibandingkan dengan kondisi saat ini
 Rencana pemasaran dibandingkan dengan kondisi saat ini
 Rencana pengoperasian dibandingkan dengan kondisi saat ini
 Laporan tahunan
 Program peningkatan kualitas
 Anlisis pelanggan
 Wawancara dengan manajemen eksekutif
 Dokumen oerencanaan penunjanag lainnya
b. Informasi yang berhubungan dengan industri terkait
 Analisis persaingan
 Analisis tren industri
 Analisis tren teknologi
 Analisistren marketing
 Analisis industri lainya
Untuk memperoleh informasi yang sangat diperlukan dalam penyusunan strategis
perushaan, diperlukan survei SWOT Balance Scorecard strategis perusahaan,
diperlukan survei SWOT Balance Scorecard Development Tool berikut ini.

SWOT Balance Scorecard Development Tool Financial


Berdasarkan anlisis SWOT, ukuran keuangan ini dapat diklasifikasi menjadi
empat, yaitu :
1. Kekuatan Keuangan
2. Kelemahan keuangan
3. Peluang keuangan
4. Ancaman keuangan

SWOT Balance Scorecard Development Tool Customer & Marketplace


Measure
1. Kekuatan pelanggan
2. Kelemahan pelanggan
3. Kesempatan pelanggan
4. Ancaman pelanggan

SWOT Balance Scorecard Development Tool Internal Process Measure


1. Keuatan internal proses
2. Kelemahan internal proses
3. Kesempatan internal proses
4. Ancaman internal proses

SWOT Balance Scorecard Development Tool Human Resources Measure


1. Kekuatan SDM
2. Kelemahan SDM
3. Kesempatan SDM
4. Ancaman SDM

2. Mengembangakan timeline (ketepatan waktu)


Tujuanya untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT Balance
Scorecard ini dibutuhkan sampai selesai. Penyusunan SWOT Balance Scorecard
membutuhkan waktu sekitar 12 minggu mulai dari : Melakukan analisi SWOT;
Menyusun formulasi strategis, tema strategis dan strategic map; Merumuskan
insiatif strategis dan KPI; Pemberian bobot nilai; Melakukan cascading SWOT
dan Balance Scorecard; Menyusun program rencana kerja dan bujet; Menyunusn
rencana implemantasi sekaligus membuat model keuangan.

Selanjutnya, setelah ketujuh tahap dilaksanakan, selanjutnya adalah


mengoperasionalisasikan Balance Scorecard ke seluruh bagian yang terkait
dengan implementasi Balance Scorecard yang sudah disusun agar setiap individu
yang terkait dengan Balance Scorecard dapat bertanggung jawab atas tugas dan
kewajibannya.
Operasional Balance Scorecard terdiri dari tiga level teams yaitu :
a. Tim kepemimpinan, tugasnya memonitor jalannya strategi dan mendukung
scorecard
b. Tim inti, tugasnya mengumpulkan data, memabangun pemetaan strategis,
dokumen, dan memantau proses.
c. Tim penilai, bertugas mengukur scorecard secara mendetail.

Contoh Timeline
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Melakukan anlisis
SWOT
Formulasi strategi
Inisiatif straegi & KPI
Pemberian bobot &
score
Cascading SWOT &
BSC
Menyusun Program
AP
Implementation plan

3.   Membentuk teamwork berdasarkan metode OCAI


Tujuanya menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam
teamwork sesuai dengan nilai-nilai bidaya organisasi yang sesuai dan tepat.
Pembentukan teamwork sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai budaya yang dianut
oleh masing – masing individu di dalam kelompok tersebut. Nilai – nilai budaya
ini dapat diukur dengan menggunakan Organizational Culture Assement
Instrument ( OCAI ).
Analis Budaya Organisasi Menggunakan Metode OCAI ( Menurut Cameron
& Quinn )
1.   Clan culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliku karakter kekeluargaan, dimana terdapat
lingkungan yang dapat mengatur dengan baik perusahaan melalui team work,
SDM serta memperlakukan konsumen sebagai rekanan.Tugas manajemen adalah
mengendalikan karyawan sehingga memudahkan mereka untuk berpartisipasi.
2.   Adhocracy culture
Adalah budaya perusahaan yang menuntut inovasi dan inisiatif serta menciptakan
produk baru dan jasa untuk mengantisioasi dan persiapan kebutuhan di masa
depan. Tugas utama manajemen adalah mendukung dan mendorong terciptanya
semangat kewirausahaan dan krativitas. Tugas utama manajemen adalah
mendukung & mendorong terciptanya semanagat kewirausahaan dan kreativitas.
3.   Market culture
Adalah budaya perusahaan yang memiliki perilaku konsumen cenderung memilih
dan tertarik pada nilai-nilai sehingga menempatkan organisasi pada bisnis yang
selalu berusaha meningkatkan persaingan. Tugas manajemen adalah
mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil, tujuan, serta
keuntungan.
4.   Hierarchy culture
Adalah budaya perusahaan yang ditandai dengan bentuk perusahaan yang resmi
dan terstruktur. Tugas utama manjemen dalah memproduksi barang & jasa secara
efisien sehingga kesejahteraan dalam perusahaan tercapai.

Cara Membuat OCAI


OCAI dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei menggunakan
kusioner. Kuesioner terdiri dari 6 pertanyaan  (Karakter Dominan, Tipe
kepemimpinan, Tipe manajemen, perekat organisasi, penekanan strategi, kriteria
keberhasilan) yang mewakili setiap karakter yang hendak dinilai, dimana masing–
masing pertanyaan terdiri atas 4 pertanyaan ( ABCD ) yang mewakili empat
budaya itu :
1. Tipe A merupakan indikasi clan culture
2. Tipe B merupakan indikasi adhocracy culture
3. Tipe C merupakan indikasi market culture
4. Tipe D merupakan indikasi hierarchy culture

Pada setiap pertanyaan, responden diharuskan mengisi nilai pada 2 kolom yang
disediakan, yaitu kolom sekarang dan kolom yang diharapkan. Responden
diharuskan memberi nilai pada keempat alternatof. Nilai tertinggi diberikan pada
alternatif yang dianggap paling sesuai dengan kondisi di perusahaan ( sesuai
dengan pendapat masing – masing responden ).

4.   Kuesioner riset SWOT


Tujuanya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor internal (
kekuatan dan kelemahan ) serta faktor eksternal ( peluang dan ancaman ).
Kuesioner ini wajib diisi oleh semua karyawan dalam suatu organisasi,tujuan
utama dari hasil pengolahan kuesioner ini adalah :
1. Menganalisa dan mengklasifikasi secara kuantitatif faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi bisnis organisasi.
2. Menganalisis faktor pendorong ( key success faktor ), memetakannya, dan
mendefinisikan strategi berdasarkan pemetaan tersebut.
3. Melihat berbagai alternatif kebijakan yang mungkin dilakukan berdasarkan
peluang dan ancaman ke depan berikut alternatif solusinya
4. Hail dari kuesioner ini adalah angka. Setiap pertanyaan yang dijawab oleh
responden dalam bentuk skala akan dihitung, sehingga diperoleh sebuah angka
tertentu. Dengan metode rata – rata kita akan mendapatkan rincian faktor –
faktor internal ( SW ) dan eksternal ( OT ). Setelah itu kita akan mengetahui
kuadran hasil pengolahan dengan menghitung jumlah setiap faktor yang telah
dikalikan dengan tingkat urgensinya. Kuadran inilah yang berfungsi sebagai
peta strategis ( strategic map ). Berdasarkan pemetaan ini, kita dapat
menentukan rumusan prioritas strategi yang selanjutnya akan diformulasikan.
5.   Identifikasi penyebab masalah
Tujuanya untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan
fenomena. Hal yang perlu dicermati adalah fenomena tidak sama dengan masalah.
Fenomena adalah fakta yang kita temukan di lapangan. Contohnya penjualan
menurun sebesar 30% bukan masalah, ini lebih tepat disebut fenomena,
Masalahnya adalah mengapa penjualan samapi turun sebesar 30%? Penyebab
menurunya penjualan 30% mungkin karena produk tidak disukai pelanggan,
mungkin karena produk ketinggalan jaman, promosi tidak dijalankan secara
maksimal, harga terlalu mahal, produk pesaing jauh lebih baik, dan
sebagainya.Untuk mengetahui apa maslah yang sebenarnya terjadi, perlu kita
mengidentifikasi penyebab masalah.

6.   Menentukan tujuan strategis dan sasaran


Tujuanya adalah untuk menentukan tujuan strategis beikut sasaran strategis secara
tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi
perusahaan. Tujuan strategis adalah pernyataan tentang apa yang akan diwujudkan
sebagai penjabaran visi dan misi organisasi.  Tujuan strategis dijabarkan dlam 4
perspektif sesuai dengan konsep BSC, yaitu financial, pelanggan, proses bisnis
internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Contoh pernyatan tujuan strategis, “ Menjadi perusahaan jasa Operasi dan


Pemliharaan ( O&M ) paling menguntungkan di Indonesia pada tahun 2012
berdasarkan keunggulan dalam manajemen, teknologi, dan SDM “, “ Mencapai
omset penjualan sebesar Rp 10 triliyun pada tahun 2012”. Jadi tujuan strategis
menujukan bagaimana tindakan – tindakan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan strategi. Tujuan strategis harus dinyatakan dalam bentuk SMART
yaitu, Specifik, dapat diukur ( Measurable ), dapat dicapai ( Attatinable ),
berorientasi pada hasil ( Realistic ), serta memlili batas waktun ( Timely ).

Penetapan tujuan strategis harus dibedakan dari penetapn sasaran. Tujuan strategis
adalah pernyataan  tentang apa yang ingin dituju suatu organisasi, seperti
meningkatkan pendapatan dari penjualan, meningkatkan laba bersih, melindungi
dari gerogotan pesaing, meningkatakan kualitas, dan melakaukan diversifikasi
produk. Semua pernyataan merupakan penjabaran visi dan misi organisasi.
Sedangakan sasaran lebih bersifat lebih rinci dan mengandung langkah – langkah
yang lebih konkret untuk mencapai tujuan strategis. Jadi sasaran sibuat lebih rinci
dan terukur untuk mencapai tujuan strategis.
Contoh tujuan strategis :  Meningkatakan profit bersih tahun depan
Sasaran: 1. Meningkatakan penjualan sebesar 15 %
2. Melakukan efisiensi biaya sebesar 3 %

7.   Menyusun isu strategis, formulasi strategis, tema strategis dan pemetaan
strategis
Tujuanya pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai
dalam Balance Scorecard sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan
misi perubahan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis dan tema strategis ini
disusun pemetaan strategis. Pemetaan stratehis adalah rencana pemetaan strategis
ke dalam kerangka empat perspektif Balance Scorecard, sehingga semuanya dapat
terintegrasi dalam tujuan dan sasaran stratgis yang ingin dicapai perusahaan.
Cara Menyusun Isu Strategis
Isu strategis disusun berdasarkan analisis visi dan misi sesuai dengan karakteristik
bisnis yang kita miliki.
Cara Menyusun Formulasi Strategis
Formulasi strategis disusun menggunakan hasil analisis SWOT adalah dengan
menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam
kekuatan,kelemahan,peluang dan ancama. Model penggabungannya
menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusuna
dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah
strategi yang dapatmemcahakan isu strategis perusahaan.
1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua
kekuatan untuk merebut peluang.
2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua
kekuatan untuk mengatasi ancaman.
4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan
kelemahan untuk menhindari ancaman.

Tema strategis
Tema strategis disusun dalam rangka memecahkan masalah yang terdapat dalam
isu strategis.Selanjutnya hasil dari formulasi strategis yang sudah ada kita susun
sebelumnya dalam Analisis SWOT. Dalam kerangka Balance Scorecard, semua
strategi tersebut dapat diterjemahkan secara operasional ke dalam indikator-
indikator dan di klasifikasikan dalam empat perspektif BSC ( Shareholder value,
firm equity, organizational capital, Human capital ). Setelah menerjamahkan
semua strategi yang disusun dari analis TOWS kedalam empat perspektif BSC.
Tugas berikutnya adakah membuat peta strategies atau strategi map. Stratehis map
ini berisi hubungan antar indikator yang telah disusun sebelumnya.

8.   Menentukan ukuran yang dipakai dalam SWOT Balance Scorecard


Tujuanya adalah menentukan ukuran apa aja yang ingin dipakai dalam SWOT dan
Balance Scorecard, berikut bagaimana cara mengukurnya.
Cara Perhitungan Balance Scorecard
Balance Scorecard terdiri atas empat tolak ukur atau perspektif, yaitu
1. Perspektif keuangan ( meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, serta
memaksimalkan shareholder value )
2. Perspektif pelanggan ( meningkatnya jumlah pelanggan baru, meningkatnya
jumlah pelanggan loyal, serta meningkatnya kepuasan pelanggan ).
3. Perspektif proses internal yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan
peningkatan secara terus-menerus melalui kegiatan proses produksi yang lebih
baik, distribusi menjadi lebih cepat, cakupan hubungan masyarakat menjadi
lebih luas, inovasi produk menjadi lebih cepat, serta tanggung jawab sosial ke
masyarakat menjadi lebih baik.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif ini lebih banyak berfokus
pda kegiatan sumber daya internal perusahaan seperti meningkatkan moral
karyawan, meningkatkan kompetensi karyawan, serta mengembangkan sistem
informasi yang sesuai dengan proses bisnis perusahaan
9.   Merumuskan Strategic Initiatives dan Key Perfomance Indicators dalam
Bentuk lag dan lead indicator.
Tujuanya adalah untuk merumuskan strategic intiative dan mengyusun key
erfomance indicators dalam bentuk lag dan lead indicators. Dalam bagian ini akan
dijelaskan perbandingan hasil dengan pemicu kinerja.
Cara Menentukan Key Perfomance Indicators ( KPI )
Indikator dan sasaran
Adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkatan tujuan
yang telah ditetapkan dan mencakup indikator masukan,keluaran,hasil,manfaat
dan dampak.
Fungsi Indikator dan sasaran
1. Memeprjelas tentang apa,berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan.
2. Menciptakan konsesus untuk menghindari kesalahan intepretasi selama
pelaksanaan kegiatan.
3. Membangun dasar pengawasan dan evalusi.

Persyaratan menyususun indikator dan sasaran :


1. Spesifik dan jelas
2. Dapat diukur secara objektif
3. Relevan
4. Penting
5. Sensitif terhadap perubahan
6. Terukur
7. Efektif

Penyusunan indikator sasaran tidak terlepas dari pengertian ( AGO )


1. Aim ( maksud ) adalah penjelasan mengenai tujuan secara umum.
2. Goal ( tujuan ) adalah penejalasan lingkup dari suatu tujuan.
3. Objective ( sasaran ) adalah pernyataan tentang suatu keinginan yang ingin
dicerminkan secara kuantitatif maupun kualitatif.
10.   Meberikan Bobot dan Nilai untuk Mengukur Kinerja
Tujuanya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoaalan pengukuran kinerja ke
dalam bentuk ukuran yang mudah dipahami. Identifikasi strategy objective
dilakukan pada masing – masing perspektif. Begitu juga identifikasi risko
dilakukan pada masing – masing strategic objective. Berdasarkan masing –
masing strategic objective, akan dianalisis faktor sukses ( CSF ) apa saja yang
mendukung terbentuknya strategic objective. Setelah itu dilakukan analisi dan
perhitungan menggunakan KPI. KPI berfungsi untuk mengidentifikasi ukuran
kinerja pada objective yang telah dirumuskan.

Langkah berikutnya adalah melakukan pembobotan tiap – tiap perspektif, antara


lain dengan menggunkan AHP. Hasil dari AHP digunakan untuk menentukan
scoring system yang berfungsi sebagai tanda apakah nilai skor pada sauatu KPI
telah tercapai.

Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan


ROI ( Return on investment)
ROI merupakan rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan
modal yang diinventasikan dalam kesuluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto. Semakin tinggi nilai ROI, semakin baik kinerja perusahaan
dalam memanfaatkan aktiva.

Profit Margin
Merupakan salah satu rasio rentabilitas yang menggambarkan profit/rugi bersih
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.Semakin tinggi nilai marjin profit berarti
semaik baik.

Rasio Operasi
Merupakan perputaran operating assets dalam hubunganya penjualan bersih dan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Pengukuran kinerja perspektif konsumen
Pengukuran kinerja perspektif konsumen dapat menggunakan tiga ukuran, yaitu
pangsa pasar, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan.
1. Pangsa pasar menggambarkan penguasaan segmen pasar suatu perusahaan jika
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
2. Kepuasan pelanggan menggambarkan derajat kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggannya.Ukuran kepuasan biasanya dinilai dari :
a. Kondisi eksterior gedung
b. Kondisi interior gedung
c. Kondisi ruang dan meja kerja petugas
Pengukuran kinerja dari perspektif bisnis internal
Proses bisnis internal merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk atau jasa
bagi pelangganya. Proses internal bisnis dapat diukur melalui indikator :
1. Inovasi produk
Dapat dinilai dari berbagai variasi produk yang dihasilkan.
2. Proses Operasi
Merupakan proses untuk membuat dan menyampaikan produk dan jasa kepada
pelangganya secara tepat.
3. Layanan purnajual
Merupakan kecepatan penanganan keluhan maupun pengaduan pelanggan serta
sejauh mana perusahaan memberikan pelayanan purnajual kepada
pelanggannya seperti produk rusak,servis garansi, dan sebagainya.

Pengukuran kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan


Dalam perspektif ini indikator yang diukur adalah produktivitas karyawan retensi
karyawan, kepuasan karyawan, serta kompetensi karyawan. Produktivitas
karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan. Semakin tinggi tingkat produktivitas karyawan, semakin tinggi output
yang dihasilkan oleh karyawan. Retensi karyawan diukur oleh persentase
perputaran karyawan. Pengukuran ini bertujuan untuk mempertahankan karyawan
potential yang dimiliki oleh perusahaan agar tetap loyal kepada perusahaan.
Kepuasan karyawan diukur menggunakan metode survei dengan menggunakan
kuesioner.

11.   Melakukan Casscading Balance Scorecard


Tujuanya untuk mengukur objectives (O), cara pengukuran atau measurement
(M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang
menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas,
unit bisnis sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.
Empat perspektif pengukuran kinerja menggunakan metode Balance Scorecard :
1. Konsumen : untuk mengetahui bagaimana pelanggan menilai kita
2. Internal Bisnis : Untuk mengetahui keunggulan yang kita miliki.
3. Inovasi dan pembelajaran : Untuk mengetahui bagaimana kita melakukan
perbaikan dan penyempurnaan secara terus – menerus.
4. Keuangan : Untuk memberikan kinerja yang baik dari aspek keuangan kepada
stakeholder.

Tujuan Balance Scorecard


 Mengadakan pengukuran untuk semua kegiatan yang bersifat kritis
 Menyediakan sistem manajemen strategis yang dapat memantau implementasi
perencanaan strategis
 Memfasilitasi komunikasi kepada semua stakeholder khusunya kepada para
karyawan.

Perfomance Drivers
BSC yang baik harus memiliki ukuran outcome dan perfomance. Ukuran ourcome
tanpa ukuran kinerja tidak dapat menjelaskan bagaimana caranya mencapai
outcome dengan jelas.
Cara Mengimplemantasikan Strategi Menjadi Tindakan
Perusahaan menggunakan BSC dilandasi berbagai macam alasan, yaitu :
 Memanfaatkan secara optimal strategi yang telah disusun bersama.
 Berfokus pada perubahan yang terdapat pada organisasi.
 Menggembangkan kemampuan kepemimpinan pada tingkat bisnis unit.
 Memperoleh kerjasama dan koordinasi antara berbagai bisnis unit.

BSC merupakan inti dari sistem manajemen karena BSC merupakan tulang
punggung dari proses :
 Menejelaskan dan menyempurnakan strategi
 Strategi komunikasi dalam suatu oranisasi
 Mendukung kerjasama antar departmen sesuai dengan tujuan individu dan
tujuan organisasi
 Menghubungkan tujuan strategis jangka pendek sesuai dengan tujuan jangka
panjang dan budget tahunan
 Memperoleh umpan balik sehingga dapat menyempurnakan strategi.

Ukuran Balance Scorecard


a. Ukuran financial adalah untuk mencapai pertumbuhan yang agresif serta
mengelola margin secara keseluruhan, ukuran yang dipakai adalah :
 Profit investasi/Nilai tambah
 Profitabilitas
 Peningkatan pendpatan/bauran pendapatan
 Produktivitas penurunan biaya
b. Ukuran konsumen adalah untuk memperoleh loyalitas pelanggan serta mampu
menawarkan lini produk yang lengkap. Ukuran yang dipakai adalah :
 Pangsa pasar
 Akuisisi pelanggan
 Retensi pelanggan
 Profitabilitas pelanggan
 Kepuasan pelanggan
c. Ukuran internal proses bisnis adalah untuk memperoleh proses bisnis sesuai
dengan yang diharapkan. Ukuran yang diapaki adalah :
 Memiliki ekuitas merek yang kuat
 Memilki kualitas yang baik
 Memberikan pengalaman belanja yang menarik
d. Ukuran pembelajaran dan pertumbuhan bertujuan untuk memberikan
kemampuan keahlian yang strategis sesuai dengan keselarasan tujuan individu
dan perusahaan. Ukuran yang dipakai adalah :
 Kepuasan karyawan
 Mempertahankan karyawan
 Produktivitas karyawan

12.   Analisis Risiko Manggunakan Key Risk Indicators


Tujuanya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi
penanggulangnnya. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat dipisah
karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off antara return dan risiko.
Indikator analisis risiko sangat bergantung pada karakter suatu bisnis.
Berdasaekan Surat Edaran Bank Indonesia, terdapat 8 risiko bisnis perbankan.
1. Risiko kredit : risiko yang timbul sebagai akibat adanya kegagalan pihak kedua
memneuhi kewajibannya.
2. Risiko pasar: risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar
( adverse moment ) dari portofolio yang dimiliki oleh bank,yang dapat
merugikan bank.
3. Risiko likuiditas : risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan
bank memnuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
4. Risiko operasional : risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan
atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem
atau masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
5. Risiko hukum : risiko yang disebabkan oleh kelemahan aspek yuridis, seperti
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangan – undangan yang
mendukung atau kelemahan perikatan, misalnya syarat sah kontrak tidak
dipenuhi dan pengikatan agunan tidak sempurna.
6. Risiko reputasi : risiko yang anatara lain disebabkan oleh publikasi negatif
yang terkait dengan kkegiatan usaha bank atau persepsi terhadap bank.
7. Risiko strategis : risiko yang antara lain disebabkan oleh penetapan dan
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat,atau bank kurang responsif terhadap perubahan eksternal.
8. Risiko kepatuhan : risiko yang muncul karena bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan peundang – undangan dan ketentuan lain yang
berlaku.

Expected Loss dan Unexpected Loss


Expected Loss adalah kerugian yang terjadi secara normal.Biasanya expected loss
sudah dimasukan dalam struktur harga suatu produk. Cara perhitungannya adalah
dengan menggunakan nilai rata – rata kerugian aktual dalam suatu periode
tertentu. Sedangakan unexpected loss adalah kerugian yang berasal dari sutu
kejadian di luar dugaan yang kemungkinan yang terjadinya sangat kecil, tetapi
bisa saja terjadi.
Perhitungan expected loss dan unexpected loss adalah dengan mengumpulkan
data historis kerugian risiko baik internal maupun eksternal,seperti :
1. Risiko proses internal
2. Risiko manusia
3. Risiko sistem
4. Risiko faktor eksternal
5. Risiko hukum ( legal risk )

13.   Analisi Anggaran dan Model Keuangan


Tujuanya untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun
sebelumnya berikut perkiraan rasio – rasio keuangan yang akan diperoleh dalam
rencana anggaran perusahaan. Rencana anggaran dilakukan setelah semua strategi
dan program di susun. Biasanya tiga bulan menjelang berkahirnya tahun
perencanaan sudah dilakukan, sehingga pada awal tahun anggaran berikutnya
semua program berikut rencana anggaran biasanya sudah bisa dilaksanakan.

Penyusunan anggran sebaiknya bersifat fleksibel dan rencana anggaran yang


disusun harus berdasarkan berbagai alternatif besarnya target rencana penjualan
dan rencana produksi. Caranya adalah dengan  membuat estimasi besarnya tingkat
penjualan untuk beberapa bulan kedeoan (sebaiknya satu periode perencanaan
tidak lebih dari satu tahun). Selanjutnya berdasarkan sales forecast tersebut, kita
membuat perencanaan anggaran dan berbagai kegiatan seperti rencana produksi,
rencana pemasaran, rencana pengembangan SDM,serta berbagai rencana
pengembangan bisnis. Semua rencana yang optimal tidak akan dapat
diimplementasikan apabila tidak disediakan anggaran yang sesuai.

Untuk itu agar perencanaan anggaran yang sudah direncanakan tersebut dapat
diimplementasikan secara optimal, kita perlu membuat perencanaan anggaran
yang fleksible ini sangat berbeda dengan perencanaan anggaran yang bersifat
statis ( hanya didasarkan atas satu estimasi rencana produksi yang akan dibuat ).
Perencanaan anggaran fleksible dapat mengoptimalkan rencana anggaran yang
dibuat.

Anda mungkin juga menyukai