PENDAHULUAN
Benda di alam semesta ini tersusun atas unsur yang spesifik, unsur
merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan secara kimia menjadi zat lain yang
lebih sederhana. Unsur yang terletak dalam satu golongan mempunyai sifat fisik dan
sifat kimia yang hampir sama. Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik
sangat menarik untuk dipelajari tersendiri yaitu unsur-unsur yang sangat reaktif dan
unsur-unsur yang sangat sukar bereaksi dengan unsur lain (Chang, 2004).
unsur buatan. Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih
banyak yang berupa senyawa. Unsur gas mulia terdapat sebagai unsur bebas. Tidak
ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur gas mulia. Sedangkan unsur yang
sangat reaktif meliputi unsur pada golongan alkali dan alkali tanah. Logam alkali
golongan IA membentuk basa-basa kuat, maka disebut logam alkali. Logam alkali
bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi ionisasinya yang relatif
rendah. Sifat kimia logam alkali tanah hampir mirip dengan logam alkali seperiode
(Mulyanti, 2015).
Oleh karena itu maka percobaan mengenai sifat-sifat unsur dari kereaktifitas
dan kelarutannya, khususnya pada unsur golongan alkali dan alkali tanah perlu
dilakukan agar dapat memanfaatkan tiap-tiap unsurnya sesuai dengan sifat masing-
2. mengetahui kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2.
3. mengetahui kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl 2, CaCl2, SrCl2 dan
BaCl2.
golongan alkali dan alkali tanah dengan mereaksikan logam alkali dan alkali tanah
phenolptalin, lalu mengamati reaksi dan perubahan warna yang terjadi. Menentukan
kelarutan unsur golongan alkali tanah dengan menggunakan H2SO4 dan NaOH
TINJAUAN PUSTAKA
Pada abad kesembilan belas, ketika para kimiawan masih samar-samar dalam
memahami gagasan tentang atom dan molekul bahkan belum mengetahui adanya
elektron dan proton, maka para kimiawan tersebut mulai menyusun tabel periodik
dan Meyer akhirnya membuat tabel periodik dengan menyusun unsur-unsur dalam
nomor atomnya. Dengan keberadaan sistem periodik ini, kita dapat meramalkan
kereaktifan suatu unsur. Makin kebawah letak unsur logam dalam sistem periodik,
jari-jari atom makin besar, hal ini menyebabkan energi ionisasinya makin kecil,
sehingga makin mudah melepaskan elektron. Dengan kata lain, unsur logam ini
terutama oleh elektron valensi dan karena elektron valensi khas bagi setiap unsur,
maka kita dapat menentukan letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan elektron
valensinya atau sebaliknya. Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang berubah
secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Sifat-sifat periodik unsur
yang dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
kecil jika dibandingkan dengan golongan IA. Akibatnya logam-logam alkali tanah
mempunyai kerapatan yang lebih besar serta energi ionisasi lebih tinggi dari logam-
sifat kimia yang paling nyata terlihat pada unsur-unsur yang mempunyai elektron
pada tempat yang sama pada kulit luarnya. Hal-hal yang mempengaruhi sifat-sifat
unsur adalah jari-jari atom, energi ionisasi dan keelektronegatifan. Unsur- unsur
golongan alkali dan alkali tanah merupakan reduktor yang kuat karena mudah
melepaskan elektron pada sub kulit terluarnya hal ini juga menyebabkan unsur-unsur
Logam alkali dan alkali tanah adalah logam-logam golongan IA dan IIA
alkali dan unsur-unsur yang terdapat di golongan IIA disebut juga logam alkali tanah.
Pada logam-logam alkali dan alkali tanah membentuk oksida dan hidroksida yang
larut dalam air menghasilkan larutan basa. Pada logam alkali tanah umumnya bersifat
reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali (Halka dan
Nordstrom, 2010).
dengan bilangan oksidasi +1. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tidak
ditemukan sebagai logam bebas di alam, melainkan berada dalam bentuk senyawa.
Logam alkali bersifat sangat reaktif dalam air. Unsur yang terdapat di golongan IIA
disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak
ditemukan dalam mineral tanah. Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke
bawah akibat kekuatan ikatan antar atom menurun karena jarak antar atom pada
Adapun unsur alkali mempunyai sifat-sifat yakni sebagai berikut (Zakaria dan
Nanan, 2011):
1. unsurnya seperti logam putih mengkilat seperti kaca/perak padat tetapi lunak
pada suhu normal kecuali kalium (K) dan fransium (Fr) cair.
2. unsur-unsur alkali dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa membentuk basa
membentuk garam.
Ada beragam jenis indikator asam basa yang pada umumnya digunakan di
perubahan warnanya dari tidak berwarna menjadi merah muda-ungu. Ternyata jauh
dari fakta yang terkenal bahwa warnanya bisa hilang dengan larutan yang sangat
kuat. Dalam larutan berair dimana nilai pH di bawah 8.3, itu tidak berwarna. Pada
pH=10 warnanya intensif merah muda-ungu. Di bawah 8.3 ini seluruhnya hadir
sebagai phenol lacton. Namun, dalam medium yang sangat kuat yakni pH ≥ 14
indikatornya kambali tidak berwarna, ini konsekuensi dari transformasi menjadi
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan-bahan yang digunakan adalah logam Na, logam Mg, logam Ca, logam
Li, MgCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, SrCl2 0,5 M, BaCl2 0,5 M, H2SO4 0,5 M, NaOH 0,5 M,
indikator phenolptalin (PP), tissue roll, sabun, akuades, dan kertas saring.
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas piala,
pipet tetes, pipet ukur, sikat tabung, penjepit tabung, bunsen, korek api, kaki tiga,
Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 ml. Tabung reaksi (1) diisi
logam Li, tabung reaksi (2) diisi dengan logam Mg dan tabung reaksi (3) diisi dengan
logam Ca. Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi,
tabung dipanaskan hingga terjadi reaksi, terjadinya reaksi ditandai dengan adanya
Dibiarkan hingga terjadi ledakan kecil-kecil (jangan terlalu dekat). Kemudian ditetesi
Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl 2, tabung
reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi
Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl 2, tabung
reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi
4.2 Reaksi
A. Reaktivitas Unsur
Li + 2H2O Li(OH)2 + H2
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2
4.3 Pembahasan
dilakukan proses pemanasan pada logam Mg, Li dan Ca sehingga pada proses
gas. Pada percobaan logam Na sendiri, ketika direaksikan dengan akuades timbul
reaksi yang ditandai dengan adanya ledakan kecil pada logam tersebut. Selanjutnya
yang berbeda. Hal ini membuktikan secara teori bahwa sifat logam alkali lebih
membandingkan sifat kelarutan senyawa alkali dan alkali tanah jika direaksikan
dengan H2SO4. Pada percobaan larutan MgCl2 direaksikan dengan H2SO4 0,5 M
hasilnya menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan dan reaksi apapun. Selanjutnya
perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan warna yaitu berwarna putih keruh
menyerupai warna kapur dan mengalami reaksi pada larutan serta terdapat sedikit
endapan di bawah. Selanjutnya jika SrCl2 direaksikan dengan H2SO4 0,5 M hasilnya
menunjukkan bahwa adanya perubahan, terdapat endapan lebih banyak dari larutan
sebelumnya, terjadi perubahan warna yaitu berwarna putih serta mengalami reaksi.
perubahan warna pada larutan yaitu menjadi lebih keruh dan mengalami reaksi hal
ini disebabkan BaCl2 memiliki kelarutan paling rendah yang menyebabkan sangat
banyak terbentuk endapan. Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan kesamaan
dengan teori bahwa kelarutan garam yang ditunjukkan semakin ke bawah semakin
mengecil atau semakin berkurang. Sehingga urutan kelarutan garam sulfat alkali
hidroksida pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan NaOH
1 ml pada MgCl2 0.5 M, CaCl2 0.5 M, SrCl2 0.5 M, dan BaCl2 0.5 M. Pada larutan
MgCl2 terjadi banyak enndapan, pada larutan CaCl2 terjadi endapan seperti halnya
pada larutan SrCl2 dan BaCl2 juga terjadi endapan. Pada campuran BaCl2 dengan
NaOH terjadi kekeliruan, dimana BaCl2 seharusnya lebih sedikit dari SrCl2 malah
terjadi reaksi sebaliknya. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan adanya kesalahan
pada penambahan pereaksi yang tidak sesuai, mungkin berlebihan atau kekurangan.
Dengan demikian dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa. pada percobaan
ini hasil percobaan yang ditunjukkan kurang akurat, hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa kelarutan garam hidroksida alkali tanah dari
kelarutan garam hidroksida alkali tanah yakni MgSO4< CaSO4 < SrSO4 < BaSO4.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. kereaktifan logam alkali lebih reaktif dibandingkan dengan logam alkali tanah.
Pada logam alkali dan alkali tanah kereaktifan dalam satu golongan dari atas
kebawah semakin kecil sehingga dapat diurutkan sebagai berikut Na > Li > Mg
> Ca.
2. kelarutan garam sulfat dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil
sehingga dapat diurutkan sebagai berikut MgSO4 > CaSO4 > SrSO4 > BaSO4.
3. kelarutan garam hidroksida dalam satu golongan dari atas kebawah semakin
besar sehingga dapat diurutkan dengan sebagai berikut MgSO4 < CaSO4 < SrSO4
< BaSO4.
5.2 Saran
serta bahan yang digunakan masih baik agar pengamatan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Halka, M., dan Nordstrom, B., 2010, Alkali and Alkaline Earth Metals, New York,
Facts On File Inc.
Zakaria, R., dan Nanan R., 2011, Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Menentukan
Unsur-unsur Kimia Golongan A Berdasarkan Karakteristiknya, Jurnal
Computech dan Bisnis, 5(1): 14-23.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Reaktifitas Unsur
masing-masing 2 ml air.
adanya gelembung-gelembung.
Hasil
Logam Na
akuades.
- Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi, ditandai dengan
Hasil
tabung.
Hasil
(MgCl2, CaCl
MgCl 2, SrCl
2 (0,5 M) 2, dan BaCl2) 0,5 M
tabung.
Hasil
Lampiran 2
SIFAT-SIFAT UNSUR
AGNES ALDORA
H031 19 1053
Asisten Praktikan