Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benda di alam semesta ini tersusun atas unsur yang spesifik, unsur

merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan secara kimia menjadi zat lain yang

lebih sederhana. Unsur yang terletak dalam satu golongan mempunyai sifat fisik dan

sifat kimia yang hampir sama. Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik

sangat menarik untuk dipelajari tersendiri yaitu unsur-unsur yang sangat reaktif dan

unsur-unsur yang sangat sukar bereaksi dengan unsur lain (Chang, 2004).

Sekitar sembilan puluh unsur kimia terdapat di alam, sisanya merupakan

unsur buatan. Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih

banyak yang berupa senyawa. Unsur gas mulia terdapat sebagai unsur bebas. Tidak

ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur gas mulia. Sedangkan unsur yang

sangat reaktif meliputi unsur pada golongan alkali dan alkali tanah. Logam alkali

adalah unsur yang termasuk golongan IA (kecuali hidrogen). Karena logam-logam

golongan IA membentuk basa-basa kuat, maka disebut logam alkali. Logam alkali

bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi ionisasinya yang relatif

rendah. Sifat kimia logam alkali tanah hampir mirip dengan logam alkali seperiode

(Mulyanti, 2015).

Oleh karena itu maka percobaan mengenai sifat-sifat unsur dari kereaktifitas

dan kelarutannya, khususnya pada unsur golongan alkali dan alkali tanah perlu

dilakukan agar dapat memanfaatkan tiap-tiap unsurnya sesuai dengan sifat masing-

masing unsur tersebut.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami sifat-sifat

unsur logam golongan IA (alkali) dan golongan IIA (alkali tanah).

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. mengetahui kereaktifan logam Li, Na, Mg dan Ca.

2. mengetahui kelarutan garam sulfat dari larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2.

3. mengetahui kelarutan garam hidroksida dari larutan MgCl 2, CaCl2, SrCl2 dan

BaCl2.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kereaktifan dari unsur-unsur

golongan alkali dan alkali tanah dengan mereaksikan logam alkali dan alkali tanah

dengan akuades selanjutnya dilakukan pemanasan kemudian ditambahkan indikator

phenolptalin, lalu mengamati reaksi dan perubahan warna yang terjadi. Menentukan

kelarutan unsur golongan alkali tanah dengan menggunakan H2SO4 dan NaOH

kemudian mengamati endapan yang terbentuk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Periodik Unsur

Pada abad kesembilan belas, ketika para kimiawan masih samar-samar dalam

memahami gagasan tentang atom dan molekul bahkan belum mengetahui adanya

elektron dan proton, maka para kimiawan tersebut mulai menyusun tabel periodik

dengan menggunakan pengetahuannya tentang massa atom. Newlands, Mendeleev

dan Meyer akhirnya membuat tabel periodik dengan menyusun unsur-unsur dalam

urutan peningkatan massa dari unsur-unsur tersebut (Chang, 2004).

Beberapa penyimpangan dalam versi awal tabel periodik terselesaikan ketika

Moseley menunjukkan bahwa unsur-unsur seharusnya disusun berdasarkan kenaikan

nomor atomnya. Dengan keberadaan sistem periodik ini, kita dapat meramalkan

kereaktifan suatu unsur. Makin kebawah letak unsur logam dalam sistem periodik,

jari-jari atom makin besar, hal ini menyebabkan energi ionisasinya makin kecil,

sehingga makin mudah melepaskan elektron. Dengan kata lain, unsur logam ini

makin reaktif (Chang, 2004).

2.2 Sifat-sifat Unsur

Dengan berkembangnya pengetahuan mengenai struktur atom, maka telah

disimpulkan bahwa sifat-sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya,

terutama oleh elektron valensi dan karena elektron valensi khas bagi setiap unsur,

maka kita dapat menentukan letak unsur dalam sistem periodik berdasarkan elektron

valensinya atau sebaliknya. Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang berubah
secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Sifat-sifat periodik unsur

yang dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan

keelektronegatifan. Logam-logam golongan IIA memiliki jari-jari atom yang lebih

kecil jika dibandingkan dengan golongan IA. Akibatnya logam-logam alkali tanah

mempunyai kerapatan yang lebih besar serta energi ionisasi lebih tinggi dari logam-

logam alkali (Chang, 2004).

Sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala nomor atomnya. Kesamaan sifat-

sifat kimia yang paling nyata terlihat pada unsur-unsur yang mempunyai elektron

pada tempat yang sama pada kulit luarnya. Hal-hal yang mempengaruhi sifat-sifat

unsur adalah jari-jari atom, energi ionisasi dan keelektronegatifan. Unsur- unsur

golongan alkali dan alkali tanah merupakan reduktor yang kuat karena mudah

melepaskan elektron pada sub kulit terluarnya hal ini juga menyebabkan unsur-unsur

golongan ini bersifat sangat reaktif (Mulyanti, 2015).

2.3 Alkali dan Alkali Tanah

Logam alkali dan alkali tanah adalah logam-logam golongan IA dan IIA

dalam sistem periodik berturut-turut. Unsur-unsur golongan IA disebut juga logam

alkali dan unsur-unsur yang terdapat di golongan IIA disebut juga logam alkali tanah.

Pada logam-logam alkali dan alkali tanah membentuk oksida dan hidroksida yang

larut dalam air menghasilkan larutan basa. Pada logam alkali tanah umumnya bersifat

reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali (Halka dan

Nordstrom, 2010).

Unsur-unsur alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan unsur

alkali menyebabkan kemudahan melepaskan elektron valensi membentuk senyawa

dengan bilangan oksidasi +1. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tidak
ditemukan sebagai logam bebas di alam, melainkan berada dalam bentuk senyawa.

Logam alkali bersifat sangat reaktif dalam air. Unsur yang terdapat di golongan IIA

disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak

ditemukan dalam mineral tanah. Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke

bawah akibat kekuatan ikatan antar atom menurun karena jarak antar atom pada

logam tersebut bertambah panjang (Mulyanti, 2015).

Adapun unsur alkali mempunyai sifat-sifat yakni sebagai berikut (Zakaria dan

Nanan, 2011):

1. unsurnya seperti logam putih mengkilat seperti kaca/perak padat tetapi lunak

pada suhu normal kecuali kalium (K) dan fransium (Fr) cair.

2. unsur-unsur alkali dapat bereaksi dengan air pada suhu biasa membentuk basa

dan gas hidrogen yang disertai pembebasan banyak energi.

3. dengan unsur-unsur elektronegatif membentuk senyawa ionik dan dengan asam

membentuk garam.

4.  merupakan unsur yang sangat reaktif.

2.4 Indikator Phenolphtalein

Ada beragam jenis indikator asam basa yang pada umumnya digunakan di

laboratorium kimia, salah satunya phenolphthalein sebagai indikator asam-basa dan

perubahan warnanya dari tidak berwarna menjadi merah muda-ungu. Ternyata jauh

dari fakta yang terkenal bahwa warnanya bisa hilang dengan larutan yang sangat

kuat. Dalam larutan berair dimana nilai pH di bawah 8.3, itu tidak berwarna. Pada

pH=10 warnanya intensif merah muda-ungu. Di bawah 8.3 ini seluruhnya hadir

sebagai phenol lacton. Namun, dalam medium yang sangat kuat yakni pH ≥ 14
indikatornya kambali tidak berwarna, ini konsekuensi dari transformasi menjadi

carbinol (Petrusevski dan Risteska, 2007).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan adalah logam Na, logam Mg, logam Ca, logam

Li, MgCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, SrCl2 0,5 M, BaCl2 0,5 M, H2SO4 0,5 M, NaOH 0,5 M,

indikator phenolptalin (PP), tissue roll, sabun, akuades, dan kertas saring.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas piala,

pipet tetes, pipet ukur, sikat tabung, penjepit tabung, bunsen, korek api, kaki tiga,

cawan petridish, sendok tanduk, dan labu semprot.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaktifitas Unsur

Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 ml. Tabung reaksi (1) diisi

logam Li, tabung reaksi (2) diisi dengan logam Mg dan tabung reaksi (3) diisi dengan

logam Ca. Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi,

tabung dipanaskan hingga terjadi reaksi, terjadinya reaksi ditandai dengan adanya

gelembung-gelembung gas. Diteteskan indikator PP pada masing-masing tabung dan

dicatat perubahan warnanya.


Diapungkan secarik kertas saring diatas permukaan air dalam cawan petridish

dengan menggunakan pinset, diletakkan sepotong logam Na di atas kertas tersebut.

Dibiarkan hingga terjadi ledakan kecil-kecil (jangan terlalu dekat). Kemudian ditetesi

indikator PP dan dicatat perubahan warnanya.

3.3.2 Kelarutan Garam Sulfat

Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl 2, tabung

reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi

(4) diisi dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Pada

masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M. Diperhatikan

endapan yang terbentuk.

3.3.3 Kelarutan Garam Hidroksida

Disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl 2, tabung

reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi

(4) diisi dengan BaCl2, masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Pada

masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M. Diperhatikan

endapan yang terbentuk.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Reaktivitas Unsur


Unsu Ditambah air Ditambah air
Ditambah Phenolptalin (PP)
r dingin panas
Ada gelembung,
Li Ada gelembung Berwarna ungu terang
keruh
Mg Tidak bergelembung Ada gelembung Berwarna ungu muda
Ca Ada gelembung Ada gelembung Berwarna ungu pekat
Na Terjadi ledakan kecil - Berwarna ungu muda

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengendapan Garam Sulfat


Larutan Ditambahkan H2SO4 0,5 M Keterangan
Tidak ada
MgCl2 0,5 M Tidak terjadi perubahan
endapan
CaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan keruh Sedikit endapan
Sangat banyak
SrCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan keruh
endapan
BaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan keruh Banyak endapan

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengendapan Garam Hidroksida


Larutan Ditambahkan NaOH 0,5 M Keterangan
MgCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan keruh Banyak endapan

CaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan keruh Banyak endapan


SrCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan bening Sedikit endapan

BaCl2 0,5 M Terbentuk endapan, warna larutan bening Ada endapan

4.2 Reaksi

A. Reaktivitas Unsur

Li + 2H2O Li(OH)2 + H2

Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2

B. Kelarutan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4 2HCl + MgSO4

CaCl2 + H2SO4 2HCl + CaSO4

SrCl2 + H2SO4 2HCl + SrSO4

BaCl2 + H2SO4 2HCl + BaSO4

C. Kelarutan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2NaOH 2NaCl + Mg(OH)2

CaCl2 + 2NaOH 2NaCl + Ca(OH)2

SrCl2 + 2NaOH 2NaCl + Sr(OH)2

BaCl2 + 2NaOH 2NaCl + Ba(OH)2

4.3 Pembahasan

Pada percobaan reaktivitas unsur menggunakan logam Li, Mg dan Ca saat

dicampurkan dengan air sebelum pemanasan, logam Li dan Ca bereaksi yang

ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil sedangkan saat logam Mg dan


Ca dicampurkan dengan air sebelum pemanasan tidak bereaksi. Selanjutnya

dilakukan proses pemanasan pada logam Mg, Li dan Ca sehingga pada proses

pemanasan tersebut menunjukkan hasil reaksi berupa adanya gelembung-gelembung

gas. Pada percobaan logam Na sendiri, ketika direaksikan dengan akuades timbul

reaksi yang ditandai dengan adanya ledakan kecil pada logam tersebut. Selanjutnya

yaitu penambahan indikator Phenolptalin setelah ditambahkan menunjukkan warna

yang berbeda. Hal ini membuktikan secara teori bahwa sifat logam alkali lebih

reaktif dibandingkan logam alkali tanah sedangkan untuk perbandingan hasil

reaktivitas pada logam Mg dan Ca lebih reaktif sehingga keelektronegatifan suatu

unsur semakin ke bawah semakin kecil dan bersifat basa.

Pada percobaan kelarutan garam sulfat, percobaan ini bertujuan untuk

membandingkan sifat kelarutan senyawa alkali dan alkali tanah jika direaksikan

dengan H2SO4. Pada percobaan larutan MgCl2 direaksikan dengan H2SO4 0,5 M

hasilnya menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan dan reaksi apapun. Selanjutnya

CaCl2 direaksikan dengan H2SO4 0,5 M hasilnya menunjukkan bahwa terjadi

perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan warna yaitu berwarna putih keruh

menyerupai warna kapur dan mengalami reaksi pada larutan serta terdapat sedikit

endapan di bawah. Selanjutnya jika SrCl2 direaksikan dengan H2SO4 0,5 M hasilnya

menunjukkan bahwa adanya perubahan, terdapat endapan lebih banyak dari larutan

sebelumnya, terjadi perubahan warna yaitu berwarna putih serta mengalami reaksi.

Selanjutnya BaCl2 direaksikan H2SO4 0,5 M hasilnya menunjukkan bahwa adanya

endapan paling banyak dibandingkan dari tiga senyawa sebelumnya adanya

perubahan warna pada larutan yaitu menjadi lebih keruh dan mengalami reaksi hal

ini disebabkan BaCl2 memiliki kelarutan paling rendah yang menyebabkan sangat
banyak terbentuk endapan. Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan kesamaan

dengan teori bahwa kelarutan garam yang ditunjukkan semakin ke bawah semakin

mengecil atau semakin berkurang. Sehingga urutan kelarutan garam sulfat alkali

tanah adalah MgSO4> CaSO4> SrSO4> BaSO4.

Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam

hidroksida pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah menambahkan NaOH

1 ml pada MgCl2 0.5 M, CaCl2 0.5 M, SrCl2 0.5 M, dan BaCl2 0.5 M. Pada larutan

MgCl2 terjadi banyak enndapan, pada larutan CaCl2 terjadi endapan seperti halnya

pada larutan SrCl2 dan BaCl2 juga terjadi endapan. Pada campuran BaCl2 dengan

NaOH terjadi kekeliruan, dimana BaCl2 seharusnya lebih sedikit dari SrCl2 malah

terjadi reaksi sebaliknya. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan adanya kesalahan

pada penambahan pereaksi yang tidak sesuai, mungkin berlebihan atau kekurangan.

Dengan demikian dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa. pada percobaan

ini hasil percobaan yang ditunjukkan kurang akurat, hasil yang diperoleh tidak sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa kelarutan garam hidroksida alkali tanah dari

atas ke bawah semakin bertambah. Sehingga Ba(OH)2 memiliki kelarutan paling

tinggi yang menyebabkan paling sedikit terbentuk endapan. Sehingga urutan

kelarutan garam hidroksida alkali tanah yakni MgSO4< CaSO4 < SrSO4 < BaSO4.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. kereaktifan logam alkali lebih reaktif dibandingkan dengan logam alkali tanah.

Pada logam alkali dan alkali tanah kereaktifan dalam satu golongan dari atas

kebawah semakin kecil sehingga dapat diurutkan sebagai berikut Na > Li > Mg

> Ca.

2. kelarutan garam sulfat dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil

sehingga dapat diurutkan sebagai berikut MgSO4 > CaSO4 > SrSO4 > BaSO4.

3. kelarutan garam hidroksida dalam satu golongan dari atas kebawah semakin

besar sehingga dapat diurutkan dengan sebagai berikut MgSO4 < CaSO4 < SrSO4

< BaSO4.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Percobaan

Sebaiknya alat-alat laboratorium harus memadai dan tidak terdapat kerusakan

serta bahan yang digunakan masih baik agar pengamatan tepat sasaran.

5.2.2 Saran untuk Laboratorium


Sebaiknya didalam laboratorium lebih memperhatikan kebersihan dan

kerapian laboratorium sehingga praktikan nyaman dalam melakukan praktikum,

utamanya pada fasilitas laboratorium yang kurang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2004, Kimia Dasar, Jakarta, Erlangga.

Halka, M., dan Nordstrom, B., 2010, Alkali and Alkaline Earth Metals, New York,
Facts On File Inc.

Mulyanti, S., 2015, Kimia Dasar Jilid I, Bandung, Alfabeta.

Petrusevski, V. M., dan Risteska, K., 2007, Behaviour of Phenolphthalein in


Strongly Basic Media, Chemistry, 16(4): 259-265.

Zakaria, R., dan Nanan R., 2011, Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Menentukan
Unsur-unsur Kimia Golongan A Berdasarkan Karakteristiknya, Jurnal
Computech dan Bisnis, 5(1): 14-23.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Reaktifitas Unsur

Logam Li, Mg, dan Ca

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda yang berisi

masing-masing 2 ml air.

- Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi

reaksi dipanaskan hingga terjadi reaksi yang ditandai dengan

adanya gelembung-gelembung.

- Ditetesi indikator PP dan dicatat perubahan warnanya.

Hasil

Logam Na

- Dimasukkan sepotong logam Na kedalam cawan petridish

pada secarik kertas saring yang diapungkan pada permukaan

akuades.
- Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi, ditandai dengan

adanya ledakan kecil yang mengeluarkan api.

- Ditetesi indikator PP dan dicatat perubahan warnanya.

Hasil

2. Kelarutan Garam Sulfat

(MgCl2, CaCl2, SrCl2, dan BaCl2) 0,5 M

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 ml dan diberi label.

- Setiap tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan H2SO4 0,5 M.

- Diperhatikan setiap endapan yang terbentuk pada setiap

tabung.

Hasil

3. Kelarutan Garam Hidroksida

(MgCl2, CaCl
MgCl 2, SrCl
2 (0,5 M) 2, dan BaCl2) 0,5 M

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda masing-

masing 1 ml dan diberi label.

- Setiap tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,5 M.

- Diperhatikan setiap endapan yang terbentuk pada setiap

tabung.
Hasil

Lampiran 2

Gambar 1. Reaktivitas Unsur

Gambar 2. Kelarutam Garam Sulfat


Gambar 3. Kelarutam Garam Hidroksida
LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun dan diajukan oleh

AGNES ALDORA

H031 19 1053

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 29 Oktober 2019

Asisten Praktikan

NURDINDA AGUSTIANI AGNES ALDORA


NIM: H311 16 310 NIM: H031 19 1053

Anda mungkin juga menyukai