Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Absorbansi Larutan Standar

Tabel 1. Nilai absorbansi larutan standar pada panjang gelombang 664 nm

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


0.5 1.420
1 1.460
1.5 1.540
2 1.620
2.5 1.660

Konsentrasi vs Absorbansi
1.7
1.6 f(x) = 0.13 x + 1.35
R² = 0.98
Absorbansi

1.5
1.4
1.3
1.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi (ppm)

Gambar 1. Grafik kurva kalibrasi deret standar

Berdasarkan hasil pengamatan dan grafik nilai absorbansi pada larutan

standar untuk konsentrasi 0.5 ppm, 1 ppm, 1.5 ppm, 2 ppm, dan 2.5 ppm berturut-

turut diperoleh 1.420, 1.460, 1.540, 1.620, dan 1.660. Berdasarkan nilai tersebut

dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi berbanding lurus dengan peningkatan

nilai absorbansi. Dalam hal ini percobaan ini sesuai dengan teori. Dari grafik tersebut

dapat dilihat pula bahwa hubungan yang linear antara konsentrasi terhadap

absorbansi.
4.2 Absorpsi Larutan Metilen Biru dengan Karbon Aktif

Tabel 2. Nilai absorbansi setelah adsopsi


Absorbansi Konsentrasi Awal (ppm) Konsentrasi Akhir (ppm)
1.350 2 0.0156
1.380 4 0.25
1.400 6 0.4062
1.420 8 0.5625
1.420 10 0.5625

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa nilai absorbansi setelah

proses adsorpsi dari masing-masing larutan contoh dengan konsentrasi 2 ppm, 4

ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm berturut-turut adalah 1.350, 1.380, 1.400, 1.420, dan

1.420. Nilai konsentrasi akhir dari masing-masing larutan contoh berturut-turut

adalah 0.0156 ppm, 0.25 ppm, 0.4062 ppm, 0.5625 ppm, dan 0.5625 ppm. Dari data

tersebut, dapat dilihat bahwa konsentrasi laurutan contoh mengalami penurunan. Hal

ini disebabkan karena telah terjadinya proses adsorpsi zat warna metilen biru oleh

karbon aktif.

Tabel 3. Efektifitas adsorpsi


Ce
Co (mg/L) Ce(mg/L) qe(mg/g) (g/L) Log Ce Log qe
qe
2 0.0156 0.0992 0.1575 -1.8062 -1.0034
4 0.25 0.1875 1.3333 -0.6020 -0.7269
6 0.4062 0.2797 1.4525 -0.3912 -0.5533
8 0.5625 0.3719 1.5126 -0.2499 -0.4296
10 0.5625 0.4719 1.1920 -0.24989 -0.3262

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa dari

nilai-nilai konsentrasi awal dan konsentrasi setelah adsorpsi diperoleh nilai efektifitas

adsorpsi berturut-turut adalah 0.0992 mg/g, 0.1875 mg/g, 0.2797 mg/g, 0.3719 mg/g,

dan 0.4719 mg/g. Pada efektifitas adsorpsi menunjukkan tingkat penyerapan zat

warna oleh karbon aktif yang digunakan.


Ce vs qe
0.5
0.4
f(x) = 0.6 x + 0.06
qe (mg/g) 0.3 R² = 0.91
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Ce (mg/g)

Gambar 2. Grafik kurva hubungan konsentrasi awal dengan akhir

Ce vs Ce/qe
1.6
f(x) = 1.94 x + 0.43
1.2 R² = 0.65
Ce/qe (g/L)

0.8

0.4

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Ce (mg/L)

Berdasarkan kurva tersebut, ditunjukkan bahwa nilai efektifitas adsorpsi yang

diperoleh mengalami kenaikan. Dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi konentrasi maka semakin besar efektifitas adsorpsi yang terjadi.
Gambar 3. Grafik kurva isotermal adsorpsi Langmuir

Berdasarkan kurva isotermal adsorpsi Langmuir, diperoleh nilai slope

sebesar 1.9431, nilai intercept 0.4313 dan nilai R2 sebesar 0.6535. Dari nilai slope

dan nilai intercept ini didapatkan nilai kapasitas adsorpsi (Q) dan tetapan Langmuir

(b). Kapasitas adsorpsi (Q) sebesar 0.5146 mg/g dan tetapan Langmuir (b)

sebesar 4.5056 L/mg.


Log Ce vs Log qe
0
-2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.2
-0.4
Log qe
f(x) = 0.38 x − 0.36
-0.6
R² = 0.86
-0.8
-1
-1.2
Log Ce

Gambar 4. Grafik kurva isotermal adsorpsi Freundlich

Berdasarkan kurva isotermal adsorpsi Freundlich, diperoleh nilai slope

sebesar 0.3765, nilai intercept -0.3595 dan nilai R2 sebesar 0.8592. Dari nilai slope

dan nilai intercept ini didapatkan nilai kapasitas adsorpsi (K) dan tetapan Freundlich

(b). Kapasitas adsorpsi (K) sebesar 0.437 mg/g dan tetapan Freundlich (b) sebesar

2.656 L/mg.

Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan

monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun, pada

adsorpsi Freundlich keaktifannya pada permukaan adsorben bersifat heterogen.

Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi yaitu adsorpsi hanya

terjadi pada lapisan tunggal (monolayer), panas adsorpsi tidak tergantung pada

penutupan permukaan dan semua situs dan permukaannya bersifat homogen. Model

adsorpsi metilen biru yang paling tepat berdasarkan percobaan ini adalah adsorpsi

metode Freundlich karena memiliki nilai kapasitas adsorpsi yang lebih besar

dibandingkan dengan metode adsorpsi Langmuir. Selain nilai kapasitas adsorpsi nilai
R2 yang dapat dilihat dari kurva isotermal adsorpsi Freundlich lebih mendekati 1

daripada nilai R2 pada kurva isotermal adsorpsi Langmuir.

Anda mungkin juga menyukai