Makalah Kimia
Polimer
OLEH:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Polimer dan Aplikasi Pengembangan Polimer”.
Penulisan makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Kimia Polimer. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk
memberikan pengetahuan, baik kepada penulis maupun pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karenanya, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati sebagai bahan
pembelajaran kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
mekanik yang cukup baik, memiliki sifat isolator panas dan suara, tahan korosi,
serta dapat dijadikan sebagai penghambat listrik yang baik selain itu juga ramah
lingkungan. Selain itu, telah ditemukan sifat elektrik yang tidak lazim dari
polimer mengenai konduktivitas, penyimpanan muatan dan transfer energi. Salah
satu dari sifat yang tidak lazim ini adalah fenomena perubahan energi panas dan
energi getaran menjadi energi listrik. (Sirait, 2010).
Dari uraian di atas, disusunlah makalah dengan judul “Polimer dan
Aplikasi Pengembangan Polimer” guna mengkaji lebih dalam karakteristik dan
pengaplikasian polimer.
5
BAB II
PEMBAHASAN
(monomer)n polimer
Unit terkecil
6
Struktur unit ulang dari polimer tidak hanya merefleksikan monomer-
monomer pembentuk polimer tersebut, tetapi juga memudahkan alternatif penulisan
struktur polimer menjadi lebih sederhana untuk merepresentasikan makromolekul
ini. Misalnya untuk polietena, dinilai sebagai polimer yang paling sederhana,
penulisan struktur polimernya dapat dijelaskan dari persamaan reaksi pada Gambar
1.3. Yang berperan sebagai monomer adalah etena, sedangkan polimer linier yang
dihasilkan disebut sebagai polietena densitas-tinggi atau high-density poliethylene
(HDPE). HDPE tersusun atas makromolekul-makromolekul dengan jumlah unit
ulang (n) berkisar antara 10.000 sampai 100.000 (berat molekul antara 2 105
hingga 3 106) (Cowd, 1991).
1. Elastomer
Polimer-polimer yang dikategorikan sebagai elastomer adalah polimer yang
memiliki sifat dan karakteristik karet – yaitu fleksibel dan elastik. Untuk dapat
bersifat elastik, maka suatu polimer harus memenuhi kriteria berikut:
a. Memiliki molekul-molekul yang panjang dan fleksibel, yang akan
menggulung (berbentuk coil) pada keadaan alaminya, namun dapat
diregangkan tanpa mengalami pemutusan, seperti yang ditunjukkan pada
gambar.
Ditarik
relaksa
si
Contoh elastomer adalah karet alam dan karet sintetik stiren butadiene rubber
(SBR), dan karet silikon. Pada karet silikon, rantai karbon utama digantikan
dengan rantai silikon dan oksigen yang tersusun secara bergantian. Elastomer ini
juga merupakan polimer berikatan silang yang stabil, bahkan sampai suhu yang
lebih tinggi dari elastomer berbasis atom karbon.
2. Plastik
Konsumsi plastik dunia telah menembus angka miliaran ton per tahun. Ada dua
jenis plastik, yaitu termoplastik dan termoset. Polimer termoplastik akan
melunak saat dipanaskan dan mengeras saat didinginkan, karenanya dapat
dilelehkan dan dibentuk. Pada pabrikasinya, material termoplastik dapat
mengandung material filler, berupa serat atau serbuk, yang memberikan
peningkatan sifat-sifat fisik atau mekanik tertentu (kekuatan, kekakuan, warna,
dan lain-lain).
3. Serat
Serat merepresentasikan aplikasi penting dari material polimer, seperti halnya
kategori plastik dan elastomer. Serat alami sepeti katun, wol, dan sutera telah
digunakan oleh manusia selama berabad-abad. Pada tahun 1885, sutera sintetik
mulai dipatenkan dan diperkenalkan pada industri serat modern. Secara umum,
serat memiliki panjang setidaknya 100 kali dari lebarnya. Beberapa golongan
serat alami dan sintetik dapat memiliki perbandingan panjang terhadap lebar
hingga 3000
kali atau lebih.
8
elastisitas. Nilon sangat elastik, meskipun demikian, apabila batas keelastikannya telah
dilewati, material ini tidak akan kembali ke bentuk awal. Seperti kebanyakan serat
sintetik, Nilon memiliki ketahanan listrik yang besar, inilah yang menyebabkan
aplikasinya pada bahan pakaian dan karpet.
9
dipengaruhi oleh kepolaran dan penyebaran pelarut (Sirumapea, 2018).
2.3.2 Pemanfaatan Bakteri Hasil Isolasi Sebagai Agen Biodegradasi Polimer
Polieugenol
Polimer plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern
yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Kemudahan yang
diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer plastik berdampak negatif
terhadap masalah pencemaran lingkungan. Pasaribu (2004) menyatakan bahwa
polimer plastik memiliki tekstur yang kuat sehingga bersifat tahan lama yang
menyebabkan sampah polimer plastik sulit didegradasi oleh mikroba.
Masalah pencemaran plastik mendorong perhatian para peneliti lingkungan
untuk mencari bahan plastik ramah lingkungan. Plastik ini biasa dikenal dengan
istilah biodegradable plastics atau bioplastik, yakni plastik yang dapat dibentuk atau
dirombak secara biologis oleh mikroba (Surono, 2004). Polimer plastik yang
biodegradable dapat diperoleh dari alam, salah satunya dari minyak cengkeh yang
komponen utamanya adalah senyawa eugenol yang dipolimerisasi menjadi
polieugenol. Polieugenol berpotensi untuk dijadikan bahan pengemas ramah
lingkungan karena tidak mudah rusak oleh panas dan merupakan polimer sintetik
yang monomernya berasal dari bahan alam (Susilowati dkk, 2003).
Polimerisasi polieugenol menggunakan eugenol murni sebagai
monomer.Polimerisasi eugenol berlangsung pada suhu kamar secara eksotermis yang
ditandai dengan meningkatnya suhu sistem dan reaksinya yang eksplosif. Menurut
Cowd (1982), polimerisasi monomer cair bersifat sangat eksotermis dan reaksinya
bisa sulit dikendalikan. Polimer biasanya larut dalam monomernya sehingga
kekentalan sistem meningkat dan sukar diaduk, namun cara polimerisasi ini biasanya
memberikan hasil yang relatif murni.
Polimerisasi telah terjadi ditandai dengan perubahan fisik seperti perubahan
warna, pembentukan padatan dan terbentuknya gas (Cowd, 1982). Perubahan warna
larutan eugenol menjadi merah, terbentuknya jeli menandakan telah terjadi
polimerisasi. Jeli yang terbentuk dilarutkan dalam etil asetat, kemudian diuapkan
untuk mendapatkan polimer murni. Penguapan dilakukan di udara terbuka sampai
polimer membentuk padatan kembali. Padatan yang terbentuk digerus sampai
menjadi serbuk agar lebih mudah dibentuk menjadi film tipis (Lestari dkk., 2008)
Polieugenol ini kemudian diuji titik lelehnya. Berdasarkan pengamatan film
polieugenol yang terbentuk dan titik leleh yang tinggi yaitu 135-137 oC, dapat
10
disimpulkan bahwa polieugenol ini dapat menggantikan plastik yang kuat dan tahan
panas akan tetapi polieugenol ini belum murni karena rentang titik lelehnya lebih dari
1oC.
Adesif merupakan bahan yang dikenal olth masyarakat luas karena fungsinya
yang penting untuk mcrekatkan atau mcngikat berbagai jenis bahan seperti kayu, logam,
ke- ramik, plasnk, kulit, tckstil, menjadi satu kesatuan barang utuh yang dikebendaki.
Meskipun dari scgi volume yang digunakan relatif kecil dibandingkan dengan bahan ainu
barang yang direkatkan, adesif merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam
kchidupan masyarakat indiistri. Jenis industri yang banyak menggunakan adcsif ialah
indusni konstniksi, pengeinasan, tekstil, kayu dan perabot (Aatrini, 2016).
Kekuatan am sun nun» adesif ditentukan oleh kc- kualan jenis bahan yang
direkatksn, badan adcsifnya dan ktkuatan dari dna antar permiikaan yakni aaiar
permukaan kedua bahan yang direkatkan dan adcsif. Untuk suatu sistem adesif, kekuatan
ikatanny* ditentukan oleh kekuatan yang terlemah. Secnra kimiawi hat ini berkaitan
dengan jenis-jenis ikatan yang berperan seperti ikatan primer (ittatan elektrovalen,
kovalen dan metalik), ikatnn sckunder atiu ikatsn van dcr Waals, dnn ikatan akibat
interaksi antara dipol yang permanen seperti ikatan lidrogen (1). Dalam bidang adesif ada
dua konscp kimia pcrmukaan yang perlu diperlatikan, baik utituk keperluan forniulasi
dan pcmbualan bahan adesif maupun untuk ptmilihan adcsif yang sesuai bagi suatu
pcrmukaan substrai tertentu, yaitu konsep parameter kelarutan (h) menunit Hilderbrand
(1, 2, 3, 4) dan konsep tegangan permubaan kritis (yt) menurut Zisman (1, 2).
Parameter kelarutan (6) yang didcfinisikan sebagai 6 = (E/V)A^, dimana E = cnergi,
penguapan; V - volume molar; dan E/V = kcrapatan cncrgi kohesi (cohesive energy
density), merupakan alat untuk meramalkan kompatibilitas bahan-bahan komponen dalam
adesif ataupun kompatibilitas bahan adesif den bahan yang dhekatkan (Aatrini, 2016)
11
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan
12
3.2 Saran
Penulis berharap isi dari makalah ini dapat menjadi bahan referensi
dalam menambah pengetahuan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Selain
itu, studi lebih lanjut menganai aplikasi pengembanagan polimer itu sendiri masih
perlu penulis kembangkan demi menyempurnakan isi makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Astika, I.M., Lokantara, I.P. & Karohika, I.M.G. 2013. Sifat Mekanis Komposit
Polyester dengan Penguat Serat Sabut Kelapa. Jurnal Energi dan
Manufaktur, 6(2): 95- 202.
Billmeyer, F. W. (1984). Textbook of Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc.
Cowd, M.A. 1991, Kimia Polimer, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.Departemen Kesehatan RI., 2007, Terapi Patah Tulang karena
Osteoporosis, http://www.DepkesRI.co.id [Diakses pada 23 Agustus 2021].
Malcolm P. Stevens. (2001). Kimia Polimer. (Penerjemah Iis Sopyan). Jakarta:
Pradnya Paramita.
Eichhorn S.J., Zafeiropoulus C.A.B.N., Ansel L.Y.M.M.P., Entwistle K.M.,
Escamilla P.J.H.F. G.C., Groom L., Hill M.H.C., Rials T.G., dan Wild P.M.
2001. Review Current International Research into Cellulosic Fibres and
Composites, Journal of materials Science, pp. 2107-2131.
Ezekwem, D. 2016. Composite Materials Literature review for Car
bumber. .13140/RG.2.1.1817.3683. Fahmi, H. & Hermansyah, H. 2011.
Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit Resin Polyester/ Serat Daun Nenas
Terhadap Kekuatan Tarik. Jurnal Teknik Mesin. 1(1): 46-52.
Fahmi, H. & Hermansyah, H. 2011. Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit
Resin Polyester/ Serat Daun Nenas Terhadap Kekuatan Tarik.
Jurnal Teknik Mesin. 1(1): 46-52.
Lestari, P., Zusfahair., Dan Ningsih, D. R., 2008. Pemanfaatan Bakteri Hasil Isolasi
Dari Tpa (Tempat Pembuangan Akhir) Gunung Tugel Kabupaten Banyumas
Sebagai Agen Biodegradasi Polimer Polieugenol, Molekul Jurnal, 3(2): 52-
63
Mahmuda, E., Savetlana, S., dan Sugiyanto. 2013. Pengaruh Panjang Serat
Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berpenguat Serat Ijuk dengan Matrik
Epoxy. Jurnal FEMA, 1(3): 79-84.
Malcolm P. Stevens. (2001). Kimia Polimer. (Penerjemah Iis Sopyan). Jakarta:
14
Pradnya Paramita.
Sirait, D.H. 2010. Material Komposit. Erlangga. Jakarta. Soemardi, T.P.,
Kusumaningsig, W. & Irawan, A.P. 2009. Karakteristik Mekanik Komposit
Lamina Serat Rami Epoksi Sebagai Bahan Alternatif Soket Prostesis.
MAKARA TEKNOLOGI, 13(2): 96- 101.
Sirumapea, L., 2018, Sintesis Polimer Bercetakan Meropenem Sebagai Sorben
Yang Selektif Optimasi Monomer Fungsional, Jurnal Kimia Analitik,
7(3):1-8.
Suryanto, H. & Marsyahyo, Eko & Irawan, Yudy & Soenoko, Rudy. 2014. Effect of
Alkali Treatment on Crystalline Structure of Cellulose Fiber From Mendong
(Fimbristylis globulosa) Straw. Key Engineering Materials. 594-595. 720-
724. 10.4028/www.scientific.net/KEM.5 94-595.720.
15