Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAAN KOMPETENSI
Kompetensi dasar :
Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah
Indikator :
 Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa dengan menggunakan
pengisian tempat yang tersedia.
 Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari satu peristiwa dengan menggunakan aturan
permutasi.
 Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa dengan menggunakan aturan
kombinasi.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat :
 Mendeskripsikan dan menerapkan berbagai aturan pencacah melalui beberapa contoh nyata
serta menyajikan alur perumusan aturan pencacah (perkalian, permutasi dan kombinasi )
mealui diagram atau cara lainnya.
 Menerapkan berbagai konsep dan prinsip permutasi dan kombinasi dalam pemecahan
masalah nyata.
 Mendeskripsikan konsep ruang sampel dan menentukan peluang suatu kejadiaan dalam suatu
percobaan.
 Mendeskripsikan dan menerapkan aturan/ rumus peluang dalam mempredeksi terjadinya
suatu suatu kejadiaan dunia nyata serta menjelaskan alasan-alasannya.
 Mendeskripsikan konsep peluang dan harapan suatu kejadian dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
 Memilih dan menggunakan aturan pencacah yang sesuai dalam pemecahan masalah nyata
serta memberikan alasannya.
 Mengidentifikasi masalah nyata dan menerapkan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi
dalam pemecahan masalah tersebut.
 Mengidentifikasi menyajikan model matematika, dan menentukan peluang dan harapan suatu
kejadian dari masalah kontekstual.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Dalam kehidupan sehari – hari, seperti perdagangan, sains, dan penelitian, pasti kita akan
selalu menghadapi perhitungan angka – angka ( numeric ) maupun bilangan yang dikenal sebagai
aturan pencacah. Untuk memudahkan perhitungan, biasanya kita menggunakan kalkulator, aturan
dasar berhitung seperti faktrial yang terdapat pada kallulator akan kita pelajari dalam bab ini,
aturan- aturan ini berguna untuk menunjang pemahaman dalam pembahsan tentang peluang yang
akan dibahas.
A. DIAGRAM VENN
1. DEFENISI HIMPUNAN
Sebuah himpunan adalah sekumpulan objek - objek tertentu yang mempunyai arti. Sebuah
himpunan biasanya di tulis denga huruf besar seperti A, B, DAN C setiap objek yang terdapat di
dalam sebuah himpunan disebut elemen atau unsur dari himpunan. Secara symbol ditulis :
a∈ A berarti “ a adalah sebuah elemen dari himpunan A “ a ∈ A berarti “ a bukan elemen dari
himpunan A”.
jika suatu himpunan tidak memiliki elemen maka himpunan tersebut disebut himpunan kosong
dan dinotasikan dengan ∅ .
Contoh 1
Tuliskan semua himpunan bagian dari { a, b, c}
Jawab :
{ a, b, c }, { a, b }, { a, c }, { b, c }, {a}, {b}, {c}, ∅

Contoh 2
Sebuah himpunan dapat dinyatakan dengan menyebut aturan atau ciri himunan atau
dengan mendaftar semua anggota himpunan tersebut.
Aturan daftar
a. {x ¿x adalah hasil kerja nasional } = { senin, selasa, rabu, kamis, jumat }
b. { x | x2 = 4 } = { -2, 2 }
c. { x | x adalah bilangan ganjil } = { 1, 3, 5, …. }

Jika setiap elemen dari himpunan A juga merupakan elemen himpunan B, dapat dikatakan A
himpunan bagian B. jika setiap elemen himpunan A sama dengan setiap elemen himpunan B,
maka A = B.
A ∁ B berarti : “ A himpunan bagian dari B “

A = B berarti : “ semua elemen A dan B adalah sama “


A ₵ B berarti : ” A bukan himpuna bagian dari B “

A ≠ B berarti : “ A dan B pasti mempunyai elemen yang tidak sama “


2. OPERASI HIMPUNAN
Gabungan dari himpunan A dan B dinotasikan dengan A ∪ B, adalah semua elemen yang ada di
A atau di B.
A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Pada diagram venn di samping diperoleh :
A ∁ A ∩ B dan B ∁ A ∪ B
Irisan dari himpunan A dan himpunan B dinotasikan dengan
A ∩ B { x | x ∈ A atau x ∈ B }

Komplemen dari himpunan A dinotasikan dengan AI.

AI { x ∈ S dan x Ɇ A }
Contoh :
Diberikan A = { 3, 6, 9 }, B = { 3, 4, 5, 6, 7, }, c { 5, 4, 7 }, dan s { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Jawab :

A ∪ B = { 3, 4, 5, 6, 7, 9 } ≡>¿ n (A ∪ B) = 6
A ∩ B = { 3, 6,} ≡>¿ n (A ∩ B) = 2
A∩c=∅ ≡>¿ n (A ∩ c ) = 0
BI = { 1, 2, 8, 9} ≡>¿ n(BI) = 4
B. ATURAN PENJUMLAHAN
Untuk dua himpunan A dan B, selalu berlaku:
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n((A ∩ B)
jika A dan B saling lepas, maka
n(A ∪ B) = n(A) + n(B)
contoh :
Dalam suatu survai dari pebisnis suatu kota, 750 pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan, 640
pebisnis mengikuti asuransi kendaraan , dan 280 pebisnis mengikuti keduanya. Beberapa banyak
pebisnis yang mengikuti asurasi kesehatan atau asuransi kendaraan?
Jawab :
Jika A menyatakan himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan B menyatakan
himpunan pebisnis yang mengikuti asuransi kendaraan, maka

A ∪ B = himpunan yang mengikuti asuransi kesehatan dan asuransi kendaraan

A ∪ B = himpunan yang mengikuti asuransi kesehatan atau asuransi kendaraan.


Hal ini berarti :
n(A) = 750, n(B) = 640, n(A ∩ B) = 280
maka :
n (A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B )
=750 + 640 – 280
=1.110
Jadi, terdapat 1.110 pebisnis yang mengikuti asuransi kesehatan atau asuransi kendaraan.
8.1.2 Aturan Perkalian
Pada subbab yang lalu telah dibahas bahwa aturan penjumlahan dan pengurangan digunakan
untuk menghitung banyaknya elemen di dalam himpunan itu. Sekarang kita ingin membahasa tentang
himpunan yang elemen-elemen dinyatakan oleh sederetan operasi.
Aturan perkalian :
1. jika dua operasi O1 dan O2 terjadi dalam suatu urutan dengan N1 cara yang mungkin untuk operasi
pertama dan N2 cara yang mungkin untuk operasi kedua, maka kedua operasi itu secara berurutan dapat
diselesaikan dengan :

N1 ∙ N2 (cara)
2. secara umum, jika n operasi O1, O2, ..., On terjadi dalam suatu urutan dengan masing-masing N1, N2,....Nn
cara yang mungkin terjadi, maka semua operasi ini secara berurutan dapat diselesaikan dengan :
N1 . N2 . N3 .... Nn (cara)
Atau
n
Ditulis dalam bentuk notasi ∏ N i
i=1

Notasi  berarti perkalian berurutan dengan indeks i = 1, 2, ...., n.


Contoh 1 :
Berapa banyak bilangan-bilangan bulat positif yang memenuhi syarat sebagai berikut :kurang dari 500,
dapat disusun dari angka 3, 4 , 5, 6, dan 7, dan tiap bilangan tidak mengandung angka yang sama ?
Jawaban :
Karena bilangan-bilangan itu harus kurang dari 500, maka jelas bahwa bilangan-bilangan itu paling besar
terdiri dari 3 angka, tetapi mungkinjuga terdiri atas 2 angka dan 1 angka.
a. Bilangan-bilangan yang terdiri dari 3 angka
Angka ratusan : karena harus kurang dari 500, maka terdapat 2 kemungkinan, yaitu 3 atau 4.
Angka piluhan : dapat dipilih 4 dari 5 angka karena angka-angka dalam tiap bilangan tidak boleh

Sama.
Angka ratusan : dapat dipilih 3 dari 5 angka, karena angka-angka tidak boleh sama.
Jadi, ada 2 x 4 x 3 x + 24 bilangan yang terdiri atas 3 angka yang memenuhi syarat di atas.
b. Bilangan-bilangan yang terdiri atas 2 angka
Untuk puluhan : dapat diambil semua angka, sehingga ada 5 kemungkinan.
Untuk satuan : hanya dapat dipilih 4 dari 5 angka yang ada karena tidak boleh ada angka yang
sama, sehingga ada 4 kemungkinan.
Jadi, ada 5 x 4 = 20 bilangan yang terdiri atas 2 angka yang memenuhi syarat-syarat di atas.
c. Bilangan-bilangan yang terdiri dari 1 angka
Dapat diambil dari semua angka. Jadi, akan menghasilkan 5 bagian yang memenuhi syarat-syarat
diatas.
Jadi seluruhnya asa 24 + 20 + 5 = 49 bilangan yang memenuhi.

8.1.3 Faktorial
Hadil kali bilangan asli berurutan disebut faktorial. Hasil kali n bilangan asli yang pertama
disebut n faktorial dan ditulis dengan notasi : n!
Defenisi daktorial :
Untuk setiap bilangan asli n, maka n faktorial didefenisikan sebagai :
n! = n x (n – 1) x (n – 2)x. . . x 3 x 2 x 1.
Hal khusus :
1! = 1 dan 0! = 1 ( dari percobaan )
Berdasarkan defenisi di atas, kita dapat menentukan faktorial dari suatu bilangan asli, seperti berikut ini.
1. 2! = 2 x 1 = 2
2. 3! = 3 x 2 x 1 = 6
3. 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
4. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
5. 6! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720
6. 7! = 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 5.040
7. 8! = 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 40.320
8. 9! = 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 362.880

Dari uraian diatas, kita dapat melihat secara teliti keterhubungan faktotial dengan bilangan-bilangan yang
di kalikan.
a) 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 => 5! = 5 x 4! = 20 x 3!
6!
b) 6! = 6 x 5! Atau 6 =
5!
Secara umum, dapat dituliskan :
n!
n= ; dengan n bilangan asli
( n−1 ) !
atau
n! = n . (n – 1 )!
Contoh 1 :
12! 12.11 . 10 !
a) = = 132
10! 10!
8.2 PERMUTASI DAN KOMBINASI
8.2.1 permutasi
permutasi merupakan pengembangan dari aturan perkalian. untuk menentukan nilai suatu
permutasi dapat dilihat beberapa kondisi berikut ini.
kondisi 1
suatu permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berlainan adalah penempatan r unsur itu dalam
suatu urutan (r≤ n) dan dinyatakan dalam notasi pnr ditentukan oleh formula berikut ini.

n(n-1)(n-2)...(n-r+1)

pnr =¿ atau

n!
( n−r ) !
Hal Khusus:

untuk r=n maka: pnn ¿ n(n-1)(n-2)... 3 . 2 . 1= n!

pnn sering ditulis pn dan dibaca : permutasi n unsur


contoh 1
banyaknya permutasi huruf abjad: a,b, dan c yang diambil 2 unsur adalah
31
p32 ¿
( 3−2 ) !
3!
¿
1!
3.2 .1
¿
1

p32=¿ 6 buah
contoh 2
berapa kendaraan yang dapat diberikan plat nomor polisi daRI angka 1,2,3,4,5 tanpa ada angka yang
berulang, apabila tiap nomor terdiri atas 5 angka?
jawab
diketahui : n= 5, yaitu 1 , 2, 3, 4, 5 dan r=5

p55 ¿ 5 !=¿5 . 4 . 3 . 2 . 1

p55 ¿120

Contoh 3
berapa banyak kata yang terdiri atas 6 huruf yang dapat dibentuk dari kata ‘’MELATI’’?
Jawab
diketahui : n= 6 dan r=6

p66=6!
=6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1

p66=720
Kondisi 2
1. jika diketahui n unsur, diantaranya ada k unsur yang sama (k≤ n), maka banyaknya permutasi yang
berlainan dari n tersebut ditentukan oleh fomula:
n!
p¿
k!
2. jika dari n unsur yang tersedia terdapat n1 unsur yang sama, n2 unsur yang sama dan n3 unsur yang
sama,maka banyaknya permutasi berlainan dari n unsur itu ditentukan oleh formula:
n!
dengan n1 + n2 + n3≤ n
n 1! n 2 ! n 31

Contoh 1
Perkataan ‘’ADA’’ terdiri atas tiga huruf dengan 2 huruf yang sama, yaitu:
A1DA2 DA2A1
A1A2D A2DA
DA1A2 A2A1D
Jika indeks 1 dan 2 dihapus, maka terdapat 3 permutasi yang berlainan,yaitu sesuai dengan
3! 3.2 .1
p¿ ¿ = 3.
2! 2 .1
Contoh 2
Seekor semut merayap dari titik A menyusuri rusuk kubus ABCDEFGH menuju titik G. berapakah
banyaknya jalan terpendek yang dapat dilalui semut tersebut?
jawab:
semua langkah dari A ke G memerlukan 1 kali kekanan,1 kali kekdepan dan 1 kali ke atas. hal ini
berarti ; n1 =1, n2=1,n3=1 sehingga
3!
p31,1,1 =
1 ! 1! 1 !
3.2 .1
¿
1

p31,1,1 =¿6
jadi, banyak jalan terpendek yang dapat dilalui adalah 6 jalan
kondisi 3
1. permutasi siklis
jika tersedia n unsur berbeda, maka banyak permutasi berulang r unsur yang diambil dari n unsur yang
tersedia ditentukan oleh formula:

Pberulang = nr, dengan r =r ≤ n


Contoh 1
diketahui ada 5 orang aakan menempati 5 kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar. berapa banyak
yang dapat terjadi?
jawab:
banyak unsur= 5,maka permutasi siklis dari 5 siklis dari 5 unsur itu adalah;
Psiklis = (5-1)!
= 4!
Psiklis =24
contoh 2
diketahui angka-angka 1,2,3,4,5 dan 6 akan dibentuk bilangan-bilangan yang terdiri atas 3 angka dengan
angka-angka boleh brulang berapa banyak bilangan yang dibentuk?
jawab :
unsur yang tersedia n=6,unsur yang dipilih r=3,maka
Pberulang= 63
=6 X 6 X 6
=216
8.2.2 Kombinasi
Pengembangan aturan perkalian selain permutasi adalah kombinasi.
Defenisi : Kombinasi
1. Suatu kombinasi r unsur yang di ambil dari n unsur yang berlainan adalah suatu pilihan dari n
unsur tanpa memperhatikan urutannya (r ≤ n )
2. Kombinasi r unsur yang di ambil dari n unsur yang berlainan dinitasikan dengan : Cnr , nCr ,
C(n,r) Cn,r atau (rn) dan ditentukan oleh formula berikut ini :

P nr
r!

C nr = atau
n!
r ! ( n−r ) !

Contoh 1 :
Banyak kombinasi dari huruf-huruf a, b, c yang diambil 2 unsur adalah :
3! 3.2
3C2 = = = 3 yaitu ab, ac, dan bc.
2! 1 ! 2
Kita peroleh nCr = nCn-r
5 ! 5.4
Jadi, 5C2 = 5C3 = = = 10
3! 2! 2.1
Banyaknya semua kombinasi dan n unsur yang diambil 1 atau 2 . . . atau n unsur adalah nC1 + nC2 + . . . +
n
nCn = 2 - 1

Contoh 2:
Berapa banyak jabat tangan yang bergantian dalam satu pesta yang dihadiri 12 orang ?
Jawaban :
Diketahui : n = 12 dan r = 2 (dua orang yang berjabat tangan)
12!
C 12
2 =
2! ( 12−2 ) !
12 !
=
2! 10 !
12.11
=
2.1

C 12
2 = 66

Jadi, banyak jabat tangan yang terjadi adalah 66 kali.


Contoh 3 :
Jika seseorang mempunyai 1 buah uang logam Rp50, 1 buah Rp100, dan 2 buah Rp500 dalam sakunya,
berapa banyak cara pengambilan sejumlah uang dalam sakunya?
Jawab : n = 4, maka banyaknya cara = 2n – 1
= 24 - 1
= 16 - 1
= 15

Anda mungkin juga menyukai