Oleh:
1. Alifiea Zalifa Mumtaza
2. Rahmawati
Daftar Isi
Kelimpahan helium dialam semesta (±23%) adalah yang terbesar setelah hidrogen (±76%).
Helium berasal dari reaksi fusi hidrogen di matahari. Sebagian kecil unsur tersebut terjebak
dibawah kerak bumi pada waktu pembentukannya yang juga berlangsung di matahari. Partikel
alfa yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif meningkatkan jumlah atom-atom He dalam kerak
bumi, oleh karena itu helium sudah berhasil diekstrkasi sebagai hasil samping gas alam dari
daerah-daerah tertentu, misalya di Amerika Utara. Adapun helium di atmosfir kadarnya hanya
sedikit, sebab gas helium sangat ringan sekali sehingga mudah lolos dari tarikan gravitasi
bumi. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah Argon. Kelimpahan Helium
diudara 5,24 ppm, Neon 18,21 ppm, dan Argon 9340 ppm membuat dua unsur ini lebih banyak
dari kebanyakan unsur lainnya, seperti arsenik dan bismut, di kerak bumi. Kelimpahan Kripton
1,14 ppm, dan Xenon 0,087 ppm. Kelimpahan Helium di kerak bumi 3 x 10-3 ppm, Neon 7 x 10-
5 ppm, Argon 4 x 10-2 ppm, sedangkan Kripton dan Xenon tidak ditemukan di bawah kerak
bumi.
B. Sifat Fisika Gas Mulia
Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan berwujud gas.
Sifat kimia berhubungan erat dengan sifat fisika, misalnya kereaktifan suatu unsur berikatan erat
dengan energi ionisasi unsur tersebut. Dengan begitu kita dapat melihat sifat kimia dari sifat
fisikanya.
Gas mulia merupakan gas monoatomik (atom yang berdiri sendiri) maka dari itu gas mulia
sukar bereaksi (inert). Penyebab gas mulia sukar bereaksi karena konfigurasi elektronnya
yang stabil. Konfigurasi gas mulia dengan 8 elektron pada kulit terluar, kecuali helium 2
elektron pada kulit terluar. Kestabilan gas mulia terlihat pada energi ionisasinya yang besar
dan afinitas elektron yang kecil. Hal itu menunjukkan gas mulia sukar melepas elektron dan
mempunyai kecendrungan yang kecil untuk menangkap elektron.
2. Hubungan Kereaktifan Gas Mulia dan Jari-jari Atomnnya
Semakin besar nomor atom gas mulia makin besar jari-jari atom gas mulia maka kereaktifannya
makin besar sesuai dengan tabel diatas. Jika jari-jari atom bertambah maka gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar makin lemah sehingga elekttron terluar itu mudah ditarik oleh zat lain
(lebih reaktif).
- Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2. XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat
direaksikan dengan difluorooksida pada :
Xe(s) + F2O2(g) ➝ XeF2(s) + O2(g)
Molekul XeF2 dan KrF2 berbentuk linear.
- Bilangan Oksidasi +4
KrF4 lebih tidak stabil dibandingkan dengan XeF4. XeF4dapat dibuat dengan memanaskan
campuran xenon dan fluorin pada suhu 400°C dan tekanan 6 atm dengan katalis nikel. Xe(g) +
2F2(g) ➝ XeF4(g). Bentuk molekul XeF4 adalah bujur sangkar (segi empat datar).
- Bilangan Oksidasi +6
Ditemukan hanya Xenon yang dapat membentuk XeF6. XeF6 dibuat dengan 50 atm pada
suhu 3OO C.
XeF6 pada suhu kamar (25 C, 1 atm) berbentuk kristal berwarna dengan titik leleh 48 C. Sampai
sekarang bentuk molekul XeF6 masih diperdebatkan, tetapi dugaan bentuk molekulnnya
oktrahedral yang terdistrosi (distorted) atau secara teori adalah segi lima piramida.
XeF6 dapat bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil.
Reaksinya sebagai berikut.
- Bilangan Oksidasi +8
Xe (VI) dapat dioksidasi menjadi Xe(VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe(VIII) hanya stabil
dalam larutan. Xe(VIII) yang terpenting adalah NaH XeO4 (natrium xenat)
dan Na4Xe06 (natrium perxenat). Garam perxenat ini merupakan oksidator yang sangat kuat.
Selain Xenon, telah berhasil dibuat kripton fluorida (KrF2) dan radon fluorida (RnF2). Senyawa
helium, neon, dan argon belum pernah dilaporkan.
D. Pembuatan Gas Mulia
Pembuatan gas mulia dapat diperoleh dengan cara cara dibawah ini :
Gas Mulia diperoleh dengan cara sulingan bertingkat udara cair, dengan cara sebagai
berikut :
Udara dicairkan dengan jalan didinginkan dengan tekanan yang besar, yaitu sampai suhu di
bawah titik didihnya. Kemudian suhu dinaikkan perlahan-lahan, maka gas mulia akan menyuling
kembali pada titik didihnya.
Gas Argon (Ar) dapat pula diperoleh dengan memanaskan campuran udara dengan
kalsium karbida CaC2, pada pemanasan ini gas N2 dan gas O2 di udara berikatan dengan
CaC2.
Reaksinya :
88Ra226 → 86Rn222 + 2α4
Pembuatan senyawa gas mulia pertama kali dilakukan oleh Neil Bartlett, orang pertama yang
membuat senyawa gas mulia XePtF6 (Xenon heksafluoro platinat) caranya dengan mereaksikan
Xenon dengan suatu oksidator kuat PtF6 (xenon heksa fluorida)
Reaksi :
Dengan penemuan ini maka hilanglah anggapan bahwa unsur gas mulia tidak dapat bereaksi
dengan unsur/senyawa lain. Sampai saat ini hanya Kr, Xe dan Rn yang baru dapat disintesis
dengan unsur lain karena memiliki energi ionisasi yang rendah dibanding He dan Ne. Unsur
yang dapat bereaksi dengan Kr, Xe dan Rn hanya unsur yang keelektronegatifannya tinggi
seperti F (flour) dan O (oksigen). Jika campuran Xe dan gas F2 berlebih dipanaskan pada suhu
400 °C pada tekanan 6 atm selama 6 jam, maka akan terjadi reaksi :
Helium
Sebagai pengisi balon udara, hal ini dikarenakan helium adalah gas yang tidak mudah
terbakar dan ringan
Campuran helium dan oksigen (80% : 20%) untuk pengisi tabung penyelam, pekerja
tambang, penderita penyakit asma
He digunakan oleh penyelam karena memiliki kelarutan yang rendah sehingga tidak larut
dalam darah meskipun pada tekanan yang tinggi
Helium cair untuk refrigerant/pendingin (misalnya pada reaktor nuklir)
Neon
Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon, lampu reklame, dan mengisi
tabung televisi.
Argon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri)
Pembuatan tabung electron
Digunakan buat anastesi (pembiusan)
Radon