Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Gas Mulia

Gas Mulia pertama kali ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen
dan Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu
adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium. Pada
tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru
yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen,
oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih
tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat
lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit.
Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas
tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.
Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan
unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak
antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan
tersebut. Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya,
ia dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur – unsur baru. yang sekarang 
dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, serta Xe (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian
unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Karena penemuaanya inilah,
Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu, golongan tersebut
merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan
dibri nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol. (purwoko.2009)
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah. Nama
Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.

Sifat – Sifat Gas Mulia


Dengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, gas mulia termasuk unsur yang stabil,
artinya sukar bereaksi dengan unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun untuk
melepas elektron. Secara umum, sifat – sifat unsur golongan gas mulia antara lain (Purwoko.
2009):
a. Afinitas Elektron
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima
elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.
b. Energi Ionisasi
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar
membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya
yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron (untuk dapat membentuk ion)
diperlukan energi yang besar. Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi
paling besar.
c. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil (dalam satu golongan, semakin
keatas semakin kecil) sehingga elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab
itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi.
d. Wujud Gas Mulia
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C atau
298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas
mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik.
 e. Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada
suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan
electron untuk ditangkap oleh zat lain. Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan
Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F).
Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6. Berdasarkan urutan unsur
golongan gas mulia dalam system periodic unsur, dapat disimpulkan bahwa:
 Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan Gas Mulia dari atas ke
bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
 Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah.
 Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
 Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
 Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
 
Kereaktifan gas mulia
Unsur – unsur gas mulia merupakan unsur – unsur yang paling stabil (tidak reaktif)
diantara semua unsur yang terdapat dalam system periodic unsur. Semua unsur gologan gas
mulia berupa gas monoatomik pada temperature kamar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mudah terbakar dan juga gas yang tidak mendukung dalm proses pembakaran, mempunyai
titik leleh dan titik didih yang rendah
Gas mulia dalam keadaan dasarnya memenuhi persyaratan untuk mencapai kondisi
kestabilan kimia yakni (1) tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan, (2) energi ionisasi
sangat besar dan (3) afinitas elektronnya negative. Sehingga, kereaktifan unsur – unsur gas
mulia sangat rendah. Konfigurasi elektron Gas Mulia dijadikan sebagai acuan bagi unsur-
unsur lain dalam sistem periodic (Prakoso. 2009):
2 He      1s2
10 Ne     [He] 2s2 2p6
18 Ar     [Ne] 3s2 3p6
36 Kr     [Ar] 4s2 3d10 4p6
54 Xe     [Kr] 5s2 4d10 5p6
86 Rn     [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6 
Gas Mulia sangat stabil karena konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah duplet
(untuk Helium) dan oktet. Sehingga Gas Mulia dijadikan acuan bagi unsur-unsur lain dalam
sistem periodik untuk kestabilan suatu unsur.
Akan tetapi, beberapa reaksi dapat terjadi jika kondisinya tersebut tidak dipenuhi
sebagian. Meskipun energi ionisasi untuk atom gas mulia besar, nilainya menurun dalam
urutan sebagai berikut, He (24.6 eV), Ne (21.6 eV), Ar (15.8 eV), Kr (14.0 eV) dan ionisasi
energi untuk Xe adalah 12.1 eV, yang lebih kecil dari energi ionisasi untuk atom hidrogen
(13.6 eV). Hal ini memberikan indikasi bahwa kondisi (2) tidak berlaku untuk Xe.
Dengan mencatat kecenderungan ini, N. Bartlet melakukan sintesis XePtF 6 dari Xe
dan PtF6 pada tahun 1962 dan juga N. H. Clasen memperoleh XeF4 melalui reaksi termal
antara Xe dan F2 pada tahun 1962. Selanjutnya, XeF2, XeF6, XeO3, XeO4 dan beberapa
senyawa gas mulia lainnya telah berhasil disintesis dan mengakibatkan hipotesis bahwa gas
mulia adalah maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia adalah unsur yang tidak dapat
bereaksi. Ion-ion dan atom-atom gas mulia yang tereksitasi (He*, Ne*, Ar*, Kr*, Xe:) tidak
memenuhi kondisi (1)-(3) untuk kestabilan kimia dan mengakibatkan reaksi berikut dapat
terjadi. 
Dalam reaksi (a), He+ berlaku sebagai sebuah penerima elektron yang sangat kuat. Produk
reaksi (b) disebut sebagai eksimer (excimer, excited dimers) yang digunakan sebagai osilasi
laser. Reaksi dalam (c) adalah reaksi ionisasi yang berkaitan dengan tumbukan antara sebuah
atom tereksitasi dan sebuah molekul yang disebut sebagai ionisasi Penning (Ohno. 2009)

RADON
Penampilan
gas tak berwarna

Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom radon, Rn, 86
Dibaca /ˈreɪdɒn/ RAY-don
Jenis unsur gas muliaes
Golongan, periode, blok 18, 6, p
Massa atom standar (222)
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6
2, 8, 18, 32, 18, 8
Sifat fisika
Fase gas
(0 °C, 101.325 kPa)
Massa jenis
9.73 g/L
Massa jenis cairan pada t.d. 4.4 g·cm−3
Titik lebur 202.0 K, −71.15 °C, −96.07 °F
Titik didih 211.3 K, −61.85 °C, −79.1 °F
Titik kritis 377 K, 6.28 MPa
Kalor peleburan 3.247 kJ·mol−1
Kalor penguapan 18.10 kJ·mol−1
Kapasitas kalor 5R/2 = 20.786 J·mol−1·K−1
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k
at T (K) 110 121 134 152 176 211
Sifat atom
Bilangan oksidasi 2
Elektronegativitas 2.2 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 1037 kJ·mol−1
Jari-jari kovalen 150 pm
Jari-jari van der Waals 220 pm
Lain-lain
Struktur kristal face-centered cubic
Pembenahan magnetik non-magnetic
Konduktivitas termal 3.61 m W·m−1·K−1
Nomor CAS 10043-92-2
Isotop paling stabil
Artikel utama: Isotop dari radon
iso NA Waktu paruh DM DE (MeV) DP
210 206
Rn syn 2.4 jam α 6.404 Po
211
211 ε 2.892 At
Rn syn 14.6 h 207
α 5.965 Po
222 218
Rn sisa 3.8235 hr α 5.590 Po
224 224
Rn syn 1.8 h β 0.8 Fr
Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan
nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan beradioaktif. Radon
terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang paling berat dan berbahaya bagi
kesehatan. Rn-222 mempunyai waktu paruh 3,8 hari dan digunakan dalam radioterapi. Radon
dapat menyebabkan kanker paru paru, dan bertanggung jawab atas 20.000 kematian di Uni
Eropa setiap tahunnya
Karakteristik
Radon tidak mudah bereaksi secara kimia, tetapi beradioaktif, radon juga adalah gas
alami (senyawa gas terberat adalah tungsten heksaflorida, WF6). Pada suhu dan tekanan
ruang, radon tidak berwarna tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon akan
berwarna kuning, sedang kan radon cair berwarna merah jingga.
Penumpukan gas Radon secara alamiah di atsmosfir bumi terjadi amat perlahan
sehingga air yang menyentuh udara bebas terus kehilangan Radon karena proses
“Volatilisasi. Air bawah tanah mempunyai kandungan Radon lebih tinggi di bandingkan air
permukaan.

Kegunaan
Radon kadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik.
Radon tersebut di peroleh dengan pemompaan dari sumber Radium dan disimpan daloam
tabung kecil yang disebut ‘’benih’’ atau ‘’jarum’’. Radon sudah jarang digunakan lagi
namun, mengingat rumah sakit sekarang bisa mendapatkan benih dari ‘’supplier’’ yang
menghasilkan benih dengan tingkat peluruhan yang dikehendaki. biasanya digunakan kobalt
dan caesium yang tahan selama beberapa tahun, sehingga lebih praktis ditinjau dari segi
logistik.
Karena peluruhannya yang cukup depat. radon juga digunakan dalam penyelidikan
hidrologi yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai.
Peningkatan radon dalam anak sungai atau sungai merupakan petunjuk penting bahwa
terdapat sumber air bawah tanah.

Sejarah
Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Friedrich
Ernst Dorn, yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun 1908 William Ramsay
dan Robert Whytlaw-Gray, yang menamakannya niton (dari bahasa latin nitens berarrti "yang
berkilauan"; simbol Nt), mengisolasinya, menentukan kepadatannya dan mereka menemukan
bahwa Radon adalah gas paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923
unsur 87 ini disebut Radon.

Sumber
Rata rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara. Radon dapat
ditemukan di beberapa mata air dan mata air panas. Kota Misasa, Jepang, terkenal karena
mata airnya yang kaya dengan radium yang menghasilkan radon.
Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit.
Radon juga mungkin dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat tinggal (Namun ini
juga bergantung bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya) Uni Eropa mennentukan
bahwa batas aman kandungan radon adalah 400 Bq/[[meter]3 untuk rumah lama, dan
200 Bq/m3 untuk rumah baru. ‘’Environmental Protection Agency’’ Amerika mennyarankan
untuk melakukan tindakan segera bagi semua rumah dengan kepekatan Radon melebihi
148 Bq/m3 (diukur sebagai4 pCi/L). Hampir satu rumah setiap 15 di A.S. mempunyai kadar
radon yang tinggi menurut statistik (U.S. Surgeon General) dan EPA mencadangkan agar
semua rumah diuji bagi radon. Sejak 1985 di Amerika, jutaan rumah telah diuji kandungan
radonnya

.
Persenyawaan
Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi waktu hidupnya singkat
karena radon merupakan unsure radiaktif. Senyawa radon klathrat juga pernah ditemukan.
Radon dapat bereaksi dengan F2 dan menghasilkan RnF2 hanya saja

Isotop
Diketahui ada dua puluh Isotop radon yang diketahui. Yang paling stabil adalah Rn-
222 yang merupakan produk sampingan dari peluruhan radium-236, Rn-222 mempunyai
waktu parah 3,823 hari (330.307,2 detik) dan memancarkan partikel alpha. Rn-220 adalah
produk sampingan dari peluruhan thorium dan disebut thoron. Waktu paruhnya 55.6 dan juga
memancarkan sinar Alfa. Radon-219 diturunkan dari actinium.

Tindakan Pencegahan
Radon adalah gas karsinogen. Radon adalah bahan beradioaktif dan harus ditangai
secara hati-hati. Adalah sangat berbahaya untuk menghirup unsur ini karena Radon
menghasilkan partikel alpha.
Radon juga menghasilkan hasil peluruhan berbentuk padat, dan akibatnya, cenderung
membentuk debu halus yang mudah memasuki jalur udara dan melekat permanen dalam
jaringan paru-paru, menghasilkan paparan lokal yang parah. Ruang di mana radium,
aktinium, atau thorium disimpan perlu diangin-anginkan dengan baik agar tidak terakumulasi
dalam udara. Akumulai radon berpontensi mengancam kesehatan dalam tambang uranium
dan timah hitam. Pengumpulan radon dalam rumah juga merupakan suatu penemuan yang
cukup baru dan kebanyakan penyakit kanker paru-paru dikaitkan dengan pengumpulan radon
setiap tahun. Radon dalam rumah dianggarkan menyebabkan kematian akibat kanker paru-
paru sekitar 21,000 orang setiap tahun di U.S. Radon adalah penyebab utama kanker paru-
paru di U.S. hari ini.

Sifat – Sifat Unsur Radon (ini aku cantumin lagi takut km gak mau pake table)
Radon adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang memiliki nomor atom 86.
Radon  merupakan unsur yang termasuk dalam golongan gas mulia dan juga unsur radioaktif.
Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 10 21 bagian udara. Pada suhu biasa, radon
tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, radon memancarkan
fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon
berwarna merah sindur pada suhu udara cair.  Sifat-sifat yang dimiiki oleh unsur Radon
(Puput, dkk. 2008):
 Nomor Atom : 86
 Perioda : 6
 Blok : p
 Penampilan : Tak Berwarna
 Massa Atom : (222) g/mol
 Konfigurasi elektron : [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6
 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 32 18 8
 Elektron valensi : 8
 Struktur Kristal : Kubus
 Elektronegativitas : 2,2 (skala Pauling)
 Energi Ionisasi : 1037 kJ·mol-1
 Jari-jari Atom : 120 pm
 Jari-jari Kovalen : 145 pm
 Fase : Gas
 Massa Jenis : (0 °C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
 Titik Lebur  : 202 K (-71.15 °C, -96 °F)
 Titik Didih : 211.3 K (-61.85 °C, -79.1 °F)
 Kapasitas Kalor : (25 °C) 20.786 J·mol-1·K-1
 Radon didapat dari disintergrasi Radium. 88Ra → 86Rn+2He
Unsur Radon mempunyai  20 isotop yang saat ini telah diketahui. Radon-222, berasal dari
radium, memilliki paruh waktu 3.823 hari dan merupakan pemancar partikel alfa; Radon-220
berasal dari thorum dan disebut thoron, memiliki masa paruh 55.6 detik dan juga merupakan
pemancar partikel alfa. Radon-219 berasal dari actinium dan karenanya disebut actinon,
memiliki masa paruh 3.96 detik dan termasuk pemancar alfa. Diperkirakan bahwa setiap satu
mil persegi tanah dengan kedalaman 6 inch mengandung 1 gram radium, yang melepaskan
radon dalam jumlah yang sedikit ke udara. Radon terdapat di beberapa air panas alam, seperti
yang berada di Hot Springs, Arkansas.

Ancaman Unsur Radon


Indonesia, sebagai negeri vulkanik terkaya di dunia serta daerah gempa, mempunyai
potensi ancaman besar dari gas radon ini. Radon akan mudah keluar ke permukaan berkaitan
dengan aktivitas vulkanik. Pada suhu yang tinggi, radon akan terlepas dari perangkap batuan
dan keluar melalui saluran yang ada. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh BATAN
(Sjarmufni dkk) yang dilakukan pada tahun 2001 dan 2002 di daerah Gunung Rowo dan
patahan Tempur, Muria – Jawa Tengah, menunjukkan hasil pengukuran gas radon yang
cukup signifikan. Gas tersebut terlepas sebagai akibat kegiatan magmatik dan aktivasi
patahan. Pengukuran menunjukkan bahwa aktivitas gas radon mencapai sekitar 10-50 pCi.
Zona-zona patahan dan rekahan (sheared fault zone), juga perlu diwaspadai karena
merupakan jalan yang baik bagi radon untuk lepas ke permukaan.
Radon bersifat sangat toksik, dikarenakan sifat radioaktivitasnya yaitu sebagai
pemancar zarah alfa. Selain karena radiasi alfa dari radon itu sendiri, anak luruh radon seperti
polonium yang juga radioaktif dan Pb-204 yang bersifat toksik akan terdeposit di paru-paru.
Gas radon dapat masuk ke dalam paru-paru kita ketika kita menghirup udara (inhalasi). Sel
didominasi oleh air, sehingga interaksi radiasi dengan air akan menghasilkan berbagai ion,
radikal bebas dan peroksida yang bersifat oksidator kuat. Molekul-molekul protein, lemak,
enzim, DNA dan kromosom ini akan terserang oleh radikal bebas dan peroksida, dalam
proses biokimia, yang akan berakibat pada efek somatik dan genetik.
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Bradford D. Loucas, seorang ilmuwan
dari Columbia University, Amerika Serikat, penyinaran radiasi partikel alfa dengan energi 90
keV/mm telah mengakibatkan pengaruh yang signifikan pada kondensasi dan fragmentasi
kromosom. Bandingkan dengan partikel alfa yang dipancarkan oleh anak luruh radon di
dalam jaringan yang setara dengan 90 sampai 250 keV/mm.
Selain itu, unsur Radon merupakan gas yang bersifat karsinogen. Radon harus
ditangani dengan hati-hati seperti bahan material radioaktif lainnya. Bahaya langsung radon
berasal dari masuknya radon lewat jalan pernafasan dalam bentuk gas ataupun debu radon di
udara. Ventilasi yang baik harus dipersiapkan di mana radium, torium atau actinium disimpan
untuk mencegah bertambahnya radon. Bertambahnya radon (radon build-up) merupakan
salah satu pertimbangan dalam pertambangan uranium. Baru -baru ini, radon build-up telah
dikhawatirkan terdapat di rumah-rumah. Terpapar dengan radon dapat menyebabkan kanker
paru-paru. Di Amerika Serikat, sangat direkomendasikan tindakan perbaikan bila udara di
rumah mngandung Radon sebesar 4 pCi/l.
Gejala yang terjadi sangat lambat, sehingga sulit untuk mendeteksinya (no immediate
symptoms). Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, gas radon memberikan kontribusi
terjadinya kanker paru-paru sejumlah 7000 sampai 30.000 kasus setiap tahunnya. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) dan EPA (Environmental Protection Agency) telah
mengklasifikasikan gas radon sebagai bahan karsinogen (penyebab kanker) ”kelas A”, dan di
Amerika Serikat termasuk penyebab kanker paru kedua setelah rokok. Pernyataan ini telah
didukung oleh studi epidemiological evidence para pekerja tambang yang terpapar radiasi
dari gas radon secara lebih intensif, melalui uji cause-effect antara paparan radon dan angka
kematian kanker paru-paru (dose and respon curve). Efek radon dalam jumlah aktivitas yang
kecil (dari alam), bersifat probabilistik (stokastik), artinya peluang atau kebolehjadian terkena
efek tergantung pada dosis yang diterima. Semakin besar dosis yang diterima, berarti peluang
terkena kanker paru-paru akan semakin besar, namun tidak ada kepastian untuk terkena efek
tersebut. Meskipun risiko gas radon bersifat probabilistik, namun angka penderita kanker
paru-paru akibat paparan gas radon tersebut harus tetap kita waspadai. Terlebih, kita tinggal
di daerah vulkanik dan rentan gempa, yang sangat memungkinkan terjadinya emanasi gas
radon. Asap rokok dikombinasikan dengan paparan radiasi radon akan memberikan efek
sinergistik terjadinya kanker paru.
EPA telah merekomendasikan bahwa jika di dalam rumah terdapat aktivitas gas radon
melebihi 4 pCi/liter, maka harus ada perbaikan rumah. Cara mengurangi kadar radon di
dalam rumah antara lain dengan penyediaan ventilasi yang cukup agar radon terdilusi dan
terjadi sirkulai udara. Cara lain misalnya dengan membuat pompa penghisap pada sumber
radon dan mengalirkannya ke luar, atau pemilihan desain pondasi yang tepat. Tes kadar radon
secara periodik menggunakan detektor sintilasi perlu dipertimbangkan untuk mengetahui
anomali kadar radon, sehingga dapat diambil tindakan secepatnya. Di negara maju, tes radon
di rumah-rumah sudah jamak dilakukan. Rumah dan gedung perkantoran akan mempunyai
nilai jual yang lebih tinggi jika tidak mempunyai problem radon.
Di samping efek negatifnya, alam selalu memberikan keseimbangan. Beberapa manfaat dari
unsur Radon adalah (Prakoso. 2009):
1. Radon sangat bermanfaat sebagai alat pendeteksi dini kegiatan vulkanik, sehingga
dapat berperan dalam memitigasi bencana gunung api, meskipun sampai saat ini masih dalam
skala eksperimen.
2. Radon terkadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik.
3. Radon juga digunakan dalam pendidikan hidrologi, yang mengkaji interaksi antara air
bawah tanah dan sungai  pengikatan radon dalam air sungai merupakan petunjuk bahwa
terdapat sumber air bawah tanah.
4. Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi
penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihsilkan. Namun demikian, jika radon
terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru
5. Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi
yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai
6. Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.

Anda mungkin juga menyukai