Anda di halaman 1dari 10

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran

sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga
kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air
liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai
invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva
terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut.
Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menitsedangkan
apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah
(kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko
terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan
pembentukan karang gigi.
            Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis
kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit
tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam,
yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan
zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa,
asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva
antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate
(CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium
dan Natrium.
Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1.      Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan
menelan makanan
2.      Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga
mudah ditelan dan dirasakan
3.      Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4.      Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer
5.      Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan
lipase ludah
6.      Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor
pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva
7.      Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam
tubuh.
8.      membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)
 
Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva
memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di
rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa
dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan
adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam
air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang
masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.
Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur ataupun antiseptik
yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu, bakteri-bakteri yang penting
bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah menjadi berlipat ganda sehingga
timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri akan dapat membuat sisa makanan di
gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya ragi), sehingga timbul racun bersifat
asam yang akan membuat email menjadi rapuh (mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )
mula-mula secara mikro dan dengan berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata.
Masalah lain, bakteri terutama bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan gas yang
mudah menguap antara lain seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini
menimbulkan bau mulut.
Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan
tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita kanker)
punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah xerostomia=kekeringan
rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang merangsang keluarnya air
ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi). Kecuali bagi perokok, barangkali
lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi, juga orang yang sedang meminum
obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan kekeringan rongga mulut, dapat kembali seperti
semula apabila obat-obatan telah dihentikan pemakaiannya. (Khususnya pada penderita
diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni bau aseton). Kemudian dalam hal kualitas,
hindari makan-makanan yang terlalu banyak mengandung zat-zat kimia, seperti makanan yang
banyak mengandung zat pengawet, zat pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan
yang terlalu manis/lengket/asam , maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus
menerus. Sebab dengan keasaman yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar
keasamannya (fungsi buffer tadi) supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus
menerus itu yang membuat gigi berlubang (mengalami demineralisasi email). Bila ingin minum
air bersoda, atau permen lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan
pagi/makan siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada
memakan atau meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Menyikat gigi
umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur.
Dengan jumlah yang 2 kali dan juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa
membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan waktu
perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya. Dengan cara
makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat perasa, pewarna
dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan supaya saat menggigit air
ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang semuanya lunak/tidak berserat, gigi
tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak banyak keluar), menghindari minuman
berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola makannya diatur dengan memakan
camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan makanan utama, setelah itu gigi
dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-kumurlah atau minumlah air putih yang
banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling mudah dilakukan.
Jenis kelenjar saliva dan muaranya
Macam-macam kelenjar ludah :
1.         Kelenjar ludah utama /    mayor /    besar-besar
Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya
disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari :
      Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula
      Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus mandibula
      Kelenjar Sublingualis ,  terletak dibawah lidah
Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.
 
Kelenjar Parotis
     Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus
mastoideus dan ramus mandibula.
     Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan
gusi dihadapan molar 2 atas.
     Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat
     Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam,
aldolase, dan kolinesterase.
     Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus
dan lobulus
     Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar)
bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland)
     Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan
kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan
     Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
     Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari
epitel berlapis semu.
     Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis
dengan sel-sel epitel berlapis silindris
     Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis.
Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktusPfluger yang mempunyai epitel
selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal
     Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan
     Duktus Pfluger agak pendek
     Sel-selnya pipih dan memanjang
     Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemakyang
berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada
jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah
 
Kelenjar submandibularis (submaksilaris)
     Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus
ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum
lidah , dibelakang gigi seri bawah.
     Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak
     Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri  dari jaringan ikat
padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi beberapa
lobulus
     Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus
bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland)
     Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya
     Bentuk sinus kebanyakan memanjang
     Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
     Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan
glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang
     Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan
menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari
 
Kelenjar sublingualis
     Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar
     Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar
(duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus
     Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum
lidah
     Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa
jaringan ikat yang jelas/tebal
     Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-
cabang  (compound tubuloalveolar gland)
     Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni
     Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis
     Duktus Pfluger sangat pendek
     Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat
sukar ditemukan
     Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula parotis
 
2.         Kelenjar ludah tambahan /    minor / kecil-kecil
Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa
atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang
diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah
mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.
      Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan
asinus-asinus seromukus
      Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus
seromukus
      Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung
lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus
      Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal
lidah, dnegan asinus-asinus murni serus
      Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus .
Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
      Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .
 
Struktur-struktur kelenjar saliva
Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:
1.         Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus
bercabang.
Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan
dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.
2.         Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus
tersebut.
Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi
organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus
kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.
 
Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:
1.    Unit sekretori
Terdiri dari : sel-sel asinar ,  duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory ducts.
Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk sekresi dan
modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada sekresi saliva, setidaknya pada
kelenjar minor.
2.    Unit non sekretori
Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf
 
 
Sel-sel asinar
Merupakan unit sekretori sel.
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur
a.       Asinus serus
-    Sekretnya encer
-    Terdapat pada kelenjar parotis
-    Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
-    Lumennya sempit
-    Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris interseluler
-    Inti sel bulat kearah basal
-    Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian
apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak ke basal. Dan
setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.
-    Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi
untuk membantu mengeluarkan sekret asinus
 
b.      Asinus mukus
-    Sekretnya kental
-    Terdapat pada kelenjar saliva minor /  tambahan / kecil-kecil
-    Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
-    Lumennya besar
-    Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga sekretnya
langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus
-    Inti sel pipih kearah basal
-    Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering rusak saat
preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang
-    Terdapat sel myoepitel
-    Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit mitokondria, RE,
dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak komponen karbohidrat pada
sekretnya
 
c.       Asinus campuran
-    Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah
kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai
parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-
asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus
bersama-sama
-    Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel
mukusnya
-    Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya
-    Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel
serus pada bagian yang jauh dari duktus
-    Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay
pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus Boll
-    Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi
akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu
lengkungan yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut
lanula Gianuzzi (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of
Gianuzzi). Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke
lumen asinus.
 
Duktus
Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut jenis
kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya intralobularis dan ada yang
interlobularis.
1. Duktus intralobularis
a.    Duktus interkalaris (Duktus Boll)
- Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)
- Bersifat non sekretorius
- Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
- Fungsi :  a. mengatur sekresi saliva asinar
   b. memodifikasi komponen elektrolit
   c. mengangkut komponen makromolekuler
 
b.   Duktus sekretorius (Pfluger)
- Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga duktus
salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air
- Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian basalnya
menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct (duktus bergaris-garis)
-   Fungsi : a.   Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi
utama          diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler
 b.  memodifikasi kompisisi elektrolit saliva
 
2. Duktus Interlobularis
      Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar
tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus pengeluaran
atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis
silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel
berlapis pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.
Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :
          Kelenjar parotis : Stensen
          Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni
          Kelenjar Sublingualis : Bartholini
Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K
 
Sel Myoepitel
-       Terdapat dalam asinar
-       Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan cara
kontraksi asinar
 
Apa yang terjadi pada saluran saliva saat melewati saluran tersebut :
            1. Sekresi bikarbonat dan Kalium (Potassium)
            2. Reabsorbsi Natrium dan Chlorida
 
Saraf kelenjar ludah
-       Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
-       Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
-       Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β
 
Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior,
kelenjar submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior.
Supply saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion
simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang
arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.
 
Sekresi kelenjar ludah
Saliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar ludah. Sekresi
normal saliva sehari berkisar antara 800 – 1500 ml. Pada umumnya saliva merupakan cairan
viskus, tidak berwarna yang mengandung air, mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat
komponen-komponen organis seperti, Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Kecuali itu saliva
mengandung pula enzim amilase yaitu ptialin Selanjutnya saliva juga mengandung sel-sel
desquamasi yang lazim disebut korpuskulus salivatorius. Komposisi saliva tadi sangat tergantung
pada keaktivan kelenjar-kelenajar ludah. Sekresi kelenjar ludah dapat terjadi oleh beberapa
faktor, yaitu : reflek saraf, rangsangan mekanis, rangsangan kimaiwi. Bahan makanan dan zat
kimia dapat memberi rangsangan langsung pada mukosa mulut. Bahan makanan juga dapat
merangsang serat saraf eferens yang berasal dari bagian thorakal. Sekresi air ludah dapat pula
timbul secara reflektoris hanya dengan jalan mencium bau makanan, melihat makanan, atau
dengan memikirkan dan membayangkan makanan saja.
            Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama yaitu : sekresi serus ( merupakan
enzim untuk mencernakan serat  ptyalin) , sekresi mukus (untuk pelumasan dan perlindungan
permukaan).
Pada umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah besar
berjalan bersama-sama dengan duktusnya pada jaringan ikat interlobularis dan memberi cabang-
cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya kedalam lobuli, dimana pada akhirnya ia
membentuk anyaman-anyaman kapiler mengitari asinus dan akhirnya kembali membentuk vena
yang berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah arterinya.
Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva :
       Irama siang malam
       Sifat dan besar stimulus
       Tipe kelenjar
       Diet
       Umur, jenis kelamin dan fisiologi seseorang
       Kadar hormon
       Elektrolit
       Kapasitas buffer
       Obat-obatan
       Gerak badan
 
 
 
 
 
 
                                                               
Daftar Pustaka
 
Haskell R and Gayford J.J , Penyakit Mulut. Jakarta:1991
 
Arey Leslie Brainerd, Ph.D.,LL.D., Human Histology a textbook in outline from W.B.Saunders
Company, Third edition Philadelphia. London, Toronto 1968.
 
Regina dan Nahak M Maria, Dasar-Dasar Imlu Pencabutan Gigi. Akademi Kesehatan Gigi
Denpasar.
 
Roth Gerald I and Camles Robert, Oral Biology.The C. V. Mosby Company. Chapter 8:196-
213 , 1981.
 
 
http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary.html
 
http://www.fpnotebook.com/ENT59.htm
 
http://en.wikipedia.org/wiki/Saliva#Role_in_emesis

Anda mungkin juga menyukai