Anda di halaman 1dari 9

KELAS : XII IPA 4

KELOMPOK : GOLONGAN VIIIA (GAS MULIA)


ANGGOTA : -ANDI AGUNG CAHYNO
-KRISNA BAYU ANDIKA
-MOHAMMAD EGI SETYO N.
-SAHRUL ARI SAKSENA
-SANDRA ANDIK L.

DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KADEMANGAN
JL. KRESNA NO 29 KADEMANGAN
 GAS MULIA

Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIII A
sistem periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr),
ksenon (Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya
yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung
delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas
mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-
benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah
sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases)

Neil Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia
mengetahui bahwa molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina
heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik [O2+][PtF6–]. Oleh karena energi
ionisasi gas xenon (1,17 x 103 kJ mol–1) tidak berbeda jauh dengan molekul
oksigen (1,21 x 103 kJ mol–1), Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat
bereaksi dengan platina heksafluorida.Pada tahun 1962, Bartlett berhasil
mensintesis senyawa xenon dengan rumus XeF6 berwarna jingga-kuning.
Selain itu, xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung dalam
tabung nikel pada suhu 400 °C dan tekanan 6 atm menghasilkan xenon
tetrafluorida, berupa padatan tidak berwarna dan mudah menguap.

Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s)

Sejak saat itu banyak senyawa gas mulia yang dibuat dengan unsur-unsur
yang keelektronegatifan tinggi, seperti fluor dan oksigen. Lihat Tabel 1.

Di antara semua unsur gas mulia, baru kripton dan xenon yang dapat dibuat
senyawanya. Mengapa kedua gas mulia ini dapat membentuk senyawa?

Tabel 1. Senyawa yang Mengandung Unsur Gas Mulia (Xenon) dengan Unsur
Elektronegatif

Senyawa  Rumus  Deskripsi 


Xenon difluorida XeF2 Kristal tak berwarna
Xenon tetrafluorida XeF4 Kristal tak berwarna
Xenon heksafluorida XeF6 Kristal tak berwarna
Xenon trioksida XeO3 Kristal tak berwarna, eksplosif
Xenon tetroksida XeO4 Gas tak berwarna, eksplosif

Hal ini berkaitan dengan jari-jari atom gas mulia. Pada tabel periodik, jari-
jari atom gas mulia makin ke bawah makin besar. Akibatnya, gaya tarik inti
terhadap elektron valensi makin berkurang sehingga atom-atom gas mulia
seperti xenon dan kripton lebih reaktif dibandingkan gas mulia yang lain.
Radon dengan jari-jari paling besar juga dapat bereaksi dengan oksigen atau
fluor, tetapi karena radon merupakan unsur radioaktif menjadikan senyawa
yang terbentuk sukar dipelajari.
Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan air akan
terbentuk senyawa xenon yang lain. Persamaan kimianya:

2XeF2 + 2H2O → 2Xe + O2 + 4HF


6XeF4 + 12H2O → 2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O → XeOF4 + 2HF

Xenon trioksida, XeO3 merupakan oksida xenon yang paling


utama. XeO3 memiliki bentuk padat berwarna putih dan bersifat eksplosif.
Akan tetapi, jika dilarutkan dalam air, sifat eksplosif XeO3 akan hilang sebab
terbentuk senyawa asam ksenat, H2XeO4, yang bersifat oksidator kuat. Xenon
trioksida dapat juga bereaksi dengan suatu basa, seperti NaOH membentuk
garam ksenat dan garam perksenat. Persamaan kimianya:

XeO3 + NaOH → NaHXeO4 (natrium ksenat)


4NaHXeO4 + 8NaOH → 3Na4XeO6 + Xe + 6H2O (natrium perksenat)

2. Sifat Fisika Golongan VIIIA / Gas Mulia

Gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang terisi
penuh :

He : 1s2
Ne : 1s2 2s2 2p6
Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6

Selama beberapa tahun, pandangan tersebut dijadikan acuan pada


pembentukan ikatan kimia. Menurut teori Lewis, gas mulia tidak reaktif
sebab memiliki konfigurasi oktet. Ketidakreaktifan gas mulia juga dapat
dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi ionisasi, makin sukar
gas mulia membentuk senyawa. Gas helium dan neon hingga saat ini belum
dapat dibuat senyawanya.

Gas mulia merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau. Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air akibat
terjebak di antara molekul air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam air,
sebab jari-jari atomnya terlalu kecil hingga dapat meninggalkan air.

Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia
memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah serta kalor penguapan yang
rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van der Waals yang
sangat lemah antar atom. Helium adalah zat yang mempunyai titik didih
yang paling rendah. Perhatikan sifat-sifat fisika gas mulia pada tabel berikut.
Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat dipadatkan, kecuali helium.
Gas helium hanya dapat dipadatkan pada tekanan sangat tinggi, di atas 25
atm. Oleh karena gas helium merupakan gas yang memiliki titik leleh dan
titik didih paling rendah maka gas tersebut dapat digunakan sebagai
pendingin untuk mempertahankan suhu di bawah 10 K. Pada 4 K, gas helium
menunjukkan sifat super fluida tanpa viskositas disebut super konduktor,
yaitu zat yang memiliki daya hantar listrik tanpa hambatan dan menolak
medan magnet. Daya hantar listrik helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat
dibandingkan kawat tembaga.

Tabel 2. Sifat Fisika Gas Mulia


Sifat He Ne Ar Kr Xe
Nomor atom 2 10 18 36 54
Konfigurasi elektron terluar 1s2 2s2 2p6 3s33p6 4s24p6 5s25p6
Massa atom relatif (Ar) 4,003 20,179 39,948 83,80 131,30
Titik leleh (K) 0,9 24 94 116 161
Entalpi peleburan (kJmol-1) 0,01 0,32 1,1 15 2,1
Titik didih (K) 4 27 84 120 166
Entalpi penguapan (kJmol-1) 0,08 1,8 6,3 5,5 13,6
Energi ionisasi pertama (kJmol-1) 2639 2079 1519 1349 1169
Jari-jari atom (pm) 93 112 154 169 190
Jumlah isotop di alam 2 3 3 6 9

Dari tabel di atas dapat disimpulkan

1.      Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan
terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan
kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk
senyawa

2.      Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat
menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.

3.      Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik
didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan,
bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah besar apabila
jumlah elektron peratom bertambah.

3. Sifat Kimia Golongan VIIIA / Gas Mulia

Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil
yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan, karena telah
lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak
lama kemudian ahli riset lainnya menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi
langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan
XeF6.
Adapun bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan bilangan
oksidasinya adalah seperti berikut.

1) Bilangan Oksidasi +2

Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini


diradiasi dengan uap raksa dalam fluor. Xe (II) dapat bereaksi selanjutnya
menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika xenon
padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120 °C.

Xe(s) + F2O2(g) → XeF2(s) + O2(g)

XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.

2) Bilangan Oksidasi + 4

Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan


fluor dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel
sebagai katalis.

Ni(s)
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(g)
6 atm

XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu


400 °C.

3) Bilangan Oksidasi +6

Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan


memanaskan campuran kedua unsur ini dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20
pada suhu 300 °C dan tekanan 50 atm.

50 atm
Xe(g) + 3F2(g) → XeF6(g)

Xenon (VI) fluorida mempunyai bentuk oktahendral (distorted). Pada suhu


kamar berbentuk kristal berwarna dan memiliki titik leleh 48 °C. Senyawa ini
bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling
stabil.

SiO2(s) + 2XeF6(g) → SiF4(g) + 2XeOF4(l)

Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tidak berwarna. XeF6 dapat


mengalami hidrolisis membentuk xenon (VI) oksida, dengan reaksi seperti
berikut.

XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(aq) + 6HF(aq)


4) Bilangan Oksidasi +8

Xe (IV) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe
(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa xenon, telah berhasil
dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan
dengan fluor pada suhu kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya
jika keduanya disinari atau melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum
dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.

4. Gas mulia di alam

Gas-gas mulia terdapat di atmosfer dalam jumlah yang relatuf sedikit.


Sebagaimana kita ketahui, atmosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen
(N2) dan oksigen (O2) yang masing-masing meliputi 78% dan 21% volume
udara.
Kandungan Gas-Gas Mulia dalam Udara

No Gas mulia Persentase volume udara

1 Helium
5,24 x 10‾4

2 Neon
1,82 x 10‾3

3 Argon 0,934

4 Kripton
1,14 x 10‾4

5 Xenon
8,70 x 10‾6

6 Radon
6 x 10‾14

Dari tabel di atas, nampak jelas bahwa gas mulia yang paling banyak
dijumpai di atmosfer adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah
nitrogen dan oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di
alam semesta adalah helium. Unsur helium bersama-sama dengan unsur
hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.
Semua gas mulia kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan
udara, kemudian komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan
destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih
yang berbeda-beda.
Argon dapat diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida
(CaC2). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC2, sehingga pada
udara kita memperoleh argon.
CaC2  +  N2       →     CaCN2 + C
2CaC2 + O2       →    CaO + 4C

Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa
sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif. Adapun
radon hanya diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur radium berdasarkan
reaksi inti berikut :

226                222                      4


  88 Ra      →      86 Rn + 2He

5. Kegunaan gas mulia

 Helium

             

Helium digunakan sebagai pengisi balon meteorologi maupun kapal balon


karena gas ini mempunyai rapatan yang paling rendah setelah hidrogen dan
tidak dapat terbakar. Dalam jumlah besar helium digunakan untuk membuat
atmosfer inert, untuk berbagai proses yang terganggu oleh udara misalnya
pada pengelasan. Campuran 80% helium dengan 20% oksigen digunakan
untuk mennggantikan udara untuk pernafasan penyelam dan orang lain yang
bekerja di bawah tekanan tinggi.
 Neon

Neon digunakan untuk membuat lampu-lampu reklame yang memberi


warna merah. Neon cair juga digunakan sebagai pendingin untuk
menciptakan suhu rendah, juga digunakan untuk membuat indikator
tegangan tinggi, penangkal petir dan tabung-tabung televisi.

 Argon

Argon dapat digunakan sebagai pengganti helium untuk menciptakan


atmosfer inert. Juga digunakan untuk pengisi lampu pijar karena tidak
bereaksi dengan kawat wolfram yang panas sampai putih, tidak seperti
nitrogen atau oksigen.
 Kripton

Kripton digunakan bersama-sama dengan argon untuk pengisi lampu


fluoresensi (lampu tabung). Juga untuk lampu kilat fotografi berkecepatan
tinggi. Salah satu spektrumnya digunakan sebagai standar panjang untuk
meter.

 Xenon

            

Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron. Juga digunakan


dalam bidang atom dalam ruang gelembung.

Anda mungkin juga menyukai