DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KADEMANGAN
JL. KRESNA NO 29 KADEMANGAN
GAS MULIA
Unsur gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIII A
sistem periodik, yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr),
ksenon (Xe) dan radon (Rn). Kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya
yang sukar bereaksi. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium mengandung
delapan elektron di kulit terluar, sehingga bersifat stabil. Kestabilan gas-gas
mulia ini sempat membuat para ahli kimia yakin bahwa gas mulia benar-
benar tidak dapat dan tidak mungkin membentuk senyawa, dan itulah
sebabnya sering dinamai gas-gas lembam (inert gases)
Neil Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia
mengetahui bahwa molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina
heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik [O2+][PtF6–]. Oleh karena energi
ionisasi gas xenon (1,17 x 103 kJ mol–1) tidak berbeda jauh dengan molekul
oksigen (1,21 x 103 kJ mol–1), Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat
bereaksi dengan platina heksafluorida.Pada tahun 1962, Bartlett berhasil
mensintesis senyawa xenon dengan rumus XeF6 berwarna jingga-kuning.
Selain itu, xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung dalam
tabung nikel pada suhu 400 °C dan tekanan 6 atm menghasilkan xenon
tetrafluorida, berupa padatan tidak berwarna dan mudah menguap.
Sejak saat itu banyak senyawa gas mulia yang dibuat dengan unsur-unsur
yang keelektronegatifan tinggi, seperti fluor dan oksigen. Lihat Tabel 1.
Di antara semua unsur gas mulia, baru kripton dan xenon yang dapat dibuat
senyawanya. Mengapa kedua gas mulia ini dapat membentuk senyawa?
Tabel 1. Senyawa yang Mengandung Unsur Gas Mulia (Xenon) dengan Unsur
Elektronegatif
Hal ini berkaitan dengan jari-jari atom gas mulia. Pada tabel periodik, jari-
jari atom gas mulia makin ke bawah makin besar. Akibatnya, gaya tarik inti
terhadap elektron valensi makin berkurang sehingga atom-atom gas mulia
seperti xenon dan kripton lebih reaktif dibandingkan gas mulia yang lain.
Radon dengan jari-jari paling besar juga dapat bereaksi dengan oksigen atau
fluor, tetapi karena radon merupakan unsur radioaktif menjadikan senyawa
yang terbentuk sukar dipelajari.
Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan air akan
terbentuk senyawa xenon yang lain. Persamaan kimianya:
Gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang terisi
penuh :
He : 1s2
Ne : 1s2 2s2 2p6
Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Gas mulia merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau. Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air akibat
terjebak di antara molekul air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam air,
sebab jari-jari atomnya terlalu kecil hingga dapat meninggalkan air.
Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia
memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah serta kalor penguapan yang
rendah. Hal ini menunjukan bahwa terdapat ikatan Van der Waals yang
sangat lemah antar atom. Helium adalah zat yang mempunyai titik didih
yang paling rendah. Perhatikan sifat-sifat fisika gas mulia pada tabel berikut.
Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat dipadatkan, kecuali helium.
Gas helium hanya dapat dipadatkan pada tekanan sangat tinggi, di atas 25
atm. Oleh karena gas helium merupakan gas yang memiliki titik leleh dan
titik didih paling rendah maka gas tersebut dapat digunakan sebagai
pendingin untuk mempertahankan suhu di bawah 10 K. Pada 4 K, gas helium
menunjukkan sifat super fluida tanpa viskositas disebut super konduktor,
yaitu zat yang memiliki daya hantar listrik tanpa hambatan dan menolak
medan magnet. Daya hantar listrik helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat
dibandingkan kawat tembaga.
1. Gas-gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang besar, bahkan
terbesar dalam masing-masing deret seperiode. Hal ini sesuai dengan
kestabilan struktur elektron gas-gas mulia yang sangat sukar membentuk
senyawa
2. Dari atas ke bawah energi ionisasi mengalami penurunan, hal ini dapat
menerangkan mengapa gas-gas mulia yang letaknya lebih bawah
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk senyawa.
3. Makin ke bawah letaknya, gas mulia memiliki harga kerapatan, titik
didih dan titik leleh yang makin besar. Hal ini sesuai dengan konsep ikatan,
bahwa gaya tarik Van Der Walls antar partikel akan bertambah besar apabila
jumlah elektron peratom bertambah.
Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil
yang dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan, karena telah
lama dikenal bahwa unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak
lama kemudian ahli riset lainnya menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi
langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner seperti XeF2, XeF4, dan
XeF6.
Adapun bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan bilangan
oksidasinya adalah seperti berikut.
1) Bilangan Oksidasi +2
2) Bilangan Oksidasi + 4
Ni(s)
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(g)
6 atm
3) Bilangan Oksidasi +6
50 atm
Xe(g) + 3F2(g) → XeF6(g)
Xe (IV) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan basa. Xe
(VIII) hanya stabil dalam larutan. Selain senyawa xenon, telah berhasil
dibuat kripton fluorida, KrF2 dan radon fluorida, RnF2. Radon bereaksi spontan
dengan fluor pada suhu kamar. Adapun kripton bereaksi dengan fluor hanya
jika keduanya disinari atau melepaskan muatan listrik. Akan tetapi belum
dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.
1 Helium
5,24 x 10‾4
2 Neon
1,82 x 10‾3
3 Argon 0,934
4 Kripton
1,14 x 10‾4
5 Xenon
8,70 x 10‾6
6 Radon
6 x 10‾14
Dari tabel di atas, nampak jelas bahwa gas mulia yang paling banyak
dijumpai di atmosfer adalah argon, menduduki peringkat ke 3 setelah
nitrogen dan oksigen. Akan tetapi, gas mulia yang paling banyak terdapat di
alam semesta adalah helium. Unsur helium bersama-sama dengan unsur
hidrogen merupakan komponen utama dari matahari dan bintang-bintang.
Semua gas mulia kecuali radon, dapat diperoleh dengan cara mencairkan
udara, kemudian komponen-komponen udara cair ini dipisahkan dengan
destilasi bertingkat. Hal ini dimungkinkan sebab gas mulia memiliki titik didih
yang berbeda-beda.
Argon dapat diperoleh dengan memanaskan udara dan kalsium karbida
(CaC2). Nitrogen dan oksigen di udara akan diikat oleh CaC2, sehingga pada
udara kita memperoleh argon.
CaC2 + N2 → CaCN2 + C
2CaC2 + O2 → CaO + 4C
Helium dapat dijumpai dalam kadar yang cukup tinggi pada beberapa
sumber gas alam, sebagai hasil peluruhan bahan-bahan radioaktif. Adapun
radon hanya diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur radium berdasarkan
reaksi inti berikut :
Helium
Argon
Xenon